OIeh: MauIana Muhammad AIi [Benarkah hukuman Murtad dalam Islam adalah halal darahnya? Bukankah Tak ada paksaan dalam Agama Islam, berikut ini kami sajikan artikel dari Islamologi untuk menghilangkan kesalah-pahaman bahwa Islam adalah agama kekerasan agama intoleransi serta agama yang brutal. Untuk melengkapi pengetahuan tentang masalah ini ada baiknya juga membaca artikel: Jihad dan Jizyah ] Kata murtad berasal dari kata irtadda menurut wazan ifta'ala, berasal dari kata raddayang artinya: berbalik. Kata riddah dan irtidad dua-duanya berarti kembali kepada jalan, dari mana orang datang semula. Tetapi kata Riddah khusus digunakan dalam arti kembali pada kekafiran, sedang kata irtidad digunakan dalam arti itu, tapi juga digunakan untuk arti yang lain (R), dan orang yang kembali dari slam pada kekafiran, disebut murtad. Banyak sekali terjadi salah paham terhadap masalah murtad ini, sama seperti halnya masalah jihad. Pada umumnya, baik golongan Muslim maupun non-Muslim, semuanya mempunyai dugaan, bahwa menurut slam, kata mereka, orang murtad harus dihukum mati. Jika slam tak mengizinkan orang harus dibunuh karena alasan agama, dan hal ini telah diterangkan di muka sebagai prinsip dasar slam, maka tidaklah menjadi soal tentang kekafiran seseorang, baik itu terjadi setelah orang memeluk slam ataupun tidak. Oleh sebab itu, sepanjang mengenai kesucian nyawa seseorang, kafir dan murtad itu tak ada bedanya. !ersoaIan murtad menurut Qur'an Qur'an Suci adalah sumber syari'at slam yang paling utama; oleh sebab itu akan kami dahulukan. Soal pertama, dalam Qur'an tak ada satu ayat pun yang membicaraan perihal murtad secara kesimpulan. Irtidad atau perbuatan murtad yang terjadi karena menyatakan diri sebagai orang kafir atau terang-terangan mengingkari slam, ini tak dapat dijadikan patokan, karena adakalanya orang yang sudah mengaku slam, mempunyai pendapat atau melakukan perbuatan yang menurut penilaian ulama ahli fiqih, bukanlah bersumber kepada slam. Mencaci-maki seorang Nabi atau menghina Qur'an, acapkali dijadikan alasan untuk memperlakukan seseorang sebagai orang murtad, sekalipun ia secara sungguh-sungguh mengaku sebagai orang beriman kepada Qur'an dan Nabi. Soal kedua, pengertian umum bahwa slam menghukum mati orang murtad, ini tak ada dalilnya dalam Qur'an Suci. Dalam Encyclopaedia of Islam, tuan Heffeming mengawali tulisannya tentang masalah murtad dengan kata-kata: "Dalam Qur'an, ancaman hukuman terhadap orang yang murtad hanya akan dilakukan di Akhirat saja. Dalam salah satu wahyu Makkiyah terakhir, terdapat uraian: "Barangsiapa kafir kepada Allah sesudah beriman -bukannya ia dipaksa, sedang hatinya merasa tentram dengan iman, melainkan orang yang membuka dadanya untuk kekafiran-, mereka akan ditimpa kutuk Allah, dan mereka akan mendapat siksaan yang pedih (16:106). Dari ayat ini terang sekali bahwa orang murtad akan mendapat siksaan di Akhirat, dan hal ini tak diubah oleh wahyu yang diturunkan belakangan tatkala pemerintah slam telah berdiri, setelah Nabi Suci hijrah ke Madinah. Dalam salah satu wahyu Madaniyah permulaan, orang murtad dibicarakan sehubungan dengan berkobarnya pertempuran yang dilancarkan oleh kaum kafir dengan tujuan untuk memurtadkan kaum Muslimin dengan kekuatan senjata: "Dan mereka tak akan berhenti memerangi kamu sampai mereka mengembalikan kamu dari agama kamu, jika mereka dapat. Dan barangsiapa di antara kamu berbalik dari agamanya (yartadda) lalu ia mati selagi ia kafir, ini adalah orang yang sia-sia amalnya di dunia dan di Akhirat. Dan mereka adalah kawan api, mereka menetap di sana" (2:217).[1] Maka apabila orang menjadi murtad, ia akan dihukum karena ia kembali mengerjakan perbuatan jahat lagi, tetapi ia tidaklah dihukum di dunia, melainkan di Akhirat. Adapun perbuatan baik yang ia lakukan selama menjadi Muslim, menjadi sia-sia karena ia mengambil jalan buruk dalam hidupnya. Surat ketiga yang diturunkan pada tahun ketiga Hijriah, membicarakan berulangkali orang yang kembali kepada kekafiran setelah mereka memeluk slam, namun hukuman yang diuraikan di dalam Surat tersebut akan diberikan di Akhirat. Qur'an berfirman: "Bagaimana Allah memimpin kaum yang kafir sesudah mereka beriman, dan sesudah mereka menyaksikan bahwa Rasul itu benar; dan sesudah datang kepada mereka tanda-bukti yang terang" (3:85). "Pembalasan mereka ialah, mereka akan ditimpa laknat Allah" (3:86). "Terkecuali mereka yang bertobat sesudah itu, dan memperbaiki kelakuan mereka (3:88). "Sesungguhnya orang yang kafir sesudah mereka beriman, lalu mereka bertambah kafir, tobat mereka tak akan diterima"(3:89). Adapun dalil yang paling meyakinkan bahwa orang murtad tidak dihukum mati, ini tercantum dalam rencana kaum Yahudi yang diangan-angankan selagi mereka hidup di bawah pemerintahan slam di Madinah. Qur'an berfirman: "Dan golongan kaum Ahli Kitab berkata: Berimanlah kepada apa yang diturunkan kepada arang-orang yang beriman pada bagian permulaan hari itu, dan kafirlah pada bagian terakhir hari itu (3:71). Bagaimana mungkin orang yang hidup di bawah pemerintahan slam dapat meng-angan-angankan rencana semacam itu yang amat merendahkan martabat slam, jika perbuatan murtad harus dihukum mati? Surat al-Maidah adalah Surat yang diturunkan menjelang akhir hidup Nabi Suci, namun dalam Surat itu perbuatan murtad dibebaskan dari segala hukuman dunia: "Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan kaum yang Allah cinta kepada mereka dan mereka cinta kepada-Nya" (5:54). Sepanjang mengenai Qur'an Suci, tak ada satu ayat pun yang menerangkan bahwa orang murtad harus dihukum mati, bahkan ayat yang membicarakan perbuatan murtad tak membenarkan adanya hukuman semacam itu, dan tak dibenarkan pula oleh ayat 2:256 yang ini merupakan Magna Charta bagi kemerdekaan beragama yang berbunyi: "laa ikraha fiddiin Tak ada paksaan dalam agama". !ersoaIan murtad menurut Hadits Marilah kita sekarang meninjau uraian Hadits, yang dalil Hadits inilah yang dipakai oleh kitab-kitab fiqih sebagai dasar adanya hukuman mati bagi kaum murtad. Tak sangsi lagi bahwa uraian Hadits yang bersangkutan mencerminkan uraian yang timbul belakangan, namun demikian, jika Hadits itu kita pelajari dengan teliti, sampailah pada kesimpulan, bahwa perbuatan murtad tidaklah dihukum, terkecuali apabila perbuatan murtad itu dibarengi dengan peristiwa lain yang menuntut suatu hukuman bagi pelakunya. mam Bukhari yang tak sangsi lagi merupakan penulis Hadits yang paling teliti dan paling hati-hati, amatlah tegas dalam hal ini. Dalam Kitab Bukhari terdapat dua bab yang membahas masalah murtad; yang satu berbunyi:Kitabul-muharibin min ahlil-kufri wariddah, artinya Kitab tentang orang yang berperang (melawan kaum Muslim) dari golongan kaum kafir dan kaum murtad.Adapun yang satu lagi berbunyi: Kitab istita-bal-mu'anidin wal-murtadin wa qitalihim,artinya Kitab tentang seruan bertobat bagi musuh dan kaum murtad dan berperang melawan mereka. Dua judul itu sudah menjelaskan sendiri. Judul yang pertama, menerangkan seterang-terangnya bahwa yang dibicarakan hanyalah kaum murtad yang berperang melawan kaum Muslimin. Adapun judul yang kedua, hubungan kaum murtad dengan musuh-musuh slam. tulah yang sebenarnya menjadi pokok dasar seluruh persoalan; hanya karena salah paham sajalah maka dirumuskan suatu ajaran yang bertentangan dengan ajaran Qur'an yang terang-benderang. Pada waktu berkobarnya pertempuran antara kaum Muslimin dengan kaum kafir, kerapkali terjadi orang menjadi murtad dan bergabung dengan musuh untuk memerangi kaum Muslimin. Sudah tentu orang semacam itulah yang harus diperlakukan sebagai musuh, bukan karena murtadnya, melainkan karena berpihak kepada musuh. Lalu ada pula kabilah yang tak berperang dengan kaum Muslimin dan apabila ada orang murtad dan bergabung dengan mereka, orang tersebut tak diapa-apakan. Orang semacam itu disebut seterang-terangnya dalam Qur'an Suci: "Terkecuali orang-orang yang bergabung dengan kaum yang mempunyai ikatan perjanjian antara kamu dan mereka, atau orang-orang yang datang kepada kamu sedangkan hati mereka mengerut karena takut memerangi kamu atau memerangi golongan mereka sendiri. Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia beri kekuatan kepada mereka melebihi kamu, sehingga mereka berani memerangi kamu. Lalu jika mereka mengundurkan diri dari kamu, dan tak memerangi kamu,dan menawarkan perdamaian kepada kamu, maka Allah tak memberi jalan kepada kamu untuk melawan mereka" (4:90). Satu-satunya peristiwa yang disebutkan dalam Hadits sahih mengenai pemberian hukuman kepada kaum murtad ialah peristiwa segolongan orang dari kabilah 'Ukul yang memeluk slam dan ikut hijrah ke Madinah, tetapi mereka tak merasa cocok dengan udara di Madinah, maka dari itu Nabi Suci menyuruh mereka supaya tinggal di suatu tempat di luar Madinah, yang di sana dipelihara unta perahan milik pemerintah, sehingga mereka dapat menikmati udara terbuka dan minum susu. Mereka menjadi sehat sekali, tetapi kemudian mereka membunuh penjaganya dan membawa lari untanya. Kejadian itu dilaporkan kepada Nabi Suci, lalu sepasukan tentara diperintah untuk mengejar mereka, dan mereka dihukum mati (Bu. 56:152).[2] Riwayat itu terang sekali bahwa bukan dihukum mati karena murtad, melainkan karena membunuh si penjaga unta. Banyak sekali orang yang hanya menekankan satu Hadits yang berbunyi: "Barangsiapa murtad dari agamanya. Bunuhlah dia (Bu. 88:1). Tetapi mengingat apa yang diungkapkan dalam Kitab Bukhari bahwa yang dimaksud murtad ialah orang yang berbalik memerangi kaum Muslimin, dan menghubungkan nama mereka dengan nama- nama musuh slam, maka terang sekali bahwa yang dimaksud oleh Hadits tersebut ialah orang yang mengubah agamanya dan bergabung dengan musuh-musuh slam lalu bertempur melawan kaum Muslimin. Hanya dengan pembatasan dalam arti itulah, maka Hadits tersebut dapat disesuaikan dengan Hadits lain, atau dengan prinsip- prinsip yang digariskan oleh Qur'an Suci. Sebenarnya, kata-kata Hadits tersebut begitu luas sehingga mencakup segala pergantian agama, agama apa saja. Jika demikian, maka orang non-Muslim yang masuk slam, atau orang Yahudi yang masuk Kristen, harus dibunuh. Terang sekali bahwa uraian semacam itu tak dapat dilakukan kepada Nabi Suci. Maka Hadits tersebut tak dapat diterima begitu saja tanpa diberi pembatasan dalam artinya. Hadits lain yang membicarakan pokok persoalan yang sama menjelaskan arti Hadits tersebut di atas. Hadits ini menerangkan bahwa orang slam hanya boleh dibunuh dalam tiga hal, antara lain disebabkan "ia meninggalkan agamanya, dan meninggalkan masyarakat (attariku lil-jama'ah) (Bu. 88:6). Menurut versi lain berbunyi: "orang yng memisahkan diri (al-mufariq) dari masyarakat. Terang sekali bahwa yang dimaksud memisahkan diri dari atau meninggalkan masyarakat, yang dalam Hadits itu ditambahkan sebagai syarat mutlak, ialah bahwa ia meninggalkan kaum Muslimin dan bergabung dengan musuh. Dengan demikian, kata-kata Hadits itu bertalian dengan waktu perang. Jadi perbuatan yang dihukum mati itu bukan disebabkan mengubah agamanya, melainkan desersi. Dalam Kitab Bukhari tercantum pula satu contoh yang sederhana tentang perbuatan murtad: "Seorang Arab dari padang pasir menghadap Nabi Suci untuk memeluk slam di bawah tangan beliau. Selagi ia masih di Madinah, ia diserang penyakit demam, maka dari itu ia menghadap Nabi Suci dan berkata: Kembalikan bai'atku, Nabi Suci menolaknya, lalu ia menghadap lagi dan berkata: Kembalikan bai'atku, Nabi Suci pun menolaknya, lalu ia pergi (Bu. 94:47). Hadits tersebut menerangkan bahwa mula-mula penduduk padang pasir itu memeluk slam. Pada hari berikutnya, karena ia diserang penyakit demam, ia mengira bahwa penyakit itu disebabkan karena ia memeluk slam, maka dari itu ia menghadap Nabi Suci untuk menarik kembali bai'atnya. ni adalah terang-terangan perbuatan murtad, namun dalam Hadits itu tak diterangkan bahwa penduduk padang pasir itu dibunuh. Sebaliknya, Hadits itu menerangkan bahwa ia kembali ke padang pasir dengan aman. Contoh lain tentang perbuatan murtad yang sederhana diuraikan dalam satu Hadits bahwa pada suatu hari seorang Kristen memeluk slam, lalu ia murtad dan menjadi Kristen kambali, namun demikian, ia tidak dibunuh. "Sahabat Anas berkata, bahwa seorang Kristen memeluk slam dan membaca Surat Ali 'Imran, dan ia menuliskan ayat Qur'an untuk Nabi Suci, lalu ia berbalik menjadi Kristen kembali, dan ia berkata: Muhammad tak tahu apa-apa selain apa yang aku tulis untuknya. Lalu Allah mencabut nyawanya, lalu kaum Muslimin menguburnya (Bu. 61:25). Selanjutnya Hadits itu menerangkan tentang peristiwa dihempaskannya tubuh orang itu oleh bumi. Terang sekali bahwa peristiwa itu terjadi di Madinah setelah diturunkannya Surat kedua (al-Baqarah) dan Surat ketiga (Ali 'Imran) tatkala negara slam telah berdiri, namun demikian orang yang murtad itu tak dianiaya, sekalipun ia mengucapkan kata-kata yang amat menghina Nabi Suci, dan menyebut beliau sebagai pembohong yang tak tahu apa-apa, selain apa yang ia tulis untuknya. Di muka telah kami terangkan bahwa Qur'an menguraikan kaum murtad yang bergabung dengan kabilah yang mengikat perjanjian persahabatan dengan kaum Muslimin, dan kaum murtad yang benar-benar mengundurkan diri dari pertempuran, yang tak memihak kepada kaum Muslimin dan tak pula kepada musuh, dan menerang-kan agar mereka jangan diganggu (4:90). Semua itu menunjukkan bahwa Hadits yang menerangkan bahwa kaum murtad harus dibunuh, ini khusus hanya ditujukan terhadap kaum murtad yang memerangi kaum Muslimin. !erbuatan murtad dan fiqih Jika kita membaca kitab fiqih, di sana diuraikan bahwa mula-mula para ulama fiqih menggariskan satu prinsip yang bertentangan sekali dengan Qur'an Suci, yakni orang dapat dihukum mati karena murtad. Dalam Kitab Hidayah diuraikan: "Orang yang murtad, baik orang merdeka maupun budak, kepadanya disajikan agama slam; jika ia menolak, ia harus dibunuh (H.. hal. 576). Tetapi setelah Kitab Hidayahmenguraikan prinsip tersebut, segera disusul dengan uraian yang bertentangan dengan menyebut orang murtad sebagai "orang kafir yang melancarkan perang (kafirharbiy) yang kepadanya telah disampaikan dakwah slam (H.. hal. 577). ni menunjukkan bahwa dalam Kitab Fiqih pun, orang murtad yang dihukum mati, ini disebabkan karena ia musuh yang memerangi kaum Muslimin. Adapun mengenai perempuan yang murtad, mereka tidak dihukum mati, karena alasan berikut ini: "Alasan kami mengenai hal ini ialah, bahwa Nabi Suci melarang membunuh kaum perempuan dan karena pembalasan yang sebenarnya (bagi kaum mukmin dan kafir) itu ditangguhkan hingga Hari Kiamat, dan mempercepat pembalasan terhadap mereka di dunia akan menyebabkan kekacauan, dan penyimpangan dari prinsip ini hanya diperbolehkan apabila terjadi kerusakan di bumi berupa pertempuran, dan hal ini tak mungkin dilakukan oleh kaum perempuan, karena kondisi mereka tak mengizinkan (H hal. 577). Ulama yang menafsiri kitab itu menambahkan keterangan: "Menghukum mati orang murtad itu wajib, karena ini akan mencegah terjadinya pertempuran yang merusakkan, dan ini bukanlah hukuman karena menjadi kafir (idem). Selanjutnya ditambahkan keterangan sebagai berikut: "Hanya karena kekafiran saja, tidaklah menyebabkan orang boleh dibunuh menurut hukum (idem). Terang sekali bahwa dalam hal pertempuran dengan kaum kafir, ulama ahli fiqih berbuat kesalah-pahaman, dan nampak sekali terjadi pertentangan antara prinsip yang digariskan oleh Qur'an dengan kesalah-pahaman yang masuk dalam pikiran ulama ahli fiqih. Qur'an Suci menggariskan seterang-terangnya bahwa orang murtad dihukum mati, bukan karena kekafirannya melainkan karena hirab ataumemerangi kaum Muslimin. Adapun alasannya dikemukakan seterang- terangnya bahwa menghukum mati orang karena kekafiran, ini bertentangan dengan prinsip-prinsip slam. Tetapi ulama ahli fiqih salah paham, bahwa kemampuan berperang, mereka anggap sebagai keadaan perang, suatu anggapan yang tak masuk akal samasekali. Jika itu yang dimaksud, bahwa orang murtad mempunyai kemampuan berperang, anak kecil pun dapat disebut harbiy (orang berperang), karena anak kecil itu akan tumbuh menjadi besar dan mempunyai kemampuan berperang; bahkan kaum perempuan yang murtad pun tak dapat dikecualikan dari hukuman mati, karena mereka pun mempunyai kemampuan berperang. Undang-undang hukum pidana bukanlah berdasarkan atas kemampuan, melainkan atas kenyataan. Jadi, ulama fiqih pun mengakui benarnya prinsip bahwa orang tidak dapat dihukum mati hanya karena ia mengubah agamanya, terkecuali apabila orang murtad itu memerangi kaum Muslimin. Bahwa ulama fiqih telah berbuat kesalah pahaman dalam mengartikan hirab atau keadaan perang, adalah soal lain. ___________
[1]. Penulis Kristen yang bersemangat sekali untuk menemukan ayat Qur'an yang menghukum mati orang murtad, tak segan-segan lagi menerjemahkan kata fayamut(yang sebenarnya berarti: lalu ia mati) mereka terjemahkan: lalu ia dihukum mati,suatu terjemahan yang amat keliru. Kata fayamut adalah kata kerja aktif, dan katayamutu artinya ialah mati. Digunakannya kata itu membuktikan seterang-terangnya bahwa perbutaan murtad tidaklah dihukum mati. Sebagian mufassir menarik kesimpulan yang salah terhadap ayat yang berbunyi: "ini adalah orang yang sia-sia amal perbuatannya", ini tidaklah berarti bahwa ia akan diperlakukan sebagai penjahat. Adapun yang dimaksud dengan kata amal di sini ialah perbuatan baik yang ia lakukan selama ia menjadi Muslim. Amal inilah yang akan menjadi sia- sia, baik di dunia maupun di akhirat setelah ia murtad. Perbuatan baik hanya akan ada gunanya jika perbuatan baik itu mendatangkan kebaikan bagi seseorang, dan dapat meningkatkan kesadaran menuju perkembangan hidup yang tinggi. Di tempat lain dalam Qur'an Suci diuraikan bahwa perbuatan orang akan sia-sia jika ia hanya bekerja untuk duniawinya saja dan mengabaikan kehidupan akhirat: "Yaitu orang yang tersesat usahanya dalam kehidupan dunia, dan mengira bahwa mereka adalah ahli dalam membuat barang-barang. Mereka mengafiri ayat-ayat Tuhan dan mengafiri perjumpaan dengan-Nya, maka sia-sialah amal mereka. Maka dari itu Kami tak akan menegakkan timbangan bagi mereka pada Hari Kiamat" (18:104-105). Dalam ayat ini, yang dimaksud habithat ialah perbuatan yang sia-sia sepanjang mengenai kehidupan rohani. [2]. Sebagian Hadits menerangkan bahwa mereka disiksa sampai mati. Jika ini terjadi sungguh-sungguh, ini hanyalah sekedar hukum qisas, yang sebelum turun wahyu tentang hukum pidana secara slam, hukum qisas menjadi peraturan yang lazim. Sebagian Hadits menerangkan bahwa segolongan orang dari kabilah 'Ukul mencukil mata penjaga unta, lalu digiringnya ke gunung batu yang panas, agar ia mati kesakitan. Oleh sebab itu lalu mereka juga dihukum mati seperti itu (Ai. V, hal. 58). Tetapi Hadits lain membantah tentang digunakannya hukum qisas dalam peristiwa tersebut. Menurut Hadits ini, Nabi Suci berniat menyiksa mereka sampai mati sebagaimana telah mereka lakukan terhadap si penjaga unta, tetapi sebelum beliau melaksanakan hukuman itu, beliau menerima wahyu yang mengutarakan hukuman bagi mereka yang melakukan pelanggaran semacam itu, yang berbunyi: "Adapun hukuman orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan berbuat bencana di bumi, ialah mereka harus dibunuh atau disalib atau dipotong tangan mereka berselang-seling, atau dipenjara (5:33) (J-C. V, hal. 121). Jadi, menurut ayat ini, perbuatan murtad ialah melancarkan perang terhadap Allah dan Rasul-Nya. Adapun hukumannya bermacam-macam selaras dengan sifat kejahatan yang mereka lakukan. Adakalanya dihukum mati atau disalib apabila ia menjalankan teror; tetapi adakalanya hanya dihukum penjara saja. (hLLp//sLudllslamwordpresscom/2007/10/26/murLaddalamlslam/)
Mari Merenung dengan Artikel Murtad Karena Pacar %& & &
Sebuah [udul dalam rubrlk konsulLasl keluarga darl Ma[alah ClblaLl
Mu81Au kA8LnA ACA8
Assalamu'alalkum ww 8erlLa duka Lelah maLl (lman dan haLl) adlk kaml lulanah yang akhlrnya murLad masuk suaLu agama deml clnLanya pada lelakl nonmusllm 8anyak naslhaL semampu llmu kaml Lelah kaml sampalkan Lapl dla LeLap plllh [alannya sendlrl Apa ada [alan keluar sebelum Ler[adl pernlkahan nonlslam? Wassalam
lkhwaLl semoga Allah merahmaLl klLa semua ke[adlan dl aLas Lelah Ler[adl dan benarbenar Ler[adl aLas salah seorang saudara klLa Sedang Allah Subhanahu Wa 1a'ala berflrman
Maka lnl adalah [awaban yang dlberlkan oleh AsySyalkh hafldzhahullah yang dapaL ana salln hanya sampal anallsa bellau kemudlan ana Lulls beberapa pela[aran dl bawahnya Semoga klLa blsa mengambll manfaaL
!awab Wa'alalkumussalam warahmaLullah Payyakallah selamaL daLang dl ma[alah ClblaLl Sungguh Lngkau Lelah membuaL saya sedlh dengan kesedlhan besar karena berlLa menyaklLkan lnl Sungguh saya leLakkan banyak celaan kepada Anda dan keluarga Anda Anda semua LuruL andll dalam menelanLarkan puLrl Anda sekallan dengan penelanLaran yang dengannya nanLl dla akan kekal selamanya dl dalam neraka !ahannam Anda sekallan membaLasl permasalahan hanya pada kemurLadannya masuk agama laln Sementara permasa|ahan pokok bukan|ah |tu Mustah|| d|a masuk agama |a|n sebe|um d|a me|a|u| beberapa fase kete|antaran yang Anda b|arkan kemudlan saaL kapak sudah mengenal kepala dan dla masuk Agama laln kallan Ler[aga SangaL dlsayangkan Anda sekallan LerlambaL men[aga
1ldak mungkln bagl orang yang berakal blsa membenarkan bahwa seLelah dla selesal mendlrlkan shalaL shubuh kemudlan dla umumkan keluarnya dla darl lslam dan masuknya dla dalam agama laln 1ldak mungkln bagl orang yang berakal membenarkan bahwa seLelah dla selesal darl puasa 8amadhan dan qlyamullall dl dalamnya lalu mengumumkan keluarnya dla darl lslam dan masuknya dla dalam agama laln 1ldak mungkln klLa blsa percaya bahwa seLelah dla menghadlrl ma[ells Lakllm serLa berLeman dengan LemanLeman yang balk lalu mengumumkan keluarnya dla darl lslam dan masuknya dla dalam agama laln Iad| harus|ah d|a te|ah me|ewat| fase men|ngga|kan ka[|an Is|am men|ngga|kan sha|at dan |badah |badah |a|n secara umum h|ngga d|a [auh sama seka|| dar| A||ah kemud|an sete|ah |tu d| bawah pengaruh perasaan dan kec|ntaannya kepada pacar beragama |a|n d|a memutuskan untuk masuk agama tersebut karena dar| asa|nya d|a memang t|dak kons|sten dengan a[arana[aran Is|am Maka Anda sekallan sungguh dlsayangkan te|ah meremehkan [auhnya d|a dar| agama Anda [uga te|ah meremehkan [auhnya d|a dar| akh|aq mu||a dengan member|kannya kebebasan untuk berkena|an dan berteman bahkan berpacaran dengan orang yang sepert| |tu Maka lnllah hasll memllukan yang klLa berlkan ucapan selamaL kepada orangorang pemeluk agama LersebuL akan masuk lslamnya gadls yang Lldak Lahu sama sekall agamanya lnl dan seballknya kaml harap mereka memberlkan selamaL kepada klLa karena masuk lslamnya ulamaulama mereka ke dalam lslam lnllah perbedaan anLara lslam dan agama LersebuL Sesungguhnya saya waha| saudaraku dengan ucapanku |n| berkata sed|k|t keras kepada Anda dan [uga kepada ke|uarga Anda karena dl sana [uga LerdapaL banyak keluarga yang melewaLl cobaan seperLl cobaan Anda sekallan dalam keLeledoran Maka saya lngln agar semuanya Lerbangun Cukup|ah seka|| t|dur cukup seka|| kete|edoran dan cukup seka|| pene|antaran Sesungguhnya saya akan men[awab Anda dan saya mengkhawaLlrkan para da'l yang saya adalah baglan darl mereka kaml akan dlhlsab dl hadapan Allah aLas keLeledoran kaml sehlngga saudarl Anda LerlanLar seperLl lLu Maka dl manakah peran kaml dalam memberlkan pengaruh kepada masyarakaL? I|ka |n| ada|ah apa yang kam| rasakan maka baga|mana pu|a dengan Anda dan ke|uarga Anda pada har| Anda seka||an berd|r| d| hadapan A||ah?! Saudaraku yang mulla Sekarang marl klLa Llnggalkan masa lalu yang wa[lb bagl klLa unLuk blsa mengambll pela[aran darlnya Pendaknya sekarang klLa berflklr bagalmana mengemballkan saudarl klLa lnl kepada hlmpunan lslam Sesungguhnya lnl sebagalmana lnl adalah Langgung [awab saya dan Langgung [awab ulama dl daerah Anda maka hal lnl [uga Langgung [awab Anda hendaknya klLa semua menanggung Langgung [awab lnl bersamasama 8eLapa saya beranganangan seanda|nya Anda mem|nta bantuan kepada para da'| d| daerah Anda se[ak awa| Agar mereka turut and|| bersama Anda da|am menye|esa|kan permasa|ahan yang su||t |n| 1eruLama mereka yang memlllkl llmu luas darl slsl syar'l [uga memlllkl pemahaman dalam hal bagalmana bermuamalah dengan kondlsl seperLl lnl serLa mengeLahul pokokpokok a[aran agama LersebuL na| |n| b|asanya d| atas kemampuan Anda Sekarang muslbah Lelah Ler[adl wa[lb bagl klLa semua unLuk memahaml beberapa perkara penLlng dalam mendlagnosa permasalah lnl agar klLa blsa menenLukan obaLnya yalLu Sesungguhnya kep|ndahan seorang manus|a dar| agama bukan|ah perkara yang mudah lLu bukanlah saLu kepuLusan rlngan yang mungkln seorang unLuk mengambllnya beglLu sa[a Lanpa sebabsebab yang dla llhaL darl slsl pandangnya yang dla men[adl puas Lalu [adllah perkara lLu sebagal pendorong kuaL menu[u kepuLusan unLuk berplndah darl agamanya 8erdasarkan hal lnl t|dak benar sama seka|| k|ta bermuama|ah dengan seorang manus|a yang te|ah me|ewat| kond|s| |n| tanpa berusaha merenungan sebabsebabnya dengan bentuk [e|as dan konkr|t agar memungklnkan bagl klLa unLuk berflklr dl [alannya deml mengobaLlnya serLa menenLukan pallng balk dalam bermuamalah dan mendakwahlnya Saudarl Anda Lldak akan masuk agama LersebuL hanya sekedar karena lngln menlkah darl seorang penganuL agama LersebuL sa[a 8ahkan harus ada beberapa fakLor kuaL yang mendorongnya unLuk plndah agama kadang |ak||ak| dar| go|ongan peme|uk agama tersebut |tu member|kan beberapa syubhat kepadanya akan agama Is|am yang kemudlan menggoncangkan kepercayaannya kepada agamanya kemud|an d|a men[e|askan kepadanya akan a[arana[aran agama tersebut yang d| da|amnya d|a b|sa bebas dar| |katan agama yang meng|katnya dengan berbaga| macam |badah D|karenakan bebas dar| ke|st|qamahan |badah sesua| dengan kond|s| yang d|a a|am| d| masa Is|amnya yang t|dak kons|sten dengan sha|at dan |badah|badah |a|n Cleh karena lLulah dla menemukan kebebasan darl lkaLan lbadah harlan yang sesual dengan kehldupannya Maka [adllah hal lLu Lermasuk sebabsebab yang LuruL andll dalam rangka dla menlnggalkan agamanya lalu masuk agama LersebuL kadang bukan hanya pacar berbeda agamanya yang mempengaruhl kadang [uga terhadap pengaruh pengaruh |a|n yang k|ta t|dak mengetahu|nya apakah dar| orang |a|n atau temanteman wan|ta yang [e|ek atau [uga bukubuku yang mend|skred|tkan Is|am 8arangkall salah saLu fakLor lnllah yang mempengaruhl dan membanLu keluarnya dla darl agamanya Sesungguhnya seorang manus|a yang |emah pondas|nya serta sed|k|t pengetahuan terhadap agamanya dengan tab|at sepert| |tu d|a t|dak akan b|sa berpegang dengan kuat d| hadapan perdebatan apa pun dar| agama |a|n yang bagus perma|nannya dengan menggunakan aka| |og|ka dan f||safat ?ang hal lLu men[adlkannya meragukan agamanya !lka Lldak ada seseorang yang membanLunya maka dla akan menlnggalkan aqldahnya blsa kepada aLhels aLau [uga kepada agama orang yang LuruL andll dalam membuaLnya ragu lalu dla pun menlnggalkan flLrahnya yang lurus kepada aqldah laln yang rusak baLlllagl sesaL Lalu Lambahan lLu semua saudarl Anda mendapaLkan pendorong unLuk mengubah agamanya deml memenuhl kelnglnannya unLuk menlkah dengan seorang pemeluk agama LersebuL yang Is|am te|ah me|arang dan mengharamkan pern|kahan |n| 1ermasuk perkara yang dlkukuhkan adalah bahwa LerdapaL keLerpuLusan hubungan anLara saudarl Anda dengan masyarakaL 1elah hllang perasaan hubungan dan kaslh sayang anLara dla dengan anggoLa masyarakaL musllm yang dla hldup dl dalamnya Seballknya barangkall dla mendapaLkan masyarakaL baru yang membuaLbuaL a[aran bagus kokoh dengan berbagal [alan yang Lersusun rapl ul mana masyarakaL baru lLu LuruL andll mengeluarkannya darl lslam agama Allah yang haq kepada agama baLll lnllah anallsa ke[lwaan yang wa[lb bagl klLa unLuk memahamlnya semenLara klLa mengambll permasalahan yang wa[lb bagl klLa unLuk bersungguhsungguh dalam menyelesalkannya semampu klLa dan Lauflk hanyalah darl Allah klLa ambll sebabsebab hldayah dan perbalkan klLa curahkan segenap upaya dalam melakukan perubahan dan memberlkan peLun[uk kemudlan klLa Llnggalkan buahnya unLuk Allah oo kewojlboo koml tlJok lolo booyolob meoyompolkoo (petlotob Allob) Jeoqoo jelos" (CS ?asln (36) 17) Maka saya memohon Lauflk kepada Allah bagl kaml Anda baglnya serLa bagl seluruh kaum musllmln Ada pun beberapa hal yang blsa ana ambll pela[arannya
1 Serlngkall klLa baru sadar akan bahaya yang menlmpa keLlka bahaya LersebuL LepaL dl hadapan klLa lnl adalah bahaya darl kelalalan klLa menelanLarkan orang dekaL aLau dlrl klLa sendlrl [auh darl beragama
2 !angan meremehkan apalagl Lldak berusaha melakukan lbadahlbadah sunnah berusahalah mencarl sebabsebab Ler[aganya agama klLa seperLl menglkuLl ka[lan dan mencarl LemanLeman yang balk ?ang walau klLa kadang merasa Lldak pas dengan mereka [angan puLuskan sllaLurrahml dan memlnLa nasehaL
3 !agalah akhlaq Akhlaq mulla harus dlperhaLlkan 1ermasuk dalam perLemanan yang klLa serlng bersenda gurau akhlaq LeLap harus dl[un[ung
4 uekaLlah dengan para usLadz dan allm ulama serLa mlnLa darl mereka nasehaL dan banLuan
3 Walau pun dengan orang yang berbeda agama klLa LeLap harus bermuamalah dengan balk Lapl dengan LeLap memperhaLlkan baLasanbaLasan 8eglLu pula dengan orang yang sudah masuk agama laln dan maslh klLa harapkan dla kemball klLa harus bermuamalah dengan mereka dengan cara yang hlkmah
6 Waspadal syubhaLsyubhaL yang dapaL menggoncangkan lman yang lemah oleh karena lLu menunLuL llmu syar'l pun harus men[adl agenda klLa uengan llmulah klLa Lahu manamana yang syubhaL dan beLapa lemahnya syubhaLsyubhaL LersebuL (hLLp//sebaglandunlakublogspoLcom/2010/10/marlmerenungdenganarLlkel murLadhLml#!/2010/10/marlmerenungdenganarLlkelmurLadhLml)