Anda di halaman 1dari 4

Aplikasi Transistor sebagai Saklar

Rani Nurlinda
Jurusan Teknik Elektro Polines Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

I. PENDAHULUAN Transistor merupakan komponen elektronika yang sangat dibutuhkan, Banyak sekali fungsi-fungsi dari transistor yang bisa digunakan, ada yang digunakan sebagai saklar, penyearah arus, pembangkit frekuensi, stabilisasi tegangan, modulasi sinyal, dll.Pada makalah ini akan dibahas mengenai transistor sebagai saklar. Makalah ini disusun bertujuan untuk melengkapi tugas dan sebagai bahan rangkuman belajar mahasiswa. Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan, terutama dalam hal kelengkapan materi, oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jelas mengenai materi transistor sebagai saklar, silakan membuka web atau buku mengenai materi ini. II. PEMBAHASAN A. Asal Usul Transistor Transistor berasal dari kata transfer resistor, piranti elektronik jenis ini dikembangkan oleh Berdeen, Schokley dan Brittam pada tahun 1948 di perusahaan elektronik Bell Telephone Laboratories. Penamaan ini berdasarkan pada prinsip kerjanya yakni mentransfer atau memindahkan arus. Dipertengahan 1940-an sekelompok ilmuan yang bekerja di Bell Telephone Labs di Murray Hill, New Jersey, merintis penemuan divais untuk menggantikan teknologi tabung hampa (vacuum tube) . Tabung hampa menjadi satu- satunya teknologi saat itu untuk menguatkan sinyal atau sebagai saklar dalam elektronika.Kemudian dengan perkembangan zaman ditemukan transistor. Transistor lebih mudah diproduksi dan sederhana dari pada tabung hampa. Namun pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi yang serupa, keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik. B. Materi Transistor daya memiliki karakteristik kontrol menyala dan mati. Transistor digunakan sebagai elemen saklar, dioperasikan dalam wilayah saturasi, menghasilkan drop tegangan kondisi ON yang rendah, pada umumnya transistor berfungsi sebagai suatu switching (kontak on-off), dan kerja transistor sebagai switching selalu berada pada daerah jenuh (saturasi) dan daerah cut off. Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:

* Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide * Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain * Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain. * Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel * Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power * Maximum frekwensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain * Aplikasi: amplifier, saklar, general purpose, audio, tegangan tinggi, dan lain-lain. Transistor adalah piranti elektronik yang menggantikan fungsi tabung elektron-trioda, BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal atau mempunyai tiga elektroda , yaitu Emitter, Collector dan Base. Transistor memiliki dua sambungan atau junction, yang pertama merupakan sambungan antara emitter dan base, yang kedua merupakan sambungan antara kolektor dan base sehingga sebuah transistor seperti dua buah diode yang saling bertolak belakang yaitu diode emitter-base atau disingkat dengan emitter diode dan diode kolektor-base atau disingkat dengan diode kolektor. Transistor ini disebut transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung dari perpindahan electron di kutub negative mengisi kekurangan electron (hole) di kutub positif, bi berarti 2 (dua) dan polar berarti kutub Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan atau hFE. biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT. Selain BJT, MOSFET MOS Field-Effect Transistors (MOSFETs) juga dapat berfungsi sebagai switch. Dibandingkan dengan BJT, sifat switch dari MOSFET juga lebih unggul karena membutuhkan arus yang sangat kecil untuk operasinya. Ada dua tipe MOSFET menurut tegangan kerjanya yaitu n-Channel MOSFET (n-MOS) dan p-Channel MOSFET (p-MOS). Dimana n-MOS bekerja dengan

memberikan tegangan positif pada gate, dan sebaliknya, pMOS bekerja dengan memberikan tegangan negatif di gate. nMOS berlaku sebagai switch dengan membuatnya bekerja di sekitar daerah saturasinya. Daerah kerja dari n-MOS dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2, CMOS (gabungan n-mos dan p-mos)

Gambar 1, Rangkaian dan daerah kerja n-MOS

Dan jika n-MOS dan p-MOS digabungkan, akan dihasilkan devais CMOS (Complementary MOS) yang rangkaian gabungan dan daerah kerjanya dapat dilihat pada gambar 2. Dan untuk devais CMOS ini, untuk membuatnya bekerja sebagai switch, kitaharus mengubah-ubah daerah kerjanya antara cut-off dan saturasi.

Fungsi utama atau tujuan utama pembuatan transistor adalah sebagai penguat (amplifier), namun dikarenakan sifatnya, transistor ini dapat digunakan dalam keperluan lain misalnya sebagai suatu saklar elektronis pada komputer atau peralatan kontrol lainnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, susunan fisik transistor adalah merupakan gandengan dari bahan semikonduktor tipe P dan N. Kedua jenis PNP dan NPN tidak ada bedanya, kecuali hanya pada cara pemberian biasnya saja yaitu bias maju dan bias mudur. Bentuk fisik transistor ini bermacam-macam kemasan, namun pada dasarnya karena transistor ini tidak tahan terhadap temperatur, maka tabungnya biasanya terbuat dari bahan logam sebagai peredam panas bahkan sering dibantu dengan pelindung (peredam) panas (heat-sink). Untuk dapat bekerja, sebuah transistor membutuhkan tegangan bias pada basisnya. Kebutuhan tegangan bias ini berkisar antara 0.5 sampai 0.7 Volt tergantung jenis dan bahan semikonduktor yang digunakan. Untuk transistor NPN, tegangan bias pada basis harus lebih positif dari emitor. Dan untuk transistor PNP, tegangan bias pada basis harus lebih negatif dari emitor. Semakin tinggi arus bias pada basis, maka transistor semakin jenuh (semakin ON) dan tegangan kolektor-emitor (VCE) semakin rendah. Suatu saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua keadaan, yaitu keadaan on dan keadaan off. Keadaan off / tutup merupakan suatu keadaan yang mana tidak ada arus yang mengalir. Keadaan on / buka merupakan suatu keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau dengan kata lain tidak ada resistivitas dan besar tegangan

saklar sama dengan nol. Dari grafik rangkaian seri transistor dengan resistor, yaitu grafik output transistor (grafik I c terhadap Vce) dengan grafik resistor beban, terlihat bahwa transistor bisa memiliki sifat saklar tersebut. Ketika arus basis nol, tidak ada arus kolektor, berarti transistor tutup. Titik itu juga disebut transistor dalam keadaan putus atau cutoff dan merupakan saklar terbuka. Kalau arus basis bertambah besar, arus kolektor bertambah besar sampai garis beban memotong garis output (Ic terhadap Vce) terakhir. Pada titik itu arus kolektor tidak bisa bertambah lagi walau pun arus basis terus naik. Titik itu disebut titik jenuh (saturation point). Kalau arus basis lebih besar daripada yang diperlukan untuk mencapai titik jenuh atau saturasi, dikatakan transistor dalam keadaan saturasi dan over saturation, tegangan kolektor-emitor kecil (0,2-0,3 Volt). Itu berarti dalam situasi ini transistor merupakan saklar tertutup. Kalau transistor dipakai hanya pada dua titik tersebut (titik putus atau titik saturasi) berarti transistor dipakai sebagai saklar. Daya yang diserap oleh transistor pada dua titik ini kecil (bahkan nol atau titik putus), tetapi dalam keadaan aktif daya yang diserap transistor lebih besar. Sebab itu dalam banyak pemakaian yang mana arus besar harus diusahakan supaya daerah aktif dilewati dalam waktu yang singkat dan transistor tidak menjadi terlalu panas. Agar transistor dalam keadaan jenuh atau jenuh berlebihan, arus basis harus minimal sebesar arus kolektor maksimal dibagi dengan penguatan arus hfe dari transistor. Arus kolektor maksimal terdapat dari tegangan sumber (Vcc) dibagi dengan resistivitas dari resistor kolektor (Rc), berarti arus kolektor maksimal adalah arus yang paling besar yang bisa mengalir ketika tegangan kolektor-emitor nol. Saat transistor berada dalam kondisi saturasi, berarti transistor tersebut merupakan saklar tertutup dari kolektor ke emitor. Jika transistor tersumbat (cut off) berarti transistor seperti sebuah saklar yang terbuka. Rangkaian switching transistor ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Tegangan disekitar loop input memberikan : IB.RB + VBE VBB = 0 Persamaan (1) sehingga diperoleh : IB = (VBB VBE)/ RB Persamaan (2) Gambar (b) menjelaskan karakteristik transistor sebagai saklar. Pada saat VBB / VS yang masuk melalui RB negatif, maka sambungan basis-emitor mendapat bias mundur dan mengakibatkan transistor menjadi cut off sehingga secara ideal tidak ada arus kolektor yang mengalir. Hal ini juga terjadi bila VS sama dengan nol. Jika VS positif dan lebih besar dari turn-on voltage, maka sambungan basis-emitor akan mendapat bias maju. Pada saat VS mencapai tegangan sekitar 0,5 0,7 V, transistor akan aktif, dan jika dinaikkan terus transistor akan mengalami kejenuhan/saturasi. Dalam kondisi ini secara ideal besarnya VCE sama dengan nol dan dalam kondisi jenuh, penambahan VS tidak akan berpengaruh lagi pada nilai VCE. Berdasarkan prinsip kerja tersebut, maka switching transistor dapat digunakan sebagai pengemudi aliran arus listrik untuk mengendalikan motor. Dengan menganggap transistor adalah gabungan dua buah dioda, maka dapat menguji kemungkinan kerusakan suatu transistor dengan menggunakan ohmmeter dari suatu multitester. Kemungkinan terjadinya kerusakan transistor ada tiga penyebab yaitu : a. Salah pemasangan pada rangkaian b. Penanganan yang tidak tepat saat pemasangan c. Pengujian yang tidak professional Sedangkan kemungkinan kerusakan transistor juga ada tiga jenis, yaitu : a. Pemutusan b. Hubung singkat c. Kebocoran Pada pengujian transistor kita tidak hanya menguji antara kedua dioda tersebut, tapi kita juga harus melakukan pengujian pada elektroda kolektor dan emiternya. Dengan memanfaatkan sifat hantar transistor yang tergantung dari tegangan antara elektroda basis dan emitter (Ube), maka kita dapat menggunakan transistor ini sebagai sebuah saklar elektronik, dimana saklar elektronik ini mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan saklar mekanik, seperti : a. Fisik relative jauh lebih kecil, b. Tidak menimbulkan suara dan percikan api saat pengontakan. c. Lebih ekonomis. Untuk mengetahui cara kerja transistor sebagai saklar, kita lakukan percobaan pada rangkaian berikut ini.

Gambar3, (a) Rangkaian Transistor sebagai Penyaklar, (b) Penggambaran Transistor yang Lazim, (c) Garis Beban DC

Pada kondisi saklar S1 dalam keadaan on atau tertutup, sumber tegangan terpasang pada terminal basis transistor, sehingga akan ada arus yang mengalir didalam rangkaian, dengan kata lain lampu akan menyala.

III. KESIMPULAN (PENUTUP) Transistor macamnya ada banyak, bisa dibedakan berdasarkan, materi semikonduktor, kemasan fisik, tipe, polaritas, maximum kapasitas, maximum frekwensi kerja aplikasi. Transistor umumnya memiliki tiga bagian yaitu base, kolektor dan emitor.Sebuah switch atau saklar ideal harus mempunyai karakteristik pada keadaan off ia tidak dapat dialiri arus listrik sama sekali dan pada keadaan on ia tidak mempunyai tegangan drop.
Gambar 4, Saklar keadaan terbuka

Pada kondisi saklar S1 dalam keadaan off atau terbuka, tidak ada sumber tegangan yang terpasang pada terminal basis transistor, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir pada rangkaian, dengan kata lain lampu tidak akan menyala.

REFERENSI
[1] [2] (2002) The IEEE website. [Online]. Available: http://www.ieee.org/ Eri. (2010) [Online]. Available: http://eritristiyanto.wordpress.com/2010/01/18/rangkaian-aplikasitransistor-sebagai-saklar/ [Online]. Available: http://annml.wordpress.com/2010/09/27/aplikasidasar-transistor-sebagai-saklar/ [Online]. Available: http://4shared.com/file/1XHJ2IPH/U_N_T_U_K__MAHASISWA.htm l [Online]. Available: http://youtube.com./transistor-as-a-switch/ [Online]. Available: http://bendink.wordpress.com/2010/08/03/pengertian-transistor/

[3] [4]

[5] [6]

Gambar 5, Saklar keadaan tertutup

Anda mungkin juga menyukai