Hajriah 09.1301.012 Nur Baiti Jannah 09.1301.028 Sudarmi 09.1301.044 Nurdayani 09.1301.
PROGRAM DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2011 Pengertian Persalinan Persalinan adalah suatu proses atau serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran produk konsepsi yaitu janin plasenta dan selaput ketuban dari uterus melalui vagina atau jalan lain ke dunia luar. Persalinan Normal adalah pengeluaran hasil konsepsi yang dikandung selama 37-42 minggu, presentasi belakang kepala/ ubun-ubun kecil dibawah symphisis melalui jalan lahir biasa, keluar dengan tenaga ibu, disusul dengan pengeluaran plasenta dan berlangsung kurang dari 24 jam. Adapun sebab-sebab yang mempengaruhi terjadinya persalinan yaitu penurunan hormon progesterone, rangsangan oksitosin, pergerakan otot-otot uterus, tekanan pada Ileksus Iranken hauser yang terletak dibelakang serviks bila tertekan maka kontraksi uterus dapat dibangkitkan. Perubahan biokimia dan bioIisika telah banyak mengungkapkan bagaimana dimulainya suatu persalinan karena menurunnya kadar hormone estrogen dan progesterone 1 2 minggu sebelum persalinan. Estrogen dan progesterone menurun disebabkan oleh 'tuanya plasenta', yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada villi corriales. Iskemia uterus, karena terjadinya peregangan pada uterus yang membesar, hal ini mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi. Hipocrates pertama kali mengungkapkan bahwa nutrisi yang kurang ke janin, akan menyebabkan kehamilan segera berakhir. Penekanan Fleksus Frankenhouser pada ganglion servikal, yang terdapat pada bagian posterior dari serviks, dapat menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus. Tahap-tahap Persalinan 1. Kala I: Tahap Pembukaan In Partu ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas 2 Iase yaitu: O Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm. O Fase AktiI: yang terbagi atas 3 subIase yaitu akselerasi, steady dan deselarasi. Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Kala I persalinan disebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim. Masa transissi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Sebagian wanita akan merasakan sakit perut yang hebat. Ibu akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan terasa seperti tekanan yang sngat besar kearah bawah, seperti ingin buang air besar. Menjelang akhir kala I, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II. 2. Kala II: Tahap Pengeluaran Bayi Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reIlektoris menimbulkan rasa mengedan. Ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada watu mengedan, kepala janin mulai kelihatan , vulva membuka dan perineum meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersiIat elastis, tapi bila dokter/ bidan memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan didaerah perineum, maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi. 3. Kala III: Tahap Pengeluaran Plasenta Dimulai sejak bayi lahir dan plasenta akan keluar dengan sendirinya. Proses melahirkan pasenta berlangsung antara 5-15 menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Setelah itu dokter/ bidan akan memeriksakan apakah plasenta sudah terlepas dari dinding rahim. 4. Kala IV: Tahap Pengawasan Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selama kurang lebih 2 jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari akan keluar sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan. Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa Iaktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot-otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika terjadi perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan secepatnya. Dalam menghadapi persalinan seorang ibu hendaknya dituntut untuk memperhatikan diri dan kesehatannya, demikian pula halnya dengan yang membantu persalinan seperti dokter atau bidan. Disarankan agar mereka memberikan pelayanan yang maksimal, karena hal tersebut sangat mendukung kelancaran persalinan dan meminimalisir kesalahan atau resiko yang terjadi selama proses persalinan. Adapun kebutuhan wanita dalam persalinan yaitu: 1. Asuhan Iisik dan psikologis 2. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menerus 3. Pengurangan rasa sakit 4. Penerimaan atas sikap dan perilakunya 5. InIormasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman. Wanita yang memperoleh dukungan emosional selama persalinan akan mengalami waktu persalinan yang lebih pendek dan intervensi medis yang lebih sedikit. Oleh karena itu, dukungan dari keluarga dan pihak kesehatan sangat besar pengaruhnya dan hal tersebut tidak boleh dianggap sepele. Dukungan agama merupakan proses pemberian bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan keagamaan senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT. Sehingga mengarahkan perilaku manusia untuk mencapai ridha-Nya, dengan segenap hatinya memIokuskan diri pada Allah dalam keadaan apapun sehingga dapat tercipta ketenangan dan kedamaian hati dan jiwa seseorang. Ibu hamil menjelang persalinan sering diliputi berbagai macam gangguan jiwa ringan seperti cemas, takut dan gelisah, yan puncaknya akan terlihat ketika menjelang persalinan dan akibat dari gangguan tersebut akan memperlambat proses kelahiran bahkan terjadinya gangguan pada diri dan anak kelak yang dilahirkan. Adapun yang menjadi permasalahannya dalam penelitian ini adalah: gangguan emosional apa yang dirasakan ibu hamil saat menghadapi persalinan, bagaimana dukungan agama dalam mengatasi gangguan emosional ibu saat menghadapi persalinan. Agama merupakan salah satu alat penjernih pada kondisi kejiwaan yang tidak labil pada ibu bersalin, karena sering diliputi berbagai macam gangguan kejiwaan yang mengancamnya disaat kehamilan muda sampai tua. Adapun materi yang diberikan ada tiga kategori: akhlak, dzikir dan do'a, kesemuanya itu sangat berpengaruh positiI terhadap kejiwaan ibu dan mempermudah proses persalinan.