Disusun Oleh : Kelompok 1 Imelda Widyasari S G1A011002 Muhammad Fadlil A. G1A011010 Mutia Milidiah G1A011003 Ria Puspitarini G1A011019 Irma Nuraeni H. G1A011005 Wahyu Eko Pratomo G1A011020 Isnilla F Kelilauw G1A011007 Ridho Satria R. G1A011022 Lannida G1A011008 Faqih Alam R. G1A011023 Nyimas Eva F. G1A011009
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN PURWOKERTO 2011 DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 BAB II. PEMBAHASAN A. Sub kelompok I .......................................................................................... 3 B. Sub kelompok II ......................................................................................... 9 BAB III. KESIMPULAN ....................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA
ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila adalah Ideologi dasar negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu !,3., yang berarti lima, dan $, yang berarti asas atau prinsip. Dengan demikian Pancasila adalah lima prinsip yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya menjadikan Pancasila sebagai ideologi dasar Negara, telah banyak rumusan-rumusan Pancasila yang diajukan para pejuang terdahulu, hingga akhirnya secara resmi ditetapkan 5 sila sebagai pedoman bangsa Indonesia. Kelima sila tersebut adalah : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia Kelima sila tersebut terdapat dalam alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang tetap tidak dapat tergantikan. Sebagai wujud nyata bahwa Pancasila sebagai dasar Negara yang sakti dan tidak dapat tergantikan maka ditetapkanlah Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober. Berdasarkan Tap MPR no. I/MPR/2003 disebutkan bahwa di dalam Pancasila tersebut terkandung 45 nilai-nilai moral atau butir-butir pengamalan yang seharusnya dapat dipahami dan diplikasikan dalam kehidupan nyata bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mewujudkan suatu keadaan yang aman, tenteram dan damai.
1 B. Rumusan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam diskusi kedua ini adalah : 1. Kasus tersebut bertentangan dengan Pancasila sila ke berapa ? 2. Nilai-nilai Pancasila manakah yang dilanggar ?
. Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas, adapun tujuan dalam diskusi kedua ini yaitu untuk mengetahui arti penting dan makna Pancasila sebagai dasar ideologi Negara Indonesia, mengetahui nilai-nilai moral yang terkandung dalam Pancasila, dan mengetahui bagaimana penerapannya di dalam masyarakat dengan manganalisis kasus yang telah diberikan sebagai bahan diskusi ini.
2 BAB II PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN SUB KELOMPOK I
1. ANALISIS MASALAH - Kasus 1. Dalam suatu perjalanan, seorang Ibu menggendong anak usia balita dan tidak kebagian tempat duduk. Si Ibu bersussah payah berdiri menahan keseimbangan dalam bus agar tidak terjatuh. Seorang pemuda duduk santai seakan-akan tak melihat kepayahan seorang Ibu menggendong anaknya. Di sebuah halte bis, naiklah gadis muda ke bus yang sudah penuh sesak. Pemuda tadi serta merta mengembangkan senyum dan berdiri mempersilahkan si gadis untuk duduk. 2. Keluarga besar Mr. Moro sangat unik, yaitu memiliki anak dan menantu yang berbeda-beda agamanya. Setiap hari-hari besar agama rumah Mr. Moro selalu ramai karena anak-anak dan menantunya selalu merayakan hari raya sesuai agama yang dianutnya. 3. Kebijakan pememrintah terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat masih menjadi perdebatan, seperti pembagian Raskin (beras untuk keluarga miskin) dan JAMKESMAS yang belum tepat sasaran. Dengan alasan pemerataan dan kebijakan kepala RT yang disetujui aparat desa, maka Raskin dibagi rata siapa yang berani membeli dia yang dapat, sehingga keluarga yang benar-benar miskin sering kali tidak kebagian karena tidak memiliki uang cukup untuk membelinya. Sementara JAMKESMAS pun demikian, selain prosedur yang rumit, pada umumnya yang memiliki JAMKESMAS adalah keluarga kerabat aparat pemerintah desa. Tetapi banyak keluarga miskin yang justru tidak mendapatkan Iasilitas JAMKESMAS. 4. Nona XX adalah seorang dokter. Dia merasa tertekan dan sedih ketika melayani pasien miskin. Dia merasa tidak pantas melayani orang miskin, kaena di rumahnya Nona XX memiliki banyak pembantu yang selalu melayaninya. 3 5. Rumah kos di sebuah gang dekat kampus di gerebeg masyarakat. Rumah kos yang selalu tertutup dan eksklusiI itu meresahkan warga karena sering dijadikan lokasi ibadah/ritual keagamaan yang menyimpang.
- Panduan Pertanyaan 1. Kasus tersebut bertentangan dengan Pancasila sila ke berapa ? 2. Nilai-nilai Pancasila manakah yang dilanggar ?
- Pertanyaan Tambahan 1. Pada kasus pertama, apakah yang menyebabkan si pemuda lebih memilih menolong si gadis untuk duduk di tempatnya daripada si Ibu yang jelas lebih membutuhkannya ? 2. Pada kasus ke5, apakah benar melanggar nilai moral sila pertama nilai pertama, sedangkan pada nilai tersebut tertulis bahwa percaya dan taqwa kepada Tuhan YME menurut agama masing-masing ? 3. Sebagai seorang dokter, apa yang akan kalian lakukan jika mendapati kasus ke5 di lingkungan masyarakat ?
. PEMEAHAN MASALAH
Hasil diskusi kelompok yang kedua mengenai 'Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila, kami mendapatkan pemecahan masalah mengenai kasus yang bertentangan dengan nilai nilai yang terkandung di dalam pancasila, yaitu :
- Panduan Pertanyaan
1. Kasus pertama, bertentangan dengan : Sila ke-2 nilai pertama, yaitu mengakui setiap manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki kodrat yang
4 sama tanpa melihat perbedaan latar belakang`, dalam kasus ini seorang pemuda membeda-bedakan antara si Ibu dan si gadis hanya karena perbedaan cantik tidaknya. Dia lebih memilih mengalah kepada si gadis yang lebih cantik, padahal si Ibu jelas lebih membutuhkan tempat duduk tersebut dan juga dia lebih dahulu naik ke bus dibandingkan si gadis. Sila ke-2 nilai kedua, yaitu mengembangkan sikap saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap orang lain`. Dalam kasus ini, si pemuda tidak menerapkan sikap tenggang rasa karena dia tidak menghargai si Ibu yang sedang membutuhkan tempat duduk yang malah diberikannya kepada si gadis. Hal ini secara tidak langsung memperlihatkan perbuatan semena-mena karena dia tidak memperlakukan si Ibu dengan baik. Sila ke-4 nilai ketiga, yaitu `mengakui bahwa manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama`. Dalam kasus ini, si Ibu juga mempunyai hak untuk mendapatkan tempat lebih dahulu naik bus tersebut. Sila ke-5 nilai pertama, yaitu adanya kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial`. Dalam kasus ini si pemuda telah melakukan perbuatan yang kurang adil karena telah membeda- bedakan orang dan melalaikan prioritas, seharusnya dia mempersilakan duduk kepada si Ibu yang lebih dahulu ia lihat, dengan tidak melihat dari sudut pandang kecantikan. 2. Pada kasus kedua, tidak terdapat pertentangan dengan nilai-nilai moral Pancasila, karena pada kasus tersebut keluarga besar Mr.Moro telah menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik dalam kehidupan mereka, yaitu dengan tidak memaksakan agama yang dianut kepada anggota keluarganya, saling menghormati, menghargai, dan bertoleransi dalam melakukan ibadah, serta hari raya sesuai dengan keyakinan yang dianut masing-masing.
5 Hal ini sesuai dengan nilai-nilai pancasila, terutama pada sila ke-1 nilai pertama sampai ke5, sila ke-2 nilai pertama dan ke2, sila ke-4 nilai ke3 dan sila ke-5 nilai pertama dan kedua. 3. Kasus ketiga bertentangan dengan pancasila : Sila ke-4 nilai kedua, yaitu mengambil keputusan yang bersiIat populis dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, kebenaran, persatuan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa`. Dalam kasus ini, pembagian Raskin yang berdasarkan kebijakan kepala Desa yang disetujui aparat desa tidak menjunjung tinggi nilai kemanusiaan karena Raskin diberikan kepada siapa saja siapa yang berani membeli maka dia yang dapat, sedangkan keluarga yang benar-benar tidak mampu itu tidak sanggup untuk membelinya. Begitu juga dengan JAMKESMAS yang biasanya hanya diberikan kepada keluarga kerabat aparat desa tidaklah menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan, kebenaran dan keadilan karena banyak keluarga lainnya yang lebih berhak mendapatkan Iasilitas JAMKESMAS tersebut. Sila ke-5 nilai pertama, yaitu adanya kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial`. Dalam kasus ini aparat desa tidak menjalankan kewajiban mereka untuk menciptakan keadilan sosial, karena pemerataan Raskin yang diberikan kepada siapa saja yang bisa membeli bukan berarti mununjukkan suatu keadilan. Karena keadilan itu harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari masing-masing keluarga. Dan JAMKESMAS yang diberikan kepada keluarga aparat desa tidaklah menunjukkan adanya suatu keadilan. Sila ke-5 nilai kedua, yaitu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban`. Dalam kasus ini, keluarga yang kurang mampu lebih mempunyai hak untuk mendapatkan JAMKESMAS dibandingkan dengan keluarga aparat desa yang belum tentu kesemuanya tidak mampu. Begitu juga dengan Raskin yang seharusnya hanya diberikan kepada yang tidak mampu tetapi malah diberikan kepada siapa saja yang membayar. 6 Hal ini menunjukkan aparat desa tidak melaksanakan kewajiban mereka untuk memberikan Raskin dan JAMKESMAS tersebut kepada yang membutuhkan. 4. Kasus keempat bertentangan dengan Pancasila : Sila ke-2 nilai pertama, yaitu mengakui setiap manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki kodrat yang sama tenpa melihat perbedaan latar belakang`. Dalam kasus ini nona XX tidak menghargai pasiennya yang berasal dari keluarga miskin sedangkan ia seorang dokter. Sehingga ia merasa tidak pantas melayani orang yang latar belakang proIesinya lebih rendah dari dia. Sila ke-4 nilai ketiga, yaitu mengakui bahwa manusia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama`. Dalam kasus ini nona XX menganggap kedudukannya lebih tinggi daripada orang miskin, dan tidak menjalankan kewajibannya dengan baik tanpa membeda-bedakan karena pasien yang miskinpun mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan yang baik. Sila ke-5 nilai pertama, yaitu Adanya kewajiban yang sama untuk meciptakan keadilan sosial`. Dalam kasus ini sikap nona XX dalam menjalankan kewajibannya tidak dapat menciptakan suatu keadilan. Kerana ia membeda-bedakan dalam melayani pasiennya. 5. Kasus kelima bertentangan dengan Pancasila : Sila ke-1 nilai pertama, yaitu Percaya dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa menurut agama masing-masing`. Dalam kasus ini rumah kos yang dijadikan tempat ritual agama yang menyimpang tidak sesuai dengan 5 agama yang dianut di Indonesia. Sehingga itu menunjukkan tidak adanya kepercayaan dan ketaqwaan mereka kepapa agama. Sila ke-1 nilai ketiga, yaitu Mewujudkan kerukunan antar dan inter pemeluk agama`. Dalam kasus ini adanya ritual di rumah
7 kos tersebut meresahkan warga karena ajarannya yang menyimpang dan juga rumah kos yang selalu tertutup itu menunjukkan bahwa mereka tidak menjalin kerukunan dengan para tetangga yang berbeda agama.
- Pertanyaan Tambahan 1. Hal itu dikarenakan si Pemuda tidak memiliki sikap tenggang rasa terhadap si Ibu dan kurang memiliki rasa hormat terhadap orang yang lebih tua darinya. Selain itu juga dikarenakan adanya ketertarikan dengan si gadis yang lebih lama naik ke bus, sehingga ia mempersilahkan si gadis untuk duduk. 2. Ya, karena ritual agama yang mereka lakukan itu menyimpang dari ajaran agama yang dianut di Indonesia. Sehingga mereka dianggap tidak mempercayai dan tidak bertaqwa kepada ajaran agama yang benar. 3. Sebagai seorang dokter, apa yang akan kalian lakukan jika mendapati kasus ke5 di lingkungan masyarakat ? Sebagai seorang dokter, hendaknya kita melakukan pendekatan dengan mereka, dan perlahan-lahan memberikan penjelasan bahwa tindakan mereka itu menyimpang dari ajaran agama. Dan juga memberikan penjelasan bahwa antar umat beragama itu harus adanya kerukunan agar tercipta keadaan yang aman.
8 B. PEMBAHASAN MASALAH SUB KELOMPOK II
- Kasus : O Di daerah terpencil si X sebagai tenaga medis mendapat panggilan untuk mengobati orang tidak mampu, dia tidak bersedia alasannya sudah mempunyai janji dengan teman temnanya untuk ke kota. A. Termasuk pelanggaran sila ke lima no 2 (menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban), sila ke 3 no 1 (menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan dan keselamatan pribadi atau golongan, no 3 (memajukan pergaulan untuk persatuan bangsa) B. Pembahasan : dokter tersebut seharusnya mementingkan kepentingan umum atau masyarakat daripada kepentingan pribadinya, O Sebagai tenaga medis yang baru, si X ditempatkan disuatu daerah terpencil ddan kebetulan masyarakatnya lebih percaya ke dukun, sehingga si X menolaknya. A. Termasuk pelanggaran sila ke dua no 2 (mengembangkan sikap saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena mena terhadap orang lain) B. Pembahasan : sesuai dengan siIat siIat seorang dokter yaitu sebagai agent oI change, agent oI health, agent oI development artinya seorang dokter tugasnya bukan hanya mengobati pasien tetapi juga harus bisa merubah paradigma dan meyakinkan masyarakat bahwa dunia medis itu penting, agar masyarakat bisa lebih paham dan mengerti akan dunia medis tersebut. O Dokter X dengan diam diam, melakukan proses aborsi ditempat prakteknya dengan alasan membantu pasien, khususnya wanita yang hamil diluar nikah agar tidak mengalami depresi.
9 A. Termamsuk pelanggaran sila ke empat no 2 (mengambil keputusan yang bersiIat populis dengan menjunjung nilai kemanusiaan, kebenaran, persatuan, keadilan, dan dapat dipertanggung jawabkan kepada tuhan yang maha Esa), sila ke dua no 1 ( mengakui setiap manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan yang maha Esa memiliki kodrat yang sama tanpa melihat perbedaan latar belakang ) B. Pembahasan : sesuai dengan salah satu value seorang dokter yaitu menghormati kehidupan dari pembuahan janin sampai meninggal dunia, seharusnya seorang dokter bisa membiarkan janin tersebut untuk hidup karena janin tersebut sudah mempunyai hak untuk hidup. O Dokter Y tidak mau bekerjasama dengan dokter lainya karena merasa dirinya paling hebat. A. Pelanggaran sila ke tiga no 1( menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan keselamatan pribadi atau golongan) no 2 (menjunjung tinggi persatuan berdasarkan prinsip Bineka Tunggal Ika, sila ke empat no 3 (mengakui bahwa manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama), sila ke lima no 3 ( suka bekerja keras, dan menghargai karya orang lain) B. Pembahasan : seorang dokter seharusnya bisa bekerjasama dan berbagi ilmu dengan teman sejawatnya, tidak egois dan merasa paling bisa. O Dokter Z langsung memutuskan terapi yang akan dilakukan kepada pasien dan tidak memberi kesempatan kepada pasien untuk memilih terapi yang sesuai dengan keinginan pasien. A. Pelanggaran sila ke empat no 1 (bersedia musyawarah yang didorong oleh semangat kekluargaan) no 2 (mengambil keputusan yang bersiIat populis, dengan menjunjung nilai kemanusiaan, kebenaran, persatuan, keadilan, dan dapat dipertanggung jawabkan pada tuhan yang maha Esa) no 3
10 ( mengakui bahwa manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama) B. Pembahasan : seharusnya seorang dokter harus memberi kesempatan kepada pasiennya untuk menentukan terapi atau pengobatan seperti apa yang diinginkan oleh pasiennya, karena pasien juga memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat (pasal 28) Pertanyaan : 1. Bagaimana cara mengubah paradigma masyarakat yang lebih percaya kepada ahli non medis (dukun) sehingga bisa paham akan tenaga medis ? 2. Apa yang harus kita lakukan apabila bekerja dengan dokter yang memiliki siIat egois dan tidak mau bekerjasama dengan teman sejawatnya ? 3. Apakah kasus 'Dokter X dengan diam diam, melakukan proses aborsi ditempat prakteknya dengan alasan membantu pasien, khususnya wanita yang hamil diluar nikah agar tidak mengalami depresi. ini bertentangan dengan nilai Pancasila? 4. Nilai Pancasila manakah yang dilanggar oleh kasus diatas ? 5. Bagaimana menurut anda semua dengan alasan dokter X yang bermaksud baik agar wanita (mungkin khususnya korban perkosaan) tidak depresi, bukankah ini juga sesuai dengan nilai kedua sila kedua, yaitu 'mengembangkan sikap saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena- mena pada orang lain? 6. Pengertian apakah yang seharusnya diberikan pada dokter X tentang maksud nilai kedua sila kedua yang sebenarnya agar tidak salah mengartikannya lagi?
Jawaban: 1. Yaitu yang pertama kali dilakukan adalah mendatangi dan mengenali keadaan daerah setempat, kemudian mendatangi tokoh masyarkat setempat yang mempunyai peran penting dalam struktur kemasyarakatan disana, mencari tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh masyarakat didaerah tersebut, melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat, dan terakhir melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat setempat. 11 2. Membuktikan capabillitas sebagai dokter kemudian melakukan pendekatan dengan dokter tersebut, dan mencoba bermusyawarat dengan dokter yang bersangkutan. 3. Jelas sudah sangat bertentangan
4. Nilai dari: a. sila kedua nilai kesatu : praktek aborsi yang dilakukan pada janin maupun bakal janin walaupun dalam konteks agama mungkin belum saat-saat dikasih ruh, tetap saja mereka memiliki hak yang sama untuk hidup dan kodrat sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME. b. sila ke-empat nilai kedua : praktek aborsi ini dapat dikatakan mengambil keputusan untuk menghilangkan nyawa maupun kesempatan hidup makhluk ciptaan Tuhan YME. Tuhan saja sudah memberikan ia kesempatan untuk hidup dengan menciptakannya dan memberikan tempat di rahim dan/ perut sang wanita (pasien), mengapa kita yang hanya sesama makhluk ciptaan-Nya dengan sombongnya menetapkan akhir/memutus takdir sang jabang bayi untuk merasakan kehidupan. Padahal kita saja sudah diberikan kesempatan untuk hidup hingga saat ini. 5. Pengertian yang dokter X tangkap dari sila kedua nilai kedua itu mungkin salah, karena walaupun bermaksud baik pada sang pasien, ia telah melakukan kesalahan yang sangat ditentang oleh agama (menghilangkan nyawa seseorang atau membunuh).
6. Seharusnya pengertian yang diberikan pada sang dokter jangan hanya dari aspek sosial, tetapi juga harus dari aspek agama yang mana tingkatan aspek agama lebih diutamakan karena setiap yang kita lakukan pasti akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan YME.
12 BAB III KESIMPULAN Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia yang sangat berguna sebagai pedoman yang mengikat bagi setiap warga Negara. Di dalam Pancasila terdapat sila-sila yang saling berkaitan satu sama lain. Dan didalamnya terkandung nilai-nlai moral yang harus dapat dipahami dan diimplememtasikan dalam kehidupan bermasyarakat guna menciptakan suatu keadaan yang tertib dan aman. Pada sila pertama, 'Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan hal pokok yang mendasari setiap tingkah laku manusia karena menyangkut dengan Ketuhanan. Sila kedua, 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan aspek yang muncul dari perwujudan sila pertama bahwa Ketuhanan mengatur kehidupan manusia dan saling menghargai kehidupan dari pembuahan hingga meninggal dunia. Pada sila ketiga, bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki persamaan bangsa, yaitu Indonesia. Akan tetapi dalam penerapannya masih sering terjadi perpecahan. Untuk itu dibutuhkan persatuan antar manusia yang kuat dalam menghadapi setiap masalah dan kendala hidup. Sila keempat, dengan adanya persatuan yang telah diwujudkan pada sila ketiga maka akan terbentuk suatu kepemimpinan yang memiliki hikmat dalam permusyawaratan dan muIakat. Sedangkan sila terakhir apabila semua aspek telah sempurna dan diterapkan dengan baik maka dapat terwujudnya suatu keadilan antara makhluk yang satu dengan yang lain.
13 DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mun`i. Memaknai Pancasila sebagai Dasar Negara*. Available at : http://www.spi.or.id/wp-content/uploads/2010/06/Memaknai-Pancasila- sebagai-Dasar-Negara.pdI Choiron. Pancasila, Ideologi Tengah dalam Berbangsa dan Bernegara. Available at : http://IilsaIat.kompasiana.com/2011/06/02/pancasila-ideologi-tengah- dalam-berbangsa-dan-bernegara/ inoputro. Butir-butir Pancasila. Available at : http://www.inoputro.com/2011/05/butir-butir-pancasila/ http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila JusuI.Gani. Konkritisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Mempertahankan Kalangsungan Hidup Bangsa dan Negara. Available at : hLLp//wwwlemhannasgold/ld/lmages/sLorles/dokumen/nlLAl nlLAl_AnCASlLA_2011pdf Parwiyanto.Herwan. Pancasila sebagai Sumber Nilai. Available at : http://herwanparwiyanto.staII.uns.ac.id/Iiles/.../herwn5ancasila-sbg- nilai.doc Ridwan. Mengetahui Arti Pancasila. Available at : http://ridwanaz.com/akademik/kewarganegaraan/mengetahui-arti-atau- pengertian-pancasila/ Universitas Pancasila. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Available at : http://pancasila.univpancasila.ac.id/?p343