Anda di halaman 1dari 18

1 , P a g e

BAB 1
PENDAHULUAN

HidroseIalus berasal dari kata hidro ang berarti air dan chepalon ang berarti kepala.
HidroseIalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal (CSS) secara aktiI ang
menebabkan dilatasi sistem ventrikel.
1
HidroseIalus sering ditemukan pada bai ang secara
khas ditandai dengan pembesaran ukuran kepala karena tekanan intrakranial (TIK) ang
meningkat. Selain itu, ditemukan juga temuan klinis hidroseIalus ang tidak disertai
peninggian TIK atau ang disebut hidroseIalus tekanan normal, ang ditemukan pada
dewasa.
2

Normal Pressure Hydrocephalus (NPH) adalah kondisi ang biasana terjadi pada usia
dewasa 55 tahun atau lebih ang diduga menjadi 5 penebab dari kasus-kasus demensia.
Pada kondisi ini, terjadi akumulasi CSS di otak ang mempengaruhi Iungsi otak akan tetapi
tanpa peningkatan atau sedikit peningkatan tekanan dari cairan tersebut.
2
Sejak awal dikenalkan, etiologi dan patoIisiologi pasti dari NPH masih dianggap
membingungkan dan diduga disebabkan oleh banak Iaktor. Tetapi secara umum, para ahli
sepakat bahwa NPH terjadi akibat kelainan pada aliran dan absorbsi dari CSS.
4
Kondisi ini pertama kali dikenalkan sebagai kondisi dengan tiga gambaran klinis khas,
aitu gangguan gaa berjalan (gait), demensia, dan inkontinensia kandung kemih.
3
Penting

untuk mengetahui gejala-gejala tersebut karena hal ini merupakan penanda untuk mengetahui
penebab demensia ang secara potensial reversibel.
2
Tinjauan ini diIokuskan untuk mengenali NPH berikut terapina sehingga bisa
didapatkan pemahaman lebih jauh mengenai kondisi tersebut.


2 , P a g e

BAB 2
TIN1AUAN PUSTAKA

2.1 Spatium Liqour Cerebrospinalis
Susunan saraI pusat (SSP) seluruhna diliputi oleh CSS. CSS juga mengisi rongga
dalam otak, aitu ventriculus, sehingga mungkin untuk membedakan spatium liquor
cerebrospinalis internum dan externum ang berhubungan dengan ventriculus quartus.
5

2.1.1. Spatium Liquor Cerebrospinalis Internum
Sistem ventricular terdiri dari empat ventriculares; dua ventriculus lateralis (I & II) di
dalam hemispherii telencephalon, ventriculus tertius pada diencephalon dan ventriculus
quartus pada rombencephalon (pons dan med. oblongata).
5


Gambar 2.1 Anatomi ventrikel otak
(Sumber: Sitorus, 2006)
3 , P a g e

Kedua ventriculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius melalui Ioramen
interventriculare (Monro) ang terletak di depan thalamus pada masing-masing sisi.
Ventrikel tertius merupakan suatu celah ventrikel ang sempit di antara dua paruhan
diencephalons. Ventriculus tertius berhubungan dengan ventriculus quartus melalui suatu
lubang kecil, aitu aquaductus cerebri (aquaductus slvii). Ventriculus quartus membentuk
ruang berbentuk kubah di atas Iossa rhomboidea, antara cerebellum dan medulla serta
membentang sepanjang recessus lateralis pada kedua sisi. Masing-masing recessus berakhir
pada Ioramen Luscka, muara lateral dari ventriculus quartus. Pada perlekatan vellum
medullare anterior terdapat apertura mediana magendie.
5

2.1.2. Spatium Liquor Cerebrospinalis Externum


Spatium liquor cerebrospinalis externum terletak antara dua lapisan meningen. Di
sebelah interna dibatasi oleh piamater dan sebelah externa dibatasi oleh arachnoidea (spatium
subarachnoideum). Sedangkan piamater melekat erat pada permukaan luar SSP, membran
arachnoidea meluas ke sulci, lekukan, dan Iossa sehingga di atas lekukan ang lebih dalam
terbentuklah rongga ang lebih besar, aitu cisterna subarachnoidea, ang diisi liquor
cerebrospinalis. Rongga ang terbesar adalah cisterna magna, ang merupakan pelebaran
rongga-rongga subarakhnoid antara medulla oblongata dengan Hemisphere cerebellum.
5
Ruang subarakhnoid spinal merupakan lanjutan dari cisterna cerebellomedullaris. Ruang
ini merupakan selubung medula spinalis sampai dengan setinggi S2. Ruang subarakhnoid di
bawah S2 merupakan sakus atau teka lumbalis, tempat dimana CSS diambil saat pungsi
lumbal.
5

2.2 Cairan Cerebrospinalis (CSS)
2.2.1 Fungsi
CSS memberikan dukungan mekanik pada otak dan bekerja seperti jaket pelindung dari
air. Cairan ini mengontrol eksitabilitas otak dengan mengatur komposisi ion, membawa
4 , P a g e

keluar metabolit-metabolit (otak tidak mempunai pembuluh limIe), dan memberikan
beberapa perlindungan terhadap perubahan-perubahan tekanan (volume venosus volume
cairan cerebrospinal).
5

2.2.2 Komposisi dan Volume

Cairan cerebrospinal jernih, tidak berwarna dan tidak berbau. Nilai normal rata-
ratana ang lebih penting diperlihatkan pada tabel 1.
Cairan Penampilan Sel (per ul) Protein Lain-lain
Lumbal Jernih dan
tanpa warna
0-5 15-45 mg/dl Glukosa 50-75
mg/dl
Ventrikel Jernih dan
tanpa warna
0-5 (limIosit) 5-15 mg/dl Nitrogen non
protein 10-35
mg/dl. Tes
Kahn dan
wasserman
(VDRL) negatiI

CSS terdapat dalam suatu sistem ang terdiri dari spatium liquor cerebrospinalis
internum dan externum ang saling berhubungan. Hubungan antara keduana melalui dua
apertura lateral dari ventrikel keempat (Ioramen Luscka) dan apetura medial dari ventrikel
keempat (Ioramen Magendie). Volume CSS normal pada dewasa adalah 150 ml. CSS
diproduksi oleh pleksus choroidalis pada tingkat 0.20-0.35 ml/min; bagian internal
(ventricular) dari sstem menjadi kira-kira setengah jumlah ini. Antara 400-500 ml cairan
cerebrospinal diproduksi dan direabsorpsi setiap hari.
6

2.2.3. Tekanan


Tekanan rata-rata cairan cerebrospinal ang normal adalah 70-180 mm air, perubahan
ang berkala terjadi menertai denutan jantung dan pernapasan. Tekanan meningkat bila
terdapat peningkatan pada volume intracranial (misalna, pada tumor), volume darah (pada
perdarahan), atau volume cairan cerebrospinal (pada hidroseIalus) karena tengkorak dewasa
merupakan suatu kotak ang kaku dari tulang ang tidak dapat menesuaikan diri terhadap
penambahan volume tanpa kenaikan tekanan.
5

5 , P a g e

2.2.4. Sirkulasi CSS
CSS dihasilkan oleh pleksus choroideus dan mengalir dari ventriculus lateralis ke
dalam ventriculus tertius, dan dari sini melalui aquaductus slvii masuk ke ventriculus
quartus. Di sana cairan ini memasuki spatium liquor cerebrospinalis externum melalui
Ioramen lateralis dan medialis dari ventriculus quartus. Cairan meninggalkan sstem
ventricular melalui apertura garis tengah dan lateral dari ventrikel keempat dan memasuki
rongga subarachnoid. Dari sini cairan mungkin mengalir di atas konveksitas otak ke dalam
rongga subarachnoid spinal. Sejumlah kecil direabsorpsi (melalui diIusi) ke dalam pembuluh-
pembuluh kecil di piamater atau dinding ventricular, dan sisana berjalan melalui jonjot
arachnoid ke dalam vena (dari sinus atau vena-vena) di berbagai daerah kebanakan di atas
konveksitas superior. Tekanan cairan cerebrospinal minimum harus ada untuk
mempertahankan reabsorpsi. Karena itu, terdapat suatu sirkulasi cairan cerebrospinal ang
terus menerus di dalam dan sekitar otak dengan produksi dan reabsorpsi dalam keadaan ang
seimbang.
5
untuk lebih singkatna, dapat dilihat pada gambar 2.2 dan 2.3.

Gambar 2.2 aliran CSS
11

(sumber: Verrees, 2006)
6 , P a g e














Gambar 2.3 bagan Iisiologi aliran CSS

2.3 Normal Pressure Hydrocephalus
2.3.1 Definisi
NPH adalah kumpulan gejala klinis kompleks ang ditandai dengan trias gejala ang
khas, aitu demensia, gangguan gaa berjalan, dan inkontinensia uri. Pada kondisi ini sering
ditemukan pembesaran ventrikel pada gambaran CT- Scan atau MRI akan tetapi dengan
tekanan ang normal pada CSS ketika dilakukan lumbal pungsi.
7

2.3.2 Sejarah
Hakim dan Adams pertama kali menjelaskan kumpulan gejala ang disebut 'idiopathic
Normal Pressure Hdrocephalus (INPH) pada tahun 1965. Dalam artikelna, mereka
melaporkan 6 orang pasien dengan trias: gangguan memori ringan, lamban berpikir dan
Cairan CSS
dibentuk di
pleksus
koroidalis
Ventrikel lateralis Ventrikel III
Melalui
aquaductus silvii
Ventrikel IV
$ubarachnoidal
$pace
Melalui Ioramen
Magendi dan
Ioramen Luschka
Cairan
bersirkulasi
mengelilingi
bagian otak dan
medula spinalis
Cairan diabsorbsi
melalui granulasi
arachnoid
7 , P a g e

hambatan proses berpikir; gangguan gaa berjalan; dan inkontinensia urine. Pada 3 orang
pasien penebab gejala tersebut masih belum diketahui sedangkan pada tiga lainna diduga
disebabkan oleh trauma kepala (2 orang) dan kista pada ventrikel III.
7

Observasi oleh kedua peneliti tersebut berdasarkan dari apa ang diketahui pada masa itu
ang disebut ' sindroma hidroseIalus sekunder. Pada kelainan ini, hidroseIalus terjadi
karena adana darah atau sel-sel inIlamasi pada CSS ang menumbat proses reabsorbsi.
Dengan berkembangna hidroseIalus karena peningkatan tekanan, pasien akan mengalami
gangguan kesadaran, neri kepala, gangguan gaa berjalan dan inkontinensia urin. Pada
penemuan ini, ang aneh adalah ditemukanna tekanan normal pada CSS ketika dilakukan
lumbal pungsi dan sebab ang tidak diketahui pada ketiga pasien.
7

2.3.3 Epidemiologi
Sebuah studi di Norwegia mendapatkan angka prevalensi NPH sebanak 21,9 per
100.000 penduduk dan insiden sebanak 5,5 per 100.000 penduduk dan peneliti menduga
bahwa angka tersebut adalah angka perkiraan minimum. Penelitian lain di Jepang
menemukan bahwa dalam suatu studi radiologi, individu usia tua (usia ~ 65 tahun) ang
menjalani MRI, ditemukan prevalensi NPH sebesar 1,4. Prevalensi NPH diperkirakan
sebanak 14 pada populasi umum (baik ang telah menjalani MRI atau tidak). Dari kedua
penelitian tersebut disimpulkan bahwa NPH tidak tergantung oleh ras dan jenis kelamin.
Akan tetapi NPH dipengaruhi oleh usia karena angka kejadianna meningkat seiring
bertambahna usia.
2,3

2.3.4 Patofisiologi
Verrees, et al (2004) menjelaskan bahwa NPH adalah kelainan dimana terjadi penurunan
absorbsi CSS. Tidak peduli apakah sebabna diketahui atau tidak, proses ini terjadi karena
granulasi pada arakhnoid gagal mempertahankan mekanisme pembuangan CSS normalna,
paling sering karena Iibrosis dan 'scarring ang menumbat permukaan absorbsi. Gradien
8 , P a g e

tekanan meningkat antara cairan di ruang subarakhnoid ang mengelilingi otak dan cairan di
dalam ruang ventrikel. Perbedaan tekanan menimbulkan penurunan produksi CSS dan
terjadina tekanan ang lebih tinggi, akan tetapi masih normal. Tekanan baru ang relatiI
tinggi ini melebarkan ventrikel, meregangkan serat-serat saraI dan menekan jaringan
parenkim perventrikular. Penekanan jaringan otak oleh karena pembesaran ventrikel ini juga
menekan arteriol dan kapiler sehingga sering menebabkan iskemia.
8
Untuk lebih singkatna
dapat dilihat pada gambar 2.4.
Teori ang menatakan Iibrosis sebagai dasar patoIisiologi dari NPH tersebut masih
diperdebatkan. Beberapa ahli meakini bahwa NPH disebabkan karena absorbsi CSS ang
buruk dikarenakan hidroseIalus eksterna sekunder jinak karena granulasi arakhnoid ang
imatur.
8
Pencetus awal terjadina NPH bisa ada atau tidak diketahui. Perdarahan subarakhnoid,
trauma kepala, dan meningitis adalah pencetus ang paling sering. Pasien dengan Iaktor
pencetus ang diketahui biasana lebih berespon terhadap 'Shunting dibandingkan pasien
dengan hidroseIalus idiopatik ang kronis.
8

Apapun penebab aslina, semua ahli sepakat bahwa pada NPH terjadi hidroseIalus
komunikans. Tipe hidroseIalus ini berlawanan dengan tipe non-komunikans, ang
menunjukkan tidak adana massa obstruktiI, seperti tumor, abses atau bekuan darah ang
menumbat jalur utama aliran CSS.
8
2.3.5 Manifestasi klinis dan gejala
Seperti ang sering disebutkan di bagian sebelumna, ada 3 gejala ang khas pada NPH,
aitu:
1. Gangguan gaa berjalan (Gait Disturbance)
2. Demensia.
3. Inkontinensia Urin
9 , P a g e






























Gambar 2.4 Bagan PatoIisiologi NPH

Perdarahan
Subarachnoid
Head trauma Meningitis
Gangguan reabsorbsi
pada granulasi
subarachnoid
Darah dan sel-sel
inIlamasi memblok
jalur reabsorbsi di
granulasi subarachoid
7

Fibrosis dan $carring
Terjadi perbedaan
tekanan antara cairan di
subarachnoidal space
dengan cairan di sistem
ventrikuler
Produksi CSS
Setting tekanan rata-
rata menjadi naik tetapi
masih dalam batas
normal
Terbentuklah 'baseline
pressure baru ang
tinggi tetapi masih
dalam batas normal
Ventrikel melebar
Serat-serat saraI sekitar
meregang
Menekan Jaringan
parenkim periventrikuler
Menekan arteriol dan
kapiler di parenkim
tersebut
Iskemia pada jaringan
tersebut
10 , P a g e

2.3.5.1 Gangguan gaya berjalan
Gangguan gaa berjalan pada NPH diduga adalah tipe 'Irontal dsequilibrium atau tipe
Irontal gait disorder. Gejala ang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah
ketidakseimbangan, kaki ang mudah terasa lelah, lemah pada kaki, dan seiring berjalanna
penakit, langkah menjadi lebih pendek, meneret kaki, dan lambat berbelok. Trias gait
hipokinetik, ang dihubungkan dengan langkah lebar, penurunan ketinggian dalam
melangkah (mengangkat kaki) dan gangguan pada keseimbangan dinamis dianggap sebagai
karakteristik INPH.
7

2.3.5.2 Demensia
Pada NPH gangguan kortikal seperti apraxia, agnosia dan aIasia jarang ditemukan.
Masalah dengan atensi, konsentrasi, sering lupa, apatis dan lambat mental adalah ang paling
sering ditemui, membuatna dikenali dengan gangguan subkortikal. Fakta ang disebutkan
oleh pasien-pasien NPH seringkali akurat dan jawaban-jawaban ang diberikan seringkali
benar. Hal ini ang membedakan antara demensia pada NPH dan Alzheimer.
8

2.3.5.3 Inkontinensia Urin
Urgensi adalah ang paling sering ditemui pada awal perjalanan penakit NPH.
Inkontinensia sering ditemukan pada Iase lanjut. Studi urodinamik menunjukkan adana
hiperreIleksia dan instabilitas dari musculus detrusor kandung kemih, akan tetapi tidak ada
bukti bahwa ada deIek pada kontrol kandung kemih. Ini menunjukkan bahwa kerusakan
adalah pada jalur periventrikuler ang menuju pusat sakral kandung kemih dan penurunan
inhibisi dari kontraksi kandung kemih.
7

2.3.6 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis NPH bukan perkara ang mudah. Sprecher et al (2008)
dalam jurnalna ang diterbitkan oleh NIH (National Institute oI Health) menebutkan
11 , P a g e

minimal ada 3 klasiIikasi pasien dengan NPH. Pasien dengan probable, possible, atau
unlikely NPH.
3

Pasien dengan probable NPH adalah ~40 tahun, dengan perjalanan gejala selama
minimal 3 bulan dan 'opening pressure` CSS antara 70-245mm H
2
O. MRI atau CT-Scan
menunjukkan Index Evan setidakna 0,3. Pasien setidakna menunjukkan disIungsi gait,
ditambah disIungsi urin atau kognitiI. Untuk kriteria disIungsi kognitiI, setidakna ada 2
bagian atau lebih, misalna kecepatan psikomotor, kecepatan motorik ang baik atau akurasi,
atensi, memor jangka pendek, Iungsi eksekutiI atau perubahan kebiasaan atau kepribadian.
3
Pasien dengan Possible NPH adalah pasien dengan 40 tahun, atau memiliki gejala
kurang dari 3 bulan, 'opening pressure` CSS ang abnormal atau tidak diketahui, gejala
non-progresiI atau atroIi cerebral ang terlihat ventrikulomegali secara jelas.
Pasien dengan Unlikely NPH biasana mengalami papiledema atau gejala khas dari
penakit lain dan tidak mengalami ventrikulomegali atau trias dari NPH.
Untuk Studi diagnostik, bisa menggunakan routine spinal tap, ang digunakan untuk
meningkirkan penakit lain. Protein dan glukosa CSS normal, leukosit count 5 atau kurang
per mcL dan opening pressure 200 mmH
2
O menunjukan NPH sebagai kausa gejala
neurologi.

Gambar 2.5 gambaran MRI T2-weighted ang menunjukkan pembesaran ventrikel lateralis
(sumber: http://www.news-medical.net/news/2010)
12 , P a g e


Gambar 2.6 MRI pasien dengan probable NPH. Evan ratio adalah lebar maksimal
dari ventrikel dibagi jarak biparietal terbesar antara bagian dalam tengkorak. Pada
kasus ini, Evans ratio sebesar 0,39. Ventrikulomegali ditentukan jika Evans ratio
0,30 atau lebih.
(sumber: Sprecher et al, 2008)
2.4 Penatalaksanaan
2.4.1 Medikamentosa
Pemakaian terapi medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidroseIalus
melalui upaa mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaa meningkatkan
resorpsina . Pada dasarna obat-obatan ang diberikan adalah duretika seperti asetazolamid
dan Iurosemid. Cara ini hana eIektiI pada hidroseIalus tipe non obstruktiI dimana terjadi
peningkatan sekresi CSS atau hambatan absorpsi CSS seperti pada kasus-kasus oklusi sinus,
meningitis, atau perdarahan intraventrikuler pada neonatal
13 , P a g e

Pemberian terapi diuretik dapat diberikan pada bai prematur dengan perdarahan pada
CSF (selama tidak terjadi hdrocephalus aktiI) sambil menunggu apakah terjadi absorpsi CSF
secara normal kembali.Namun hal ini harus tetap diingat hana sebagai terapi tambahan saja
bukan sebagai terapi deIinitiI. Diuertik ang diberikan adalah
9
1. Acetazolamide: 25mg/kg/hari per oral 2x1, ditingkatkan 25mg/kg/hari tiap hari
sampai 100mg/kg/hari tercapai.
2. Furosemide: 1mg/kg/hari per oral
2.4.2 Bedah
Sprecher et al (2008) menganjurkan CSS shunting, karena 60 pasien NPH membaik
dengan shunting. Eksternal lumbal drainage juga merupakan metode awal selain untuk terapi
juga untuk membantu diagnosis dari NPH.
3

External Lumbal Drainage
External Lumbal Drainage adalah tindakan lain ang mempunai prinsip sama dengan
pungsi lumbal. Hana saja tindakan ini melakukan pengeluaran cairan sedikit demi sedikit
tetapi kontinu. Bisa untuk terapi ataupun diagnostik. Tes ini dilakukan dengan pemasangan
alat khusus di punggung pasien dan dilakukan selama lima hari. Sebelum dan 5 hari setelah
pemeriksaan dilakukan uji klinis, neuroIisiologi serta neuropsikologis pasien. Kemudian hasil
tes tersebut dibandingkan, jika terdapat kemajuan maka pasien tersebut merupakan kandidat
ang baik untuk pemasangan selang (shunt).
4
14 , P a g e


Gambar 2.9 lokasi pungsi lumbal
(sumber:https://lh4.googleusercontent.com/0YEXRpaQL5o/TYBsBIGi5
I/AAAAAAAAALw/EgsGVJ1vTk/s1600/adz.jpg)

Shunting
Terapi deIinitiI hidroseIalus gold standart adalah Ventrikulo-Peritoneal ( VP ) shunting.
Kateter ditempatkan ke ventrikel lateral dan dihubungkan katup subkutan ang dilekatkan ke
kateter secara subkutan menuju perut dan dimasukkan ke dalam rongga peritoneum.
Komplikasi pada bulan pertama mencapai 25-50, setelah itu, pertahun 4-5 dan setiap
komplikasi berarti harus dilakukan revisi. Komplikasi ang utama adalah InIeksi pada shunt,
Obstruksi, dan Perdarahan intrakranial
9
Pada ventriculo atrial shunting, ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atrium kanan
jantung melalui v. jugularis interna. Prosedur ini biasana merupakan pilihan utama bagi
pasien ang tidak dapat dipasang distal abdominal catheters seperti pada pasien dengan
multiple operation, baru mengalami sepsis abdominal, kavum peritoneal ang malabsorptive
dan pseudokista abdominal. Prosedur ini memiliki lebih banak resiko dan komplikasi jangka
15 , P a g e

panjang ang serius seperti gagal ginjal, dan great vein thrombosis. Panduan Fluoroskopik
diperlukan untuk mencegah terjadina trombosis kateter (short distal catheter) atau cardiac
arrhythmias (long distal catheter).
9
Lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.7

Gambar 2.7 JP $hunt
(sumber: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/enc/presentations/1001235.htm)
16 , P a g e


Gambar 2.8 VA shunt
(sumber:http://koraszulott.com/cikkek/Hdrocephalus20E9s20shuntelemei/ima
ge003.jpg)
2.5 Prognosis
Berdasarkan beberapa studi, pasien dengan shunting sebanak 59 dan ang mengalami
peningkatan kondisi sebesar 29. Di studi lain, 72 dari 25 pasien mengalami peningkatan
pada aktivitas sehari-hari. Secara umum, pasien NPH dengan sebab ang diketahui merespon
VP shunt dengan hasil ang lebih baik dibandingkan pasien dengan penebab ang tidak
diketahui. Pasien dengan penanganan ang lebih tepat lebih baik prognosisna dibandingkan
dengan pasien ang sudah mengalami gejala jangka panjang. Dan pasien ang merespon
eksternal lumbal drainage (C$ removal) dengan baik, merespon shunting dengan lebih baik
pula.
3






17 , P a g e

BAB 3
KESIMPULAN
Normal Pressure Hydrocephalus (NPH) adalah kondisi ang biasana terjadi pada usia
dewasa 55 tahun atau lebih ang diduga menjadi 5 penebab dari kasus-kasus demensia.
Pada kondisi ini, terjadi akumulasi CSS di otak ang mempengaruhi Iungsi otak akan tetapi
tanpa peningkatan atau sedikit peningkatan tekanan dari cairan tersebut.
Ada 3 gejala ang khas pada NPH, aitu Gangguan gaa berjalan (Gait Disturbance),
Demensia, dan Inkontinensia Urin. Pada lumbal pungsi ditemukan protein dan glukosa CSS
normal, leukosit count 5 atau kurang per mcL dan opening pressure 200 mmH
2
O
menunjukan NPH sebagai kausa gejala neurologi.
Pada MRI atau CT scan ditemukanna pembesaran ventrikel ang ditandai dengan
Evans ratio sebesar 0,30 atau lebih. Penatalaksanaan NPH terbaik adalah dengan C$$
removal melalui shunting baik VP shunt maupun VA shunt ang perlu dikerjakan oleh tenaga
spesialis di RS dengan Iasilitas operasi.
Pada umumna pasien dengan kausa NPH ang diketahui memiliki prognosa lebih baik
jika dilakukan shunt dibandingkan dengan pasien dengan kausa ang tidak diketahui.
Penanganan ang lebih cepat menghasilkan prognosis lebih baik.








18 , P a g e


DAFTAR PUSTAKA


1. Sjamsuhidat R, Jong WD. 2008. uku Afar Ilmu edah. Penerbit EGC, Jakarta.
2. Research analzes clinical connection oI NPH to AD, Available at :http://www.news-
medical.net/news/2010/ diakses 24 Oktober 2011.
3. Sprecher D, Schwalb J, Kurlan R. 2008. Normal Pressure Hydrocephalus. Diagnosis
and Treatment. Published in Curr Neurol Neurosci Rep. Volume 8 No 5 pp 371-376.
Available at NIH Public Access. Diakses dari
http://www.nlm.nih.gov/bsd/publicaccess/resources.html tanggal 23 Oktober 2011
pukul 22.00.
4. Anderson M. 1986. Normal Pressure Hydrocephalus. Britih Medical Journal. Volume
293 pp 837-838.
5. Sitorus MS. 2004. $istem Jentrikel dan Liquor Cerebrospinal. Bagian Anatomi FK
USU. Repositor FK USU (USU Digital Librar).
6. Saanin S. 2006. Ilmu edah $araf. SMF bedah SaraI RS.Dr. M Djamil-Unand
Padang. http://www.angelIire.com/nc/neurosurger/HidroseIalus.html Cited on
Oktober 2011
7. D`abreau A. 2004. Normal Pressure Hydrocephalus. Rhode Island`s Medicine and
Health. Vol. 87 No. 12 pp. 372-374.
8. Verrees M, Warren RS. 2004. anagement of Normal Pressure Hydrocephalus. The
American Famil Phsicians. Volume 70 No 6 pp 1071-1078 downloaded Irom
www.aaIp.org/aIp tanggal 20 Oktober 2011 pukul 21.00.
9. Greenberg et al, 2010. Hydrocephalus in Handbook of Neurosurgery. Thieme. USA.
Pp 307-314.
10.http://www.news-medical.net/news/2010) (Gambar MRI NPH)
11.http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/enc/presentations/1001235.htm (gambar JP
shunt)
12.http://koraszulott.com/cikkek/Hdrocephalus20E9s20shuntelemei/image003.j
pg (gambar VA shunt)
13.https://lh4.googleusercontent.com/0YEXRpaQL5o/TYBsBIGi5I/AAAAAAAAALw
/EgsGVJ1vTk/s1600/adz.jpg) (gambar Lumbal Pungsi)

Anda mungkin juga menyukai