Anda di halaman 1dari 11

Nurwinda 08/268624/TK/33955 Teknik Mesin

MEMBANGUN SISTEM PENDINGIN PROSESOR OVERCLOCK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP KERJA RADIATOR

ABSTRACT
Overclock Proccessor is a processor that it`s speed is improved exceed form standard. Abundant heat as compensation from enforcing used of overclocked processor. It makes system become pursued, uncapable work normally or even experience of the permanent damage. It`s required a cooler system capable to stabilize the processor during working. A cooler system for overclock computer use the principle work of the radiator that can make processor jobs become stabilize in running heavy applications, although in room condition which do not support. The heat of processor can be controlled so that protected from too high heat which can cause a permanently processor damage. Having taken steps-test between overclock computer cooler system using fan and cooler by using the principle work of radiator indicate that the overclock cooler system using the principle work of radiator is cooler 7.13 degre of celcius compared to cooler system using fan. It makes this system well enough for being used by overclock cooler users.

I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini, sudah sangat cepat dan maju, salah satunya adalah teknologi komputer. Hampir di segala bidang menggunakan komputer sebagai alat bantu, karena memiliki kelebihan yaitu dari segi kecepatan dan ketelitan. Kecepatan komputer dalam mengerjakan setiap pekerjaan sangat dipengaruhi oleh kinerja prosesor yang ada didalam komputer, hal ini menyebabkan prosesor akan cepat panas. Untuk mengurangi beban panas yang terjadi dalam prosesor dipasang pendingin. Pendingin standar yang ada di dalam Personal Computer (PC) berupa fan dan heatsink (bilah-bilah tembaga) sudah cukup untuk mengatasi panas yang terjadi pada prosesor, tetapi pengguna prosesor overclock yang memaksa prosesor bekerja sampai di atas batas kemampuannya. Prosesor overclock adalah prosesor yang ditingkatkan kecepatanya melebihi dari standar kecepatan yang dimilikinya. Akibat dari prosesor yang dioverclock menyebabkan timbulnya panas yang berlebihan sebagai kompensasi

dari pemaksaan yang kita kenai pada prosesor yang dioverclock. Panas yang berlebihan ini mengakibatkan prosessor yang dioverclock bekerja dengan tidak sempurna atau abnormal. Hal tersebut membuat sistem menjadi terhambat, tidak dapat bekerja dengan normal atau bahkan mengalami kerusakan yang permanen. Untuk itu sangat dibutuhkan sistem pendingin yang mampu menstabilkan prosesor selama melakukan tugas-tugasnya. Meningkatnya pengguna prosesor overclock, salah satu hambatan utamanya adalah suhu tinggi yang harus ditekan. Heatsink besar dengan fan yang kencang biasanya menjadi pilihan pertama, jika heatsink dan fan sudah tidak memadai lagi untuk digunakan, perlu dicari suatu sistem pendingin yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Adanya sistem pendingin bagi komputer overclock menggunakan prinsip kerja radiator bermanfaat untuk membuat prosesor akan stabil dalam menjalankan aplikasi-aplikasi berat, walaupun dalam kondisi ruangan yang tidak mendukung, misalkan terlalu panas dan sebagainya dan panas yang dapat terkontrol sehingga menghemat biaya perawatan akan ataupun service, karena terhindar dari panas yang tinggi yang dapat mengakibatkan erlalu prosesor rusak secara permanen.

II. METODOLOGI PENELITIAN


2.1 Alat dan Bahan Dalam membangun sistem pendingin prosesor overclock dengan menggunakan prinsip kerja radiator membutuhkan peralatan: Tang; Obeng; Gergaji besi; Bor listrik; Las; Alat bubut. Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: Water block; Penampung air; Pendingin air; Selang air; Clamp; Pompa air; Termometer Digital. 2.2 Spesifikasi Alat 1. Water block, terbuat dari bilah-bilah tembaga yang dipasang di atas prosesor. Dalam water block terdapat 2 saluran air, yaitu untuk saluran air ke luar dan saluran air masuk. 2. Penampung air, berbentuk seperti tabung dengan dua saluran air atau ada juga yang hanya menggunakan sebuah ember kecil saja. 3. Pendingin air, berupa bilah-bilah almunium yang disampingnya dipasang sebuah kipas yang selalu memutar sehingga kondisi air tetap terjaga. 4. Pompa Air, bentuknya tidak terlalu besar bentuk fisiknya dan tidak membutuhkan ruang yang luas. 5. Selang air, digunakan menggunakan selang yang tahan terhadap panas, hal biasanya berserat dan sering digunakan untuk selang radiator pada mobil atau motor. 6. Clamp, berguna, untuk mencegah dari kebocoran air, dipasang clamp sebagai pengikat dari selang yang menempel pada water block dan radiator. 7. Termometer Digital, digunakan untuk mendeteksi suhu yang ada di dalam prosesor, dengan sistem digital proses pembacaan suhu lebih mudah dan lebih akurat dibandingkan dengan termometer manual.

2.3 Perancangan Perangkat Keras Setelah prototipe dari water block selesai dibuat, dilanjutkan dengan proses berikutnya yaitu pembubutan. Dikarenakan water block menggunkan bahan tembaga dan bentuknya kecil sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam membuatnya. Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin bubut agar hasil yang didapat maksimal. Tahapan proses pembubutan adalah sebagai berikut. 1. Pemotongan lempengan tembaga menjadi ukuran yang sesuai dengan prototipe yang dibuat. 2. Setelah diadapat ukuran yang sesuai kemudian dilakukan pembelahan, untuk mendapatkan sisi atas dan sisi bawah dari water block. 3. Pembuatan dua lubang pada sisi atas dari tembaga sebagai media untuk air masuk dan keluar dari water block. 4. Pembuatan ulir pada sisi bagian bawah dari tembaga tersebut. 2.4 Pemasangan Pendingin Prosesor Overclock Jarak maksimal pemasangan antara water block dan tempat penampung air dapat mencapai 3 meter, berarti tidak ada motor fan dalam PC. Motor fan pendingin air dan pompa air elektris mini diletakkan terpisah dari PC. Hal ini menjadikan sistem PC lebih senyap. Di bawah ini digambarkan rancangan pemasangan sistem pendingin prosesor overclock pada PC. 2.5 Cara Kerja Sistem Pendingin Prosesor Overclock Prinsip dasar dari sistem pendingin prosesor menggunakan prinsip radiator sebenarnya sama dengan prinsip pendinginan oleh heatsink, panas dari prosesor dialirkan dengan media perantara untuk dapat dilepaskan ke udara agar lebih baik. Bedanya, pada sistem ini, menggunakan media air (cairan lain) sebagai penghantar panas yang dilepas dari water block, komponen yang ditempelkan pada prosesor dapat menyerap panas dari prosesor. Water block yang dialiri air mentransfer panas ke cairan penghantar yang akan menghantar panas untuk dilepaskan menuju pendingin air. 2.6 Metode Pengujian Alat Pengujian sistem pendingin prosesor overclock ini, menggunakan komputer Intel Pentium 166MHz yang sudah di overclock, dengan memori 64MB dan hardisk 250MB. Sistem Windows yang digunakan adalah Windows 98 Second Edition. Sedangkan untuk mengetahui perubahan temperatur di dalam prosesor digunakan sebuah program yang mampu mendeteksi dengan teliti perubahan temperatur yang terjadi didalam prosesor.

Persiapan Komponen

Prototipe Water Block

Komponen Pendukung Pendingin Air Penampung Air Pompa Air Selang Clamp

Pembuatan Prototipe Alat

Instalasi

Uji Coba

Gambar 2.1 Alur Informasi Proses Pembuatan Sistem

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Implementasi Alat Sistem pendingin prosesor overclock dengan menggunakan prinsip kerja radiator terdiri dari 2 komponen yaitu komponen utama berupa water block dan komponen pendukung yang terdiri dari pendingin air, selang, pompa air dan penampung air. Selang merupakan media penghubung antara water block, radiator dan penampung air, sedangkan pompa merupakan alat yang mentransfer air antar komponen sistem pendingin. 3.2 Instalasi Beberapa tahapan instalasi yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Mengikat setiap sambungan selang dengan klem, terdiri dari selang yang menempel pada water block dan pendingin air. b. Memasang water block pada prosesor, yaitu dengan cara memberi penjepit dari besi yang dibuat sesuai dengan ukuran water block dan prosesor. c. Pengisian air radiator pada penampungan air.

Gambar 3.1 Instalasi Alat Pada PC

3.3 Pengujian Alat Penguji alat dilakukan 2 tahap adalah sebagai berikut. 3.3.1 Kebocoran Air merupakan media utama dari sistem pendingin prosesor overclock dengan menggunakan prinsip kerja radiator, sangat dibutuhkan ketelitian dalam membuatnya sehingga tidak terjadi kebocoran pada saat menjalankannya. Uji coba kebocoran ini dilakukan dengan cara menjalankan sistem pendingin di luar komputer, seandainya dijalankan langsung di dalam komputer dikawatirkan terjadinya kebocoran air yang akan membahayakan pada komponen-komponen yang ada di dalam komputer. Uji coba ini dilakukan selama 24 jam tanpa henti. Setelah berhasil melalui uji coba kebocoran selanjutnya pendingin dapat dipasang menempel pada prosesor yang ada di dalam komputer. 3.3.2 Kemampuan Alat Dilakukan untuk membandingkan antara komputer overclok menggunakan pendingin dan prinsip kerja radiator dan komputer overclok dengan menggunakan pendingin fan. 1. Pendingin Komputer Overclock dengan Menggunakan Fan Pengujian ini menggunakan komputer Pentium 166MHz yang sudah di overclock menjadi Pentium 233MHz dengan RAM 48MB hardisk 2.5GB. Operating system yang digunakan adalah windows 98 Second Edition. Perubahan suhu yang terjadi di dalam prosesor akan dicatat setiap 10 menit sekali. Sedangkan sebagai pendeteksi suhu yang ada di dalam prosesor digunakan program aplikasi yang bernama PC Wizard 2005, tetapi setelah program dijalankan ternyata program tersebut tidak bisa menampilkan suhu yang ada di dalam prosesor. Hal ini disebabkan komputer Pentium 166 MHz tidak memiliki sensor suhu didalam prosesornya. Dengan demikian Penulis menggunkan termometer digital sebagai alat pendeteksi perubahan suhu yang terjadi di dalam prosesor. Termometer digital tersebut dipasang menempel diatas prosesor. Dari uji coba yang dilakukan didapat hasil yang disajikan pada tabel 3.1 2. Pendingin Overclock dengan Prinsip Kerja Radiator Pengujian dengan menggunakan pendingin dengan prinsip kerja radiator sepesifikasi komputer sama dengan pendingin fan yaitu menggunakan komputer Pentium 166MHz yang sudah di overclock menjadi Pentium 233MHz dengan RAM 48MB hardisk 2.5GB. Operating system yang digunakan adalah windows 98 Second Edition. Perubahan suhu yang terjadi didalam prosesor akan dicatat setiap 10 menit sekali. Untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi digunakan termometer digital sebagai alat ukurnya. Dari uji coba yang dilakukan didapat hasil disajikan pada tabel 3.2.

Tabel 3.1 Hasil Pengujian Pendingin Prosesor Overclock menggunakan Fan .


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Waktu Pengujian Mulai 19:00 19:10 19:20 19:30 19:40 19:50 20:00 20:10 20:30 20:30 20:40 20:50 21:00 21:10 21:20 21:40 21:50 22:00 22:10 22:20 22:30 22:40 22:50 Selesai 19:10 19:20 19:30 19:40 19:50 20:00 20:10 20:20 20:30 20:40 20:50 21:00 21:10 21:20 21:30 21:50 22:00 22:10 22:20 22:30 22:40 22:50 23:00 Sistem Operasi Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Suhu 0 ( C) 32,2 35,9 40,2 40,2 39,7 40,2 40,6 40,6 40,6 40,5 40,8 41,0 40,5 40,8 41,0 39,1 38,9 39,1 39,2 39,5 40,0 40,2 40,2

Tabel 3.2 Hasil Pengujian Pendingin Prosesor Overclock CMenggunakan Prinsip Kerja Radiator
Waktu Pengujian Mulai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 19:00 19:10 19:20 19:30 19:40 19:50 20:00 20:10 20:30 20:30 20:40 20:50 21:00 21:10 21:20 21:40 21:50 22:00 22:10 22:20 22:30 22:40 22:50 Selesai 19:10 19:20 19:30 19:40 19:50 20:00 20:10 20:20 20:30 20:40 20:50 21:00 21:10 21:20 21:30 21:50 22:00 22:10 22:20 22:30 22:40 22:50 23:00 Sistem Operasi Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Suhu 0 ( C) 32,2 33,1 32,9 32,2 32,2 32,4 33,8 34,2 32,3 32,3 32,3 32,2 32,1 32,1 32,1 32,3 32,4 32,4 32,3 32,5 32,3 32,2 32,3

No.

3. Perbandingan Antara Pendingin Prosesor Overclock Menggunakan Fan dan Prinsip Kerja Radiator Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan sistem pendingin menggunakan prinsipkerja radiatorbekerja dibandingkan dengan sistem pendingin komputer pada umumnya. Setelah dibandingkan dapat diketahui bahwa sistem pendingin menggunakan prinsip kerja radiator lebih dingin dibandingkan dengan sistem pendingin komputer pada umumnya.

Tabel 3.3 Hasil Perbandingan Antara Sistem Pendingin Prosesor Overclock Menggunakan Prinsip Kerja Radiator dan Pendingin Fan
Waktu Pengujian No. Mulai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 19:00 19:10 19:20 19:30 19:40 19:50 20:00 20:10 20:30 20:30 20:40 20:50 21:00 21:10 21:20 21:40 21:50 22:00 22:10 22:20 22:30 22:40 22:50 Selesai 19:10 19:20 19:30 19:40 19:50 20:00 20:10 20:20 20:30 20:40 20:50 21:00 21:10 21:20 21:30 21:50 22:00 22:10 22:20 22:30 22:40 22:50 23:00 Sistem Operasi Suhu ( c) Sistem Pendingin Dengan Prinsip Kerja Radiator 32,2 33,1 32,9 32,2 32,2 32,4 33,8 34,2 32,3 32,3 32,3 32,2 32,1 32,1 32,1 32,3 32,4 32,4 32,3 32,5 32,3 32,2 32,3 Sistem Pendingin Fan 32,2 35,9 40,2 40,2 39,7 40,2 40,6 40,6 40,6 40,5 40,8 41,0 40,5 40,8 41,0 39,1 38,9 39,1 39,2 39,5 40,0 40,2 40,2
0

Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98 Windows 98

3.4 Pembahasan Setelah melakukan uji coba antara sistem pendingin prosesor overclock dengan menggunakan fan dan pendingin dengan menggunakan prinsip kerja radiator menunjukkan bahwa sistem pendingin overclok dengan menggunakan prinsip kerja radiator lebih dingin dibandingkan dengan sistem pendingin menggunakan fan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut. 1. Air radiator, merupakan media utama dari sistem pendingin dengan menggunakan prinsip kerja radiator.

2. Pendingin air, terbuat dari lempeng-lempeng almunium mampu melepaskan air yang panas menuju udara, sehingga kondisi air tetap terjaga. 3. Water block, merupakan komponen utama yang menempel diprosesor. Fungsinya sangat besar didalam sistem pending ini karena komponen tersebut yang secara langsung berhubungan dengan prosesor. Walapun banyak kelebihannya dibandingkan dengan sistem pendingin fan, sistem ini juga mempunyai beberapa kelemahan yang terkadang menjadi kendala tersendiri dari sistem ini. Kelemahan-kelemahan yang didapatkan selama mengadakan uji coba, adalah sebagai berikut. 1. Bentuk water block yang harus sesuai dengan ukuran prosesor sehingga water block hanya dapat digunakan pada satu tipe prosesor. Sedangkan jika ingin menggunakannya untuk jenis yang lain maka haruslah dibuat lagi sesuai dengan ukuran prosesor yang akan dipasang sistem pendingin tersebut. 2. Alat yang terlalu besar, menyebabkan banyak memakan tempat sehingga alat tidak dapat dipasang semuannya didalam PC.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Sistem pendingin prosesor overclock dengan menggunkan prinsip kerja radiator merupakan sistem pendingin yang mampu mendinginkan prosesor o lebih dingin 7,13 C dibandingkan dengan sistem pendingin fan pada umumnya. 2. Ujicoba yang dilakukan, pendingin prosesor overclock dengan o menggunakan fan didapatkan hasil suhu rata-rata sebesar 39,61 C sedangkan pendingin komputer overclock dengan menggunakan prinsip o kerja radiator didapat hasil suhu rata-rata sebesar 32,48 C. Dengan demikian sistem pendingin ini sangat baik digunakan bagi para pengguna komputer overclock. 5.2 Saran Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian, merekomendasikan saran adalah sebagai berikut. 1. Sebelum membuat sistem pendingin prosesor overclock dengan prinsip kerja radiator sangat dibutuhkan pengetahuan mengenai proses dari overclock komputer.

2. Ketelitian dalam pembuatan komponen utama berupa water block dan pembelian komponen pendukung sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kendala di dalam proses instalasi. 3. Beberapa kelemahan masih ditemukan dari sistem pendingin prosesor overclock dengan menggunakan prinsip kerja radiator. Oleh karena itu bagi adik-adik tingkat sangat diharapkan untuk lebih mengembangkan penelitian ini sehingga didapatkan hasil yang lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Praktek Pendekatan, Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta. Arnaud, Jacky. 2003. Instalasi Watercolling Dalam PC. Penerbit Aneka Jakarta. B. Brey, Barry. 2002. Microprocessor Intel, Penerbit Erlangga. Jakarta. Robiin, Bambang. 2005. PC dan Overclocking. Penerbit Andi. Yogyakarta. Sutanto, Prof., 1998. Statistika dan Perhitunggannya. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Sujana, Edi. 2003. Overclock Computer and Colling System. Penerbit Fajar Mulya. Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai