Anda di halaman 1dari 81

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL TAHUN 2011

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2011
0

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

SAMBUTAN
Memasuki tahun kedua pelaksanaan rencana strategis pembangunan pendidikan nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) telah menetapkan kebijakan dan program pembangunan pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal yang mencakup bidang garapan dan sasaran yang meluas seiring dengan adanya kebijakan penataan organisasi dan tata kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Pada tahun 2011, Ditjen PAUDNI menetapkan kebijakan dan program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Masyarakat, Kursus dan Pelatihan, Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI, serta program Pengkajian, Pengembangan dan Pengendalian Mutu Pendidikan serta program Dukungan Manajemen dan Pelaksana Teknis lainnya. Kebijakan dan program Ditjen PAUDNI Tahun 2011 ini diarahkan untuk memenuhi tuntutan peningkatan kualitas layanan dengan tetap berupaya terus mendorong ketersediaan dan akses layanan pendidikan yang semakin luas. Arah kebijakan dan program Ditjen PAUDNI tahun anggaran 2011 harus diketahui dan dipahami oleh seluruh pengelola program/kegiatan serta seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan, target, dan sasaran sebagaimana telah digariskan dalam Renstra dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Ditjen PAUDNI tahun 2011 secara bermutu, transparan, dan akuntabel. Oleh karena itu, Ditjen PAUDNI menerbitkan Pedoman Penyelenggaraan Program PAUDNI tahun 2011 sebagai acuan umum pelaksanaan program PAUDNI tahun 2011. Petunjuk
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

iii

operasional lebih detail/teknis dari pedoman ini akan diatur dengan Petunjuk Teknis yang selaras dengan pedoman ini dan akan diterbitkan oleh sekretariat dan direktorat teknis penanggung jawab kegiatan. Dengan pedoman ini diharapkan program PAUDNI dapat dilaksanakan secara lebih seksama, tepat sasaran, tepat waktu, tepat hasil, dan tepat pengelolaan dengan tetap memberikan ruang gerak yang positif bagi semua pemangku kepentingan untuk berinovasi dan berkreasi sesuai dengan kondisi yang berkembang di lapangan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akhirnya, saya sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan Pedoman ini. Saya mengharapkan Pedoman ini benar-benar dapat dijadikan pegangan oleh semua pihak dalam melaksanakan program PAUDNI. Semoga, dan selamat bekerja. Jakarta, Januari 2011 Plt. Direktur Jenderal,

Hamid Muhammad, Ph.D

iv

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

DAFTAR ISI
SAMBUTAN ................................................................................................... III DAFTAR ISI...................................................................................................... V BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1 B. DASAR HUKUM ............................................................................................. 5 C. TUJUAN ....................................................................................................... 8 D. PENGERTIAN ................................................................................................. 8 E. SASARAN ...................................................................................................10 BAB II KONDISI DAN TARGET PEMBANGUNAN PAUDNI TAHUN 2011 ............. 12 A. B. C. D. KONDISI DAN TARGET PEMBINAAN PAUD .......................................................12 KONDISI DAN TARGET PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN................................14 KONDISI DAN TARGET PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT.............................16 KONDISI DAN TARGET PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN .............21

BAB III KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL ...................................................................... 23 A. B. C. D. A. B. C. A. B. C. A. B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PAUDNI .............................................................23 STRATEGI ...................................................................................................25 PROGRAM PAUDNI ....................................................................................29 ETIKA DAN BUDAYA KERJA ............................................................................40 KELEMBAGAAN .......................................................................................45 KETENAGAAN .........................................................................................48 KEMITRAAN PAUDNI...............................................................................51 ALOKASI ANGGARAN ....................................................................................54 PENGELOLAAN ANGGARAN............................................................................54 BANTUAN SOSIAL ........................................................................................58 PEMANTAUAN DAN EVALUASI ........................................................................70 PELAPORAN ................................................................................................71

BAB IV KELEMBAGAAN, KETENAGAAN DAN KEMITRAAN PAUDNI ................ 45

BAB V ALOKASI DAN PENGELOLAAN ANGGARAN ........................................... 54

BAB VII SISTEM PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN ......................... 70

BAB VIII PENUTUP ......................................................................................... 75


Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

vi

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pembangunan pendidikan nasional tahun 2010-2014 menekankan pada penguatan layanan pendidikan yang relevan, berkualitas dan berdaya saing dalam rangka mempersiapkan insan Indonesia yang cerdas komprehensif. Memasuki tahun kedua pelaksanaan rencana strategis pembangunan pendidikan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUD NI) menetapkan kebijakan dan program pembangunan pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal dan informal yang mencakup bidang garapan dan sasaran yang berubah seiring dengan adanya kebijakan penataan organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional. Dihadapkan pada tantangan reformasi birokrasi dan

perkembangan kebutuhan belajar masyarakat yang dinamis, kebijakan dan program pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal pada tahun 2011 diarahkan untuk dapat terus mendorong peningkatan akses, pemerataan dan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

keterjangkauan

layanan

pendidikan

namun

lebih

memperhatikan pemenuhan standar, mutu, dan relevansi layanan. Program pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal pada tahun 2011 diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas, terbuka, merata dan bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat untuk belajar dan memberdayakan diri melalui layanan pendidikan anak usia dini, pendidikan keaksaraan, pendidikan kecakapan hidup, kursus dan pelatihan, pengembangan budaya baca, hingga layanan pendidikan pemberdayaan perempuan dan keorangtuaan. Di samping itu, pada tahun ini, Ditjen PAUDNI juga memiliki tugas dan garapan untuk memberikan layanan pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Dengan adanya tugas baru ini, diharapkan layanan pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal akan lebih terpadu, holistik dan integratif. Kebijakan dan program PAUD NI pada tahun 2011 selain merupakan upaya untuk mencapai target prioritas pembangunan sebagaimana yang telah ditetapkan secara nasional dalam rencana strategis kementerian tetapi juga 2 sekaligus merupakan upaya pelaksanaan komitmen global
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

dalam mencapai target pembangunan dunia dimana Indonesia telah ikut menyepakati. Indonesia berperan serta dalam penandatanganan kesepakatan internasional diantaranya Millenium Development Goal (MDGs) tahun 2000, Deklarasi Dakar tahun 2000 tentang Education for All/Pendidikan Untuk Semua (PUS), Convention on Elimination of Discrimination Against Women (CEDAW) tahun 1989, dan konvensi Hak-Hak Anak tahun 1989. Semua kesepakatan global di atas pada intinya adalah meminta tanggung jawab negara-negara untuk memenuhi hak-hak warga negara secara universal tanpa diskriminasi di bidang pendidikan. Berbagai kebijakan dan program PAUDNI disusun untuk memberikan masyarakat pemerintah pelayanan pendidikan yang terbaik bagi yang kesuksesan penyelenggaraannya sangat kabupaten/kota dan seluruh pemangku

terkait erat dengan partisipasi pemerintah provinsi dan kepentingan di sektor pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan. Sinergi antara pemerintah baik pusat maupun daerah dengan seluruh pemangku kepentingan seperti satuansatuan pendidikan, organisasi pendidik dan tenaga 3 kependidikan, organisasi penyelenggara pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial dan keagamaan, hingga
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

lembaga-lembaga keilmuan dan perguruan tinggi, sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program yang telah disusun karena merupakan garda terdepan dalam pelaksanaan program di lapangan. Untuk menjamin pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik diperlukan pemahaman yang memadai dari seluruh pemangku kepentingan tersebut mengenai arah kebijakan dan program yang telah ditetapkan pada tahun 2011 ini. Untuk itu maka perlu diterbitkan Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal yang diharapkan dapat menjadi acuan dan petunjuk umum yang menguraikan berbagai aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian mutu program di lingkungan Direktorat Jenderal PAUDNI pada satuan kerja di pusat (Setditjen, Direktorat, PPPNFI, BPPNFI), dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota) sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien serta memenuhi prinsip-prinsip tatakelola kepemerintahan yang baik, transparan, dan akuntabel. Disamping itu, dalam rangka mendukung pemenuhan program yang benar-benar bermutu dan relevan dengan perkembangan 4 kemajuan masyarakat dan kebutuhan belajar masyarakat,
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

disusun pula program-program pengkajian dan pengembangan model pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal secara berkelanjutan yang dilaksanakan oleh UPT Pusat berkoordinasi dengan UPT Daerah, serta berbagai program percontohan. Program-program itu pun harus difahami dengan baik oleh seluruh pemangku kepentingan sehingga untuk selanjutnya rujukan pelaksanaanya diatur dalam pedoman tersendiri melengkapi pedoman-pedoman teknis lainnya yang akan diterbitkan oleh satuan kerja masingmasing.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun Pendidikan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

2003 tentang Sistem

6. Undang-undang Perpustakaan;

Nomor

43

tahun

2007

tentang

7. Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; 9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 10. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); 11. Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 14. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan 6 Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Dasar Sembilan Tahun Percepatan dan Pemberantasan Buta Aksara; 15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara; 16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal; 17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal; 18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 7 Tahun 2009, tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pendidikan Nonformal dan Informal; 19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementrian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014; 20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional 21. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

beban APBN;

C. Tujuan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUDNI disusun untuk memberikan acuan umum pelaksanaan program PAUDNI tahun 2011 kepada seluruh pemangku kepentingan PAUDNI mulai dari tingkat pusat sampai daerah, agar dapat menyelenggarakan program secara efektif, efisien serta dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

D. Pengertian
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan : 1. Satuan kerja adalah Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat di lingkungan Ditjen PAUDNI, Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2PNFI), Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI) di lingkungan Direktorat Jenderal PAUDNI, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota pengelola Tugas Pembantuan. 2. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) adalah lembaga yang 8 menyelenggarakan program PAUDNI yang berstatus milik
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

pemerintah daerah dalam rangka pengembangan model dan program percontohan, yang meliputi: Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) atau sebutan lain yang sejenis berkedudukan di tingkat provinsi, dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) atau sebutan lain yang sejenis berkedudukan di tingkat Kabupaten/Kota. 3. Satuan Pendidikan pada PAUDNI, antara lain: Taman KanakKanak (TK), Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), satuan PAUD sejenis lainnya, lembaga kursus dan pelatihan, kelompok belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Taman Bacaan Masyarakat (TBM), majelis taklim, dan satuan pendidikan nonformal dan informal sejenis lainnya. 4. Lembaga mitra adalah lembaga penyelenggara PAUDNI yang memiliki sumberdaya untuk menyelenggarakan program PAUDNI antara lain: Perguruan Tinggi, Politeknik, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Balai Latihan Kerja (BLK), Lembaga Pemasyarakatan dan/atau lembaga lain yang sejenis. 5. Organisasi mitra/asosiasi profesi adalah organisasi/asosiasi independen yang memiliki sumberdaya dan dapat 9

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

dilibatkan dalam pengelolaan program PAUDNI, antara lain: HIMPAUDI, IGTKI, GOPTKI, IGRA, Himpunan Penyelenggara Kursus dan Pelatihan Indonesia (HIPKI), Himpunan Pendidik dan Penguji Kursus Indonesia (HISPPI), Forum PKBM, Asosiasi Penyelenggara Kursus Para-profesi Indonesia (APKPPI), Asosiasi Profesi, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Muslimat Nahdlatul Ulama, Aisyiah, Tim Penggerak PKK, dan organisasi kemasyarakatan lain yang sejenis. 6. Pemberian bantuan adalah pemberian sejumlah

uang/barang untuk mendukung peningkatan akses dan mutu pengembangan dan penyelenggaraan program serta penguatan kelembagaan pada satuan pendidikan penyelenggara PAUDNI, dan lembaga/organisasi mitra.

E. Sasaran
Sasaran Pedoman Penyelenggaraan satuan adalah seluruh dan instansi/lembaga/organisasi, pendidikan,

masyarakat penyelenggara PAUDNI, agar semua pemangku kepentingan itu dapat mengetahui, memahami program serta prosedur penyelenggaraan program PAUDNI secara 10 benar, sehingga target dan sasaran program PAUDNI Tahun
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

2011 dapat tercapai secara efisien dan efektif.

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

11

BAB II
KONDISI DAN TARGET PEMBANGUNAN PAUDNI TAHUN 2011 A. Kondisi dan Target Pembinaan PAUD
Seiring dengan pelaksanaan rencana strategis tahap pertama Kementerian Pendidikan Nasional 2005-2009, pengakuan atas pentingnya PAUD belum sepenuhnya diwujudkan dalam komitmen yang kuat dari semua pihak. Pada periode ini, PAUD belum ditetapkan sebagai program prioritas pemerintah meskipun perkembangannya di lapangan sejak lima tahun terakhir bisa dikatakan cukup menggembirakan paling tidak jika dilihat dari sisi kuantitas lahirnya lembaga-lembaga penyelenggara PAUD. Selama kurun waktu tahun 2004-2009 capaian Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD naik sebesar 14,61%, (sekitar 39,09% tahun 2004 menjadi sekitar 53,70% tahun 2009) atau rata-rata 2,9% / tahun. Artinya dari sekitar 28,9 juta anak usia 0-6 tahun yang ada, pendidikan anak usia dini baru bisa diakses oleh sekitar 15,4 juta anak. Memasuki tahun pertama pelaksanaan Renstra 2010-2014, 12 PAUD telah ditetapkan menjadi salah satu program prioritas
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

pembangunan pendidikan nasional. Sampai bulan September 2010, data terakhir Pusat Statistik Pendidikan (PSP) memperlihatkan bahwa APK Paud telah mencapai 55,47 % dari target sebesar 56,70 % pada akhir tahun 2010. Pada tahun 2011, Pemerintah menargetkan dapat melayani sekitar 18,1 juta anak (APK 60,10% ) untuk mengejar target APK Renstra Kemdiknas sebesar 72,90 % pada tahun 2014. (termasuk APK melalui Taman Penitipan Al-Quran, Kementerian Agama). Dari target tersebut, PAUD di bawah pembinaan Kemdiknas sendiri ditargetkan dapat melayani sekitar 7,5 juta anak melalui program Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD Sejenis lainnya. Secara umum hasil yang diharapkan dari program PAUD adalah: (1) meningkatnya akses dan mutu pelayanan pendidikan bagi anak usia dini, sehingga kelak siap memasuki jenjang pendidikan dan tahap kehidupan lebih lanjut; (2) meningkatnya kesadaran pemerintah daerah, keluarga, orangtua, dan masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini; (3) meningkatnya partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan bagi anak
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

13

usia dini dan

tumbuhnya berbagai program PAUD sejenis

yang lebih merata dan bermutu.

B. Kondisi dan Target Pembinaan Kursus dan Pelatihan


Sampai saat ini, melalui penerapan mekanisme nilek online sejak tahun 2009, telah tercatat sekitar 13.714 Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) di seluruh Indonesia dengan lebih dari 22.000 program kursus/pelatihan. Dari sekitar 1500 LKP yang pernah dinilai kinerjanya, hanya ada sekitar 28 % nya saja yang memiliki kategori bagus dengan kriteria kinerja A dan B, sementara sisanya masih harus diberi pembinaan yang lebih intensif agar memiliki paling tidak kinerja standar pelayanan minimal atau standar nasional dan dikembangkan untuk menjadi LKP yang berstandar internasional. Hal ini dilakukan dalam kerangka kebijakan pengembangan pendidikan orang dewasa yang mengamanatkan hingga tahun 2014 sekurangkurangya 30 % program keahlian LKP harus berakreditasi, dan 25% lulusan program kecakapan hidup (PKH) bersertifikat kompetensi. Pada sisi lain, kita juga menghadapi situasi pengangguran yang 14 berjumlah sekitar 8,56 juta orang pada awal Februari 2010,
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

dan tambahan angkatan kerja baru rata-rata 1,7 juta orang pertahun yang berasal dari anak putus sekolah dan anak SMU dan SMK yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Seiring dengan kebijakan penyelarasan dunia pendidikan dengan dunia kerja, program-program kursus dan pelatihan sejak tahun 2006 diupayakan untuk terus ditingkatkan akses dan kualitasnya setidaknya jika dilihat tingkat keberhasilan masing-masing program dalam penempatan lulusan untuk bekerja dan/atau berwirausaha, seperti yang tergambar dalam tabel di bawah ini.
Jml Peserta Didik 2006-2009 57.162 58.205 112.687 Tk Keberhasilan bekerj a (Oran g) 50.70 3 52.59 9 99.05 2 % 95.7 0 90.3 0 87.9 0 Wiraus aha (Orang) 14 148 4.043 % 0.0 1 1.8 0 2.7 0 Lainlain 6.334 5.458 9.592

NO 1 2 3

Program KPP (Kursus Para Profesi) PKH-LKP KWK

4
5 6

KWD
Kursus Keterampilan Kreatif Desa Vokasi Jumlah

115.042
2.948 765 346.809

100.1 95
2.569 215 305.3 33

86.6 0
87.1 5 28.1 0 88.0 4

3.771
58 446 8.480

2.4 0
1.9 7 58. 30 2.4 4

11.07 6
321 104 32.885

Hasil sample penempatan lulusan dapat diunduh di www.paudni.kemdiknas.go.id/kursus/ menu LKP dalam penempatan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

15

lulusan.

Pada tahun 2010, Program Kursus dan Pelatihan dapat dakses oleh sekitar 140.000 peserta didik dari target Renstra sebanyak 201.000 peserta didik melalui berbagai program layanan seperti Kursus Para Profesi (KPP), Kursus Wirausaha Desa (KWD), Kursus Wirausaha Kota (KWK), Desa Vokasi, dll. Pada tahun 2011, Renstra mengamanatkan kursus dan pelatihan dapat melayani lulusan SMP/MTs tidak melanjutkan, putus SMA/MA/SMK, dan lulus SMA/MA/SMK sebanyak 254.592 orang (19,20% ). Namun, sesuai dengan kemampuan anggaran yang tersedia, pada tahun 2011, ditetapkan target layanan kursus dan pelatihan sebanyak 110.500 orang (6,5 %) dari seluruh anak putus sekolah dan lulusan SMU/SMK tidak melanjutkan dan lulusan PT yang menganggur.

C. Kondisi dan Target Pembinaan Pendidikan Masyarakat


Program Pembinaan Pendidikan Masyarakat mencakup Program Pendidikan Keaksaraan, Program Peningkatan Budaya Baca Masyarakat, Program Pemberdayaan Perempuan dan 16 program-program pendukung lainnya.
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Pendidikan Keaksaraan. Sampai tahun 2010, program Pemberantasan Buta Aksara (PBA) sebagai salah satu program prioritas nasional masih menyisakan sekitar 8,3 juta penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas yang didominasi oleh kelompok usia 45 tahun ke atas dan 64% nya adalah perempuan. Mereka umumnya tersebar di daerah:kumuh miskin, tertinggal, terpencil,komunitas adat khusus, pesisir, pulau-pulau kecil dan kelompok marjinal lainnya,dll. Dengan berbagai inovasi, pendidikan keaksaraan lebih ditujukan untuk memberdayakan dan melayani penduduk buta aksara sebagai upaya penanggulangan rangka meningkatkan untuk keberaksaraan peradaban memenuhi kemiskinan dalam yang membangun nasional dan

komitmen

internasional sehingga diharapkan angka buta aksara di Indonesia dapat diturunkan hingga tinggal 4,8% saja pada tahun 2011 dengan target disparitas gender hingga 2,5%. Pengembangan Budaya Baca Masyarakat. Sejumlah program Pengembangan Budaya Baca telah

digulirkan terutama sejak tahun 2009 untuk mendorong berkembangnya minat dan budaya baca masyarakat melalui perluasan taman bacaan masyarakat (TBM) dan penyediaan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

17

bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sampai tahun 2010 telah ada lebih dari 25% kab/kota yang telah memiliki minimal 10 TBM dan telah didirikan 20 TBM di tempat-tempat pelayanan publik dan di pusat-pusat perbelanjaan di berbagai kota besar di Indonesia melalui program TBM@mall. Selain itu juga telah ada TBM mobile sebanyak 124 unit yang dikelola oleh Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Pada tahun 2011 ini diharapkan sekitar 38% kab/kota yang memiliki minimal 10 TBM dan memperluas jaringan TBM@mall sehingga dapat mendorong tersedianya bahan bacaan dan sumber informasi lainnya yang dapat dicapai oleh masyarakat sasaran secara mudah dan murah, serta pelembagaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Disamping itu, untuk lebih memberikan pelayanan secara prima, diselenggarakan TBM berbasis elektronik yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi. Pendidikan Pemberdayaan Perempuan. Posisi perempuan Indonesia mengalami ketertinggalan dalam kesetaraan. Ketertinggalan ini meliputi rendahnya pendidikan dan keterampilan, angka kematian ibu (AKI) masih tinggi, 18 rendahnya produktifitas kegiatan ekonomi perempuan,

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

rendahnya partisipasi politik perempuan di lembaga legislatif dan eksekutif, serta sosial budaya dan lingkungan yang belum kondusif. Penyebab dari ketertinggalan dan terdiskriminasi perempuan Indonesia adalah kaerna nilai-nilai dan budaya patriarki, hukum dan peraturan yang diskriminatif, sistem yang diskriminatif, pemahaman ajaran agama yang bias (pemahaman ajaran agama yang tidak kontekstual dalam kehidupan berumahtangga dan bermasyarakat, misalnya: KDRT, sebagai keadilan politik traficking). Pemberdayaan perempuan sangatlah dan ibu, penting, hal itu terutama karena perlu dihargainya hak azasi perempuan, gender, dan dikembangkannya penurunan yang angka kesetaraan kematian serta

pengembangan sumber daya manusia, pembangunan sosial ekonomi seimbang, perlunya pembangunan sosial budaya yang non diskriminatif. Pemberdayaan Perempuan adalah upaya perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial dan budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep dirinya.
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

19

Pendidikan Pemberdayaan Perempuan bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan usia 15 tahun ke atas, melalui upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik agar perempuan dapat berperan aktif dalam proses pembangunan keluarga, masyarakat dan bangsa. Sasaran pendidikan perempuan adalah perempuan miskin usia 15 tahun ke atas termasuk lanjut usia, perempuan rawan trafficking, dan perempuan yang sedang dan atau selesai mengikuti program keaksaraan. Hasil pendidikan pemberdayaan perempuan adalah meningkatnya kecakapan hidup (life skills) perempuan peserta program, sehingga dapat berpartisipasi dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Program pendidikan pemberdayaan perempuan perlu secara intensif dan berkesinambungan diselenggarakan oleh berbagai lembaga penyelenggara program pendidikan nasional yang berwawasan kesetaraan dan berkeadilan gender pada setiap tahun. Penyelenggara dan pengelola pendidikan formal dan nonformal harus mampu mewujudkan keseimbangan peran antara laki-laki dan perempuan dalam proses pengambilan 20 keputusan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaian
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

program-program pendidikan sehingga terwujud peningkatan harkat dan martabat perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Disamping itu, pada tahun ini Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat juga menargetkan terselenggaranya pendidikan keorangtuaan sehingga para orangtua disamping produktif juga semakin mampu membina dan mendampingi anak-anaknya belajar minimal pada jenjang PAUD dan pendidikan dasar sehingga mampu menciptakan anak yang berkualitas sesuai dengan perkembangan zaman.

D. Kondisi dan Target Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


Sasaran pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan adalah seluruh pendidik meliputi : guru TK, Kepala TK, Pengawas TK, pendidikan PAUD nonformal, penyelenggara PAUD, tutor pendidikan keaksaraan, Pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM), instruktur kursus dan pelatihan, tenaga penguji kursus dan pelatihan, pengelola lembaga kursus dan pelatihan, dan pamong belajar pada Unit Pelaksana Teknis baik Pusat (Pusat Pengembangan Pendidikan Nonfomal dan Informal), maupun
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

21

Daerah (Balai Pengembangan Kegiatan Belajar/BPKB dan Sanggar Kegiatan Belajar/SKB) Hasil yang diharapkan pada akhir 2011: guru TK/TKLB berkualifikasi S-1/D-4 mencapai 16,40%, pendidikan PAUD nonformal berkualifikasi S-1/D-4 mencapai 10%, pendidik kursus yang mengikuti diklat kompetensi mencapai 28%, tutor pendidikan keaksaraan mengikuti Peningkatan Profesional Berkelanjutan (PPB) mencapai 46%, Pamong Belajar UPT Pusat dan Daerah mengikuti PPB mencapai 54%.

22

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

BAB III
KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL, DAN INFORMAL A. Kebijakan Pembangunan PAUDNI
Dalam rangka melaksanakan pembangunan PAUDNI, Ditjen PAUDNI menetapkan kebijakan sebagai berikut : 1. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan PAUD yang memenuhi standar pelayanan minimal PAUD dan mendorong peningkatan mutu layanan secara simultan, holistik-integratif dan berkelanjutan, dalam rangka mewujudkan anak yang cerdas, kreatif, sehat, ceria, berakhlak mulia sesuai dengan karakteristik, pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga memiliki kesiapan fisik serta mental untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. 2. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan keaksaraan usia 15 tahun ke atas yang berbasis pemberdayaan, berkesetaraan gender dan relevan dengan kebutuhan individu dan masyarakat dalam kerangka Literacy Initiative For Empowerment /LIFE. 23

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

3. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan pendidikan kecakapan hidup melalui kursus, pelatihan dan pendidikan kewirausahaan yang bermutu, berdaya saing, serta relevan dengan kebutuhan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri, khususnya bagi penduduk putus sekolah dalam dan antar jenjang, sehingga dapat bekerja dan/atau berusaha secara produktif, mandiri, dan profesional. 4. Meningkatkan ketersediaan, mutu serta profesionalisme pendidik dan tenaga kualifikasi, kependidikan kompetensi PAUDNI serta melalui peningkatan pemberian

penghargaan dan perlindungan yang merata, berkelanjutan, dan berkedilan. 5. Mengembangkan layanan pembelajaran untuk menumbuhkan minat dan budaya baca masyarakat melalui penyediaan dan peningkatan layanan Taman Bacaan Masyarakat, penyediaan bahan-bahan bacaan yang berguna untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan produktifitas baik untuk aksarawan baru maupun untuk masyarakat umum lainnya. 6. Mengembangkan pendidikan pemberdayaan perempuan, lanjut usia, dan pengarustumaan gender, untuk mengangkat 24 harkat dan martabat perempuan, meningkatkan partisipasi
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

perempuan

dalam

seluruh

sektor serta

pembangunan, kekerasan serta

dan

menghapuskan perdagangan keorangtuaan.

diskriminasi orang

terhadap pendidikan

perempuan, mendukung upaya pencegahan tindak pidana (trafficking),

7. Meningkatkan pelayanan pendidikan kepramukaan pada satuan-satuan PAUDNI dan masyarakat dalam rangka membangun karakter dan budaya bangsa. 8. Meningkatkan kapasitas kelembagaan PAUDNI, baik di tingkat pusat maupun daerah melalui perbaikan sistem manajemen informasi, revitalisasi sarana dan prasarana, agar lembaga PAUDNI mampu memberikan pelayanan prima bagi semua warga dan terjamin kepastian dan keberlangsungannya.

B. Strategi
Implementasi kebijakan Ditjen PAUDNI memerlukan dukungan sumber daya pendidikan yang menyeluruh dari seluruh komponen bangsa agar penyelenggaraan program PAUDNI lebih efektif, efisien dan produktif, dengan strategi sebagai berikut: 25

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

1. Kemitraan Kemitraan merupakan upaya pemberdayaan semua potensi yang ada, sekaligus juga menunjukkan upaya mensinergikan antara pemerintah, pemerintah daerah, lembaga mitra dan masyarakat dalam menyelenggarakan program PAUDNI. Kemitraan menjadi andalan Ditjen PAUDNI dalam kegiatan perencanaaan, pelaksanakan pendampingan dan pengawasan program PAUDNI serta dukungan pembiayaan penyelenggaraan program mengingat keterbatasan sumber daya yang dikelola oleh PAUDNI. Kemitraan mendorong partisipasi aktif dari berbagai PAUDNI. unsur guna mewujudkan perluasan akses, peningkatan mutu dan akuntabilitas penyelenggaraan program

2. Insentif-disinsentif Pemberian Insentif kepada individu dan atau lembaga yang dinilai berprestasi atau menunjukkan kinerja yang baik, dan disinsentif kepada individu dan/atau lembaga yang dinilai lalai atau 26 berkinerja kurang baik dalam penyelenggaraan/pengelolaan program PAUDNI. Insentif dapat berupa penambahan anggaran pada tahun berikutnya atau
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

bentuk

lainnya,

sedangkan anggaran

dis-insentif pada

dapat

berupa

pengurangan

pagu

tahun

berikutnya,

pemblokiran anggaran dan sejenisnya. 3. Pengembangan Model dan Program Percontohan Mengembangkan model-model program PAUDNI terbaik yang merupakan hasil kajian atau penyelenggaraan program terbaik (best practices) sebagai program percontohan yang dapat dijadikan rujukan, tempat magang atau praktek bagi pengelola, penyelenggara dan pelaksanaan program PAUDNI dalam rangka meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program. Strategi ini terutama dilakukan melalui kegiatan program bantuan sosial yang diselenggarakan melalui fungsi UPT dan UPTD baik di tingkat propinsi maupun UPTD kabupaten/kota. 4. Basis Keunggulan Mengembangkan program dan lembaga yang mempunyai keunggulan-keunggulan vertikal dalam dimensi teknologi, dan keunggulan horizotal (keragaman) dalam dimensi wilayah (daerah/lokal). Keunggulan vertikal menerapkan prinsip 27 keunggulan kompetitif, sedangkan sedangkan keunggulan

horizontal menerapkan prinsip keunggulan komparatif.


Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Semua keunggulan itu pada dasarnya dikembangkan dari potensi-potensi yang ada untuk membangun atau meningkatkan daya saing produk atau jasa yang dihasilkan. 5. Pendekatan Kewilayahan Pedekatan kewilayahan dengan memperhatikan

ciri/karakteristik tertentu dan dengan tujuan tertentu yaitu: kepadatan sasaran program, daerah perbatasan, terpencil, tertinggal, terluar, dan daerah terisolir, daerah konflik/pasca konflik, serta daerah bencana/pasca bencana alam.

6. Pendekatan Penyelarasan Penyelenggaraan program PAUDNI diarahkan pada kesesuaian antara sisi pasokan (suply side) dan sisi kebutuhan (demand side), sehingga terjadi keselarasan antara penyelenggaraan program pendidikan dengan tuntutan dunia usaha/industri. 7. Pemanfaatan E-Layanan Untuk menyeragamkan dan mempercepat penyebarluasan layanan program PAUDNI dilaksanakan dengan memanfaatkan fasilitas layanan elektronik (e-layanan). 28 8. Subsidi
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Untuk

mendukung

penyelenggaraan

program

PAUDNI,

dilakukan dengan memberikan subsidi kepada satuan PAUDNI, lembaga dan masyarakat yang disalurkan dengan pendekatan bantuan langsung, berfungsi sebagai stimulus atau pemancing partisipasi pemerintah daerah dan (provinsi dan atau dalam kabupaten/kota), lembaga masyarakat

penyelenggaraan program PAUDNI.

C. Program PAUDNI
Mengacu pada Kebijakan Ditjen PAUDNI Tahun 2010-2014, Program PAUDNI yang akan dilaksanakan pada tahun 2011 mecakup berbagai kegiatan layanan dan sasaran, sbb.: 1. Layanan Pendidikan Anak Usia Dini a. Meningkatkan ketersediaan layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan gender, melalui integrasi layanan pada satuan-satuan PAUD yang sudah ada, seperti satuan TK yang juga menyelenggarakan kelompok bermain, satuan kelompok bermain yang menyelenggarakan TK, satuan kelompok sebagainya. 29 bermain menyelenggarakan TPA dan

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

b. Meningkatkan partisipasi peran serta masyarakat dalam upaya perluasan layanan melalui sosialisasi dan promosi/ PAUDISASI. c. Meningkatkan keterjangkauan layanan PAUD bermutu. d. Meningkatkan kualitas layanan PAUD. e. Meningkatkan kesetaraan layanan PAUD bagi semua anak usia dini. f. Meningkatkan keterjaminan layanan PAUD berkualitas. g. Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan keorangtuaan (parenting education) untuk mendukung penyelenggaraan program PAUD yang bermutu. h. Program kegiatan pendidikan anak usia dini, pada tahun 2011 adalah: Penyelenggaraan Program PAUD: 1.101.222 anak, Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Peserta Didik PAUD: 708.722 anak, Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan PAUD Berbasis Keluarga: 660 orang, Pembelajaran Gugus TK, PAUD percontohan tingkat Kab/Kota, Kec/Desa : 188 lembaga, pelatihan, semiloka, seminar dan orientasi teknis: 23.063 orang i. 30 Penyediaan Sarana dan Prasarana meliputi: Penyediaan APE PAUD : 4.876 lembaga, Penyediaan Bahan Belajar Anak dan tutor PAUD : 1.956.780 eksemplar,Bantuan Alat dan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Kegiatan Pembelajaran Program PAUD Tanggap Darurat Pasca Bencana : 1.500 anak, pembangunan unit gedung baru, ruang kelas baru, TK pedesaan, TK-SD satap, Rehabilitasi TK : 762 unit j. Peningkatan mutu Kelembagaan dan Kemitraan meliputi :Perintisan Program TK, TPA, KB, SPS, PAUD daerah terpencil dan perbatasan : 371.225 anak, Penyelenggaraan PAUD Daerah Terpencil, Perbatasan, Paud berbasis Keluarga 11.250 orang, Pemahaman Teknis Pengelolaan lembaga PAUD untuk Penilik dan Pengawas PAUD : 6500 orang, Pemberdayaan Mitra dan lembaga serta perluasan jejaring kerja : 2.520 orang. 2. Layanan Kursus dan Pelatihan: a. Meningkatkan ketersediaan kursus dan pelatihan layanan penyelenggaraan bermutu, dan

yang merata,

berkeadilan bagi masyarakat untuk dapat bekerja atau berusaha mandiri; b. Meningkatkan ketersediaan penguji kompetensi kursus dan pelatihan yang berkualitas; c. Mengembangkan lembaga kursus dan pelatihan rintisan di pedesaan dan meningkatkan kapasitas lembaga kursus di
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

31

tingkat nasional dan internasional untuk meningkatkan daya saing lembaga dan lulusan; d. Meningkatkan ketersediaan sistem pembelajaran, data dan informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK), standar mutu penyelenggaran kursus dan pelatihan dan pendidikan kewirausahaan masyarakat; e. Meningkatkan pelaksanaan penilaian kinerja lembaga kursus dan pelatihan untuk membantu mempercepat proses akreditasi lembaga kursus dan pelatihan. f. Meningkatkan penyediaan subsidi pembiayaan untuk penerapan sistem pembelajaran dan uji kompetensi atau sertifikasi kompetensi kursus dan pelatihan yang berkualitas dan proporsional. Sasaran layanan kegiatan kursus dan pelatihan, pada tahun 2011 adalah sebagai berikut : Penyiapan Pelaksanaan Uji Kompetensi : 5.945 orang; verifikasi data LKP : 14.326 lembaga; sosialisasi dan orientasi program : 600 orang; penyelenggaraan KPP dan PKH melalui LKP, Lembaga Pendidikan, PKH daerah Khusus, Kewirausahaan 32 Masyarakat, Program Desa Vokasi dan Kursus Keterampilan Kreatif: 110.500 orang; Orientasi Teknis : 1.370 orang
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Peningkatan

sarana

prasarana

dan

pengembangan

kelembagaan serta kemitraan: revitalisasi sarana prasarana : 100 lembaga; penyelenggaraan LKP dan penilaian kinerja LKP : 1.800 orang; penguatan manajemen LKP dan perluasan jejaring kerja: 2.600 orang 3. Layanan Pendidikan Masyarakat a. Penguatan program pendidikan keaksaraan yang mampu meningkatkan kompetensi keaksaraan dasar dan pasca keaksaraan bagi penduduk dewasa secara meluas, adil, merata dan bermutu dalam kerangka Literacy Initiative for Empowerment dalam (LIFE) untuk perbaikan mendorong Indeks perbaikan kesejahteraan dan produktivitas penduduk, dan ikut serta mendukung Pembangunan Manusia (IPM). b. Mendorong terbentuknya masyarakat pembelajar

sepanjang hayat melalui peningkatan keberaksaraan dan budaya baca masyarakat, dengan penyediaan taman bacaan masyarakat dengan bahan-bahan bacaan yang berguna baik bagi aksarawan baru maupun anggota masyarakat lainnya agar memperoleh pengetahuan dan 33

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

keterampilan

yang

relevan

bagi

produktivitas

dan

peningkatan kualitas hidup peserta didik dan masyarakat. c. Meningkatkan layanan pendidikan pemberdayaan

perempuan untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan, meningkatkan partisipasi perempuan dalam seluruh sektor pembangunan dan menghapuskan berbagai bentuk diskriminasi, tindak kekerasan serta mendukung upaya pencegahan perdagangan orang (trafficking), dan sebagai wujud perlindungan HAM. d. Menumbuhkembangkan pendidikan yang berkesetaraan gender melalui peningkatan kesempatan bagi laki-laki dan perempuan dalam layanan, partisipasi, kontrol, dan memperoleh pendidikan. e. Meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan PAUDNI yang menyelenggarakan program program pendidikan masyarakat agar mampu melaksanakan program secara bermutu dan berkeadilan. Sasaran layanan kegiatan pendidikan masyarakat tahun 2011 adalah Rintisan Program PKBM Sentra TKI : 15 lembaga, 34 Peningkatan Kapasitas Pelaksanaan PUG tingkat pusat, provinsi,
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

manfaat

yang

setara

dalam

bidang

dan kab/kota : 115 lembaga, Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender : 120 lembaga, Pembelajaran Pendidikan Keaksaraan Dasar, Keaksaraan Usaha Mandiri, PKH Orientasi Pemberdayaan Perempuan : 562.000 orang, pembelajaran aksara kewirausahaan, peningkatan budaya tulis melalui koran ibu dan koran anak, pembelajaran perempuan untuk pembangunan berkelanjutan, pendidikan kecakapan keorangtuaan dan perlindungan anak marjinal, penguatan kapasitas dan rintisan balai belajar bersama : 366 lembaga, Sertifikat keaksaraan : 568.452 eksemplar, sarana belajar multi keaksaraan berbasis teknologi, sarana peningkatan mutu TBM unggulan berbasis elektronik: 131 lembaga, Penyediaan TBM di ruang publik : 500 lembaga, Pendampingan pelayanan mobil pintar : 60 lembaga Pengembanagn kemitraan dan kelembagaan : pendampingan PKBM, kelompok belajar, rumah pintar dan satuan pendidikan nonformal sejenis : 300 lembaga, peningkatan kapasitas gugus tugas pencegahan trafficking : 60 lembaga.

4. Layanan Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI


Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

35

a. Meningkatkan ketersediaan dan pendistribusian PTKPAUDNI sesuai dengan jenis dan jenjang kualifikasi dan kompetensi untuk mendukung layanan PAUDNI. b. Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi PTK-PAUDNI melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan tugas dan fungsi PTK-PAUDNI. c. Memberikan penghargaan dan perlindungan (harlindung) secara adil dan proporsional melalui pemberian tunjangan, insentif, jambore dan advokasi bantuan hukum bagi PTKPAUDNI d. Meningkatkan kemitraan dengan berbagai stakeholder, seperti Perguruan Tinggi, Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK), Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam rangka mendukung kebijakan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUDNI, serta mengoptimalkan partisipasi asosiasi profesi/organisasi mitra independen yang dibentuk masyarakat, dalam rangka pembangunan dan pengembangan PAUDNI. e. Meningkatkan pelayanan pendidikan kepramukaan dalam 36 rangka membangun karakter bangsa melalui pembinaan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

gugus depan, peningkatan mutu/kompetensi pembina dan pelatih pramuka. Sasaran layanan kegiatan Layanan Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI, pada tahun 2011 adalah: Peningkatan mutu PTK tingkat provinsi, kab/kota : 9063 orang; Peningkatan kualifikasi S2 bidang studi PLS : 64 orang, Pengembangan profesi pamong belajar : 3.701 orang, Penghargaan dan perlindungan : 278 orang, Pendidik dan tenaga kependidikan PAUD : 143.344 orang, Pendidik dan tenaga kependidikan Kursus dan pelatihan : 6.719 orang, Pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan masyarakat : 14.062 orang 5. Dukungan manajemen dan tugas teknis pendidikan anak usia dini, nonformal, dan informal dalam rangka pengendalian mutu layanan: a. Penguatan tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Satuan Kerja Kemdiknas, yang meliputi: penguatan tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di Satuan Kerja Pusat Kemdiknas, Satuan Kerja Pusat di Daerah/ UPT Pusat di daerah, dan Satuan Kerja Daerah.
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

37

b. Penguatan tata kelola dan sistem pengendalian manajemen Ditjen PAUDNI, yang meliputi: perwujudan pelayanan prima dalam perencanaan dan kerja sama luar negeri, pengelolaan anggaran sesuai aturan, pengelolaan dan pembinaan kepegawaian yang andal, bidang hukum dan organisasi, serta menunjang fungsi pelayanan umum Ditjen PAUDNI. c. Penyediaan dan pendayagunaan bahan pembelajaran yang berbasis TIK, kebahasaan, e-layanan, dan sistem Satuan PAUDNI yang meliputi: perwujudan layanan prima di bidang informasi dan kehumasan pendidikan, pendidikan dan pelatihan PTK PAUDNI, e-administrasi pada satuan pendidikan dan satker, perwujudan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu dan teknologi serta pilar pemerkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. d. Penguatan Sistem Pengendalian Manajemen dan Sistem Pengawasan Internal Ditjen PAUDNI yang meliputi standar pencapaian intensifikasi dan ekstensifikasi pengawasan yang akuntabel, pencapaian audit investigasi sesuai operasional. 38 audit, dan perwujudan pelayanan prima dalam manajemen

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

e. Peningkatan kapasitas unit pelaksana teknis (UPT) dalam melaksanakan pengkajian, pengembangan model, program percontohan, fasilitasi sumber daya, penyebaran informasi dan pengendalian mutu penyelenggaraan program PAUDNI yang dilaksanakan oleh UPT pusat dan daerah melalui program revitaliasi lembaga. f. Pengembangan model program PAUDNI, baik yang

dilaksanakan oleh UPT Pusat (P2PNFI/BP-PNFI) maupun yang dilaksanakan oleh UPTD Propinsi, harus benar-benar merupakan inovasi yang dibutuhkan oleh daerah di wilayah kerjanya dan/atau di propinsinya masing-masing. Untuk itu, sebelum kegiatan pengembangan model dilaksanakan, P2PNFI/BP-PNFI atau BPKB/nama lain yang sejenis harus mengkomunikasikan substansi pengembangan model dengan Dinas Pendidikan (propinsi dan kabupaten/kota) dan Direktorat yang relevan. Komunikasi ini dilaksanakan untuk memastikan substansi model yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau dibutuhkan oleh masyarakat. Komunikasi substansi pengembangan model ini dapat dilakukan melalui rapat koordinasi baik pusat maupun daerah dan/atau kegiatan lain yang relevan. 39

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Sasaran layanan dukungan manajemen dan tugas teknis pendidikan anak usia dini, nonformal, dan informal, pada tahun 2011 adalah (1) penyusunan rencana program, anggaran dan evaluasi kinerja PAUDNI: 96 satker; (2) pengelolaan keuangan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku: 96 dokumen; (3) pengelolaan kepegawaian: 13 satker; (4) pengelolaan BMN: 96 satker; dan (5) penerapan e-adminsitrasi umum: 1 satu satker. Sementara berkaitan dengan layanan pengkajian,

pengembangan dan pengendalian mutu, sasarannya adalah: (1) pengembangan model; (2) penguatan kapasitas kelembagaan PAUDNI: 8 lembaga; (3) layanan pengedalian mutu satuan PAUDNI : 406 lembaga; dan (4) penyusunan rencana program, anggaran dan evaluasi kinerja UPT: 16 dokumen.

D. Etika dan Budaya Kerja


1. Etika Pemerintah telah bertekad mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta memberikan pelayanan yang lebih bermutu, efektif, dan efisien sesuai kebutuhan masyarakat. 40 Tekad yang sama juga harus ada dalam pengelolaan program
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

dan anggaran PAUDNI. Pengelolaan program dan anggaran PAUDNI yang bersih dari KKN diwujudkan melalui internalisasi etos kerja serta disiplin kerja yang tinggi sebagai bentuk akuntabilitas petugas pengelola program dan anggaran PAUDNI serta perwujudan profesionalisme petugas. Untuk itu, segenap pejabat atau petugas pengelola program dan anggaran PAUDNI harus terus meningkatkan kinerja untuk mewujudkan pelayanan yang bermutu, seperti: tepat sasaran, tepat jumlah, tepat tujuan, tepat waktu, tepat anggaran, tepat pengelolaan, tepat aturan dan selalu berpegang pada prinsip keadilan dan pemerataan. Setiap pejabat atau petugas pengelola program dan anggaran PAUDNI perlu mengubah cara berpikir (mindset) dan perilaku dari seorang birokrat menjadi pelayan dan abdi masyarakat yang adil, jujur, bersih serta profesional. 2. Budaya Kerja Budaya kerja yang baik dan tumbuh subur pada setiap diri pengelola program dan anggaran PAUDNI akan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program-program PADUNI di lapangan. Budaya kerja merupakan dasar sekaligus pemberi arah bagi sikap dan perilaku para pengelola program dan anggaran PAUDNI dalam menjalakan tugasnya sehari-hari.
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

41

Selain itu budaya kerja juga akan menyatukan hati, pikiran dan perilaku para pengelola program dan anggaran PAUDNI dalam upaya mewujudkan pencapaian hasil pelaksanaan programprogram PAUDNI secara optimal. Untuk itu, Direktorat Jenderal PAUDNI telah mengindentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan budaya kerja, yang perlu ditumbuhkan dan dimiliki oleh setiap pengelola program dan anggaran PAUDNI, antara lain: a. Amanah Memiliki integritas, bersikap jujur dan mampu mengemban kepercayaan b. Disiplin Taat pada tata tertib dan aturan yang ada serta mampu mengajak orang lain untuk bersikap yang sama c. Bertanggung jawab dan mandiri Memahami resiko pekerjaan dan senantias berkomitmen untuk dapat mempertanggungjawabkan hasil kerja dengan tidak tergantung atau terpengaruh oleh orang lain. d. Antusias dan bermotivasi tinggi 42

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Menunjukkan rasa ingin tahu, semangat kerja keras, berdedikasi dan selalu berorientasi pada hasil yang terbaik e. Kreatif Memiliki pola pikir, cara pandang dan pendekatan yang variatif terhadap peramsalahan pengelolaan program dan anggaran f. Peduli dan menghargai orang lain Menyadari dan mau memahami serta memperhatikan kepentingan dan kebutuhan masyarakat dan/atau orang lain g. Belajar sepanjang hayat Berkeinginan pengalaman menjadikan dan serta berusaha wawasan, atas setiap mampu untuk pengetahuan hikmah kejadian selalu dan dan dalam

menambah/memperluas pelajaran

mengambil

pengelolaan program dan anggaran h. Profesional Memiliki pengetahuan dan kemampuan serta paham betul bagaimana implementasi program dan anggaran PAUDNI 43

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

44

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

BAB IV
KELEMBAGAAN, KETENAGAAN DAN KEMITRAAN PAUDNI A. KELEMBAGAAN
Kelembagaan di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI), terdiri dari lembaga pemerintah dan lembaga yang dikelola oleh masyarakat. Lembaga -lembaga tersebut terdiri dari lembaga Pemerintah Pusat, Lembaga Pemerintah Daerah, dan Lembaga Masyarakat. 1. Lembaga Pemerintah Pusat Jumlah lembaga PAUDNI yang dikelola Pemerintah Pusat adalah sebanyak 8 lembaga, yang terdiri dari 2 Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2PNFI) dan 6 Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BP-PNFI). Berdasarkan Permendiknas Nomor: 28 tahun 2007, Tugas BP-PNFI adalah program informal melaksanakan serta fasilitasi pengkajian dan pengembangan nonformal dan pengembangan pusat.

sumberdaya sesuai kebutuhan daerah, di bidang pendidikan berdasarkan kebijakan 45

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Selanjutnya menurut Permendiknas Nomor: 8 tahun 2008, P2PNFI mempunyai tugas perumusan kebijakan teknis, pengkajian dan pengembangan program/model di bidang pendidikan dan informal. Pada tahun 2011, kedua lembaga tersebut di atas, selalu nonformal dan informal serta fasilitasi pengembangan sumberdaya di bidang pendidikan nonformal

program/kegiatan

yang

diselenggarakan,

agar

berorientasi pada tugas yang diembannya. 2. Lembaga Pemerintah Daerah Kelembagaan PAUDNI yang dikelola oleh pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota masing-masing adalah BPKB/nama lain yang sejenis dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Tugas dan fungsi kedua lembaga tersebut sangat bervariasi tergantung peraturan daerah masing-masing. Namun dalam penyelenggaraan program PAUDNI tahun 2011, yang dananya bersumber dari APBN, tugas dari kedua lembaga tersebut adalah: BPKB/nama lain yang PAUDNI sejenis yang bertugas sesuai untuk dengan mengembangkan 46 model

kebutuhan dan karakteristik propinsinya masing-masing. Sedangkan SKB ditugaskan untuk menyelenggarakan programPedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

program PAUDNI percontohan atau lembaga tempat ujicoba berbagai model program baik yang digagas oleg P2PNFI, BPPNFI, maupun BPKB di propinsinya. Disamping tugas tersebut, kepada BPKB/nama lain yang sejenis dan SKB juga ditugaskan untuk pengendalian mutu program PAUDNI di wilayah kerjanya, karena kedua lembaga tersebut memiliki tenaga fungsional, yaitu Pamong Belajar, yang jumlahnya cukup memadai. 3. Lembaga dikelola oleh Masyarakat Lembaga yang dikelola oleh masyakat yang selama ini telah bekerjasama adalah lembaga PAUD, PKBM, lembaga Kursus dan Pelatihan, serta lembaga lain yang menyelenggarakan program PAUDNI. Lembaga-lembaga tersebut dalam kerjasama kepada pengelolaan program bertugas untuk menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan langsung masyarakat sesuai Petunjuk Teknis (juknis) yang diterbitkan oleh setiap Direktorat, kecuali ada tugas-tugas khusus, baik oleh Direktorat maupun UPT (P2PNFI/BP-PNFI), seperti untuk lokasi ujicoba diseminasi model atau ujicoba pengembangan model/program. 47

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

B. KETENAGAAN
1. Pendidik Tenaga pendidik pada pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal meliputi: Guru PAUD, Pamong Belajar, Tutor, Instruktur, Penguji Teori program dan Penguji Pratek. Dalam pendidik penyelenggaraan PAUDNI, tenaga

merupakan narasumber utama dan dapat menjadi panutan serta rujukan bagi peserta didik, baik di bidang keilmuan maupun di bidang kepribadian. Tenaga pendidik harus memiliki kualifikasi, kompetensi dan kepribadian seorang pendidik, sesuai dengan standar nasional pendidikan, sehingga dapat menjadi tenaga profesional yang tugasnya merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengembangan program. Tenaga Pendidik agar dapat melaksanakan tugas dengan optimal dalam rangka penjaminan mutu proses dan hasil pembelajaran, mereka harus mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai sesuai anggaran yang tersedia. Untuk 48 meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

program pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pendidik PAUDNI, harus dilakukan koordinasi yang efektif antara direktorat teknis (Ditbin. PAUD, Ditbin. DIKMAS, Ditbin. Kursus dan Pelatihan, Ditbin. PTK PAUDNI) dengan P2PNFI dan BPPNFI. Koordinasi harus dilakukan untuk memastikan tidak terjadi tumpang tindih penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, baik dalam aspek substansi, sasaran maupun anggaran. Disamping itu kepada para pendidik juga diberikan perhargaan dan perlindungan atas prinsip obyektif, adil, proporsional dan merata. Untuk itu dalam pemberian penghargaan dan perlindungan, baik berupa insentif maupun bentuk lain, harus didasarkan atas prestasi yang dicapai serta bobot kerja yang dilaksanakan oleh seorang pendidik. 2. Tenaga Kependidikan

Tenaga Kependidikan pada pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal meliput: Pengawas, Penilik, Tenaga Lapangan Dikmas (TLD), Fasilitator Desa Intensif (FDI), dan Tim Fasilitator Masyarakat (TFM). Dalam penyelenggaraan program PAUDNI, tenaga kependidikan memiliki tugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

49

pelayanan teknis untuk menunjang proses pembelajaran, pendidikan dan pelatihan pada satuan pendidikan PAUDNI. Berdasarkan tugas tersebut di atas, peran tenaga kependidikan dalam pengelolaan program PAUDNI lebih banyak pada bidang manajemen dan pengendalian mutu, mulai dari perencanaan, pelaksanaan program sampai dengan pengawasan dalam rangka pengendalian dan penjaminan mutu pelaksanaan program PAUDNI. Berdasarkan hal tersebut, tenaga kependidikan agar dilibatkan secara aktif dalam perencanaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program di lapangan. Agar tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dan perannya, pada tahun 2011 akan diselenggarakan program pendidikan dan latihan, serta orientasi teknis program kepada tenaga kependidikan sesuai anggaran yang tersedia.

Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan program pendidikan, pelatihan serta orientasi teknis program bagi tenaga kependidikan PAUDNI, harus dilakukan koordinasi yang efektif antara Direktorat teknis (Ditbin PAUD, Ditbin DIKMAS, Ditbin Kursus dan Pelatihan, Ditbin PTK PAUDNI), dan 50 UPT-Pusat (B2PNFI dan BP-PNFI). Koordinasi harus dilakukan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

untuk

memastikan

tidak

terjadi

tumpang

tindih

penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan orientasi teknis program, baik dalam aspek substansi maupun anggaran. Disamping itu kepada para tenaga kependidikan juga diberikan perhargaan dan perlindungan yang dilakukan atas prinsip obyektif, adil, proporsional dan merata. Untuk itu dalam pemberian penghargaan dan perlindungan, baik berupa insentif maupun bentuk lain, harus didasarkan atas prestasi yang dicapai serta bobot kerja yang dilaksanakan oleh seorang tenaga kependidikan. Pengaturan lebih lanjut/detail dan yang bersifat khusus, untuk pendidik dan tenaga kependidikan PAUDNI, diatur dalam Petunjuk Teknis yang diterbitkan oleh setiap Direktorat terkait selaras dengan Pedoman ini.

C. KEMITRAAN PAUDNI
Kemitraan merupakan salah satu kekuatan utama penunjang kelancaran penyelenggaraan program kegiatan PAUDNI di lapangan. Selama ini Pemerintah telah menjalin kemitraan dengan praktisi, akademisi, perguruan tinggi dan organisasi mitra seperti asosisi profesi, organisasi keagamaan, organisasi
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

51

kewanitaan, dan para pengelola lembaga PAUDNI. Jalinan kemitraan ini menjadi sangat penting karena Ditjen PAUDNI memiliki lembaga serta ketenagaan yang sangat terbatas, serta keberadaannya tidak sampai ke pedesaan atau ke tempattempat di mana masyarakat membutuhkan pelayanan PAUDNI. Selain itu, kemitraan begitu penting untuk menjamin kesuksesan penyelenggaran program PAUDNI karena hampir seluruh program layanan PAUDNI dikelola dan diselenggarakan oleh masyarakat, baik perorangan maupun organisasi.

Kemitraan yang dijalin oleh Ditjen PAUDNI selama ini sangatlah luas dan bervariasi baik dilihat dari bentuk, sasaran, dan jangkauan. Pemerintah, dalam hal ini Kemendiknas/Ditjen PAUDNI dapat bertindak sebagai pembuat kebijakan, sementara pihak mitra juga dapat fasilitator, pengawas dan pengendali mutu layanan, dan penyandang dana, berfungsi sebagai penyandang dana, pelaksana program, pengembang program dan lain sebagainya. Dalam kemitraan yang dijalin, pemerintah dan masyarakat saling bersinergi 52 untuk menjamin pelaksanaan program di lapangan dapat
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

berjalan dengan baik. Pada tahun 2011 ini program kemitraan akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan untuk memperluas akses dan meningkatkan mutu layanan PAUDNI yang didasarakan atas prinsip saling menguntungkan dan saling memberdayakan. Kemitraan yang dijalin juga harus memperhatikan efektifitas, efisiensi, dan akuntabilitas penyelenggaraan program dan senantiasa mengacu pada ketentuan dan peraturan yang berlaku. Kemitraan yang dijalin oleh Dijten PAUDNI tentu saja berbedabeda untuk setiap program/kegiatan. Oleh karenanya, penyelenggaraan kemitraan akan diatur lebih detail dalam Petunjuk Teknis yang akan diterbitkan oleh masing-masing direktorat teknis di lingkungan Ditjen PAUDNI.

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

53

BAB V
ALOKASI DAN PENGELOLAAN ANGGARAN A. Alokasi Anggaran
Sesuai rencana kerja dan anggaran tahun 2011, anggaran Program PAUDNI sebesar Rp 2.991.650.531.000,- dialokasikan kepada Eselon II sebagai berikut: (1) Sekretariat Ditjen sebesar Rp 281.224.488.000,-; (2) Direktorat Pembinaan PAUD sebesar Rp1.328.507.876.000,-; (3) Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Rp. 336.623.575.000,-; (4) Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat sebesar Rp. 406.153.882.000,00; dan (5) Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan sebesar Rp. 639.140.170.000,-. Selanjutnya anggaran pada Eselon II akan dialokasikan untuk Satuan Kerja UPT Pusat (P2PNFI dan BP-PNFI); Satuan Kerja 33 Provinsi (Dekonsentrasi); dan Satuan Kerja 50 Kabupaten (Tugas Pembantuan).

B. Pengelolaan Anggaran
1. Belanja barang merupakan pengeluaran atau pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan, 54 termasuk honorarium yang diberikan dalam rangka

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

pelaksanaan kegiatan untuk menghasilkan barang/jasa. Termasuk belanja barang seperti: belanja barang operasional dan non operasional, jasa (konsultan, profesi dan sewa), belanja pemeliharaan, dan belanja perjalanan dinas. 2. Belanja Modal merupakan seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk pengadaan/ pembelian/pembebasan/penyelesaian serta pengeluaran yang bersifat administratif yang menimbulkan nilai tambah dalam bentuk modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, dan pemeliharaan yang dikapitalisasi. 3. Tata cara pengadaan barang dan jasa di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional harus berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 68 Tahun 2008 tentang Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (e-procurement) di Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.

4. Hasil pengadaan barang dan jasa yang berbentuk belanja modal diinventarisasi melalui sistem informasi manajemen akuntansi barang milik negara (SIMAKBMN).
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

55

5. Pengelolaan administrasi keuangan dan inventaris barang harus berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku: a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembentuan. e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Recana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga. f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). 56 g. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2008 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah h. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. i. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 01/PM.02/2009 tentang Standar Biaya Umum Tahun Anggaran 2010. j. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor

24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. 6. Anggaran yang bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN), pengelolaannya diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku, seperti Akad Kerjasama antara Lembaga Donor dan Pemerintah Indonesia dan aturan lain yang terkait. Secara detail pengaturan pengelolaan PHLN akan diatur dalam Petunjuk Teknis tersendiri yang diterbitkan oleh Direktorat yang mempunyai PHLN. 7. Pengelolaan anggaran harus benar-benar memperhatikan tatacara, pedoman dan/atau peraturan yang berlaku sehingga akan terhindar dari penyimpangan dan penyalahgunaan. Kelalaian dan kesalahan dalam pengelolaan anggaran oleh
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

57

para pengelola/petugas dan oleh siapapun akan berakibat dikenakannya sangsi hukuman sesuai denga ketentuan yang berlaku.

C. Bantuan Sosial
1. Penerima Bantuan Penerima bantuan adalah lembaga/satuan pendidikan penyelenggara Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal yang secara umum harus memiliki kinerja baik atau prospektif memiliki kinerja baik dan tidak didasarkan atas kuota. Disamping memiliki kinerja baik/prospektif memiliki kinerja baik, lembaga penerima bantuan juga minimal memiliki: (1) legalitas kelembagaan, (2) memiliki rekening dan NPWP atas nama lembaga, dan (3) mengajukan proposal sesuai pedoman yang ditetapkan. Khusus untuk UPT Propinsi (BPKB atau nama lain yang sejenis) dapat menerima bantuan sosial dari Pusat dan dari UPT Pusat (P2PNFI, BP-PNFI) dalam rangka pengembangan model atau ujicoba replikasi model. Sedangkan untuk UPTD Kabupaten/Kota (SKB) dapat menerima bantuan sosial dari 58 Pusat dan dari UPT Pusat dalam rangka pelaksanaan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

program percontohan. Apabila UPTD (propinsi dan kabupaten/kota) ingin

mengakses dana bantuan sosial dari Pusat (direktorat) atau dari UPT Pusat harus tetap dalam kerangka pengembangan model dan/atau program percontohan setelah mendapat rekomendasi dari UPT Pusat di wilayah kerjanya masingmasing. Organisasi mitra/asosiasi profesi dapat diberikan atau menerima dana bantuan sosial, sepanjang organisasi/asosiasi tersebut bersifat independen yang beranggotakan masyarakat non-PNS, dan kegiatannya berorientasi pada pelayanan masyarakat atau menghasilkan hal-hal kreatif/inovatif yang dapat dijadikan masukan dalam pengembangan kebijakan dan program PAUDNI yang lebih bermutu/relevan dengan kebutuhan belajar masyarakat. Persyaratan lebih teknis dan bersifat khusus, diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis, yang diterbitkan oleh setiap satker (sekretariat, direktorat dan UPT) dan tidak boleh bertentangan dengan Pedoman Penyelenggaraan PAUDNI ini. 3. Tujuan Pemberian Bantuan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

59

a. Memperkuat kemampuan lembaga/satuan pendidikan penyelenggara PAUDNI dan organisasi/asosiasi profesi dalam rangka pengembangan dan penyelenggaraan program/kegiatan Ditjen PAUDNI. b. Meningkatkan pemerataan dan perluasan akses,

peningkatan mutu dan relevansi, serta mendorong terwujudnya tatakelola dan pencitraan publik lembaga dan program PAUDNI. c. Mendorong partisipasi lembaga/satuan pendidikan dan organisasi/asosiasi profesi penyelenggara pendidikan anak usia dini, nonformal dan informal dalam rangka penguatan kelembagaan PAUDNI. 4 . Sumber Bantuan a. Bantuan sosial yang bersumber dari Pusat atau Direktorat diberikan kepada lembaga atau satuan pendidikan penyelenggara PAUDNI yang memiliki standar nasional atau lembaga yang diarahkan untuk memenuhi standar nasional. b. Bantuan sosial yang bersumber dari UPT P2-PNFI atau 60 BP-PNFI diberikan kepada lembaga atau satuan pendidikan penyelenggara kegiatan PAUDNI dalam
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

rangka pengembangan model dan/atau dukungan penyelenggaraan program percontohan. c. Bantuan lembaga sosial atau yang satuan bersumber pendidikan dari dana Dekonsentrasi di tingkat propinsi diberikan kepada penyelenggara kegiatan PAUDNI dalam rangka pencapaian target peningkatan akses dan mutu PAUDNI di wilayah propinsi masing-masing.

d. Bantuan sosial yang bersumber dari dana Tugas Pembantuan di tingkat kabupaten/kota diberikan kepada lembaga atau satuan pendidikan penyelenggara kegiatan PAUDNI dalam rangka pencapaian target peningkatan akses dan mutu PAUDNI di wilayah kabupaten/kota masing-masing. 5. Jenis Bantuan Jenis bantuan yang disiapkan Ditjen PNFI meliputi : a. Layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terdiri atas: 1) Pembelajaran dan Peserta Didik: Peningkatan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

61

Kapasitas Pembelajaran di Gugus TK, Peningkatan Penyelenggaraan Kabupaten/Kota, PAUD PAUD Percontohan tingkat Peningkatan tingkat Penyelenggaraan Kecamatan/Desa,

Percontohan

Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) untuk peserta didik PAUD, BOP TK Pedesaan dan TK-SD Satu Atap, Penyelenggaraan Program P-PAUD. 2) Kelembagaan dan Kemitraan: Rintisan Taman Penitipan Anak (TPA) Rintisan Program Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak, Rintisan Program Satuan PAUD Sejenis (SPS),Penyelenggaraan PAUD Daerah Terpencil Dan Perbatasan, Penyelenggaraan PAUD Berbasis Keluarga (Parenting), Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) dalam bentuk Festival tentang Kreativitas Anak di tingkat Kabupaten dan Provinsi, Kerjasama dengan organisasi mitra PAUD. 3) Sarana dan Prasarana : Penyediaan APE PAUD, Penyediaan Bahan Belajar Anak dan Tutor PAUD, Bantuan Alat dan Kegiatan Pembelajaran Program PAUD 62 tanggap Darurat Pasca Bencana, Pembangunan Unit Gedung Baru (UGB) TK Pembina
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Kecamatan/Kabupaten, Pembangunan Ruang Kelas Baru dan meubelair TK, Pembangunan TK Pedesaan, Pembangunan TK-SD Satu Atap, Rehabilitasi TK, Sarana Pembelajaran dan Alat Bermain/Peraga TK.

b. Layanan Pendidikan Masyarakat 1) Pendidikan Keaksaraan: Keaksaraan Dasar,

Keaksaraan Usaha Mandiri, Keaksaraan Komunitas Khusus (termasuk Keaksaraan Bencana, Inovasi Aksara Agar Berdaya, Keaksaraan Seni Budaya Lokal, Aksara Kewirausahaan). 2) Pendidikan Pemberdayaan Perempuan: Pendidikan Kecakapan Hidup Berorientasi Pemberdayaan Perempuan, Peningkatan Budaya Tulis Melalui Koran Ibu dan Koran Anak, Pembelajaran Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Pendidikan Perlindungan Kecakapan Anak Keorangtuaan dan Marjinal, Pencegahan 63

Perdagangan Orang
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

3) Pengembangan

Budaya

Baca

melalui

TBM

Penguatan Keaksaraan, TBM Penguatan Minat Baca, dan TBM di ruang publik. 4) Pengarusutamaan gender. 5) Pendampingan PKBM, Rumah Pintar dan Satuan Pendidikan Nonformal Sejenis c. Layanan Kursus dan Pelatihan terdiri atas : Kursus Para Profesi (KPP), Pendidikan Kecakapan Hidup melalui lembaga kursus dan pelatihan, Pendidikan Kecakapan Hidup melalui Lembaga Pendidikan, PKH untuk daerah khusus, Program Kewirausahaan Masyarakat (PKM), Desa Vokasi, Kursus Keterampilan Kreatif, Bantuan Lembaga Sertifikasi Kompetensi, Tempat Uji Kompetensi, Penguatan lembaga Sertifikasi Kompetensi, Penyiapan pelaksanaan Uji Kompetensi, Penyelenggaraan Lomba-lomba Kursus dan Pelatihan, Biaya Operasional Penyelenggaran LKP. 64 e. Layanan Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI meliputi :
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Gender

dan

Anak

melalui

penguatan pokja gender dan keluarga berwawasan

1) Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUDNI melalui peningkatan kualifikasi dan kompetensi. 2) Peningkatan mutu pendidikan kepramukaan melalui pelatihan pembina gugus depan dan pelatih pramuka serta jambore. f. Revitalisasi Kelembagaan PAUDNI (SKB/BPKB), yang dialokasikan pada 8 UPT, yaitu di dua kantor P2-PNFI (Jayagiri dan Ungaran) serta di-6 BP-PNFI (Medan, Surabaya, Makassar, Mataram, Banjar Baru dan Papua) 6. Mekanisme Pemberian Bantuan Mekanisme pemberian bantuan meliputi: a. Sosialisasi Program-program PAUDNI, yang pendanaanya melalui mekanisme pemangku lembaga/satuan bantuan secara sosial (blockgrant) kepada sehingga PAUDNI wajib seluruh setiap disosialisasikan terbuka

kepentingan, pendidikan

mengetahui

adanya program-program yang dapat diakses serta memahami prosedur/tata cara mengaksesnya.
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

65

b. Pengajuan proposal Lembaga/satuan penyelenggara pendidikan PAUDNI wajib dan organisasi dan

menyusun

mengajukan proposal sesuai petunjuk teknis kepada satuan kerja (satker) pusat dan daerah berdasarkan jenis bantuan yang diusulkan. c. Penilaian proposal dan verifikasi lapangan Setiap satker pusat, UPT, dan daerah diwajibkan membentuk tim penilai yang bertugas melakukan penilaian proposal yang diajukan oleh calon penerima bantuan sesuai dengan Petunjuk Teknis pemberian bantuan. Unsur dan jumlah anggota tim penilai pada jenis bantuan disesuaikan dengan kebutuhan. Verifikasi dapat dilakukan melalui verifikasi lapangan dan/atau menelaah keabsahan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kab/Kota dan atau Provinsi. Dalam melakukan verifikasi lapangan, petugas harus membawa lembar/instrumen verifikasi lembaga yang hasil verifikasinya ditandatangani oleh petugas verifikasi dan disahkan oleh pejabat pemberi perintah. 66

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

d. Penetapan penerima bantuan Kepala satker menetapkan lembaga, organisasi,

dan/atau satuan pendidikan penyelenggara PAUDNI penerima bantuan yang dinyatakan memenuhi syarat berdasarkan hasil penilaian proposal dan verifikasi lapangan melalui suatu rapat pleno yang dipimpin oleh Kepala Satuan Kerja dan dihadiri oleh tim penilai lengkap. e. Penandatanganan Akad Kerjasama Setelah lembaga calon penerima dana bantuan sosial ditetapkan, selanjutnya antara lembaga pemberi dan penerima bantuan harus melakukan penandatanganan Akad Kerjasama (AKS). AKS harus mengikuti prinsipprinsip: 1) Tidak merugikan keuangan negara 2) Jelas peruntukan dan pemanfaatan dana bantuan 3) Jelas dan terukur hasil yang akan dicapai dari pemberian dan penerimaan dana bantuan 4) Jelas pihak-pihak yang memperoleh manfaat 5) Jelas pihak-pihak yang bertanggungjawab dan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

67

bentuk tanggungjawabnya 6) Jelas sanksi dan hukuman bagi yang melanggar ketentuan AKS 7) Jelas tempat penyelesaian masalah, jika

dikemudian hari ada masalah atau penyimpangan terhadap AKS 8) Jelas atauran peralihannya, jika dikemudian hari dipandang sangat perlu harus dilakukan perubahan atau adendum terhadap AKS f. Penyaluran bantuan Satker pusat dan daerah segera menyalurkan dana sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada lembaga, organisasi, dan satuan pendidikan penyelenggara PAUDNI yang ditetapkan sebagai penerima bantuan dan telah menadatangani AKS serta dokumen terkait lainnya.

7. Jumlah dan Pemanfaatan Bantuan a. Jumlah bantuan harus sesuai dengan jenis program yang 68 diselenggarakan dan jumlah warga belajar yang dilayani.
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

b. Bantuan harus dimanfaatkan penerima bantuan sesuai dengan perjanjian kerjasama. c. Pengaturan lebih lanjut tentang jumlah dan pemanfaatan bantuan diatur dalam petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Satker Pusat, UPT dan daerah. 8. Pertanggungjawaban Bantuan a. Penerima bantuan bertanggungjawab mutlak atas penggunaan dan pemanfaatan bantuan, sesuai dengan akad kerjasama dan petunjuk teknis yang berlaku. b. Satker pemberi bantuan wajib membuat laporan pertanggungjawaban kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal atas bantuan yang disalurkan. c. Jika terjadi penyalahgunaan bantuan, akan dikenakan sanksi dan diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

69

BAB VII
SISTEM PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN

A. Pemantauan dan Evaluasi


Satuan kerja sebagai pembina, penanggung jawab program dan pemberi bantuan sosial, berkewajiban melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap seluruh pelaksanaan kegiatan PAUDNI dengan memperhatikan hal-hal sbb. : 1. Pemantauan dan evaluasi merupakan kegiatan pembinaan sekaligus pengendalian agar program PAUDNI dilaksanakan secara tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat guna. 2. Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil akhir kegiatan yang dilakukan secara berkala baik melalui metode langsung atau tidak langsung sesuai dengan tahapan kegiatan. 3. Pemantauan dan evaluasi difokuskan pada saat sosialisasi program, seleksi proposal, penetapan penerima bantuan, penyaluran dan pemanfaatan dana, penyelenggaraan 70 program/kegiatan dan pelaporan.
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

4.

Petugas

yang

melaksanakan

pemantauan,

evaluasi,

pembinaan dan penjaminan mutu adalah pejabat yang berwenang sesuai ketentuan yang diatur dalam petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh satuan kerja.

B. Pelaporan
Pelaporan program dan keuangan oleh satuan kerja dilakukan secara berkala yaitu: (1) bulanan, (2) triwulan, (3) semester, dan (4) tahunan. 1. Laporan bulanan meliputi: (1) laporan

Perkembangan/Kemajuan Pelaksanaan Program/Kegiatan Kementerian Pendidikan Nasional sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81 Tahun 2009 tentang Koordinasi dan Pengendalian Program di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2010, serta pengisian Format B-05.1, dan (2) laporan hasil Rekonsiliasi bendasarkan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dengan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) setempat. 2. Laporan triwulan dan semester meliputi laporan hasil Rekonsiliasi berdasarkan SAI dengan KPPN setempat. 3. Laporan tahunan dibuat dengan berpedoman pada 71

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Peraturan

Direktur

Jenderal

Perbendaharaan

Nomor

24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga meliputi laporan hasil Rekonsiliasi bendasarkan SAI dengan KPPN setempat. 4. Laporan keuangan setiap bulan, triwulan, semester dan tahunan menggunakan Sistem Aplikasi SAI (SAK dan SIMAK BMN). 5. Semua satuan kerja dan satuan PAUDNI yang mengelola dana, seperti: dana Dekonsentrasi oleh Pemerintah Daerah Provinsi, dan Tugas Pembantuan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, UPT Pusat dan UPT Daerah dan satuan PAUDNI penerima blockgrant wajib membuat laporan pelaksanaan anggaran dan program; 6. Laporan program dan daya serap anggaran disampaikan dalam bentuk deskriptif yang dibuat oleh satuan kerja dan/atau penyelenggara program PAUDNI ditujukan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal disampaikan pada minggu ketiga setiap semester dan tahunan. 7. 72 Laporan program dan anggaran Tugas Pembantuan, tembusan disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

cq. Bidang PNF/PLS. 8. Sistematika laporan semester dan tahunan sebagai berikut: a. Judul Laporan b. Kata Pengantar c. Tujuan

d. Program Kerja dan Anggaran e. Pelaksanaan Program dan Kegiatan f. g. Capaian Hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan Permasalahan dan Upaya Pemecahan Masalah

h. Rekomendasi 9. Laporan program bulanan Satuan Kerja pengelola anggaran Direktorat Jenderal PAUDNI disampaikan kepada Direktur Jenderal PAUDNI melalui Bagian Perencanaan Sekretariat Ditjen PAUDNI paling lambat tanggal 28 bulan berjalan, menggunakan format B.05.1 terlampir. Materi yang dilaporkan adalah realisasi sampai dengan tanggal 25 bulan berjalan, realisasi tanggal 26 s.d. tanggal 31 dilaporkan pada laboran bulanan periode berikutnya. 10.Laporan pelaksanaan anggaran dalam bentuk SAK dan
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

73

SIMAK-BMN hasil rekonsiliasi dengan KPPN setempat disampaikan kepada Direktur Jenderal PAUDNI melalui Bagian Keuangan Sekretariat Ditjen PAUDNI paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya, menggunakan Sistem Aplikasi SAI. 11. Laporan pelaksanaan kegiatan pembelajaran oleh Satuan PAUDNI penerima bantuan sosial diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis program yang dikeluarkan oleh Satuan Kerja penanggung jawab program.

74

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

BAB VIII PENUTUP


Pedoman Penyelenggaraan Program PAUDNI Tahun 2011 ini diterbitkan agar dijadikan pedoman oleh satuan kerja, baik pusat (Direktorat dan UPT) maupun daerah (Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota) dalam menyusun Petunjuk Teknis, menyusun rencana kerja, mengelola/menyelenggarakan program, serta membina dan mengendalikan mutu pelaksanaan program kegiatan di lingkungan Ditjen PAUDNI. Pedoman ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran dan pedoman bagi pemangku kepentingan lainnya, utamanya para lembaga calon penyelenggaran program kegiatan PAUDNI, baik dalam mengakses program maupun mengakses bantuan sosial pelaksanaan program kegiatan. Petunjuk Teknis (Juknis) atau petunjuk lain yang sejenis, yang akan dikembangkan oleh Direktorat, UPT, maupun Dinas Pendidikan, harus selaras dengan Pedoman ini. Akhirnya, melalui Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Tahun 2011 ini, diharapkan capaian kinerja Ditjen PAUDNI, Satuan Kerja Perangakat Daerah (Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota), baik secara
Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

75

kualitas maupun kuantitas pada tahun 2011 menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi masyarakat. Amin.

76

Pedoman Penyelenggaraan Program PAUD-NI

Anda mungkin juga menyukai