Anda di halaman 1dari 80

WALIKOTA YOGYAKARTA

KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 616/KEP/2007

TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011

WALIKOTA YOGYAKARTA
KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 616/ KEP / 2007 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011 WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin keberhasilan program pembangunan Penanggulangan Kemiskinan yang telah diatur dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2007 - 2011, maka perlu disusun Rencana Aksi Daerah (RAD) Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Walikota Yogyakarta tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007 2011. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005; 3. Undang-undang Nomor 17 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025; 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004 2009; 5. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pengarus Utamaan Gender; 6. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2005-2025; 7. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011.

ii

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011 PERTAMA : RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 adalah Dokumen Perencanaan Program Terpadu yang bersifat Lintas sektor dan lintas wilayah yang mencakup penciptaan kesempatan kerja, pemberdayaan, peningkatan kemampuan, dan perlindungan sosial bagi masyarakat miskin untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, sebagaimana tersebut dalam Keputusan ini. RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA dimaksudkan dipergunakan sebagai pedoman dan informasi bagi para pemangku kepentingan dalam membuat komitmen pada program prioritas yang bersifat lintas sektor dan lintas wilayah. Penjabaran RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA akan ditindaklanjuti setiap tahunnya dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Yogyakarta dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). Menunjuk Wakil Walikota Yogyakarta sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta dibantu Asisten Pembangunan dan Kepala Dinas Sosial Kota Yogyakarta untuk mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan program dan kegiatan pada Rencana Aksi Daerah ini. Segala biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Yogyakarta. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 8 Desember 2007 WALIKOTA YOGYAKARTA ttd H. HERRY ZUDIANTO Tembusan : Yth. 1. Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta. 2. Asisten Tata Praja Setda Kota Yogyakarta. 3. Asisten Pembangunan Setda Kota Yogyakarta. 4. Asisten Administrasi Setda Kota Yogyakarta. 5. Kepala SKPD se Kota Yogyakarta.

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

KEENAM

iii

LAMPIRAN NOMOR TANGGAL

: KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA : 616/KEP/2007 : 8 Desember 2007

RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. 1.2. 1.3. Latar Belakang Maksud dan Tujuan Lingkup RAD Penanggulangan Kemiskinan

1 1 2 2

BAB II

KONDISI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI KOTA YOGYAKARTA 2.1. Faktor Penyebab Kemiskinan dan Pengangguran Secara Konseptual 2.2. 2.3. Faktor Penyebab Pengangguran Secara Konseptual Profil Kemiskinan Kota Yogyakarta 2.3.1. Sebaran Keluarga dan Penduduk Miskin Kota Yogyakarta. 2.3.2. Diskripsi Data Keluarga dan Penduduk Miskin Beserta Kecamatan. 2.3.3. Deskripsi Keluarga dan Penduduk Miskin dan Permasalahanya Basis Kota Yogyakarta 2.3.3.1. Permasalahan Kemiskinan dan Permasalahanya Basis Wilayah

6 8 11

13

42

42

Kemampuan Pendapatan. 2.3.3.2. Permasalahan Kesempatan Kerja. 2.3.3.3. Keluarga Miskin dan Kepemilikan Aset Ekonomi. 2.3.3.4. Keluarga Miskin dan status Kepemilikan Tempat Tinggal. 2.3.3.5. Keluarga Miskin dengan jenis bahan bakar untuk memasak yang digunakan sehari-hari 45 44 44 Kemiskinan dan 42

iv

2.3.3.6.

Keluarga Miskin dengan Jenis alat penerangan yang digunakan

45

2.3.3.7.

Permasalahan Pangan

Kemiskinan

Berdasar

45

2.3.3.8.

Permasalahan Sandang

Kemiskinan

Berdasar

46

2.3.3.9.

Permasalahan Papan

Kemiskinan

Berdasar

46

2.3.3.10 . 2.3.3.11 . 2.3.3.12 . 2.4.

Permasalahan Kesehatan Permasalahan Pendidikan Permasalahan Aktifitas Sosial

Kemiskinan

Berdasar

47

Kemiskinan

Berdasar

48

Kemiskinan

Berdasar

49

Profil Data Pengangguran Kota Yogyakarta.

49

BAB III

LANDASAN PELAKSANAAN 3.1. 3.2. 3.3 Landasan Global. Landasan Nasional Landasan Regional

51 51 51 52

BAB IV RENCANA

AKSI

PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

DAN

53

PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA 4.1. Rencana Aksi Penanggulangan berdasar Strategi Kemiskinan dan 53

Pengangguran

Penanggulangan

Kemiskinan Kota Yogyakarta 4.1.1. Srtategi Kemiskinan 4.1.1.1 4.1.1.2 4.1.1.3 4.1.1.4 4.1.1.5 4.2. Alur Strategi Perlindungan Sosial Strategi Perluasan Kesempatan Strategi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Strategi Pemberdayaan Masyarakat Strategi Kemitraan Pola Pikir Penanggulangan Kemiskinan dan 53 53 54 55 55 55 dan Kebijakan Penanggulangan 53

Pengangguran 4.2.1. Validasi dan pelembagaan updating data Keluarga Miskin 4.2.2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Keluarga Miskin. 57 56

4.2.3. 4.2.4. 4.2.5.

Pengembangan SDM Penduduk Miskin. Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga Miskin. Pelembagaan Stake Holder Penanggulangan

58 58 59

Kemiskinan dan Pengangguran Ditingkat Basis (Kelurahan) 4.3. MATRIK PROGRAM KEGIATAN RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN 2007 - 2011 61

BAB V

PELAKSANAAN 5.1. 5.2. Optimalisasi Fungsi Koordinasi TKPK Kota Yogyakarta. Membangun Mekanisme Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran. 5.2.1 Perluasan Kesempatan Kerja dan Peningkatan Pendapatan Keluarga. 5.2.2. 5.2.3. 5.2.4. Penyediaan Layanan Pendidikan. Penyediaan Layanan Kesehatan. Penyediaan Pangan. 5.2.5. Penyediaan Keterpenuhan Pemukiman dan Layanan Jaminan Ketersediaan

72 72 72

72

73 74 74

75

Perumahan Layak Huni. 5.2.6. Penyediaan Keterpenuhan Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi Yang Baik. 5.2.7. 5.2.8. Penguatan Kualitas Hidup Keluarga Miskin. Layanan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Melalui Panti Sosial. 5.3 Pelaksanaan 5.3.1 Sinergi Program Instansi dan Institusi Dalam Penanggulangan Kemiskinan 5.3.2. 5.3.2. 5.3.3. Kelembagaan Pendanaan Indikator 82 83 83 77 77 76 76 75

BAB VI PENUTUP

84

vi

BAB I PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Tahun 2007-2011 merupakan salah satu tahapan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan Kota Yogyakarta yang saling terkait dan tak terpisahkan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011. Lebih jauh Rencana Aksi Daerah

Penanggulangan Kemiskinan

dan Pengangguran merupakan acuan bagi SKPD

untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial khususnya dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan penganguran yang telah ditetapkan dalam RPJMD. Pemahaman terhadap fenomena permasalahan, pola dan profil kemiskinan dan pengangguran serta penyebab dan faktor-faktor lain yang berpengaruh sangat diperlukan dalam perumusan strategi intervensi prioritas program dan penetapan jenis kegiatan serta alokasi sumber yang diperlukan. Hal ini sangat penting karena bagi Pemerintah Kota Yogyakarta yang bersinggungan langsung dengan

masyarakat memerlukan kebijakan-kebijakan yang bersifat

intervensi untuk

mengupayakan pengentasan kimiskinan. Upaya-upaya intervensi tersebut menuntut adanya ketersediaan referensi dan petunjuk detail tentang langkah-langkah dan kondisi serta potensi dari permasalahan kemiskinan dan juga pengangguran. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam penanggulangan kemiskinan dan pengangguran diperlukan kebersamaan dari para pemangku kepentingan sehingga kebijakan yang dijalankan bersifat terpadu dan terkoordinasi dalam bentuk usaha yang komprehensif dan saling bersinergi.

1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran adalah : Maksud : Maksud penetapan RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Tahun 2007-2011 ditetapkan dengan maksud sebagai acuan atau pedoman dalam sinkronisasi pelaksanaan kegiatan, pencapaian sasaran dari hasil yang ditetapkan bersama seluruh pihak yang terkait dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan pengangguran.

Tujuan : Tujuan dari Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran adalah : a. Memperkuat basis data penduduk miskin dan pengangguran; b. Mengurangi jumlah penduduk miskin; c. Mengurangi tingkat pengangguran; d. Meningkatkan pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial dan penduduk miskin serta difabel dengan merata; e. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan untuk masyarakat; f. Meningkatkan akses pendidikan dasar dan menengah 12 tahun bagi penduduk miskin; g. Mengembangkan sektor riil khususnya ekonomi mikro di masyarakat dan sumber daya manusia yang kualitas; h. Menjadikan kampung sebagai basis pembangunan komunitas.

1.3. Lingkup RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Lingkup RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran mencakup 3 (tiga) hal, yaitu: Diagnosis kemiskinan dengan memperhatikan suara masyarakat miskin, Strategi dan rencana aksi yang memuat strategi, prioritas kebijakan dan langkah kebijakan termasuk sasaran dan indikator kinerja, tatacara pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan strategi penanggulangan kemiskinan, dan pengangguran, Pembagian peran yang jelas antar pelaku baik, pemerintah, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, perguruan tinggi, lembaga keuangan, organisasi profesi, dan lembaga internasional.

Adapun sistematika RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta Tahun 2007-2011 meliputi: Bab I Pendahuluan tujuan, Bab II Kondisi menjelaskan latar belakang, maksud dan

lingkup serta proses penyusunan dan sistematika. Kemiskinan dan Pengangguran di Kota Yogyakarta

menguraikan

diagnosis kemiskinan dan pengangguran yang

memuat gambaran umum dan permasalahan utama kemiskinan dan pengangguran di Kota Yogyakarta. Sumber data dan informasi yang digunakan meliputi hasil analisis kemiskinan partisipatif (PPA), hasil analisis statistik, dan hasil kajian/penelitian.

Bab III

Landasan

Pelaksanaan

menegaskan

landasan

konstitusi

penanggulangan Kemiskinan dan pengangguran. Bab IV Rencana Aksi Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran

Membahas hasil kaji ulang berbagai kebijakan publik yang telah dilakukan untuk publik yang mengatasi masalah kemiskinan dan kebijakan tidak langsung berdampak terhadap kemudian

secara

masyarakat miskin. Dari hasil kaji ulang tersebut dirumuskan ke dalam rekomendasi kebijakan. Bab V

Pelaksanaan menguraikan mekanisme pelaksanaan strategi dan kebijakan yang memuat prasyarat, kelembagaan, jaringan kerja pelaksana, penganggaran, pengendalian dan pengawasan

(safeguarding), dan strategi dan

antisipasi

terhadap hambatan pelaksanaan

kebijakan menjelaskan sistem pemantauan dan

evaluasi yang mendukung pelaksanaan strategi dan kebijakan penanggulangan kemiskinan. Bab VI Penutup.

BAB II KONDISI KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI KOTA YOGYAKARTA

2.1. Faktor Penyebab Kemiskinan dan Pengangguran Secara Konseptual Kemiskinan dan pengangguran merupakan dua masalah yang saling terkait. Pengangguran merupakan salah satu pemicu dari terjadinya kemiskinan dilain kutub penangguran sangat mungkin disebabkan oleh kondisi miskin. Penyebab

kemiskinan sendiri sangat berfariasi dimana antara lain disebabkan oleh karena faktor lingkungan, sosiokultural, ekonomi, politik, kebijakan publik dan sebagainya. Secara kewilayahan, kondisi dan permasalahan kemiskinan tidak bisa digeneralisasikan untuk semua wilayah. Pendekatan obyektif yang sering dipakai untuk mendasari pengelompokan penduduk miskin dengan pendekatan garis kebutuhan minimum manusia memberikan kondisi kemiskinan yang benar-benar fakir. Tanpa bisa melihat adanya potensi-potensi internal yang bisa dioptimalkan dalam penanganan kemiskinan tersebut. Secara umum penyebab kemiskinan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, antara lain: 1). Kemiskinan struktural, yaitu kemiskinan yang disebabkan oleh hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan, peraturan maupun lembaga yang ada dimasyarakat sehingga dapat menghambat peningkatan produktivitas dan mobilitas masyarakat; 2). Kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang berhubungan dengan adanya nilainilai yang tidak produktif dalam masyarakat, tingkat pendidikan yang rendah, kondisi kesehatan dan gizi yang buruk; dan 3). Kemiskinan alamiah, yaitu kemiskinan yang ditunjukkan oleh kondisi alam maupun geografis yang tidak mendukung, misalnya daerah tandus, kering, maupun keterisolasian daerah. Namun demikian pendekatan yang dipakai dalam menelaah permasalahan kemiskinan sekarang ini lebih mendudukan posisi kelompok miskin itu sendiri sebagai center subject. Konsep-konsep untuk penanganan masalah kemiskinan mulai menggeser pola yang pada awalnya lebih pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia atau kebutuhan minimum menjadi pendekatan yang lebih memanusiakan. Secara umum kemiskinan sekarang dipandang sebagai kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang,lakilaki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Cara pandang kemiskinan ini beranjak dari pendekatan berbasis

hak yang mengakui bahwa masyarakat miskin, baik laki-laki maupun perempuan, mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Fenomena kemiskinan dan pengangguran di Indonesia termasuk Kota Yogyakarta merupakan fenomena yang kompleks dan tidak dapat secara mudah dilihat dari satu angka absolut. Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dan kota wisata seiring dengan perkembangan kota memiliki daya tarik yang kuat terhadap urbanisasi yang berpengaruh terhadap jumlah penduduk. Keberagaman budaya masyarakat yang menyebabkab kondisi dan permasalahan kemiskinan dan pengangguran di Kota Yogyakarta menjadi sangat beragam dengan sifat-sifat lokal yang kuat serta pengalaman kemiskinan yang berbeda secara sosial maupun antara laki-laki dan perempuan. Secara spesifik beberapa ahli mengemukakan pendapat bahwa kemiskinan disebabkan oleh faktor intern dan eksteren yaitu : Faktor Intern penyebab terjadinya kemiskinan antara lain; Rendahnya kualitas mental atau budaya dimana memandang kemiskinan sebagai nasib yang harus diterima (sikap nrimo) dan sikap masa bodoh yaitu sikap pasrah, sehingga tidak mempunyai inisiatif, tidak mempunyai

gairah, dan tidak dinamis untuk mengubah nasib mereka yang dianggap buruk. Sumber daya manusia yang terbatas atau kurang memadainya pengetahuan, pendidikan dan ketrampilan baik dalam kualitas maupun jenis. Kerentanan sehingga keluarga miskin terpaksa harus melepaskan aset-aset miliknya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ketidak-berdayaan (powerless) masyarakat miskin dalam hal ketidakmampuan bersaing dengan masyarakat pada umumnya.

Faktor Ekstern penyebab terjadinya kemiskinan antara lain; Ketidak merataan kesempatan untuk mengakumulasikan sosial, yang tidak terbatas pada modal basis kekuatan aset produktif atau

(tanah,perumahan, kesehatan dan lain-lain), tetapi juga sumber keuangan (penghasilan dan kredit). memperoleh pekerjaan, barang-barang, pengetahuan

meliputi sumberuntuk

Jaringan sosial

dan ketrampilan yang

memadai, serta informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Keterbatasan informasi, ketidak terjangkauan komunikasi ,menyebabkan tidak terjangkauanya pelayanan dan bantuan dari lembaga pemberi bantuan. Lingkungan sosial budaya yang mengakibatkan kurang tingginya hasrat

untuk lebih maju dalam kehidupan duniawi. Adanya kebijakan publik yang bias pihak dan mengorbankan posisi rakyat

sebagai implikasi pembangunan.

2.2. Faktor Penyebab Pengangguran Secara Konseptual Secara teoritis pengangguran adalah kondisi dimana seseorang yang ingin bekerja tidak dapat pekerjaan . Ketersediaan pekerjaan bagi masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar kerja. Pasar kerja merupakan interaksi antara supply (penawaran) dan demand (permintaan) tenaga kerja. Tiga hal yang mempengaruhi pasar tenaga kerja adalah :

1. Belum optimalnya Informasi Tenaga Kerja (distorsi informasi). Ketersediaan informasi tenaga kerja akan cukup berpengaruh terhadap

munculnya pengangguran. Jika informasi tenaga kerja tersedia dan akurat maka pencari tenaga bekerja maupun pencari kerja akan bertemu sehingga secara teori pasar dalam kondisi equilibrium atau tidak ada pengangguran.Dalam kenyataannya informasi tenaga kerja dapat muncul secara alami ( dari mulut ke mulut) atau melalui media informasi. Kebijakan pemerintah dengan ikut campur tangan dalam penyediaan informasi tenaga kerja dalam upaya mengurangi pengangguran. 2. Ketidak sesuaian Permintaan dan Penawaran a. Ketidak sesuaian kuantitas terjadi apabila jumlah pencari kerja lebih besar dari kebutuhan tenaga kerja. Hal tersebut disebabkan karena oleh pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan usaha yang dipengaruhi oleh peluang usaha atau iklim usaha. b. Ketidak sesuaian kualitas terjadi apabila kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan pencari kerja tidak terpenuhi oleh pencari kerja. Dua hal yang mempengaruhi kualitas tenaga kerja adalah mutu pendidikan, kemampuan (skill) dan teknologi. Jenis dan tingkat teknologi yang dimiliki suatu usaha akan mempengaruhi kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. akan besar pengaruhnya

Ketika kedua hal tersebut tidak sesuai maka yang terjadi adalah munculnya pengangguran. Dua aspek lain yang mempengaruhi ketidak sesuaian kualitas adalah produktivitas dan upah. 3. Hubungan Industrial. Hubungan industrial tidak hanya menempatkan pengusaha atau perusahaan sebagai pihak yang selalu bersikap tidak fair tetapi juga bisa berangkat dari sikap pekerja atau serikat yang selalu menempatkan diri sebagai pihak yang berlawanan kepada perusahaan atau pengusaha. Baik tidaknya hubungan kerja akan berpengaruh terhadap penyelesaian masalah yang mungkin terjadi antara perusahaan dan karyawan yang akhirnya selalu bermuara pada PHK dan tuntutan pekerja. Kondisi membawa implikasi usaha yang tidak sehat dan sulit berkembang sedangkan industri atau perusahaan merupakan lokomotif penyerap suplay tenaga kerja.

2.3. Profil Kemiskinan Kota Yogyakarta Uraian tentang potret kemiskinan dan pengangguran dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi kemiskinan dan pengangguran serta kemungkinan atau hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya kemiskinan dan pengangguran yang nantinya diharapkan sebagai langkah awal untuk menentukan bentuk kebijakan/program yang tepat serta penyusunan rencana aksi (action plan) agar penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dapat dilaksanakan dengan tepat di tingkat pelaskanaan kegiatanya. Untuk mengidentifikasi kemiskinan selama ini yang sering digunakan adalah garis kemiskinan (poverty line), yaitu suatu tolok ukur yang menunjukkan ketidakmampuan penduduk melampui ukuran garis kemiskinan atau suatu ukuran yang didasarkan pada kebutuhan atau pengeluaran konsumsi minimum, misalnya konsumsi pangan dan konsumsi non-pangan (misalnya kebutuhan perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, transportasi, barang-barang lain dan jasa). Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melaksanakan kebijakan

penanggulangan kemiskinan telah mengeluarkan Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 227 Tahun 2007 yang kemudian diubah dengan Keputusan Walikota Yogyakarta nomor 470/KEP/2007 tentang perubahan Lampiran Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 227 Tahun 2007 menetapkan parameter keluarga miskin Kota Yogyakarta. Parameter tersebut diharapkan sebagai pedoman penentuan sasaran program penanggulangan kemiskinan semua instansi di Kota Yogyakarta. Keseragaman dan kesepakatan indikator ini adalah salah satu aspek penting untuk

meminimalkan kesalahan atau bias sasaran. Parameter tersebut merupakan indikator komposit yang tersusun dari sektor fisik, ekonomi, sosial dan lainnya. Masing-masing sektor dikembangkan dalam dimensi dan indikator sehingga mudah pengukurannya. Indikator tersebut merupakan kombinasi beberapa model penanggulangan kemiskinan yang sudah ada sebelumnya seperti indikator kebutuhan dasar yang dikembangkan BPS, Indikator Keluarga Sejahtera yang dikembangkan oleh BKKBN, dan indikator model pembangunan manusia yang dikembangkan UNDP. Setelah melalui proses diskusi dalam forum koordinasi antar lembaga/instansi tingkat kota oleh Komite Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Yogyakarta, langkah awal adalah mencari persamaan-persamaan konsep dari masing-masing indikator dasar yang dipakai oleh sektoral departemen. Dari rangkuman berbagai indikator diatas maka dikembangkan parameter kemiskinan yang disepakati secara bersama-sama oleh masing-masing instansi di Kota Yogyakarta untuk selanjutnya diusulkan untuk menjadi Keputusan Daerah yang secara formal menjadi acuan oleh semua pihak sebagai indikator kemiskinan. Adapun rumusan parameter kemiskinan terbut adalah sebagai berikut: Tabel. 1 Parameter Keluarga Miskin Kota Yogyakarta Aspek 1. Pendapatan dan Asset Parameter 1. Pendapatan rata-rata anggota keluarga setiap bulan kurang dari Rp.150.000,2. Kepala Keluarga tidak bekerja. 3. Keluarga tidak memiliki barang selain tanah yang bernilai lebih dari Rp. 500.000,4. Status tempat tinggal bukan milik sendiri. 5. Jenis bahan bakar untuk memasak yang digunakan sehari-hari bukan gas. 6. Jenis alat penerangan yang digunakan bukan listrik atau listrik tetapi bukan milik sendiri. 1. Keluarga tidak mampu memberi makan Anggota keluarga 3 kali setiap hari. 2. Keluarga tidak mampu membeli dan menyediakan lauk daging/ayam atau susu 1 kali dalam seminggu. Bobot 8 5 5 2 3 2 12 8

2. Pangan

Aspek 3. Sandang 4.Papan

Parameter 1. Keluarga hanya bisa membeli pakaian baru bagi Anggota keluarga maksimal 1 kali dalam satu tahun. 1. Luas tempat tinggal rata-rata tiap Anggota keluarga kurang dari 8 meter persegi. 2. Jenis bahan lantai bidang terluas dari tempat tinggal berupa tanah/bambu / kayu kualitas rendah. 3. Jenis bahan dinding bidang terluas dari tempat tinggal berupa bambu/kayu/bahan lain berkualitas rendah/tembok tanpa plester atau diplester kualitas rendah. 1. Keluarga tidak mampu mengobatkan anggota keluarga yang sakit di Puskesmas. 2. Sumber air minum yang digunakan berasal dari sumber air tidak terlindung. 3. Kebiasaan membuang air besar di sungai/MCK umum/Milik tetangga. 1. Pendidikan Kepala Keluarga maksimal hanya lulus SD. 2. Terdapat anak usia sekolah yang DO. 1. Keluarga tidak mengikuti aktifitas kegiatan lingkungan sama sekali.

Bobot 5 3 3

4 10 5 5 5 10

5. Kesehatan

6. Pendidikan

7. Sosial

STRATIFIKASI MISKIN: 1. FakirMiskin / Jumlah Bobot antara 76 100 Miskin sekali. 2. Miskin. 3. Hampir Jumlah Bobot antara 51 75 Miskin 4. Tidak Miskin. Jumlah Bobot antara 31 50 . Jumlah Bobot 0 30

Kode: FM M HM TM

Sebagaimana sistem pendatan keluarga dan penduduk miskin kota Yogyakarta yang bersifat dinamik dengan periodisasi updating data pada setiap tahunya, sehingga data temuan pada tahun 2007 adalah data potret kondisi kemiskinan pada tahun yang bersangkutan yang akan dipakai sebagai dasar program tahun 2008. Data tersebut akan dilaksanakan updating secara rutin sampai dengan tahun 2011. 2.3.1. Sebaran Keluarga dan Penduduk Miskin Kota Yogyakarta. Jumlah keluarga dan penduduk miskin di Kota Yogyakarta dilihat berdasarkan wilayah maka terdapat variasi sebaran kemiskinan dan prevalensinya sebagai berikut :

Tabel 2 Sebaran Keluarga dan Penduduk Miskin Serta Tingkat Prevalensinya Jml Prevalensi Pnduduk % Miskin 25.36 18.73 26.04 26.74 23.83 28.97 22.39 26.20 25.84 13.10 13.88 12.69 17.75 16.37 15.05 29.99 37.74 13.50 27.24 20.04 26.42 23.85 20.33 26.62 23.02 28.10 23.42 24.36 25.43 21.63 19.58 16.46 19.44 21.20 18.98 17.43 19.08 2524 1159 2227 1256 7166 1794 2098 1185 5077 1353 402 1554 2393 1914 7616 1502 1769 1000 4271 1761 1814 3575 1443 1270 2713 2092 1362 1744 5198 2015 1224 1667 4906 1302 1790 1200 4292

NO 1

KECAMATAN /KELURAHAN TEGAL REJO 1 KRICAK 2 KARANGWARU 3 TEGALREJO 4 BENER JUMLAH JETIS 1 BUMIJO 2 COKRODININGRATAN 3 GOWONGAN JUMLAH GONDOKUSUMAN 1 DEMANGAN 2 KOTABARU 3 KLITREN 4 BACIRO 5 TERBAN JUMLAH DANUREJAN 1 SURYATMAJAN 2 TEGAL PANGGUNG 3 BAUSASRAN JUMLAH GEDONGTENGEN 1 SOSROMENDURAN 2 PRINGGOKUSUMAN JUMLAH NGAMPILAN 1 NGAMPILAN 2 NOTOPRAJAN JUMLAH WIROBRAJAN 1 PAKUNCEN 2 WIROBRAJAN 3 PATANGPULUHAN JUMLAH MANTRIJERON 1 GEDONGKIWO 2 SURYODININGRATAN 3 MANTRIJERON JUMLAH KRATON 1 PATEHAN 2 PANEMBAHAN 3 KADIPATEN JUMLAH

Jml KK Miskin 1012 588 693 373 2666 802 615 596 2013 404 137 441 705 572 2259 457 1020 320 1797 546 1073 1619 668 655 1323 838 657 525 2020 853 660 506 2019 404 558 392 1354

Jml KK

Jmlh Prevalensi Pnduduk % 14226 11460 10123 4995 40804 10729 10536 8808 30073 11109 4156 13275 16103 12193 56836 5671 10549 9255 25475 10097 15617 25714 12638 9579 22217 11706 10969 8309 30984 15371 12598 11840 39809 6884 10863 7929 25676 17.74 10.11 22.00 25.15 17.56 16.72 19.91 13.45 16.88 12.18 9.67 11.71 14.86 15.70 13.40 26.49 16.77 10.80 16.77 17.44 11.62 13.90 11.42 13.26 12.21 17.87 12.42 20.99 16.78 13.11 9.72 14.08 12.32 18.91 16.48 15.13 16.72

3991 3140 2661 1395 11187 2768 2747 2275 7790 3084 987 3476 3971 3495 15013 1524 2703 2370 6597 2725 4062 6787 3286 2461 5747 2982 2805 2155 7942 3943 3370 3075 10388 1906 2940 2249 7095

10

NO

KECAMATAN /KELURAHAN

Jml KK Miskin 343 903 1246 453 329 782 696 760 665 2121 388 440 442 305 569 862 480 3486 529 716 735 1980 26685

Jml KK 1860 2688 4548 1960 1456 3416 2888 3999 3172 10059 1608 3342 2662 2893 3784 4137 1694 20120 3034 3240 2699 8973 125662

Prevalen si % 18.44 33.59 27.40 23.11 22.60 22.89 24.10 19.00 20.96 21.09 24.13 13.17 16.60 10.54 15.04 20.84 28.34 17.33 17.44 22.10 27.23 22.07 21.24

Jml Pndudu k Miskin 1123 2264 3387 1569 1097 2666 1525 1730 2079 5334 1323 1514 1545 937 1982 1993 1561 10855 962 1461 2339 4762 89818

Jmlh Pndudu k 7092 10261 17353 7415 5207 12622 11120 14382 11738 37240 6062 12400 10080 10453 12616 14575 6386 72572 11755 11566 9752 33073 470448

Prevale nsi % 15.83 22.06 19.52 21.16 21.07 21.12 13.71 12.03 17.71 14.32 21.82 12.21 15.33 8.96 15.71 13.67 24.44 14.96 8.18 12.63 23.98 14.40 19.09

10 GONDOMANAN 1 NGUPASAN 2 PAWIRODIRJAN JUMLAH 11 PAKUALAMAN 1 PURWOKINANTI 2 GUNUNGKETUR JUMLAH 12 MERGANGSAN 1 KEPARAKAN 2 WIROGUNAN 3 BRONTOKUSUMAN JUMLAH 13 UMBULHARJO 1 SEMAKI 2 MUJA MUJU 3 TAHUNAN 4 WARUNGBOTO 5 PANDEAN 6 SOROSUTAN 7 GIWANGAN JUMLAH 14 KOTAGEDE 1 REJOWINANGUN 2 PRENGGAN 3 PURBAYAN JUMLAH TOTAL

2.3.2. Diskripsi Data Keluarga dan Penduduk Miskin Beserta Permasalahanya Basis Wilayah Kecamatan.

1. Kecamatan Tegalrejo a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH Usia Balita ( sd =<5 Th ) 242 155 173 93 663 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 560 360 365 218 1503 Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 2120 1256 1316 720 5412 Lansia ( > 55 Th ) 502 288 373 225 1388

11

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Tidak Kelurahan Bekerja 1. Kricak Laki-laki 82 Perempuan 228 2. Karangwaru Laki-laki 61 Perempuan 120 3. Tegalrejo Laki-laki 76 Perempuan 222 4. Bener Laki-laki 43 Perempuan 87 JUMLAH L JUMLAH P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Kricak Laki-laki Perempuan 2. Karangwaru Laki-laki Perempuan 3. Tegalrejo Laki-laki Perempuan 4. Bener Laki-laki Perempuan JUMLAH L P 262 657 Tidak Bekerja 137 265 71 132 73 160 56 84 337 641 Industri 77 35 55 28 54 44 23 24 209 131 Perdagangan 33 61 24 47 26 22 13 16 96 146 Angkutan 47 1 18 1 36 2 16 1 117 5 Jasa 149 90 115 86 152 62 71 63 487 301

Industri 98 41 35 25 44 28 24 16 201 110

Perdagangan 51 57 25 32 8 15 7 16 91 120

Angkutan 40 2 16 0 13 1 13 0 82 3

Jasa 177 136 144 92 82 64 46 32 419 324

3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Kricak Laki-laki Perempuan 2. Karangwaru Laki-laki Perempuan 3. Tegalrejo Laki-laki Perempuan 4. Bener Laki-laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 32 29 11 9 9 14 3 7 55 59 Industri 13 7 1 4 1 1 5 4 20 16 Perdagangan 3 10 1 3 1 3 1 0 6 16 Angkutan 2 0 1 0 1 1 0 0 4 1 Jasa 24 15 5 3 8 1 3 5 40 24

12

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH TK 60 61 47 36 204 SD 344 231 240 123 938 SMP 165 100 89 57 411 SMA 116 87 58 29 290 PT 16 14 13 5 48

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH TK 60 61 47 36 204 SD 344 231 240 123 938 SMP 165 100 89 57 411 SMA 116 87 58 29 290 PT 16 14 13 5 48

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH Orang Sakit 37 52 66 21 176 Ibu Hamil 21 12 14 3 50 Balita Rawan Gizi 6 2 9 4 21 Balita Gizi Buruk 12 3 6 1 22

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Kelurahan 1. Kricak 2. Karangwaru 3. Tegalrejo 4. Bener JUMLAH Lantai Tanah / Tidak Permanen 484 213 250 132 1079 Dinding Tidak Permanen 787 443 480 253 1963 Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 604 323 321 186 1434

2. Kecamatan Jetis a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Bumijo 2. Cokrodiningratan 3. Gowongan JUMLAH Usia Balita ( sd =<5 Th ) 201 149 125 475 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 487 322 308 1117 Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 1651 1313 1312 4276 Lansia ( > 55 Th ) 355 314 340 1009

13

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Bumijo Laki-Laki Perempuan 2. Cokrodiningratan Laki-Laki Perempuan 3. Gowongan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin
Pekerjaan Kelurahan 1. Bumijo Laki-Laki Perempuan 2. Cokrodiningratan Laki-Laki Perempuan 3. Gowongan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 111 255 96 169 140 195 347 619 Industri 23 16 29 24 30 30 82 70 Perdagangan 42 44 20 19 33 24 95 87 Angkutan 45 0 16 1 25 1 86 2 Jasa 171 86 100 70 114 62 385 218

Tidak Bekerja 88 193 84 179 61 136 233 508

Industri 34 32 48 23 28 24 110 79

Perdagangan 23 55 21 31 25 27 69 113

Angkutan 28 1 25 0 15 0 68 1

Jasa 143 77 132 75 88 47 363 199

3) Fakir Miskin Pekerjaan Tidak Kelurahan Bekerja 1. Bumijo Laki-Laki 15 Perempuan 15 2. Cokrodiningratan Laki-Laki 10 Perempuan 9 3. Gowongan 23 Laki-Laki Perempuan 30 JUMLAH L P 48 54

Industri 0 0 3 2 4 3 7 5

Perdagangan 6 3 1 1 1 2 8 6

Angkutan 1 0 1 0 5 0 7 0

Jasa 5 2 8 10 16 12 29 24

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Bumijo 2. Cokrodiningratan 3. Gowongan JUMLAH TK 65 44 39 148 SD 286 204 178 668 SMP 142 98 92 332 SMA 105 75 76 256 PT 10 6 14 30

14

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan TK Kelurahan 1. Bumijo 40 2. Cokrodiningratan 24 3. Gowongan 37 JUMLAH 101 SD 56 30 39 125 61 37 26 124 SMP 49 32 31 112 SMA 105 57 79 241 PT

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Bumijo 2. Cokrodiningratan 3. Gowongan JUMLAH Orang Sakit 38 88 86 212 Ibu Hamil 14 9 5 28 Balita Rawan Gizi 19 5 4 28 Balita Gizi Buruk 4 2 4 10

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Kelurahan 1. Bumijo 2. Cokrodiningratan 3. Gowongan JUMLAH Lantai Tanah / Tidak Permanen 296 234 233 763 Dinding Tidak Permanen 594 461 482 1537 Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 607 297 432 1336

3. Kecamatan Gondokusuman a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban JUMLAH Usia Balita ( sd =<5 Th ) 123 30 122 194 145 614 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 220 68 260 387 316 1251 Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 859 227 992 1457 1194 4729 Lansia ( > 55 Th ) 151 77 180 355 259 1022

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin


Pekerjaan Kelurahan 1. Demangan Laki-Laki Perempuan 2. Kotabaru Laki-Laki Perempuan 3. Klitren Laki-Laki Perempuan 4. Baciro Laki-Laki Perempuan 5. Terban Laki-Laki Tidak Bekerja 51 134 3 22 69 143 91 176 47 Industri 28 17 12 5 48 24 50 46 24 Perdagangan 11 31 1 1 31 41 33 44 25 Angkutan 8 2 1 0 1 1 24 0 18 Jasa 105 42 14 5 103 62 139 101 108

15

Perempuan JUMLAH L P

113 261 588

27 162 119

30 101 147

4 70 7

61 469 271

2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Demangan Laki-Laki Perempuan 2. Kotabaru Laki-Laki Perempuan 3. Klitren Laki-Laki Perempuan 4. Baciro Laki-Laki Perempuan 5. Terban Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Demangan Laki-Laki Perempuan 2. Kotabaru Laki-Laki Perempuan 3. Klitren Laki-Laki Perempuan 4. Baciro Laki-Laki Perempuan 5. Terban Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P

Tidak Bekerja 48 106 31 44 54 105 100 128 61 117 294 500 Tidak Bekerja 1 3 3 7 0 2 12 10 10 22 26 44

Industri 17 8 9 5 40 24 36 24 27 23 129 84

Perdagangan 9 15 4 6 16 13 22 16 24 29 75 79

Angkutan 12 2 5 1 8 2 14 0 13 3 52 8

Jasa 58 45 22 10 46 32 107 74 89 63 322 224

Industri 0 0 0 0 0 0 4 4 3 1 7 5

Perdagangan 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 2 4

Angkutan 2 0 1 0 1 0 3 0 1 0 8 0

Jasa 1 1 2 1 1 0 1 3 15 6 20 11

16

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban JUMLAH Pendidikan Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban JUMLAH TK 40 13 43 67 48 211 SD 126 40 157 262 232 817 SMP 73 18 89 122 123 425 SMA 74 5 68 129 130 406 PT 11 2 10 15 27 65

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin TK 22 5 27 42 26 122 SD 25 9 24 39 31 128 SMP 28 9 30 39 31 137 SMA 30 5 42 37 29 143 PT 61 11 57 85 70 284

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban JUMLAH Sakit Permanen 16 3 17 23 36 95 Ibu Hamil 6 2 5 12 13 38 Balita Rawan Gizi 3 3 3 6 8 23 Balita Gizi Buruk 2 1 1 6 1 11

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Kelurahan 1. Demangan 2. Kotabaru 3. Klitren 4. Baciro 5. Terban JUMLAH Lantai Tanah / Tidak Permanen 131 49 137 286 222 825 Dinding Tidak Permanen 251 121 302 505 429 1608 Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 212 111 261 264 347 1195

4. Kecamatan Danurejan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Suryatmajan 2. Tegalpanggung 3. Bausasran JUMLAH Usia Balita ( sd =<5 Th ) 113 270 79 462 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 247 574 169 990 Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 937 2201 577 3715 Lansia ( > 55 Th ) 205 524 175 904

17

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Suryatmajan Laki-laki Perempuan 2. Tegalpanggung Laki-laki Perempuan 3. Bausasran Laki-laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Suryatmajan Laki-laki Perempuan 2. Tegalpanggung Laki-laki Perempuan 3. Bausasran Laki-laki Perempuan JUMLAH L P 3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Suryatmajan Laki-laki Perempuan 2. Tegalpanggung Laki-laki Perempuan 3. Bausasran Laki-laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 13 11 34 32 5 1 52 44 Industri 1 2 7 6 1 1 9 9 Perdagangan 6 3 8 5 0 1 14 10 Angkutan 0 0 2 1 0 0 2 1 Jasa 5 5 16 10 1 1 22 16 Tidak Bekerja 52 83 71 193 24 57 147 333 Tidak Bekerja 66 115 212 373 26 71 304 559 Industri 55 45 86 52 16 9 157 106 Industri 64 57 122 83 14 7 200 147 Perdagangan 24 29 29 40 14 15 67 84 Perdagangan 14 22 61 59 7 16 82 97 Angkutan 4 1 30 3 9 0 43 4 Angkutan 11 0 27 2 11 1 49 3 Jasa 65 30 112 46 50 43 227 119 Jasa 51 30 195 107 67 44 313 181

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Suryatmajan 2. Tegalpanggung 3. Bausasran JUMLAH TK 34 67 26 127 SD 144 345 95 584 SMP 67 164 56 287 SMA 57 138 52 247 PT 6 17 5 28

18

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan TK SD Kelurahan 1. Suryatmajan 21 26 2. Tegalpanggung 56 63 3. Bausasran 16 15 JUMLAH 93 104 d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Suryatmajan 2. Tegalpanggung 3. Bausasran JUMLAH Sakit Permanen 25 48 25 90 SMP 31 55 18 104 SMA 25 54 20 99 Balita Rawan Gizi 2 9 0 11 PT 49 108 31 188 Balita Gizi Buruk 2 4 8 14

Ibu Hamil 6 17 8 31

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Suryatmajan 179 2. Tegalpanggung 509 3. Bausasran 136 JUMLAH 824 5. Kecamatan Gedong Tengen a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Usia Balita Usia Anak Kelurahan ( sd =<5 Th ) ( >5 - =<15 Th ) 1. Sosromenduran 111 260 2. Pringgokusuman 283 618 JUMLAH 394 878

Dinding Tidak Permanen 299 876 256 1431

Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 329 394 176 899

Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 1090 2118 3208

Lansia ( > 55 Th ) 300 595 895

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Tidak Industri Perdagangan Kelurahan Bekerja 1. Sosromenduran Laki-laki 80 54 42 Perempuan 136 26 36 2. Pringgokusuman Laki-laki 97 40 44 Perempuan 192 43 50 JUMLAH L 177 94 86 P 328 69 86 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Sosromenduran Laki-laki Perempuan 2. Pringgokusuman Laki-laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 90 129 157 309 247 438 Industri 37 29 64 48 101 77 Perdagangan 35 33 43 68 78 101

Angkutan 19 0 124 0 43 0 Angkutan 17 0 59 6 76 6

Jasa 42 28 160 97 202 125 Jasa 39 38 206 144 245 182

19

3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Sosromenduran Laki-laki Perempuan 2. Pringgokusuman Laki-laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 23 29 22 21 45 50 Industri 3 5 3 0 6 5 Perdagangan 4 5 0 4 4 9 Angkutan 0 0 6 0 6 0 Jasa 7 1 20 17 27 18

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Sosromenduran 2. Pringgokusuman JUMLAH TK 31 104 135 SD 171 378 549 SMP 74 164 238 SMA 75 124 199 PT 9 12 21

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Sosromenduran 2. Pringgokusuman JUMLAH TK 17 63 80 SD 28 54 82 SMP 27 66 93 SMA 32 64 96 PT 60 105 165

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Sosromenduran 2. Pringgokusuman JUMLAH Sakit Permanen 35 35 70 Ibu Hamil 12 5 17 Balita Rawan Gizi 8 7 15 Balita Gizi Buruk 8 2 10

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Sosromenduran 240 2. Pringgokusuman 602 JUMLAH 842 6. Kecamatan Ngampilan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Ngampilan 2. Notoprajan JUMLAH Usia Balita ( sd =<5 Th ) 176 154 330 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 373 351 724

Dinding Tidak Permanen 435 953 1388

Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 346 800 1146

Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 1418 1326 2744

Lansia ( > 55 Th ) 376 339 715

20

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngampilan Laki-Laki Perempuan 2. Notoprajan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngampilan Laki-Laki Perempuan 2. Notoprajan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngampilan Laki-Laki Perempuan 2. Notoprajan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 6 6 5 3 11 9 Industri 0 1 1 1 1 2 Perdagangan 2 4 0 0 2 4 Angkutan 0 0 1 0 1 0 Jasa 2 1 4 3 6 4 Tidak Bekerja 75 136 95 121 170 257 Industri 59 43 29 23 88 66 Perdagangan 39 54 19 54 58 108 Angkutan 14 0 21 1 35 1 Jasa 97 63 137 87 234 150 Tidak Bekerja 95 175 68 140 163 315 Industri 62 47 30 15 92 62 Perdagangan 36 49 29 50 65 99 Angkutan 19 1 21 1 40 2 Jasa 126 74 143 86 269 160

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Ngampilan 2. Notoprajan TK 40 33 SD 235 219 SMP 109 110 219 SMP 46 35 81 SMA 97 89 186 SMA 53 40 93 PT 14 19 33 PT 83 78 161

JUMLAH 73 454 2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan TK SD Kelurahan 1. Ngampilan 41 41 2. Notoprajan 33 35 JUMLAH 74 76

21

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Sakit Permanen Ibu Hamil Kelurahan 1. Ngampilan 53 15 2. Notoprajan 127 7 JUMLAH 180 22

Balita Rawan Gizi 1 1 2

Balita Gizi Buruk 1 0 1

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Dinding Tidak Kelurahan Tidak Permanen Permanen 1. Ngampilan 304 559 2. Notoprajan 193 496 JUMLAH 497 1055

Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 414 307 721

7. Kecamatan Wirobrajan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Usia Balita Usia Anak Kelurahan ( sd =<5 Th ) ( >5 - =<15 Th ) 1. Pakuncen 229 517 2. Wirobrajan 175 406 3. Patangpuluhan 126 299 JUMLAH 530 1222

Usia Produktif ( >16 =< 55 T ) 1814 1336 1083 4233

Lansia ( > 55 Th ) 432 345 236 1013

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Tidak Industri Perdagangan Angkutan Kelurahan Bekerja 1. Pakuncen Laki-Laki 73 54 39 23 Perempuan 200 28 46 4 2. Wirobrajan Laki-Laki 57 51 38 18 Perempuan 158 38 37 3 3. Patangpuluhan Laki-Laki 51 72 34 6 Perempuan 123 33 36 2 JUMLAH L 181 177 111 47 P 481 99 119 9 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Pakuncen Laki-Laki Perempuan 2. Wirobrajan Laki-Laki Perempuan 3. Patangpuluhan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 142 250 97 147 49 106 288 503 Industri 67 47 32 20 43 18 142 85 Perdagangan 30 42 23 26 22 32 75 100 Angkutan 26 1 18 2 13 0 57 3

Jasa 130 67 110 70 91 65 331 202

Jasa 168 96 106 82 90 73 364 251 22

3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Pakuncen Laki-Laki 21 14 1 Perempuan 46 5 5 2. Wirobrajan Laki-Laki 8 5 1 Perempuan 10 3 3 3. Patangpuluhan Laki-Laki 6 0 1 Perempuan 12 0 0 JUMLAH L 35 19 3 P 68 8 8 c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Pakuncen 2. Wirobrajan 3. Patangpuluhan JUMLAH TK 72 68 43 183 SD 320 261 179 760 SMP 141 121 84 346 SMA 93 101 73 267 PT 15 15 11 41 Tidak Bekerja Industri Perdagangan Angkutan 3 0 6 2 1 0 10 2 Jasa 20 14 6 4 5 2 31 20

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Pakuncen 2. Wirobrajan 3. Patangpuluhan JUMLAH TK 40 40 25 105 SD 49 50 32 131 SMP 53 37 25 115 SMA 50 37 29 116 PT 87 85 58 230

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Pakuncen 2. Wirobrajan 3. Patangpuluhan JUMLAH Sakit Permanen 108 21 28 157 Lantai Tanah / Tidak Permanen 373 234 216 823 Ibu Hamil 7 12 11 30 Balita Rawan Gizi 11 3 3 17 Balita Gizi Buruk 2 2 2 6

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Kelurahan 1. Pakuncen 2. Wirobrajan 3. Patangpuluhan JUMLAH Dinding Tidak Permanen 696 494 382 1572 Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 433 322 339 1094

23

8. Kecamatan Mantrijeron a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron Usia Balita ( sd =<5 Th ) 217 154 118 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 524 368 264 Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 1735 1223 988 Lansia ( > 55 Th ) 439 379 297 1115 Jasa 161 94 121 81 91 66 373 241

JUMLAH 489 1156 3946 b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Tidak Industri Perdagangan Angkutan Kelurahan Bekerja 1. Gredongkiwo Laki-Laki 71 88 25 24 Perempuan 209 62 50 1 2. Suryodiningratan Laki-Laki 60 30 18 16 Perempuan 130 23 20 1 3. Mantrijeron Laki-Laki 46 49 26 14 Perempuan 104 42 34 0 JUMLAH L 177 167 69 54 P 443 127 104 2 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Gredongkiwo Laki-Laki Perempuan 2. Suryodiningratan Laki-Laki Perempuan 3. Mantrijeron Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Gredongkiwo Laki-Laki Perempuan 2. Suryodiningratan Laki-Laki Perempuan 3. Mantrijeron Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 24 11 15 16 10 12 49 39 Industri 5 8 5 9 2 6 12 23 Perdagangan 7 3 2 0 1 2 10 5 Angkutan 2 0 3 0 3 0 8 0 Tidak Bekerja 115 212 83 136 59 100 257 448 Industri 51 44 23 28 31 23 105 95 Perdagangan 22 39 25 13 17 17 64 69 Angkutan 30 0 16 0 13 0 59 1

Jasa 145 79 120 73 63 51 328 203

Jasa 5 6 10 12 7 4 22 22

24

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron JUMLAH Pendidikan Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron JUMLAH TK 62 64 40 166 SD 330 244 161 735 SMP 139 111 83 333 SMA 102 88 58 248 PT 11 13 13 37

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin TK 56 25 31 112 SD 53 42 25 120 SMP 55 34 30 119 SMA 54 38 40 132 Balita Rawan Gizi 12 11 1 24 PT 88 82 44 214 Balita Gizi Buruk 6 3 0 9

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron JUMLAH Masalah Perumahan Kelurahan 1. Gredongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron JUMLAH Sakit Permanen 50 30 31 111 Lantai Tanah / Tidak Permanen 327 246 199 772 Ibu Hamil 12 7 3 22

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Dinding Tidak Permanen 567 478 338 1383 Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 441 371 258 1070

9. Kecamatan Kraton a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Patehan 2. Panembahan 3. Kadipaten JUMLAH Usia Balita ( sd =<5 Th ) 88 127 63 278 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 215 308 210 733 Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 781 1035 724 2540 Lansia ( > 55 Th ) 218 320 203 741

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Patehan Laki-Laki Perempuan 2. Panembahan Laki-Laki Tidak Bekerja 33 66 55 Industri 22 28 52 Perdagangan 19 29 18 Angkutan 11 1 16 Jasa 91 55 91

25

Perempuan 3. Kadipaten Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Patehan Laki-Laki Perempuan 2. Panembahan Laki-Laki Perempuan 3. Kadipaten Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Patehan Laki-Laki Perempuan 2. Panembahan Laki-Laki Perempuan 3. Kadipaten Laki-Laki Perempuan

137 41 68 129 271

40 30 25 104 93

40 22 20 59 89

1 10 1 37 3

54 39 30 221 139

Tidak Bekerja 34 94 65 109 52 94 151 297

Industri 22 9 32 17 27 15 81 41

Perdagangan 18 27 18 18 27 22 63 67

Angkutan 4 4 16 0 12 0 32 4

Jasa 78 42 74 66 52 38 204 146

Tidak Bekerja 1 2 12 11 1 3

Industri 0 0 3 2 0 1

Perdagangan 1 3 1 2 1 0

Angkutan 1 0 0 0 0 0 1 0

Jasa 4 3 6 3 3 2 13 8

JUMLAH L 14 3 3 P 16 3 5 c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Patehan 2. Panembahan 3. Kadipaten JUMLAH Pendidikan Kelurahan 1. Patehan 2. Panembahan 3. Kadipaten JUMLAH TK 17 34 25 76 SD 125 191 142 458 SMP 68 89 66 223

SMA 53 55 63 171

PT 11 11 8 30

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin TK 20 31 10 61 SD 25 26 16 67 SMP 21 35 34 90 SMA 23 32 25 80 PT 44 42 38 124

26

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Patehan 2. Panembahan 3. Kadipaten JUMLAH Sakit Permanen 13 11 19 43 Ibu Hamil 7 7 2 16 Balita Rawan Gizi 1 1 0 2 Balita Gizi Buruk 1 2 0 3

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Patehan 207 2. Panembahan 191 3. Kadipaten 136 JUMLAH 534

Dinding Tidak Permanen 313 403 297 1013

Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 238 337 250 825

10. Kecamatan Gondomanan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Ngupasan 2. Prawirodirjan JUMLAH Usia Balita ( sd =<5 Th ) 73 227 300 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 170 463 633 Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 679 1944 2623 Lansia ( > 55 Th ) 201 530 731

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngupasan Laki-Laki Perempuan 2. Prawirodirjan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngupasan Laki-Laki Perempuan 2. Prawirodirjan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 28 58 177 283 205 341 Industri 27 25 74 42 101 67 Perdagangan 12 13 62 48 74 61 Angkutan 4 0 30 0 34 0 Jasa 36 23 130 88 166 111 Tidak Bekerja 50 88 106 241 156 329 Industri 33 22 59 41 92 63 Perdagangan 20 29 43 47 63 76 Angkutan 6 0 27 0 33 0 Jasa 58 28 109 28 167 90

27

3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Ngupasan Laki-Laki Perempuan 2. Prawirodirjan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 1 4 37 56 36 60 Industri 1 0 12 9 13 9 Perdagangan 0 0 3 2 3 2 Angkutan 0 0 9 0 9 0 Jasa 1 0 21 2 22 2

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan TK SD SMP Kelurahan 1. Ngupasan 29 143 71 2. Prawirodirjan 55 269 110 JUMLAH 84 412 181

SMA 62 86 148

PT 10 12 22

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Ngupasan 2. Prawirodirjan JUMLAH TK 11 46 57 SD 18 52 70 SMP 15 48 63 SMA 19 32 51 PT 38 88 126

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Ngupasan 2. Prawirodirjan JUMLAH Sakit Permanen 15 23 38 Ibu Hamil 5 13 18 Balita Rawan Gizi 1 21 22 Balita Gizi Buruk 0 1 1 Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 177 645 822

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Dinding Tidak Kelurahan Tidak Permanen Permanen 1. Ngupasan 128 249 2. Prawirodirjan 249 665 JUMLAH 377 914

11. Kecamatan Pakualaman a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Kelurahan 1. Purwokinanti 2. Gunungketur JUMLAH Usia Usia Balita ( sd =<5 Th ) 89 68 157 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 260 192 452 Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 969 684 1653 Lansia ( > 55 Th ) 251 153 404

28

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Purwokinanti Laki-Laki Perempuan 2. Gunungketur Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Purwokinanti Laki-Laki Perempuan 2. Gunungketur Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Purwokinanti Laki-Laki Perempuan 2. Gunungketur Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 20 18 7 8 27 26 Industri 4 0 5 1 9 1 Perdagangan 2 3 3 0 5 3 Angkutan 1 0 2 1 3 1 Jasa 10 5 4 5 14 10 Tidak Bekerja 45 114 30 61 75 175 Tidak Bekerja 79 126 32 77 111 203 Industri 34 27 29 28 63 55 Industri 30 25 18 25 48 50 Perdagangan 13 17 11 18 24 35 Perdagangan 17 20 12 16 29 36 Angkutan 11 0 8 0 19 0 Angkutan 8 1 18 0 26 1 Jasa 86 42 65 43 151 85 Jasa 75 57 60 47 135 104

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Purwokinanti 2. Gunungketur JUMLAH TK 44 21 65 SD 159 122 281 SMP 76 57 133 SMA 48 37 85 PT 8 3 11

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Purwokinanti 2. Gunungketur JUMLAH TK 8 10 28 SD 22 22 44 SMP 25 19 44 SMA 23 20 43 PT 55 31 86

29

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Sakit Permanen Kelurahan 1. Purwokinanti 37 2. Gunungketur 23 JUMLAH 60 Ibu Hamil 5 4 9 Balita Rawan Gizi 6 14 20 Balita Gizi Buruk 1 0 1

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Dinding Tidak Kelurahan Tidak Permanen Permanen 1. Purwokinanti 229 384 2. Gunungketur 136 261 JUMLAH 365 645 12. Kecamatan Mergangsan a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Kelurahan 1. Keparakan 2. Wirogunan 3. Brontokusuman JUMLAH Usia Usia Balita ( sd =<5 Th ) 195 189 166 550 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 402 410 315 1127 Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 1474 1613 1216 4303

Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 270 168 438

Lansia ( > 55 Th ) 354 418 382 1154

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Keparakan Laki-Laki Perempuan 2. Wirogunan Laki-Laki Perempuan 3. Brontokusuman Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Keparakan Laki-Laki Perempuan 2. Wirogunan Laki-Laki Perempuan 3. Brontokusuman Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 123 179 128 279 75 117 326 575 Industri 64 50 78 41 45 27 187 118 Perdagangan 28 45 35 22 19 22 82 89 Angkutan 23 0 15 1 20 2 58 3 Jasa 109 67 137 69 80 55 326 191 Tidak Bekerja 60 145 69 199 80 188 209 532 Industri 100 56 100 41 67 29 267 126 Perdagangan 22 40 28 27 33 48 83 115 Angkutan 18 0 17 2 24 0 59 2 Jasa 86 51 73 46 86 72 245 169

30

3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Keparakan Laki-Laki Perempuan 2. Wirogunan Laki-Laki Perempuan 3. Brontokusuman Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 24 20 20 21 6 6 50 47 Industri 4 2 4 3 3 0 11 5 Perdagangan 0 5 1 4 0 0 1 9 Angkutan 4 0 4 0 1 0 9 0 Jasa 6 12 12 6 3 0 21 18

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan TK SD SMP Kelurahan 1. Keparakan 47 261 128 2. Wirogunan 76 236 107 3. Brontokusuman 55 179 82 JUMLAH 178 676 317 2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Keparakan 2. Wirogunan 3. Brontokusuman JUMLAH TK 40 38 28 106 SD 36 47 33 116 SMP 49 45 33 127

SMA 87 93 74 254

PT 12 14 13 39

SMA 41 44 39 124

PT 75 83 59 217

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Sakit Permanen Kelurahan 1. Keparakan 49 2. Wirogunan 59 3. Brontokusuman 63 JUMLAH 171 Ibu Hamil 12 5 8 25 Balita Rawan Gizi 6 13 6 25 Balita Gizi Buruk 6 6 3 15

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Dinding Tidak Kelurahan Tidak Permanen Permanen 1. Keparakan 278 535 2. Wirogunan 336 615 3. Brontokusuman 194 380 JUMLAH 808 1530 13. Kecamatan Umbulharjo a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Semaki 2. Muja-muju 3. Tahunan Usia Balita ( sd =<5 Th ) 109 129 130 Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 197 242 276

Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 296 394 311 1001

Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 800 914 932

Lansia ( > 55 Th ) 217 229 207

31

4. Warungboto 72 160 547 5. Pandeyan 148 357 1188 6. Sorosutan 192 486 1808 7. Giwangan 126 261 934 JUMLAH 906 1979 7123 b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Semaki Laki-Laki Perempuan 2. Muja-muju Laki-Laki Perempuan 3. Tahunan Laki-Laki Perempuan 4. Warungboto Laki-Laki Perempuan 5. Pandeyan Laki-Laki Perempuan 6. Sorosutan Laki-Laki Perempuan 7. Giwangan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Semaki Laki-Laki Perempuan 2. Muja-muju Laki-Laki Perempuan 3. Tahunan Laki-Laki Perempuan 4. Warungboto Laki-Laki Perempuan 5. Pandeyan Laki-Laki Perempuan 6. Sorosutan Laki-Laki Perempuan 7. Giwangan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 32 88 47 117 46 122 27 42 49 153 81 188 26 114 308 824 Tidak Bekerja 52 90 63 120 34 100 30 40 59 136 98 176 28 94 364 756 Industri 31 16 47 19 44 26 12 12 50 27 148 75 34 23 367 198 Industri 23 26 40 18 21 15 13 13 25 8 82 45 16 18 220 143 Perdagangan 19 23 31 30 24 19 12 17 16 38 38 45 21 27 161 199 Perdagangan 13 21 17 21 11 14 7 14 18 22 32 40 6 22 104 154 Angkutan 10 2 14 0 16 2 6 1 24 1 38 1 27 4 135 11 Angkutan 11 0 8 0 14 0 7 4 18 0 29 0 14 0 101 4

158 289 407 240 1747

Jasa 57 23 81 46 108 69 49 36 167 97 122 105 141 63 725 439 Jasa 81 52 72 43 70 35 56 42 96 44 132 105 92 51 599 372

32

3) Fakir Miskin Pekerjaan Tidak Industri Perdagangan Kelurahan Bekerja 1. Semaki Laki-Laki 4 2 1 Perempuan 4 1 1 2. Muja-muju Laki-Laki 6 5 0 Perempuan 3 1 0 3. Tahunan Laki-Laki 4 1 1 Perempuan 3 1 0 4. Warungboto Laki-Laki 5 0 0 Perempuan 7 0 3 5. Pandeyan Laki-Laki 7 0 0 Perempuan 12 0 0 6. Sorosutan Laki-Laki 6 2 1 Perempuan 7 6 1 7. Giwangan Laki-Laki 3 0 2 Perempuan 10 0 1 JUMLAH L 35 10 5 P 46 9 6 c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Semaki 2. Muja-muju 3. Tahunan 4. Warungboto 5. Pandeyan 6. Sorosutan 7. Giwangan JUMLAH TK 33 48 45 20 32 80 46 304 SD 159 149 186 107 226 306 143 1276 SMP 65 66 91 45 107 146 67 587

Angkutan 0 0 0 0 0 1 2 0 1 0 6 0 0 0 9 1

Jasa 6 5 0 3 1 1 12 1 8 6 5 5 10 6 42 27

SMA 60 47 77 60 63 105 55 467

PT 7 5 6 6 13 19 12 68

2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan Kelurahan 1. Semaki 2. Muja-muju 3. Tahunan 4. Warungboto 5. Pandeyan 6. Sorosutan 7. Giwangan JUMLAH TK 23 23 31 10 36 38 18 179 SD 18 21 37 15 41 54 31 217 SMP 13 33 29 15 39 49 29 207 SMA 22 22 31 19 34 55 26 209 PT 44 44 39 32 70 104 38 371

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan. Masalah Kesehatan Kelurahan 1. Semaki 2. Muja-muju 3. Tahunan 4. Warungboto Sakit Permanen 24 30 27 9 Ibu Hamil 11 10 5 3 Balita Rawan Gizi 4 8 2 1 Balita Gizi Buruk 4 2 3 2

33

5. Pandeyan 6. Sorosutan 7. Giwangan JUMLAH

24 125 14 253

15 21 13 78 Dinding Tidak Permanen 294 291 265 167 409 527 328 2281

4 7 5 31

2 1 1 15 Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 259 241 190 168 182 381 175 1596

e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan. Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Semaki 174 2. Muja-muju 163 3. Tahunan 166 4. Warungboto 89 5. Pandeyan 213 6. Sorosutan 293 7. Giwangan 172 JUMLAH 1270 14. Kecamatan Kotagede a. Kemiskinan dan Demografi Penduduk. Usia Kelurahan 1. Rejowinangun 2. Prenggan 3. Purbayan JUMLAH Usia Balita ( sd =<5 Th ) 135 178 134 447

Usia Anak ( >5 - =<15 Th ) 340 399 375 1114

Usia Produktif (>16 =< 55 Th) 1136 1419 1396 3951

Lansia ( > 55 Th ) 251 365 434 1050

b. Kemiskinan dan Permasalahan Aktifitas Pekerjaan. 1) Hampir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Rejowinangun Laki-Laki Perempuan 2. Prenggan Laki-Laki Perempuan 3. Purbayan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P 2) Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Rejowinangun Laki-Laki Perempuan 2. Prenggan Laki-Laki Perempuan 3. Purbayan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 52 120 57 150 64 142 173 412 Tidak Bekerja 79 159 61 124 44 119 184 402 Industri 44 26 59 40 108 54 211 120 Industri 50 33 51 24 77 41 178 98 Perdagangan 22 22 25 43 13 45 60 110 Perdagangan 17 29 10 22 8 17 35 68 Angkutan 6 0 29 2 15 2 50 4 Angkutan 13 5 21 3 6 0 40 8 Jasa 59 43 154 126 185 137 398 306 Jasa 128 72 138 103 99 82 365 257

34

3) Fakir Miskin Pekerjaan Kelurahan 1. Rejowinangun Laki-Laki Perempuan 2. Prenggan Laki-Laki Perempuan 3. Purbayan Laki-Laki Perempuan JUMLAH L P Tidak Bekerja 12 13 2 5 6 7 20 25 Industri 0 4 1 0 5 1 6 5 Perdagangan 3 3 1 0 1 3 5 6 Angkutan 0 0 0 0 0 0 0 0 Jasa 4 7 4 3 1 3 9 13

c. Kemiskinan dan Kependidikan Anak Usia Sekolah. 1) Jumlah Anak Sekolah Keluarga Miskin Pendidikan TK SD SMP Kelurahan 1. Rejowinangun 44 225 102 2. Prenggan 54 256 133 3. Purbayan 45 257 99 JUMLAH 143 738 334 2) Transisi Sekolah anak Keluarga Miskin Pendidikan TK SD Kelurahan 1. Rejowinangun 23 32 2. Prenggan 34 44 3. Purbayan 21 43 JUMLAH 78 119 SMP 26 38 37 101

SMA 77 104 75 256 SMA 28 47 37 112 Balita Rawan Gizi 4 5 11 20

PT 4 11 11 26 PT 55 77 68 200 Balita Gizi Buruk 3 1 4 8

d. Kemiskinan dan Permasalahan Kesehatan Masalah Kesehatan Sakit Permanen Ibu Hamil Kelurahan 1. Rejowinangun 30 15 2. Prenggan 30 6 3. Purbayan 37 12 JUMLAH 97 33 e. Kemiskinan dan Permasalahan Perumahan Masalah Perumahan Lantai Tanah / Kelurahan Tidak Permanen 1. Rejowinangun 236 2. Prenggan 200 3. Purbayan 369 JUMLAH 805

Dinding Tidak Permanen 383 457 532 1372

Rasio Ruang Kurang Dari 8 m 270 284 301 855

2.3.3. Deskripsi Keluarga dan Penduduk Miskin dan Permasalahannya Basis Kota Yogyakarta.

2.3.3.1. Permasalahan Kemiskinan dan Kemampuan Pendapatan. Pendapatan merupakan alat-ukur yang diasumsikan memberikan kontribusi dominan dalam menentukan suatu keluarga dikategorikan miskin atau tidak. Pada 35

parameter pendapatan ini dapat diturunkan pada asumsi-asumsi keterbatasan potensi ekonomi warga. Untuk mendetailkan data maka kelompok penduduk miskin dengan pendapatan dibawah Rp. 150.000/bulan/kapita pada tabel berikut :

Tabel.3. Kemiskinan dan Tingkat Pendapatan Keluarga Miskin Kota Yogyakarta Tahun 2007 Pendapatan Kurang dari Lebih dari % % Kondisi Rp. 150.000/bln Rp.150.000/bln Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin 1.382 11.579 7.621 20.582 6,71 56,26 37,03 100 54 1.755 4.294 6.103 0,88 28,75 70,37 100

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dominan keluarga atau penduduk miskin yakni sebanyak 20.582 keluarga berpendapatan/kapita/bulan dibawah Rp. 150.000. Kondisi ini dari aspek potensi ekonomi atau kemampuan rata-rata penduduk miskin untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok non pangan menjadi sangat rentan.

2.3.3.2.

Permasalahan Kemiskinan dan Kesempatan Kerja.

Rendahnya tingkat pendapatan keluarga miskin dikota Yogyakarta tidak lepas dari aktifitas ekonomi yang dilakukan oleh Kepala keluarga atau anggota keluarga yang lain atau bahkan lebih parah adalah disebabkan oleh kondisi kepala keluarga atau anggota keluarga yang tidak bekerja. Gambaran pada indikator ini dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 sebagai berikut : Tabel. 4. Kemiskinan dan Kepala Keluarga Miskin Bekerja dan Tidak Bekerja Kota Yogyakarta Tahun 2007 Pekerjaan Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Tdk Bekerja 838 4.373 2.370 7.581 % 11,05 57,68 31,26 100 Bekerja 598 8.961 9.545 19.104 % 3,13 46,90 49,96 100

36

Kelompok keluarga dengan kategori miskin adalah kelompok terbanyak dilihat dari status kepala keluarga yang tidak bekerja dengan jumlah 4.373 kepala keluarga. Apabila aktifitas pekerjaan bagi kepala keluarga tersebut dilihat pada

tataran anggota keluarga yang sudah berusia produktif dan berstatus tidak sekolah diskripsi kuantitatif keluarga tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 5. Angkatan Kerja Penduduk Miskin. Kemiskinan dan Pekerjaan Pekerjaan Tdk Bekerja Kondisi Jumlah Miskin 3.197 Jasa 8.449 Industri 2.897 Dagang 2.665 Angkutan 1.540

Tabel diatas memberikan gambaran kondisi angkatan kerja pada kelompok masyarakat miskin. Gambaran tersebut membenarkan asumsi tentang keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga miskin untuk bisa memenuhi kebutuhan anggota keluarganya.

2.3.3.3. Keluarga Miskin dan Kepemilikan Aset Ekonomi. Kepemilikan aset ekonomi merupakan gambaran kemampuan saving masyarakat miskin. Kemampuan kepemilikan ini secara konseptual akan sangat tergantung pada aktifitas pekerjaan dan tingkat pendapatan. Dalam bentu hubungan sederhana antara rade keluarga miskin dengan kepemilikan aset dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. Tabel. 6. Kemiskinan dan Aset Ekonomi Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Tidak Lebih Rp. 500.000 1396 11542 7661 20599 % 6,77 56,03 37,191 100 Lebih Rp.500.000 40 1792 4254 6086 % 0,65 29,44 69,89 100

Tabel diatas merupakan deskripsi dari keterbatasan kemampuan ekonomi masyarakat miskin.

37

2.3.3.4. Keluarga Miskin dan status Kepemilikan Tempat Tinggal. Tabel. 7. Kemiskinan dan Status Kepemilikan Tempat Tinggal Keluarga Miskin Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin 2.3.3.5. Milik Sendiri 278 3727 4172 8177 % 3,39 45,57 51,02 100 Bukan Milik Sendiri 1158 9607 7743 18508 % 6,25 51,90 41,83 100

Keluarga Miskin dengan jenis bahan bakar untuk memasak yang digunakan sehari-hari Tabel. 8. Kemiskinan dengan jenis bahan bakar untuk memasak yang digunakan sehari-hari

Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin 2.3.3.6.

Memakai Gas/Listrik 7 163 360 530

% 1,32 30,75 67,92 100

Tidak Memakai Gas (Kayu/Arang/Minyak Tanah) 1429 13171 11555 26155

% 5,46 50,35 44,17 100

Keluarga Miskin dengan Jenis alat penerangan yang digunakan

Tabel. 9. Kemiskinan dengan Jenis alat penerangan yang digunakan Keluarga Miskin Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin 2.3.3.7. Bukan Listrik/ Listrik Milik Orang Lain 1174 7353 4250 12777 % 9,18 57,54 33,26 100 Listrik Milik Sendiri 262 5981 7665 13908 % 1,88 43,00 55,11 100

Permasalahan Kemiskinan Berdasar Pangan

Tabel. 10. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut kemampuan memberi makan Anggota keluarga 3 kali setiap hari Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Mampu memberi makan Dua Kali atau Kurang setiap hari 1413 11308 4614 17335 % 8,15 65,23 26,61 100 Mampu memberi makan Lebih dari Dua Kali setiap hari 23 2026 7301 9350 % 0,24 21,66 78,08 100

38

Tabel. 11. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut kemampuan membeli dan menyediakan lauk daging/ayam atau susu 1 kali dalam seminggu di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin 1 Kali atau Tidak Pernah Membeli lauk daging/ayam atau susu 1 kali dalam seminggu. 1430 12712 9609 23751 % 2 Kali atau Lebih membeli lauk daging/ayam atau susu 1 kali dalam seminggu. 6 622 2306 2934 %

6,02 53,52 40,45 100

0,20 21,19 78,59 100

2.3.3.8. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Sandang Tabel. 12. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut kemampuan membeli pakaian baru bagi Anggota keluarga maksimal 1 kali dalam satu tahun di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin 1 Stel atau Tidak Pernah Membeli pakaian baru bagi Anggota keluarga maksimal 1 kali dalam satu tahun. 1414 12859 10654 24927

2 Stel atau Lebih membeli pakaian baru bagi Anggota keluarga maksimal 1 kali dalam satu tahun 22 475 1261 1758

5,67 51,58 42,74 100

1,25 27,02 71,72 100

2.3.3.9. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Papan Tabel. 13. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Luas tempat tinggal rata-rata tiap Anggota keluarga di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Lebih atau Sama Dengan 8 Meter Persegi 407 5415 6431 12253

Kurang 8 Meter Persegi 1029 7919 5484 14432

% 7,13 54,87 37,99 100

% 3,32 44,19 52,48 100

39

Tabel. 14. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Jenis bahan lantai bidang terluas dari tempat tinggal di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Tanah/Bambu/Kayu Kualitas Rendah 1087 6359 3138 10584 Semen /Keramik/Kayu kualitas Baik 349 6975 8777 16101

% 10,27 60,08 29,64 100

% 2,16 43,32 54,51 100

Tabel. 15. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Jenis bahan dinding bidang terluas dari tempat tinggal di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Bambu/Kayu/Bahan Lain Berkualitas Rendah/Tembok Plesteran Kualitas Rendah 1361 10848 7483 19692 Tembok/Bahan Lain Berkualitas Tinggi 75 2486 4432 6993

6,91 55,08 38 100

1,07 35,54 63,37 100

2.3.3.10. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Kesehatan Keluarga tidak mampu mengobatkan anggota keluarga yang sakit di Puskesmas. Tabel. 16. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut kemampuan mengobatkan anggota keluarga yang sakit di Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Tidak Mampu 1302 5621 2219 9142 % 14,24 61,48 24,27 100 Mampu 134 7713 9696 17543 % 0,76 43,96 55,26 100

Tabel. 17. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Sumber air minum yang digunakan berasal dari sumber air di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin . Aset Sumber Air Tak Terlindungi 581 1847 734 3162 % 18,37 58,41 23,21 100 Pompa/Sumur/Mata Air Terlindungi/Air Kemasan 855 11487 11181 23523 % 3,63 48,83 47,53 100

40

Tabel. 18. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Kebiasaan membuang air besar di sungai/MCK umum/Milik tetangga. di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Sungai/MCK Umum/Milik Tetangga 1137 6477 3295 10909 % 10,42 59,37 30,20 100 MCK Milik Sendiri 299 6857 8620 15776 % 1,89 43,46 54,64 100

2.3.3.11. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Pendidikan Tabel. 19. Kemiskinan dan Pendidikan Kepala Keluarga maksimal hanya lulus SD. . di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Maksimal SD 1233 8465 5626 15324 % 8,04 55,24 36,71 100 Lebih Dari SD 202 4847 6277 11326 % 1,78 42,79 55,42 100

Tabel. 20. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Anggota Keluarga Usia Sekolah yang DO di SMA/K atau dibawahnya di Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Ada % Tidak Ada Kondisi Fakir miskin 686 21,32 750 Miskin 1853 57,60 11481 Hampir Miskin 678 21,07 11237 Jumlah Miskin 3217 100 23468 2.3.3.12. Permasalahan Kemiskinan Berdasar Aktifitas Sosial Keluarga tidak mengikuti aktifitas kegiatan lingkungan sama sekali. % 3,19 48,92 47,88 100

Tabel. 21. Kemiskinan dan Keluarga Miskin menurut Anggota Keluarga Ikut Dalam Aktifitas Kegiatan Sosial di Lingkungannya Kota Yogyakarta Tahun 2007 Aset Kondisi Fakir miskin Miskin Hampir Miskin Jumlah Miskin Ikut 1 Kegiatan atau Lebih 588 9668 10051 20307

Tidak Ikut 848 3666 1864 6378

% 13,29 57,47 29,22 100

% 2,89 47,60 49,49 100

41

2.4. Profil Data Pengangguran Kota Yogyakarta. Pengertian tentang penganggur sering menjadi rancu bagi pengguna data, beberapa pengertian tentang penganggur antara lain, adalah sebagai berikut. a. Mereka yang terdaftar pada departemen atau dinas yang mengurusi tentang daftar pencari kerja atau mereka sebagai pemegang kartu pencari kerja. b. Mereka yang sedang berusaha aktif mencari pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, seperti selama seminggu, sebulan, atau satuan waktu lainnya. c. Mereka yang sedang bekerja, tetapi masih atau sambil mencari pekerjaan selain yang yang sedang dikerjakan. d. Mereka yang sedang tidak mempunyai pekerjaan karena sesuatu hal dan aktif mencari pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. e. Mereka yang tidak bekerja, tidak aktif mencari pekerjaan , tetapi bersedia bekerja apabila diberi pekerjaan. Ada kesamaan konsep yang dipakai untuk batasan penganggur oleh Departemen Tenaga Kerja dan Badan Pusat Statistik:Bahwa penganggur adalah bagian dari angkatan kerja yang kegiatan utamanya ialah sedang aktif mencari pekerjaan. yang disebut aktif mencari pekerjaan diartikan dengan jumlah jam, yaitu minimal satu jam perminggu. Sedangkan menyangkut Ketenagakerjaan dan pengangguran, distribusi ratarata presentase jumlah pengangguran terhadap angkatan kerja di Kota Yogyakarta

cukup rendah yaitu 6,63 persen . Persentase terbesar terdapat di Kecamatan Mantrijeron yaitu sebanyak 14,98 persen. Dari seluruh angkatan kerja di Kota Yogyakarta rata-rata persentase yang bekerja sebesar 37,18 persen. Persentase tinggi terdapat di Kecamatan

Gondomanan, Ngampilan dan Mergangsan dimana lebih dari setengah angkatan kerja yang ada di wilayah tersebut masuk kelompok bekerja.

Tabel. 22. Jumlah Angkatan Kerja Menurut Status Kerja Perkecamatan di Kota Yogyakarta Tahun 2006 Jumlah Penduduk 41.333 29.547 42.238 74.428 32.516 74.243 31.634 14.981 17.981 Angkatan Kerja Pengang gur 6.190 1.281 3.651 3.740 1.026 6.305 1.770 1.343 287 % 14.98 4.34 8.64 5.02 3.16 8.49 5.60 8.96 1.60 Bekerja 16.278 12.150 22.399 22.132 14.458 27.128 11.318 5.045 10.429 % 39.38 41.12 53.03 29.74 44.46 36.54 35.78 33.68 58.00 Jumlah 22.468 13.431 26.050 25.872 15.484 33.433 13.088 6.388 10.716 % 54.36 45.46 61.67 34.76 47.62 45.03 41.37 42.64 59.60

Kecamatan Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan

42

Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah

25.427 28.849 26.367 38.196 41.893 519.633

1.077 1.123 1.843 2.917 1.888 34.441

4.24 3.89 6.99 7.64 4.51 6.63

14.694 7.979 5.163 14.119 9.907 193.199

57.79 27.66 19.58 36.96 23.65 37.18

15.771 9.102 7.006 17.036 11.795 27.640

62.02 31.55 26.57 44.60 28.16 43.81

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Kota Yogyakarta

43

BAB. III LANDASAN PELAKSANAAN

3.1. Landasan Global. 3.1.1. Millenium Development Goals (MDGs) merekomendasikan adanya hak-hak dasar manusia yang harus terpenuhi secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hal ini juga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai MDGs pada tahun 2015 yaitu: 1) Memberantas kemiskinan dan kelaparan 2) Mewujudkan pendidikan dasar bagi semua 3) Mendorong kesetaraan jender dan memberdayakan perempuan 4) Mengurangi tingkat kematian anak 5) Meningkatkan kesehatan ibu 6) Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lain 7) Menjamin kelestraian lingkungan 8) Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. 3.1.2 Water World Forum (WWF) Tahun 2000 Tentang Kesepakatan Millenium

Development Goals (MDG) 2015 untuk mengurangi sekitar setengah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Convension of The Rights of The Child (1989),World Declaration on ucation For All (1990) Dakkar Work For Action (2000)

3.2. Landasan Nasional. 3.2.1. Undang-undang Dasar 1945 terutama pada pasal-pasal : 1) Pasal 27 ayat 2 : Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 2) Pasal 28 H : Ayat 1: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

bertempat tingal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan. Ayat 2 : Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. Ayat 3 : Setiap orang berhak atas jaminan social yang memungkinkan pengembangan bermartabat 3) Pasal 31 ayat 1 : Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. dirinya secara utuh sebagai manusia yang

44

4) Pasal 4 : Ayat 1 : Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Ayat 2 : Negara mengembangkan system jaminan social bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ayat 3 : Negara bertangungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum. 3.2.2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 3.2.3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2005-2009

3.3. Landasan Regional 3.3.1. Kebijakan Pemerintah Propinsi 3.3.2. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 2005-2025 3.3.3. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2007-2011.

45

BAB IV RENCANA AKSI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN KOTA YOGYAKARTA

4.1.

Rencana Aksi Penanggulangan Kemiskinan dan

Pengangguran

berdasar Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta. Rencana Aksi Daerah dalam rangka Penangulangan Kemiskinan dan pengangguran juga berdasarkan pada Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kota Yogyakarta yang memuat strategi dan kebijakan sebagai berikut: 4.1.1. Strategi dan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan 4.1.1.1. Strategi Perlindungan Sosial Strategi perlindungan sosial dimaksudkan untuk menjamin pemberian rasa aman dan perlindungan pada penduduk miskin dan rentan baik laki-laki maupun perempuan yang disebabkan antara lain karena dampak negatif krisis ekonomi, peningkatan beban pengeluaran masyarakat akibat kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.. Kebijakan Kebijakan yang ditempuh dalam rangka perlindungan sosial kepada

masyarakat miskin yaitu : a. Peningkatan pemerataan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan

kemampuan serta kesempatan penduduk miskin untuk turut serta dalam pembangunan dan menempuh kehidupan sesuai dengan harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. b. Peningkatan pelayanan sosial kepada kelompok masyarakat miskin melalui keterpaduan pemerintah dan masyarakat c. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan bagi

kesejahteraan sosial yang didorong oleh rasa kemanusiaan yang tinggi serta menumbuhkembangkan keperdualian terhadap kelompok miskin. 4.1.1.2. Strategi Perluasan Kesempatan Strategi ini dilakukan untuk menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik dan sosial yang memungkinkan penduduk miskin baik laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan.

46

Kebijakan Kebijakan Pemenuhan Hak Dasar Manusia


menjamin pemenuhan hak dasar di bidang pangan, kesehatan, pendidikan,

pekerjaan, perumahan, air bersih, lingkungan hidup dan sumber daya alam. 4.1.1.3. Strategi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Memberi kesempatan kepada masyarakat miskin untuk mengembangkan potensinya dan kemampuan berusaha agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan. Kebijakan: Kebijakan Peningkatan Kapasitas Warga Miskin dalam mengakses sumber daya pembangunan.
Meningkatkan kemampuan dasar masyarakat miskin agar dapat memperoleh

pekerjaan dengan penghasilan yang layak.


Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan khususnya bagi perempuan

dalam mewujudkan keluarga sejahtera


Menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha untuk meningkatkan

pendapatan dan pengembangan usaha masyarakat miskin melalui usaha produktif serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKK) yang banyak menyerap tenaga kerja khususnya masyarakat miskin. 4.1.1.4. Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Meningkatkan peran serta kelembagaan yang ada di masyarakat serta memperluas partisipasi masyarakat miskin baik laki-laki perempuan dalam pengambilan keputusan kebijakan publik, yang menjamin penghormatan,

perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar. Kebijakan Penguatan Fungsi Kelembagaan


meningkatkan peran aktif lembaga swadaya masyarakat, organisasi atau

lembaga kemasyarakatan dalam mengakomodasi pemberdayaan masyarakat miskin.


meningkatkan

kesetaraan

dan

keadilan

gender

dalam

semua

aspek

pembangunan terutama kelompok-kelompok rentan masyarakat miskin


Selalu mempertimbangkan pengarusutamaan gender (gender mainstreaming)

dalam semua pengambilan keijakan.

47

4.1.1.5.

Strategi Kemitraan

Mengembangkan hubungan kerja sama lokal, regional, nasional dan internasional dalam upaya penanganan kemiskinan dan pengembangan

kesempatan kerja. Kebijakan


Membangun jaringan kerjasama dalam rangka perlindungan dan pemenuhan

hak dasar mayarakat miskin dan perluasan kesempatan kerja


Membangun penyediaan informasi dalam rangka peningkatan partisipasi publik

pada usaha-usaha penanganan kemiskinan.

4.2.

Alur Pola Pikir Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran. Berangkat dari kompleksitas permasalahan kemiskinan dan penganguran

kota Yogyakarta dan keterbatasan potensi internal dalam permasalahan tersebut serta dengan mendasarkan pada evaluasi-evaluasi dari program-program yang sudah ada maka tahapan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran kota Yogyakarta tahun 2007 2011 adalah sebagai berikut :

4.2.1 Validasi dan pelembagaan updating data Keluarga Miskin. Kepentingan data valid keluarga dan penduduk miskin sangat diperlukan terlebih pada awal intervensi program sekalligus sebagai alat ukur evaluasi atau keberhasilan kinerja program. Parameter data keluarga miskin kota Yogyakarta yang sedikit berbeda dengan parameter data kemiskinan nasional atau sektoral merupakan upaya pemerintah kota untuk menjangkau sasaran program-program kemiskinan secara lebih faktual dan mempertimbangkan kondisi lokal. Hasil pendataan dengan mengunakan parameter lokal yang menunjukan angka keluarga dan penduduk miskin lebih besar dari pendataan BPS adalah merupakan konsekuensi dari kebijakan kota yang menetapkan garis kemiskinan dengan kualitas yang relatif lebih tinggi dari garis kemiskinan pada umumnya. Kebijakan ini dilandasi dengan orientasi bahwa kelompok-kelompok yang selama ini dianggap tidak miskin tetapi rentan miskin dimasukan kedalam kelompok keluarga atau penduduki miskin. Beban jumlah kemiskinan yang relatif besar dari penggunaan parameter ini pada titik awal akan memberikan peluang sustainabilitas yang tinggi pada tahap jangka panjang pada saat angka kemiskinan telah mampu ditekan dalam angka yang signifikan. Data penduduk dan keluarga miskin tidak hanya akan ditemukan jumlah atau angka dari keseluruhan penduduk atau keluarga miskin. Program-program instansional 48

yang membutuhkan guiden permasalahan kemiskinan sesuai dengan tugas pokoknya perlu disuport dengan ketersediaan data kemiskinan sesuai dengan permasalahan yang bsia dikonfersi sebagai sasaran intervensi intansi. Melalui 34 variabel yang terbagi dalam parameter pendataan (18 indikator) dan atribut atau deskripsi kemiskinan maka upaya-upaya detail intervensi pada keluarga atau penduduk miskin dari tahap data bisa disuport.

Tabel. 23. Jumlah Keluarga Miskin di Kota Yogyakarta


Jml Keluarga Miskin 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 Jml Keluarga Miskin 2004 21,657 2005 21,000 2006 25,581 2007 26,685 21,657 21,000 Jml Keluarga Miskin 25,581 26,685

Gradasi kemiskinan dengan 3 (tiga) kelompok miskin merupakan upaya untuk memberikan petunjuk yang lebih spesifik dari masng-masing kelompok sehingga program-program penanggulangan kemiskinan tidak lagi menggunakan asumsi makro yang menyamakan semua permasalahan kemiskinan. Untuk kebutuhan valditas data dan dalam rangka media pengukuran hasil maka keberadaan data keluarga dan penduduk miskin akan selalu dilakukan Up-date untuk setiap tahunya.

4.2.2. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Keluarga Miskin. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar keluarga miskin dilakukan dengan pendekatan pemenuhan hak dasar. Daam jangka pendek dan menengah penanganan kemiskinan dan penganguran dengan pendekatan program dilakukan dengan

pendekatan pemenuhan hak masyarakat miskin (pengangguran dikelompokan dalam permasalahan kemskinan). Pendekatan pemenuhan hak dasar atau berbasis hak (Right based approach) dan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need aproach) merupakan upaya-upaya awal untuk memberikan kepada

49

masyarakat miskin untuk bisa memperoleh hak-hak dan kebutuhan hakikinya baik melalui upaya mandiri ataupun melalui upaya pemberian dari pihak lain. Pendekatan ini memberikan porsi yang jelas bagi pemerintah Kota Yogyakarta untuk menyediakan layanan-layanan dasar sehingga keseluruhan kelompok masyarakat bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

4.2.3. Pengembangan SDM Penduduk Miskin. Pengembangan SDM penduduk miskin merupakan intevensi dalam bentuk sikap mental dan kemampuan kompetitif penduduk miskin. Dari aspek

penanggulangan penganguran peningkatan nilai kompetitif penduduk miskin akan memberikan peluang mereka untuk mampu bersaing memperoleh kesempatan kerja atau berusaha. Pengembangan SDM penduduk miskin dimulai dengan pendekatan standar yakni penjaminan keterpenuhan kebutuhan pendidikan dasar 12 tahun dengan program keterpihakan kapada masyarakat miskin adalah pemberian jaminan biaya pendidikan. Secara jangka menengah dan panjang pendidikan sebagi media penanggulangan kemiskinan dan pengangguran merupakan upaya optimalisasi fungsi anak untuk media keluar dari keterlilitan kemiskinan. Dalam jangka pendek pengembangan SDM penduduk miskin ini adalah dengan pemberian angsupan gizi pada BALITA dari keluarga miskin. Pendekatan ini adalah ungtuk memberikan basis generasi yang bisa dikembangkan secara optimal termasuk dari kelompok penduduk miskin. Pada aspek ekonomi pengembangan SDM keluarga miskin dilakukan masih dalam tahapan pengenalan usaha ekonomi produktif melalui kegiatan-kegiatan KUBE dan kegiatan kelompok lainya.

4.2.4. Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga Miskin. Peningkatan kualitas hidup keluarga miskin merupakan tahapan dampak dari hasil-hasil intervensi awal dari penanganan kemiskinan dan penangguran. Upaya peningkatan kualitas hidup dilakukan dengan mendasarkan pada potensi-potensi yang sudah berkembang pada internal keluarga atau suatu komunitas masyarakat miskin. Bentuk-bentuk umum lebih merupakan upaya pemberdayaan sosial ekonomi penduduki miskin.

50

4.2.5. Pelembagaan Stake Holder Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Ditingkat Basis (Kelurahan). Upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran akan lebih

mempunyai kemampuan untuk optimal dan lestari apabila stake holder ditingkat basis dilibatkan secara optimal. Pelibatan stake holder ini sangat penting untuk memberikan keterjaniman ketepatan sasaran dan kontrol pelaksanaan program sekaligus optimalisasi sumber-sumber lokal. Pelembagaan dalam arti yang lebih dalam adalah diperlukanya suatu pihak yang merupakan kelompok peduli yang terdiri dari berbagai pihak mewakili unsur pemerintah (kelurahan) tokoh masyarakat dan lembaga masyarakat (LPMK/PKK dan lembaga keagamaan atau sosial) dan pelaku usaha yang memdudukan diri sebagai pihak peduli dalam rangka penangglangan kemiskinan dan penganguran. Fungsi kelembagaan ditingkat basis ini idengtik dengan kelembagaan TKPK ditingkat kota Yogyakarta. Pelembagaan kelompok keluarga atau penduduk miskin dengan ikatan kebersamaan usaha merupakan syarat mutlak untuk pemberdayaan ekonomi keluarga miskin. Kelompok-kelompok ditumbuhkan dalam basis komunitas sehingga dalam masing-masing kelurahan dimungkinkan ditumbuhkan beberapa kelompok usaha. Keberadaan pendamping sebagai pihak yang aktif memberikan supervisi dan bimbingan teknis merupakan prasyarat keberhasilan program-program

penanggulangan kemiskinan dan penganggguran. Gambar 1 Pola Pikir Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran.
POLA PIKIR PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DATA
Basic Need
JUMLAH KM ; 26.689 KM ( 89.818 Jiwa)

METODE
Pengembangan

INDIKATOR HASIL Peningkatan Kualitas Hidup


INPUT :
1.Pelibatan/ Peningkt Interaksi Sos 2.Peningkt Swadaya 3.Kop Simpan Pinjam 4.Tekno Tpt Guna 5.Perbaikan Rumah 6.Bant. Beasiswa 7.Bant Peningk Gizi

SDM
INPUT :
1.Peningkt Partisipasi Sos 2.Peningkt Produktifitas 3.Peningkt Penghasilan 4.Pemel Penghasilan 5.Perbaikan Rumah 6.Bant Beasiswa 7.Bant Peningt Gizi

Hp MISKIN 4937KM (17747 Jw) MISKIN 13334 KM (42157 Jw) FAKIR MISKIN 1.436 KM (4052 Jw)

INPUT : 1.Peninkt Ksadaran 2.Pendampingan 3.Bant Makanan 4.Perbaikan Rumah 5.Bantuan Beasiswa 6.Peningkatan Gizi OUTPUT :
1.Sadar Masalah &mau kerjasama 2.AdaMotivsi PnktHdp 3.PemenuhanButsaman 4.Pnkt Kualitas Perkim 5.Pendi ank min SD 6.Kelangsungan Hdp Ibu dan Anak

OUTPUT :
1.Meningk Interaksi Sos 2.Meningt Akses Pelyan 3.Menjangkau Akses Prod 4.Dpt Bekrj Kelompok 5.Peningk Perkim 6.Pddk anak SLTP 7.Terpl Kelsgn Hdp Ibu dan Anak

Keluarga Mandiri, Produktif, Sejahtera

OUTPUT :
1.Meningkt Interaksi Sos 2.Ush E P Mandiri 3.Mengg TTG dlm Usek 4.Menya Kualts perkim 5.Klsngn Pend anak w12 6. Terpl Kelsng Hdp Ibu Dan Anak

KARAKTERISTIK KEL. MISKIN


Jen is Kel aim in Um ur Jenis Keg. Ekonomi

Jenis Permasalahan

PROSES
KELOMPOK

Kualitas SDM (PM Nganggur 20.106 /7.420 KK); Tdk Terdidik 2.320 Jw/611 KK)

Menderita penyakit permanen 1761 Org; Ibu hamil 418; Balita rawan gizi 387; Anak KM yg sekolah 19308; Rmh tdk layak huni 937

INSTRUMEN / TOLOK UKUR

1.Memiliki Kepercy diri 2.Mampu mengmb Poten si scr bersama 3.Penuh Motivasi 4.Kualts Pemnuhn BDM Diats klsgn hdp(saving) 5.Interaksos meningkat 6.Mnigktny akses yandas 7.Dpt Mnjngkau sumber produktif 8.Mampu Kerj klmp & membnt org lain. 9.Pengmb ush mndiri

PENDAMPING

KOMITE

51

Matrik Rencana Aksi Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran Kota Yogyakarta tahun 20072011 adalah sebagai berikut:

52

4.3. MATRIK PROGRAM KEGIATAN RENCANA AKSI DAERAH PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN 2007 - 2011 INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN KUALITATIF KUANTITATIF 2007 90% 2011 100% SKPD 2007 9,346 PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 2009 2010 2011 JUMLAH 56,455

1 Meningkatkan Program wajib belajar 12 Meningkatnya Angka Akses Pendidikan Tahun Partisipasi Sekolah Dasar 12 Tahun dari 90% menjadi yang berkualitas 100% dengan biaya Beasiswa 80% menjadi yang terjangkau 100% untuk warga kota yang tidak mampu 1Pengelolaan Pemberian Beasiswa (gakin,retrieval, bantuan pendidikan) 2Pemberian Bantuan UAN/UAS 3Pemberantasan Buta Aksara 4BKM SMA SMK 5Beasiswa Total Dalam Rangka Penyaluran Siswa Keluarga Miskin Pada SMK

9,814 12,365 12,365 12,565

80%

100%

Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan

V V V V

V V V V

V V V V

V V V V

V V V V

53

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN KUALITATIF KUANTITATIF 2007 37% 2011 60% SKPD 2007 8,080

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 9,284 2009 2010 2011 9,760 JUMLAH 46,644

2 Meningkatkan Program pengembangan Meningkatnya jaminan Kesehatan layanan Asuransi Jaminan Pemeliharaan masyarakat Kesehatan bagi seluruh masyarakat Kesehatan melalui Pelaksanaan 37% menjadi 60% Asuransi 1Peningkatan Jaminan Kesehatan Kesehatan Masyarakat Berbagai Perorangan dan Kelompok Kelompok Masyarakat 3 Mengembangkan Peningkatan Kualitas Jumlah pencari kerja Lingkungan dan Produktifitas terlatih 3,43% menjadi 10,92% Usaha dan Iklim Tenaga Kerja Investasi 1Pendidikan dan Pelatihan bagi Pencari Kerja 2Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Pelatihan Kerja 3Pendidikan dan Pelatihan Tambahan Ketrampilan Teknis Bagi Siswa SMK dari Keluarga Miskin

9,200 10,320

Dinas Kesehatan

3,43%

10,92% Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

1,080 V V

1,140 V V

1,200 V V

1,260 V V

1,320 V V

6,000

54

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN KUALITATIF KUANTITATIF 2007 6,16% 2011 5,73% Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi SKPD 2007 785 V

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 828 V 2009 872 V 2010 915 V 2011 959 V JUMLAH 4,359

Program Perluasan dan Menurunnya Jumlah Pengembangan Penganggur dari Kesempatan Kerja 6,16% menjadi 5,73% 1Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian 2Fasilitasi Penempatan Tenaga Kerja 3Fasilitasi Penempatan Transmigrasi 3Fasilitasi Penempatan Kerja Lulusan SMK dari Keluarga Miskin

V V

V V V

V V V

V V V

V V V

55

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN KUALITATIF KUANTITATIF 2007 40% 2011 60% SKPD 2007 1,075

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 1,175 2009 1,465 2010 1,550 2011 1,750 JUMLAH 7,015

4 Meningkatkan Program Peningkatan Meningkatnya kualitas hidup fasilitasi inisiasi, penanganan permasalahan perempuan, anak, lansia afirmasi PUG dan kesejahteraan, sosial berbasis dan defabel serta komunitas dengan pengarusutamaan perlindungan pendekatan adil gender perempuan dan anak gender pada lima dari 40% menjadi 60% kelompok 1Peningkatan Kualitas masyarakat yaitu : Hidup Kelompok perempuan; anak; Rentan lansia; penduduk 2Pengarusutamaan miskin dan Gender defabel 3Fasilitasi Kegiatan Peningkatan Spirit Mental Keagamaan Bagi Masyarakat Miskin dan Kelompok Rentan

Bagian Kesmas dan PUG Bagian Kesmas dan PUG Bagian Kesmas dan PUG

V V

V V V

V V V

V V V

V V V

56

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN KUALITATIF KUANTITATIF 2007 2011 10% SKPD 2007 990

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 990 2009 990 2010 990 2011 991 JUMLAH 4,951

Program Pemberdayaan Meningkatnya PSKS Kelembagaan dan naik 10% Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial 1Peningkatan Penanggulangan Penyalahgunaan Napza 2Bimbingan dan Peningkatan Kualitas Potensi Sumber Pembangunan Kesos 3Kerjasama antar FKPSM 4Bantuan Operasional FKPSM 5Bimbingan Pengurus Orsos

Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial

V V V

V V V

V V V

V V V

V V V

57

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN KUALITATIF KUANTITATIF 2007 2011 10% Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial SKPD 2007 6,310 V V V V V

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 7,491 V V V V V 2009 8,172 V V V V V 2010 8,853 V V V V V 2011 9,534 V V V V V JUMLAH 40,360

Program Pelayanan dan Menurunnya PMKS Rehabilitasi sebesar 10% Kesejahteraan Sosial 1Pendataan PMKS dan PSKS 2Koordinasi Pelayanan Bantuan Sosial 3Pelayanan Anak Terlantar di PAT Wiloso Projo 4Pelayanan Gepeng di Panti Karya Karanganyar 5Peningkatan Pelayanan Kesejahteraan Sosial dalam Panti Sosial 6Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 7Santunan Kematian Pemegang KTP di Yogyakarta

V V

V V

V V

V V

V V

58

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN 8Pelayanan Jompo Terlantar di Panti Wreda Budhi Dharma 9Peningkatan Pelayanan PMKS 10Pelatihan Ketrampilan Berusaha bagi KK Miskin 11Penumbuhan USEP Wanita Rawan Sosial Ekonomi 12Bimbingan Pemantapan Pengembangan KUBE Keluarga Fakir Miskin 13Perbaikan Rumah Keluarga Tidak Layak Huni 14Bantuan Makan Kepada LU terlantar 15Bimbingan dan Bantuan UEP bagi LU terlantar KUALITATIF KUANTITATIF 2007 2011 Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial SKPD 2007 V V V V V

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 V V V V V 2009 V V V V V 2010 V V V V V 2011 V V V V V JUMLAH

V V V

V V V

V V V

V V V

V V V

59

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN 16Bantuan Tambahan Makanan bagi anak cacat 17Pelatihan Ketrampilan dan PBK bagi anak terlantar 18Pembinaan dan penyantunan AT keluarga tidak mampu, yatim, piatu dan yatim piatu 19Revitalisasi paca 20Bimbingan UEP Eks Penyakit Kronis 21Bimbingan Pengembangan Usaha Mandiri Paca 22Bimbingan Sosial dan Ketrampilan bagi Eks Penyakit Jiwa KUALITATIF KUANTITATIF 2007 2011 Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial SKPD 2007 V V V

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 V V V 2009 V V V 2010 V V V 2011 V V V JUMLAH

V V V V

V V V V

V V V V

V V V V

V V V V

60

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN 23Pelayanan dan Rehab Korban NAPZA Luar Panti 24Bantuan Beras Miskin KUALITATIF KUANTITATIF 2007 2011 Dinas Kesejahteraan Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Terfasilitasinya koordinasi program penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat dari 50% menjadi 80% 50% 80% SKPD 2007 V V

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 V V 2009 V V 2010 V V 2011 V V JUMLAH

Program fasilitasi dan inisiasi penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat 1Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan 2Fasilitasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

320

370

330

380

400

1,800

Bagian Kesmas dan PUG Bagian Kesmas dan PUG

V V

V V

V V

V V

V V

61

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN 2007 2011 Terkendalinya angka CBR=16,0 CBR=14,8 kelahiran, CBR=16,00 - 0-21,24 4-20,18 21,24 menjadi CBR=14,84 - 20,18 BKKBC KUALITATIF KUANTITATIF SKPD 2007 214

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 235 2009 235 2010 258 2011 284 JUMLAH 1,226

5 Memasyarakatkan Program Keluarga budaya perilaku Berencana hidup sehat (pola hidup dan lingkungan) dan 1Peningkatan KB - KS survailance serta monitoring kesehatan 6 Mengembangkan Program Pengembangan Meningkatnya Omset ekonomi Kewirausahaan dan UMKMK dari 100 khususnya usaha Keunggulan Kompetitif Milyar menjadi 131 mikro, kecil, dan UMKMK Milyar menengah dan 1Pemberdayaan koperasi Ekonomi Berbasis Kewilayahan 2Pendampingan Industri Mikro dan Kecil 3Fasilitasi Penerapan Teknologi Tepat Guna bagi Industri Mikro Kecil dan Menengah 4Bimbingan Penerapan Teknologi Produksi

100 M

131 M

2,850

2,467

3,405

3,449

3,953

16,124

Dinas Perindagkop Dinas Perindagkop Dinas Perindagkop Dinas Perindagkop

V V V

V V V

V V V

V V V

V V V

62

INDIKATOR PROGRAM NO KEBIJAKAN PROGRAM/KEGIATAN KUALITATIF KUANTITATIF 2007 80% 2011 95% SKPD 2007

PAGU INDIKATIF (JUTAAN RUPIAH) 2008 2009 2010 2011 JUMLAH

7 Meningkatkan ja- Program Peningkatan Pemenuhan kebutuhan sesuai linan kerjasama Sarana Prasarana dengan pihak Pemerintahan standar kebutuhan dari 80% menjadi 95% swasta dalam rangka produk1 Pembangunan Pagar tifitas aset pemeBangunan panti Wreda rintah daerah dan Panti Asuhan ataupun pengem- 2Pemb. Pasar Talok bangan penyedia3Rehabilitasi Gedung an fasilitas publik Pantikarya 8 Meningkatkan Program pengelolaan Terkelolanya PSD Fungsi Kampung prasarana dan sarana permukiman 20 %, sebagai subyek dasar lingkungan per- Rasio jumlah KK pembangunan mukiman, pemeliharaan terhadap jumlah berbasis kewila- dan pengembangan pe- rumah yang layak huni yahan dan tempat rumahan dan 10 % berinteraksi ma- permukiman syarakat yang 1Counterpart Penyeutuh baik pada diaan Sarana dan aspek sosial, buPrasarana Air Bersih daya, ekonomi Non Perpipaan dan lingkungan 2Counterpart Pengembangan /Pelaksanaan Perumahan Sederhana

27,702 34,470 40,350 51,321 55,400 209,243

BPBD BPBD BPBD 20%;10%

V V V 2,349

V V V 2,479

V V V 2,610

V V V 3,190

V V V 3,740 14,368

Dinas Kimpraswil Dinas Kimpraswil

63

BAB V PELAKSANAAN

5.1. Optimalisasi Fungsi Koordinasi TKPK Kota Yogyakarta. Langkah-langkah awal dalam arah intervensi penanggulangan kemiskinan dan penagguran menerapkan kebijakan teknis penyediaan sarana dan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar minimum bagi masyarakat miskin melalui pendekatan intervensi atribut permasalahan kemiskinan. Sesuai dengan alat ukur atau parameter kemiskinan yang ada maka dalam intervensi yang dilakukan adalah :

5.2. Membangun Mekanisme Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran. Langkah-langkah awal dalam arah intervensi penanggulangan kemiskinan dan pengangguran menerapkan kebijakan teknis penyediaan sarana dan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar minimum bagi masyarakat miskin melalui pendekatan intervensi atribut permasalahan kemiskinan. Sesuai dengan alat ukur atau parameter kemiskinan yang ada maka dalam intervensi yang dilakukan adalah :

5.2.1. Perluasan Kesempatan Kerja dan Peningkatan Pendapatan Keluarga. Upaya perluasan kesempatan kerja dilakukan melalui intervensi berbagai kebijakan yang diarahkan pada pendiptaan lapangan kerja dan meningkatkan produksi usaha. Dengan mempertimbangkan bahwa penciptaan lapanga kerja sampai dengan tahapan sustainabiltas yang relatif aman memerlukan waktu yang relatif panjang maka dalam kegiatan-kegiatan ini sampai dengan tahun 2011 atau kurun waktu jangka menengah lebih memberikan landasan-landasan untuk menguatnya sektor riel ditingkat ekonomi mikro dan industri rumah tangga yang padat karya serta industri manufaktur menengah. Pada tahap awal upaya yang akan dilakukan adalah dengan melalui : 1. Penumbuhan, penguatan dan pengembangan usaha ekonomi produktif rumah tangga skala mikro melalui kelompok usaha bersama atau perorangan. 2. Revitalisasi wilayah sentra industri rumahtanga melalui penyediaan sarana dan teknologi tepat guna untuk memberikan daya saing dan daya tahan pasar pada produk dan proses industri yang sudah berjalan. 3. Penumbuhan dan pengembangan layanan lembaga keuangan mikro. 4. Aksesing permodalan melalui mekanisme kredit lunak bagi kelompok usaha bersama, koperasi dan usaha mikro/kecil dengan bunga rendah. 5. Penataan dan upaya pelestarian sentra usaha dan bisnis kecil yang padat pelaku.

6. Pembangunan infrastruktur dengan menyerap tenaga kerja lokal.

5.2.2. Penyediaan Layanan Pendidikan. Impact keterpenuhan kebutuhan pendidikan dalam upaya

penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dalam banyak evaluasi lebih merupakan pengaruh jangka menengah dan panjang. Meskipun demikian pendekatan penanggulangan kemiskinan melalui pendidikan merupakan upaya yang cukup esensial dan substansi karena melalui proses ini bisa diimprov upaya-upaya penguatan personal SDM dan peningkatan daya saing tenaga kerja sehingga secara personal akan lebih potensial memilki peluang survive. Kota Yogyakarta menetapkan pendidikan dasar adalah 12 tahun sehingga mempunyai kewajiban untuk menjamin dan menjaga agar seluruh anak usia sekolah termasuk dari kelompok keluarga miskin mampu memperoleh pendidikan minimal sampai jenjang SMA/SMK. Pada pemenuhan hak pendidikan ini upaya yang dilakukan adalah dengan melalui : 1) Jaminan pendidikan daerah dimana melalui pelaksanaan jaminan ini rasio partisipasi sekolah mulai dari tingkat TK sampai dengan SMA/SMK sampai dengan tahun 2011 mendekati angka 100 %. Angka ini termasuk usia sekolah dari anggota keluarga miskin diwilayah Kotab Yogyakarta. 2) Pengorientasian lulusan SMP dari siswa keluarga miskin masuk ke kelompok pendidikan SMK melalui stimulus bantuan biaya pendidikan total. Arah intervensi ini adalah untuk mendekatkan out-put proses didik dari anggota keluarga miskin pada spesifikasi keahlian yang dibutuhkan oleh dunia kerja. 3) Peningkatan keterampilan melalui pembekalan live skill bagi siswa keluarga miskin yang sekolah pada kelompok sekolahan SMK. 4) Bantuan stimulan atau pinjaman biaya penempatan kerja bagi lulusan SMK dari keluarga miskin.

5.2.3. Penyediaan Layanan Kesehatan. Kebutuhan akan layanan kesehatan yang berkualitas merupakan hak setiap warga termasuk warga keluarga atau penduduk miskin. Diwilayah kota Yogyakarta sumber layanan kesehatan bagi penduduk miskin dilaksanakan oleh 3 (tiga) pihak pelaksana layanan yakni program ASKESKIN melalui PT. ASKES,, program JAMKESOS melalui pemerintah Propinsi DIY dan melalui JAMKESDA yang diselenggarakan oleh pemerintah kota Yogyakarta. Jumlah rasio kemampuan layanan dari ketiga sumber layanan kesehatan tersebut berada diatas angka jumlah penduduk miskin. Untuk tahun 2008 layanan ASKESKIN bagi penduduk miskin kota Yogyakarta melalui PT. ASKES memberikan kuota layanan bagi 68.456 jiwa, program JAMKESOS memberikan layanan bagi penduduk miskin kota Yogyakarta sebanyak 21.000 jiwa dan ii

layanan JAMKESDA sebagai penunjang program layanan kesehatan dimaksud.. Dengan rasio tingkat utility 20 % tidak terdapat permasalahan yang substansi dalam layanan ini. Permasalahan yang perlu memperoleh perhatian adalah ketepatan dan kejelasan pembagian data untuk masing-masing layanan. Untuk layanan kebutuhan kesehatan bagi penduduk miskin ini kebijakan yang dilakukan adalah : 1) Penyelengaraan jaminan layanan kesehatan bagi penduduk miskin. 2) Fasilitasi dan penyelengaraan jaminan kesehatan semesta. 3) Peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil dan balita. 4) Menurunkan tingkat angka kesakitan pada kasus-kasus penyakit permanen. 5.2.4. Penyediaan Layanan Jaminan Ketersediaan Pangan. Tujuan penyediaan jaminan ketepenuhan kebutuhan pangan adalah upaya untuk memenuhi kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau serta meningkatkan gizi masyarakat miskin terutama ibu, bayi dan balita. Diwilayah kota Yogyakarta layanan paling dasar dari upaya ini adalah melalui program raskin dan bantuan vocer pemeriksanaan kesehatan untuk ibu hamil dari

keluarga miskin. Kebijakan lebih lanjut untuk program tersebut adalah : 1) Antisipasi pemenuhan kebutuhan pokok dan beras bagi masyarakat miskin. 2) Antisipasi pelaksanaan program peningkatan kualitas keluarga melalui

Program Keluarga harapan. 3) Tambahan asupan gizi keluarga miskin.

5.2.5. Penyediaan Keterpenuhan Pemukiman dan Perumahan Layak Huni. Masalah pemukiman dan perumahan merupakan masalah yang cukup urgen bagi kota Yogyakarta. Secara fisik masalah ini terlihat dengan bentuk adanya pemukiman atau rumah yang tidak memenuhi kelayakan huni baik dari aspek fisik ataupun sosial. Diwilayah kota Yogyakarta yang secara demografis hanya memiliki luas wilayah 32,5 Km persegi, rasio kelayakan luas lahan huni dengan hitungan minimal 8 m persegi sulit untuk dipenuhi. Aspek fisik pemukiman lain yang bisa diintervensi oleh kebijakan publik adalah melakukan intervensi pada bentuk atau pengunaan bahan bangunan dan model bangunan yang minimal memenuhi prinsip kesehatan dan sosial. Beberapa program ideal dengan bentuk penyediaan RUSUNAWA telah dilakukan dengan sasaran pengguna dari program ini harus diprioritaskan bagi

keluarga dan penduduk miskin. Beberapa kegiatan yang telah dan masih akan dilanjutkan dalam penyediaan rumah yang layak huni ini adalah : 1) Rehabilitasi Sosial daerah kumuh. 2) Fasilitasi pemugaran Rumah kurang layak huni. 3) Pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhanan (RUSUNAWA).

iii

5.2.6. Penyediaan Keterpenuhan Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi Yang Baik. Masalah kemiskinan perkotaan dalam sisi fisik selain papan adalah ketersediaan air bersih dan sanitasi yang baik untuk kelompok masyarakat miskin. Aspek ini perlu dipikirkan karena keterbatasan daya dukung tanah diwilayah perkotaan sangat terbatas dan memerlukan intervensi pemerintah untuk mengatur. Sesuai dengan kondisi dan rata-rata pada umumnya kepemilikan rumah atau tempat tinggal dengan space luasan yang sangat minimal maka model pemenuhan air bersih dan sarana sanitasi ini perlu disediakan dengan standarisasi layanan komunal atau kelompok. Program atau intervensi yang perlu dan telah dilaksanakan oleh pemerintah adalah : 1) Penyediaan jalur distribusi PAM untuk pemukiman kelompok masyarakat miskin. 2) Pembuatan sarana MCK Umum. 3) Pengembangan jalur dan lingkungan sanitasi komunal secara merata.

5.2.7. Penguatan Kualitas Hidup Keluarga Miskin. Intervensi pemerintah untuk melakukan penguatan kualitas hidup bagi keluarga dari kelompok keluarga miskin lebih bersisi psikis dan frame berpikir produktif. Sebagai basis pemberdayaan perlu dilakukan untuk menumbuhkan spirit internal sehinga program-program yang menyasar pada kelompok keluarga miskin mampu direspon oleh mereka. Beberapa kegiatan yang telah dan perlu dikembangkan adalah : 1) Layanan keluarga berencana bagi pasangan usia subur dari keluarga miskin. 2) Pendampingan atau advokasi keluarga miskin. 3) Pendampingan penumbuhan usaha keluarga miskin. 4) Penguatan Usaha ekonomi produktif keluarga miskin mealui kegiatan KUBE dan kelompok lainya.. 5) Peningkatan partisipasi sosial kemasyarakatan keluarga miskin. 6) Pendampingan religius bagi keluarga dan penduduk miskin.

5.2.8. Layanan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Melalui Panti Sosial. Layanan melalui keberadaan panti sosial ini merupakan layanan bagi masyarakat dan penduduk miskin akut atau bahkan sampai pada tahapan terlantar. Keberadaan layanan merupakan bentuk fungsi pemeliharaan,

perlindungan

atau pengasuhan orang atau anak terlantar oleh pemerintah.

Diwilayah kota Yogyakarta panti layanan sosial tersebut dilaksanakan oleh panti pemerintah dan panti sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat. Bentuk-bentuk layanan dalam panti ini adalah :

iv

1) Layanan lansia terlantar dalam panti. 2) Layanan anak terlantar dalam panti. 3) Layanan tuna sosial terlantar dalam panti. 5.3. Pelaksanaan. Dokumen Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran memandang kemiskinan sebagai masalah multidimensi.

Pendekatan yang dipakai selain menggunakan pendekatan dari jumlah pendapatan, juga meliputi kerentanan atau kerawanan orang atau sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan menjadi miskin, dan keterbatasan akses masyarakat miskin dalam penentuan kebijakan publik. Kemiskinan merupakan permasalahan sosial yang kompleks meliputi persoalan terkait dengan lemahnya kapabilitas, lemahnya kelembagaan, kerentanan dan ketidak berdayaan. Aspek tersebut saling terkait dan mempengaruhi dalam suatu sistem kemiskinan, artinya secara sendiri-sendiri atau bersama-sama aspek tersebut akan menjadi penyebab atau akibat dari lainnya. Kemiskinan merupakan masalah pembangunan di berbagai bidang yang mencakup banyak segi dan ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan yang berakibat pada ketimpangan antar sektor, wilayah dan antar kelompok atau golongan masyarakat (sosial). Dengan demikian kemiskinan merupakan masalah bersama antara pemerintah, dan segenap pelaku ekonomi.

5.3.1. Sinergi

Program

Instansi dan Institusi Dalam Penanggulangan

Kemiskinan. Program pengentasan kemiskinan, baik pada tingkat pusat maupun di daerah, melibatkan banyak instansi pemerintah dan swasta. Keterlibatan sedemikian banyak instansi telah mengakibatkan munculnya berbagai kebijakan kemiskinan yang tergantung pada minat dan bidang masing-masing instansi. Oleh karena itu, tidak jarang program-program pengentasan maupun

pemberdayaan penduduk miskin tersebut tumpang-tindih. Salah satu kelemahan sistem birokrasi di Indonesia adalah lemahnya koordinasi antar instansi. Untuk menghindari tumpang-tindihnya program yang dimiliki oleh berbagai instansi, dibutuhkan sebuah sistem informasi yang memuat berbagai program

penanggulangan kemiskinan di daerah. Sistem informasi ini tidak hanya akan berguna bagi pemerintah daerah, tetapi juga bagi kepentingan publik sehingga mereka dapat secara aktif melakukan perubahan hidup sesuai dengan potensi yang dimiliki masyarakatnya.

Namun

berbagai

program

yang

dikeluarkan

masih

belum

dapat

menyelesaikan akar kemiskinan yang sebenarnya, sehingga memberikan kesan bahwa program penanggulangan kemiskinan lebih bersifat sebagai suatu bentuk pensikapan yang gagap dan tidak terencana. Berangkat dari asumsi tersebut di atas maka titik tolak dari maka penyusunan program penanggulangan kemiskinan harus dimulai dari data riil penduduk miskin yang ada di Kota Yogyakarta dan terbukanya masing-masing instansi untuk mensinergikan dengan kegiatan instansi lain. Dalam bentuk model atau gambar strategi program dan sasaran masingmasing instansi dan institusi tersebut adalah sebagaimana dalam gambar berikut

Dalam bentuk matrik program antar instansi untuk membangun sinergisitas pengentasan kemiskinan dan penanganan pengangguran tersebut adalah sebagaimana dalam tabel berikut :

Tabel. 24. Program antar instansi untuk membangun sinergisitas pengentasan kemiskinan dan penanganan penganguran Arah Intervensi Target Intervensi dan Penanggulangan Instansi dan Keterangan Fase Masuk Impact Intervensi Institusi Terkait. Kemiskinan dan Program Pengangguran 1. Penumbuhan, pengu Pemberdayaan Ekonomi Pengentasan Disperindakop, atan dan pengemba Keluarga. Merupakan kemiskinan dan Dinas Kesos, ngan usaha ekonomi intervensi tahap awal untuk pengangguran LSM, P2KP, produktif rumah tang keluarga miskin dengan NUNSP. ga skala mikro me seleksi potensi. lalui kelompok usaha bersama atau pe rorangan. Penguatan dan Pengentasan Disperindakop, 2. Revitalisasi wilayah sentra industri ru pengembangan wilayah penganggu ran. masyarakat

vi

mahtanga melalui pe nyediaan sarana dan teknologi tepat guna untuk memberikan daya saing dan daya tahan pasar pada produk dan proses industri yang sudah berjalan. 3. Penumbuhan dan pengembangan laya nan lembaga keua ngan mikro. 4. Aksesing permo dalan melalui meka nisme kredit lunak bagi kelompok usaha bersama, koperasi dan usaha mikro / kecil dengan bunga rendah. 5. Penataan dan upaya pelestarian sentra usaha dan bisnis kecil yang padat pelaku. 6. Pembangunan infrastruktur dengan menyerap tenaga kerja lokal. 1. Jaminan pendidikan daerah dimana melalui pelaksanaan jaminan ini rasio partisipasi sekolah mulai dari tingkat TK sampai dengan SMA/SMK sampai dengan tahun 2011 mendekati angka 100 %. Angka ini termasuk usia sekolah dari anggota keluarga miskin diwilayah Kotab Yogyakarta. 2. Pengorientasian lulusan SMP dari siswa keluarga miskin masuk ke kelompok pendidikan SMK melalui stimulus bantuan biaya pendidikan total. Arah intervensi ini adalah untuk mendekatkan out-put proses didik dari anggota keluarga miskin pada spe

sentra industri. Merupakan intervensi tahap awal untuk mempertahankan potensi komunitas wilayah sebagai basis pengembangan ekonomi masyarakat.

pelaku usaha.

Tersedianya layanan modal pada tataran basis. Merupakan intervensi ta hap awal untuk sasaran terseleksi Tersedianya modal usaha pengembangan dan akse sing pada mekanisme layanan perbankan. Meru pakan program tahap lanjut untuk sasaran terseleksi. Kelestarian aktifitas ekono mi masyarakat kecil dalam bentuk fasilitas penataan dan perlindungan pasar. Merupakan intervensi lanjut bagi pelaku usaha kecil. Terakomodasinya pengan guran dalam kegiatan pem bangunan local. Merupa kan intervensi awal. Peningkatan kualitas dasar SDM penduduk miskin khusus nya usia sekolah. Merupakan intervensi dasar dan awal.

Pengentasan kemiskinan

Disperindakop, Dinas kesos, LKM, P2KP, Bank. Disperindakop, Dinas Kesos, LSM, Bank.

Pengentasan kemiskinan.

Pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Pengentasan penganggu ran.

Disperindakop, Dinas Pasar. Kimpraswil, NUNSP, P2KP.

Pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

Dinas Pendidikan, Pelaku pendidikan.

Pendekatan out-put pendidikan kedalam dunia kerja. Meru pakan bentuk keterpihakan kebjakan pada kelompok pendu duk miskin, khususnya siswa miskin. Merupakan interven si lanjut setelah program jaminan pendidikan.

Pengentasan pengang guran dan kemiskinan.

Dinas pendidikan, pelaku pendidikan.

vii

sifikasi keahlian yang dibutuhkan oleh dunia kerja. 3. Peningkatan keterampilan melalui pembekalan live skill bagi siswa keluarga miskin yang sekolah pada kelompok sekolahan SMK.

Meningkatnya core compe titive siswa dari keluarga miskin untuk bersaing dalam penempatan kerja. Merupakan pro gram lanjut setelah jaminan pen didikan.

Pengentasan pengang guran dan kemiskinan.

Dinas Pendidikan, Dinas Nakertrans, BLK.

4. Bantuan stimulan atau pinjaman biaya penempatan kerja bagi lulusan SMK dari keluarga miskin. 1. Penyelengaraan jaminan layanan kesehatan bagi penduduk miskin. 2. Peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil dan balita. 3. Menurunkan tingkat angka kesakitan pada kasus-kasus penyakit permanen. 1. Penambahan jumlah sasaran raskin. 2. Penyertaan dalam Program Keluarga Harapan. 3. Tambahan ansupan gizi keluarga miskin. 1. Program Rehabilitasi Sosial daerah kumuh. 2. Fasilitasi pemugaran Rumah kurang layak huni. 3. Pembangunan Rumah Susun Sewa Sederhanan (RUSUNAWA). 1. Penyediaan jalur distribusi PAM untuk pemukiman kelompok masyarakat miskin. 2. Pembuatan sarana MCK Umum. 3. Pengembangan jalur dan lingkungan sanitasi komunal secara merata. 1. Layanan keluarga be rencana bagi pasa ngan usia subur dari keluarga miskin.

Keterpihakan program pada penduduk miskin sebagai ben tuk advokasi pengentasan. Merupakan intervansi tahap lanjut. Keterpihakan pada kelompok penduduk miskin. Merupa kan intervensi awal penyedian layanan kesehatan.

Pengentasan pengang guran dan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan.

Dinas Pendidikan, Dinas Nakertrans.

Dinas Kesehatan, Pelaku layanan asuransi.

Keterpihakan program pada Pengentasan kelompok masyarakat kemiskinan. miskin. Merupakan intervensi awal penyediaan pangan. Keterpihakan program pada kelompok komunitas masyara kat miskin dalam bentuk fasilitasi perbaikan lingkungan dan rumah. Merupakan intervensi tahap awal dan lanjut. Ketersediaan sarana air besih dan sanitasi serta lingkungan sehat bagi penduduk miskin. Fasilitasi dan penataan lingkungan komunitas miskin.

Dinas Kesos, Dinas perindakop, Bulog.

Dinas Kesos, Dinas Kimpraswil.

Fasilitasi dan penataan lingkungan sehat komuni tas miskin.

Dinas Kimpraswil, Dinas L dan pertamanan.

Kontrol pertumbuhan alami penduduk miskin. Merupakan intervensi awal.

Penanggulangan kemiski nan dan pengangguran.

BKKBC, LSM. Dinas Kesos, Dinas Perindakop, LSM.

viii

2. Pendampingan atau advokasi keluarga miskin. 3. Pendampingan pe numbuhan usaha keluarga miskin. 4. Penguatan Usaha ekonomi produktif keluarga miskin mealui kegiatan KUBE dan kelompok lainya.. 5. Peningkatan parti sipasi sosial kema syarakatan keluarga miskin. 6. Pendampingan religius bagi keluarga dan penduduk miskin. 1. Layanan lansia terlantar dalam panti. 2. Layanan anak terlantar dalam panti. 3. Layanan tuna sosial terlantar dalam panti.

Penumbuhan inner motivation untuk berubah melalui spirit kewirausahaan. Merupakan intervensi awal dan lanjut. Terbentuknya basis aktifitas ekonomi produktif keluarga miskin. Penguatan basis aktifitas ekonomi produktif keluarga mis kin. Merupakan intervensi awal selektif. Pemberdayaan social penduduk miskin. Merupakan inter vensi awal dan lanjut. Perubahan pola pikir dan tumbuhnya spirit berubah melalui pendekatan keagamaan. Terselenggaranya perlindungan dan pengampuan pendu duk miskin terlantar.

Penanggulangan kemiski nan dan pengangguran. Pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

Depag, masyarakat, lembaga keagamaan.

Pemberdayaan menuju penanggulangan kemis kinan dan pengangguran.

Penanggulangan kemis kinan.

Dinas Kesos, ORSOS.

5.3.2. Kelembagaan a. RAD Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran ditetapkan dengan Keputusan Walikota untuk menjaga konsistensi, keterpaduan dan

keterkaitan dalam pelaksanaannya. b. Melibatkan dalam stakeholder dalam jejaring yaitu pemerintah,swasta masyarakat dan lembaga lainnya. c. Melibatkan masyarakat dalam tatanan kelembagaan dan mekanisme pelaksanaan. d. Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan sampai

ditingkat kelurahan. e. Optimalisasi Koordinasi Penanggulangan Pengangguran.

5.3.3. Pendanaan a. Sumber pendanaan APBD, APBN dan dukungan swasta serta lembaga donor. b. Anggaran dari APBD dan APBN dialokasikan secara rutin untuk menjamin konsistensi dan kesinambungan program.

ix

c.

Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam dukungan pendanaan untuk mengantisipasi keterbatasan dana pemerintah.

5.3.4. Indikator Keberhasilan upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran diukur dari tingkat keberhasilan program dan kegiatan yang telah ditetapkan yang berdampak pada: a. b. c. d. Menurunnya angka kemiskinan; Rendahnya tingkat rentan miskin/hampir miskin Menurunnya angka pengangguran; Meningkatnya produktifitas tenaga kerja.

BAB. VI PENUTUP

Rencana Aksi Daerah (RAD) ini disusun sebagai acuan dalam rangka melaksanakan penangulangan kemiskinan dan pengangguran yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi para pengelola dan pelaksana program dengan instansi terkait yang dilakukan secara bersama dan berkesinambungan untuk kurun waktu Tahun 2007 2011. Berhasilnya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Kota Yogyakarta diperlukan komitmen yang kuat konsisten dan konsekuen dari semua pihak baik dari unsur Pemerintah, Swasta dan Masyarakat. Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran ini akan dijabarkan dan dilaksanakan melaui program dan kegiatan tahunan dari masing-masing SKPD.

WALIKOTA YOGYAKARTA

ttd

H. HERRY ZUDIANTO

xi

Anda mungkin juga menyukai