Anda di halaman 1dari 5

A.

Landasan Teori
1. Pengertian

Abses Kulit
Abses adalah inIeksi yang membentuk kantong nanah di bawah kulit (David Werner, 1999 :
273). Abses adalah bila nanah berkumpul disuatu rongga, yang mana rongga itu mulanya tidak
ada (kumpulan diktat ilmu penyakit dalam). Abses adalah kumpulan nanah dalam jaringan bila
mengenai kulit berarti di dalam kutis atau subkutis (ProI. DR. Adi Djuanda, 1999 : 36).
2. PathoIisiologi dan Etiologi
$tapiloccocus bila masuk kepembuluh darah dan menginvasi organ lain yang jauh dari tempat
invasi yang pertama, hal ini bisa terjadi pada inIeksi luka atau pemasangan inIus yang tidak
streril. Abses biasanya terbentuk dari inIiltrat radang mula-mula terjadi erithema dengan
undurasi yang terlokalisasi yang biasanya terjadi pada Iolikel rambut dan diikuti oleh
pembentukan abses, kalau abses meluas kearah dalam terjadilah karbunkel. Penyebab utama dari
abses adalah stapiloccocus.
3. ManiIestasi Klinis
1. $etiap jaringan atau tubuh manusia dapat terserang dan mengakibatkan penyakit dengan tanda-
tanda khas yaitu peradangan, nekrosis dan pembentukan abses.
2. Nyeri pada daerah pembengkakan.
3. Disertai dengan demam (suhu 38C)
4. Kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut di tengahnya terdapat pustul kemudian
melunak menjadi abses. Lalu memecah membentuk Iistel.
4. Faktor Predisposisi
1. Hygiene yang kurang.
2. Menurunnya daya tahan tubuh, misalnya kekurangan gizi.

3. Telah ada penyakit lain di kulit, karena terjadi kerusakan di epidermis maka Iungsi kulit sebagai
pelindung akan terganggu sehingga memudahkan terjadinya inIeksi.
5. Komplikasi
Karbunkel dan nekrosis jaringan.
6. Pemeriksaan Penunjang
- Peningkatan hitung leukosit
- Laju endap darah hampir selalu cepat
- Kultur darah positiI pada inIeksi-inIeksi piogenik yang abses lokalisatanya bersiIat metastatik.
- Tehnik ultrasonograIi diagnostik, memberikan petunjuk tentang ukuran abses dan adanya
lokulasi atau abses multipel.
7. Perawatan dan Pengobatan
- Berikan kompres hangat pada daerah abses
- Abses yang belum masak diberi ichtiol zalI.
- Kalau abses sudah masak sebaiknya diinsisi untuk mengeluarkan pus.
- Berikan antibiotik.

B. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan.
Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, teknik
dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien atau keluarga
(Nursalam, 2001 : 1). Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Lner,et.Al, 1996).
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentiIikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001). Berikut ini merupakan data-data
pokok yang perlu dikaji pada klien pada abses:
- Pemeriksaan Iisik
Inspeksi dan diklasiIikasikan berdasarkan morIologi Ukuran, warna, tekstur, kekerasan,
konIigurasi lokasi dan distribusi kulit.
- Data subjek: gatal, nyeri, kemerahan, panas dan perubahan warna kulit.
- Data objektiI: warna, tugor, kemerahan, kebersihan dan edema.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan aktual atau
potensial. Adapun tujuannya adalah mengidentiIikasi adanya masalah aktual berdasarkan respon
klien mencegah atau menghilangkan masalah (la ode jumadi GaIIar, 1997). Adapun diagnosa
keperawatannya adalah:
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inIlamasi jaringan.
- Nyeri berhubungan dengan inIlamasi jaringan
- Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri
- Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
yang kurang
- Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnmya inIormasi mengenai penyakit.
3. Perencanaan Keperawatan
$etelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan keperawatan. Tujuan
perencanaan adalah mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah penentuan prioritas diagnosa keperawatan, penetapan
tujuan, penetapan kriteria dan merumuskan intervensi keperawatan. Adapun intervensi dari
diagnosa yang muncul pada abses adalah:
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi jaringan
Tufuan : integritas kulit membaik.
Intervensi :
- Kaji kerusakan, ukuran, kedalaman, warna, cairan setiap 4 jam.
Rasionalisasi: untuk mengetahui seberapa besar kerusakan jaringan kulit.
- Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peninggian ekstrimitas dan imobilisasi.
Rasionalisasi : untuk mengurangi edema dan meningkatkan
sirkulasi.
- Pertahankan teknik aseptik
Rasionalisasi : perawatan kurang resiko inIeksi dan kerusakan jaringan semakin meluas.
- Gunakan kompres dan balutan.
Rasionalisasi : sirkulasi darah lancar
- Pantau suhu setiap 4 jam, laporkan kedokter jika ada peningkatan
Rasionalisasi : mengetahui tanda-tanda inIeksi

eri berhubungan dengan inflamasi jaringan
Tufuan : gangguan rasa nyaman nyeri teratasi (hilang)
Intervensi .
- Kaji intensitas nyeri menggunakan skala nyeri
Rasionalisasi : untuk mengetahui seberapa besar nyeri.
- Pertahankan ekstrimitas yang dipengaruhi dalam posisi yang ditentukan.

Rasionalisasi : mengurangi nyeri.
- Berikan analgesik jika diperlukan
Rasionalisasi : mengurangi nyeri.
- Bantu dan ajarkan penanganan terhadap nyeri misalnya relaksasi.
Rasionalisasi : mengurangi nyeri.
- Tingkatkan aktivitas distraksi
Rasionalisasi : mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
angguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan neri
Tufuan . Kebutuhan tidur terpenuhi.
Intervensi .
- Kaji tingkat kebutuhan tidur
Rasionalisasi : mengetahui lamanya kebutuhan tidur
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
Rasionalisasi : memudahkan klien untuk tidur.
- Berikan kesempatan pada klien untuk beristirahat
Rasionalisasi : agar klien dapat beristirahat
- Kolaborasi tentang pemberian analgetik
Rasionalisasi : dapat mengurangi nyeri dan memudahkan klien untuk istirahat tidur.

angguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi ang kurang
Tufuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
- Kaji turgor kulit
Rasionalisasi : ketidakadekuatan volume cairan di dalam tubuh menyebabkan kulit kering.
- Kaji perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh
Rasionalisasi : peningkatan suhu tubuh dapat meningkatkan laju metabolik dan kehilangan cairan
melalui evaporasi.
- Catat jumlah makanan yang dihabiskan
Rasionalisasi : untuk mengetahui seberapa banyak klien makan
- Timbang berat badan setiap hari
Rasionalisasi : untuk mengetahui penurunan dari status nutrisi
- Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering dan banyak mengandung zat gizi.
Rasionalisasi : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangna informasi mengenai proses penakit
Tufuan . agar klien mengetahui proses terjadinya penyakit
Intervensi :
- Kaji tingkat kecemasan
Rasionalisasi : untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang proses terjadinya penyakit
Rasionalisasi : untuk mengetahui pengetahuan klien tentang proses terjadinya penyakit.
- InIormasikan secara akurat tentang kondisi klien dan tindakan yang akan diberikan
Rasionalisasi : klien mengerti sehingga dapat mengurangi cemas.
- InIormasikan secara akurat tentang proses terjadinya penyakit
Rasionalisasi : agar klien mengetahui tentang proses terjadinya penyakit.


4. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan perawatan merupakan tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan yang
dilakukan secara nyata untuk membantu klien mencapai tujuan rencana tindakan yang telah
dibuat. Prinsip yang digunakan dalam memberikan tindakan keperawatan adalah cara pendekatan
yang eIektiI dan teknik komunikasi yang terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang
dilakukan terhadap klien.

5. Evaluasi

Evaluasi dan penilaian asuhan keperawatan adalah untuk mengetahui keberhasilan atas tindakan
yang akan dilaksanakan. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi yaitu masalah belum dapat
teratasi atau mungkin timbul masalah baru.

Evaluasi yang digunakan mencakup dua bagian yaitu evaluasi proses (IormatiI) dan evaluasi
hasil (sumatiI). Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilaksanakan secara terus menerus terhadap
tindakan yang telah dilakukan. $edangkan evaluasi hasil adalah evaluasi hasil tindakan secara
keseluruhan untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan dan menggambarkan
perkembangan dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan.



$:2-er Referensi : http://askep-topbgt.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai