Anda di halaman 1dari 5

Kyu Hyun P.O.V Ni ni ni nit... (suara alarm gaje. Lebih baik daripada aki aki aki aki).

Aku membuka mata dan merenggangkan tubuhku sedikit. Semalam itu benar-benar menegangkan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika Ji Eun kalah dan jiwanya diambil. Tapi, jika jiwa salah satu dari kami berhasil diambil, apa yang akan terjadi ya ? Ah, andwae. Tidak boleh berpikir yang tidak-tidak. Lebih baik sekarang latihan., gumamku. Aku berjalan ke kamar Ji Eun, mungkin harus menggunakan cara yang sama seperti kemarin. Ttok ttok ttok... Ji Eun-ah !, aku memanggilnya dari luar pintu. Pasti dia masih tidur, sepertinya harus pakai cara yang sama seperti kemarin. Aku membuka pintu kamarnya dan foila Ji Eun sudah tidak ada dan tempat tidurnya telah rapi. Aku berjalan ke halaman belakang. Ini masih kurang tajam., aku mendengar suara Ji Eun di halaman belakang. Dia lebih dulu latihan ? Rajin juga anak ini. Aku melihatnya dari jauh. Ia membentuk sebuah bongkahan es besar menjadi jarum dalam waktu yang cukup lama dibandingkan dengan kecepatan serangan monster pada umumnya . Ia menembakkannya. Lumayan., gumamku. Jarum es itu berhasil menembus lima pohon berdiameter sekitar empat puluh sentimeter. Oke, kemajuannya memang pesat tapi jika dibiarkan, taman ini bisa botak dengan cepat. Yaaa ! Kau ingin menggunduli taman ini hah ?, tanyaku. Kyu ? Mianhae. Aku tidak menyangka akan tembus sejauh itu., jawabnya sambil terkekeh. Sepertinya kau harus punya objek latihan sendiri., kataku. Kau tahu kelemahan teknikmu yang tadi ?, tanyaku. Ne, terlalu lama., jawabnya dengan agak kecewa. Gwaenchanha. Practice makes perfect., balasku. Pasti aku terlihat keren. Kau tahu Ji Eun, awalnya, Kyu bahkan hanya dapat membuat api kecil di ujung jari telunjuknya., tiba-tiba Fox ikut bicara. Aku menyesal mengeluarkannya tadi. Sedangkan kau, sudah dapat membuat es besar., lanjutnya. Beast macam apa kau ini ? Mengumbar keburukan master-nya., kataku kesal. Hanya memberikan motivasi., jawab Fox. Ji Eun hanya senyum-senyum. Sudahlah, minggir ! Aku mau latihan., kataku. Langsung saja kutembakkan api besar, membuat mereka menyingkir. Bisa kulihat dengan ekor mataku, Ji Eun masih senyum-senyum -_-.

********** Sekarang sudah dua bulan sejak pertama kali aku bertemu Ji Eun. Selama dua bulan juga kami terus melawan monster yang semakin lama semakin kuat. Sampai kapan kami harus begini ? Apa tidak ada cara mengakhirinya ? Sesaat setelah memikirkan itu, seorang wanita yang merupakan guru konseling masuk ke kelasku. Aku tahu apa yang akan ia berikan karena telah mendengar percakapannya di luar dengan guru yang baru selesai mengajar. Perhatian ! Anak-anak, saya akan bagikan kartu-kartu ini pada kalian., kata guru itu sambil menunjukkan sesuatu yang dikemas rapi dalam kertas coklat. Mungkin kartu-kartu yang ditumpuk sehingga terlihat seperti balok. Masingmasing siswa mendapat sembilan belas kartu, karena di kelas ini terdapat dua puluh siswa. Tulis komentarmu mengenai siswa-siswi di kelas ini ! Masingmasing kartu ditujukan ke satu siswa kecuali diri sendiri ! Jadi, akhirnya, tiap orang akan mendapat sembilan belas kartu yang berisi sembilan belas komentar dari sembilan belas orang berbeda. Ini berguna sebagai pertimbangan kalian agar menjadi lebih baik. Ada dua hal yang harus kalian ingat, jujur dan serius. Ini bukan bahan gurauan ! Komentar harus diserahkan pada saya besok lalu saya akan memberikannya pada orang yang dikomentari. Jangan tulis nama orang yang mengomentari !, guru itu menjelaskan sementara kartu-kartu tersebut dioper ke belakang. Selesai memberi penjelasan dan kartu-kartu itu, ia keluar. ********** Meskipun hampir tidak pernah bicara dengan kebanyakan siswa di kelas, tapi aku tahu nama dan sering melihat perilaku mereka. Selesai., kataku. Akhirnya selesai menulis komentar. Sepertinya, aku bisa menebak komentar seluruh siswa di kelas. Pasti tidak akan jauh dari kata sombong, dingin, pintar, dan pendiam. Tapi, Ji Eun berkomentar apa ?, kataku dalam hati. Aku keluar kamar dan melihatnya sedang bermain dengan Eria di ruang keluarga. Sudahlah., aku berjalan ke dapur untuk minum. Saat berjalan ke kamar, ada ide gila terlintas di otakku. Bagaimana kalau aku mengintip kartunya ? Aku membayangkan apa yang ia tulis. #Mode Khayal Satu# Kyu, kau itu sangat dingin dan menyebalkan. Juga sangat menakutkan. Pernahkah kau lihat ekspresimu di cermin ? Datar dan mengerikan, aku membayangkan ia menulis itu semua. Tidak mungkin. Ia bukan yeoja se-frontal itu. #Mode Khayal Dua# Kyu, kau sangat tampan dan pintar. Kau juga keren. Sebenarnya aku ingin lebih dekat denganmu. Kau sangat mempesona., mungkinkah ia menulis itu ? Tidak mungkin. Aku bahkan lupa kapan terakhir kali ia memujiku. #Mode Khayal Tiga#

No comment, apa itu yang ia tulis ? Tidak mungkin. Dia bukan Desi Ratnasari pasti berkomentar, walau sedikit. #Mode Khayal Empat# Kyu, sedang apa kau di depan kamarku ?, kata Ji Eun, tiba-tiba dia ada di belakangku. Belum sempat aku mulai berkhayal yang keempat, Ji Eun sudah muncul. #Mode Nyata# Tidak sedang apa-apa. Hanya sedang cari angin., jawabku singkat lalu masuk ke kamar. ********** Ji Eun P.O.V Guru konseling sedang memberikan hasil komentar. Selain memikirkan komentar untukku, aku selalu memikirkan yang ditujukan untuk Kyu. Pasti komentar untuknya sangat pedas padahal Kyu sebenarnya baik. Ia hanya tidak bisa menunjukkannya. Kau ingin ditegur seonsaengnim lagi ?, tanya Kyu yang ternyata sadar sedang ku perhatikan. Anio., jawabku. Aku hanya melihat pohon itu., kataku. ********** Kyu Hyun P.O.V Aku sedang membaca komentar dari siswa-siswi di kelasku. Rata-rata komentar mereka sama, yaitu: Dingin, pintar, pendiam, tidak mau bergaul, dan menyebalkan. Tapi ada beberapa yang menyelipkan pertanyaan bodoh, misal: Apa kau agen CIA ? dan Kau lebih suka pedas atau manis ?. Namun ada tiga komentar yang unik. Ketiganya diketik diatas kertas putih lalu ditempel di atas kartu. Aku yakin salah satunya dari Ji Eun karena aku tahu tulisan tangan Ji Eun tidak ada di kartu-kartu sebelumnya. Kartu pertama: Kau ini sangat menyebalkan. Lihat saja, kau akan ku beri pelajaran. Kartu kedua: Meski kau pendiam dan dingin tapi kau sangat keren. Sebenarnya aku ingin menjadi pacarmu. Apa kau tidak sadar bahwa aku selalu berada di dekatmu ? Kartu ketiga:

Saat menatapmu, aku merasa ada banyak hal yang kau sembunyikan. Cobalah membaginya dengan orang terdekatmu, mungkin itu akan membuatmu lebih baik. Aku meletakkan ketiga kartu tersebut di atas meja lalu berfikir. Ji Eun punya motif untuk menulis ketiganya: Pertama, aku sering menjahilinya; Kedua, ia sering di dekatku; Ketiga, ia sering menatapku. Author P.O.V Apa ia mendapat kritik-kritik pedas ? Aku takut mood-nya akan rusak karena itu., pikir Ji Eun dari dalam kamarnya. Apa aku harus menghiburnya ?, pikirnya. Yang mana komentar darinya ?, pikir Kyu dari dalam kamarnya. Apa aku harus menanyakannya ?, pikir Kyu. Mereka berjalan ke pintu kamar masing-masing dan membukanya bersamaan. Karena kamar mereka berhadapan, tatapan mereka langsung bertemu. Jeogi..., mereka mengucapkannya bersamaan. Andwae, ia bisa besar kepala kalau aku menghiburnya. Nanti dia pikir aku sering memikirkannya., pikir Ji Eun. Andwae, ia bisa besar kepala kalau aku bertanya. Nanti dia pikir komentarnya sangat penting bagiku., pikir Kyu. Bicaralah duluan !, tawar Ji Eun. Kau saja lebih dulu., tawar Kyu. Kau saja., tawar Ji Eun. Kenapa jadi seperti di drama hahaha., Kyu tertawa diikuti Ji Eun. Bukan apa-apa. Lupakan ! Apa kau mau makan malam ?, tanya Kyu. Aku akan memasak., kata Ji Eun ambil menarik lengan panjang bajunya hingga ke sikut. Ok ! Jangan pakai banyak sayuran ya !, teriak Kyu saat Ji Eun berjalan ke dapur. Arasseo., jawab Ji Eun tanpa berbalik. ********** Selesai makan, mereka merasakan energi asing. Campuran energi kegelapan dan manusia. Ayo !, ajak Kyu.

Kali ini, sangat berbeda., kata Ji Eun. Berhati-hatilah !, saran Kyu. ********** Kali ini, asal energi itu dari bukit. Sesampainya mereka disana, mereka melihat manusia berpakaian putih. Ia menggunakan baju putih, celana jeans panjang putih, sarung tangan putih, dan sepatu putih. Ia juga menggunakan pelindung kepala yang digunakan dalam permainan anggar. Kyu, energi hitamnya hilang ?, tanya Ji Eun pelan. Ne. Tapi orang itu terlihat mencurigakan., jawab Kyu. Kalian pasti si api dan si air., kata orang asing itu. Ia pasti bukan orang biasa., kata Kyu. Pegasus, keluarlah !, perintah orang itu kemudian muncul segi enam abu-abu dengan motif yang berbeda dari milik Ji Eun maupun Kyu. Dari dalamnya keluar kuda putih bersayap. Kuda itu berdiri di sebelah kiri orang bertopeng itu. Selama ini, tidak ada yang bisa memanggil beast kecuali aku dan Kyu. Bagaimana mungkin dia bisa ?, tanda tanya besar muncul di benak Ji Eun. Ia dapat melihat Kyu merasakan kebingungan yang sama. To Be Continued...

Anda mungkin juga menyukai