Anda di halaman 1dari 21

8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 1

I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Osteoporosis termasuk penyakit gangguan metabolisme, dimana tubuh tidak
mampu menyerap dan menggunakan bahan-bahan untuk proses pertulangan
secara normal. Penulis membuat judul karya tulis ini, karena lebih dari 50
masyarakat Indonesia terserang osteoporosis atau kerapuhan tulang yang terutama
usia manula. Di dalam karya tulis ini, penulis ingin menjelaskan penyebab-
penyebab, dan sebagainya. Agar para penderita dapat mengerti terutama bagi
orang yang tidak mengerti/orang awam dan bagi para masyarakat untuk
mencegahnya. Apalagi sekarang ini penulis mendapatkan inIormasi, bahwa
osteoporosis juga terserang pada anak berusia di bawah umur. Maka dari itu
penulis ingin memberitahukan penyakit ini bukan penyakit yang biasa. Apabila,
penyakit ini sudah parah akan menimbulkan kematian

B. %::an
. Tujuan Umum :
Penulis mengharapkan masyarakat umum (non medis) mengerti tentang
penyakit Osteoporosis dan bahaya dari penyakit tersebut. Sehingga timbul
kesadaran untuk berprilaku sehat dalam kehidupan sehari hari.

2. Tujuan Khusus
Penulis mengharapkan mampu melakukan :
a. Pengkajian status kesehatan klien.
b. Menganalisa data dari hasil pengkajian data klien.
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 2

c. Merumuskan masalah dan menegakkan diagnosa keperawatan yang
muncul dari hasil pengkajian data klien.
d. Memprioritaskan masalah yang timbul bersama keluarga klien.
e. Merencakan tindakan keperawatan pada kasus Osteoporosis
I. Memberikan tindakan keperawatan pada klien yang telah disepakati oleh
keluarga.
g. Evaluasi tindakan asuhan keperawatan.
h. Mengetahui perbedaan antara teori dan praktek dalam pelaksanaan di
lapangan.
i. Pendokumentasian dari asuhan keperawatan.















8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 3

II
MATERI
OSTEOPOROSIS

A. Definisi
Secara harIiah, kata osteo berarti berlubang. Istilah populernya adalah
tulang keropos.
Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresiI,
sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-
mineral seperti kalsium dan IosIat, sehingga tulang menjadi keras dan padat.
Untuk mempertahankan kepadatan tulang, tubuh memerlukan persediaan kalsium
dan mineral lainnya yang memadai, dan harus menghasilkan hormon dalam
jumlah yang mencukupi (hormon paratiroid, hormon pertumbuhan, kalsitonin,
estrogen pada wanita dan testosteron pada pria). Juga persediaan vitamin D yang
adekuat, yang diperlukan untuk menyerap kalsium dari makanan dan
memasukkan ke dalam tulang. Secara progresiI, tulang meningkatkan
kepadatannya sampai tercapai kepadatan maksimal (sekitar usia 30 tahun). Setelah
itu kepadatan tulang akan berkurang secara perlahan. Jika tubuh tidak mampu
mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat
dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
Sekitar 80 persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita,
termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi
(amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan
risiko terkena osteoporosis.
Ciri-ciri Osteoporosis
Tulang terasa nyeri (seperti ditusuk-tusuk);
Di bagian tulang terasa gatal;
Di bagian ruas tulang terlihat bungkuk;
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 4

Akan mengalami patah pada tulang yang seperti gejala di atas;
Mengalami patah tulang karena sedikit benturan atau goncangan;
Terjadi patah tulang pada saat tulang menahan beban seperti ruas tulang
punggung ke-8 sampai kebawah;
Terjadi pemadatan pada tulang.

B. Klasifikasi Osteoporosis
Dalam terapi hal yang perlu diperhatikan adalah mengenali klasiIikasi
osteoporosis dari penderita. Osteoporosis dibagi 2 , yaitu :
O Osteoporosis primer
Osteoporosis primer berhubungan dengan kelainan pada tulang, yang
menyebabkan peningkatan proses resorpsi di tulang trabekula sehingga
meningkatkan resiko Iraktur vertebra dan Colles. Pada usia dekade awal pasca
menopause, wanita lebih sering terkena daripada pria dengan perbandingan 6-8:
pada usia rata-rata 53-57 tahun.
O Osteoporosis sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit atau sebab lain di luar
tulang. Osteoporosis sekunder terutama disebabkan oleh penyakit-penyakit tulang
erosiI misalnya mieloma multiple, hipertirodisme, hiperparatiroidisme dan akibat
obat-obatan yang toksik untuk tulang (misalnya ; glukokortikoid).
O Osteoporosis idiopatik
Osteoporosis idiopatik terjadi pada laki-laki yang lebih muda dan pemuda
pra menopause dengan Iaktor etiologik yang tidak diketahui.



8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 3

. tiologi
Ada 2 penyebab utama osteoporosis, yaitu :
Pembentukan massa puncak tulang yang kurang baik selama masa pertumbuhan
dan meningkatnya pengurangan massa tulang setelah menopause.
Massa tulang meningkat secara konstan dan mencapai puncak sampai usia
40 tahun, pada wanita lebih muda sekitar 30-35 tahun. Walaupun demikian tulang
yang hidup tidak pernah beristirahat dan akan selalu mengadakan remodelling dan
memperbaharui cadangan mineralnya sepanjang garis beban mekanik. Faktor
pengatur Iormasi dan resorpsi tulang dilaksanakan melalui 2 proses yang selalu
berada dalam keadaan seimbang dan disebut coupling. Proses coupling ini
memungkinkan aktivitas Iormasi tulang sebanding dengan aktivitas resorpsi
tulang. Proses ini berlangsung 2 minggu pada orang muda dan 6-20 minggu
pada usia menengah atau lanjut. Remodelling rate adalah 2-0 massa skelet per
tahun. Proses remodelling ini dipengaruhi oleh beberapa Iaktor, yaitu Iaktor lokal
yang menyebabkan terjadinya satu rangkaian kejadian pada konsep Activation
Resorption Formation (ARF). Proses ini dipengaruhi oleh protein mitogenik
yang berasal dari tulang yang merangsang preosteoblas supaya membelah
membelah menjadi osteoblas akibat adanya aktivitas resorpsi oleh osteoklas.
Faktor lain yang mempengaruhi proses remodelling adalah Iaktor hormonal.
Proses remodelling akan ditingkatkan oleh hormon paratiroid, hormon
pertumbuhan dan ,25 (OH)2 vitamin D. Sedang yang menghambat proses
remodelling adalah kalsitonin, estrogen dan glukokortikoid. Proses-proses yang
mengganggu remodelling tulang inilah yang menyebabkan osteoporosis.
Gangguan pengaturan metabolisme kalsium dan IosIat.
Gangguan metabolisme kalsium dan IosIat dapat dapat terjadi karena
kurangnya asupan kalsium, sedangkan menurut RDA konsumsi kalsium untuk
remaja dewasa muda 200mg, dewasa 800mg, wanita pasca menopause 000
500mgmg, sdangkan pada lansia tidak terbatas walaupun secara normal pada
lansia dibutuhkan 300-500mg. oleh karena pada lansia asupan kalsium kurang dan
ekskresi kalsium yang lebih cepat dari ginjal ke urin, menyebabkan lemahnya
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 6

penyerapan kalsium. Selain itu, ada pula Iactor risiko yang dapat mencetuskan
timbulnya penyakit osteoporosis yaitu :
Faktor resiko yang tidak dapat diubah :
- usia, lebih sering terjadi pada lansia
- Jenis kelamin, tiga kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria.
Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh Iactor hormonal dan rangka tulang yang
lebih kecil
- Ras, kulit putih mempunyai risiko paling tinggi
- Riwayat keluarga/keturunan, pada keluarga yang mempunyai riwayat
osteoporosis, anak-anak yang dilahirkan juga cenderung mempunyai penyakit
yang sama.
- Bentuk tubuh, adanya kerangka tubuh yang lemah dan scoliosis
vertebramenyebabkan penyakit ini. Keadaan ini terutam trejadi pada wanita antara
usia 50-60tahundengan densitas tulang yang rendah dan diatas usia 70tahun
dengan BMI yang rendah.
Factor risiko yang dapat diubah :
- Merokok
- DeIisisensi vitamin dan gizi (antara lain protein), kandungan garam pada
makanan, peminum alcohol dan kopi yang berat. Nikotin dalam rokok
menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsiumdari darah ke tulang
sehingga pembentukan tulang oleh osteoblast menjadi melemah. Mengkonsumsi
kopi lebih dari 3 cangkir perhari menyebabkan tubuh selalu ingin berkemih.
Keadaan tersebut menyebabkan banyak kalsium terbuang bersama air kencing.
- Gaya hidup, aktivitas Iisik yang kurang dan imobilisasi dengan penurunan
penyangga berat badan merupakan stimulus penting bagi resorspi tulang. Beban
Iisik yang terintegrasi merupakan penentu dari puncak massa tulang
- Gangguan makan (anoreksia nervosa)
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 7

- Menopause dini, menurunnya kadar estrogen menyebabkan resorpsi tulang
menjadi lebih cepat sehingga akan terjadi penurunan massa tulang yang banyak.
- Penggunaan obat-obatan tertentu seperti diuretic, glukokortikoid, antikonvulsan,
hormone tiroid berlebihan, dan kortikosteroid.
D. Patofisiologi
OsteoIorosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara Iactor
genetic dan Iactor lingkungan.
Factor genetic meliputi:
- usia jenis kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh.
Factor lingkungan meliputi:
- merokok, Alcohol, Kopi, DeIisiensi vitamin dan gizi, Gaya hidup, Mobilitas,
anoreksia nervosa dan pemakaian obat-obatan.
Kedua Iactor diatas akan menyebabkan melemahnya daya serap sel
terhadap kalsium dari darah ke tulag, peningkatan pengeluaran kalsium bersama
urin, tidak tercapainya masa tulang yang maksimal dengan resobsi tulang menjadi
lebih cepat yang selanjutnya menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari
pada pembentukan tulang baru sehingga terjadi penurunan massa tulang total yang
disebut osteoporosis.

. %anda Dan Geala
Nyeri tulang akut.. Nyeri terutama terasa pada tulang belakang, nyeri dapat
dengan atau tanpa Iraktur yang nyata dan nyeri timbul mendadak.
Nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur
Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah bila melakukan
aktivitas
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 8

DeIormitas tulang. Dapat terjadi Iraktur traumatic pada vertebra dan
menyebabkan kiIosis angular yang menyebabkan medulla spinalis tertekan
sehingga dapat terjadi paraparesis.
Gambaran klinis sebelum patah tulang, klien (terutama wanita tua) biasanya
datang dengan nyeri tulang belakang, bungkuk dan sudah menopause sedangkan
gambaran klinis setelah terjadi patah tulang, klien biasanya datang dengan
keluhan punggung terasa sangat nyeri (nyeri punggung akut), sakit pada pangkal
paha, atau bengkak pada pergelangan tangan setelah jatuh.
Kecenderungan penurunan tinggi badan
Postur tubuh kelihatan memendek

. Pemeriksaan Pen:nang
Pemeriksaan Radiologis
Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan
korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen. Hal ini akan tampak pada tulang-
tulang vertebra yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.
- Pemeriksaan Densitas Massa tulang (Densitometri)
Pemeriksaan laboratorium (misalnya : kalsium serum, IosIat serum, IosIatase
alkali, eksresi kalsium urine,eksresi hidroksi prolin urine, LED)
Pemeriksaan x-ray
Pemeriksaan absorpsiometri
Pemeriksaan Computer TomograIi (CT)
Pemeriksaan biopsi
i. Diagnosis/criteria diagnosis
Diagnosis osteoporosis dapat ditegakkan dari hasil pemeriksaan :
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 9

Radiology
Pengukuran massa tulang
Pemeriksaan lab kimiawi
Pengukuran densitas tulang
Pemeriksaan marker biokemis
Biopsi
Dan memperhatikan Iactor resiko (wanita, umur, ras, dsb)

G. Penatalaksanaan
Terapi pada osteoporosis harus mempertimbangkan 2 hal, yaitu terapi
pencegahan yang pada umumnya bertujuan untuk menghambat hilangnya massa
tulang. Dengan cara yaitu memperhatikan Iaktor makanan, latihan Iisik ( senam
pencegahan osteoporosis), pola hidup yang aktiI dan paparan sinar ultra violet.
Selain itu juga menghindari obat-obatan dan jenis makanan yang merupakan
Iaktor resiko osteoporosis seperti alkohol, kaIein, diuretika, sedatiI, kortikosteroid.
Selain pencegahan, tujuan terapi osteoporosis adalah meningkatkan massa
tulang dengan melakukan pemberian obat-obatan antara lain hormon pengganti
(estrogen dan progesterone dosis rendah). Kalsitrol, kalsitonin, biIosIat,
raloxiIene, dan nutrisi seperti kalsium serta senam beban.
Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila terjadi Iraktur,
terutama bila terjadi Iraktur panggul.







8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 10

III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkaian
. Assesment
a.Riwayat kesehatan
Anamnese memgang peranan penting pada evaluasi penderita osteoporosis.
Kadang-kdang keluhan utama mengarahkan ke Diagnosis, misalnya Iraktur kolum
Iemoris pada osteoporosis. Faktor lain yang diperhatikan adalah umur, jenis
kelamin, ras, status haid, Iraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama,
penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan
kalsium, IosIor dan vitamin D, latihan teratur dan bersiIat weight bearing.

Obat-obatan yang diminum jangka panjang harus diperhatikan, seperti
kortikosteroid, hormon tiroid, anti konvulsan, antasida yang mengandung
aluminium, sodium Ilorida, dan biIosIonat etidronat, alkohol dan merokok juga
merupakan Iaktor resiko terjadinya osteoporosis.

Penyakti lain yang harus ditanyakan juga berhubungan d engan osteoporosis
adalah penyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrine dan isuIisiensi pankreas.

Riwayat haid, umur menarche dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi juga
diperhatikan. Riwayat keluarga dengan osteoporosis juga harus diperhatikan
karena ada beberapa penyakti tulang metabolik yang bersiIat herediter.

b.Pengkajian psikososial
Gambaran klinik penderita dengan osteoporosis adalah wanita post menopause
dengan keluhan nyeri punggung yang merupakan Iaktor predisposisi adanya
multiple Iraktur karena trauma. Perawat perlu mengkaji konsep diri penderita
terutama body image khususnya kepada penderita kiposis berat.
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 11


Klien mungkin membatasi onteraksi sosial sebab adanya perubahan yang tampak
atau keterbatas Iisik, ,tidak mampu duduk di kursi danlain-lain. Perubahan seksual
bisa terjadi karena harga diri rendah atau tidak nyaman selam posisi intercoitus.

Osteoporosis bisa menyebabkan Iraktur berulang maka perlu dikaji perasaan
cemas dan takut bagi penderita.

c.Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olah raga. Pengisian
waktu luang dan rekreasi, berpakaian, makan, mandi dan toilet. Olah raga dapat
membentuk pribadi yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu
mempertahankan tonus otot dan gerakan sendi. Untuk usia lanjut perlu aktivitas
yang adequat untuk mempertahankan Iungsi tubuh. Aktivitas tubuh memerlukan
interaksi yang kompleks antara saraI dan muskoloskletal. Beberapa perubahan
yang terjadi sehubungan denga nmenurunnya gerak persendian adalah agiIity
(kemampuan gerak cepat dan lancar menurun), stamina menurun, koordinasi
menurun dan dexterity (kemampuan memanipulasi keterampilan motorik halus
menurun).

2.Pemeriksaan Iisik
a.Sistem pernaIasan
Terjadi perubahan pernaIasan pada kasus kiposis berat, karena penekanan pada
Iungsional paru.
b.Sistem kardiovaskuler
c.Sistem persyaraIan
Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan
halus merupakan indikasi adanya Iraktur satu atau lebih Iraktur kompresi
vertebral.
d.Sistem perkemihan
e.Sistem Pencernaan
Pembatasan pergerakan dan deIormitas spinal mungkin menyebabkan konstipasi,
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 12

abdominal distance.
I.Sistem musklooskletal
Inspeksi dan palpasi pada daerah columna vertebralis, penderita dengan
osteoporosis seirng menunjukkan kiposis atau gibbus (dowager`s hump) dan
penurunan tinggi badan dan berat badan. Adanya perubahan gaya berjalan,
deIormitas tulang, leg-length inequality, nyeri spinal. Lokasi Iraktur yang sering
terjadi adalah antara vertebrae thorakalis 8 dan lumbalis 3.

3.ManiIestasi radiologi

a. Gejala radiologi yang khas adalah densitas atau massa tulang yang menurun
yang dapat dilihat pada vertebrae spinalis. Dinding depat corpus vertebral bisanya
merupakan lokalisasi yang paling berat. Penipisan cortex dan hilangnya trabeculla
transversal merupakankelainan yang sering didapat. Lemahnya corpus vertebrae
menyebabkan penonjolan yang menggelembung dari nuklieus pulposus ke dalam
ruang intervertebralis dan menyebabkan deIormitas mbiconcave.

b. Ct-Scan, dengan alat ini dapat diukur densitas tualgn secara kunatitatiI yang
mempunyai nilai penting dalam dignostik dan Iollow up terapi. Vertebral mineral
di atas 0 mg/cm3 biasanya tidakmenimbulkan Iraktur vertebrae atau
penonjolan, sedangkan dibawah 65 mg/cm3 hampir semua penderita mengalami
Iraktur.

4.Pemeriksaan laboratorium
a.Kadar Ca., P dan alkali posIatase tidak menunjukkan kelainan yang nyata.
b.Kadar HPT (pada post menopause kadar HPT meningkat) dan Ct (terapi
estrogen merangsang pembentukan Ct)
c.Kadar ,25-(OH)2-D3 dan absorbsi CA menurun.
d.Ekskresi IosIat dan hydroksyproline terganggu sehingga meningkat kadarnya.

8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 13

B. Analisis Data
Adapun data subyektiI dan obyektiI yang bisa didapatkan dari klien dengan
osteoporosis adalah :
Data subyektiI :
- Klien mengeluh nyeri tulang belakang
- Klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun
- Klien mengatakan membatasi pergaulannya karena perubahan yang tampak dan
keterbatasan gerak
- Klien mengatakan stamina badannya terasa menurun
- Klien mengeluh bengkak pada pergelangan tangannya setelah jatuh
- Klien mengatakan kurang mengerti tentang proses penyakitnya

Data obyektiI ;
- tulang belakang bungkuk
- terdapat penurunan tinggi badan
- klien tampak menggunakan penyangga tulang belakang (spinal brace)
- terdapat Iraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kiIosis angular
- klien tampak gelisah
- klien tampak meringis




8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 14

. Diagnosa Keperawatan

. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan injury Iisik ditandai dengan
Data SubyektiI
- Klien mengeluh nyeri tulang belakang
- Klien mengeluh bengkak pada pergelangan tangannya setelah jatuh

Data ObyektiI
- terdapat Iraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kiIosis
angular
- klien tampak meringis
- klien tampak gelisah

NDC : Tinlct neri
enurunkan atau mengurangi nyeri pada tingkat yang masih dapat
diterima Pasien.

NIC . (2400) Bantu pasien mengontrol rasa sakit(Patient-Controlled
Analgesia Assistance.

Intervensi
. Aktivitas manaemen nyeri.
a). Laksanakan penilaian meliputi; lokasi, karakteristik, durasi, Irekuensi,
intensitas nyeri, dan Iaktor yang menimbulkan nyeri.
b).Amati isyarat Non-verbal, tidak nyaman, tidak mampu untuk
komunikasikan secara eIektiI.
c). Pastikan bahwa pasien perlu menerima obat penghilang rasa sakit.
d). Gunakan strategi komunikasi teraupetik untuk menyampaikan adanya
nyeri dan menyatakan pengalaman nyeri terhadap respon nyeri.
e). Pertimbangkan pengaruh budaya pada respon nyeri.
I). Menentukan dampak dari nyeri pada kualitas hidup.
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 13

g). Evaluasi pengalaman masalalu meliputi: riwayat individu atau keluarga
tentang nyeri atau nyeri kronis yang memberi cacat jasmani/ketidak
mampuan, yang sesuai.
h). Evaluasi eIektivitas pasien, team pelayanan kesehatan untuk kontrol
nyeri yang telah digunakan.
i). Membantu keluarga dan pasien untuk mencari dan menyediakan
dukungan.
j). Gunakan suatu perkembangan mental sesuai metoda penilaian yang
mempertimbangkan monitor perubahan rasa nyeri dan akan membantu
mengidentiIikasi actual dan potensial Iaktor yang mempercepat.
k). Menentukan Irekuensi (skala) bagaimana membuat pasien nyaman dan
rencana monitoring.
. Aktivitas Bant: pasien mengontrol rasa sakit.
a). Kolaborasi dengan dokter, anggota keluarga dan pasien dalam memilih
jenis narkotik untuk digunakan.
b). Rekomendasikan aspirin dan Non-steroid, antiinIlamasi bersama
narkotik yang sesuai.
c). Hindari penggunaan demerol
d). Pastikan bahwa pasien tidak alergi obat analgesik
e). Beri pengajaran keluarga dan pasien untuk memonitor intensitas nyeri,
qualitas dan jangka waktu.
I). Beri pengajaran keluarga dan pasien untuk memonitor pernapasan dan
tekanan darah.
h). Benar-benar pasien dapat menggunakan PCA(patient controled
analgesic)
i). Kolaborasi dengan pasien dan keluarga untuk memilih jenis
pengawasan, yang sesuai.
j). Membantu anggota keluarga atau pasien untuk mengatur dosis obat
analgetik.
k). Membantu keluarga dan pasien untuk menetapkan larangan bekerja
sesuai interval PCA (patient controlled analgesic).
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 16

l). Konsult dokter, pasien dan keluarga untuk melakukan penyesuaian
larangan bekerja sesuai kemampuan reaksi pasien.
m). Konsult klinik tenaga ahli untuk pasien yang mempunyai kesukaran
mengendalikan rasa nyeri.

2. Kerusakan mobilitas Iisik berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal
Ditandai dengan

Data SubyektiI
- Klien mengeluh nyeri tulang belakang
- Klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun
- Klien mengatakan membatasi pergaulannya karena perubahan yang
tampak dan keterbatasan gerak
- Klien mengatakan stamina badannya terasa menurun

Data ObyektiI
- tulang belakang bungkuk
- terdapat penurunan tinggi badan
- klien tampak menggunakan penyangga tulang belakang (spinal brace)
- terdapat Iraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kiIosis
angular

NOC . Tingkat mobilitas (0208)
Kemampuan untuk bergerak penuh tufuan.

NIC . Terapi Latihan gerakan tulang sendi (0224)
enggunakan gerakkan tubuh aktif atau pasif untuk menfaga atau
memperbaiki kelenturan tulang sendi.

Intervensi
Aktivitas %erapi latihan gerak t:lang sendi
a). Menentukan pembatasan pergerakan dan eIek pada Iungsi.
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 17

b). Kolaborasi dengan Iisiotherapy dalam mengembangkan dan
melaksanakan suatu program latihan.
c). Menentukan ukuran untuk motivasi, memelihara pergerakan.
d). Jelaskan ke pasien/keluarga tujuan untuk berlatih.
e). Monitor kegelisahan atau nyeri selama aktivitas
I). Kontrol nyeri sebelum berlatih
g). Pakaian pasien tidak bersiIat membatasi
h). Melindungi pasien dari trauma selama latihan
i). Membantu pasien memposisikan badan untuk pergerakan pasiI / aktiI.
j). Anjurkan latihan gerakan aktiI sesuai jadwal rencana tetap.
k). Laksanakan latihan pasiI atau aktiI
l). Instruksikan pasien/keluarga secara sistimatis melaksanakan latihan
ROM aktiI/pasiI.
m). Sediakan rancangan instruksi untuk latihan
n). Membantu pasien untuk mengembangkan suatu jadwal latihan ROM
aktiI.
o). Anjurkan pasien untuk menghayalkan gerakan badan sebelum
pergerakan awal.
p). Membantu dengan mengisyaratkan irama secara tetap, dengan tidak
melewati batas nyeri, ketahanan dan hubungan mobilitas.
q). Anjurkan untuk duduk ditempat tidur atau kursi.
r). Anjurkan berjalan-jalan jika sesuai
s). Menentukan kemajuan kearah pencapaian sasaran.

3. Cemus berIubungun dengun perubuIun sLuLus keseIuLun dILunduI dengun
Data SubyektiI
- Klien mengatakan stamina badannya terasa menurun
- Klien mengatakan kurang mengerti tentang proses penyakitnya
Data ObyektiI
- klien tampak gelisah

NDC : Kontrol lecemcscn
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 18

NIC : Penurcncn Kecemcscn
Peninlctcn lopin

Intertensi
. Aktivitas peningkatan koping
a). Menilai penyesuaian pasien pada perubahan gambaran diri yang sesuai.
b). Menilai dampak dari pada situasi hidup pasien dan hubungan peran
c). Menilai pemahan pasien tentang proses penyakit
d). Menilai dan mendiskusikan alternatiI respon situasi
e). Gunakan suatu pendekatan ketenangan untuk menentramkan.
I). Sediakan suasana penerimaan
g). Membantu pasien untuk mengidentiIikasi inIormasi yang menarik akan
diperoleh
h). Evaluasi kemampuan pasien untuk mengmbil keputusan
i). Menganjurkan pasien untuk mengembangkan kesabaran
j). Menganjurkan penerimaan terhadap pembatasan dengan orang lain
k). Mengakui adanya latarbelakang spiritual/budaya pasien
l). Anjurkan penggunaan sumber-sumber rohani jika menginginkan
m). Hadapi perasan bertentangan (pasien marah atau perasaan sedih)
n). Bantu mengungkapkan perasan, persepsi dan takut
o). Kurangi stimuli lingkungan yang bisa disalah taIsirkan seperti
mengancam.
2). Aktivitas Peng:rangan kecemasan.
a). Lakukan pendekatan untuk menenangkan, menentramkan pasien.
b). Nyatakan dengan jelas harapan dan perilaku pasien.
c). Berikan inIormasi mengenai diagnosis, perawatan dan prognosis.
d). Terangkan semua prosedur, termasuk perasan yang mungkin dialami
pasien selama prosedur.
e). Tunggu pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi
ketakutan.
I). Anjurkan pasien untuk ditunggui keluarga.
g). Dengarkan dengan penuh perhatian.
h). Ciptakan suasanan untuk memudahkan kepercayaan.
8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 19

i). Sediakan kegiatan yang menghibur untuk mengurangi ketegangan.
j). Ajari pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
k). Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan, masalah dan rasa
takut.
l). Pantau tekanan darah dan Nadi.



























8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 20

DAFTAR PUSTAKA



- www.Scribd.com
- www.pdI.documen
- Askep Nanda
- Nic
- Noc























8akha Arrayyan | Asuhan keperawaLan CsLeoporosls 21

Anda mungkin juga menyukai