Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang

Perkembangan ilmu mekanika fluida dari waktu ke waktu semakin pesat. Demikian halnya dengan aplikasi ilmu mekanika fluida, baik itu dalam dunia industri maupun dalam kehidupan sehari hari. Salah satu bagian yang dipelajari dalam ilmu mekanika fluida yaitu tentang aliran eksternal yang melintasi suatu body. Sebagai contoh adalah aliran fluida yang melintasi suatu silinder. Dalam hal ini dapat dijumpai pada tiangtiang penyangga pada bangunan lepas pantai maupun tiang penyangga pada jembatan. Pengetahuan mengenai karakteristik aliran fluida yang mengalir melingkupi sebuah body dapat digunakan pada konstruksi bangunan seperti pada contoh yang telah disebutkan. Diharapkan dengan adanya pengetahuan ini, maka konstruksi bangunan dapat direkayasa sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu konstruksi bangunan yang ideal dan minim akan kesalahan. Suatu fluida yang mengalir melingkupi suatu silinder, akan timbul gaya drag di dalamnya. Gaya drag yang ditimbulkan ini akan sangat merugikan dan sebisa mungkin untuk diminimalisasi. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meminimalisasi gaya drag tersebut adalah dengan memodifikasi bentuk silinder. Selain itu gaya drag yang timbul dapat diminimalisasi dengan cara melakukan pengontrolan pada boundary layer. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menempatkan sebuah pengganggu di depan silinder utama. Jarak antara silinder utama dengan body pengganggu ini juga dapat divariasikan untuk menghasilkan gaya drag yang seminimal mungkin. Penelitianpenelitian yang pernah dilakukan dalam usaha untuk meminimalisasi gaya drag ini antara lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Aiba dan Watanabe (1997). Pada penelitian 1

ini, Aiba dan Watanabe merekayasa bentuk silindernya menjadi silinder teriris tipe-D dan tipeI. Berdasarkan penelitian tersebut dihasilkan bahwa koefisien drag yang timbul dapat diminimalisasi. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Prasad dan Williamson (1997). Pada penelitiannya kali ini Prasad dan Williamson menempatkan sebuah penggangu di depan silinder utama. Penggangu tersebut berupa sebuah plat yang ditempatkan pada jarak 1,5D. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penempatan sebuah plat pada jarak tersebut, aliran yang timbul menjadi lebih turbulen yang berakibat koefisien drag silinder maupun keseluruhan susunan tersebut menurun. Selain kedua penelitian yang telah disebutkan di atas, penelitian lain juga dilakukan oleh Tsutsui dan Igarashi (2002). Penelitian yang dilakukan oleh Tsutsui dan Igarashi ini mempunyai tujuan yang sama dengan kedua penelitian sebelumnya yaitu untuk meminimalisasi besarnya koefisien drag. Tsutsui dan Igarashi melakukannya dengan cara menempatkan sebuah silinder pengganggu yang diameternya lebih kecil daripada silinder utama. Beberapa variasi juga dilakukan, antara lain variasi jarak antar kedua silinder (L/D), diameter silinder pengganggu (d/D), serta bilangan Reynolds. Berdasarkan penelitian ini, hasil yang didapat memberikan pengaruh yang cukup significan pada besarnya koefisien drag yang ditimbulkan. Yusuf (2008) juga melakukan hal yang hampir sama pada penelitiannya guna meminimalisasi besarnya koefisien drag. Sebuah ellips (A/B=1/3) teriris (10%) diletakkan sebagai pengganggu di depan silinder sirkular dengan diameter 114 mm. Variasi jarak antara silinder utama dengan ellips teriris (G/D) dilakukan pada posisi G/D = 0,5 ; 0,75 ; 1 ; 1,25. Hasil yang didapat yaitu bahwa pada posisi G/D=0,75 merupakan titik kritis dimana pada jarak tersebut penempatan ellips sebagai pengganggu tidak banyak berpengaruh menurunkan pressure drag silinder utama, sehingga gaya drag silinder utama masih besar, terbukti dengan luas wake yang paling besar dibanding dengan 2

jarak yang lain. Pada penelitian kali ini dilakukan sebagai upaya pengembangan dari penelitian Yusuf (2008) yang dirasakan memberikan hasil yang kurang maksimal. Hal ini dikarenakan variasi jarak antara silinder utama dengan ellips teriris (G/D) terlalu renggang sehingga dimungkinkan titik kritis yang terjadi berada pada posisi G/D yang lain. Selain itu silinder utama yang digunakan pada penelitian tersebut mempunyai diameter (D=114mm) yang relatif terlalu besar dibandingkan dengan ukuran wind tunnel. Dengan diameter silinder sirkular tersebut, akan didapatkan rasio antara diameter benda uji dan lebar test section (D/d) sebesar 17,17%, dimana dengan nilai tersebut dimungkinkan timbulnya blockage effect dimana pengaruh boundary layer dinding wind tunnel cukup kuat pada silinder sirkular. Untuk wind tunnel yang digunakan pada penelitian kali ini, besarnya rasio antara diameter benda uji dan lebar test section (D/d) dimana belum ada pengaruh blockage effect adalah sebesar 9,09%. Berdasarkan parameter tersebut dilakukan penelitian yang serupa, namun dengan benda uji yang lebih kecil yaitu dengan menempatkan ellips (A/B=1/3) teriris (10%) di depan silinder sirkular yang memiliki diameter sebesar 80 mm. Dengan demikian blockage effect yang terjadi bisa diminimalisir dengan nilai D/d=12,27%, mendekati batas maksimal dimana belum ada pengaruh blockage effect. Variasi jarak antara silinder utama dengan ellips teriris (G/D) yang digunakan lebih banyak dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu pada G/D=0,72 ; 0,75 ; 0,78 ; 0,8 ; 0,85 ; 0,9. Berdasarkan hal tersebut distribusi tekanan pada silinder sirkular dan ellips akan diukur untuk menentukan gaya drag yang timbul. 1.2 Perumusan Masalah Pada aliran yang melintasi silinder sirkular tunggal terdapat fenomena separasi, yakni ketika momentum aliran sudah tidak mampu lagi mengatasi gesekan dan adverse pressure gradient. Selanjutnya separasi ini akan diikuti dengan timbulnya daerah wake pada daerah di belakang silinder utama. Adanya 3

perbedaan tekanan pada sisi upstream dan downstream serta tegangan geser selama melintasi kontur permukaan silinder sirkular mengakibatkan terjadinya gaya drag. Gaya drag yang terjadi akibat adanya viskositas (tegangan geser antara fluida dan permukaan benda) disebut dengan skin friction drag (FDf). Sedangkan gaya drag yang timbul karena adanya perbedaan tekanan fluida pada sisi upstream dan downstream disebut dengan pressure drag (FDp). Resultan antara friction drag dan pressure drag ini disebut sebagai total drag. Untuk mengurangi gaya drag yang diderita oleh silinder sirkular tersebut maka usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menunda letak titik separasi. Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mengurangi besarnya gaya drag adalah dengan menempatkan body pengganggu di depan silinder utama. Penempatan penggangu di depan silinder utama ini dimungkinkan akan dapat mempengaruhi aliran di belakang silinder. Transisi boundary layer laminer menuju turbulen akan lebih cepat terjadi dan aliran akan mampu melawan adverse pressure gradient dan gesekan yang terjadi sehingga titik separasi akan bergeser ke belakang dan wake yang terbentuk semakin sempit, gaya drag yang timbul juga akan mengecil. Pemotongan bagian depan pada body pengganggu diduga memberikan pengaruh yang lebih significan dalam menurunkan besarnya gaya drag yang terjadi. Pada penelitian kali ini, akan ditempatkan ellips teriris di depan silinder utama sebagai pengganggu. Dimana ellips merupakan sebuah body yang memiliki gradien kontur serta adverse pressure gradient yang lebih kecil jika dibandingkan dengan slinder sirkular. Selain itu dalam mengagitasi aliran, body ellips mempunyai kemampuan yang lebih besar dibandingkan dengan silinder sirkular, sehingga diharapkan lebih mampu dalam menceritakan kronologis transisi aliran laminer menjadi turbulen hingga pada akhirnya terjadi separasi masif. Pemotongan ellips pada leading edge juga akan dapat mempengaruhi karakteristik aliran yang terjadi. Kemungkinan terjadinya bubble separation pada irisannya, akan berpotensi mendorong aliran untuk attach 4

kembali. Hal ini dapat dilihat pada perbandingan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf(2008), Tsutsui dan Igarashi(2002), serta Lee Sang Joon(2004). Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf(2008) menggunakan ellips teriris sebagai inlet disturbance. Sedangkan Tsutsui dan Igarashi(2002), dan Lee Sang Joon (2004) menggunakan silinder sirkular dengan diameter yang lebih kecil dari silinder utama sebagai inlet disturbance.

Gambar 1.1 Perbandingan penggunaan ellips teriris sebagai disturbance dengan silinder (a) Tsutsui dan Igarashi(2002) d/D=0,25 , L/D=1,75, ReD=4,1x104 (b) Yusuf(2008) A/D=0,25 , G/D=1,25, ReD=6,4x104 (c) Lee Sang Joon(2004) d/D=0,233 , L/D=1,833 , ReD=2x104 Data-data yang diambil pada grafik diatas merupakan data yang mempunyai kemiripan yang cukup significan baik dalam hal jarak penempatan inlet disturbance maupun spesifikasi dari benda uji yang digunakan. Hal ini diupayakan agar data-data tersebut dapat dibuat sebagai suatu perbandingan. Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa jika dibandingkan dengan silinder, penempatan ellips teriris sebagai inlet disturbance menghasilkan koefisien pressure yang paling kecil. Disamping itu akselerasi 5

yang terjadi pada ellips teriris terlihat lebih tajam, sehingga kenaikan intensitas turbulensi yang terjadi pada ellips lebih maksimum. Dengan penambahan ellips teriris di depan silinder utama ini diduga akan mampu menurunkan gaya drag yang terjadi pada silinder utama, karena pada ellips ini terjadi separasi pada trailing edge yang akan mempengaruhi aliran di belakangnya sehingga ketika aliran ini melintasi silinder utama turbulensi alirannya akan meningkat. Selain itu juga akan dilakukan variasi terhadap jarak antara silinder utama dengan ellips teriris sebesar G/D= 0,72 ; 0,.75 ; 0,78 ; 0,8 ; 0,85 ; 0,9. Dengan variasi jarak tersebut dimungkinkan adanya titik kritis selain pada jarak G/D =0,75, dimana pada jarak tersebut penempatan ellips sebagai pengganggu tidak banyak berpengaruh menurunkan pressure drag silinder utama. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik aliran melintasi silinder sirkular yang diganggu ellips teriris dengan variasi jarak ellips teriris dengan silinder sirkular dengan cara sebagai berikut: 1. Mengukur distribusi koefisien tekanan (Cp) pada permukaan silinder utama dan ellips sehingga bisa dianalisa karakteristik alirannya. 2. Mengukur profil kecepatan aliran di belakang susunan. 3. Melakukan visualisasi dengan metode oil flow picture. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Fluida yang dipakai adalah dengan kondisi steady flow, incompssible flow, uniform di sisi upstream dengan bilangan Reynolds sebesar 5,7 x104. Kemungkinan adanya perpindahan panas diabaikan.

1. 2.

3. Analisa dilakukan pada silinder sirkular dengan pengganggu berupa ellips teriris. 4. Kecepatan wind tunnel dianggap konstan dengan bilangan Reynolds (Re) sebesar 5,7 x 104 didasarkan pada diameter silinder utama. 1.5 Manfaat Penelitian. Adapun manfaat yang dapat diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui pengaruh jarak silinder sirkular dengan ellips teriris terhadap koefisien drag yang ditimbulkan pada silinder utama. 2. Dapat mengetahui pengaruh dari adanya irisan pada ellips terhadap koefisien drag yang terjadi pada silinder utama. 7

Anda mungkin juga menyukai