Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PERSONAL

LAPORAN KASUS
1Riwayat kehamilan sekarang (Status Obstetri)
KU : Keputihan
Gerak bayi : () terasa
NaIsu makan : Baik
Mual : (-)
Muntah : (-)
Tidur : Nyenyak
Miksi/deIekasi : Terkadang sakit
Gangguan visus : (-)
Gguan ksadaran: (-)
Kejang : (-)
Keputihan : Banyak
Perdarahan : (-)
Sesak naIas : (-)

2 Riwayat persalinan yang dulu :
Hamil pertama normal, usia anak sekarang 7 tahun ( persalinan pervaginam )
Hamil kedua normal, usia anak sekarang 5 tahun ( persalinan pervaginam )
3 Penyakit yang pernah dialami : (-) tidak ada
4 Riwayat ANC pasien : konsultasi ke dokter hanya satu kali selama kehamilan 16
minggu
5 Hasil pemeriksaan Iisik
Keadaan umum :
Vital Sign : TD 105/70 mmHg, N 80x/menit, RR 19x/menit, T 36,5
O
C
TB : 160 cm
BB : 59 kg
Kepala : conjunctiva pucat ( - ), edema palpebra ( - )
Leher : TVJ ( - )
Dada : Jantung ( normal ), Paru( normal )
Abdomen
- Lingkar perut : Tidak dilakukan
- LEOPOLD : TFU 12 cm
Bagian terbesar tahanan janin ( Punggung janin di....)
Bagian terbawah janin.....
V Masuknya bagian terbawah janin ke Pintu Atas Panggul ( PAP
)....
(Untuk leopold , , v tidak dilakukan karena usia kehamilan masih 16
minggu)
- TBJ : (-) Gram (karena usia janin masih 16 minggu
- DJJ : 142x/Menit ( menggunakan Doppler)
Ekstremitas : edema ( - ), pucat ( - )
6 Diagnosis : multi gravid usia kehamilan 16 minggu dengan hasil pemeriksaan
Leopold Anak Hidup
7 Masalah masalah kehamilan yang dialami pasien :
1 Keputihan
2 Nyeri buang air kecil terkadang timbul
3 Tidak rutin melakukan pemeriksaan ke dokter

TNJAUAN KEPUSTAKAAN
PENDAHULUAN
Leukorea (white discharge, Iluor albus, keputihan) adalah nama gejala yang
diberikan kepada cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa
darah Dalam kondisi normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan
jernih yang keluar, bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan
sekresi dari kelenjar Bartolin Selain itu sekret vagina juga disebabkan karena
aktivitas bakteri yang hidup pada vagina yang normal Pada perempuan, sekret
vagina ini merupakan suatu hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri,
sebagai pelicin dan pertahanan dari berbagai inIeksi Dalam kondisi normal, sekret
vagina tersebut tampak jernih, putih keruh atau berwarna kekuningan ketika
mengering pada pakaian Sekret ini non-irritan, tidak mengganggu, tidak terdapat
darah, dan memiliki pH 3,5-4,5 Flora normal vagina meliputi Corinebacterium,
Bacteroides, Peptostreptococcus, Gardnerella, Mobiluncuc, Mycoplasma dan
Candida spp Lingkungan dengan pH asam memberikan Iungsi perlindungan yang
dihasilkan oleh lactobacilli(1,2)
Leukorea merupakan gejala yang paling sering dijumpai pada penderita
ginekologik, adanya gejala ini diketahui penderita karena mengotori celananya
Dapat dibedakan antara leukorea yang Iisiologik dan yang patologik Leukorea
Iisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mukus yang mengandung
banyak epitel dengan leukosit yang jarang sedang pada leukorea patologik terdapat
banyak leukosit
Penyebab paling penting dari leukorea patologik ialah inIeksi Disini cairan
mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental dan berbau Radang vulva, vagina, serviks dan kavum uteri
dapat menyebabkan leukorea patologik; pada adneksitis gejala tersebut dapat pula
timbul Selanjutnya leukorea ditemukan pada neoplasma jinak atau ganas, apabila
tumor itu dengan permukaannya untuk sebagian atau seluruhnya memasuki lumen
saluran alat-alat genital

EPIDEMIOLOGI
Sekret vagina sering tampak sebagai suatu gejala genital Proporsi perempuan yang
mengalami Ilour albus bervariasi antara 1 -15 dan hampir seluruhnya memiliki
aktiIitas seksual yang aktiI, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat
terjadi pada semua umur Seringkali Iluor albus merupakan indikasi suatu vaginitis,
lebih jarang merupakan indikasi dari servisitis tetapi kadang kedua-duanya muncul
bersamaan nIeksi yang sering menyebabkan vaginitis adalah Trikomoniasis,
Vaginosis bacterial, dan Kandidiasis Sering penyebab noninIeksi dari vaginitis
meliputi atroIi vagina, alergi atau iritasi bahan kimia Servisitis sendiri disebabkan
oleh Gonore dan Klamidia Prevalensi dan penyebab vaginitis masih belum pasti
karena sering didiagnosis dan diobati sendiri Selain itu vaginitis seringkali
asimptomatis dan dapat disebabkan lebih dari satu penyebab(2)





ETIOLOGI
Fluor albus Iisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah
porsio vagina Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior
vagina
Fluor albus Iisiologik ditemukan pada :
O Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin
O aktu disekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh estrogen Leukore
disini hilang sendiri akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang
tuanya
O anita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina
O aktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri
menjadi lebih encer
O Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada
wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita dengan
ektropion porsionis uteri


Sedang Iluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh
1 nIeksi :
- Bakteri : Gardanerrella vaginalis, Chlamidia trachomatis, Neisseria gonorhoae, dan
Gonococcus
- Jamur : Candida albicans
- Protozoa : Trichomonas vaginalis
- Virus : Virus Herpes dan human papilloma virus

2 ritasi :
- Sperma, pelicin, kondom
- Sabun cuci dan pelembut pakaian
- Deodorant dan sabun
- Cairan antiseptic untuk mandi
- Pembersih vagina
- Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
- Kertas tisu toilet yang berwarna
3 Tumor atau jaringan abnormal lain
4 Fistula(3)
5 Benda asing(3)
6 Radiasi
7 Penyebab lain(3) :
- Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik
- Tidak dikatehui : ' Desquamative inIlammatory vaginitis

PATOGENESIS
Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa
dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan
penderita sebagai suatu inIeksi, khususnya disebabkan oleh jamur Beberapa
perempuan pun mempunyai sekret vagina yang banyak sekali Dalam kondisi
normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina
yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus
menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB
Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis
antara Lactobacillus acidophilus dengan Ilora endogen lain, estrogen, glikogen, pH
vagina dan hasil metabolit lain Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen
peroksida yang toksik terhadap bakteri pathogen Karena aksi dari estrogen pada
epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam
laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini
dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain(2)
Kandidiasis vaginalis merupakan inIeksi vagina yang disebabkan oleh Candida sp
terutama C albicans nIeksi Candida terjadi karena perubahan kondisi vagina Sel
ragi akan berkompetisi dengan Ilora normal sehingga terjadi kandidiasis Hal-hal
yang mempermudah pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang
berspektrum luas, penggunaan kontrasepsi, kadar estrogen yang tinggi, kehamilan,
diabetes yang tidak terkontrol, pemakaian pakaian ketat, pasangan seksual baru dan
Irekuensi seksual yang tinggi Perubahan lingkungan vagina seperti peningkatan
produksi glikogen saat kehamilan atau peningkatan hormon esterogen dan
progesterone karena kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida albicans
pada sel epitel vagina dan merupakan media bagi prtumbuhan jamur Candida
albicans berkembang dengan baik pada lingkungan pH 5-6,5 Perubahan ini bisa
asimtomatis atau sampai sampai menimbulkan gejala inIeksi Penggunaan obat
immunosupresan juga menajdi Iaktor predisposisi kandidiasis vaginalis
Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone
menyebabkan peningkatan pH vagina dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi
pertumbuhan dan virulensi dari Trichomonas vaginalis(2)
Vaginitis sering disebabkan karena Ilora normal vagina berubah karena pengaruh
bakteri patogen atau adanya perubahan dari lingkungan vagina sehingga bakteri
patogen itu mengalami proliIerasi Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres
dan hormon dapat merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan
bakteri patogen Pada vaginosis bacterial, diyakini bahwa Iaktor-Iaktor itu dapat
menurunkan jumlah hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh Lactobacillus
acidophilus sehingga terjadi perubahan pH dan memacu pertumbuhan Gardnerella
vaginalis, Mycoplasma hominis dan Mobiluncus yang normalnya dapat dihambat
Organisme ini menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH
vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina Amin juga merupakan
penyebab timbulnya bau pada Ilour albus pada vaginosis bacterial(2)
Flour albus mungkin juga didapati pada perempuan yang menderita tuberculosis,
anemia, menstruasi, inIestasi cacing yang berulang, juga pada perempuan dengan
keadaan umum yang jelek , higiene yang buruk dan pada perempuan yang sering
menggunakan pembersih vagina, disinIektan yang kuat(2)


GE1ALA KLINIS
Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina
meerupakan suatu tanda inIeksi vagina nIeksi vagina adalah sesuatu yang sering
kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan
memberikan
beberapa gejala Iluor albus:1
- Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri
- Sekret vagina yang bertambah banyak
- Rasa panas saat kencing
- Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
- Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk
Vaginosis bacterial Sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga
kekuning-kuningan dengan bau busuk atau amis Bau semakin bertambah setelah
hubungan seksual
Trikomoniasis Sekret vagina biasanya sangat banyak kuning kehijauan, berbusa
dan berbau amis
Kandidiasis Sekret vagina menggumpal putih kental Gatal dari sedang hingga
berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak didaerah genital Tidak ada
komplikasi yang serius
nIeksi klamidia Biasanya tidak bergejala Sekret vagina yang berwarna kuning
seperti pus Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal

PEMERIKSAAN PENUN1ANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan :
- Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan biokimia dan urinalisis
- Kultur urin untuk menyingkirkan inIeksi bakteri pada traktus urinarius
- Sitologi vagina
- Kultur sekret vagina
- Radiologi untuk memeriksa uterus dan pelvis
- UltrasonograIi (USG) abdomen
- Vaginoskopi
- Sitologi dan biopsy jaringan abnormal
- Tes serologis untuk Brucellosis dan herpes
- Pemeriksaan PH vagina
- Penilaian swab untuk pemeriksaan dengan larutan garam Iisiologis dan KOH 10

- Pulasan dengan pewarnaan gram
- Pap smear
- Biopsi
- Test biru metilen(1,3)



DIAGNOSIS
Diagnosis Iluor albus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan
penunjang
- Anamnesis(3)
Ditanyakan mengenai usia, metode kontrasepsi yang dipakai oleh akseptor KB
kontak seksual, perilaku, jumlah, bau dan warna leukore, masa inkubasi, penyakit
yang diderita, penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid dan keluhan-keluhan
lain
- Pemeriksaan Fisis dan Genital(7)
nspeksi Kulit perut bawah, rambut pubis, terutama perineum, dan anus nspeksi
dan palpasi genitalia eksterna Pemeriksaan spekulum untuk vagina dan serviks,
pemeriksaan bimanual pelvis, palpasi kelenjar getah bening dan Iemoral
- Laboratorium(7)
Hasil pengukuran pH cairan vagina dapat ditentukan dengan kertas pengukur pH
dan pH diatas 4,5 sering disebabkan oleh trichomoniasis tetapi tidak cukup
spesiIik Cairan juga dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes
larutan normal saline 0,9 diatas objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam
KOH 10 Penutup objek glass ditutup dan diperiksa dibawah mikroskop Sel ragi
atau pseudohyphae dari candida lebih mudah didapatkan pada preparat KOH
Namun kultur T vaginalis lebih sensitive disbanding pemeriksaan mikroskopik
Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari
empat kriteria sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue pada pemeriksaan
mikroskopik sediaan basah, (2) adanya bau amis setelah penetesan KOH 10 pada
cairan vagina, (3) duh yang homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti susu, (4)
pH vagina lebih dari 45 dengan menggunakan nitrazine paper

PENATALAKSANAAN
Untuk menghindari komplikasi yang serius dari keputihan (Iluor albus), sebaiknya
penatalaksanaan dilakukan sedini mungkin sekaligus untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya penyebab lain seperti kanker leher rahim yang juga
memberikan gejala keputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk(8)
Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab inIeksi seperti jamur, bakteri
atau parasit Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan
menghentikan proses inIeksi sesuai dengan penyebabnya Obat-obatan yang
digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya berasal dari golongan Ilukonazol
untuk mengatasi inIeksi candida dan golongan metronidazol untuk mengatasi
inIeksi bakteri dan parasit Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul),
topikal seperti krem yang dioleskan dan uvula yang dimasukkan langsung ke dalam
liang vagina Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi
juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan
seksual selama masih dalam pengobatan Selain itu, dianjurkan untuk selalu
menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan sekaligus mencegah
berulangnya keputihan yaitu dengan :
1 Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup,
hindari
rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan
2 Setia kepada pasangan Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk
mencegah
penularan penyakit menular seksual
3 Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering
dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang
menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat Biasakan untuk
mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri
berkembang biak
4 Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah
depan
ke belakang
5 Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat
mematikan Ilora normal vagina Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu
sebelum menggunakan cairan pembersih vagina
6 Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada
daerah
vagina karena dapat menyebabkan iritasi
7 Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti
meminjam
perlengkapan mandi dsb Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di C umum
atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya(8)
Tujuan pengobatan
- Menghilangkan gejala
- Memberantas penyebabrnya
- Mencegah terjadinya inIeksi ulang
- Pasangan diikutkan dalam pengobatan
Fisiologis : tidak ada pengobatan khusus, penderita diberi penerangan untuk
menghilangkan kecemasannya
Patologi : Tergantung penyebabnya
Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :
1 Candida albicans(3)
Topikal
- Nistatin tablet vagina 2 x sehari selama 2 minggu
- Klotrimazol 1 vaginal krim 1 x sehari selama 7 hari
- Mikonazol nitrat 2 1 x ssehari selama 7 14 hari
Sistemik
- Nistatin tablet 4 x 1 tablet selama 14 hari
- Ketokonazol oral 2 x 200 mg selama 7 hari
- Nimorazol 2 gram dosis tunggal
- Ornidazol 1,5 gram dosis tunggal
Pasangan seksual dibawa dalam pengobatan
2 Chlamidia trachomatis
- Metronidazole 600 mg/hari 4-7 hari (llustrated oI textbook gynecology)
- Tetrasiklin 4 x 500mg selama 10-14 hari oral
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 10-14 hari bila
- Minosiklin dosis 1200mg di lanjutkan 2 x 100 mg/hari selama 14hari
- Doksisiklin 2 x 200 mg/hari selama 14 hari
- Kotrimoksazole sama dengan dosis minosiklin 2 x 2 tablet/hari selama 10 hari
3 Gardnerella vaginalis
- Metronidazole 2 x 500 mg
- Metronidazole 2 gram dosis tunggal
- Ampisillin 4 x 500 mg oral sehari selama 7 hari
- Pasangan seksual diikutkan dalam pengobatan
4 Neisseria gonorhoeae
- Penicillin prokain 4,8 juta unit im atau
- Amoksisiklin 3 gr im
- Ampisiillin 3,5 gram im atau
Ditambah :
- Doksisiklin 2 x 100mg oral selama 7 hari atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- TiamIenikol 3,5 gram oral
- Kanamisin 2 gram im
- OIloksasin 400 mg/oral
Untuk Neisseria gonorhoeae penghasil Penisilinase
- SeItriaxon 250 mg im atau
- Spektinomisin 2 mg im atau
- CiproIloksasin 500 mg oral
Ditambah
- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari atau
- Tetrasiklin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg oral selama 7 hari
5 Virus herpeks simpleks
Belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan secara tuntas
- Asiklovir krim dioleskan 4 x sehari
- Asiklovir 5 x 200 mg oral selama 5 hari
- Povidone iododine bisa digunakan untuk mencegah timbulnya inIeksi
sekunder(8)
6 Penyebab lain :
Vulvovaginitis psikosomatik dengan pendekatan psikologi Desquamative
inIlammatory
vaginitis diberikan antibiotik, kortikosteroid dan estrogen(3)

PROGNOSIS
Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan Iluor albus memberikan respon
terhadap pengobatan dalam beberapa hari Kadang-kadang inIeksi akan berulang
Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih eIektiI
EVALUAS
a Hal hal positiI dan menyenangkan yang didapatkan selama kunjungan
1 Kedatangan mahasiswa/ mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala diterima dengan baik oleh Kepala Puskesmas
2 Pasien yang datang umumnya memberikan respon yang baik saat kami
melakukan anamnesis , dan pasien dengan tangan terbuka mengatakan
keluhan keluhan yang sedang dialaminya
3 Dokter yang berada disana membimbing dan mengarahkan kami saat
berhadapan dengan pasien
4 Bidan yang berada di Puskesmas tersebut memberikan respon yang sangat
baik kepada kami saat sedang memeriksa pasien ibu hamil, dan
menganjurkan beberapa hal tentang cara melakukan pemeriksaan kepada ibu
hamil
b Hal hal negatiI selama kunjungan
1 Kami masih kurang dalam melakukan pemeriksaan leopold, dikarenakan
skill yang kami dapatkan masih kurang tentang leopold


















DAFTAR PUSTAKA

iknjosastro, H, SaiIuddin, B, Rachimhadi, Trijatmo 1999 Radang dan Beberapa penyakit
lain pada alat genital wanita in Ilmu Kandungan. Edisi kedua , Cetakan Ketiga Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo : Jakarta
Amiruddin, D 2003 Fluor Albus in Penyakit Menular SeksualLKiS : Jogjakarta
Manoe, MS M, RauI, S, Usmany,H 1999 Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi Bagian/SMF Obstetri dn Ginekologi Fakultas Kedokteran Unhas RSUP dr
ahidin Sudirohusodo : Ujung pandang
Anindita, iki Santi Martini 2006 Faktor Resiko Kefadian Kandidiasis vaginalis
pada akseptor KB Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAR Surabaya
Jarvis GJ The management oI gynaecological inIections in Obstetric and Gynaecology A
Critical Approach to the Clinical Problems 1994 OxIord University Press : OxIord

Anda mungkin juga menyukai