Anda di halaman 1dari 53

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

No. 50 (REVISI 2010)


INSTRUMEN KEUANGAN: PENYA1IAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 5 (revisi 21): Penyajian Laporan Keuangan
terdiri dari paragraph 1-55. PSAK 5 (revisi 21) dilengkapi dengan Pedoman Aplikasi
yang bukan merupakan bagian dari PSAK 5 (revisi 21). Seluruh paragraf dalam PSAK
ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal
dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 5 (revisi 21) harus dibaca dalam
konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. PSAK 25 (revisi 29): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi
dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi
ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN
Tujuan
01. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian instrumen
keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas
keuangan. Pernyataan ini berlaku terhadap kategori instrumen keuangan, dari perspektiI
penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; pengategorian
yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan aset
keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus.
02. Prinsip-prinsip dalam Pernyataan ini melengkapi prinsip pengakuan dan
pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen
Keuangan. mengenai prinsip-prinsip tersebut dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan.
Pengungkapan.

Ruang Lingkup
3. Pernyataan ini diterapkan oleh semua entitas untuk semua jenis instrumen
keuangan, kecuali:
(a)kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama yang dicatat sesuai
dengan PSAK 4 (revisi 29): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri, PSAK 15 (revisi 29): Investasi pada Entitas Asosiasi, atau
PSAK 12 (revisi 29): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. Aamun
demikian, dalam beberapa kasus, PSAK 4 (revisi 29), PSAK 15 (revisi 29), dan
PSAK 12 (revisi 29) mengizinkan entitas untuk mencatat kepentingan di entitas
anak, entitas asosiasi, dan ventura bersama menggunakan PSAK 55 (revisi 2):
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dalam kasus tersebut entitas
menerapkan persyaratan dalam Pernyataan ini. Entitas juga menerapkan Pernyataan
ini untuk semua derivatif yang terkait dengan entitas anak, entitas asosiasi atau
ventura bersama;
(b)hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang diatur
dalam PSAK 24 (revisi 24): Imbalan Kerja.

(c) kontrak asuransi sesuai dengan PSAK 28 (revisi 21): Kontrak Asuransi. Aamun
demikian, Pernyataan ini berlaku untuk derivatif yang melekat pada kontrak asuransi
jika PSAK 55 (revisi 2) mensyaratkan entitas mencatat kontrak asuransi dan
derivatif secara terpisah. Selanjutnya, penerbit menerapkan Pernyataan ini atas
kontrak jaminan jika penerbit menerapkan PSAK 55 (revisi 2) dalam pengakuan
dan pengukuran kontrak, tetapi menerapkan PSAK 28 (revisi 21) jika penerbit
memilih, sesuai dengan PSAK 28 paragraf 4(d), untuk menerapkan PSAK 28 (revisi
21) dalam pengakuan dan pengukurannya.
(d)instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28 (revisi 21)
karena instrumen keuangan tersebut mengandung fitur partisipasi tidak mengikat.
Penerbit instrumen ini dikecualikan dari penerapan paragraf 11-35 dan PA34-PA45
dari Pernyataan ini dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan instrumen
ekuitas. Aamun demikian, instrumen tersebut tetap mengikuti semua ketentuan lain
yang ada dalam Pernyataan ini. Selanjutnya, Pernyataan ini diterapkan untuk
derivatif yang dilekatkan pada instrumen tersebut (lihat PSAK 55 (revisi 2)).
(e) instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran
berdasarkan PSAK 53 (revisi 21): Pembayaran Berbasis Saham, kecuali untuk:
(i) kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup paragraf 4- dari Pernyataan ini,
dalam hal Pernyataan ini diterapkan;
(ii)paragraf 3 dan 37 dari Pernyataan ini, yang diterapkan pada saham treasuri yang
dibeli, dijual, diterbitkan, atau dibatalkan yang terkait dengan program opsi saham
untuk karyawan, program pembelian saham oleh karyawan, dan semua
pengaturan pembayaran berbasis saham lain.

4. Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item
nonkeuangan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan
lainnya, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan, seolah-olah kontrak tersebut
adalah instrumen keuangan, dengan pengecualian untuk kontrak yang disepakati dan
dimaksudkan untuk terus dimiliki dengan tujuan untuk menerima atau menyerahkan item
nonkeuangan sesuai dengan persyaratan pembelian, penjualan atau penggunaan yang
diharapkan oleh entitas.
05. Ada beberapa cara sebuah kontrak pembelian atau penjualan tem nonkeuangan
dapat diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau dengan
mempertukarkan instrumen keuangan. Cara tersebut mencakup:
(a) jika persyaratan kontrak memperbolehkan salah satu pihak untuk menyelesaikan kontrak
tersebut secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau dengan
mempertukarkan instrumen keuangan;
(b)jika kemampuan untuk menyelesaikan secara neto dengan kas atau dengan instrumen
keuangan lain, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan, tidak dinyatakan
secara eksplisit dalam persyaratan kontrak, tetapi entitas mempunyai kebiasaan
menyelesaikan kontrak serupa secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan
lain, atau dengan mempertukarkan instrumen keuangan (dengan menyepakati kontrak
saling hapus dengan pihak lawan, atau dengan menjual kontrak sebelum dilaksanakan
atau jatuh tempo);

(c) jika, untuk kontrak serupa, entitas mempunyai kebiasan untuk menerima aset yang
mendasari dan menjualnya dalam jangka pendek setelah penyerahan untuk memperoleh
laba dari Iluktuasi harga jangka pendek atau marjin penjual (/ealers margn); dan
(d)jika tem nonkeuangan yang menjadi subyek dalam kontrak siap dikonversi menjadi kas.
Kontrak yang memenuhi huruI (b) atau (c) di atas tidak dilakukan dengan tujuan
untuk menerima atau menyerahkan tem nonkeuangan sesuai dengan persyaratan pembelian,
penjualan atau penggunaan yang diharapkan oleh entitas, dan oleh karenanya kontrak tersebut
termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Kontrak lain yang memenuhi ketentuan
paragraph 4 dievaluasi untuk menentukan apakah kontrak tersebut disepakati dan terus
dimiliki dengan tujuan untuk menerima atau menyerahkan tem nonkeuangan sesuai dengan
persyaratan pembelian, penjualan atau penggunaan yang diharapkan oleh entitas, dan
karenanya untuk menentukan apakah kontrak tersebut termasuk dalam ruang lingkup
Pernyataan ini.
06. Opsi yang diterbitkan untuk membeli atau menjual tem nonkeuangan yang dapat
diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan instrumen keuangan lain, atau dengan
mempertukarkan instrumen keuangan, sesuai dengan ketentuan paragraI 5(a) atau (d),
termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Kontrak opsi jenis ini tidak dapat dilakukan
untuk tujuan penerimaan atau penyerahan tem nonkeuangan sesuai dengan persyaratan
pembelian, penjualan, atau penggunaan yang diharapkan oleh entitas.

Definisi (lihat juga paragraf PA03-PA33)
7. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:
(a)kas;
(b)instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;
(c) hak kontraktual;
(i) untuk menerima kas atau aset keuangan lain dari entitas lain; atau
(ii)untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut, atau
(d)kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:
(i) nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
(ii)derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas tidak termasuk instrument keuangan yang mempunyai fitur opsi
jual (puttable financial instruments) yang dikategorikan sebagai instrumen
ekuitas sesuai dengan paragraf 13 dan 14, instrumen yang mensyaratkan suatu
kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian prorata
aset neto entitas hanya pada saat likiudasi dan dikategorikan sebagai instrumen
ekuitas sesuai dengan paragraf 15 dan 1, atau instrumen yang merupakan

kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan


entitas tersebut di masa yang akan datang.
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya.
Instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas
dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable instrument) adalah instrumen
keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual kembali instrument
kepada penerbit dan memperoleh kas atau aset keuangan lain atau secara otomatis
menjual kembali kepada penerbit pada saat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti di
masa yang akan datang atau kematian atau purna karya dari pemegang instrumen.
Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:
(a)Kewajiban kontraktual:
(i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
(ii)untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut;
(b)kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
(i) nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
(ii)derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, hak, opsi atau waran untuk
memperoleh suatu jumlah yang tetap instrument ekuitas yang dimiliki entitas
untuk jumlah yang tetap dari berbagai mata uang adalah instrument ekuitas jika
entitas menawarkan rights, opsi atau waran prorata terhadap semua pemilik yang
ada saat ini pada kategori yang sama pada instrument ekuitas nonderivatif yang
dimiliki. 1uga, untuk tujuan ini instrumen keuangan ekuitas yang diterbitkan
entitas tidak termasuk instrumen yang mempunyai fitur opsi jual yang
dikategorikan sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraph 13 dan 14,
instrumen yang mensyaratkan suatu kewajiban terhadap entitas untuk
menyerahkan kepada pihak lain bagian prorata aset neto hanya pada saat likiudasi
dan dikategorikan sebagai instrumen ekuitas yang sesuai dengan paragraf 15 dan
1, atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan
instrument ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa yang akan datang.
Sebagai pengecualian, suatu instrumen yang memenuhi definisi liabilitas
keuangan dikategorikan sebagai instrument ekuitas jika memiliki semua fitur dan
memenuhi kondisi di paragraf 13 dan 14 atau paragraf 15 dan 1.
Ailai wajar adalah nilai suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan
antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm`s
length transaction).
08. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam PSAK 55 (revisi 2006)
paragraI 8 dan digunakan dalam Pernyataan ini dengan pengertian yang sesuai dengan yang
diatur dalam PSAK 55 (revisi 2006).

- biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan


- aset keuangan yang tersedia untuk dijual
- penghentian-pengakuan
- derivative
- metode bunga eIektiI
- aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi
- komitmen pasti
- prakiraan transaksi
- eIektivitas lindung nilai
- tem yang dilindung nilai
- instrumen lindung nilai
- investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
- pinjaman diberikan dan piutang
- pembelian atau penjualan yang dilakukan dengan cara yang
- umum
- biaya transaksi
09. Dalam pernyataan ini, 'kontrak dan 'kontraktual mengacu pada suatu
kesepakatan antara dua pihak atau lebih, yang memiliki konsekuensi ekonomi yang jelas dan
kecil peluangnya akan diabaikan oleh pihak-pihak yang terlibat, umumnya karena
pemenuhan kesepakatan ini dapat dipaksakan secara hukum. Dengan demikian kontrak dan
instrument keuangan mungkin memiliki bentuk yang beragam dan tidak perlu dalam bentuk
tertulis.
10. Dalam Pernyataan ini 'entitas termasuk perorangan, persekutuan, badan hukum,
perwalian (trusts), dan institusi pemerintah.

PENYA1IAN
Liabilitas dan Ekuitas (lihat juga paragraf PA13-PA24 dan PA34-PA39)
11. Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengategorikan
instrumen tersebut atau komponenkomponennya sebagai liabilitas keuangan, aset
keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan
definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas.
12. Ketika penerbit menerapkan deIinisi di paragraI 7 untuk menentukan apakah
instrumen keuangan merupakan instrumen ekuitas, dan bukan merupakan liabilitas keuangan,
maka instrumen tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi (a)
dan (b) berikut terpenuhi:
(a) Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual:
(i) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
(ii)untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
(b)Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:

(i) nonderivatiI yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas; atau
(ii)derivatiI yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas
atau asset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan
entitas. Untuk tujuan ini, rghts, opsi atau waran untuk memperoleh suatu jumlah
yang tetap instrumen ekuitas yang dimiliki entitas untuk jumlah yang tetap dari
berbagai mata uang adalah instrumen ekuitas jika entitas menawarkan rghts, opsi
atau waran prorata terhadap semua pemilik yang ada saat ini pada kategori yang sama
pada instrumen ekuitas nonderivatiI yang dimiliki. Juga, untuk tujuan ini instrumen
ekuitas yang diterbitkan penerbit tidak termasuk instrument yang memiliki semua
Iitur dan memenuhi persyaratan yang dijelaskan di paragraI 13 dan 14, atau paragraph
15 dan 16, atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau
menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas di masa yang akan datang.
Kewajiban kontraktual, termasuk kewajiban yang berasal dari instrumen keuangan derivatiI,
yang akan atau dapat menyebabkan adanya penerimaan atau penyerahan instrument ekuitas
milik penerbit di masa yang akan datang, namun tidak memenuhi kondisi (a) dan (b) di atas,
bukan merupakan instrumen ekuitas. Sebagai pengecualian, suatu instrumen yang memenuhi
deIinisi liabilitas keuangan diklasiIikasikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki semua
Iitur dan memenuhi kondisi di paragraI 13 dan 14 atau paragraI 15 dan 16.

Instrumen yang mempunyai fitur opsi jual (puttable instrument)
13. Suatu instrumen keuangan yang mempunyai Iitur opsi jual mencakup kewajiban
kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen tersebut dan
menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan eksekusi opsi jual tersebut.
Sebagai pengecualian atas deIinisi liabilitas keuangan, instrumen yang mencakup kewajiban
tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki semua Iitur berikut:
(a) memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate aset neto entitas pada saat
likuidasi entitas. Aset neto entitas adalah aset yang tersisa setelah dikurangi semua klaim
atas aset tersebut. Bagian prorata ditentukan oleh:
(i) membagi aset neto entitas pada saat likuidasi ke dalam unit-unit dengan jumlah yang
sama, dan
(ii)mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang
instrumen keuangan.
(b)instrumen berada dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua
kelompok instrument lainnya.Untuk berada dalam tingkat tersebut instrumen:
(i) tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada saat likuidasi,
dan
(ii)tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada kelompok
instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelompok instrumen lain.
(c) Seluruh instrumen keuangan dalam kelompok instrument yang merupakan subordinat dari
semua kelompok instrumen lainnya memiliki Iitur yang identik. Misalnya, instrumen
tersebut harus dapat dijual kembali, dan rumus atau metode lain yang digunakan untuk

menghitung harga pembelian kembali atau penebusan adalah sama untuk semua
instrumen pada kelompok tersebut.
(d)Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus
instrumen dan menerima kas atau aset keuangan lain, instrumen tersebut tidak termasuk
kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas
lain, atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas
lain dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan
suatu kontrak yang akan atau dapat ditunaikan dengan instrument ekuitas yang diterbitkan
entitas seperti yang diatur di subparagraI (b) dari deIinisi liabilitas keuangan.
(e) Jumlah arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrument selama umur instrumen
didasarkan secara substansial pada laba rugi, perubahan dalam aset neto yang diakui atau
perubahan dalam nilai wajar aset neto entitas yang diakui atau yang belum diakui selama
umur instrumen (tidak termasuk dampak dari instrumen).
14. Untuk instrumen yang dikategorikan sebagai instrument ekuitas, selain instrumen
yang memiliki semua Iitur di atas, maka penerbit harus tidak memiliki instrumen keuangan
lain atau kontrak yang memiliki:
(a) jumlah arus kas yang secara substansial bergantung pada laba rugi, perubahan dalam aset
neto entitas yang diakui atau perubahan pada nilai wajar aset neto entitas yang diakui dan
yang belum diakui (tidak termasuk dampak dari instrumen tersebut atau kontrak tersebut)
dan
(b)dampak dari pembatasan atau penetapan secara substansial atas pengembalian residu
kepada pemegang instrument yang mempunyai Iitur opsi jual.
Untuk tujuan menerapkan kondisi ini, entitas tidak mempertimbangkan kontrak nonkeuangan
dengan pemegang instrumen yang dijelaskan di paragraI 13 yang memiliki syarat dan kondisi
kontraktual yang serupa dengan syarat dan kondisi dari kontrak yang setara yang mungkin
terjadi antara bukan pemegang instrumen dan entitas yang menerbitkan. Jika entitas tidak
dapat menentukan bahwa kondisi ini terpenuhi, maka entitas tidak boleh mengategorikan
instrumen yang mempunyai Iitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas.

Instrumen, atau Komponen Instrumen, yang Mensyaratkan suatu Kewajiban kepada
Entitas untuk Menyerahkan Ke Pihak Lain Bagian Aset Aeto Entitas secara Pro Rata
hanya pada saat Likuidasi
15. Beberapa instrumen keuangan termasuk kewajiban kontraktual bagi entitas
penerbit untuk menyerahkan kepada entitas lain bagian prorata aset neto hanya pada saat
likuidasi. Kewajiban timbul karena likuidasi baik pasti terjadi ataupun berada di luar kendali
entitas (misalnya, umur entitas yang terbatas) atau tidak pasti terjadi tetapi berdasarkan opsi
dari pemegang instrumen. Sebagai pengecualian dari deIinisi liabilitas keuangan, suatu
instrumen yang mencakup kewajiban tersebut dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika
memiliki seluruh Iitur berikut:
(a) Entitas memberikan hak kepada pemegang instrument untuk bagian prorata aset neto
entitas dalam hal likuidasi entitas. Aset neto entitas adalah aset yang tersisa setelah
dikurangi semua klaim pihak lain atas aset tersebut. Suatu bagian prorata ditentukan
dengan:
(i) membagi aset neto entitas pada saat likuidasi dalam unit jumlah yang sama; dan

(ii)mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang
instrumen keuangan.
(b)Instrumen ini berada berada pada kelompok instrument yang merupakan subordinat dari
semua kelompok instrumen lainnya. Untuk berada dalam kelompok tersebut instrumen:
(i) tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada saat likuidasi,
dan
(ii)tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada kelompok
instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lain.
(c) Seluruh instrumen yang berada pada kelompok instrument yang merupakan subordinat
dari semua kelompok instrumen lainnya harus memiliki kewajiban kontraktual identik
bagi entitas penerbit untuk memberikan bagian prorata aset neto pada saat likuidasi.
16. Untuk instrumen yang dikategorikan sebagai instrument ekuitas, selain instrumen
yang memiliki semua Iitur di atas, maka penerbit harus tidak memiliki instrumen keuangan
lain atau kontrak yang memiliki:
(a) jumlah arus kas yang secara substansial bergantung pada laba rugi, perubahan aset neto
entitas yang diakui atau perubahan nilai wajar aset neto entitas yang diakui dan yang
belum diakui (tidak termasuk dampak dari instrument tersebut atau kontrak) dan
(b)dampak dari pembatasan atau penetapan secara substansial atas pengembalian residu
kepada pemegang instrument yang mempunyai Iitur opsi jual.
Untuk tujuan menerapkan kondisi ini, entitas tidak mempertimbangkan kontrak nonkeuangan
dengan pemegang instrumen yang dijelaskan di paragraI 15 yang memiliki syarat dan kondisi
kontraktual yang serupa dengan syarat dan kondisi dari kontrak yang setara yang mungkin
terjadi antara bukan pemegang instrumen dan entitas yang menerbitkan. Jika entitas tidak
dapat menentukan bahwa kondisi ini terpenuhi, maka entitas tidak boleh mengategorikan
instrumen yang mempunyai Iitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas.

Reklasifikasi Instrumen yang Mempunyai Fitur Opsi 1ual dan Instrumen yang
Mensyaratkan suatu Kewajiban terhadap Entitas untuk Menyerahkan kepada Pihak
Lain Bagian Pro Rata Aset Neto Entitas Hanya pada Saat Likuidasi.
17. Entitas mengklasiIikasikan instrumen keuangan sebagai instrumen ekuitas sesuai
dengan paragraI 13 dan 14 atau paragraI 15 dan 16 sejak tanggal ketika instrumen memiliki
seluruh Iitur dan memenuhi kondisi yang diatur di paragraph tersebut. Misalnya, jika entitas
menebus seluruh instrumen tanpa opsi jual (nonputtable) yang diterbitkan dan setiap
instrument yang mempunyai Iitur opsi jual (puttable) yang masih beredar memiliki seluruh
Iitur dan memenuhi semua kondisi di paragraph 13 dan 14, maka entitas mengklasiIikasikan
instrumen yang mempunyai Iitur opsi jual sebagai instrumen ekuitas dari tanggal ketika
entitas menebus instrumen tanpa opsi jual.
18. Entitas memperhitungkan reklasiIikasi instrument sesuai dengan paragraI 17
sebagai berikut:
(a) Entitas mereklasiIikasi instrumen ekuitas sebagai liabilitas keuangan sejak tanggal ketika
instrumen tidak lagi memiliki semua Iitur atau memenuhi kondisi di paragraI 13 dan 14
atau paragraI 15 dan 16. Liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar instrumen tersebut
pada tanggal reklasiIikasi. Entitas mengakui dalam ekuitas setiap perbedaan antara

jumlah tercatat dari instrumen ekuitas dan nilai wajar liabilitas keuangan pada tanggal
reklasiIikasi.
(b)Entitas mereklasiIikasi liabilitas keuangan sebagai ekuitas sejak tanggal ketika instrumen
memiliki semua Iitur dan memenuhi kondisi yang diatur di paragraI 13 dan 14 atau
paragraI 15 dan 16. Instrumen ekuitas diukur pada jumlah tercatat liabilitas keuangan
pada tanggal reklasiIikasi.

%anpa Kewajiban Kontraktual untuk Menyerahan Kas atau Aset Keuangan Lainnya
(Paragraf 12(a))
19. Dengan pengecualian dari keadaan yang dijelaskan di paragraI 13 dan 14 atau
paragraI 15 dan 16, Iitur penting dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan
instrument ekuitas adalah adanya kewajiban kontraktual satu pihak dari instrumen keuangan
(penerbit), untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak lain (pemegang),
atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan pemegang
instrumen ekuitas dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan pihak penerbit.
Walaupun pemegang instrumen ekuitas mungkin berhak menerima dividen atau bentuk
distribusi ekuitas lain secara prorata, pihak penerbit tidak memiliki kewajiban kontraktual
untuk melakukan distribusi tersebut karena penerbit instrumen ekuitas tidak diwajibkan untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak lain.
20. Substansi dari instrumen keuangan, bukan bentuk hukumnya, merupakan dasar
bagi pengklasiIikasiannya dalam laporan posisi keuangan. Substansi dan bentuk hokum
umumnya sejalan, tetapi tidak selalu. Beberapa jenis instrument keuangan memiliki bentuk
hukum berupa ekuitas tetapi secara substansi merupakan liabilitas dan bentuk lainnya
mungkin berupa kombinasi dari Iitur instrumen ekuitas dan Iitur liabilitas keuangan.
Misalnya:
(a) Saham preIeren yang mewajibkan penerbitnya untuk membeli kembali saham tersebut
dengan harga yang telah ditetapkan atau harga yang dapat ditetapkan pada tanggal yang
telah ditetapkan atau tanggal yang dapat ditetapkan di masa yang akan datang, atau saham
preIeren yang memberikan hak pada pemegangnya untuk meminta penerbit agar membeli
kembali saham tersebut pada atau setelah tanggal tertentu dengan harga yang telah
ditetapkan atau harga yang dapat ditetapkan adalah liabilitas keuangan.
(b)Instrumen keuangan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk menjual instrumen
itu kembali pada penerbitnya baik dengan menerima kas atau dengan asset keuangan
lainnya (puttable nstrument) adalah liabilitas keuangan, kecuali untuk instrumen yang
dikategorikan sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan paragraI 13 dan 14 atau paragraI
15 dan 16.
Instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan bahkan ketika jumlah kas atau aset keuangan
lain ditentukan berdasarkan indeks atau hal lain yang berpotensi meningkat atau menurun.
Adanya opsi bagi pemegang instrumen untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit
dengan menerima kas atau aset keuangan lain mengartikan bahwa instrumen yang
mempunyai Iitur opsi jual memenuhi deIinisi liabilitas keuangan, kecuali untuk instrumen
yang diklasiIikasikan sebagai instrument ekuitas sesuai dengan paragraI 13 dan 14 atau
paragraI 15 dan 16. Misalnya, reksa dana terbuka (open en/e/ mutual fun/s), unit perwalian
(unt trusts), dan persekutuan bisa memberi hak pada pemegang unit atau anggotanya untuk

sewaktu-waktu menarik kepentingan mereka pada penerbit sejumlah kas, yang


mengakibatkan kepentingan pemegang unit atau anggota diklasiIikasikan sebagai liabilitas
keuangan, kecuali untuk instrumenyang dikategorikan sebagai instrumen ekuitas sesuai
dengan paragraI 13 dan 14 atau paragraI 15 dan 16. Namun demikian, kategori sebagai
liabilitas keuangan tidak serta-merta meniadakan penggunaan istilah seperti 'nilai aset neto
milik pemegang unit dan 'perubahan dalam nilai aset neto milik pemegang unit dalam
laporan keuangan entitas yang tidak memiliki modal disetor (seperti pada beberapa reksa
dana dan unit perwalian) atau penggunaan pengungkapan tambahan untuk menunjukkan
bahwa total kepentingan para anggota terdiri atas berbagai tem, seperti cadangan yang
memenuhi deIinisi ekuitas dan instrumen yang dapat dijual kembali pada penerbit yang tidak
memenuhi deIinisi ekuitas.
21. Jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menghindari penyelesaian
kewajiban kontraktualnya berupa penyerahan kas atau aset keuangan lainnya, maka
kewajiban tersebut memenuhi deIinisi liabilitas keuangan, kecuali untuk instrumen yang
diklasiIikasikan sebagai ekuitas sesuai dengan paragraI 13 dan 14 atau paragraI 15 dan 16.
Misalnya:
(a) Keterbatasan kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya, seperti
kurangnya akses pada valuta asing atau adanya ketentuan untuk meminta persetujuan dari
pihak regulator atas pembayaran yang akan dilakukan, tidak membatalkan kewajiban
kontraktual entitas tersebut atau hak kontraktual pemegang instrumen.
(b)Kewajiban kontraktual yang bergantung pada pelaksanaan hak untuk menebus kembali
oleh pihak lawan adalah liabilitas keuangan, karena entitas tidak memiliki hak tanpa
syarat untuk menghindari melakukan pembayaran dengan kas atau aset keuangan lain.
22. Instrumen keuangan yang tidak secara eksplisit menciptakan kewajiban
kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya, bisa saja secara tidak
langsung menciptakan kewajiban melalui persyaratan dan kondisi yang ada padanya.
Misalnya:
(a) Instrumen keuangan mungkin memiliki kewajiban nonkeuangan yang harus diselesaikan
jika, dan hanya jika, entitas gagal melakukan pembayaran atau menebus instrumen
tersebut. Jika entitas tersebut dapat menghindari kewajiban untuk mentransIer kas atau
aset keuangan lainnya hanya dengan menyelesaikan kewajiban nonkeuangannya, maka
instrumen keuangan tersebut adalah liabilitas keuangan.
(b)Instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan jika instrumen tersebut memiliki
ketentuan bahwa dalam penyelesaiannya entitas akan menyerahkan:
(i) kas atau aset keuangan lain; atau
(ii)saham yang diterbitkan entitas yang nilainya ditentukan jauh melebihi nilai kas atau
aset keuangan lain yang seharusnya diserahkan. Walaupun entitas tersebut tidak
memiliki kewajiban kontraktual secara eksplisit untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lainnya, nilai dari penyelesaian menggunakan saham dianggap sama dengan
nilai yang harus dibayarkan secara kas. Dalam situasi apapun, pemegang instrumen
secara substansi memperoleh jaminan untuk menerima suatu jumlah yang minimal
setara dengan penyelesaian menggunakan kas (.ash settlement opton) (lihat paragraI
23).

Penyelesaian dengan Instrumen Ekuitas yang Diterbitkan Entitas (paragraf 12(b))


23. Suatu kontrak bukan merupakan instrumen ekuitas semata-mata karena kontrak
tersebut menyebabkan penerimaan atau penyerahan instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas. Entitas mungkin memiliki hak atau kewajiban kontraktual untuk menerima atau
menyerahkan saham yang diterbitkan atau instrumen ekuitas lain dalam jumlah yang
bervariasi hingga nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas yang akan
diterima atau diserahkan tersebut setara dengan nilai hak atau kewajiban kontraktualnya. Hak
atau kewajiban kontraktual tersebut dapat berupa nilai yang telah ditetapkan atau nilai yang
berIluktuasi, baik sebagian maupun seluruhnya, bergantung pada perubahan variabelnya
selain dari harga pasar instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut (misalnya tingkat
suku bunga, harga komoditas, atau harga instrument keuangan. Dua contoh yang digunakan
adalah (a) kontrak untuk menyerahkan instrumen ekuitas senilai Rp100, dan (b) kontrak
untuk menyerahkan instrumen ekuitas senilai 100 ons emas. Kontrak jenis ini merupakan
liabilitas keuangan bagi entitas walaupun entitas tersebut harus atau dapat menyelesaikan
dengan instrumen ekuitas miliknya. Kontrak tersebut bukan merupakan instrumen ekuitas
karena entitas menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkanya dalam jumlah yang
bervariasi sebagai penyelesaian kontrak. Dengan demikian, kontrak tersebut tidak
memberikan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
24. Kecuali yang dinyatakan di paragraI 25, kontrak yang akan diselesaikan oleh
entitas dengan penyerahan (atau penerimaan) instrumen ekuitas miliknya dalam jumlah yang
telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah
ditetapkan adalah instrument ekuitas. Misalnya, opsi saham yang diterbitkan yang memberi
hak kepada pihak lawan untuk membeli saham yang diterbitkan entitas dalam jumlah yang
telah ditetapkan dengan harga yang telah ditetapkan atau untuk membeli obligasi dengan nilai
pokok yang telah ditetapkan adalah instrument ekuitas. Perubahan nilai wajar kontrak yang
disebabkan oleh berIluktuasinya suku bunga pasar yang tidak mempengaruhi jumlah kas atau
nilai aset keuangan yang harus dibayarkan atau diterima, atau jumlah instrumen ekuitas yang
harus diterima atau diserahkan, pada waktu penyelesaian kontrak, tidak mengecualikan
kontrak tersebut sebagai instrumen ekuitas. Setiap jumlah yang diterima (seperti premium
yang diterima atas penerbitan opsi atau waran atas saham yang diterbitkan entitas)
ditambahkan secara langsung ke ekuitas. Setiap jumlah yang dibayarkan (seperti premi yang
dibayarkan untuk pembelian opsi) langsung dikurangkan dari ekuitas. Perubahan dalam nilai
wajar instrumen ekuitas tidak diakui dalam laporan keuangan.
25 Jika instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas akan diterima, atau diserahkan, oleh
entitas pada saat penyelesaian kontrak merupakan instrumen keuangan yang mempunyai Iitur
opsi jual dengan semua Iitur dan memenuhi kondisi yang dijelaskan di paragraI 13 dan 14,
atau instrument yang mensyaratkan suatu kewajiban terhadap entitas untuk menyerahkan
kepada pihak lain bagian prorata aset neto entitas hanya pada saat likuidasi dengan semua
Iitur dan mememuhi kondisi yang dijelaskan di paragraI 15 dan 16, maka kontrak tersebut
adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan. Hal ini termasuk kontrak yang akan
diselesaikan oleh entitas melalui penerimaan atau penyerahan sejumlah instrumen yang tetap
yang dipertukarkan dengan sejumlah tetap kas atau asset keuangan lainnya.
26. Dengan pengecualian keadaan yang dijelaskan di paragraI 13 dan 14 atau paragraI
15 dan 16, kontrak yang mewajibkan entitas untuk membeli kembali instrument ekuitasnya,

baik dengan kas atau aset keuangan lainnya akan menambah liabilitas keuangan entitas
sebesar nilai kini dari nilai penebusannya (misalnya, sebesar nilai kini dari harga pembelian
kembali kontrak forwar/, harga pelaksanaan opsi, atau nilai penebusan lain). Ketentuan ini
juga berlaku sekalipun kontrak tersebut merupakan instrumen ekuitas. Satu contoh adalah
kewajiban entitas berdasarkan kontrak forwar/ untuk membeli instrumen ekuitasnya secara
kas. Ketika liabilitas keuangan pertama kali diakui berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006):
Instrumen Keuangan. Pengakuan /an Pengukuran, maka nilai wajarnya (atau nilai kini dari
nilai penebusannya) direklasiIikasi dari ekuitas. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan
diukur berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006). Jika kontrak jatuh tempo tanpa adanya
penyerahan, maka nilai tercatat dari liabilitas keuangan tersebut direklasiIikasi ke ekuitas.
Kewajiban kontraktual entitas untuk membeli instrumen ekuitasnya menambah liabilitas
keuangan sebesar nilai kini dari nilai penebusannya sekalipun liabilitas untuk membeli
instrumen tersebut bersiIat kondisional, bergantung apakah pihak lawan menggunakan hak
untuk menebus (misalnya penerbitan opsi jual (put opton) yang member hak bagi pihak
lawan untuk menjual instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas pada entitas tersebut dengan
harga yang telah ditetapkan).
27. Kontrak yang akan diselesaikan oleh entitas dengan menyerahkan atau menerima
instrumen ekuitas dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset
keuangan lainnya dengan jumlah yang bervariasi merupakan asset keuangan atau liabilitas
keuangan. Misalnya kontrak yang mewajibkan entitas untuk menyerahkan 100 lembar
instrument ekuitasnya sebagai pengganti kas yang bernilai setara dengan 100 ons emas.

Ketentuan Penyelesaian Kontinjensi
28. Instrumen keuangan dapat mewajibkan entitas untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan lain atau jika tidak, menyelesaikannya sebagaimana jika instrumen tersebut berupa
liabilitas keuangan, dalam situasi terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti
di masa yang akan datang (atau hasil dari situasi yang tidak pasti) yang berada di luar kendali
penerbit maupun pemegang instrumen tersebut, seperti perubahan dalam indeks pasar modal,
indeks harga konsumen, suku bunga atau ketentuan perpajakan, atau pendapatan, laba neto,
atau rasio utang terhadap modal penerbit di masa yang akan datang. Penerbit instrumen
seperti ini tidak memiliki hak tanpa syarat untuk tidak menyerahkan kas atau aset keuangan
lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya seperti jika instrumen tersebut berupa liabilitas
keuangan). Oleh karenanya, instrumen keuangan adalah liabilitas keuangan bagi penerbit,
kecuali jika:
(a) bagian dari ketentuan penyelesaian kontinjensi yang mensyaratkan penyelesaian secara
kas atau melalui penyerahan aset keuangan lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya
sebagaimana jika instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan) adalah tidak sah (not
genune);
(b)penerbit dapat diwajibkan untuk menyelesaikan kewajibannya secara kas atau melalui
penyerahan asset keuangan lain (atau jika tidak, untuk menyelesaikannya sebagaimana
jika instrumen tersebut berupa liabilitas keuangan) hanya dalam kondisi penerbit
dilikuidasi; atau
(c) instrumen yang memiliki seluruh Iitur dan memenuhi kondisi di paragraI 13 dan 14.

Pilihan Penyelesaian
29. Ketika instrumen keuangan derivatif memberi kepada satu pihak pilihan cara
penyelesaian (misalnya penerbit atau pemegang instrumen dapat memilih penyelesaian
secara neto dengan kas atau dengan mempertukarkan saham dengan kas), maka
instrumen tersebut adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan, kecuali jika seluruh
alternative penyelesaian yang ada menjadikannya sebagai instrument ekuitas.
30. Contoh liabilitas keuangan dari instrumen keuangan derivatiI dengan pilihan
penyelesaian adalah opsi saham yang memberi pilihan kepada penerbit untuk menentukan
penyelesaiannya secara neto dengan kas atau dengan mempertukarkan sahamnya dengan
sejumlah kas. Serupa dengan itu, sejumlah kontrak untuk membeli atau menjual tem
nonkeuangan sebagai pengganti instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas termasuk dalam
ruang lingkup Pernyataan ini, karena kontrak tersebut dapat diselesaikan, baik dengan
penyerahan tem nonkeuangan atau diselesaikan secara neto dengan kas atau dengan
instrumen keuangan lain (lihat paragraph 0406). Kontrak tersebut merupakan aset keuangan
atau liabilitas keuangan dan bukan merupakan instrumen ekuitas.

Instrumen Keuangan Majemuk (lihat juga paragraf PA4-PA45 dan Contoh Ilustrasi 9-
12)
31. Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan
instrumen keuangannya untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung
komponen ekuitas dan liabilitas. Komponen-komponen tersebut diklasifikasikan secara
terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan
ketentuan di paragraf 11.
32. Entitas mengakui secara terpisah komponen-komponen instrumen keuangan yang:
(a) menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan
(b)memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen keuangan
tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.
Misalnya, obligasi atau instrumen serupa yang dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi
saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk.
Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen: liabilitas keuangan
(perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya) dan instrumen
ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama jangka waktu tertentu
untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah
ditetapkan). Dampak ekonomi dari penerbitan instrumen seperti ini secara substansial sama
dengan penerbitan secara simultan instrumen kewajiban yang memiliki ketentuan pelunasan
dipercepat dan waran untuk pembelian saham biasa, atau penerbitan instrumen utang yang
dilengkapi dengan waran beli saham yang dapat dipisahkan (/eta.hable share pur.hase
warrants). Dengan demikian, dalam semua kasus, entitas menyajikan komponen liabilitas
dan ekuitas secara terpisah dalam laporan posisi keuangan.
33. KlasiIikasi komponen liabilitas dan ekuitas dari suatu instrumen yang dapat
dikonversi tidak diubah sebagai akibat adanya perubahan kemungkinan bahwa opsi konversi
tersebut akan dilaksanakan, meskipun jika pelaksanaan opsi tersebut akan menguntungkan
secara ekonomi bagi beberapa pemegangnya. Pemegang instrumen mungkin tidak selalu
bertindak sebagaimana yang diperkirakan karena, misalnya, konsekuensi pajak yang timbul

akibat konversi yang dilakukan mungkin berbeda-beda di antara para pemegang. Selanjutnya,
kemungkinan terjadinya konversi akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Kewajiban
kontraktual entitas untuk melakukan pembayaran di masa datang akan tetap ada hingga
kewajiban tersebut berakhir melalui konversi, jatuh tempo instrumen, atau transaksi lainnya.
34. PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan. Pengakuan /an Pengukuran
mengatur hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran aset dan liabilitas keuangan.
Instrumen ekuitas adalah instrumen yang memberikan hak residual atas aset entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya. Oleh karenanya, ketika nilai tercatat awal suatu instrumen
keuangan majemuk dialokasikan pada komponen ekuitas dan liabilitas, maka komponen
ekuitas yang dialokasikan adalah jumlah residu dari nilai wajar instrumen keuangan secara
keseluruhan dikurangi dengan nilai komponen liabilitas yang ditetapkan secara terpisah. Nilai
dari setiap Iitur derivatiI (seperti opsi beli) yang melekat pada instrumen keuangan majemuk
selain komponen ekuitas (seperti opsi konversi ekuitas) merupakan bagian dari komponen
liabilitas. Jumlah nilai tercatat yang dialokasikan ke komponen liabilitas dan ekuitas pada
saat pengakuan awal selalu setara dengan nilai wajar dari instrumen tersebut secara
keseluruhan. Tidak ada keuntungan atau kerugian yang timbul dari pengakuan awal
komponen instrumen secara terpisah.
35. Sesuai dengan pendekatan yang dijelaskan di paragraph 34, penerbit obligasi yang
dapat dikonversi menjadi saham biasa pertama kali menentukan nilai tercatat komponen
liabilitas dengan mengukur nilai wajar liabilitas serupa (termasuk Iitur derivatiI nonekuitas
melekat) yang tidak memiliki komponen ekuitas. Nilai tercatat instrumen ekuitas yang
ditunjukkan oleh opsi untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham biasa,
ditetapkan dengan cara mengurangkan nilai wajar liabilitas keuangan dari nilai wajar
instrumen keuangan majemuk secara keseluruhan.

Saham %reasuri (Lihat 1uga Paragraf PA4)
3. 1ika entitas memperoleh kembali instrument ekuitasnya, instrumen-instrumen
tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang
timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas entitas
tersebut tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi. Saham treasuri tersebut dapat
diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam
kelompok usaha yang dikonsolidasi. 1umlah yang dibayarkan atau diterima diakui secara
langsung di ekuitas.
37. Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara terpisah, baik dalam
laporan posisi keuangan maupun dalam catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan PSAK
1 (revisi 2009): Penyafan Laporan Keuangan. Jika saham treasuri dibeli dari pihak-pihak
berelasi, maka entitas mengungkapkannya berdasarkan PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan
Phakphak Berelas.

Bunga, Dividen, Kerugian dan Keuntungan (lihat juga paragraf PA47)
38. Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang berkaitan dengan instrumen
keuangan atau komponen yang merupakan liabilitas keuangan diakui sebagai pendapatan
atau beban dalam laporan laba rugi. Distribusi kepada pemegang instrumen ekuitas
didebit oleh entitas secara langsung ke ekuitas, setelah dikurangi dampak pajak

penghasilan terkait. Biaya transaksi yang timbul dari transaksi ekuitas, dicatat sebagai
pengurang ekuitas, setelah dikurangi dampak pajak penghasilan terkait.
39. KlasiIikasi instrumen keuangan sebagai liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas
menentukan apakah bunga, dividen, kerugian dan keuntungan terkait dengan instrument
tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Jadi, pembayaran
dividen atas saham yang sepenuhnya diakui sebagai liabilitas, diakui sebagai beban
sebagaimana pembayaran bunga atas obligasi. Demikian juga, keuntungan dan kerugian yang
terkait dengan penebusan atau pembiayaan kembali liabilitas keuangan diakui dalam laporan
laba rugi, sedangkan penebusan atau pembiayaan kembali instrumen ekuitas diakui sebagai
perubahan ekuitas. Perubahan nilai wajar instrumen ekuitas tidak diakui dalam laporan
keuangan.
40. Entitas umumnya membayar berbagai biaya dalam penerbitan atau perolehan
kembali instrumen ekuitasnya. Biaya tersebut antara lain berupa biaya pendaItaran dan
komisi lain yang ditetapkan, biaya yang dibayarkan kepada penasehat hukum, akuntan, dan
penasehat proIesional lain, biaya percetakan dan materai. Biaya transaksi yang timbul dari
transaksi ekuitas dicatat sebagai pengurang ekuitas (setelah dikurangi dampak pajak
penghasilan), sepanjang biaya tersebut merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan
secara langsung dengan transaksi ekuitas, tetapi diabaikan jika tidak dapat diatribusikan
secara langsung. Biaya transaksi ekuitas yang diabaikan tersebut diakui sebagai beban.
41. Biaya transaksi yang terkait dengan penerbitan instrumen keuangan majemuk
dialokasikan pada komponen liabilitas dan ekuitas dari instrumen secara proporsional dengan
alokasi hasil yang diperoleh. Biaya transaksi yang terkait dengan lebih dari satu transaksi
(misalnya biaya yang timbul dari penawaran atas sejumlah saham dan pencatatan saham
lainnya secara bersamaan di bursa) dialokasikan pada seluruh transaksi tersebut dengan
menggunakan dasar alokasi yang rasional dan konsisten dengan transaksi serupa. 42. Jumlah
biaya transaksi yang dicatat sebagai pengurang ekuitas dalam suatu periode diungkapkan
secara terpisah berdasarkan PSAK 1 (revisi 2009): Penyafan Laporan Keuangan. Jumlah
pajak penghasilan terkait yang diakui secara langsung di ekuitas dimasukkan dalam jumlah
agregat pajak penghasilan periode berjalan dan pajak penghasilan tangguhan yang
ditambahkan atau dibebankan pada ekuitas, yang diungkapkan berdasarkan PSAK 46 (revisi
2010): Pafak Penghaslan.
43. Dividen yang dikategorikan sebagai beban dapat disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensiI atau laporan laba rugi terpisah (jika ada) bersama dengan bunga atas liabilitas
lain atau disajikan sebagai pos terpisah. Sebagai tambahan dari ketentuan dalam Pernyataan
ini, pengungkapan beban bunga dan dividen tunduk pada ketentuan dalam PSAK 1 (revisi
2009): Penyafan Laporan Keuangan dan PSAK 60: Instrumen Keuangan. Pengungkapan.
Dalam beberapa kondisi, karena adanya perbedaan antara beban bunga dan dividen yang
terkait dengan hal-hal seperti pengurangan pajak, maka akan lebih baik jika keduanya
diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi. Pengungkapan pengaruh pajak
dilakukan sesuai dengan PSAK 46 (revisi 2010): Pafak Penghaslan.
44. Keuntungan dan kerugian yang terkait dengan perubahan nilai tercatat liabilitas
keuangan diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi meskipun keduanya
berkaitan dengan instrumen yang mengandung hak residual atas aset entitas dalam pertukaran
dengan kas atau aset keuangan lainnya (lihat paragraI 20 (b)). Sesuai dengan PSAK 1 (revisi

2009): Penyafan Laporan Keuangan, entitas menyajikan keuntungan atau kerugian akibat
pengukuran kembali instrumen keuangan tersebut secara terpisah dalam laporan laba rugi
komprehensiI jika pemisahan tersebut dianggap relevan untuk menjelaskan uraian kinerja
entitas tersebut.

Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lihat juga paragraf PA48
dan PA49)
45. Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya
disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas:
(a)saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling
hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
(b)berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi
penghentian pengakuan, maka entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuangan
yang ditransfer dan liabilitas terkait (lihat PSAK 55 (revisi 2): Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran paragraf 3).
46. Pernyataan ini mensyaratkan penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan
secara neto jika penyajian tersebut mencerminkan arus kas masa datang yang diharapkan
entitas dari penyelesaian dua atau lebih instrumen keuangan yang terpisah. Jika entitas
memiliki hak untuk menerima atau membayar suatu jumlah neto tertentu dan berniat untuk
merealisasikannya, maka entitas tersebut hanya memiliki satu aset keuangan atau satu
liabilitas keuangan. Dalam situasi lain, aset keuangan dan liabilitas keuangan disajikan secara
terpisah satu sama lain dan konsisten dengan karakteristik yang dimiliki, yaitu sebagai
sumber daya atau sebagai kewajiban entitas.
47. Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diakui dan
penyajian jumlah neto berbeda dengan penghentian-pengakuan aset keuangan atau liabilitas
keuangan. Sekalipun saling hapus tidak menimbulkan pengakuan keuntungan atau kerugian,
penghentian-pengakuan instrumen keuangan tidak hanya menyebabkan dikeluarkannya tem
dari laporan posisi keuangan yang sebelumnya diakui, tetapi juga menimbulkan pengakuan
keuntungan atau kerugian.
48. Hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak hukum debitur, baik dalam
bentuk kontrak maupun cara lain, untuk menyelesaikan atau mengeliminasi seluruh atau
sebagian jumlah yang dibayarkan kepada kreditor dengan cara membandingkan jumlah yang
harus dibayarkan dengan piutang kepada kreditor yang bersangkutan. Dalam situasi yang
tidak biasa, debitur memiliki hak hukum untuk membandingkan jumlah yang terutang dari
pihak ketiga dengan jumlah piutang kepada kreditur sepanjang terdapat kesepakatan antara
ketiga pihak yang terlibat yang secara jelas menetapkan hak debitur untuk melakukan saling
hapus. Karena hak untuk melakukan saling hapus merupakan hak hukum, maka kondisi yang
mendukung pengakuan hak ini dapat berbeda antara satu yurisdiksi hukum dengan yurisdiksi
hukum lain, dan ketentuan hukum yang berlaku atas hubungan antara pihak yang terlibat
perlu dipertimbangkan.
49. Adanya hak yang dapat dipaksakan untuk saling hapus atas aset keuangan dan
liabilitas keuangan mempengaruhi hak dan kewajiban yang terkait dengan aset keuangan dan

liabilitas keuangan, serta mungkin mempengaruhi eksposur entitas atas risiko kredit dan
risiko likuiditas. Namun demikian, adanya hak tersebut, jika berdiri sendiri, bukan
merupakan dasar yang memadai untuk melakukan saling hapus. Jika tidak ada niat untuk
melaksanakan hak tersebut atau menyelesaikan secara simultan, maka jumlah dan waktu dari
arus kas entitas masa datang tidak terpengaruh. Jika entitas berniat untuk melaksanakan hak
atau menyelesaikan secara simultan, maka penyajian aset dan liabilitas secara neto akan
mencerminkan perkiraan jumlah dan waktu arus kas masa datang secara lebih memadai,
demikian juga risiko dari arus kas yang terekspos. Niat oleh satu atau kedua belah pihak
untuk menyelesaikan secara neto tanpa hak hukum tidaklah memadai untuk membenarkan
saling hapus tersebut, karena hak dan kewajiban yang terkait dengan aset keuangan dan
liabilitas keuangan individual tidak berubah.
50. Niat entitas terkait dengan penyelesaian aset dan liabilitas tertentu dapat
dipengaruhi oleh praktik usaha yang normal, ketentuan di pasar uang, dan keadaan lain yang
dapat membatasi kemampuan entitas untuk melakukan penyelesaian secara neto atau
penyelesaian secara simultan. Jika entitas memiliki hak untuk saling hapus, namun entitas
tidak berniat menyelesaikan secara neto atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas
secara simultan, maka pengaruh hak tersebut terhadap eksposur risiko kredit entitas
diungkapkan sesuai PSAK 60: Instrumen Keuangan. Pengungkapan paragraI 38.
51. Penyelesaian dua instrumen keuangan secara simultan mungkin terjadi melalui,
Misalnya, operasional lembaga kliring dalam pasar uang yang terorganisir atau pertukaran
langsung. Pada keadaan ini, arus kas adalah setara dengan suatu jumlah neto tertentu dan
tidak ada eksposur risiko kredit dan risiko likuiditas. Pada keadaan lain, entitas mungkin
menyelesaikan dua instrumen dengan menerima dan membayar dengan jumlah terpisah, yang
menyebabkan entitas memiliki eksposur risiko kredit untuk seluruh jumlah aset atau risiko
likuiditas untuk seluruh jumlah liabilitas. Eksposur risiko tersebut mungkin bersiIat
signiIikan sekalipun dalam waktu singkat. Oleh karena itu, realisasi aset keuangan dan
penyelesaian liabilitas keuangan diperlakukan sebagai terjadi secara simultan hanya jika
kedua transaksi tersebut terjadi pada saat yang sama.
52. Kondisi-kondisi yang ditetapkan di paragraI 45 umumnya tidak dapat dipenuhi
dan saling hapus biasanya tidak tepat jika:
(a) beberapa instrumen keuangan yang berbeda digunakan untuk meniru Iitur-Iitur yang
terdapat dalam instrument keuangan tunggal (instrumen sintetis);
(b)aset keuangan dan liabilitas keuangan berasal dari instrumen keuangan dengan eksposur
risiko utama yang sama (Misalnya, aset dan liabilitas dalam portIolio kontrak forwar/
atau instrumen derivatiI lainnya) tetapi melibatkan pihak lawan yang berbeda;
(c) aset keuangan atau aset lain digadaikan sebagai agunan untuk liabilitas keuangan yang
bersiIat non re.ourse;
(d)aset keuangan ditempatkan dalam perwalian oleh debitur untuk keperluan pelunasan
kewajiban tanpa aset tersebut diterima oleh kreditur pada saat penyelesaian kewajiban
(misalnya, pembentukan snkng fun/); atau
(e) kewajiban yang timbul akibat dari kejadian yang menyebabkan kerugian diperkirakan
dapat dipulihkan melalui pihak ketiga dengan klaim terhadap kontrak asuransi.
53. Entitas yang melakukan sejumlah transaksi instrument keuangan dengan satu
pihak lawan mungkin melakukan 'kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto

(master nettng arrangement)" dengan pihak lawan tersebut. Perjanjian tersebut menetapkan
penyelesaian secara neto untuk seluruh instrumen keuangan yang tercakup dalam perjanjian
jika terjadi wanprestasi, atau berakhirnya, salah satu kontrak. Kesepakatan ini umumnya
digunakan oleh institusi keuangan untuk melindungi dari kerugian yang timbul jika terjadi
kepailitan atau keadaan lain yang menyebabkan pihak lawan tidak dapat memenuhi
kewajibannya. Kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto umumnya menciptakan
hak saling hapus yang hanya dapat dipaksakan dan mempengaruhi realisasi atau penyelesaian
aset keuangan dan liabilitas keuangan secara individual jika terjadi wanprestasi atau keadaan
lain yang tidak diperkirakan terjadi dalam situasi bisnis yang normal. Kesepakatan induk
untuk menyelesaikan secara neto tidak dapat dijadikan dasar untuk saling hapus, kecuali
kedua kriteria di paragraI 45 terpenuhi. Jika aset keuangan dan liabilitas keuangan yang
mengikuti kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto tidak saling hapus, maka
dampak kesepakatan tersebut atas eksposur risiko kredit entitas diungkapkan sesuai dengan
PSAK 60: Instrumen Keuangan. Pengungkapan paragraI 38.

KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIF
54. Entitas menerapkan Pernyataan secara prospektiI untuk periode yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Penerapan lebih dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan
Pernyataan ini lebih awal, maka entitas menggungkapkan Iakta tersebut.

PENARIKAN
55. Pernyataan ini menggantikan PSAK 50 (revisi 2006) Instrumen Keuangan.
Pengungkapan /an Penyafan.




















PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


NOMOR 52 (1998)
MATA UANG PELAPORAN

Paragraf standar, yang dicetak dengan format tebal dan miring, harus dibaca dalam
konteks paragraf penjelasan dan panduan implementasi dalam Pernyataan ini.
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material (immaterial
items).

Tujuan
01 Pernyataan ini bertujuan mengatur mata uang yang digunakan oleh perusahaan
dalam catatan akuntansi dan laporan keuangan.

Ruang Lingkup
02 Pernyataan ini harus diterapkan untuk semua perusahaan yang akan atau telah
menggunakan mata uang selain rupiah sebagai mata uang pelaporan.

Definisi
03 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Mata uang fungsional adalah mata uang utama dalam arti substansi ekonomi yaitu
mata uang utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi perusahaan.
Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan
keuangan.
Mata uang pencatatan adalah mata uang yang digunakan oleh perusahaan untuk
membukukan transaksi.

Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan
4 Mata uang pelaporan yang digunakan oleh perusahaan di Indonesia adalah
mata uang rupiah. Perusahaan dapat menggunakan mata uang selain rupiah sebagai
mata uang pelaporan hanya apabila mata uang tersebut memenuhi kriteria mata uang
fungsional.
5 Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan.
06 Pada umumnya laporan keuangan dilaporkan dalam mata uang lokal. Namun
demikian, apabila perusahaan menggunakan mata uang selain mata uang lokal (misalnya
dolar Amerika) sebagai mata uang pelaporan, maka mata uang pelaporan tersebut harus
merupakan mata uang Iungsional. Mata uang Iungsional dapat merupakan mata uang rupiah
atau mata uang selain rupiah (misalnya dolar Amerika), tergantung pada Iakta substansi
ekonominya.
07 Laporan keuangan dimaksudkan untuk memberikan inIormasi Iinansial tentang
kinerja, posisi keuangan, dan arus kas perusahaan. Laporan keuangan dihasilkan dari catatan
akuntansi perusahaan, sehingga mata uang yang digunakan dalam catatan akuntansi adaiah
mata uang yang digunakan dalam laporan keuangan. Dengan konsep ini Prosedur pengukuran
kembali remeasurement) dari catatan akuntansi laporan keuangan atau penjabaran laporan
keuangan translaton) tidak diperlukan lagi, kecuali untuk periode yang diperbandingkan

apabila perusahaan untuk pertama kali mengadopsi Standar ini (lihat paragraI 16) dan untuk
laporan keuangan perusahaan yang dikonsolidasikan (Iihat paragraI 19), karena pada
hakikatnya laporan keuangan telah disajikan pada mata uang Iungsionalnya.

Mata Uang Fungsional
08 Suatu mata uang merupakan mata uang fungsional apabila memenuhi
indikator berikut ini secara menyeluruh (kumulatif):
(a) Indikator arus kas: arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan
didominasi oleh mats uang tertentu;
(b) Indikator harga jual: harga jual produk perusahaan dalam periode jangka pendek
sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang tertentu atau produk
perusahaan secara dominan dipasarkan untuk ekspor; dan
(c) Indikator biaya: biaya-biaya perusahaan secara dominan sangat dipengaruhi oleh
pergerakan mata uang tertentu.

09. Harga jual atau biaya perusahaan sangat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar
mata uang tertentu apabila harga jual atau biaya tersebut dihitung berdasarkan nilai tukar
mata uang tertentu.
10. Untuk menentukan mata uang Iungsional suatu perusahaan diperlukan
pertimbangan mengenai indikator dalam paragraI 08 di atas. Disamping itu, untuk perusahaan
yang mempunyai lebih dari satu anak perusahaan atau operasi terpisah dan dapat dibedakan,
seperti cabang atau divisi, dimana operasi ini dapat dipandang sebagai suatu perusahaan atau
kegiatan operasi terpisah, mungkin digunakan beberapa mata uang Iungsional yang berbeda
sehingga masing-masing mats uang tersebut perlu dipertimbangkan dalam penentuan mata
uang Iungsional perusahaan tersebut. Dalam penentuan mata uang Iungsional tingkat
relevansi dan keandalan diperoleh, misalnya melalui pemberian bobot pada masing-masing
indikator tersebut di atas, kemudian atas bobot indikator individu ini ditentukan bobot secara
keseluruhan. Dalam hal ini, arus kas masuk memiliki bobot paling besar. Selain pemberian
bobot, juga perlu dipertimbangkan Iaktor-Iaktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi
ekonomi dalam jangka panjang.
11 Faktor-Iaktor utama yang dapat mempengaruhi penentuan mata uang Iungsional
perlu ditentukan agar perusahaan mempunyai tolok ukur yang konsisten. Apabila Iaktor-
Iaktor tersebut di atas tidak dapat secara jelas dikaitkan dengan salah satu mata uang sebagai
mata uang Iungsional, maka dibutuhkan pertimbangan proIesional professonal fu/gement)
dengan mempertimbangkan operasi dan kegiatan perusahaan secara rinci, dan harus
dilakukan dengan tingkat relevansi dan keandalan yang paling tinggi.
12 Perlakuan akuntansi untuk transaksi dan saldo dalam mata uang non
fungsional adalah sebagaimana diatur dalam PSAK 1 tentang %ransaksi dalam Mata
Uang Asing.
13 Implikasi dari paragraI 12 di atas adalah, mata uang selain mata uang Iungsional
dianggap sebagai mata uang non-Iungsional, sedangkan mata uang Iungsional dianggap
sebagai mata uang dasar base .urren.y) dalam menentukan nilai tukar atau dalam
perhitungan selisih kurs. Sebagai contoh, apabila berdasarkan Iakta substansi ekonomi mata
uang Iungsional perusahaan adalah dolar Amerika, maka mata uang selain dolar Amerika

dianggap sebagai mata uang non-Iungsional, sehingga semua transaksi dalam mata uang non-
Iungsional harus ditranslasikan ke mata uang Iungsional.

Penentuan Saldo Awal
14 Penentuan saldo awal untuk tujuan pencatatan akuntansi dilakukan dengan
pengukuran kembali akun-akun laporan keuangan seolah-olah mata uang fungsional
tersebut telah digunakan sejak tanggal terjadinya transaksi. Prosedurpengukuran kembali
adalah sebagai berikut:
(i) Aktiva dan kewajiban moneter diukur kembali dengan menggunakan kurs tanggal
neraca;
(ii)Aktiva dan kewajiban non-moneter serta modal saham diukur kembali dengan
menggunakan kurs historis atau kurs tanggal terjadinya transaksi perolehan aktiva
tetap, terjadinya kewajiban atau penyetoran modal saham;
(iii)Selisih antara aktiva, kewajiban dan modal saham dalam mata uang pelaporan baru,
yang merupakan hasil perhitungan prosedur (i) dan (ii) di atas, diperhitungkan pada
saldo laba atau akumulasi kerugian pada periode tersebut;
(iv)Pendapatan dan beban diukur kembali dengan menggunakan kurs rata-rata tertmbang
selama periode yang diperbandingkan, kecuali untuk beban penyusutan aktiva tetap
atau amortisasi aktiva non-moneter yang diukur kembali dengan menggunakan kurs
historis aktiva yang bersangkutan;
(v)Dividen diukur dengan menggunakan kurs tanggal pencatatan dividen tersebut;
(vi)Prosedur (iv) dan (v) di atas akan menghasilkan selisih pengukuran kembali yang
(vii) perhitungkan pada saldo laba atau akumulasi kerugian pada periode tersebut;
(viii) Selisih pengukuran kembali merupakan hasil dari perhitungan berikut: saldo laba
(akumulasi kerugian) akhir tahun (hasil dari prosedur (iii)) ditambah dengan dividen
(hasil dari prosedur
(ix)dan dikurangi dengan hasil perhitungan laba (rugi) bersih selama periode yang
diperbandingkan (hasil dari prosedur (iv)).

15 Pengukuran kembali sebagaimana diatur dalam paragraf 14, dilakukan surut
hingga tahun dimana mata uang fungsional tersebut mulai berlaku.

Penyajian Komparatif
1 Laporan keuangan periode yang diperbandingkan yang tidak menggunakan
mata uang fungsional, harus diukur dan disajikan kembali sesuai dengan cara yang
dijelaskan pada paragraf 14 dan 15.

Perubahan Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan
17 Perusahaan diharuskan untuk mengubah mata uang pencatatan dan pelaporan
ke rupiah, apabila mata uang fungsional berubah dari bukan rupiah ke rupiah.
Perubahan mata uang pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada awal tahun buku,
tidak di tengah tahun buku.

18 Keputusan perusahaan untuk mengubah mata uang pelaporan hanya dapat


dilakukan apabila telah terjadi perubahan substansi ekonomi dari mata uang Iungsional.
Dalam perjalanan hidup perusahaan, karena perubahan operasi atau pasar, mata uang
Iungsional perusahaan dapat saja berubah.

Konsolidasi
19 Laporan keuangan konsolidasi disajikan dalam mata uang fungsional setelah
mempertimbangkan indikator pada paragraf 8 terhadap induk perusahaan dan dap anak
perusahaan. Penjabaran laporan keuangan anak perusahaan ke mata uang fungsional
pada laporan keuangan konsolidasi dilakukan dengan cara sebagai berikut:
(i) Aktiva dan kewajiban d#abarkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca;
(ii)Ekuitas dyabarkan dengan menggunakan kurs historis;
(iii)Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata tertimbang;
(iv)Dividen diukur dengan menggunakan kurs tanggal pencatatan dividen tersebut;
(v) Prosedur (i) sampai (iv) di atas akan menghasilkan selisih penjabaran kembali yang
disajikan dalam akun ekuitas sebagai "Selisih Penjabaran':

2 Mata uang pencatatan induk perusahaan harus sama denga mata uang
pelaporan konsolidasi.

Pengungkapan
21 Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut ini:
(a)Alasan penentuan mata uang pelaporan berdasarkan indikator pada paragraf 8;
(b)Perubahan mata uang pelaporan dan alasan perubahannya:
(i) alasan perubahan berdasarkan indikator pada paragraf 8;
(ii)kurs (historis, sekarang, atau rata-rata tertimbang) yang digunakan dalam
pengukuran kembali atau penjabaran;
(iii)ikhtisar neraca dan laporan laba-rugi yang disajikan sebagai perbandingan dalam
mata uang pelaporan sebelumnya.

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
22 Pernyataan ini efektif berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan
keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
1anuari 2. Penerapan lebih dini dianjurkan.





PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
No. 53 (REVISI 2010)
PEMBAYARAN BERBASIS SAHAM

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 53 (revisi 21): Pembayaran Berbasis Saham


terdiri dari paragraph 1- 8. PSAK 53 (revisi 21) dilengkapi dengan Pedoman Aplikasi
yang bukan merupakan bagian dari PSAK 53 (revisi 21). Seluruh paragraf dalam PSAK
ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal
dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 53 (revisi 21) harus dibaca dalam
konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. PSAK 25 (revisi 29): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi
dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi
ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN
Tujuan
01. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas yang
melakukan transaksi pembayaran berbasis saham. Secara khusus, Pernyataan ini
mempersyaratkan entitas untuk menyajikan dalam laporan laba rugi dan laporan posisi
keuangan dampak transaksi pembayaran berbasis saham, termasuk biaya yang berhubungan
dengan transaksi pemberian opsi saham kepada karyawan.

Ruang Lingkup
02. Entitas harus menerapkan Pernyataan ini untuk akuntansi seluruh transaksi
pembayaran berbasis saham, apakah entitas dapat mengidentiIikasikan secara khusus
beberapa atau seluruh barang dan jasa yang diterima, termasuk:
(a) Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas,
(b)Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas, dan
(c) Transaksi di mana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa dan syarat
perjanjiannya memberikan pilihan kepada entitas atau pemasok barang atau jasa
mengenai penyelesaian transaksi apakah dengan kas (atau aset lain) atau dengan
penerbitan instrumen ekuitas kecuali seperti yang tercantum dalam paragraI 3-6. Dengan
tidak adanya barang atau jasa teridentiIikasi secara khusus, keadaan lain dapat
menunjukkan bahwa barang atau jasa telah (atau akan) diterima, dalam kasus ini PSAK
berlaku.
03. Transaksi pembayaran berbasis saham mungkin telah diselesaikan oleh kelompok
entitas lain (atau pemegang saham setiap kelompok entitas) atas nama entitas yang menerima
atau memperoleh barang atau jasa. ParagraI 2 juga menerapkan kepada entitas yang:
(a) menerima barang atau jasa ketika entitas lain dalam kelompok yang sama (atau pemegang
saham setiap kelompok entitas) memiliki kewajiban untuk menunaikan transaksi
pembayaran berbasis saham, atau
(b)memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksi pembayaran berbasis saham ketika
entitas lain dalam kelompok yang sama menerima barang atau jasa kecuali transaksi
tersebut secara jelas untuk tujuan selain pembayaran barang atau jasa yang dipasok
kepada entitas yang menerimanya.
04. Untuk tujuan Pernyataan ini, transaksi dengan karyawan (atau pihak lain) dalam
kapasitasnya sebagai pemegang intrumen ekuitas entitas bukan merupakan transaksi

pembayaran berbasis saham. Sebagai contoh, jika entitas memberikan kepada seluruh
pemegang kelompok instrument ekuitas tertentu, hak untuk mendapatkan tambahan
instrument ekuitas entitas pada harga yang lebih rendah dari nilai wajar instrumen ekuitas
tersebut, dan karyawan menerima hak tersebut karena mereka adalah pemegang kelompok
instrument ekuitas tersebut, pemberian atau eksekusi hak tersebut tidak tunduk pada
ketentuan dalam Pernyataan ini.
05. Sebagaimana telah dijelaskan dalam paragraI 2, Pernyataan ini diterapkan untuk
transaksi pembayaran berbasis saham dimana entitas memperoleh atau menerima barang atau
jasa. Pengertian barang meliputi antara lain persediaan, perlengkapan, aset tetap, aset tidak
berwujud dan aset non keuangan lainnya. Namun demikian, entitas tidak menerapkan
Pernyataan ini untuk transaksi dimana entitas memperoleh barang sebagai bagian dari aset
bersih dalam suatu transaksi kombinasi bisnis seperti yang diatur pada PSAK 22 (revisi
2010): Kombnas Bsns. Oleh karena itu, instrumen ekuitas yang diterbitkan pada suatu
kombinasi bisnis sebagai ganti pengendalian pada entitas yang diakuisisi tidak dicakup pada
Pernyataan ini. Meskipun demikian, instrumen ekuitas yang diberikan kepada karyawan
entitas yang diakuisisi dalam kapasitas mereka sebagai karyawan (misalnya sebagai imbalan
atas pelayanan yang berkelanjutan) termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini. Serupa
dengan hal tersebut, pembatalan, penggantian atau modiIikasi lainnya dari perjanjian
pembayaran berbasis saham yang diakibatkan oleh kombinasi bisnis atau restrukturisasi
ekuitas lainnya harus diperlakukan sesuai dengan Pernyataan ini. PSAK 22 (revisi 2010)
memberikan pedoman tentang penentuan apakah instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam
kombinasi bisnis adalah bagian dari penyerahan yang dipersyaratkan sebagai ganti
pengendalian atas entitas yang diakuisisi (dan karena itu diatur dalam ruang lingkup PSAK
22) atau sebagai imbalan atas pelayanan yang berkelanjutan yang diakui dalam periode
setelah kombinasi bisnis (dan karena itu diatur dalam ruang lingkup Pernyataan ini).
Sebagaimana telah dijelaskan dalam paragraI 2, Pernyataan ini diterapkan untuk transaksi
kompensasi berbasis saham dalam hal entitas memperoleh atau menerima barang atau jasa.
Pengertian barang meliputi antara lain persediaan, barang habis pakai, asset tetap, aset
takberwujud dan aset nonkeuangan lainnya. Namun demikian, entitas tidak dapat menerapkan
Pernyataan ini untuk transaksi dalam hal entitas memperoleh barang sebagai bagian dari aset
bersih yang diperoleh dari suatu transaksi penggabungan bisnis seperti yang dideIinisikan
oleh PSAK 22 (revisi 2010): Kombnas Bsns, dalam suatu kombinasi entitas atau bisnis di
bawah pengendalian seperti yang dijelaskan dalam paragraI B1-B4 PSAK 22, atau kontribusi
bisnis pada Iormasi ventura bersama seperti yang dideIinisikan oleh PSAK 12 (revisi 2009):
Bagan Partspas /alam Jentura Bersama. Oleh karena itu, instrumen ekuitas yang
diterbitkan pada suatu kombinasi bisnis untuk mendapatkan pengendalian atas entitas yang
diperoleh tidak dicakup Pernyataan ini. Namun demikian, instrumen ekuitas yang diberikan
kepada karyawan entitas yang diakuisisi dalam kapasitas mereka sebagai karyawan (misalnya
sebagai imbalan atas masa kerja yang berlanjut) termasuk ruang lingkup Pernyataan ini.
Serupa dengan hal tersebut, pembatalan, penggantian atau modiIikasi lainnya dari pengaturan
kompensasi berbasis saham yang diakibatkan oleh penggabungan bisnis atau restrukturisasi
ekuitas lainnya harus diperlakukan sesuai dengan Pernyataan ini. PSAK 22 (revisi 2010)
memberikan pedoman tentang penentuan apakah instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam
kombinasi bisnis adalah bagian dari kesepakatan yang diserahkan untuk memperoleh

pengendalian atas entitas yang diakuisisi (dan karena itu diatur dalam ruang lingkup PSAK
22) atau sebagai imbalan atas masa kerja yang berlanjut yang diakui dalam periode setelah
penggabungan bisnis (dan karena itu diatur dalam ruang lingkup Pernyataan ini).
06. Pernyataan ini tidak diterapkan untuk transaksi pembayaran berbasis saham
dimana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa sesuai dengan perjanjian yang
tercakup dalam PSAK 50 (revisi 2006): Intrumen Keuangan. Penyafan /an Pengungkapan
paragraI 04 06 atau dari PSAK 55: Instrumen Keuangan. Pengakuan /an Pengukuran
paragraI 04 06.

PENGAKUAN
7. Entitas harus mengakui barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam
transaksi pembayaran berbasis saham pada saat memperoleh barang atau pada saat jasa
diterima. Entitas juga harus mengakui kenaikan nilai ekuitas terkait jika barang atau jasa
diterima dalam transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen
ekuitas, atau kenaikan nilai liabilitas jika barang atau jasa diperoleh dalam transaksi
pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas.
8. Ketika barang atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam transaksi
pembayaran berbasis saham tidak memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai aset, maka
barang atau jasa tersebut harus diakui sebagai beban.
09. Secara umum, biaya timbul dari konsumsi barang atau jasa. Sebagai contoh, jasa
secara umum dikonsumsi segera, dalam hal ini beban diakui pada saat jasa diberikan. Barang
mungkin dikonsumsi selama periode waktu tertentu atau, dalam hal persediaan, dijual
dikemudian hari, dalam hal ini beban diakui pada saat barang dikonsumsi atau dijual. Namun
demikian, kadang beban perlu diakui sebelum barang atau jasa dikonsumsi atau dijual, karena
barang atau jasa tersebut tidak memenuhi kualiIikasi pengakuan sebagai aset. Sebagai contoh,
entitas mungkin memperoleh barang sebagai bagian dari tahap penelitian suatu proyek
pengembangan produk baru. Meskipun belum dikonsumsi, barang tersebut mungkin tidak
memenuhi kualiIikasi untuk diakui sebagai aset berdasarkan PSAK terkait.

Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan Dengan Instrumen Ekuitas

Tinjauan Umum
1. Untuk transaksi pembayaran berbasis sahamyang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas, entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima, dan kenaikan
ekuitas terkait, secara langsung, pada nilai wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali
jika nilai wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal. 1ika entitas tidak dapat
mengestimasi nilai wajar barang atau jasa yang diterima secara andal, maka entitas harus
mengukur nilai barang dan jasa tersebut, dan kenaikan ekuitas terkait, secara tidak
langsung, dengan mengacu pada nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan.
11. Untuk menerapkan ketentuan paragraI 10 pada transaksi dengan karyawan dan
pihak lain yang memberikan jasa serupa dengan karyawan, entitas harus mengukur nilai
wajar jasa yang diterima dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan,
karena pada umumnya tidak mungkin untuk mengestimasi nilai wajar jasa yang diterima

secara andal, sebagaimana dijelaskan dalam paragraI 12. Nilai wajar instrumen ekuitas
tersebut harus diukur pada tanggal pemberian.
12. Secara umum, saham, opsi saham atau instrument ekuitas lain yang diberikan
kepada karyawan sebagai bagian dari paket remunerasi, sebagai tambahan dari gaji tunai dan
imbalan kerja lainnya. Biasanya, tidak memungkinkan untuk mengukur secara langsung jasa
yang diterima atas komponen tertentu dari paket remunerasi karyawan. Tidak memungkinkan
juga untuk mengukur nilai wajar dari jumlah paket remunerasi secara terpisah, tanpa
mengukur secara langsung nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan. Selanjutnya, saham
atau opsi saham terkadang diberikan sebagai bagian dari bonus, dan bukannya sebagai bagian
dari remunerasi pokok, misalnya sebagai insentiI kepada karyawan untuk tetap bekerja di
entitas atau untuk menghargai mereka atas usahanya dalam meningkatkan kinerja entitas.
Dengan memberikan saham atau opsi saham, sebagai tambahan atas remunerasi lain, entitas
membayarkan remunerasi tambahan untuk memperoleh manIaat tambahan. Mengestimasi
nilai wajar dari manIaat tambahan tersebut sepertinya akan sulit. Dikarenakan kesulitan untuk
mengukur nilai wajar jasa yang diterima secara langsung, entitas harus mengukur nilai wajar
dari jasa karyawan yang diterima dengan mengacu kepada nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan.
13. Untuk menerapkan ketentuan paragraI 10 pada transaksi dengan pihak selain
karyawan, harus terdapat asumsi bahwa nilai wajar barang atau jasa yang diterima dapat
diestimasi secara andal. Nilai wajar tersebut harus diukur pada tanggal entitas menerima
barang atau pihak lawan transaksi memberikan jasa. Dalam kasus yang jarang terjadi, jika
entitas menolak asumsi ini karena entitas tidak dapat mengestimasi secara andal nilai wajar
barang dan jasa yang diterima, entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima dan
kenaikan ekuitas terkait, secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai wajar instrumen
ekuitas yang diberikan, yang diukur pada tanggal entitas menerima barang atau pihak lawan
memberikan jasa.
14. Secara khusus, jika imbalan yang diterima dapat diidentiIikasi (jika ada) oleh
entitas tampak kurang dari nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan atau liabilitas yang
dibayar, biasanya kondisi ini mengindikasikan bahwa imbalan lain (barang atau jasa tidak
teridentiIikasi) telah (atau yang akan) diterima oleh entitas. Entitas harus mengukur barang
atau jasa yang teridentiIikasi akan dapat diterima sesuai dengan Pernyataan ini. Entitas harus
mengukur barang atau jasa yang tidak teridentiIikasi akan diterima (atau akan diterima)
sebagai selisih antara nilai wajar kompensasi berbasis saham dan nilai wajar setiap barang
atau jasa teridentiIikasi yang diterima (atau akan diterima). Entitas harus mengukur barang
atau jasa tidak teridentiIikasi yang diterima pada tanggal pemberian. Namun, untuk transaksi
yang diselesaikan dengan kas, liabilitas harus diukur kembali pada akhir periode pelaporan
sampai transaksi ini ditunaikan sesuai dengan paragraI 33-36.
Transaksi Dimana 1asa Diterima
15. Jika instrumen ekuitas yang diberikan ;est dengan segera, pihak lawan transaksi
tidak diharuskan untuk menyelesaikan suatu periode pemberian jasa tertentu sebelum berhak
atas instrumen ekuitas tersebut. Sebaliknya, entitas harus mengasumsikan bahwa jasa yang
diberikan pihak lawan transaksi diperhitungkan sebagai imbalan atas instrument ekuitas telah
diterima. Dalam hal ini, pada tanggal pemberian entitas harus mengakui jasa yang diterima
secara penuh, sebesar kenaikan ekuitas terkait.

16. Apabila instrumen ekuitas yang diberikan tidak ;est sampai dengan pihak lawan
transaksi menyelesaikan periode pemberian jasa tertentu, entitas harus mengasumsikan
bahwa jasa yang diberikan pihak lawan transaksi yang akan diperhitungkan sebagai imbalan
atas pemberian instrument ekuitas, akan diterima di masa yang akan datang, selama periode
;estng (;estng pero/). Entitas harus mencatat jasa tersebut pada saat jasa tersebut diberikan
oleh pihak lawan transaksi selama periode ;estng, sebesar kenaikan ekuitas terkait. Sebagai
contoh:
(a) Jika karyawan diberikan opsi saham dengan syarat bekerja selama 3 tahun, maka entitas
harus mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan karyawan sebagai imbalan atas
pemberian opsi saham, akan diterima di masa yang akan datang, selama 3 tahun periode
;estng tersebut.
(b)Jika karyawan diberikan opsi saham dengan syarat pencapaian kinerja tertentu dan tetap
bekerja pada entitas sampai dengan tercapainya kinerja tertentu tersebut, dan lama
periode ;estng bervariasi tergantung pada saat pencapaian kinerja tersebut, entitas harus
mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan karyawan sebagai imbalan atas pemberian
opsi saham, akan diterima pada masa yang akan datang, selama periode ;estng yang
diekspektasi. Entitas harus mengestimasi lamanya periode ;estng yang diekspektasi pada
tanggal pemberian, berdasarkan hasil pencapaian kinerja yang paling memungkinkan.
Jika kinerja tertentu yang dimaksud adalah kondisi ;estng kinerja pasar, estimasi
lamanya periode ;estng yang diekspektasi harus konsisten dengan asumsi yang
digunakan dalam mengestimasi nilai wajar opsi yang diberikan, dan seharusnya tidak
direvisi. Jika kinerja tertentu yang dimaksud bukan kondisi ;estng kinerja pasar, entitas
harus merevisi estimasi lamanya periode ;estng, jika diperlukan, apabila inIormasi
berikutnya mengindikasikan bahwa lamanya periode ;estng berbeda dengan estimasi
sebelumnya.

Transaksi yang Diukur Dengan Mengacu Pada Nilai Wajar Instrumen Ekuitas yang
Diberikan

Menentukan Nilai Wajar Instrumen Ekuitas yang Diberikan
17. Untuk transaksi yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas
yang diberikan, entitas harus mengukur nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan pada
tanggal pengukuran, berdasarkan harga pasar jika tersedia, dengan mempertimbangkan syarat
dan ketentuan pemberian instrumen ekuitas (sebagaimana diatur pada paragraI 20-24).


18. Apabila harga pasar tidak tersedia, entitas harus mengestimasi nilai wajar
instrumen ekuitas yang diberikan dengan menggunakan teknik penilaian untuk mengestimasi
harga instrumen ekuitas tersebut pada tanggal pengukuran dalam transaksi yang wajar antara
pihak yang mengerti dan berkeinginan. Teknik penilaian harus konsisten dengan metodologi
penilaian yang diterima umum dalam menentukan harga instrumen keuangan, dan harus
mempertimbangkan semua Iaktor dan asumsi yang digunakan pelaku pasar yang mengerti
dan berkeinginan dalam penentuan harga (sebagaimana diatur pada paragraI 20 -24).

19. Lampiran B berisi pedoman lebih lanjut mengenai pengukuran nilai wajar saham
dan opsi saham, dengan memIokuskan pada syarat dan ketentuan tertentu yang merupakan
Iitur umum dari pemberian saham atau opsi saham kepada karyawan.

Perlakuan Kondisi vesting
20. Pemberian instrumen ekuitas dapat tergantung pada pemenuhan kondisi ;estng
(;estng .on/ton) tertentu. Sebagai contoh, pemberian saham atau opsi saham kepada
karyawan biasanya mensyaratkan karyawan tetap bekerja pada entitas sampai dengan jangka
waktu tertentu. Mungkin terdapat kondisi ;estng kinerja (performan.e .on/ton) yang harus
dipenuhi, seperti entitas mencapai pertumbuhan laba tertentu atau kenaikan tertentu harga
saham entitas. Kondisi ;estng, selain kondisi ;estng kinerja pasar, seharusnya tidak
dipertimbangkan dalam mengestimasi nilai wajar saham atau opsi saham pada tanggal
pengukuran. Sebaliknya, kondisi ;estng harus dipertimbangkan dengan menyesuaikan
jumlah instrumen ekuitas yang dimasukkan dalam pengukuran jumlah transaksi sehingga,
akhirnya, jumlah yang diakui untuk barang atau jasa yang diterima sebagai imbalan atas
instrumen ekuitas yang diberikan harus didasarkan atas jumlah instrumen ekuitas yang pada
akhirnya ;est. Dengan demikian, secara kumulatiI, tidak ada jumlah yang diakui untuk
barang atau jasa yang diterima jika instrumen ekuitas yang diberikan tidak ;est karena
kegagalan memenuhi kondisi ;estng, misalnya pihak lawan transaksi gagal menyelesaikan
masa kerja tertentu atau kondisi ;estng kinerja tidak terpenuhi, sebagaimana diatur pada
paragraI 22.
21. Untuk menerapkan ketentuan paragraI 20, entitas harus mengakui jumlah barang
atau jasa yang diterima selama periode ;estng berdasarkan estimasi terbaik yang tersedia dari
jumlah instrumen ekuitas yang diekspektasi akan ;est dan harus merevisi estimasi tersebut,
jika diperlukan, jika inIormasi selanjutnya mengindikasikan bahwa jumlah instrumen ekuitas
yang diekspektasi akan ;est berbeda dari estimasi sebelumnya. Pada tanggal ;estng, entitas
harus merevisi estimasi tersebut untuk menyamakan jumlah instrumen ekuitas yang pada
akhirnya ;este/, sebagaimana diatur pada paragraI 22.
22. Kondisi ;estng kinerja pasar, seperti target harga saham dimana ;estng (atau
ketereksekusian/exer.sablty) dipersyaratkan, harus dipertimbangkan dalam mengestimasi
nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan. Oleh karena itu, untuk pemberian instrumen
ekuitas dengan kondisi ;estng kinerja pasar, entitas harus mengakui barang atau jasa yang
diterima dari pihak lawan transaksi yang telah memenuhi seluruh kondisi ;estng lainnya
(misalnya jasa yang diterima dari karyawan yang tetap bekerja selama masa kerja tertentu),
tanpa memperhatikan apakah kondisi ;estng kinerja pasar tersebut terpenuhi.

Perlakuan Kondisi Aon-vesting (Aon-vesting Conditions)
23. Serupa dengan hal tersebut, entitas harus mempertimbangkan seluruh kondisi non-
;estng ketika mengestimasi nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan. Oleh karena itu,
untuk pemberian instrumen ekuitas dengan kondisi non-;estng, entitas harus mengakui
barang atau jasa yang diterima dari pihak lawan transaksi yang telah memenuhi seluruh
kondisi ;estng yang bukan kondisi ;estng kinerja pasar (misalnya jasa yang diterima dari
karyawan yang tetap bekerja selama masa kerja tertentu), tanpa memperhatikan apakah
kondisi non-;estng tersebut telah terpenuhi.


Perlakuan Terhadap Fitur Penambahan Kembali (Reload Feature)
24. Untuk opsi dengan Iitur penambahan kembali, Iitur tersebut seharusnya tidak
dipertimbangkan ketika mengestimasi nilai wajar opsi yang diberikan pada tanggal
pengukuran. Sebaliknya, opsi penambahan kembali harus dihitung sebagai pemberian opsi
baru, jika dan pada saat opsi penambahan kembali selanjutnya diberikan.

Setelah Tanggal 'esting
25. Setelah mengakui barang atau jasa yang diterima sesuai dengan paragraI 10 24,
dan kenaikan ekuitas terkait, entitas tidak boleh membuat penyesuaian terhadap total ekuitas
setelah tanggal ;estng. Sebagai contoh, entitas tidak boleh membalik jumlah yang diakui
untuk jasa yang diterima dari karyawan jika instrumen ekuitas yang ;este/ kemudian menjadi
hangus (forfete/), atau dalam hal opsi saham, opsi tersebut tidak dieksekusi. Namun,
persyaratan ini tidak melarang entitas untuk mengakui transIer antar komponen ekuitas, yaitu
transIer dari satu komponen ekuitas ke komponen ekuitas lainnya.

1ika Nilai Wajar Instrumen Ekuitas Tidak Dapat Diestimasi Secara Andal
26. Ketentuan pada paragraI 17 25 diterapkan ketika entitas dipersyaratkan untuk
mengukur transaksi pembayaran berbasis saham dengan mengacu pada nilai wajar instrument
ekuitas yang diberikan. Dalam kasus yang jarang terjadi, entitas mungkin tidak dapat
mengestimasi nilai wajar instrument ekuitas yang diberikan secara andal pada tanggal
pengukuran, sesuai dengan ketentuan pada paragraI 17 24. Dalam kasus yang jarang terjadi
ini, entitas harus:
(a) mengukur instrumen ekuitas pada nilai intrinsik, awalnya pada tanggal entitas
memperoleh barang atau pihak lawan transaksi menyerahkan jasa dan selanjutnya pada
setiap akhir periode pelaporan dan pada tanggal penyelesaian akhir, dimana setiap
perubahan di dalam nilai instrinsik diakui dalam laporan laba rugi. Untuk pemberian opsi
saham, perjanjian pembayaran berbasis saham akhirnya diselesaikan pada saat opsi
dilakasanakan, dilepaskan (misalnya pada saat penghentian kontrak kerja) atau tidak
dilakasanakan (misalnya pada akhir masa opsi).
(b)mengakui barang atau jasa yang diterima berdasarkan jumlah instrumen ekuitas yang
pada akhirnya ;est atau (jika dapat diterapkan) akhirnya dilakasanakan. Untuk
menerapkan ketentuan ini pada opsi saham, sebagai contoh, entitas harus mengakui
barang atau jasa yang diterima selama periode ;estng, jika ada, sesuai dengan paragraph
15 dan 16, kecuali bahwa ketentuan pada paragraI 16(b) yang berkaitan dengan kondisi
;estng kinerja pasar tidak dapat diterapkan. Jumlah yang diakui untuk barang atau jasa
yang diterima selama periode ;estng harus didasarkan pada jumlah opsi saham yang
diekspektasi akan ;est. Entitas harus merevisi estimasi tersebut, jika diperlukan, jika
inIormasi selanjutnya mengindikasikan bahwa jumlah opsi saham yang diekspektasi akan
;est berbeda dengan estimasi sebelumnya. Pada tanggal ;estng, entitas harus merevisi
estimasi tersebut untuk menyamakan jumlah instrumen ekuitas yang akhirnya ;este/.
Setelah tanggal ;estng, entitas harus membalik jumlah yang diakui untuk barang dan jasa
yang diterima jika opsi saham kemudian dilepaskan, atau tidak dilakasanakan pada akhir
masa opsi saham.

27. Jika entitas menerapkan paragraI 26, maka entitas tersebut tidak perlu menerapkan
paragraI 28 32, karena modiIikasi syarat dan ketentuan pemberian instrumen ekuitas akan
dipertimbangkan ketika menerapkan metode nilai instrinsik sebagaimana diatur dalam
paragraI 26. Namun, jika entitas menyelesaikan pemberian instrumen ekuitas dimana entitas
telah menerapkan paragraI 26:
(a) jika penyelesaian terjadi selama periode ;estng, entitas harus menghitung penyelesaian
tersebut sebagai percepatan ;estng, dan oleh karena itu harus segera mengakui jumlah
yang seharusnya diakui untuk jasa yang diterima selama sisa periode ;estng.
(b)setiap pembayaran yang dilakukan untuk penyelesaian harus dihitung sebagai pembelian
kembali instrument ekuitas, yaitu sebagai pengurang ekuitas, kecuali jika pembayaran
melebihi nilai instrinsik instrumen ekuitas, yang diukur pada tanggal pembelian kembali.
Kelebihan tersebut harus diakui sebagai beban.

Modifikasi Syarat dan Ketentuan Pemberian Instrumen Ekuitas, Termasuk
Pembatalan dan Penyelesaian
28. Entitas dapat memodiIikasi syarat dan ketentuan pemberian instrumen ekuitas.
Sebagai contoh, entitas dapat mengurangi harga eksekusi opsi yang diberikan kepada
karyawan (yaitu merevisi harga opsi), yang meningkatkan nilai wajar opsi tesebut. Ketentuan
pada paragraI 29 32 untuk menghitung dampak modiIikasi tersebut dinyatakan dalam
konteks transaksi pembayaran berbasis saham dengan karyawan. Namun demikian, ketentuan
tersebut juga harus diterapkan atas transaksi pembayaran berbasis saham dengan pihak lain
selain karyawan yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas yang
diberikan. Untuk kasus yang terakhir, acuan dalam paragraI 29 32 mengenai tanggal
pemberian harus diganti dengan mengacu pada tanggal dimana entitas memperoleh barang
atau pihak lawan transaksi memberikan jasa.
29.Entitas harus mengakui, sekurang-kurangnya, jasa yang diterima yang diukur
dengan nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan pada tanggal pemberian, kecuali
instrumen ekuitas tersebut tidak ;est, karena kegagalan memenuhi kondisi ;estng (selain
kondisi ;estng kinerja pasar) yang disyaratkan pada tanggal pemberian. Hal ini berlaku,
tanpa memperhatikan setiap modiIikasi syarat dan ketentuan pemberian instrumen ekuitas,
atau pembatalan atau penyelesaian pemberian instrumen ekuitas tersebut. Sebagai tambahan,
entitas harus mengakui dampak modiIikasi yang meningkatkan total nilai wajar perjanjian
pembayaran berbasis saham atau sebaliknya bermanIaat bagi karyawan. 30. Jika pemberian
instrumen ekuitas dibatalkan atau diselesaikan selama periode ;estng (selain pemberian yang
dibatalkan karena kegagalan memenuhi kondisi ;estng):
(a) entitas harus menghitung pembatalan atau pelunasan tersebut sebagai percepatan ;estng,
dan oleh karena itu harus segera mengakui jumlah yang seharusnya diakui untuk jasa
yang diterima selama sisa periode ;estng.
(b)setiap pembayaran kepada karyawan atas pembatalan atau penyelesaian pemberian
tersebut harus dicatat sebagai pembelian kembali dari hak ekuitas, yaitu sebagai
pengurang ekuitas, kecuali bahwa pembayaran yang dilakukan melebihi nilai wajar
instrumen ekuitas yang diberikan, yang diukur pada tanggal pembelian kembali.
Kelebihan tersebut harus diakui sebagai beban. Namun, jika perjanjian pembayaran
berbasis saham mencakup komponen liabilitas, entitas harus mengukur kembali nilai

wajar liabilitas pada tanggal pembatalan atau penyelesaian. Setiap pembayaran yang
dilakukan untuk menyelesaikan komponen liabilitas harus dihitung sebagai pengurang
liabilitas.
(c) jika instrumen ekuitas baru diberikan kepada karyawan dan pada tanggal pemberian
tersebut, entitas mengidentiIikasi instrumen ekuitas baru yang diberikan sebagai
pengganti instrumen ekuitas yang dibatalkan, maka entitas harus menghitung pemberian
intrumen ekuitas pengganti dengan cara yang sama dengan modiIikasi pemberian awal
instrumen ekuitas, sesuai dengan paragraI 29 dan pedoman dalam Lampiran B. Tambahan
nilai wajar adalah perbedaan antara nilai wajar instrumen ekuitas pengganti dan nilai
wajar bersih instrumen ekuitas yang dibatalkan, pada tanggal penggantian instrumen
ekuitas tersebut diberikan. Nilai wajar bersih instrumen ekuitas yang dibatalkan adalah
nilai wajar instrumen ekuitas tersebut, sesaat sebelum pembatalan, dikurangi dengan
jumlah pembayaran kepada karyawan atas pembatalan instrument ekuitas yang dihitung
sebagai pengurang ekuitas sesuai dengan butir (b) diatas. Jika entitas tidak
mengidentiIikasi instrumen ekuitas baru yang diberikan tersebut sebagai instrumen
ekuitas pengganti untuk instrumen ekuitas yang dibatalkan, entitas harus menghitung
instrumen ekuitas baru tersebut sebagai pemberian instrumen ekuitas baru.
31. Jika entitas atau pihak lawan transaksi dapat memilih untuk memenuhi kondisi
non-;estng atau tidak, entitas harus memperlakukan kegagalan entitas atau pihak lawan
transaksi untuk memenuhi kondisi non-;estng tersebut selama periode ;estng sebagai
pembatalan.
32. Jika entitas membeli kembali instrumen ekuitas yang telah ;este/, pembayaran
yang dilakukan kepada karyawan harus dihitung sebagai pengurang ekuitas, kecuali bahwa
pembayaran tersebut melebihi nilai wajar instrumen ekuitas yang dibeli kembali, yang diukur
pada tanggal pembelian kembali. Setiap kelebihan pembayaran harus diakui sebagai beban.

Transaksi Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan Dengan Kas
33. Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas,
entitas harus mengukur barang atau jasa yang diperoleh dan liabilitas yang timbul sebesar
nilai wajar liabilitas. Sampai dengan liabilitas tersebut diselesaikan, entitas harus
mengukur kembali nilai wajar liabilitas pada setiap akhir periode pelaporan dan pada
tanggal penyelesaian, dimana setiap perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi
pada periode tersebut.

34. Sebagai contoh, entitas dapat memberikan hak atas kenaikan harga saham (share
appre.aton rghts) kepada karyawan sebagai bagian dari paket remunerasi, dimana
karyawan akan memperoleh hak untuk menerima pembayaran kas di masa yang akan datang
(dan bukannya instrumen ekuitas), berdasarkan kenaikan harga saham entitas dari level
tertentu selama periode waktu tertentu. Atau entitas dapat memberikan kepada karyawan hak
untuk menerima pembayaran kas di masa yang akan datang dengan memberikan kepada
mereka berupa hak atas saham (termasuk saham yang akan diterbitkan karena adanya
eksekusi opsi saham) yang dapat ditebus, baik karena diwajibkan (misalnya karena
penghentian kontrak kerja) atau atas pilihan karyawan sendiri.

35. Entitas harus mengakui jasa yang diterima, dan liabilitas untuk membayar jasa
tersebut, pada saat karyawan memberikan jasa. Sebagai contoh, beberapa hak atas kenaikan
harga saham ;est segera, dan karenanya karyawan tidak dipersyaratkan untuk menyelesaikan
masa kerja tertentu agar berhak atas pembayaran kas. Sebaliknya, entitas harus
mengasumsikan bahwa jasa yang diberikan karyawan sebagai ganti hak atas kenaikan harga
saham telah diterima. Oleh karena itu, entitas harus segera mengakui jasa yang diterima dan
liabilitas untuk membayar karyawan tersebut. Jika hak atas kenaikan harga saham tidak ;est
sampai dengan karyawan menyelesaikan masa kerja tertentu, entitas harus mengakui jasa
yang diterima dan liabilitas untuk membayar karyawan tersebut, pada saat karyawan
menyerahkan jasa selama periode tersebut.
36. Liabilitas harus diukur, pada setiap awal dan setiap akhir periode pelaporan
sampai dengan diselesaikan, sebesar nilai wajar hak atas kenaikan harga saham, dengan
menerapkan model penetapan harga opsi (opton pr.ng mo/el), dengan mempertimbangkan
syarat dan ketentuan pemberian hak atas kenaikan harga saham, dan sejauh mana karyawan
telah menyerahkan jasa sampai dengan tanggal pengukuran tersebut.

Transaksi Pembayaran Berbasis Saham Dengan Pilihan Kas
37. Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana persyaratan perjanjian
memberikan pilihan kepada entitas atau pihak lawan transaksi untuk menyelesaikan
transaksi apakah akan diselesaikan dengan kas (atau aset lain) atau dengan penerbitan
instrumen ekuitas, maka entitas harus mengakui transaksi tersebut atau komponen
transaksi tersebut sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas,
jika dan sepanjang, entitas telah menimbulkan liabilitas untuk diselesaikan dengan kas
atau aset lain, atau sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan diselesaikan
instrumen ekuitas jika dan sepanjang, tidak terdapat liabilitas yang timbul.

Transaksi Pembayaran Berbasis Saham Dimana Persyaratan Perjanjian Memberikan
Pihak Lawan Transaksi Dengan Pilihan Penyelesaian
38. Jika entitas memberi hak kepada pihak lawan transaksi untuk memilih apakah
transaksi pembayaran berbasis saham akan diselesaikan dengan kas atau dengan menerbitkan
instrumen ekuitas, maka entitas telah memberi instrument keuangan majemuk, yang meliputi
komponen utang (yaitu hak pihak lawan transaksi untuk meminta pembayaran dengan kas)
dan komponen ekuitas (yaitu hak pihak lawan transaksi untuk meminta pembayaran dengan
instrumen ekuitas). Untuk transaksi dengan pihak selain karyawan, dimana nilai wajar barang
atau jasa yang diterima diukur secara langsung, entitas harus mengukur komponen ekuitas
dari instrumen keuangan majemuk sebesar perbedaan antara nilai wajar barang atau jasa yang
diterima dan nilai wajar komponen utang, pada tanggal saat barang atau jasa diterima.
39. Untuk transaksi lainnya, termasuk transaksi dengan karyawan, entitas harus
mengukur nilai wajar instrument keuangan majemuk pada tanggal pengukuran, dengan
mempertimbangkan syarat dan ketentuan dimana hak atas kas atau instrumen ekuitas
diberikan.
40. Untuk menerapkan paragraI 39, entitas harus terlebih dahulu mengukur nilai wajar
komponen utang, dan kemudian mengukur nilai wajar komponen ekuitas dengan
mempertimbangkan bahwa pihak lawan transaksi harus melepaskan hak untuk menerima kas

agar menerima instrument ekuitas. Nilai wajar instrumen keuangan majemuk adalah jumlah
dari nilai wajar dua komponen tersebut. Namun demikian, transaksi pembayaran berbasis
saham dimana pihak lawan transaksi memiliki pilihan penyelesaian seringkali dirancang
sehingga nilai wajar satu alternatiI penyelesaian sama dengan alternatiI yang lainnya. Sebagai
contoh, pihak lawan transaksi mungkin memiliki pilihan untuk menerima opsi saham atau
hak atas kenaikan harga saham dengan penyelesaian kas. Dalam kasus seperti ini, nilai wajar
komponen ekuitas adalah nol, dan oleh karena itu nilai wajar instrumen keuangan majemuk
sama dengan nilai wajar komponen utang. Sebaliknya, jika nilai wajar alternatiI penyelesaian
berbeda, nilai wajar komponen ekuitas biasanya akan lebih besar dari nol, dimana nilai wajar
instrumen keuangan majemuk akan lebih besar dari nilai wajar komponen utang.
41. Entitas harus menghitung barang dan jasa yang diterima atau diperoleh secara
terpisah terkait dengan masingmasing komponen instrumen keuangan majemuk. Untuk
komponen utang, entitas harus mengakui barang atau jasa yang diperoleh, dan liabilitas untuk
membayar barang atau jasa tersebut, pada saat pihak lawan transaksi memberikan barang atau
menyerahkan jasa, sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk transaksi pembayaran
berbasis saham yang diselesaikan dengan kas (paragraI 3336). Untuk komponen ekuitas
(jika ada), entitas harus mengakui barang atau jasa yang diterima, dan kenaikan pada ekuitas,
pada saat pihak lawan transaksi memberikan barang atau menyerahkan jasa, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian
instrumen ekuitas (paragraph 1032).
42. Pada tanggal penyelesaian, entitas harus mengukur kembali liabilitas tersebut pada
nilai wajarnya. Jika entitas menerbitkan instrumen ekuitas pada saat penyelesaian dan
bukannya membayar kas, liabilitas tersebut harus ditransIer secara langsung ke ekuitas,
sebagai pengganti instrumen ekuitas yang diterbitkan.
43. Jika entitas membayar dengan kas pada saat penyelesaian dan bukannya
menerbitkan instrumen ekuitas, maka pembayaran tersebut harus diperlakukan untuk
menyelesaikan liabilitas tersebut secara penuh. Komponen ekuitas yang sebelumnya diakui
harus tetap berada dalam ekuitas. Dengan memilih untuk menerima kas pada saat
penyelesian, pihak lawan transaksi melepaskan hak untuk menerima instrumen ekuitas.
Namun demikian, ketentuan ini tidak melarang entitas untuk mengakui transIer antar
komponen ekuitas, yaitu transIer dari satu komponen ekuitas ke komponen ekuitas lainnya.


Transaksi Pembayaran Berbasis Saham Dimana Persyaratan Penjanjian Memberikan
Entitas Dengan Pilihan Penyelesaian
44. Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana persyaratan perjanjiannya
memberikan entitas dengan pilihan apakah akan diselesaikan dengan kas atau dengan
menerbitkan instrumen ekuitas, entitas harus menentukan apakah entitas memiliki kewajiban
kini untuk menyelesaikan dengan kas dan menghitung transaksi pembayaran berbasis saham
secara benar. Entitas memiliki kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas jika pilihan
penyelesaian dengan instrumen ekuitas tidak memiliki aspek komersial (misalnya, karena
entitas tersebut dilarang secara hukum untuk menerbitkan saham), atau entitas memiliki
praktek dimasa lalu atau kebijakan tertulis mengenai penyelesaian dengan kas, atau secara

umum menyelesaikan dengan kas jika pihak lawan transaksi meminta penyelesaian dengan
kas.
45. Jika entitas memiliki kewajiban kini untuk menyelesaikan dengan kas, entitas
harus menghitung transaksi tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk transaksi
pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas, pada paragraI 33 36.
46. Jika tidak ada kewajiban tersebut, entitas harus menghitung transaksi tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham dengan
penyelesaian instrumen ekuitas, pada paragraI 10 32. Dalam penyelesaian:
(a) jika entitas memilih untuk menyelesaikan dengan kas, pembayaran kas harus dihitung
sebagai pembelian kembali hak ekuitas, yaitu sebagai pengurang ekuitas, kecuali
sebagaimana dinyatakan dalam butir (c) dibawah ini.
(b)jika entitas memilih untuk menyelesaikan dengan menerbitkan instrumen ekuitas, maka
tidak diperlukan perhitungan lebih lanjut (selain transIer dari satu komponen ekuitas ke
komponen ekuitas yang lain, jika diperlukan), kecuali sebagaimana dinyatakan dalam
butir (c) dibawah ini.
(c) jika entitas memilih alternatiI penyelesaian dengan nilai wajar yang lebih tinggi, pada
tanggal penyelesaian, entitas harus mengakui beban tambahan atas kelebihan nilai yang
diberikan, yaitu perbedaan antara kas yang dibayarkan dan nilai wajar dari instrumen
ekuitas yang seharusnya diterbitkan, atau perbedaan antara nilai wajar instrument ekuitas
yang diterbitkan dan jumlah kas yang seharusnya dibayar, manapun yang dapat
diterapkan.

Pembayaran Berbasis Saham Antara Kelompok Entitas
47. Untuk transaksi pembayaran berbasis saham antara kelompok entitas, dalam
laporan keuangan tersendiri atau individu, entitas yang menerima barang atau jasa harus
mengukur barang atau jasa yang diterima sebagai diselesaikan dengan instrumen ekuitas atau
diselesaikan dengan kas dengan menilai:
(a) siIat dari penghargaan yang diberikan; dan
(b)kepemilikan hak dan kewajiban.
Jumlah yang diakui oleh entitas yang menerima barang atau jasa dapat membedakan dari
jumlah yang diakui oleh kelompok entitas lain yang menunaikan transaksi kompensasi
berbasis saham.
48. Entitas yang menerima barang atau jasa harus mengukur barang atau jasa yang
diterima sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrument
ekuitas jika:
(a) penghargaan yang diberikan adalah dari instrumen ekuitas, atau
(b)entitas tidak memiliki kewajiban untuk menunaikan transaksi pembayaran berbasis
saham.
Entitas kemudian harus mengukur kembali transaksi pembayaran berbasis saham dengan
penyelesaian instrument ekuitas hanya untuk perubahan dalam kondisi ;estng nonpasar
sesuai dengan paragraI 20 -22. Dalam keadaan lain, entitas yang menerima barang atau jasa
harus mengukur barang atau jasa tersebut sebagai transaksi pembayaran berbasis saham yang
diselesaikan dengan kas.

49. Entitas yang menyelesaikan transaksi pembayaran berbasis saham ketika entitas
lain dalam kelompok yang menerima barang atau jasa harus mengakui transaksi tersebut
sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen ekuitas hanya
jika transaksi ini diselesaikan dalam instrumen ekuitas dari entitas. Jika sebaliknya, transaksi
harus diakui sebagai transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas.
50. Beberapa kelompok transaksi melibatkan pengaturan pembayaran yang
mensyaratkan satu kelompok entitas untuk membayar kelompok entitas lain provisi
pembayaran berbasis saham kepada pemasok barang atau jasa. Dalam hal ini, entitas yang
menerima barang atau jasa harus meperhitungkan transaksi pembayaran berbasis saham
sesuai dengan paragraI 48 tanpa memandang pengaturan pembayaran intrakelompok.

PENGUNGKAPAN
51. Entitas harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan untuk memahami sifat dan lingkup perjanjian pembayaran berbasis
saham yang ada dalam suatu periode.
52. Untuk memberi gambaran implementasi prinsip pada paragraI 51, entitas harus
mengungkapkan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
(a) penjelasan mengenai setiap jenis perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada pada
suatu periode, termasuk syarat dan ketentuan umum setiap perjanjian, seperti kondisi
;estng, jangka waktu maksimum atas opsi yang diberikan, dan metode penyelesaian
(misalnya dengan kas atau ekuitas). Entitas yang memiliki perjanjian pembayaran
berbasis saham dengan jenis yang sama secara substansi dapat menggabungkan inIormasi
tersebut, kecuali jika pengungkapan terpisah untuk setiap perjanjian diperlukan untuk
memenuhi prinsip pada paragraI 51.
(b)jumlah dan rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi saham untuk setiap kelompok opsi
saham berikut ini:
(i) opsi yang beredar pada awal periode;
(ii)opsi yang diberikan dalam suatu periode;
(iii)opsi yang hangus dalam suatu periode;\
(iv)opsi yang dieksekusi dalam suatu periode;\
(v)opsi yang telah jatuh tempo dalam suatu periode;
(vi)opsi yang beredar pada akhir periode; dan
(vii) opsi yang dapat dieksekusi pada akhir periode.
(c) untuk opsi saham yang dieksekusi dalam suatu periode, rata-rata tertimbang harga saham
pada tanggal eksekusi. Jika opsi dieksekusi secara berkala selama periode tersebut,
sebagai alternatiI, entitas dapat mengungkapkan rata-rata tertimbang harga saham selama
periode tersebut.
(d)untuk opsi saham yang beredar pada akhir periode, kisaran harga eksekusi dan rata-rata
tertimbang sisa umur kontrak. Jika kisaran harga eksekusi sangat besar, opsi yang beredar
harus dibagi ke dalam beberapa kisaran yang dapat digunakan untuk menilai waktu dan
jumlah tambahan saham yang dapat diterbitkan dan kas yang dapat diterima pada saat
eksekusi opsi tersebut.

53. Entitas harus mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna


laporan keuangan untuk memahami bagaimana nilai wajar barang atau jasa yang
diterima, atau nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan, dalam suatu periode yang
telah ditentukan.
54. Jika entitas mengukur nilai wajar barang atau jasa yang diterima sebagai imbalan
atas pemberian instrument ekuitas entitas secara tidak langsung, dengan mengacu pada nilai
wajar instrumen ekuitas yang diberikan, untuk member gambaran implementasi prinsip pada
paragraI 53, entitas harus mengungkapkan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
(a) Untuk opsi yang diberikan selama suatu periode, ratarata tertimbang nilai wajar opsi
tersebut pada tanggal pengukuran dan inIormasi tentang bagaimana nilai wajar tersebut
diukur, termasuk:
(i) Model penetapan harga opsi yang digunakan dan input pada model tersebut, termasuk
rata-rata tertimbang harga saham, harga eksekusi, ekspektasi volatilitas, umur opsi,
ekspektasi dividen, tingkat bunga bebas risiko, dan input lainnya, termasuk metode
yang digunakan dan asumsi yang dibuat untuk memperhitungkan dampak ekspektasi
eksekusi dini;
(ii)Bagaimana ekspektasi volatilitas ditentukan, termasuk penjelasan sejauh mana
ekspektasi volatilitas tersebut didasarkan pada volatilitas historis; dan
(iii)Apa dan bagaimana Iitur lain dari pemberian opsi diperhitungkan dalam pengukuran
nilai wajar, misalnya kondisi ;estng kinerja pasar.
(b)Untuk instrumen ekuitas lain yang diberikan selama suatu periode (yaitu selain opsi
saham), jumlah dan rata-rata tertimbang nilai wajar instrumen ekuitas tersebut pada
tanggal pengukuran, dan inIormasi tentang bagaimana nilai wajar tersebut diukur,
termasuk:
(i) jika nilai wajar tidak diukur atas dasar harga pasar yang dapat diamati, bagaimana
nilai wajar tersebut ditentukan;
(ii)apakah dan bagaimana ekspektasi dividen diperhitungkan dalam pengukuran nilai
wajar; dan
(iii)apakah dan bagaimana Iitur lain dari instrumen ekuitas yang diberikan diperhitungkan
dalam pengukuran nilai wajar.
(c) untuk perjanjian pembayaran berbasis saham yang dimodiIikasi dalam suatu periode:
(i) penjelasan tentang modiIikasi tersebut;
(ii)tambahan nilai wajar yang diberikan (sebagai hasil dari modiIikasi tersebut); dan
(iii)inIormasi tentang bagaimana tambahan nilai wajar yang diberikan diukur, sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam butir (a) dan (b) diatas, apabila dapat diterapkan.

55. Jika entitas mengukur secara langsung nilai wajar barang atau jasa yang diterima
selama suatu periode, entitas harus mengungkapkan bagaimana nilai wajar tersebut
ditentukan, sebagai contoh apakah nilai wajar diukur dengan harga pasar barang atau jasa
tersebut.
56. Jika entitas menolak asumsi pada paragraI 13, entitas harus mengungkapkan Iakta
tersebut, dan memberikan alasan penolakan asumsi tersebut.

57. Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan


keuangan untuk memahami dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba
atau rugi entitas dalam suatu periode dan posisi keuangannya.
58. Untuk memberi gambaran implementasi prinsip pada paragraI 57, entitas harus
mengungkapkan sekurang-kurangnya hal-hal sebagai berikut:
(a) Jumlah beban yang diakui dalam suatu periode yang timbul dari transaksi pembayaran
berbasis saham dimana barang atau jasa yang diterima tidak memenuhi kualiIikasi untuk
diakui sebagai aset dan oleh karena itu diakui segera sebagai beban, termasuk
pengungkapan terpisah atas bagian dari jumlah beban yang timbul dari transaksi yang
dicatat sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen
ekuitas;
(b)untuk liabilitas yang timbul dari transaksi pembayaran berbasis saham:
(i) jumlah nilai tercatat pada akhir periode; dan
(ii)jumlah nilai intrinsik liabilitas pada akhir periode dimana hak pihak lawan transaksi
atas kas atau asset lain telah ;este/ pada akhir periode (sebagai contoh hak atas
kenaikan harga saham yang telah ;este/.

59. Jika inIormasi yang dipersyaratkan untuk diungkapkan oleh Pernyataan ini tidak
memenuhi prinsip pada paragraI 51, 53, dan 57, entitas harus mengungkapkan inIormasi
tambahan yang dipandang perlu untuk memenuhi prinsip tersebut.

KETENTUAN TRANSISI
60. Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen
ekuitas, entitas harus menerapkan Pernyataan ini untuk pemberian saham, opsi saham atau
instrumen ekuitas lain yang diberikan setelah tanggal 1 Januari 2011 dan belum ;este/ pada
tanggal eIektiI Pernyataan ini.
61. Entitas dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan, untuk menerapkan Pernyataan ini
untuk pemberian lain selain instrumen ekuitas jika entitas telah mempublikasikan nilai wajar
instrumen ekuitas tersebut, yang ditentukan pada tanggal pengukuran.
62. Untuk semua pemberian instrumen ekuitas dimana Pernyataan ini diterapkan,
entitas harus menyajikan kembali inIormasi komparatiI dan, jika dapat diterapkan,
menyesuaikan saldo laba awal periode sajian.


63. Untuk semua pemberian instrumen ekuitas dimana Pernyataan ini belum
diterapkan (sebagai contoh instrument ekuitas yang diberikan pada atau sebelum 1 Januari
2011), entitas harus tetap mengungkapkan inIormasi yang dipersyaratkan pada paragraI 51
dan 52.
64. Jika, setelah Pernyataan ini eIektiI, entitas memodiIikasi syarat dan ketentuan
pemberian instrumen ekuitas yang belum menerapkan Pernyataan ini, entitas harus tetap
menerapkan paragraI 28 32 untuk mencatat modiIikasi tersebut. 65. Untuk liabilitas yang
timbul dari transaksi pembayaran berbasis saham yang telah ada pada tanggal eIektiI
Pernyataan ini, entitas harus menerapkan Pernyataan ini secara retrospektiI. Atas liabilitas
tersebut, entitas harus menyajikan kembali inIormasi komparatiI, termasuk menyesuaikan

saldo laba awal periode sajian, kecuali entitas tidak dipersyaratkan untuk menyajikan kembali
inIormasi komparatiI sepanjang inIormasi tersebut untuk periode atau tanggal sebelum 1
Januari 2011.
66. Entitas dianjurkan, tetapi tidak dipersyaratkan, untuk menerapkan secara
retrospektiI Pernyataan ini untuk liabilitas lain yang timbul dari transaksi pembayaran
berbasis saham, sebagai contoh, liabilitas yang diselesaikan dalam suatu periode dimana
inIormasi komparatiI disajikan.

TANGGAL EFFEKTIF
67. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2011.

PENARIKAN
68. Pernyataan ini menggantikan PSAK 53 (1998): Kompensas Berbass Saham.





























PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


No. 56 (revisi 2010)
LABA PER SAHAM

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 5 (revisi 21) terdiri dari paragraf 1-79.
PSAK 5 (revisi 21) dilengkapi dengan Contoh Ilustrasi yang bukan merupakan bagian
dari PSAK 5 (revisi 21). Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan
mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur
prinsip-prinsip utama. PSAK 5 (revisi 21) harus dibaca dalam konteks tujuan
pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK
25 (revisi 29): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada
panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang
tidak material.

PENDAHULUAN
Tujuan
01. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penentuan dan penyajian
laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada
periode pelaporan sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas sama. Meskipun
data laba per saham mempunyai keterbatasan karena adanya kebijakan akuntansi berbeda
yang mungkin digunakan untuk menentukan laba`, penentuan penyebut secara konsisten
akan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Fokus Pernyataan ini adalah pada penyebut
yang digunakan dalam penghitungan laba per saham.

Ruang Lingkup
2. Pernyataan ini harus diterapkan pada:
(a) laporan keuangan individual entitas yang:
(i) memiliki saham biasa atau efek berpotensi saham biasa yang diperdagangkan
kepada publik (bursa saham dalam negeri atau luar negeri, atau pasar over-the
counter, termasuk pasar lokal dan regional) atau
(ii) menyampaikan, atau dalam proses penyampaian, laporan keuangannya kepada
regulator pasar modal atau regulator lainnya dalam rangka penerbitan saham
kepada publik; dan
(b) laporan keuangan konsolidasian suatu grup dengan entitas induk yang:
(i) memiliki saham biasa atau efek berpotensi saham biasa yang diperdagangkan
kepada publik (bursa saham dalam negeri atau luar negeri, atau pasar over-the
counter, termasuk pasar lokal dan regional) atau
(ii) menyampaikan, atau dalam proses penyampaian, laporan keuangannya kepada
regulator pasar modal atau regulator lainnya dalam rangka penerbitan saham
kepada publik.

3. Setiap entitas yang melakukan pengungkapan laba per saham menghitung dan
mengungkapkan laba per saham sesuai dengan Pernyataan ini.
4. Ketika entitas menyajikan laporan keuangan konsolidasian sekaligus laporan
keuangan tersendiri yang disusun berdasarkan PSAK 4 (revisi 29): Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, pengungkapan yang disyaratkan oleh
Pernyataan ini disajikan hanya berdasarkan informasi konsolidasi. Entitas yang memilih
untuk mengungkapkan laba per saham berdasarkan laporan keuangan tersendiri
menyajikan infomasi laba per saham tersebut hanya dalam laporan laba rugi
komprehensifnya. Entitas tidak diperkenankan menyajikan informasi laba per saham
tersebut dalam laporan keuangan konsolidasian.
5. 1ika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugi
tersendiri, sebagaimana dijelaskan pada PSAK 1 (revisi 29): Penyajian Laporan
Keuangan paragraf 78, maka entitas menyajikan laba per saham hanya dalam laporan
laba rugi tersendiri.

Definisi
. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Antidilusi adalah kenaikan laba per saham atau penurunan rugi per saham sebagai akibat
dari adanya asumsi bahwa instrumen yang dapat dikonversikan (convertible instrument)
telah dikonversi, opsi atau waran telah dilaksanakan, atau saham biasa telah ditempatkan
berdasarkan pemenuhan syarat tertentu.
Dilusi adalah penurunan laba per saham atau peningkatan rugi per saham sebagai akibat
dari adanya asumsi bahwa instrumen yang dapat dikonversikan telah dikonversi, opsi atau
waran telah dilaksanakan, atau saham biasa ditempatkan berdasarkan pemenuhan syarat
tertentu.
Efek berpotensi saham biasa adalah instrumen keuangan atau kontrak lain yang
memungkinkan pemegangnya memperoleh saham biasa.
Opsi jual atas saham biasa adalah kontrak yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menjual saham biasa pada harga tertentu dan jangka waktu tertentu.
Opsi, waran, dan instrumen keuangan sejenis adalah instrumen keuangan yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham biasa.
Perjanjian saham kontinjen adalah perjanjian untuk menerbitkan saham yang bergantung
pada pemenuhan syarat tertentu.
Saham biasa adalah instrumen ekuitas yang merupakan subordinat dari semua kelompok
instrumen ekuitas lain.
Saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen adalah saham biasa yang dapat
ditempatkan berdasarkan pemenuhan syarat tertentu dalam suatu perjanjian saham
kontinjen tanpa atau dengan sedikit pembayaran baik dalam bentuk kas maupun alat
pembayaran lain.
07. Saham biasa berhak mendapat bagian laba untuk suatu periode hanya jika saham
jenis lain, misalnya saham preIeren, telah mendapat bagian laba. Entitas mungkin memiliki
lebih dari satu kelas saham biasa. Saham biasa yang mempunyai kelas yang sama memiliki
hak yang sama untuk menerima dividen.

08. Contoh eIek berpotensi saham biasa adalah:


(a) liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas, termasuk saham preIeren, yang dapat
dikonversikan menjadi saham biasa;
(b) opsi dan waran;
(c) saham yang akan ditempatkan berdasarkan pemenuhan syarat akibat adanya kesepakatan
kontraktual, misalnya pembelian suatu bisnis atau aset lain.

09. Istilah yang dideIinisikan dalam PSAK 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan.
Penyafan digunakan dalam Pernyataan ini dengan pengertian sebagaimana dinyatakan dalam
PSAK 50 (revisi 2010) paragraI 07, kecuali dinyatakan lain. PSAK 50 (revisi 2010)
mendeIinisikan instrumen keuangan, aset keuangan, liabilitas keuangan, instrumen ekuitas,
dan nilai wajar, dan menyediakan pedoman dalam menerapkan deIinisi tersebut.

PENGUKURAN
Laba Per Saham Dasar
1. Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar atas laba atau rugi yang
dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba
atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa tersebut.
11. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk (pembilang) dengan jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar (penyebut) dalam suatu periode.
12. Tujuan inIormasi laba per saham dasar adalah menyediakan ukuran mengenai hak
setiap saham biasa entitas induk atas kinerja entitas selama periode pelaporan.

Laba
13. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk terkait dengan:
(a) laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat diatribusikan kepada
entitas induk; dan
(b) laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk merupakan jumlah pada
huruf (a) dan (b) yang disesuaikan dengan jumlah dividen preferen setelah pajak,
selisih yang berasal dari penyelesaian saham preferen, dan akibat lain yang sejenis
dari saham preferen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.

14. Semua pos penghasilan dan beban yang dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa entitas induk diakui dalam satu periode, termasuk beban pajak dan dividen
saham preIeren yang diklasiIikasikan sebagai liabilitas diperhitungkan dalam penentuan laba
atau rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas
induk (lihat PSAK 1 (revisi 2009): Penyafan Laporan Keuangan).
15. Jumlah dividen saham preIeren setelah pajak yang dikurangkan dari laba atau rugi
adalah:
(a) jumlah dividen saham preIeren setelah pajak atas saham preIeren nonkumulatiI yang
diumumkan dalam suatu periode; dan

(b) jumlah dividen saham preIeren setelah pajak atas saham preIeren kumulatiI yang
dipersyaratkan pada periode tersebut, baik dividen tersebut sudah atau belum
diumumkan. Jumlah dividen saham preIeren pada suatu periode tidak termasuk jumlah
dividen saham preIeren untuk saham preIeren kumulatiI yang dibayar atau diumumkan
selama periode saat ini yang berasal dari periode sebelumnya.

16. Saham preIeren yang memberikan dividen awal yang rendah sebagai kompensasi
entitas yang menjual saham preIeren pada harga diskon, atau dividen di atas pasar pada
periode selanjutnya sebagai kompensasi bagi investor yang membeli saham preIeren pada
harga premium, sering disebut sebagai saham preIeren dengan tariI meningkat. Diskon atau
premium saat penerbitan saham preIeren dengan tariI meningkat diamortisasi ke saldo laba
dengan menggunakan metode suku bunga eIektiI dan diperlakukan sebagai dividen saham
preIeren untuk tujuan penghitungan laba per saham.
17. Saham preIeren mungkin dapat dibeli kembali melalui penawaran tender oleh
entitas kepada pemegang saham. Selisih nilai wajar atas imbalan yang dibayarkan kepada
pemegang saham preIeren dengan nilai tercatat saham preIeren mencerminkan keuntungan
bagi pemegang saham preIeren dan pengurang saldo laba bagi entitas. Jumlah tersebut
dikurangkan dalam penghitungan laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa entitas induk.
18. Konversi awal saham preIeren yang dapat dikonversikan mungkin dipengaruhi
oleh entitas melalui perubahan yang lebih menguntungkan atas syarat konversi sebelumnya
atau melalui pembayaran imbalan tambahan. Selisih lebih nilai wajar saham biasa atau
imbalan lain yang dibayarkan atas nilai wajar saham biasa yang dapat ditempatkan
berdasarkan syarat konversi sebelumnya merupakan keuntungan bagi pemegang saham
preIeren, dan dikurangkan dalam penghitungan laba atau rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa entitas induk.
19. Selisih lebih jumlah tercatat saham preIeren atas nilai wajar dari imbalan yang
dibayarkan dalam penyelesaian saham preIeren ditambahkan dalam penghitungan laba atau
rugi yang dapat diatribusikan bagi pemegang saham biasa entitas induk.

Saham
2. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar, jumlah saham biasa
merupakan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama suatu periode.
21. Penggunaan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama suatu
periode mencerminkan suatu kemungkinan bahwa jumlah modal pemegang saham bervariasi
selama suatu periode akibat dari naik dan turunnya jumlah saham yang beredar pada setiap
waktu. Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode berjalan adalah
jumlah saham biasa yang beredar pada awal periode, disesuaikan dengan jumlah saham biasa
yang dibeli kembali atau ditempatkan selama periode dimaksud dikalikan dengan Iaktor
pembobot waktu. Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari beredarnya sekelompok saham
dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode; secara umum, perkiraan wajar dari
rata-rata tertimbang dapat diterima dalam banyak keadaan.

22. Pada umumnya saham dimasukkan dalam penghitungan jumlah rata-rata


tertimbang saham sejak tanggal dapat ditagihnya (yang pada umumnya adalah tanggal
penerbitan saham), misalnya:
(a) saham biasa yang ditempatkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan sejak kas
sudah bisa diterima;
(b) saham biasa yang ditempatkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau
saham preIeren diperhitungkan ketika dividen direinvestasikan;
(c) saham biasa yang ditempatkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang menjadi saham
biasa diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga;
(d) saham biasa yang ditempatkan sebagai pengganti bunga atau pokok dari instrumen
keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi berbunga;
(e) saham biasa yang ditempatkan dalam rangka penyelesaian liabilitas dari entitas
diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut;
(I) saham biasa yang ditempatkan sebagai imbalan atas perolehan aset bukan kas
diperhitungkan pada saat tanggal perolehan tersebut diakui; dan
(g) saham biasa yang ditempatkan sebagai pembayaran atas jasa kepada entitas
diperhitungkan sejak jasa diterima entitas.
Waktu diperhitungkannya saham biasa ditentukan oleh syarat dan ketentuan melekat saat
penerbitan saham. Perlu dipertimbangkan secara matang substansi setiap kontrak yang
berkaitan dengan penerbitan.
23. Saham biasa yang ditempatkan sebagai bagian dari imbalan yang dialihkan dalam
kombinasi bisnis diperhitungkan dalam jumlah rata-rata tertimbang saham sejak tanggal
akuisisi. Hal ini dikarenakan sejak tanggal tersebut pihak pengakuisisi memperhitungkan laba
dan rugi pihak yang diakuisisi ke dalam laporan laba rugi komprehensiInya.
24. Saham biasa yang akan ditempatkan sehubungan dengan konversi dari instrumen
yang wajib dikonversikan diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dasar sejak
tanggal kontrak berlaku.
25. Saham biasa yang ditempatkan secara kontinjen dianggap sebagai saham beredar
dan dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dasar hanya sejak tanggal dipenuhinya
semua kondisi yang diperlukan (yaitu peristiwa tersebut telah terjadi). Saham yang dapat
ditempatkan hanya semata-mata karena berlalunya waktu bukan merupakan saham yang
dapat ditempatkan secara kontinjen, sebab berlalunya waktu adalah hal yang pasti. Saham
biasa beredar yang dapat ditarik secara kontinjen tidak diperhitungkan sebagai saham beredar
dan dikeluarkan dari perhitungan laba per saham dasar sampai dengan tanggal saham tersebut
tidak akan ditarik kembali.
2. 1umlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode tersebut
dan untuk semua periode penyajian harus disesuaikan untuk peristiwa, selain konversi
efek berpotensi saham biasa, yang telah mengubah jumlah saham biasa yang beredar
tanpa disertai perubahan sumber daya.
27. Saham biasa dapat ditempatkan, atau jumlah saham biasa yang beredar dapat
berkurang, tanpa disertai perubahan sumber daya. Contoh meliputi:
(a) kapitalisasi laba atau penerbitan saham bonus (dikenal sebagai dividen saham);

(b) unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya, sebagai contoh bagian bonus dalam
penerbitan hak memesan eIek terlebih dahulu (rght ssue) kepada pemegang saham yang
ada;
(c) pemecahan saham (share splt); dan
(d) penggabungan saham (re;erse share splt).

28. Dalam kapitalisasi laba, penerbitan saham bonus atau pemecahan saham, saham
biasa ditempatkan kepada pemegang saham yang ada tanpa imbalan tambahan. Dengan
demikian, jumlah saham biasa yang beredar meningkat tanpa disertai peningkatan sumber
daya. Jumlah saham biasa yang beredar sebelum peristiwa tersebut disesuaikan dengan
perubahan proporsional atas jumlah saham beredar seolah-olah peristiwa tersebut terjadi pada
permulaan dari periode terawal. Misalnya, pada penerbitan dua saham bonus untuk tiap satu
saham beredar, jumlah saham biasa yang beredar sebelum penerbitan dikalikan tiga untuk
memperoleh jumlah baru total saham biasa, atau dikalikan dua untuk memperoleh jumlah
tambahan saham biasa.
29. Penggabungan saham biasa umumnya mengurangi jumlah saham biasa yang
beredar tanpa disertai pengurangan sumber daya. Akan tetapi, jika dampak keseluruhan
adalah pembelian kembali saham pada nilai wajar, maka pengurangan jumlah saham biasa
yang beredar adalah hasil dari terjadinya pengurangan sumber daya. Sebagai contoh adalah
penggabungan saham biasa dikombinasikan dengan dividen khusus. Jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar untuk periode dimana transaksi pengkombinasian
tersebut terjadi disesuaikan untuk pengurangan jumlah saham biasa sejak tanggal dividen
khusus tersebut diakui.

Laba Per Saham Dilusian
3. Entitas menghitung laba per saham dilusian untuk jumlah laba atau rugi yang
dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba
atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang diatribusikan kepada pemegang saham
tersebut.
31. Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, entitas melakukan
penyesuaian terhadap laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham
biasa entitas induk dan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar, atas dampak
dari semua efek yang mempunyai potensi saham biasa yang bersifat dilutif.
32. Tujuan dari laba per saham dilusian sejalan dengan laba per saham dasar, yaitu
untuk menyediakan ukuran mengenai hak setiap saham biasa atas kinerja entitas, dengan
memperhitungkan dampak dari semua eIek yang mempunyai potensi saham biasa yang
bersiIat dilutiI yang beredar selama periode tersebut. Oleh karena itu:
(a) laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk
ditambah dengan dividen dan bunga setelah pajak yang diakui pada periode terkait
dengan eIek berpotensi saham biasa yang bersiIat dilutiI, dan disesuaikan dengan
perubahan lain dalam penghasilan atau beban yang berasal dari konversi eIek yang
mempunyai potensi saham biasa yang bersiIat dilutiI; dan

(b) jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar ditambah dengan jumlah rata-rata
tertimbang tambahan saham biasa yang seolah-olah telah beredar dengan asumsi adanya
konversi semua eIek yang mempunyai potensi saham biasa yang bersiIat dilutiI.

Laba
33. Untuk tujuan perhitungan laba per saham dilusian, entitas menyesuaikan laba
atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk, dihitung
sesuai dengan ketentuan paragraf 13, dengan dampak setelah pajak dari:
(a) dividen atau hal lain yang terkait dengan efek berpotensi saham biasa yang bersifat
dilutif yang dikurangkan untuk menghasilkan laba atau rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa entitas induk sebagaimana dihitung sesuai dengan
paragraf 13;
(b) bunga yang diakui dalam periode tersebut terkait dengan efek yang mempunyai potensi
saham biasa yang bersifat dilutif; dan
(c) setiap perubahan lain dalam penghasilan atau beban yang berasal dari konversi efek
yang mempunyai potensi saham biasa yang bersifat dilutif.

34. Setelah eIek berpotensi saham biasa dikonversi menjadi saham biasa, hal yang
dimaksud dalam paragraI 33 (a) - (c) tidak timbul lagi. Namun, saham biasa baru mempunyai
hak atas laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk.
Oleh karena itu, laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas
induk yang dihitung sesuai dengan paragraI 13 disesuaikan dengan item yang dimaksud
dalam paragraI 33 (a) - (c) dan pajak terkait. Beban yang terkait dengan eIek berpotensi
saham biasa meliputi biaya transaksi dan diskonto yang dihitung sesuai dengan metode suku
bunga eIektiI (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan. Pengakuan /an
Pengukuran paragraI 08).
35. Konversi eIek berpotensi saham biasa dapat menyebabkan perubahan dalam
penghasilan atau beban. Misalnya, pengurangan beban bunga yang terkait dengan eIek
berpotensi saham biasa dan peningkatan laba atau penurunan rugi dapat menyebabkan
kenaikan beban yang berkaitan dengan program bagi laba untuk karyawan nondiskresi (non-
/s.retonary employee proft-sharng plan). Untuk tujuan perhitungan laba per saham
dilusian, laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk
disesuaikan untuk setiap perubahan penghasilan atau beban.

Saham
3. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, jumlah saham biasa
adalah jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang dihitung sesuai dengan paragraf 2
dan paragraf 2, ditambah dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan
ditempatkan pada saat pengkonversian semua efek berpotensi saham biasa yang bersifat
dilutive menjadi saham biasa. Efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif dianggap
telah dikonversi menjadi saham biasa pada awal periode atau pada tanggal penerbitan
efek berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih akhir.
37. EIek berpotensi saham biasa yang bersiIat dilutiI harus ditentukan secara terpisah
untuk setiap periode penyajian. Jumlah eIek berpotensi saham biasa yang bersiIat dilutiI yang

tercakup dalam periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode pelaporan bukan
merupakan rata-rata tertimbang dari eIek berpotensi saham biasa yang bersiIat dilutiI yang
tercakup dalam setiap penghitungan interim.
38. EIek berpotensi saham biasa dihitung secara tertimbang selama periode
beredarnya. EIek berpotensi saham biasa yang dibatalkan atau kedaluarsa selama periode
tersebut dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dilusian hanya sebesar porsi
periode beredarnya. EIek berpotensi saham biasa yang telah dikonversikan menjadi saham
biasa selama periode tersebut dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dilusian
terhitung sejak awal periode sampai dengan tanggal konversi. Selanjutnya, sejak tanggal
konversi, saham biasa hasil konversi dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dasar
dan laba per saham dilusian.
39. Jumlah saham biasa yang akan ditempatkan saat konversi eIek berpotensi saham
biasa yang yang bersiIat dilutiI ditentukan sesuai persyaratan eIek berpotensi saham biasa
tersebut. Jika tersedia lebih dari satu basis pengkonversian, maka penghitungan menggunakan
asumsi nilai konversi atau harga pelaksanaan yang paling menguntungkan dari sudut pandang
pemegang eIek berpotensi saham biasa.
40. Entitas anak, ventura bersama, atau entitas asosiasi mungkin menerbitkan eIek
berpotensi saham biasa yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa entitas anak, ventura
bersama atau entitas asosiasi, atau saham biasa entitas induk, ;enturer, atau investor (entitas
pelapor) kepada pihak selain entitas induk, ;enturer atau investor. Jika eIek berpotensi saham
biasa entitas anak, ventura bersama, atau entitas asosiasi tersebut memiliki dampak dilutiI
terhadap laba per saham dasar entitas pelapor, maka eIek tersebut disertakan dalam
perhitungan laba per saham dilusian.

Efek Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif
41. Efek berpotensi saham biasa diperlakukan dilutif jika, dan hanya jika,
konversinya menjadi saham biasa akan menurunkan laba per saham atau meningkatkan
rugi per saham dari operasi normal berkelanjutan.
42. Entitas menggunakan laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat
diatribusikan kepada entitas induk sebagai angka kendali untuk menentukan apakah eIek
berpotensi saham biasa yang bersiIat dilutiI atau antidilutiI. Laba atau rugi dari operasi
normal berkelanjuttan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk disesuaikan
sebagaimana diatur di paragraI 13 dan tidak memperhitungkan hal yang terkait dengan
operasi yang dihentikan.
43. EIek berpotensi saham biasa bersiIat antidilutiI jika konversinya menjadi saham
biasa akan meningkatkan laba per saham atau menurunkan rugi per saham dari operasi
normal berkelanjutan. Perhitungan laba per saham dilusian mengabaikan konversi,
pelaksanaan, atau penerbitan lain dari eIek berpotensi saham biasa yang mempunyai dampak
antidilutiI pada laba per saham.
44. Dalam menentukan apakah eIek berpotensi saham biasa bersiIat dilutiI atau
antidilutiI, setiap penerbitan atau serangkaian penerbitan eIek berpotensi saham biasa
dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara agregat. Urutan dalam memperhitungkan eIek
berpotensi saham biasa dapat mempengaruhi apakah eIek tersebut bersiIat dilutiI. Oleh
karena itu, untuk memaksimalkan dilusi dari laba per saham dasar, setiap penerbitan atau seri

penerbitan saham harus dipertimbangkan secara urut mulai dari yang paling besar siIat
dilutiInya sampai yang paling kecil siIat dilutiInya, yaitu eIek berpotensi saham biasa yang
bersiIat dilutiI dengan laba per inkremental saham terendah diperhitungkan dalam
perhitungan laba per saham dilusian sebelum eIek berpotensi saham biasa yang bersiIat
dilutiI dengan laba per inkremental saham yang lebih tinggi. Opsi dan waran biasanya
diperhitungkan pertama kali karena eIek tersebut tidak mempengaruhi pembilang dalam
perhitungan.

Opsi, Waran, dan Instrumen Keuangan Sejenis
45. Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, entitas mengasumsikan
pelaksanaan semua opsi dan waran yang bersifat dilutif. Penerimaan dana yang
diasumsikan timbul dari penerbitan tersebut dianggap telah diterima dari penerbitan
saham biasa pada rata-rata harga pasar saham biasa selama periode tersebut. Perbedaan
antara jumlah saham biasa yang ditempatkan dan jumlah saham biasa yang akan
ditempatkan pada rata-rata harga pasar saham biasa selama periode tersebut dianggap
sebagai penerbitan saham biasa tanpa imbalan.
46. Opsi dan waran adalah dilutiI jika instrumen tersebut berakibat pada
ditempatkannya saham biasa pada tingkat harga yang lebih rendah daripada rata-rata harga
pasar saham biasa selama periode. Jumlah dilusi adalah selisih antara rata-rata harga pasar
saham biasa selama periode tersebut dan harga penerbitan. Oleh karena itu, dalam
menghitung laba per saham dilusian, instrumen keuangan berpotensi saham biasa
diperlakukan sebagai berikut:
(a) kontrak penerbitan sejumlah saham biasa pada rata-rata harga pasarnya selama periode
tersebut. Saham biasa diasumsikan telah dinilai secara wajar dan tidak bersiIat dilutiI
maupun antidilutiI. Instrumen tersebut diabaikan dalam perhitungan laba per saham
dilusian;
(b) kontrak penerbitan sisa saham biasa yang tidak menghasilkan imbalan. Saham tersebut
tidak menghasilkan penerimaan dana dan tidak memiliki dampak terhadap laba atau rugi
yang dapat diatribusikan kepada saham biasa beredar. Oleh karena itu, saham tersebut
bersiIat dilutiI dan ditambahkan ke dalam jumlah saham biasa beredar untuk menentukan
laba per saham dilusian.

47. Opsi dan waran memiliki dampak dilutiI hanya jika rata-rata harga pasar saham
biasa selama periode tersebut melebihi nilai pelaksanaan opsi atau waran tersebut (n the
money). Laba per saham yang dilaporkan sebelumnya tidak disesuaikan secara retroaktiI
untuk mencerminkan perubahan harga saham biasa.
48. Untuk kesepakatan opsi saham dan pembayaran berbasis saham lainnya yang
diatur dalam PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbass Saham, harga penerbitan yang
merujuk pada paragraI 53 dan harga pelaksanaan yang merujuk pada paragraI 54 mencakup
nilai wajar barang atau jasa yang tersedia bagi entitas di masa depan berdasarkan kesepakatan
opsi saham atau pembayaran berbasis saham lainnya.
49. Opsi saham karyawan dengan jangka waktu tetap atau yang dapat ditentukan dan
saham biasa non-;este/ diperlakukan sebagai opsi dalam penghitungan laba per saham
dilusian, walaupun mungkin bersiIat kontinjen terhadap terpenuhinya ;estng. Opsi tersebut

dianggap beredar pada tanggal pemberian (grant /ate). Opsi saham karyawan berbasis
kinerja diperlakukan sebagai saham yang dapat ditempatkan secara kontinjen karena
penerbitannya kontinjen terhadap pemenuhan kondisi-kondisi tertentu di samping
terpenuhinya jangka waktu tertentu.

Instrumen yang Dapat Dikonversikan
50. Dampak dilutiI dari instrumen yang dapat dikonversikan harus tercermin dalam
laba per saham dilusian sesuai dengan paragraI 33 dan 36.
51. Saham preIeren yang dapat dikonversikan bersiIat antidilutiI ketika jumlah
dividen untuk saham preIeren tersebut, yang diumumkan atau diakumulasi pada periode
berjalan per saham biasa yang dapat diperoleh pada saat konversi, melebihi laba per saham
dasar. Demikian pula utang yang dapat dikonversikan bersiIat antidilutiI jika bunga (setelah
dikurangi pajak dan perubahan lain dalam penghasilan atau beban) per saham biasa yang
dapat diperoleh pada saat konversi melebihi laba per saham dasar.
52. Pelunasan atau konversi atas saham preIeren yang dapat dikonversikan mungkin
hanya mempengaruhi sebagian jumlah saham preIeren terkonversi yang beredar sebelumnya.
Dalam hal ini, setiap kelebihan imbalan sebagaimana dimaksud di paragraI 18 diatribusikan
kepada saham yang dilunasi atau dikonversi untuk tujuan menentukan apakah sisa saham
preIeren beredar bersiIat dilutiI. Saham yang dilunasi atau dikonversi diperhitungkan secara
terpisah dari saham yang tidak dilunasi atau dikonversi.

Saham yang Dapat Ditempatkan Secara Kontinjen
53. Sebagaimana perhitungan laba per saham dasar, saham biasa yang dapat
ditempatkan secara kontinjen dianggap sebagai saham yang beredar dan diperhitungkan
dalam perhitungan laba per saham dilusian jika kondisinya terpenuhi (yaitu peristiwanya
telah terjadi). Saham yang dapat ditempatkan secara kontinjen diperhitungkan sejak awal
periode (atau sejak tanggal perjanjian saham kontinjen, jika tanggal perjanjiannya lebih
akhir). Jika kondisinya tidak terpenuhi, maka jumlah saham biasa yang dapat ditempatkan
secara kontinjen yang diperhitungkan dalam perhitungan laba per saham dilusian didasarkan
pada jumlah saham yang seolah-olah akan ditempatkan jika saat akhir periode merupakan
akhir periode kontinjensi. Penyajian kembali tidak diperkenankan jika kondisinya tidak
terpenuhi ketika periode kontinjensi berakhir.
54. Jika pencapaian atau pemeliharaan jumlah laba tertentu pada suatu periode
merupakan kondisi untuk penerbitan kontinjen dan jika jumlah tersebut telah tercapai pada
akhir periode pelaporan tetapi harus dipelihara hingga melewati akhir periode pelaporan
untuk suatu periode tambahan, maka saham biasa tambahan dianggap sebagai saham beredar,
jika dampaknya dilutiI ketika memperhitungkan laba per saham dilusian. Dalam hal tersebut,
perhitungan laba per saham dilusian didasarkan pada jumlah saham biasa yang akan
ditempatkan jika jumlah laba pada akhir periode pelaporan merupakan jumlah laba pada akhir
periode kontinjensi. Disebabkan laba dapat berubah pada periode mendatang, perhitungan
laba per saham dasar tidak memperhitungkan saham biasa yang dapat ditempatkan secara
kontinjen tersebut sampai akhir periode kontinjensi karena tidak semua kondisi yang
diperlukan terpenuhi.

55. Jumlah saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen dapat bergantung
pada harga pasar saham biasa mendatang. Dalam hal tersebut, jika dampaknya dilutiI,
perhitungan laba per saham dilusian didasarkan pada jumlah saham biasa yang akan
ditempatkan jika harga pasar pada akhir periode pelaporan merupakan harga pasar pada akhir
periode kontinjensi. Jika kondisi tersebut didasarkan pada rata-rata harga pasar selama suatu
periode waktu yang melampaui akhir periode pelaporan, maka digunakan rata-rata harga
pasar periode waktu yang telah berlalu tersebut. Disebabkan harga pasar dapat berubah pada
periode mendatang, perhitungan laba per saham dasar tidak memperhitungkan saham biasa
yang dapat ditempatkan secara kontinjen tersebut sampai akhir periode kontinjensi karena
tidak semua kondisi yang diperlukan terpenuhi.
56. Jumlah saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen dapat bergantung
pada laba masa depan dan harga saham biasa masa depan. Dalam hal tersebut, jumlah saham
biasa yang diperhitungkan pada laba per saham dilusian didasarkan pada kedua kondisi
tersebut (yaitu laba sampai pada tanggal pelaporan dan harga pasar kini pada akhir periode
pelaporan). Saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen tidak dimasukkan pada
perhitungan laba per saham dilusian kecuali kedua kondisi tersebut terpenuhi.
57. Dalam kasus lain, jumlah saham biasa yang dapat ditempatkan secara kontinjen
bergantung pada suatu kondisi selain laba atau harga pasar (misalnya, pembukaan toko
pengecer pada jumlah tertentu). Dalam kasus tersebut, dengan mengasumsikan bahwa kondisi
saat ini tetap tidak berubah sampai akhir periode kontinjensi, saham biasa yang dapat
ditempatkan secara kontinjen dimasukkan dalam perhitungan laba per saham dilusian sesuai
dengan kondisi pada akhir periode pelaporan.
58. EIek berpotensi saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen (selain dari
yang telah ditentukan pada suatu perjanjian saham kontinjen, seperti instrumen yang dapat
dikonversikan yang dapat diterbitkan secara kontinjen) dimasukkan dalam perhitungan laba
per saham dilusian sebagai berikut:
(a) entitas menentukan apakah eIek berpotensi saham biasa dapat diasumsikan untuk
diterbitkan berdasarkan kondisi tertentu sesuai dengan ketentuan pada paragraI 53-57;
dan
(b) jika eIek berpotensi saham biasa tersebut harus tercermin pada laba per saham dlusian,
entitas menentukan dampaknya terhadap perhitungan laba per saham dilusian dengan
mengikuti ketentuan untuk opsi dan waran di paragraI 45-49, ketentuan untuk eIek yang
dapat dikonversikan di paragraI 50-51, ketentuan untuk kontrak yang dapat diselesaikan
dengan saham biasa atau kas di paragraI 59-62, atau ketentuan lain yang sesuai.
Namun demikian, pelaksanaan atau konversi tidak diasumsikan untuk tujuan perhitungan
laba per saham dilusian kecuali diasumsikan bahwa pelaksanaan atau konversi eIek
berpotensi saham biasa beredar yang sejenis tidak dapat diterbitkan secara kontinjen.
Kontrak yang Dapat Diselesaikan dengan Saham Biasa atau Kas
59. Ketika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yang dapat diselesaikan dalam
bentuk saham biasa atau kas berdasarkan pilihan entitas, maka entitas menganggap
kontrak tersebut akan diselesaikan dalam bentuk saham biasa dan efek berpotensi saham
biasa yang dihasilkan tersebut dimasukkan dalam laba per saham dilusian apabila
pengaruhnya bersifat dilutif.

60. Ketika kontrak tersebut disajikan untuk tujuan akuntansi sebagai aset atau
liabilitas, atau memiliki komponen ekuitas dan liabilitas, maka entitas menyesuaikan
pembilang untuk setiap perubahan dalam laba atau rugi yang akan dihasilkan selama periode
tersebut apabila kontrak telah diklasiIikasikan seluruhnya sebagai instrumen ekuitas.
Penyesuaian dimaksud sama dengan penyesuaian di paragraI 33.
1. Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa ataupun kas
berdasarkan pilihan pemegang kontrak, penyelesaian dengan kas dan saham yang lebih
bersifat dilutif digunakan dalam perhitungan laba per saham dilusian.
62. Contoh kontrak yang dapat diselesaikan dalam bentuk saham biasa atau kas
adalah instrumen utang yang, pada saat jatuh tempo, memberikan entitas hak tak terbatas
untuk menyelesaikan pokok utang dalam bentuk kas atau saham biasa sendiri. Contoh lain
adalah opsi jual yang diterbitkan yang memberikan pilihan kepada pemegangnya untuk
menyelesaikannya dalam bentuk saham biasa atau kas.

Opsi yang Dibeli
63. Kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli entitas (seperti opsi yang
dimiliki entitas atas saham entitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalam perhitungan laba per
saham dilusian karena memasukkan opsi tersebut dapat bersiIat antidilutiI. Opsi jual hanya
akan dilaksanakan jika harga pelaksanaan lebih tinggi daripada harga pasar dan opsi beli akan
dilaksanakan hanya jika harga pelaksanaan lebih rendah daripada harga pasar.

Opsi jual yang diterbitkan (ritten put options)
4. Kontrak yang mengharuskan entitas untuk membeli kembali sahamnya sendiri,
seperti opsi jual yang diterbitkan (written put option) dan forward purchase contract,
tercermin dalam perhitungan laba per saham dilusian jika berdampak dilutif. 1ika
kontrak-kontrak ini dalam kondisi ~in the money selama periode tersebut (yaitu ketika
harga pelaksanaan atau harga penyelesaian di atas rata-rata harga pasar selama periode
tersebut), maka dampak dilutif potensial terhadap laba per saham dihitung sebagai
berikut:
(a) harus diasumsikan bahwa pada awal periode pelaporan sejumlah saham biasa akan
ditempatkan (pada rata-rata harga pasar selama periode tersebut) untuk mendapatkan
dana untuk memenuhi kontrak ;
(b) harus diasumsikan bahwa dana hasil penerbitan saham tersebut digunakan untuk
memenuhi kontrak (yaitu pembelian kembali saham); dan
(c) tambahan saham biasa (selisih antara jumlah saham yang diasumsikan ditempatkan
dan jumlah saham biasa yang diterima dari pemenuhan kontrak) harus dimasukkan
dalam perhitungan laba per saham dilusian.

PENYESUAIAN RETROSPEKTIF
5. 1ika jumlah saham biasa atau instrumen keuangan berpotensi saham biasa
yang beredar meningkat sebagai akibat dari kapitalisasi, penerbitan saham bonus atau
pemecahan saham, atau menurun sebagai akibat dari penggabungan saham, perhitungan
laba per saham dasar dan dilusian untuk seluruh periode yang disajikan harus
disesuaikan secara retrospektif. 1ika perubahan-perubahan tersebut terjadi setelah periode

pelaporan tetapi sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, maka perhitungan per
saham untuk periode berjalan dan periode sajian awal laporan keuangan disajikan
berdasarkan jumlah saham yang baru. Fakta bahwa perhitungan per saham
mencerminkan adanya perubahan jumlah saham tersebut harus diungkapkan. Selain itu,
laba per saham dasar dan dilusian untuk seluruh periode yang disajikan harus
disesuaikan terhadap dampak kesalahan serta penyesuaian yang berasal dari perubahan
kebijakan akuntansi yang diperhitungkan secara retrospektif.
66. Entitas tidak menyajikan kembali laba per saham dilusian dari periode
sebelumnya yang disajikan karena adanya perubahan asumsi yang digunakan dalam
perhitungan laba per saham atau adanya konversi eIek berpotensi saham biasa menjadi saham
biasa.

PENYA1IAN
7. Pada laporan laba rugi komprehensif, entitas menyajikan laba per saham dasar
dan dilusian untuk laba atau rugi dari operasi normal berkelanjutan yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan untuk laba atau rugi yang
dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk selama periode tersebut
untuk setiap kelas saham biasa yang mempunyai hak berbeda dalam pembagian laba pada
periode tersebut (jika ada). Entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian dengan
derajat ketersajian yang setara untuk seluruh periode yang disajikan.
68. Laba per saham disajikan untuk setiap periode laporan laba rugi komprehensiI
disajikan. Jika laba per saham dilusian dilaporkan untuk paling sedikit satu periode, maka
laba per saham dilusian dilaporkan untuk seluruh periode yang disajikan, meskipun nilainya
sama dengan laba per saham dasar. Jika laba per saham dasar dan dilusian sama, maka
keduanya dapat disajikan dalam satu baris pada laporan laba rugi komprehensiI.
69. Jika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugi terpisah
sebagaimana dijelaskan pada PSAK 1 (revisi 2009): Penyafan Laporan Keuangan paragraI
78, maka entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian, sebagaimana diatur di
paragraI 67 dan 68, pada laporan laba rugi terpisah tersebut.
7. Entitas yang melaporkan operasi yang dihentikan mengungkapkan laba per
saham dasar dan dilusian untuk operasi yang dihentikan tersebut dalam laporan laba rugi
komprehensif atau catatan atas laporan keuangan.
71. Jika entitas menyajikan komponen laba atau rugi pada laporan laba rugi terpisah
sebagaimana dijelaskan pada PSAK 1 (revisi 2009): Penyafan Laporan Keuangan paragraI
78, maka entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian untuk operasi yang
dihentikan, sebagaimana diatur pada paragraI 70, pada laporan laba rugi terpisah atau catatan
atas laporan keuangan.
72. Entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian walaupun nilainya negatiI (rugi per
saham).

PENGUNGKAPAN
73. Entitas mengungkapkan hal berikut:
(a) jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam penghitungan laba per saham dasar
dan dilusian, dan rekonsiliasi jumlah tersebut terhadap laba atau rugi yang dapat

diatribusikan kepada entitas induk untuk periode dimaksud. Rekonsiliasi tersebut


mencakup dampak individual dari setiap jenis instrumen yang mempengaruhi laba per
saham.
(b) jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut dalam
perhitungan laba per saham dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi penyebut tersebut.
Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak individual dari setiap jenis instrumen yang
mempengaruhi laba per saham.
(c) instrumen (termasuk saham yang dapat ditempatkan secara kontinjen) yang berpotensi
mendilusi laba per saham dasar di masa depan, namun tidak dimasukkan dalam
penghitungan laba per saham dilusian karena instrumen tersebut bersifat antidilutif
selama periode penyajian.
(d) penjelasan transaksi saham biasa atau transaksi instrumen keuangan berpotensi
saham biasa, selain yang dihitung sesuai dengan paragraf 5, yang terjadi setelah
periode pelaporan dan akan secara signifikan mengubah jumlah saham biasa atau
instrumen keuangan berpotensi saham biasa yang beredar pada akhir periode tersebut
seandainya transaksi dimaksud terjadi sebelum akhir periode pelaporan.

74. Contoh transaksi di paragraI 73 (d) mencakup:
(a) penerbitan saham untuk mendapatkan kas:
(b) penerbitan saham yang hasilnya digunakan untuk membayar pinjaman atau membeli
kembali saham preIeren yang masih beredar pada akhir periode pelaporan;
(c) pembelian kembali saham biasa yang beredar;
(d) konversi atau pelaksanaan instrumen keuangan berpotensi saham biasa yang masih
beredar pada akhir periode pelaporan menjadi saham biasa;
(e) penerbitan opsi, waran, atau instrumen yang dapat dikonversikan; dan
(I) pemenuhan kondisi yang akan mengakibatkan ditempatkannya saham yang dapat
ditempatkan secara kontinjen.
Jumlah laba per saham tidak disesuaikan untuk transaksi tersebut yang terjadi setelah periode
pelaporan karena transaksi tersebut tidak mempengaruhi jumlah modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba atau rugi pada periode tersebut.
75. Instrumen keuangan dan kontrak lain yang menghasilkan instrumen keuangan
berpotensi saham biasa mungkin menggunakan persyaratan dan ketentuan yang
mempengaruhi pengukuran laba per saham dasar dan dilusian. Persyaratan dan ketentuan ini
mungkin menentukan apakah ada instrumen keuangan berpotensi saham biasa yang bersiIat
dilutiI dan, jika demikian, dampaknya terhadap jumlah rata-rata tertimbang saham beredar
dan penyesuaiannya terhadap laba atau rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang
saham biasa. Pengungkapan persyaratan dan ketentuan dari instrumen keuangan tersebut dan
kontrak lainnya dianjurkan, kecuali diharuskan (lihat PSAK 60: Instrumen Keuangan.
Pengungkapan)
7. 1ika entitas mengungkapkan, sebagai tambahan pengungkapan atas laba per
saham dasar dan dilusian, jumlah per saham dengan menggunakan komponen laporan
laba rugi komprehensif yang dilaporkan selain yang diatur dalam Pernyataan ini, maka
jumlah tersebut dihitung menggunakan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang
ditentukan berdasarkan Pernyataan ini. 1umlah per saham dasar atau dilusian yang

terkait dengan komponen tersebut diungkapkan dengan derajat ketersajian yang setara
dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas menyatakan dasar
penentuan pembilang, termasuk apakah jumlah per saham tersebut merupakan jumlah
sebelum atau setelah pajak. 1ika suatu komponen dari laporan laba rugi komprehensif
digunakan yang tidak dilaporkan sebagai pos tertentu pada laporan laba rugi
komprehensif, maka rekonsiliasi dilakukan antara komponen yang digunakan dan pos
tertentu yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif.
77. Paragraf 7 berlaku juga bagi entitas yang mengungkapkan, sebagai tambahan
pengungkapan atas laba per saham dasar dan dilusian, jumlah per saham dengan
menggunakan komponen yang dilaporkan dalam laporan laba rugi terpisah (sebagaimana
yang dijelaskan pada PSAK 1 (revisi 29): Penyajian Laporan Keuangan paragraf 78),
selain yang diatur oleh Pernyataan ini.

TANGGAL EFEKTIF
78. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2012.

PENARIKAN
79. Pernyataan ini menggantikan PSAK 56 (1999): Laba Per Saham.

Anda mungkin juga menyukai