Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

BLOK MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN



Tutor : dr. Agung S. Dwi Laksana, MSc.PH

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Imelda Widyasari S G1A011002 Muhammad Fadlil A. G1A011010
Mutia Milidiah G1A011003 Ria Puspitarini G1A011019
Irma Nuraeni H. G1A011005 Wahyu Eko Pratomo G1A011020
Isnilla F Kelilauw G1A011007 Ridho Satria R. G1A011022
Lannida G1A011008 Faqih Alam R. G1A011023
Nyimas Eva F. G1A011009

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2011
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Sub kelompok I .......................................................................................... 3
B. Sub kelompok II ......................................................................................... 9
BAB III. KESIMPULAN ....................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA












ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah Ideologi dasar negara Indonesia. Pancasila berasal
dari bahasa Sansekerta, yaitu !,3., yang berarti lima, dan $, yang
berarti asas atau prinsip. Dengan demikian Pancasila adalah lima prinsip
yang menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Dalam upaya menjadikan Pancasila sebagai ideologi dasar Negara,
telah banyak rumusan-rumusan Pancasila yang diajukan para pejuang
terdahulu, hingga akhirnya secara resmi ditetapkan 5 sila sebagai pedoman
bangsa Indonesia. Kelima sila tersebut adalah :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Kelima sila tersebut terdapat dalam alinea keempat pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang tetap tidak dapat tergantikan. Sebagai
wujud nyata bahwa Pancasila sebagai dasar Negara yang sakti dan tidak
dapat tergantikan maka ditetapkanlah Hari Kesaktian Pancasila pada
tanggal 1 Oktober.
Berdasarkan Tap MPR no. I/MPR/2003 disebutkan bahwa di dalam
Pancasila tersebut terkandung 45 nilai-nilai moral atau butir-butir
pengamalan yang seharusnya dapat dipahami dan diplikasikan dalam
kehidupan nyata bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna
mewujudkan suatu keadaan yang aman, tenteram dan damai.

1
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam diskusi kedua ini adalah :
1. Kasus tersebut bertentangan dengan Pancasila sila ke berapa ?
2. Nilai-nilai Pancasila manakah yang dilanggar ?

. Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas, adapun tujuan dalam diskusi kedua
ini yaitu untuk mengetahui arti penting dan makna Pancasila sebagai dasar
ideologi Negara Indonesia, mengetahui nilai-nilai moral yang terkandung
dalam Pancasila, dan mengetahui bagaimana penerapannya di dalam
masyarakat dengan manganalisis kasus yang telah diberikan sebagai bahan
diskusi ini.
























2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN SUB KELOMPOK I

1. ANALISIS MASALAH
- Kasus
1. Dalam suatu perjalanan, seorang Ibu menggendong anak usia balita
dan tidak kebagian tempat duduk. Si Ibu bersussah payah berdiri
menahan keseimbangan dalam bus agar tidak terjatuh. Seorang
pemuda duduk santai seakan-akan tak melihat kepayahan seorang Ibu
menggendong anaknya. Di sebuah halte bis, naiklah gadis muda ke bus
yang sudah penuh sesak. Pemuda tadi serta merta mengembangkan
senyum dan berdiri mempersilahkan si gadis untuk duduk.
2. Keluarga besar Mr. Moro sangat unik, yaitu memiliki anak dan
menantu yang berbeda-beda agamanya. Setiap hari-hari besar agama
rumah Mr. Moro selalu ramai karena anak-anak dan menantunya selalu
merayakan hari raya sesuai agama yang dianutnya.
3. Kebijakan pememrintah terhadap pelayanan kesehatan kepada
masyarakat masih menjadi perdebatan, seperti pembagian Raskin
(beras untuk keluarga miskin) dan JAMKESMAS yang belum tepat
sasaran. Dengan alasan pemerataan dan kebijakan kepala RT yang
disetujui aparat desa, maka Raskin dibagi rata siapa yang berani
membeli dia yang dapat, sehingga keluarga yang benar-benar miskin
sering kali tidak kebagian karena tidak memiliki uang cukup untuk
membelinya. Sementara JAMKESMAS pun demikian, selain prosedur
yang rumit, pada umumnya yang memiliki JAMKESMAS adalah
keluarga kerabat aparat pemerintah desa. Tetapi banyak keluarga
miskin yang justru tidak mendapatkan Iasilitas JAMKESMAS.
4. Nona XX adalah seorang dokter. Dia merasa tertekan dan sedih ketika
melayani pasien miskin. Dia merasa tidak pantas melayani orang
miskin, kaena di rumahnya Nona XX memiliki banyak pembantu yang
selalu melayaninya.
3
5. Rumah kos di sebuah gang dekat kampus di gerebeg masyarakat.
Rumah kos yang selalu tertutup dan eksklusiI itu meresahkan warga
karena sering dijadikan lokasi ibadah/ritual keagamaan yang
menyimpang.

- Panduan Pertanyaan
1. Kasus tersebut bertentangan dengan Pancasila sila ke berapa ?
2. Nilai-nilai Pancasila manakah yang dilanggar ?

- Pertanyaan Tambahan
1. Pada kasus pertama, apakah yang menyebabkan si pemuda lebih
memilih menolong si gadis untuk duduk di tempatnya daripada si Ibu
yang jelas lebih membutuhkannya ?
2. Pada kasus ke5, apakah benar melanggar nilai moral sila pertama nilai
pertama, sedangkan pada nilai tersebut tertulis bahwa percaya dan
taqwa kepada Tuhan YME menurut agama masing-masing ?
3. Sebagai seorang dokter, apa yang akan kalian lakukan jika mendapati
kasus ke5 di lingkungan masyarakat ?

. PEMEAHAN MASALAH

Hasil diskusi kelompok yang kedua mengenai 'Nilai-nilai yang
Terkandung dalam Pancasila, kami mendapatkan pemecahan masalah
mengenai kasus yang bertentangan dengan nilai nilai yang terkandung di
dalam pancasila, yaitu :

- Panduan Pertanyaan

1. Kasus pertama, bertentangan dengan :
Sila ke-2 nilai pertama, yaitu mengakui setiap manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki kodrat yang

4
sama tanpa melihat perbedaan latar belakang`, dalam kasus ini
seorang pemuda membeda-bedakan antara si Ibu dan si gadis
hanya karena perbedaan cantik tidaknya. Dia lebih memilih
mengalah kepada si gadis yang lebih cantik, padahal si Ibu jelas
lebih membutuhkan tempat duduk tersebut dan juga dia lebih
dahulu naik ke bus dibandingkan si gadis.
Sila ke-2 nilai kedua, yaitu mengembangkan sikap saling
mencintai, tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap orang
lain`. Dalam kasus ini, si pemuda tidak menerapkan sikap
tenggang rasa karena dia tidak menghargai si Ibu yang sedang
membutuhkan tempat duduk yang malah diberikannya kepada si
gadis. Hal ini secara tidak langsung memperlihatkan perbuatan
semena-mena karena dia tidak memperlakukan si Ibu dengan
baik.
Sila ke-4 nilai ketiga, yaitu `mengakui bahwa manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama`. Dalam
kasus ini, si Ibu juga mempunyai hak untuk mendapatkan tempat
lebih dahulu naik bus tersebut.
Sila ke-5 nilai pertama, yaitu adanya kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial`. Dalam kasus ini si pemuda telah
melakukan perbuatan yang kurang adil karena telah membeda-
bedakan orang dan melalaikan prioritas, seharusnya dia
mempersilakan duduk kepada si Ibu yang lebih dahulu ia lihat,
dengan tidak melihat dari sudut pandang kecantikan.
2. Pada kasus kedua, tidak terdapat pertentangan dengan nilai-nilai moral
Pancasila, karena pada kasus tersebut keluarga besar Mr.Moro telah
menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik dalam kehidupan
mereka, yaitu dengan tidak memaksakan agama yang dianut kepada
anggota keluarganya, saling menghormati, menghargai, dan
bertoleransi dalam melakukan ibadah, serta hari raya sesuai dengan
keyakinan yang dianut masing-masing.


5
Hal ini sesuai dengan nilai-nilai pancasila, terutama pada sila ke-1 nilai
pertama sampai ke5, sila ke-2 nilai pertama dan ke2, sila ke-4 nilai ke3
dan sila ke-5 nilai pertama dan kedua.
3. Kasus ketiga bertentangan dengan pancasila :
Sila ke-4 nilai kedua, yaitu mengambil keputusan yang bersiIat
populis dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, kebenaran,
persatuan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa`. Dalam kasus ini, pembagian Raskin
yang berdasarkan kebijakan kepala Desa yang disetujui aparat
desa tidak menjunjung tinggi nilai kemanusiaan karena Raskin
diberikan kepada siapa saja siapa yang berani membeli maka dia
yang dapat, sedangkan keluarga yang benar-benar tidak mampu
itu tidak sanggup untuk membelinya. Begitu juga dengan
JAMKESMAS yang biasanya hanya diberikan kepada keluarga
kerabat aparat desa tidaklah menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
dan, kebenaran dan keadilan karena banyak keluarga lainnya yang
lebih berhak mendapatkan Iasilitas JAMKESMAS tersebut.
Sila ke-5 nilai pertama, yaitu adanya kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial`. Dalam kasus ini aparat desa tidak
menjalankan kewajiban mereka untuk menciptakan keadilan
sosial, karena pemerataan Raskin yang diberikan kepada siapa
saja yang bisa membeli bukan berarti mununjukkan suatu
keadilan. Karena keadilan itu harus disesuaikan dengan situasi
dan kondisi dari masing-masing keluarga. Dan JAMKESMAS
yang diberikan kepada keluarga aparat desa tidaklah
menunjukkan adanya suatu keadilan.
Sila ke-5 nilai kedua, yaitu menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajiban`. Dalam kasus ini, keluarga yang kurang mampu
lebih mempunyai hak untuk mendapatkan JAMKESMAS
dibandingkan dengan keluarga aparat desa yang belum tentu
kesemuanya tidak mampu. Begitu juga dengan Raskin yang
seharusnya hanya diberikan kepada yang tidak mampu tetapi
malah diberikan kepada siapa saja yang membayar.
6
Hal ini menunjukkan aparat desa tidak melaksanakan kewajiban
mereka untuk memberikan Raskin dan JAMKESMAS tersebut
kepada yang membutuhkan.
4. Kasus keempat bertentangan dengan Pancasila :
Sila ke-2 nilai pertama, yaitu mengakui setiap manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki kodrat yang
sama tenpa melihat perbedaan latar belakang`. Dalam kasus ini
nona XX tidak menghargai pasiennya yang berasal dari keluarga
miskin sedangkan ia seorang dokter. Sehingga ia merasa tidak
pantas melayani orang yang latar belakang proIesinya lebih
rendah dari dia.
Sila ke-4 nilai ketiga, yaitu mengakui bahwa manusia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama`. Dalam
kasus ini nona XX menganggap kedudukannya lebih tinggi
daripada orang miskin, dan tidak menjalankan kewajibannya
dengan baik tanpa membeda-bedakan karena pasien yang
miskinpun mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan
pelayanan yang baik.
Sila ke-5 nilai pertama, yaitu Adanya kewajiban yang sama
untuk meciptakan keadilan sosial`. Dalam kasus ini sikap nona
XX dalam menjalankan kewajibannya tidak dapat menciptakan
suatu keadilan. Kerana ia membeda-bedakan dalam melayani
pasiennya.
5. Kasus kelima bertentangan dengan Pancasila :
Sila ke-1 nilai pertama, yaitu Percaya dan Taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa menurut agama masing-masing`. Dalam kasus ini
rumah kos yang dijadikan tempat ritual agama yang menyimpang
tidak sesuai dengan 5 agama yang dianut di Indonesia. Sehingga
itu menunjukkan tidak adanya kepercayaan dan ketaqwaan
mereka kepapa agama.
Sila ke-1 nilai ketiga, yaitu Mewujudkan kerukunan antar dan
inter pemeluk agama`. Dalam kasus ini adanya ritual di rumah

7
kos tersebut meresahkan warga karena ajarannya yang
menyimpang dan juga rumah kos yang selalu tertutup itu
menunjukkan bahwa mereka tidak menjalin kerukunan dengan
para tetangga yang berbeda agama.

- Pertanyaan Tambahan
1. Hal itu dikarenakan si Pemuda tidak memiliki sikap tenggang rasa
terhadap si Ibu dan kurang memiliki rasa hormat terhadap orang yang
lebih tua darinya. Selain itu juga dikarenakan adanya ketertarikan
dengan si gadis yang lebih lama naik ke bus, sehingga ia
mempersilahkan si gadis untuk duduk.
2. Ya, karena ritual agama yang mereka lakukan itu menyimpang dari
ajaran agama yang dianut di Indonesia. Sehingga mereka dianggap
tidak mempercayai dan tidak bertaqwa kepada ajaran agama yang
benar.
3. Sebagai seorang dokter, apa yang akan kalian lakukan jika mendapati
kasus ke5 di lingkungan masyarakat ?
Sebagai seorang dokter, hendaknya kita melakukan pendekatan dengan
mereka, dan perlahan-lahan memberikan penjelasan bahwa tindakan
mereka itu menyimpang dari ajaran agama. Dan juga memberikan
penjelasan bahwa antar umat beragama itu harus adanya kerukunan
agar tercipta keadaan yang aman.











8
B. PEMBAHASAN MASALAH SUB KELOMPOK II

- Kasus :
O Di daerah terpencil si X sebagai tenaga medis mendapat panggilan
untuk mengobati orang tidak mampu, dia tidak bersedia alasannya
sudah mempunyai janji dengan teman temnanya untuk ke kota.
A. Termasuk pelanggaran sila ke lima no 2 (menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban), sila ke 3 no 1
(menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara diatas kepentingan dan keselamatan pribadi atau
golongan, no 3 (memajukan pergaulan untuk persatuan
bangsa)
B. Pembahasan : dokter tersebut seharusnya mementingkan
kepentingan umum atau masyarakat daripada kepentingan
pribadinya,
O Sebagai tenaga medis yang baru, si X ditempatkan disuatu daerah
terpencil ddan kebetulan masyarakatnya lebih percaya ke dukun,
sehingga si X menolaknya.
A. Termasuk pelanggaran sila ke dua no 2 (mengembangkan
sikap saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena mena
terhadap orang lain)
B. Pembahasan : sesuai dengan siIat siIat seorang dokter yaitu
sebagai agent oI change, agent oI health, agent oI
development artinya seorang dokter tugasnya bukan hanya
mengobati pasien tetapi juga harus bisa merubah paradigma
dan meyakinkan masyarakat bahwa dunia medis itu penting,
agar masyarakat bisa lebih paham dan mengerti akan dunia
medis tersebut.
O Dokter X dengan diam diam, melakukan proses aborsi ditempat
prakteknya dengan alasan membantu pasien, khususnya wanita
yang hamil diluar nikah agar tidak mengalami depresi.

9
A. Termamsuk pelanggaran sila ke empat no 2 (mengambil
keputusan yang bersiIat populis dengan menjunjung nilai
kemanusiaan, kebenaran, persatuan, keadilan, dan dapat
dipertanggung jawabkan kepada tuhan yang maha Esa), sila
ke dua no 1 ( mengakui setiap manusia sebagai makhluk
ciptaan tuhan yang maha Esa memiliki kodrat yang sama
tanpa melihat perbedaan latar belakang )
B. Pembahasan : sesuai dengan salah satu value seorang dokter
yaitu menghormati kehidupan dari pembuahan janin sampai
meninggal dunia, seharusnya seorang dokter bisa
membiarkan janin tersebut untuk hidup karena janin tersebut
sudah mempunyai hak untuk hidup.
O Dokter Y tidak mau bekerjasama dengan dokter lainya karena
merasa dirinya paling hebat.
A. Pelanggaran sila ke tiga no 1( menempatkan kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan
keselamatan pribadi atau golongan) no 2 (menjunjung tinggi
persatuan berdasarkan prinsip Bineka Tunggal Ika, sila ke
empat no 3 (mengakui bahwa manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama), sila ke lima no 3
( suka bekerja keras, dan menghargai karya orang lain)
B. Pembahasan : seorang dokter seharusnya bisa bekerjasama
dan berbagi ilmu dengan teman sejawatnya, tidak egois dan
merasa paling bisa.
O Dokter Z langsung memutuskan terapi yang akan dilakukan kepada
pasien dan tidak memberi kesempatan kepada pasien untuk
memilih terapi yang sesuai dengan keinginan pasien.
A. Pelanggaran sila ke empat no 1 (bersedia musyawarah yang
didorong oleh semangat kekluargaan) no 2 (mengambil
keputusan yang bersiIat populis, dengan menjunjung nilai
kemanusiaan, kebenaran, persatuan, keadilan, dan dapat
dipertanggung jawabkan pada tuhan yang maha Esa) no 3

10
( mengakui bahwa manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama)
B. Pembahasan : seharusnya seorang dokter harus memberi
kesempatan kepada pasiennya untuk menentukan terapi atau
pengobatan seperti apa yang diinginkan oleh pasiennya,
karena pasien juga memiliki hak untuk mengeluarkan
pendapat (pasal 28)
Pertanyaan :
1. Bagaimana cara mengubah paradigma masyarakat yang lebih percaya
kepada ahli non medis (dukun) sehingga bisa paham akan tenaga medis ?
2. Apa yang harus kita lakukan apabila bekerja dengan dokter yang memiliki
siIat egois dan tidak mau bekerjasama dengan teman sejawatnya ?
3. Apakah kasus 'Dokter X dengan diam diam, melakukan proses aborsi
ditempat prakteknya dengan alasan membantu pasien, khususnya wanita
yang hamil diluar nikah agar tidak mengalami depresi. ini bertentangan
dengan nilai Pancasila?
4. Nilai Pancasila manakah yang dilanggar oleh kasus diatas ?
5. Bagaimana menurut anda semua dengan alasan dokter X yang bermaksud
baik agar wanita (mungkin khususnya korban perkosaan) tidak depresi,
bukankah ini juga sesuai dengan nilai kedua sila kedua, yaitu
'mengembangkan sikap saling mencintai, tenggang rasa, tidak semena-
mena pada orang lain?
6. Pengertian apakah yang seharusnya diberikan pada dokter X tentang
maksud nilai kedua sila kedua yang sebenarnya agar tidak salah
mengartikannya lagi?


Jawaban:
1. Yaitu yang pertama kali dilakukan adalah mendatangi dan mengenali
keadaan daerah setempat, kemudian mendatangi tokoh masyarkat setempat
yang mempunyai peran penting dalam struktur kemasyarakatan disana,
mencari tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh masyarakat didaerah
tersebut, melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat, dan terakhir
melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat setempat.
11
2. Membuktikan capabillitas sebagai dokter kemudian melakukan
pendekatan dengan dokter tersebut, dan mencoba bermusyawarat dengan
dokter yang bersangkutan.
3. Jelas sudah sangat bertentangan

4. Nilai dari:
a. sila kedua nilai kesatu : praktek aborsi yang dilakukan pada
janin maupun bakal janin walaupun dalam konteks agama
mungkin belum saat-saat dikasih ruh, tetap saja mereka
memiliki hak yang sama untuk hidup dan kodrat sebagai
makhluk ciptaan Tuhan YME.
b. sila ke-empat nilai kedua : praktek aborsi ini dapat dikatakan
mengambil keputusan untuk menghilangkan nyawa maupun
kesempatan hidup makhluk ciptaan Tuhan YME. Tuhan saja
sudah memberikan ia kesempatan untuk hidup dengan
menciptakannya dan memberikan tempat di rahim dan/ perut
sang wanita (pasien), mengapa kita yang hanya sesama
makhluk ciptaan-Nya dengan sombongnya menetapkan
akhir/memutus takdir sang jabang bayi untuk merasakan
kehidupan. Padahal kita saja sudah diberikan kesempatan
untuk hidup hingga saat ini.
5. Pengertian yang dokter X tangkap dari sila kedua nilai kedua itu mungkin
salah, karena walaupun bermaksud baik pada sang pasien, ia telah
melakukan kesalahan yang sangat ditentang oleh agama
(menghilangkan nyawa seseorang atau membunuh).

6. Seharusnya pengertian yang diberikan pada sang dokter jangan hanya dari
aspek sosial, tetapi juga harus dari aspek agama yang mana tingkatan
aspek agama lebih diutamakan karena setiap yang kita lakukan pasti
akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan YME.


12
BAB III
KESIMPULAN
Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia yang sangat berguna
sebagai pedoman yang mengikat bagi setiap warga Negara. Di dalam Pancasila
terdapat sila-sila yang saling berkaitan satu sama lain. Dan didalamnya
terkandung nilai-nlai moral yang harus dapat dipahami dan diimplememtasikan
dalam kehidupan bermasyarakat guna menciptakan suatu keadaan yang tertib dan
aman.
Pada sila pertama, 'Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan hal pokok
yang mendasari setiap tingkah laku manusia karena menyangkut dengan
Ketuhanan.
Sila kedua, 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan aspek yang
muncul dari perwujudan sila pertama bahwa Ketuhanan mengatur kehidupan
manusia dan saling menghargai kehidupan dari pembuahan hingga meninggal
dunia.
Pada sila ketiga, bahwa setiap manusia pada dasarnya memiliki persamaan
bangsa, yaitu Indonesia. Akan tetapi dalam penerapannya masih sering terjadi
perpecahan. Untuk itu dibutuhkan persatuan antar manusia yang kuat dalam
menghadapi setiap masalah dan kendala hidup.
Sila keempat, dengan adanya persatuan yang telah diwujudkan pada sila
ketiga maka akan terbentuk suatu kepemimpinan yang memiliki hikmat dalam
permusyawaratan dan muIakat.
Sedangkan sila terakhir apabila semua aspek telah sempurna dan
diterapkan dengan baik maka dapat terwujudnya suatu keadilan antara makhluk
yang satu dengan yang lain.



13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mun`i. Memaknai Pancasila sebagai Dasar Negara*. Available at :
http://www.spi.or.id/wp-content/uploads/2010/06/Memaknai-Pancasila-
sebagai-Dasar-Negara.pdI
Choiron. Pancasila, Ideologi Tengah dalam Berbangsa dan Bernegara. Available
at :
http://IilsaIat.kompasiana.com/2011/06/02/pancasila-ideologi-tengah-
dalam-berbangsa-dan-bernegara/
inoputro. Butir-butir Pancasila. Available at :
http://www.inoputro.com/2011/05/butir-butir-pancasila/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
JusuI.Gani. Konkritisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Mempertahankan
Kalangsungan Hidup Bangsa dan Negara. Available at :
hLLp//wwwlemhannasgold/ld/lmages/sLorles/dokumen/nlLAl
nlLAl_AnCASlLA_2011pdf
Parwiyanto.Herwan. Pancasila sebagai Sumber Nilai. Available at :
http://herwanparwiyanto.staII.uns.ac.id/Iiles/.../herwn5ancasila-sbg-
nilai.doc
Ridwan. Mengetahui Arti Pancasila. Available at :
http://ridwanaz.com/akademik/kewarganegaraan/mengetahui-arti-atau-
pengertian-pancasila/
Universitas Pancasila. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Available at :
http://pancasila.univpancasila.ac.id/?p343

Anda mungkin juga menyukai