Anda di halaman 1dari 8

A.

Sejarah Behel (Kawat Gigi)


Menurut AAO (Asosiasi Amerika ortodontis), arkeolog menemukan mumi zaman dahulu dengan band-band metal mentah melilit pada gigi tiap individu. Kemudian, pada 400-500 SM, Hippocrates dan Aristoteles memikirkan tentang cara-cara untuk meluruskan gigi dan memperbaiki berbagai kondisi gigi. Sementara Yunani masih dalam "Golden Age", Etruscans (prekursor dari Roma) telah mengubur mayat mereka dengan peralatan yang digunakan untuk menjaga ruang dan mencegah tanggalnya(copot) gigi semasa hidup. Kemudian pada sebuah makam Romawi di Mesir, peneliti menemukan sejumlah gigi terikat dengan kawat emas, kawat ligatur yang pertama kali didokumentasikan.

Sebelum George Washington mengenakan gigi kayunya yang terkenal, dokter gigi berpikir tentang cara-cara untuk memperbaiki gigi yang buruk. Pada 1728, French Dentist Pierre Fauchard menerbitkan sebuah buku berjudul "The Surgeon Dentist" dengan seluruh bagian tentang cara-cara untuk meluruskan gigi. Fauchard menggunakan sebuah alat yang disebut "Bandeau," sepotong plat berbentuk tapal kuda dari logam mulia yang membantu memperluas lengkungan. French Dentist Ettienne Bourdet mengikuti Fauchard pada tahun 1757 dengan bukunya "The Dentist's Art", juga mengabdikan bagian untuk meluruskan gigi dan peralatannya. Bourdet adalah dokter gigi Raja Perancis. Dia menyempurnakan "Bandeau", dan juga dokter gigi pertama (pada catatan) yang direkomendasikan "extraction of premolars to alleviate crowding". Dia juga orang pertama yang secara ilmiah membuktikan pertumbuhan rahang.
1|Kelompok 5

Ahli bedah Skotlandia, John Hunter menulis (diantara buku bedah yang lainnya) "The Natural History of the Human Teeth" pada tahun 1771, dengan jelas menggambarkan anatomi gigi. Gigi taring, cuspids, gigi seri dan geraham. Buuku kedua-Nya, "A Practical Treatise on the Diseases of Teeth", dijelaskan patologi gigi. Meskipun meluruskan gigi dan ekstraksi untuk meningkatkan kelurusan dari gigi yang tersisa telah dipraktekkan sejak zaman dahulu, ortodontik sebagai ilmu pengetahuan sendiri tidak benar-benar ada sampai pertengahan 1800-an.

Pada tahun 1819 Delabarre memperkenalkan boks kawat, yang menandai kelahiran orthodonsi kontemporer. Istilah ortodonsi diciptakan oleh Joachim Lafoulon pada tahun 1841. Gum elastics pertama kali digunakan oleh Maynard di tahun 1843. Tucker adalah orang yang pertama kali memotong rubber bands dari rubber tubing pada tahun 1850. Dan di akhir 1800-an, Eugene Salomo Talbot adalah orang pertama yang menggunakan sinar-X untuk diagnosis ortodontik. Tapi semua ini tak bisa dibandingkan dengan kemajuan dalam orthodonsi di abad ke20. Para sejarawan menyatakan bahwa beberapa orang pantas disebut "Bapak Ortodonti." Fauchard telah membawa orthodonsi keluar dari zaman kegelapan, tetapi orang-orang ini benarbenar menaruh maloclussion pada peta. Seorang pria bernama Norman W. Kingsley, seorang dokter gigi, penulis, seniman, dan pemahat. Pada tahun 1858, ia menulis artikel pertama pada orthodonsi, dan pada tahun 1880, bukunya ""Treatise on Oral Deformities" diterbitkan. Orang kedua yang patut diberi penghargaan adalah seorang dokter gigi bernama JN Farrar yang menulis dua buku berjudul "A Treatise on the Irregularities of the Teeth and Their Corrections". Farrar sangat baik dalam merancang peralatan behel, dan ia adalah orang yang pertama yang menyarankan untuk menggunakan sedikit kekuatan pada selang waktunya untuk menggeser gigi.

2|Kelompok 5

Di Amerika pada awal 1900-an, Edward H. Angle merancang sistem klasifikasi sederhana pertama untuk malocclusions, yang masih digunakan sampai sekarang. Sistem klasifikasinya adalah cara untuk dokter gigi untuk menggambarkan seberapa bengkok gigi, ke arah mana gigi bengkok, dan bagaimana gigi "fit together" (rata). Angle memberikan kontribusi signifikan terhadap desain peralatan ortodontik, memasukkan banyak penyederhanaan. Ia mendirikan sekolah pertama dan perguruan tinggi orthodonsi, menyelenggarakan American Society of Orthodontia tahun 1901 (yang menjadi AAO di tahun 1930-an), dan mendirikan jurnal ortodonti pertama pada tahun 1907. Sebuah jurnal dan website yang merupakan bantalan namanya yang masih berkembang saat ini. Buku referensi sangat membanggakan miliknya, "Malocclusion of the Teeth" menembus tujuh edisi. Dalam membangunkan kembali semua kemajuan, bidang orthodontics dentofactial orthopedics akhirnya menjadi keahlian dalam bidang gigi yang dihormati di dalam dirinya sendiri.

Pada awal 1900-an, ortodontis menggunakan emas, platinum, perak, baja, karet gusi, vulcanite (dan kadang-kadang, kayu, gading, seng, tembaga, dan kuningan) untuk membentuk loops, hooks, spurs, dan ligatures. Empat belas sampai 18 karat emas telah secara rutin digunakan untuk kawat, band, clasps, ligatures, dan spurs, seperti juga iridium-platinum bands dan kabel lengkung, dan Gold platinized untuk brackets. Mengapa emas? Karena emas lunak dan mudah dibentuk. Emas mempunyai kekurangan, namun karena kelembutan emas, emas diperlukan untuk penyesuaian berkala, dan itu mahal! Lagi pula, Anda bisa menebaknya, bands ini membungkus seluruh tiap tiap gigi."metal mouth" aslinya dari emas asli atau perak.

3|Kelompok 5

Pada 1929, dewan khusus gigi pertama, American Board of Orthodontics, lahir. Di samping itu, sintetis yang pertama (nilon)-bulu sikat gigi diciptakan pada tahun 1938. Pada saat ini, baja anti-karat menjadi tersedia secara luas, tetapi dalam menggunakannya untuk kawat gigi dianggap agak kontroversial. Selain itu, Anda mungkin akan terkejut mengetahui bahwa x-ray tidak secara rutin digunakan dalam perawatan ortodontik sampai tahun 1950-an. Braket terikat sebenarnya telah ditemukan sebelumnya, namun formulasi untuk perekat itu tidak sempurna sampai hampir satu dekade kemudian. Pada awalnya, bonded bracket adalah (tentu saja) yang terbuat dari logam. Seperti metode baru, butuh beberapa saat untuk direct bond bracket untuk "catch on".

Sekitar tahun 1975, dua ortodontis bekerja secara independen di Jepang dan Amerika Serikat mulai mengembangkan sistem mereka sendiri untuk menempatkan kawat gigi pada permukaan bagian dalam gigi - kawat gigi lingual. "invisible braces" ini menawarkan orang orang hasil dari bonded brackets dengan satu keuntungan besar, mereka berada di dalam gigi, sehingga tidak ada orang lain bisa melihatnya! Di Amerika, almarhum Dr Kurz Craven Beverly Hills California mengembangkan Kurz / sistem Ormco lingual. Di Jepang, Profesor Kinya Fujita, dari Kanagawa Gigi Universitas menemukan sistem bahasa sendiri, dan terus membuat kemajuan besar dalam metode lingual.

4|Kelompok 5

B. Behel ( Kawat Gigi ) Hari Ini


Pemasangan bracket pada gigi atau yang lebih dikenal dengan kawat gigi alias behel adalah sebuah cara yang saat ini lazim dipakai untuk memperbaiki susunan gigi yang tidak rapi. Tapi tidak banyak orang yang tahu apalagi sadar bahwa penggunaan kawat gigi tidak hanya berhubungan dengan estetika, namun penggunaan kawat gigi juga dimaksudkan untuk memperbaiki posisi gigi dalam fungsi pengunyahan makanan, memperbaiki penampilan wajah dan juga memperbaiki masalah lingual (seperti kesulitan dalam pengucapan huruf s) karena gigi depan bagian atas tidak mengatup sempurna dengan bagian bawah (bahasa kerennya: open bite). Penggunaan kawat gigi juga berhubungan dengan kesehatan; di mana gigi yang berjejal akan menyulitkan pembersihan plak dan sisa makanan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya gigi berlubang dan peradangan gusi.

Meski orientasi kawat gigi untuk kesehatan, rupanya saat ini arus gaya hidup telah menyeretnya sebagai penunjang penampilan. Banyak orang yang memiliki gigi rapi. Namun memasang kawat gigi. Alasannya sama, sekadar mengikuti tren saja. Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana pemakai kawat gigi identik dengan sekertaris cupu Bettyy Lafea yang menjadi tokoh utama dalam telenovel Betty Lafea. Penonton film ini kala itu, menganggap penampilan Betty aneh, tidah gaul, dan terlihat layaknya orang sakit.Bahkan sebagian orang berkata Ih, gigi koq dipagari. Namun siapa sangka, saat ini kawat gigi malah menjadi ikon mode. Penggunanya banyak digandrungi oleh kaum remaja, bukan hanya untuk kalangan perempuan, tapi juga dari kaum adam.

5|Kelompok 5

Sebenarnya, tren kawat gigi baru memuncak ketika Tom Cruise mengenakan behel (orthodentic brace) pada awal 2002 silam. Dan sejak saat itulah, citra kawat gigi berubah. Entah kenapa behel menjadi sangat trend dikalangan anak muda Indonesia. Walaupun gigi mereka rapi dan tidak membutuhkan behel. Jika masalah ini kita masukan dalam Culture studies dan kita kaitkan dengan Circuit of Culture. Fungsi behel yang tadinya untuk membantu orang-orang yang tidak memiliki gigi yang simetris. Namun karena adanya anggapan bahwa behel itu gaya, akhirnya menyeret orang-orang bergigi rapi ikut memakainya. Riski Purnamasari, salah seorang pengguna kawat gigi mengaku, rela mengeluarkan 2 juta rupiah untuk menambah rasa percaya dirinya. Sebenarnya untuk memperbaiki jie juga, tapi sekaligus mengikuti trend Ujar gadis yang kerap disapa kika ini. Ia juga mengatakan akan tetap memakai behel selama masih trend meski giginya kelak sudah sesuai dengan harapannya. (PROFESI, Tabloid Mahasiswa UNM, Maret 2011) Para produsen behel memakain seorang bintang Hollywood untuk membuat imej cupu dari behel hilang, terganti dengan imej trendy. Walaupun demikian masyarakat Indonesia tidak mengalami Hegemoni terhadap pergeseran nilai dari behel itu sendiri. Seorang Mahasiswi bernama Anna, mengurungkan niatnya memakai behel karena takut pada tanggapan temantemanya yang menganggap behel itu jelek. Hanya setengah dari masyarakat Indonesia yang menyerap nilai yang dipersembahkan oleh produsen behel melalui Tom Cruise secara bulat tanpa mempertimbangkan manfaat bagi dirinya sendiri ( Negosiasi).

6|Kelompok 5

Maraknya tren penggunaan kawat gigi dan ditambah oleh ketidaktahuan masyarakat awam membuat banyak orang berani mempertaruhkan aset tubuh yang tak tergantikan itu dengan mempercayakan pemasangan behel pada sembarang orang. Padahal kita harus ingat bahwa gigi orang dewasa yang telah tanggal atau rusak tidak akan tergantikan oleh gigi baru. Tren pemakaian behel yang dikaitkan juga dengan gaya hidup dan fashion membuat banyak orang nekat memakainya, walaupun sebenarnya tidak memerlukan. Lebih gawat lagi, sebagian di antara mereka malah nekat memasang di tempat yang asal murah yang penting gaya. Seharusnya, kita menyadari sejak dini jika tidak mau menyesal di kemudian hari untuk tidak mencoba memasang behel sembarangan. Tidak mengorbankan kesehatan demi sebuah life style yang sama sekali tidak penting.

7|Kelompok 5

C. D a t a

8|Kelompok 5

Anda mungkin juga menyukai