Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga atas berkah-Nya laporan ini dapat penulis selesaikan. Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik dari senyawa an organik dengan bantuan energi cahaya matahari. Secara sederhana reaksi kimianya sebagai berikut: 6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 CO2

CO2 dan H2O merupakan bahan dasar fotosintesis yang diambil dari lingkungan. CO2 diambil dari udara sedangkan H2O diambil dari dalam tanah. Fotosintesis dilakukan oleh semua organisme yang memiliki klorofil. Untuk membuktikan bahwa proses fotosintesis meghasilkan oksigen, perlu adanya percobaan yang dinamakan percobaan Ingenhousz dengan menggunakan salah satu tumbuhan air yaitu Hydrilla Verticillata.

Laporan ini dapat diselesaikan atas dukungan beberapa pihak.Untuk itu penulis berterima kasih kepada :

1. Ibu Fitarini selaku guru pembimbing 2. Orang tua yang selalu mendukung baik dalam dukungan moral dan meterial 3. Teman teman yang mendukung dan memotivasi Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini belum sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.

Purworejo,Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR.......................................................................................... 1 DAFTAR ISI....................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN o o o o o o o o Latar belakang........................................................................................ 4 Rumusan masalah.................................................................................. 5 Hipotesis................................................................................................. 5 Tujuan percobaan................................................................................... 5 Manfaat percobaan................................................................................. 5 Makna percobaan................................................................................... 6 Cara memperoleh data........................................................................... 6 Teknik analisa data ................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA o Landasan teori 1. Fotosintesis........................................................................... 7 2. Fotosistem............................................................................. 8 3. Proses fotosintesis................................................................ 9 4. Faktor Penentu Laju fotosintesis............................................11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek............12 B. Sampel.......................12 C. Lokasi..........12 D. Waktu..............12 E. Variabel.......................12 F. Alat dan Bahan........12

G. Langkah kerja........................................................................................13 H. Tabel Hasil Pengamatan.......................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN o Hydrilla dengan cahaya matahari(kontrol ) ...........................................15 o Hydrilla dengan cahaya ungu................................................................15 o Hydrilla dengan cahaya biru.................................................................15 o Hydrilla dengan cahaya merah..............................................................16 o Pembahsan keseluruhan.......................................................................16

BAB V KESIMPULAN.......................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Setiap makhuk hidup memiliki beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama adalah makhluk hidup perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat dasar tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup yang disebut dengan metabolisme. Metabolisme yang terjadi pada setiap jenis makhluk hidup tentunya tidak sama. Bergantung komponen penyusun makhluk hidup tersebut dari tingkat seluler hingga organisme. Dalam proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme, sedang proses penguraiannya disebut katabolisme. Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) yang sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses tersebut terjadi pada tumbuhan berklorofil, tepatnya pada jaringan tiang / palisade dan bunga karang pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga karang, proses ini terjadi di dalam sebuah organel yaitu kloroplas.

Fotosintesis hanya dapat terjadi bila ada cahaya, yang alami adalah cahaya matahari. Cahaya matahari ( polikromatis) terdiri dari berbagai cahaya monokromatis yang masing masing cahaya tersebut memiliki panjang gelombang yang berbeda beda, dari yang paling panjang merah hingga yang paling pendek yaitu ungu, tumbuhan menggunakan cahya matahari yang memiliki panjang gelombang yang relatif pendek tetapi memiliki energi yang besar. Selanjutnya dalah air, air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesis dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuh-tumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuka dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan . Kekurangan air akan mengganggu aktivitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa cahaya matahari yang diserap oleh tumbuhan hanyalah cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu. Keinginan penulis untuk mengetahui panjang gelombang yang paling cocok yang digunakan dalam berfotosintesis dan ingin membuktikan bahwa fotosintesis membutuhkan karbon dioksida dan menghasilkan oksigen , serta suatu tugas biologi, merupakan suatu motivasi penulis untuk melakukan percobaan sederhana yang dinamakan percobaan ingenhousz untuk membuktikan hal hal tersebut.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang,ada beberapa rumusan masalah yang di ungkap : 1. Bagaimana pengaruh warna cahaya terhadap proses fotosintesis ? 2. Apakah fotosintesis menghasilkan Oksigen ? 3. Bagaimana pengaruh faktor- faktor luar terhadap proses fotosintesis C. Hipotesis Ada pengaruh warna cahaya matahari terhadap proses fotosintesis dan fotosintesis menhasilkan oksigen membutuhkan karbon dioksida serta proses fotosintesis juga bisa disebabkan oleh faktor luar seperti penambahan NaHCO3 dan lain lain. D. Tujuan Percobaan Tujuan penulis melakukan percobaan yaitu : 1. Mengetahui bahwa proses fotosintesis membutuhkan karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. 2. Mengetahui panjang gelombang cahaya ( warna cahaya ) yang efektif untuk porses fotosintesis. 3. Mengetahui faktor - faktor yang dapat memengaruhi proses fotosintesis. E. Manfaat Percobaan Percobaan ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan informasi tentang proses fotosintesis dan lebih bisa menjaga kelestarian tumbuhan karena manfaatnya besar terhadap kehidupan manusia.

F. Makna Percobaan Dengan melakukan percobaan tersebut, percobaan tersebut menambah pengalaman penulis dan menambah kedisiplinan, ketelitian dan kesabaran dalam mengerjakan percobaan.

G. Cara Memperoleh Data Pada percobaan tersebut, penulis memperoleh data dari : 1. Browsing Internet

H. Teknik Analisa Data Teknik analisa data pada percobaan ini dengan teknik membandingkan antara percobaan satu dengan lainnya sehingga didapatkan hasil yang cukup akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Fotosintesis Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Syarat syarat terjadinya fotosintesis : 1. Cahaya Fotosintesis hanya dapat terjadi bila ada cahaya, yang alami adalah cahaya matahari. Cahaya matahari ( polikromatis) terdiri dari berbagai cahaya monokromatis yang masing masing cahaya tersebut memiliki panjang gelomban yang berbeda beda, dari yang paling panjan merah hingga yang paling pendek yaitu ungu, tumbuhan menggunakan cahya matahari yang memiliki panjang gelombang yang relatif pendek tetapi memiliki energi yang besar.

2. Karbon Dioksida Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. 3. Air Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat. Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses
7

hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuhtumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan . Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati. 4. Klorofil Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksireaksi cahaya dalam proses fotosintesis.Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof. 5. Enzim phosphoenolpyruvate carboxilase 6. Akseptor elektron 2. Fotosistem Akseptor elektron, kompleks antenne, dan klorofil memntuk satu keastuan yang disebut fotosistem.Fotosistem sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Pada fotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga klorofil a disebut juga P700. Energi yang diperoleh P700 ditransfer dari kompleks antena.] Pada fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut P680. P680 yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat daripada P700. Dengan potensial redoks yang lebih besar, akan cukup elektron negatif untuk memperoleh elektron dari molekul-molekul air.

3. Proses Fotosintesis Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: a. reaksi terang (karena memerlukan cahaya) b. reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida). 1. Reaksi Terang Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena.Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm. Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H 2O yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks.

2. Reaksi Gelap Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang distimulasi oleh pencahayaan kloroplas. Fikasasi CO2 melewati proses karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi melibatkan penambahan CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat(3-PGA). Kemudian pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3Pgaldehida). Reduksi ini tidak terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA) dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP. ATP ini timbul dari fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan. Bahan pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron. Secara bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP. Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang diperlukan untuk bereaksi dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara konstan ke dalam dan melalui stomata. Pada akhir reaksi Calvin, ATP ketiga yang diperlukan bagi tiap molekul CO 2 yang ditambat, digunakan untuk mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi. Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO 2 dan produk akhirnya adalah 1,3-Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk membentuk pati, sebagian lainnya dibawa keluar. Sistem ini membuat jumlah total fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan munculnya triosafosfat di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk sukrosa.

10

4. Faktor penentu laju fotosintesis Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor yang dapat memengaruhi secara langsung seperti kondisi lingkungan maupun faktor yang tidak memengaruhi secara langsung seperti terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa kondisi lingkungan meliputi kehadiran cahaya matahari, suhu lingkungan, konsentrasi karbondioksida (CO2). Faktor lingkungan tersebut dikenal juga sebagai faktor pembatas dan berpengaruh secara langsung bagi laju fotosintesis. Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi optimum meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-faktor pembatas tersebut sangat memengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi memengaruhi fungsi organ yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut memengaruhi laju fotosintesis. Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis : 1. Intensitas cahaya Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. 2. Konsentrasi karbon dioksida Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. 3. Suhu Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. 4. Kadar air Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. 5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. 6. Tahap pertumbuhan Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Objek B. Sampel C. Lokasi D. Waktu E. Variabel : Tumbuhan air Hydrilla Verticillata : Batang bagian pucuk hydrilla ( 10 cm ) : Laboraturium Biologi SMA N 7 Purworejo : 17 November 2011 :

Variabel control : Jumlah batang hidrylla, panjang batang,volume air Variabel bebas : Faktor faktor luar yang mempengaruhi dan perlakuan ( warna gelombang cahaya, NaHCO3 ) Variabel respon : Banyak gelembung oksigen yang di hasilkan

F. Alat dan Bahan Alat : 1. Tabung reaksi ( 4 ) 2. Beker gelas ( 4 ) 3. Corong kecil ( 4 ) 4. Kawat penyangga ( 12 ) 5. Stopwatch 6. Ember 7. Mika warna ungu, biru. Merah ( secukupnya ) 8. Spatula kecil 9. Loyang Bahan : 1. Hydrilla Verticillata ( sekitar 50 batang ) 2. Air ( secukupnya ) 3. NaHCO3 ( 1sendok sepatula kecil )

12

G. Langkah Kerja : 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang tersedia 2. Memotong masing masing mika sedemikian rupa sehingga pas untuk menutup seluruh bagian beker gelas, dan salah satunya dipotong melingkar. 3. Melapisi / menutup beker glas 1 3 dengan mika yang berbeda warna ( ungu, biru, merah ) dan mika yang terpotong melingkar digunakan sebagai tutup ( lapisan atas ) dimasukkan melalui corong. Beker gelas nomor 4 tidak dilapisi mika apapun karena digunakan sebagai kontrol. 4. Setelah semua sudah terlapisi kecuali nomor 4, kemudian menysun alat alat yang telah siap di rangkai sesuai dengan gambar

5. Meletakkan ke empat beker gelas tadi di daerah yang terkena sinar matahari secara langsung, perhatikan volume awal dari tabung reaksi dan kalau perlu diberi tanda. 6. Menghitung volume oksigen ( cm ) yang dihasilkan dari masing masing perlakuan per 10 menit, dan melkaukan sampai 4 kali. 7. Memberikan 2 sendok makan NaHCO3 pada permulaan menit ke 40 pada beker gelas yang tidak dilapisi oleh mika apapun. 8. Mencatat hasil pengamatan.

13

H. Tabel Hasil Pengamatan

Beker Gelas Menit ke Kontrol ( mm ) 10 20 30 40 ( NaHCO3 ) 3 3 3 9 Ungu ( mm ) Merah ( mm ) 3 3 3 7 2 3 3 7 Biru ( mm ) 2 2 3 7

14

BAB IV Pembahasan
Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang telah ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian ke dalam beaker glass yang berisi air sampai penuh. Apabila dilakukan perlakuan dengan memberikan warna cahaya yang berbeda, otomatis banyak sedikitnya oksigen yang di hasilkan juga akan berbeda karena energi yang diserap berbeda. 1. Perlakuan pada Hydrilla dengan cahaya polikromatis ( Kontrol ) Sesuai data dari percobaan ingenhousz di atas banyaknya gelembung udara yang di hasilkan oleh tanaman hydrilla verticillata pada perlakuan kontrol, pada 10 menit pertama tinggi volume oksigen yang di hasilkan di tabung reaksi adalah 3 mm, sedangkan pada 10 menit ke dua, tinggi volume oksigen yang di hasilkan bertambah 3 mm, pada 10 menit ke tiga, tinggi volume oksigen yang di hasilkan bertambah 3 mm dan pada 10 menit yang ke empat ketika penambahan NaHCO3 sebanyak 1 sendok kecil spatula tinggi volume oksigen yang di hasilkan bertambah 9 mm. 2. Perlakuan pada Hydrilla dengan cahaya monokromatis ungu Banyaknya gelembung udara yang di hasilkan pada warna cahaya ungu yang di hasilkan oleh hydrilla,pada 10 menit pertama tinggi volume oksigen yang di hasilkan pada tabung reaksi adalah 3mm, pada 10 menit ke dua tinggi volume bertambah 3 mm, pada 10 menit ke 3 tinggi volume bertambah 3 mm dan pada 10 menit ke 4 ketika di beri NaHCO3 tinggi volume bertambah 7 mm. 3. Perlakuan pada Hydrilla Verticillata dengan cahaya monkromatis biru Banyaknya gelembung udara yang di hasilkan oleh hydrilla dengan warna cahaya biru, pada 10 menit pertama tinggi volume udara yang di hasilkan pada tabung reaksi adalah 2 mm, pada 10 menit ke 2 bertambah 3 mm,pada 10 menit ke tiga tinggi volume bertambah 3 mm,dan pada 10 menit ke 4 ketika di beri NaHCO3 tinggi volume bertambah 7 mm.

15

4. Perlakuan pada Hydrilla Verticillata dengan cahaya monokromatis merah Banyaknya gelembung udara yang di hasilkan oleh hydrilla verticillata dengan warna cahaya merah,pada 10 menit pertama tinggi volume udara yang di hasilkan pada tabung reaksi adalah 2 mm, pada 10 menit ke 2 bertambah 2 mm, pada 10 menit ke 3 bertambah 3 mm, dan pada 10 menit ke 4 ketika di beri 1 sendok spatula kecil NaHCO3 tinggi volume bertambah 7 mm. 5. Pembahasan Keseluruhan Pada ke empat perlakuan diatas, jumlah oksigen yang paling banyak,terdapat pada perlakuan kontrol, karena semua cahaya masuk atau hanya beberapa yang di pantulkan sehingga energi yang di hasilkan besar, dengan besarnya energi yang di hasilkan maka pemecahan air oleh cahaya lebih banyak maka jumlah oksigen yang di hasilkan juga akan semakin banyak.Yang berikutnya adalah cahaya ungu, dengan panjang gelombang 380450 nm, warna cahaya ini cukup efektif untuk melakukan fotosintesis, kemudian warna cahaya monkromatis yang cukup cocok adalah biru, dengan panjang gelomang 450-495 nm membuat energinya tidak sebesar energi warna ungu, tetapi tetap warna ini cukup cocok unutk melakukan fotosintesis , dan yang terakhir adalah warna merah,warna merah memiliki panjang gelombang yang paling panjang diantara warna biru dan ungu yaitu 650-700 nm, sehingga kurang efektif untuk melakukan fotosintesis karena energi yang ada kecil,tetapi warna merah ini tetap di serap, karena pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya merah dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Penambahan NaHCO3 pada setiap tabung perlakuan, menunjukkan bahwa bertambah drastisnya jumlah Oksigen yang di hasilkan. NaHCO3 menjadi katalisator dan akan menyebabkan reaksi yang menghasilkan CO2 lebih banyak sehingga proses fotosintesis akan terjadi lebih cepat.Akan tetapi, penambahan NaHCO3 supaya meghasilkan CO2 juga ada batasnya karena bila mol CO2 yang ditambahkan melebihi jumlah mol air / H2O, maka penambahan tersebut akan sia-sia, mengingat bahwa persamaan koefisien tergantung pada jumlah mol/koefisien yang terkecil.

16

BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan dan pembahasan di atas

1. Terbukti bahwa fotosintesis membutuhkan CO2 menghasilkan oksigen. Ini dibuktikan bahwa adanya gelembung gelebung udara yang keluar dari tmbuhan air hydrilla verticillata. 2. Faktor cahaya dengan panjang dan energi tertentu dapat memengaruhi proses fotosintesis, cahaya tampak yang berenergi lebih besar ( panjang gelombang pendek ), lebih efektif untuk proses fotosintesis. 3. Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalan dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.

17

DAFTAR PUSTAKA

http://deyasmadani.blogspot.com/2010/04/percobaan-ingenhousz.html http://www.scribd.com/doc/48581516/Percobaan-Ingenhousz http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/08/percobaan-ingenhousz.html http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis http://rona-siteworld.blogspot.com/2009/05/fotosintesis-ingenhouz.html http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2077529-modifikasipercobaan-ingenhousz/

18

Anda mungkin juga menyukai