Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ANALISIS SPASIAL DAN DATABASE SPASIAL DALAM


SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Disusun oleh:

AZIZAH ENDRASTATY
1UWITA ADELINA PASARIBU
M. SAID ALKHUDRI
SERICHING EMERLIN
SOHIB ROSIDY











PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011


BAB I
PENDAHULUAN


Sistem InIormasi GeograIis (SIG) merupakan sebuah sistem yang saling berangkaian satu
dengan yang lain. BAKOSURTANAL menjabarkan SIG sebagai kumpulan yang terorganisir
dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geograIi, dan personel yang didesain
untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan semua bentuk inIormasi yang bereIerensi geograIis. Dengan demikian, basis
analisis dari SIG adalah data spasial dalam bentuk digital yang diperoleh melalui satelit atau
data lain yang terdigitasi. Analisis SIG memerlukan tenaga ahli sebagai interpreter, perangkat
keras komputer, dan soItware pendukung.

Proses analisis yang terjadi pada SIG adalah analisis spasial. Analisis spasial
merupakan analisis yang berhubungan dengan georeIerensi ruang dan waktu. Sebagai sebuah
metode, analisis spasial berusaha untuk membantu perencana dalam menganalisis kondisi
permasalahan berdasarkan data dari wilayah yang menjadi sasaran. Dan konsep-konsep
yang paling mendasari sebuah analisis spasial adalah jarak, arah, dan hubungan.
Kombinasi dari ketiganya mengenai suatu wilayah akan bervariasi sehingga membentuk
perbedaan yang signiIikan yang membedakan satu lokasi dengan yang lainnya. Dengan
demikian jarak, arah, dan hubungan antara lokasi suatu objek dalam suatu wilayah dengan
objek di wilayah yang lain akan memiliki perbedaan yang jelas.

Data yang digunakan dalam melakukan analisis spasial berupa data spasial. Data
tersebut tersimpan dalam suatu basis data, disebut dengan database spasial. Pengertian dari
database spasial adalah database yang dioptimalkan untuk menyimpan data dan melakukan
query data yang berhubungan dengan obyek dalam ruang (spasial) termasuk garis, titik, dan
polygon.

Seiring dengan perkembangan waktu, baik analisis spasial dan database spasial juga
turut mengalami perkembangan. Hal ini terjadi agar keseluruhan proses lebih optimal, eIisien,
dan menghasilkan inIormasi yang lebih baik bagi orang-orang yang berkaitan dengan
penggunaan SIG.

BAB II
PEMBAHASAN


A. Analisis Spasial

Analisa spasial merupakan sekumpulan metoda untuk menemukan dan
menggambarkan tingkatan/ pola dari sebuah Ienomena spasial, sehingga dapat
dimengerti dengan lebih baik. Dengan melakukan analisis spasial, diharapkan muncul
inIomasi baru yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dibidang yang
dikaji. Metoda yang digunakan sangat bervariasi, mulai observasi visual sampai ke
pemanIaatan matematika/statistik terapan.

Ada banyak metoda dalam melakukan Analisis Spasial. Berdasarkan tujuannya,
secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 macam:
1. Analisis Spasial Exploratory, digunakan untuk mendeteksi adanya pola khusus
pada sebuah Ienomena spasial serta untuk menyusun sebuah hipotesa penelitian.
Metoda ini sangat berguna ketika hal yang diteliti merupakan sesuatu hal yang
baru, dimana peneliti tidak/ belum memiliki banyak pengetahuan tentang
Ienomena spasial yang sedang diamati.
2. Analisis Spasial onfirmatory, Dilakukan untuk mengonIirmasi hipotesa
penelitian. Metoda ini sangat berguna ketika peneliti sudah memiliki cukup
banyak inIormasi tentang Ienomena spasial yang sedang diamati, sehingga
hipotesa yang sudah ada dapat diuji keabsahannya.

Sebagaimana telah diketahui bahwa SIG adalah sistem yang berkemampuan
dalam menjawab baik pertanyaan spasial maupun pertanyaan non-spasial beserta
kombinasinya dalam rangka memberikan solusi-solusi atas permasalahan keruangan. Artinya,
sistem ini memang sengaja dirancang untuk mendukung berbagai analisis terhadap
inIormasi geograIis: teknik-teknik yang digunakan untuk meneliti dan mengeksplorasi
data dari perspektiI keruangan, untuk mengembangkan, menguji model-model, dan
menyajikan kembali datanya sedemikian rupa hingga dapat meningkatkan pemahaman
dan wawasan. Teknik-teknik ini berada di dalam sebuah payung yang bernama 'analisis
spasial. Inilah yang membedakan SIG dengan tipe-tipe sistem inIormasi yang lain. Di
dalam SIG segala teknik atau pendekatan perhitungan matematis yang terkait dengan
data atau layer keruangan dilakukan didalam Iungsi analisisyang satu ini. Dan demikian
powerIul-nya Iungsi analisis spasial yang dimilikinya hingga menjadikan SIG sebagai
soItware tool yang terkenal hingga pada saat ini.

Secara umum untuk menganalisa spasial, biasanya harus melalui tiga tahapan analisa
spasial, yaitu:
1. Analisis Visual,
Merupakan tahapan yang sangat berguna untuk menemukan dan
memperjelas pola/ keterkaitan antara beberapa objek dan Ienomena yang terjadi
di permukaan bumi. Dengan melakukan visualisasi yang tepat, maka pola
sebuah Ienomena yang rumit dapat dideteksi dengan lebih mudah. Analisis
ini dibagi atas: Visualisasi Atribut Objek Titik (attribute data oI point
objects), Visualisasi Distribusi Objek Titik (distributions oI point objects),
dan Visualisasi Pengelompokan Spasial (Spatial Tesselation).
2. Operasi Spasial,
Pengolahan data dengan mempergunakan algoritma perhitungan geometris
terhadap objek spasial yang ada untuk membantu memahami sebuah
Ienomena spasial. Ada banyak sekali jenis dan variasinya yang selanjutnya
akan dibahas pada Fungsi Spasial. Dengan memaksimalkan kombinasi dari
berbagai operasi spasial, dapat dihasilkan inIormasi baru yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Operasi spasial berbasis
algoritma perhitungan geometris yg dikenal saat ini diperkenalkan oleh Ian
Shamos pada tahun 1986 melalui penelitiannya dibidang ilmu komputer,
tepatnya sub-Iield 'Computational Geometry. Adapun beberapa dari operasi
spasial ini meliputi: Overlay Spasial (Spatial Overlay), Pencarian Spasial
(Spatial Search), Operasi BuIIer (BuIIer Operation), Operasi Raster (Raster
Operation) , Operasi Jaringan (Network Operation).
3. Pemodelan Spasial,
Gambaran Matematis tentang struktur dari sebuah Ienomena spasial, untuk
keperluan prediksi/evaluasi. Disusun berdasarkan pengetahuan spesiIik
tentang suatu Ienomena spasial, biasanya berupa kombinasi dari beberapa operasi
spasial terhadap sekumpulan data spasial. Penggunaannya cukup luas, antara lain
untuk keperluan epidemiologi, ekonomi, ekologi, seismologi, arkeologi, ilmu
transportasi, dan bidang-bidang lainnya.

Secara detail, tipe, implementasi, atau jenis aktual Iungsi analisis spasial dapat
dijumpai pada banyak pustaka (teori) dan perangkat lunak SIG, pengolahan citra dijital
(remote sensing), Iotogrametri, model permukaan dijital, dan CAD. Beberapa Iungsi analisis
spasial seperti:
a. Query Basisdata, yaitu SIG yang menggunakan query terhadap basis data
bersama dengan Iungsi analisis spasial tu sendiri dalam usaha menjawab berbagai
pertanyaan spasial dan non-spasial yang digunakan untuk memanggil kembali
data atau tabel atribut tanpa mengubah atau mengedit/update data yang
bersangkutan.
b. Pengukuran, yaitu Iungsi analisis spasial yang melibatkan Iungsi matematis
sederhana di seputar bentuk unsur spasial dengan geometri yang juga sederhana.
Seperti, menghitung atau menganalisa jarak antara dua titik spasial, menghitung
luas area, menghitung keliling area, menghitung titik koordinat atau yang disebut
dengan centroid dan lain sebagainya.
c. Kedekatan unsur/proximity, Iungsi yang mampu menghitung dan menganalisa
kedekatan tiap-tiap unsur spasial. Fungsi ini biasanya akan berIungsi jika Iile
layer yang ada berbentuk raster atau pecahan dari beberapa atau bahkan banyak grid
dimana tiap sel grid memiliki nilai tersendiri yang disebut pixel. Contohnya adalah
Iind distance, cost and pathway, poligon convex-Hull, dan calculate density.
d. Model permukaan digital. Model ini meliputi: gridding, spatial Iiltering,
contouring, gradien/ slopping, aspect, hilshading, steepest path, proIile, viewshed,
dan watershed yang seluruhnya merupakan model-model pengolahan analisis
spasial. Yang diolah adalah bentuk dari permukaan bumi dalam peta, sehingga
terlihat perbedaan ketinggian masing-masing wilayah. Biasanya diolah setelah
data dikonIersikan atau memang sudah berupa data raster.
e. Fungsi pengolahan citra dijital, yaitu salah satu analisis spasial yang terkenal di
bidang SIG dan juga pengolahan citra digital (pengindraan jarak jauh) adalah
klasiIikasi; istilah yang merujuk pada proses interpretasi citra-citra dijital (dengan
bantuan sistem komputer) hasil pengindraan jauh. Analisis ini merupakan suatu
proses penyusunan, pengurutan, atau pengelompokkan setiap pixel citra dijital
multi-band ke dalam beberapa kelas berdasarkan kriteria atau kategori objek
hingga dapat menghasilkan sebuah peta dalam bentuk raster. Fungsi ini memiliki
tujuan untuk mengekstrak pola-pola respon spektral yang terdapat di dalam citra itu
sendiri seperti kelas-kelas penutup lahan (landcover). Yang termasuk ke dalam
kategori dari Iungsi ini adalah clustering, yakni proses klasiIikasi yang
digunakan untuk mengelompokkan pixel-pixel citra berdasarkan aspek-aspek
statistik (matematis) semata. Proses klasiIikasi digunakan untuk menghilangkan
atau menurunkan tingkat kedetailan data yang bertujuan memunculkan inIormasi-
inIormasi penting. Data spasial yang perlu diklasiIikasi sebelum dapat digunakan
dalam proses perencanaan wilayah dan kota antara lain elevasi dan kelerengan. Kedua
jenis data tersebut perlu diklasiIikasi sesuai dengan kaidah-kaidah penataan ruang
agar dapat digunakan dalam perencanaan. Sebagai contoh, kaidah penataan ruang
pada umumnya memberikan persyaratan kelerengan untuk tiap-tiap jenis penggunaan
lahan. Oleh karena itu, data kelerengan perlu diklasiIikasi berdasarkan persyaratan
tersebut.

Salah satu kelebihan dari SIG adalah mampu melakukan analisa spasial sekaligus
dengan analisa database. Pada makalah ini digunakan ArcGis untuk membahas cara
melakukan beberapa analisa data menggunakan ArcToolBox. Analisa Tool diperoleh pada
section Analysis Tool yang terdiri dari beberapa bagian utama yaitu:
1. Extract, yang terdiri dari 4 Iungsi yaitu Clip, Select, Split dan Table Select.
a. Clip
Perintah ini adalah untuk membuat data baru dari dua layer yang berbeda.
b. Select
Fungsi ini adalah Iungsi Query Database (SQL).
c. Split
Untuk perintah split hampir sama dengan perintah clip, tetapi perbedaannya
adalah:
- data yang menjadi clip Ieaturenya (split) harus mempunyai kolom pada table
atribut yang memiliki type recordnya dalam bentuk karakter
- output tersimpan didalam Iolder, dan hasilnya adalah terpisah untuk tiap Ieature
split.
d. Table Select
Fungsi ini adalah seperti Iungsi select dan hasilnya adalah berupa tabel.

2. Overlay, terdiri dari Erase, Identity, Intersection, Symmetrical DiIIerence, Union dan
Update.
a. Erase
Perintah ini seperti perintah pada Clip.
b. Identity
Perintah ini seperti perintah pada Split.
c. Intersect
Perintah ini seperti perintah pada Split.
d. Symmetrical DiIIerence
Perintah ini seperti perintah pada Split.
e. Union
Perintah ini seperti perintah pada Clip.
I. Update
Perintah ini seperti perintah pada Clip.
3. Proximity, terdiri dari BuIIer, Multiple Ring BuIIer, Near dan Point Distance.
4. Statistic terdiri dari Frequency dan Summary Statistic.

B. Database Spasial

Database spasial mendeskripsikan sekumpulan entity yang memilki lokasi atau posisi yang
tetap maupun yang tidak tetap. Tipe-tipe entity spasial ini memiliki properties topograIi dasar
meliputi lokasi dimensi, dan bentuk (shape).

Spasial database adalah database yang dioptimalkan untuk menyimpan dan
permintaan data yang terkait dengan obyek dalam ruang, termasuk poin, dan baris polygons.
Sementara khas database dapat memahami numerik dan karakter berbagai jenis data, Iungsi
tambahan perlu ditambahkan ke database untuk memproses data spasial jenis. Ini biasanya
disebut geometri atau Iitur. Kunmap mendeIinisikan Layer Database spasial sebagai berikut:
1. Cakupan Tampilan
2. Warna
3. Simbol
4. Database
5. Query

Data spasial merupakan dasar operasional pada sistem inIormasi geograIis. Hal ini
terutama dalam sistem inIormasi geograIis yang berbasiskan pada sistem digital komputer.
Namun demikian pemikiran tentang pemanIaatan data spasial ini sebenarnya tidak hanya
dilakukan pada operasional sistem inIormasi geograIis digital yang berlaku pada saat ini.
Perkembangan yang cepat dalam teknologi digital komputer saat ini memacu perkembangan
pemanIaatan data spasial dalam bentuk digital. Kemudahan akses, manipulasi, dan duplikasi
data hingga analisis terhadap data spasial me njadi sangat mudah dengan bantuan teknologi
digital ini.

Data spasial memberikan amatan terhadap berbagai Ienomena yang ada pada suatu
obyek spasial. Secara sederhana data spasial dinyatakan sebagai inIormasi alamat. Dalam
bentuk lain data spasial ini dinyatakan dalam bentuk grid koordinat seperti dalam sajian peta
ataupun dalam bentuk piksel seperti dalam bentuk citra satelit.

Atribut lokasional data spasial (yaitu, untuk pemukiman, rumah tangga, daerah, dll)
secara resmi dinyatakan dengan cara dari Iitur geometris dari titik, garis atau unit areal
(poligon) dalam pesawat, atau, lebih jarang, pada permukaan. Ini reIerensi spasial
pengamatan juga Iitur penting dari Sistem InIormasi GeograIis (SIG), yang membuatnya
menjadi alat yang alami untuk membantu dalam analisis data spasial.















BAB III
KESIMPULAN


Sebuah hubungan antara GIS dan analisis data spasial serta database spasial dianggap
merupakan aspek penting dalam pengembangan GIS ke dalam alat penelitian untuk
mengeksplorasi dan menganalisis hubungan spasial. Terbatasnya ketersediaan kemampuan
analisis canggih dalam komersial paket GIS adalah sekarang keluhan akrab dalam literatur
penelitian, dan beberapa panggilan untuk lebih dekat integrasi antara analisis spasial dan GIS
telah dirumuskan. Dalam beberapa tahun terakhir, hal ini telah mengakibatkan kegiatan
penelitian yang cukup besar di berbagai daerah, sebagaimana dibuktikan oleh peningkatan
jumlah artikel review, garis konseptual, dan panduan untuk praktis pelaksanaan Linkage.

Sederhananya, kekuatan GIS sebagai bantuan dalam analisis data spasial terletak pada
georelational nya. basis data struktur, yaitu, dalam kombinasi inIormasi nilai dan lokasional.
inIormasi. Hubungan antara kedua memungkinkan untuk perhitungan cepat berbagai
karakteristik pengaturan spasial dari data, seperti struktur persentuhan antara observasi, yang
merupakan masukan penting ke dalam analisis data spasial. GIS juga menyediakan sarana
yang Ileksibel untuk "menciptakan data baru," yaitu, untuk mengubah data antara spasial
yang berbeda skala observasi, dan untuk melaksanakan agregasi, partisi, interpolasi, overlay
dan operasi buIIering. Tentu saja, seperti "data" tidak lain adalah hasil dari perhitungan,
sendiri berdasarkan algoritma tertentu yang sering menggunakan estimasi parameter dan
model kalibrasi diperoleh dengan cara statistik. Kemampuan menampilkan kuat yang
terkandung dalam GIS juga menyediakan alat yang sangat baik untuk visualisasi hasil analisis
statistik.









DAFTAR PUSTAKA


.2011. atabase Spasial (Spatial atabase).
http://giskunmap.blogspot.com/2011/02/database-spasial.html. (diakses Tanggal: 9
Desember 2011)

.2011. Spatial atabase. http://ariIin01.wordpress.com/2011/09/07/spatial-
database/. (diakses Tanggal: 9 Desember 2011)

Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcJiew GIS. Yogyakarta:
Andi.

Prahasta, Eddy. 2009. Konsep-Konsep asar Sistem Informasi Geografis (Perspektif
Geodesi dan Geomatika). Bandung: InIormatika.

Sadahiro, Yukio. 2008. Spatial ata Infrastructure for Urban Regeneration. New York:
Springer.

. Spatial Analysis. http://www.pwktech.inIo/?pageid28. (diakses Tanggal: 9
Desember 2011)

Anda mungkin juga menyukai