Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Pengertian Pengamatan dan Ambang Ekonomi


Pengamatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan data atau
keterangan dengan jalan mengamati, melakukan perhitungan atau pengukuran terhadap objek
yang diteliti. (Modul Praktikum Peramalan Hama dan Epidemiologi Penyakit Tumbuhan)
Ambang ekonomi atau ambang pengendalian atau ambang toleransi ekonomi merupakan
ketetapan tentang pengambilan keputusan waktu penggunaan pestisida. Jika populasi atau
populasi belum mencapai aras tersebut, penggunaan pestisida belum diperlukan (Karwan, A.
2007)
2.2 Peranan Pengamatan dalam Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu
Pengamatan bertujuan untuk mengetahui intensitas serangan atau kepadatan populasi OPT,
luas serangan, daerah penyebaran, dan Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi perkembangan OPT.
(Abdul Rojak, 2002)
Setelah dilakukan pengamatan, dilakukan langkah selanjutnya, yaitu pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan atas hasil analisis data pengamatan di
lapang. Keputusan ini dapat berupa diteruskannya kegiatan pengamatan atau dilaksanakannya
tindakan pengendalian yang eIektiI, eIisien, ekonomis, dan berwawasan lingkungan. Tindakan
pengendalian ini dilakukan apabila populasi atau tingkat serangan OPT dapat menimbulkan
kerugian ekonomis atau hasil analisis data sudah mencapai ambang pengendalian. (Enceng &
Widodo. 2007)
2.3 Macam-Macam Pengamatan
a. Pengamatan Serangan KuantitatiI OPT
Pengamatan kerusakan kuantitatiI OPT dilakukan dengan cara pencatatan langsung OPT
yang ditemukan dilapangan. Dalam hal ini OPT yang signiIikan merusak pertanaman adalah
serangan penyakit busuk batang dan gejala klorosis pada beberapa tanaman dalam plot-plot
penelitian.
b. Pengamatan Serangan KualitatiI OPT
Pengamatan serangan kualitatiI OPT dilapangan dilakukan dengan metode patrol yang
dilakukan pada seluruh areal pertanaman dan dilakukan pencatatan pada 4 Iase pertumbuhan
yakni, Iase I mulai dari tanam sampai tanaman tumbuh, Iase II mulai tumbuh bunga hingga
tanaman membentuk bunga jantan dan bunga betina, Iase III yakni Iase penyerbukan dan
pertumbuhan, dan Iase IV yakni Iase pemasakan dan pengeringan biji dan batang.
(M. Sudjak. 2010)



2.4 Pengamatan dan Penilaian Serangga Hama
2.5 Pengamatan dan Penilaian Serangga Penyakit
2.6 Bentuk-bentuk Penyebaran dan Ciri-cirinya
a. Penyebaran Acak
Kedudukan individu serangga hama lain yang ada pada titik di dalam ruang, bebas tidak
terpengaruh oleh individu serangga hama lain. Penyebaran acak terjadi pada tingkat awal dari
penghunian suatu lahan pertanaman oleh hama, jadi baru terjadi pada tingkat imigrasi awal.
Tingkat kepadatan populasi juga masih rendah. Ciri-ciri penyebaran acak ialah nilai keragaman
(varian) kepadatan populasi hama besarnya sama dengan nilai rata-rata.
b. Penyebaran Teratur
Kepadatan populasi hama serangga hama hampir merata. Hasil pengamatan kepadatan
populasi pada setiap unit sampel relative akan sama. Bentuk penyebaran populasi demikian
jarang dijumpai terjadi pada serangga yang mempunyai siIat kanibal, sehingga satu indivdu yang
lain kedudukannya akan terpisah satu dengan yang lain.
c. Penyebaran Mengelompok
Bentuk penyebaran ini seakan-akan merupakan kebalikan dari bentuk penyebaran acak,
dimana kedudukan suatu individu serangga hama pada suatu titik di dalam ruang akan dipenuhi
oleh ataupun mempengaruhi kedudukan individu serangga hama lain yang ada pada titik yang
lain. Dengan kata lain, kedudukan individu serangga hama yang lain akan saling berpengaruh.
(Modul Praktikum Peramalan Hama dan Epidemiologi Penyakit Tumbuhan)

2.7 Teknik Pengambilan Contoh
a) Teknik Sampling Acak (random)
Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah
memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama 'sampling frame`. Yang
dimaksud dengan kerangka sampling adalah daItar yang berisikan setiap elemen populasi yang
bisa diambil sebagai sampel. Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat
yang bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa
dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random,
kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika
elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa
mengganggu konsep 'acak atau 'random itu sendiri.
O Sampling Acak Sederhana
Di lahan pertanaman apabila diinginkan menentukan sampel tanaman, biasanya
yang dilakukan adalah secara praktis yaitu dengan cara menentukan tanaman- tanaman
sampel sembaranagan atau asal pilih.
O Sampling Acak Kelompok
Dilakukan dengan cara membagi obyek menjadi kelompok- kelompok tertentu.
Kemudian dilakukan terhadap kelompok- kelompok yang sudah dibuat.
O Sampling Acak Sistematik
Pada sampling ini dilakukan pengacakan hanya sekali yaitu pada sampel yang
pertama, selanjutnya sampel yang lain ditentukan dengan menggunakan skala (interval)
jarak tertentu.
O Sampling Acak Berlapis
Dalam hal ini dilakukan pengambilan sampel secara langsung, tetapi wilayah
harus diamati intensitas kerusakannya. Lalu dilanjutkan dengan melihat proporsi luasnya.
Kemudian mengambil sampel secara acak pada masing- masing wilayah dengan katagori
kerusakan yang sesuai kerusakan.
O Sampling Acak Bertingkat
Dilakukan survai terhadap wilayah tertentu, agar mengetahui suatu serangan, serta
luas serangan yang mengenai kepadatan populasinya.
b) Teknik Sampling Terpilih (purposive)
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Tanaman
diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa tanaman tersebut memiliki inIormasi
yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama :/gement /an
q:4ta sampling.
O Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa sesuatu itu adalah yang paling baik
untuk dijadikan sampel penelitian. Jadi, :/ment sampling umumnya memilih sesuatu
atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai 'inIormation rich.
O "uota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratiIikasikan secara proposional, namun
tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.
O Snowball Sampling Sampel Bola Salju
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya.
Dia hanya tahu satu atau dua sesuatu yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan
sampel.
Contoh : pengamatan intensitas serangan atau kerusakan kepadatan populasi hama pada
pertanaman padi. Dalam menentukan petak contoh kita tidak harus melakukan secara acak, tetapi
langsung dipilih petak-petak yang kondisinya merupakan kondisi umum yang dapat diketahui
dari pengamatan yang dilakukan secara global.
2.8 Bentuk PenaIsiran Tingkat Populasi Hama
2.9 Macam-Macam Perangkap
a) Perangkap lampu
Perangkap lampu merupakan perangkap yang paling umum untuk pemantauan migrasi dan
pendugaan populasi serangga yang tertarik pada cahaya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan perangkap lampu antara lain, kekontrasan lampu yang digunakan pada perangkap
lampu yang terdapat di sekitarnya. Semakin kontras cahaya lampu yang digunakan maka akan
luas jangkauan tangkapannya. Perangkap lampu dipasang pada pematang (tempat) yang bebas
dari naungan dengan ketinggian sekitar 1,5 meter diatas permukaan tanah. Lampu yang
digunakan adalah lampu pijar 40 watt dengan voltase 220 volt. Lampu dinyalakan pada jam
18.00 sampai dengan 06.00 pagi. Agar serangga yang tertangkap tidak terbang lagi, maka pada
penampungan serangga yang berisi air ditambahkan sedikit deterjen.
b) Perangkap Jatuhan (pit-Iall)
c) Perangkap menggunakan Zat Penarik (Atraktan)
Atraktan dapat digunakan untuk mengendalikan serangga dalam tiga cara, yaitu: mendeteksi atau
memonitor populasi serangga, menarik serangga untuk kemudian dibunuh dengan perangkap,
serta mengacaukan serangga dalam perkawinan, berkumpul, dan cara makan. Atraktan nabati
dapat di peroleh dari tanaman yang mengandung bahan aktiI yang bersiIat paraIeromon (sex
Ieromon), senyawa (bahan aktiI) yang memiliki aroma yang sama dihasilkan oleh serangga
betina sehingga mampu menarik serangga jantan untuk datang. Penggunaan atraktan merupakan
cara pengendalian serangga hama yang ramah lingkungan, karena baik komoditas yang
dilindungi maupun lingkungannya tidak terkontaminasi oleh atraktan. Selain itu atraktan ini tidak
membunuh serangga bukan sasaran (serangga berguna seperti lebah madu, serangga penyerbuk
atau musuh alami hama), karena bersiIat spesiIik, yaitu hanya memerangkap serangga hama,
sehingga tidak ada risiko atau dampak negatiI dari penggunaannya.
(http://rizkyhaerunisa08.student.ipb.ac.id/2010/06/19/laporan-ilmu-hama-tumbuhan-dasar-
atraktan/)
d) Perangkap Kuning Lekat (yellow sticky trap)
Perangkap ini didasari siIat serangga yang menyukai warna kuning mencolok. Karena
warna kuning mirip warna kelopak bunga yang sedang mekar sempurna. Permukaannya dilumuri
lem sehingga serangga yang hinggap akan lengket. Perangkap kuning ampuh memikat hama
golongan aphid, kutu, dan tungau. Itu juga dijadikan indikator populasi hama di sekitarnya.
e) Perangkap Nampan
I) Perangkap Malaise
2.10 Hama Penting Tanaman
a. Nama :
b. Gejala Serangan :
2.11 Penyakit Penting Tanaman
a. Nama Penyakit :
b. Penyebab Penyakit :
c. Gejala Serangan :
2.12 Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Hama
a. Faktor Biotik
O Musuh Alami OPT
O Jenis Tanaman
O Tindakan Manusia
b. Faktor Abiotik
O Temperatur
O Kelembaban Udara
Umumnya tanaman memerlukan kelembapan sekitar 80. Namun apabila
kelembapan lebih dari 80, maka tanaman akan mudah terserang penyakit.
(Pracaya, 2007)
O Sinar Matahari
O Hujan
O Angin
Adanya angin yang banyak dapat membantu penyebaran hama dari tumbuhan
yang satu ke tumbuhan yang lain. (Pracaya, 2007)
O Tanah
O Air
2.13 Faktor yang Mempengaruhi Epidemiologi Tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai