Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Taksonomi Hewan

SUBFILUM VERTEBRATA
SUPERKELAS PISCES









Disusun Oleh :
Reza Muhammad (061110003)
Nopi Rianti Suryani (061110008)
Resti Vertika (061110004)


PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2011




BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

Pada sistematika atau taksonomi ada 3 pekerjaan yang biasa dilakukan, yaitu
identiIikasi, klasiIikasi, dan pengamatan evolusi. IdentiIikasi merupakan pengenalan dan
deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/spesies yang selanjutnya diberi nama
ilmiahnya sehingga diakui oleh para ahli diseluruh dunia. KlasiIikasi adalah suatu
kegiatan pembentukan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan cara memberi
keseragaman ciri/siIat di dalam keanekaragaman ciri yang ada pada makhluk hidup
tersebut. Oleh karena itu dengan morIologi tubuh makhluk hidup yang berbeda satu sama
lainnya, kita memerlukan pengklasiIikasian agar kita lebih mudah memahami dan
mempelajari keanekaragaman makhluk hidup tersebut Untuk mendukung pengetahuan
tentang klasiIikasi dan taksonomi diperlukan adanya identiIikasi dari berbagai parameter
morIologi dari bentuk tubuh ikan. Dengan melihat morIologi ikan kita dapat
mengelompokkan ikan/hewan air. Sistem atau cara pengelompokan ini dikenal dengan
istilah sistematika atau taksonomi.
Oleh karena itu, dalam praktikum pisces ini kita membutuhkan pengetahuan tentang
taksonomi dan proses-prosesnya seperti pembuatan klasiIikasi dan identiIikasi sehingga
kita bisa memahami dan menyelesaikan pengamatan objek praktikum dengan baik.
Karena Keanekaragaman dari ikan merupakan asset nasional yang perlu
diinventarisasikan jenis dan keberadaannya, distribusinya serta siIat-siIat hidupnya.
1.2Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morIologi dari hewan kelas
pisces dan dapat mengetahui ukuran serta jumlah bagian-bagian tubuh dari kelas pisces
tersebut. Praktikum ini juga bertujuan agar kita dapat mengetahui cara identiIikasi dan
membuat klasiIikasi dari objek praktikum.

1.3Dasar Teori

Ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup diair. Suhu tubuhnya
berubah-ubah tergantung dengan suhu lingkungannya (poikiloterm). Bergerak dan
mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip dan bernaIas
dengan insang, namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat
pernaIasan tambahan yang Iungsinya sama dengan paru-paru. Ikan apabila ditinjau dari
morIologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea
lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan
dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal).
Ikan mempunyai sirip yang penting untuk pergerakannya dan sisik yang berIungsi
sebagai penutup tubuhnya. Berdasarkan bentuknya sirip ekor dibedakan atas tipe rounded,
truncate, emerginate, lunate dan Iorked. Berdasarkan bentuk sisik dibedakan atas sisik
placoid, ganoid, ctenoid dan cycloid. Tipe mulut berdasarkan letaknya yaitu tipe inIerior,
superior, terminal dan sub terminal. Bentuk umum tubuh ikan juga bervariasi seperti
IusiIorm, compresiIorm, depressiIorm, anguiliIorm, sagititiIorm dan globiIorm.
Bentuk ikan bermacam-macam. Perubahan bentuk yang paling luar biasa terjadi pada
ikan yang hidup pada dasar perairan, tubuh ikan tersebut menjadi gepeng. Ada juga yang
menelungkup sehingga bagian permukaan tubuhnya bagian bawah menjadi rata. Ada pula
yang terletak miring pada sisinya sehingga tubuhnya rata sebelah.
Berdasarkan habitat hidupnya, ikan dibedakan dua macam yaitu ikan air tawar dan
ikan air asin (laut). Ikan air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh
hidupnya di air tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05.
Dalam banyak hal lingkungan ini berbeda dengan lingkungan perairan laut, dan yang
paling membedakan adalah tingkat salinitasnya. Untuk bertahan di air tawar, ikan
membutuhkan adaptasi Iisiologis yang bertujuan menjaga keseimbangan konsentrasi ion
dalam tubuh. 41 dari seluruh spesies ikan diketahui berada di air tawar. Hal ini karena
spesiasi yang cepat yang menjadikan habitat yang terpencar menjadi mungkin untuk
ditinggal.
Ikan air tawar berbeda secara Iisiologis dengan ikan air asin dalam beberapa aspek.
Insang mereka harus mampu mendiIusikan air sembari menjaga kadar garam dalam
cairan tubuh secara simultan. Adaptasi pada bagian sisik ikan juga memainkan peran
penting; ikan air tawar yang kehilangan banyak sisik akan mendapatkan kelebihan air
yang berdiIusi ke dalam kulit, dan dapat menyebabkan kematian pada ikan.
Karakteristik lainnya terkait ikan air tawar adalah ginjalnya yang berkembang dengan
baik. Ginjal ikan air tawar berukuran besar karena banyak air yang melewatinya. Banyak
spesies bereproduksi di air tawar namun menghabiskan sebagian besar kehidupannya di
laut. Mereka dikenal dengan nama ikan anadromous, meliputi salmon, trout, dan
stickleback. Beberapa ikan, secara berlawanan, lahir di laut dan hidup di air tawar,
misalnya belut.
Spesies yang bemigrasi antara air laut dan air tawar membutuhkan adaptasi pada
kedua lingkungan. Ketika berada di dalam air laut, mereka harus menjaga konsentrasi
garam dalam tubuh mereka lebih rendah dari pada lingkungannya. Sedangkan ketika
berada di air tawar, mereka harus menjaga kadar garam berada di atas konsentrasi
lingkungan sekitarnya. Banyak spesies yang menyelesaikan masalah ini dengan
berasosiasi dengan habitat berbeda pada berbagai tahapan hidup. Belut, bangsa salmon,
dan lamprey memiliki toleransi salinitas di berbagai tahap kehidupan mereka.
Kelas ikan (pisces) terbagi atas 3 sub kelas yaitu agnatha (ikan tak berahang),
Osteichtyes (ikan bertulang sejati), dan chondriochtyes (ikan bertulang rawan). Agnatha
adalah vertebrata pertama yang ditemukan sebagai Iosil. Hewan ini adalah ikan pipih
yang relatiI kecil yang mungkin hidup dengan menghisap zat-zat organik dari dasar
sungai tempat mereka hidup. Air masuk melalui mulut dan setelah itu melalui insang dan
keluar melalui serangkaian kantung insang yang bermuara dipermukaan. Ikan ini tidak
mempunyai sirip dan berenang dengan gerakan undulasi satu-satunya. Ikan tak berahang
yang sekarang masih hidup adalah lamprey dan ikan hag.
Kelas chondrichtyes meliputi hiu biasa dan pari. Ikan ini juga disebut dengan ikan
yang bertulang rawan karena tidak mempunyai rangka sama sekali baik di dalam maupun
si luar sisiknya. Ikan bertulang rawan ini mudah dibedakan dengan ikan lainnya karena
kotak-ktak taknya pepat, pola percabangan dan pembuluh darah berhubungan dengan
insang dan punya sisik yang seperti duri-duri kecil. Gigi pada ikan ini berlainan dengan
ikan lainnya karena melekat pada kulit dan hanya terdapat pada pinggir rahang . Ikan ini
biasanya punya serangkaian lubang insang luar dan tidak mempunyai gelembung ruang.
Kelas osteichtyes disebut juga dengan ikan yang bertulang sejati. Tubuh ikan ini
diseliputi oleh sisik dan satu-satunya sisa harnas (pelindung) moyang mereka adalah
tulang-tulang kranium /kepala untuk mengatasi masalah kekeringan atau dihidrasi yang
dialami oleh kelas osteichtyes ini, dilakukan dengan cara mengembangkan kantung Iaring
yang berIungsi sebagai paru-paru primitive. Kebanyakan ikan dari kelas ini mempunyai
tengkorak, vertebrae, gelang anggota, penyokong sirip dan sisik yang kesemuanya dari
tulang. Ikan-ikan pada kelas ini hanya satu-satunya vertebrata yang mempunyai
bermacam-macam jenis sirip, sisik, dan vertebrae.
a. Ciri-ciri ikan yang penting untuk di identiIikasi:
- Rumus sirip
- MorIometri
- Bentuk Linea lateralis dan jumlah sisik pada Linea lateralis tsb.
- Jumlah sisik di sebelah atas dan bawah Linea Lateralis
- Bentuk, susunan, dan tempat melekat sisik
- Letak dan bentuk serta gigi


b. Rumus Sirip
Notasi yang digunakan untuk penulisan rumus sirip adalah :

1. Pinna Dorsalis (sirip punggung) D
2. Pinna Dorsalis bagian anterior D1
3. Pinna Dorsalis bagian posterior D2
4. Pinna Caudalis (sirip ekor) C
5. Pinna Analis (sirip dubur) A
6. Pinna Ventrales (sirip perut) V
7. Pinna Pectorales (sirip dada) P



Sumber dari: diantugu 2011
Gambar : IdentiIikasi berdasarka morIologi ikan
Pengukuran:
1. Panjang Total (PT):
Merupakan ukuran tubuh terpanjang yang diukur mulai moncong terdepan sampai
jari-jari sirip ekor terpanjang.
2. Panjang Standar (PS):
Ukuran panjang ini banyak digunakan oleh para taksonomis, diukur mulai moncong
terdepan sampai pangkal sirip ekor.
3. Tinggi Badan (TB):
Diukur pada bagian tubuh yang tertinggi namun tidak termasuk sirip. Biasanya pada
awal sirip punggung sampai ke pangkal sirip perut.
4. Panjang Pangkal Ekor (PPE):
Diukur mulai bagian akhir dari pangkal sirip dubur sampai pertengahan pangkal sirip
ekor.
5. Tinggi Pangkal Ekor (TPE):
Merupakan bagian yang paling rendah dari pangkal ekor.
6. Panjang di Depan Sirip Punggung (PDP):
Diukur mulai moncong terdepan sampai awal dari pangkal jari-jari sirip punggung
pertama.
7. Panjang Pangkal Sirip Punggung (PPP) atau Sirip Dubur (PPD):
Diukur mulai pangkal jari-jari pertama sampai pangkal jari-jari sirip terakhir.
8. Tinggi Sirip Punggung (TSP) atau Sirip Dubur (TSD):
Diukur berdasarkan jari-jari sirip yang terpanjang mulai dari pangkal sampai
ujungnya.
9. Panjang Sirip Dada (PSD) atau Sirip Perut (PSP):
Panjang ini diukur mulai dari pangkal sirip sampai ujung Iilamen terpanjang.
10.Panjang Kepala (PK):
Diukur dari ujung bibir atas sampai bagian paling belakang dari tutup insang.
11.Lebar Kepala (LK):
Merupakan bagian yang paling lebar dari jarak antar kedua tutup insang.
12.Tinggi Kepala (TK):
Diukur mulai dari pertengahan kepala sampai pertengahan dada.
13.Panjang Moncong (PM):
Diukur mulai ujung moncong sampai awal kelopak mata.
14.Diameter Mata (DM):
Merupakan jarak paling lebar dari mata
15.Panjang Rahang Atas (PRA):
iukur mulai ujung bibir atas sampai bagian akhir tulang rahang atas

Penghitungan:
1. Sisik.
Terdapat dua tipe sisik pada ikan yang ada di wilayah Indonesia, yaitu sikloid dan
stenoid. Kedua sisik ini dibedakan berdasarkan bentuk dari bagian belakang sisik,
pada sikloid relatiI halus sedangkan pada stenoid pinggirannya bergerigi kasar.
2. Gurat Sisi:
Merupakan jumlah sisik berpori di sepanjang gurat sisi, bisa sempurna atau terputus,
dihitung mulai sisik di belakang tutup insang sampai sisik pada pertengahan pangkal
ekor.
3. Sisik Melintang Badan:
Dihitung berdasarkan jumlah sisik di atas gurat sisi sampai pangkal sirip punggung,
dan di bawah gurat sisi sampai pangkal sirip dubur.
4. Sisik Sebelum Sirip Punggung:
Jumlah sisik pada pertengahan punggung mulai dari pertangahan kepala sampai awal
sirip punggung.
5. Sisik Pada Pipi:
Jumlah baris sisik antara mata dan preoperkulum.
6. Sisik Melingkar Pada Pangkal Ekor:
Jumlah baris sisik yang melingkari batang ekor pada bidang yang tersempit.
7. Sirip.
Sirip punggung, dubur dan ekor disebut dengan sirip tengah dan tunggal; sedangkan
sirip dada dan perut disebut dengan pasangan sirip.
8. Duri atau Jari-Jari Keras. Jari-jari sirip pada bagian depan yang tidak bersekat dang
mungkin mengeras
9. Jari-Jari Lemah.
Bagian sirip yang lunak atau bersekat dan umumnya bercabang.

A. Katak
Katak termasuk kedalam kelompok vertebrate. Katak sendiri dikelompokkan kedalam
kelas amphibia dan dikelompokkan lagi menjadi 3 subkelas yaitu : Stegocephala, Caudate,
dan Salienta ( Anura ). Nama latinnya Rana cancrivora. Secara garis besar bentuk daripada
katak yaitu badan yang ditutupi kulit yang basah, lembab dan terdapat kelenjar-kelenjar,
warna tubuh hijau, warna varian lainnya kuning, merah, hitam dan corak kombinasi warna-
warna tadi. Kulitnya dilapisi mucous atau lendir.
Pada dasarnya tubuh katak dibagi menjadi tiga bagian, yakni kepala (caput), badan (
truncus), dan anggota gerak (extremitas). Pada bagian caput terdapat celah mulut (rima oris)
yang dibangun oleh maxilla dan mandibula. Lubang hidung luar (nares externa) yang
berjumlah sepasang dan menembus sampai ke rongga mulut. Mata (organon visus) yang
besar. Pada mata terdapat selaput mata khas pada katak, yakni membrana nictitans. Seain itu
juga terdapat pupil, iris dan sepasang kelopak mata pada masing-masing mata (atas dan
bawah).Pada bagian truncus katak, ditutupi kulit yang selalu basah, halus, berlendir, dan
terdapat kelenjar-kelenjar seperti kelenjar yang menghasilkan pigmen warna kulit katak dan
kelenjar yang menghasilkan mucous. Daerah truncus yang dilapisi kulit, memiliki tekstur
kulit yang berlipat-lipat yang terbentuk dari penebalan kulit. Ada lipatan yang menjulur
sepanjang punggung yang disebut juga plicae dermales dorsolateralis dan ada juga lipatan
kulit yang tidak teratur di bagian-bagian samping-punggung katak yang disebut juga plicae
dermales longitudinale. Anus/lubang pengeluaran sisa pencernaan dan peneluaran zat-zat
eksresi, terdapat pada ujung posterior tubuh.
Pada bagian extremitas terdiri dari anggota gerak depan (e. Anterior) dan anggota
gerak belakang (e. Posterior). Anggota gerak depan berjumlah sepasang, masing masing
mempunyai bagian, yakni lengan atas 'brachium (disokong oleh os humerus), lengan
bawah 'antebrachium (disokong oleh os radio-ulna), dan telapak 'manus ( disokong oleh
os carpus dan os metacarpus). Pada bagian extremitas anterior memiliki 4 buah jari-jari
(digiti) tidak ditemukan selaput renang (membrana digiti). Anggota gerak belakang juga
berjumlah sepasang, masing masing mempunyai bagian, yakni paha 'Iemur (disokong oleh
os Iemur), kaki bawah-betis 'crus (disokong oleh os tibia-Iibula), dan telapak kaki 'pes
(disokong oleh os tarsus dan os metatarsus). Pada bagian extremitas posterior memiliki 5
buah jari-jari (digiti) dan memiliki selaput renang (membrana digiti).

B. Kodok
Kodok adalah hewan amIibia yang paling dikenal orang di Indonesia. Kodok bertubuh
pendek, gempal atau kurus, berpunggung agak bungkuk, berkaki empat dan tak berekor
(anura). Kodok umumnya berkulit halus, lembab, dengan kaki belakang yang panjang.
Kodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar. Bangkong
jantan panjangnya (dari moncong ke anus) 55-80 mm, betina 65-85 mm. Di atas kepala
terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, mulai dari atas moncong; melewati atas,
depan dan belakang mata; hingga di atas timpanum (gendang telinga).






BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Bahan
- Beberapa jenis ikan

2.2 Cara Kerja
Untuk pengamatan pada praktikum ini, hal-hal yang dilakukan adalah penyediaan alat
dan bahan praktikum, kemudian letak ikan pada bak bedah dengan posisi kepala di sebelah
kiri. Amati ikan tersebut dan lakukan pengukuran dan perhitungan terhadap setiap
parameternya, yaitu panjang total (PT), panjang standar (PS), tinggi batang ekor (TBE),
panjang batang ekor (PBE), panjang dasar sirip dorsal (PdSD), panjang dasar sirip anal
(PdSA), tinggi sirip dorsal (TSD), tinggi sirip anal (TSA), panjang sirip pektoral (PSP),
panjang kepala (PK), panjang moncong (PM), dan diameter mata (DM). Kemudian tentukan
tipe mulut, tipe sisik, bentuk sirip, jumlah sisik, dan diakhiri dengan membuat klasiIikasi
lengkap, lalu gambar dan buat kunci determinasinya.










BAB III
HASIL DAN PEMBAHAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
3.1. 5rinus car5io
KlasiIikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : CypriniIormes
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : 5rinus car5io (ikan mas)
Posted oleh: zalIa alqila 2011
Gambar : 5rinus car5io (ikan mas)

Panjang seluruhnya 27,2cm Lebar mata 0,8cm
Panjang biasa 22,7cm Panajng hidung 1,6cm
Panjang sirip atas ke
mulut
9,3cm Tinggi kepala 4,5cm
Panjang batang ekor 3,1cm Panjang rahang 2cm
Panjang dasar sirip
punggung
7,6cm Rumus Sirip D19.DI; V
1
I.V
2
8;
V
2
I.V
2
8; P
1
I.P
1
15;
P
2
I.P
2
15; AI.A16;
C23
Tinggi badan 7,7cm Tipe sisik Sisik sisir
Tinggi batang ekor 2,5cm Tipe mulut Terminal
Panjang kepala 6,7cm Tipe ekor Homocercal


3.2 anos canos
KlasiIikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : GonorynchiIormes
Fimilia : Chanidae
Genus : anos
Spesies : anos canos
(ikan bandeng) posted oleh: Irwan tahun 2010
Gambar : anos canos
Panjang seluruhnya 32cm Lebar mata 1,7cm
Panjang biasa 26cm Panajng hidung 0,7cm
Panjang sirip atas ke
mulut
12,5cm Tinggi kepala 4,5cm
Panjang batang ekor 4,7cm Panjang rahang 1,4cm
Panjang dasar sirip
punggung
3cm Rumus Sirip DIV.D7; V
1
III.V
1
7;
V
2
III.V
2
7; A10; C13
Tinggi badan 7cm Tipe sisik Cycloid
Tinggi batang ekor 2,4cm Tipe mulut inIerior
Panjang kepala 6,5cm Tipe ekor Dhyphycercal





3.3 ufo marinus
KlasiIikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Amphibia
Order : Anura
Family : BuIonidae
Genus : BuIo
Species : ufo marinus (kodok)
Posted oleh : Kasman 2010
Gambar : ufo marinus (kodok)


3.4 Rana catesbeiana
KlasiIikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Amphibia
Order : Anura
Family : Ranidae
Genus : Rana
Specles kooo cotesbelooo
posted oleh : Moes surya 2010
Gambar : kooo cotesbelooo




Perbedaan katak dengan kodok
Katak Kodok
O langslng O tubuh lebar (besar)
O kulit basah (lembab), tipis, dan halus

O kulit kering, tebal, dan kasar
O kaki panjang, sehingga dapat
membuat lompatan yang jauh

O kaki relatiI pendek yang menjadikan
lompatannya hanya berjarak pendek
O biasanya hidup di daerah basah atau
berair
O biasanya hidup di daerah yang lebih
kering.
O Contoh katak: Rana esculenta, Rana
tigrina
O Contoh kodok: BuIo americanus,
BuIo marinus















BAB IV
KESIMPULAN

Pada pengamatan morIometrik ikan bandeng (anos canos) maka didapatkan
panjang total yang didapatkan 32cm yang diukur dari ujung mult bagian atas sampai dengan
ujung ekor paling belakang. Selain itu panjang biasa 26cm. Sedangkan pada pengamatan
meristik maka didapatkan jumlah sisik pada predorsal 11. Pada pengamatan morIometrik
maka didapatkan panjang total yang didapatkan 27,2cm yang diukur dari ujung mult bagian
atas sampai dengan ujung ekor paling belakang. Selain itu panjang biasa 22,7cm. Sedangkan
pada pengamatan meristik maka didapatkan jumlah sisik pada predorsal 20.
Katak dan kodok sebenarnya berbeda. Katak memiliki kulit yang tidak mulus dan
kaki yang pendek. Mereka adalah hewan darat. Kodok lebih kecil, kakinya berselaput dan
hidup di air atau di pohon. Sebagai contoh adalah kodok Hyperolius tuberilinguis. Kodok ini
memiliki kulit yang lembut dan mulus dengan warna yang kuat dan terang. Matanya memiliki
pupil horisontal. Kakinya panjang dan teradaptasi untuk melompat. Selain itu juga memiliki
jari yang berselaput untuk berenang. Sementara itu, katak merupakan hewan darat, bergerak
lamban dan lebih lebar daripada kodok. Contohnya adalah katak biasa (ufo bufo). Katak ini
memiliki pupil yang umumnya horisontal tapi ada juga yang vertikal. Kulitnya tidak mulus,
kasar, dan kering. Bahkan ada yang sangat tebal. Kakinya lebih pendek dan lebar daripada
kodok dan teradaptasi untuk berjalan








DAFTAR PUSTAKA

http://pisangkremes.wordpress.com/2011/05/18/perbedaan-katak-dan-kodok/
http://elzenz.blogspot.com/2009/02/metabolisme-mengejutkan-pada-katak.html
http://www.scribd.com/doc/30830879/analisis-anatomi-ikan
http://www.Iaktailmiah.com/2010/07/28/amIibi.html
http://punxzja.blogspot.com/2009/05/katak-hijau.htm
http://muslimahsakura90.wordpress.com/2010/11/13/tentang-kodok-buIo-melanosticus/
Saanin. Hasannudin, 1968. Taksonomi dan Kunci IdentiIikasi Ikan 2, Bandung: Binacipta

Anda mungkin juga menyukai