#14 Ahp
#14 Ahp
#14
Pendahuluan
Sumber kerumitan masalah keputusan tidak hanya ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi Penyebab lain adalah banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada, beragamnya kriteria pemilihan dan jika pengambil keputusan lebih dari satu Analisa keputusan mengkhususkan pada kerumitan pengambilan keputusan karena informasi yang kurang sempurna Games theory membahas masalah keputusan jika sumber kerumitannya adalah ketidaksempurnaan informasi dan adanya lebih dari satu pengambil keputusan yang sedang bersaing Jika sumber kerumitan adalah beragamnya kriteria, maka analytical hierarchy process (disingkat AHP) merupakan teknik untuk membantu menyelesaikan masalah ini
Fakultas Ekonomi - UNP
Pendahuluan
AHP merupakan salah satu teknik yang sangat terkenal yang telah dimanfaatkan untuk membantu pengambilan keputusan yang melibatkan kriteria majemuk (lebih dari satu kriteria) Metode ini merupakan salah satu metode pengambilan keputusan dimana faktor-faktor logika, intuisi, pengalaman, pengetahuan (data), emosi dan rasa coba dioptimasikan melalui suatu proses yang sistematis Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari University of Pittsburgh di Amerika Serikat pada tahun 1970-an Dalam perkembangannya, AHP tidak saja digunakan untuk menentukan prioritas pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya lebih meluas sebagai alternatif untuk menyelesaikan bermacam persoalan, seperti memilih portofolio, analisis manfaat-biaya, peramalan, dan lain-lain
Fakultas Ekonomi - UNP
Dasar-dasar AHP
Skala ukuran yang selama ini dikenal seperti panjang (meter), temperatur (derajat), waktu (detik), telah sering digunakan dalam kehidupan untuk mengukur bebagai kejadian yang sifatnya fisik (kuantitatif) Namun apakah pengukuran yang kuantitatif tersebut dapat mencerminkan perasaan dan preferensi kita terhadap berbagai persoalan dalam bidang budaya, sosial, politik, pergaulan, dsb? Jelas bukan merupakan suatu jawaban yang mudah karena lingkup permasalahan yang kompleks dan ketidakpastian yang tinggi Oleh sebab itu diperlukan suatu skala yang luwes yang disebut prioritas, yaitu suatu ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala Penentuan prioritas inilah yang merupakan unsur penting dari AHP
Dasar-dasar AHP
Prinsip-prinsip atau dasar dari AHP yang menjadi bagian dari proses AHP adalah: 1. Decomposition (dekomposisi/penyusunan hirarki) Merupakan proses pemecahan masalah yang utuh menjadi unsur-unsurnya hingga menjadi beberapa tingkat/hirarki yang menjelaskan hubungan antara komponen-komponen (tujuan, sub tujuan, kriteria, sub kriteria, dan alternatif) Menyusun permasalahan dalam bentuk hirarki merupakan bagian paling menentukan dan merupakan proses kreatif dalam pengambilan keputusan
Fakultas Ekonomi - UNP
Dasar-dasar AHP
2. Menetapkan prioritas dan melakukan penilaian komparatif (comparative judgment) Langkah pertama dalam menetapkan prioritas adalah dengan membuat perbandingan berpasangan (comparative judgment) Prinsip ini memberikan penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena AHP akan berpengaruh terhadap penentuan prioritas elemen-elemen yang dibandingkan Hasil dari penilaian ini disajikan dalam bentuk matriks yang disebut matriks pairwise comparison
Fakultas Ekonomi - UNP
Dasar-dasar AHP
Struktur matriks ini secara unik mencerminkan dua segi prioritas: mendominasi dan didominasi C A1 A2 A3 A1 1 1 1
Fakultas Ekonomi - UNP
A2
A3
Dasar-dasar AHP
Salah satu sedikit lebih penting dari yang lain Salah satu lebih penting dari yang lain Salah satu jauh lebih penting dari yang lain
Reciprocal
Salah satu mutlak lebih penting dari yang lain Kebalikan dari angka-angka di atas, jika elemen i mendapat salah satu dari nilai di atas pada saat dibandingkan dengan elemen j, maka j memiliki nilai kebalikannya ketika dibandingkan dengan elemen i.
Fakultas Ekonomi - UNP
Dasar-dasar AHP
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dari elemen j, maka elemen j harus sama dengan 1/3 kali pentingnya dibandingkan dengan elemen i Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya sama pentingnya Metode AHP hanya menggunakan 1 nilai untuk satu matriks perbandingan aij = (x1.x2.x3xn)1/n
Jika penilaian dilakukan oleh lebih dari satu orang (kelompok), maka diambil nilai rata-rata geometriknya
Dasar-dasar AHP
3. Konsistensi Logis (logical consistency) Konsistensi memiliki dua makna: a) Obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi
Contoh: anggur dan kelereng dapat dikelompokkan dalam himpunan yang seragam jika bulat merupakan kriterianya, tetapi tidak bisa jika rasa sebagai kriterianya Contoh: jika manis merupakan kriteria, dan madu dinilai 5 kali lebih manis dari gula, dan gula 2 kali lebih manis dari sirop, maka seharusnya madu dinilai 10 kali lebih manis dari sirop. Jika madu hanya dinilai 4 kali lebih manis dari sirop berarti penilaian tidak konsisten
Fakultas Ekonomi - UNP
Contoh: Kasus 1
Kita dihadapkan pada persoalan pemilihan 3 alternatif komputer, A, B, C. Melalui proses dekomposisi, didapatkan kriteria penilaian pemilihan komputer tersebut terdiri atas 3 hal, yaitu: Hardware, Software, penjual/vendor Nilai-nilai dari perbandingan telah diketahui melalui preferensi seseorang, yang terdapat pada matriks pairwise comparison Melalui metode AHP tentukan kemungkinan pilihan komputer terbaik, dan tentukan apakah penilaian tersebut konsisten atau tidak!
Hirarki Masalah
Permasalahan tersebut dapat digambarkan dalam hirarki sebagai berikut: Memilih Komputer Hardware Software Vendor Support Komputer A B C
Komputer Komputer A B C A B C
Pairwise Comparison
Kriteria Software Vendor Vendor
2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9
Alternatif
Komputer A Komputer A Komputer B
Alternatif
Komputer B Komputer C Komputer C
Pairwise Comparison
Alternatif
Komputer A Komputer A Komputer B
Alternatif
Komputer B Komputer C Komputer C
Alternatif
Komputer A Komputer A Komputer B
Alternatif
Komputer B Komputer C Komputer C
Pairwise Comparison
Hasil Pairwise Comparison dapat kita tuliskan dalam matriks seperti tabel berikut
KRITERIA HARDWARE SOFTWARE VENDOR HARDWARE 1 8 3 SOFTWARE 1/8 1 1/3 VENDOR 1/3 3 1
Pairwise Comparison
HARDWARE KOMPUTER A KOMPUTER B KOMPUTER C SOFTWARE KOMPUTER A KOMPUTER B KOMPUTER C VENDOR KOMPUTER A KOMPUTER B KOMPUTER C KOMPUTER A 1 1/3 1/9 KOMPUTER A 1 2 8 KOMPUTER A 1 1 1/6 KOMPUTER B 3 1 1/6 KOMPUTER B 1 5 KOMPUTER B 1 1 1/3 KOMPUTER C 9 6 1 KOMPUTER C 1/8 1/5 1 KOMPUTER C 6 3 1
Fakultas Ekonomi - UNP
Sintesis Prioritas
Melakukan sintesis berdasarkan kriteria hardware Hitung jumlah setiap kolom
HARDWARE KOMPUTER A KOMPUTER B KOMPUTER C JUMLAH KOLOM KOMPUTER A 1 1/3 1/9 1,444 KOMPUTER B 3 1 1/6 4,1667 KOMPUTER C 9 6 1 16
Sintesis Prioritas
Bagi masing-masing sel dengan jumlah kolomnya masing-masing
HARDWARE KOMPUTER A KOMPUTER B KOMPUTER C = 1/1,444 KOMPUTER A 0.6923 0,25 0,0769 = 0.33/1,444 KOMPUTER B 0,72 0,24 0,004 KOMPUTER C 0,5625 0,375 0,0625 = 9/16
Sintesis Prioritas
Dengan cara yang sama kita lakukan sintesis berdasarkan kriteria software dan vendor sehingga kita dapatkan rekapitulasi hasil keseluruhan berupa matriks evaluasi faktor, sebagai berikut:
HARDWARE KOMPUTER A KOMPUTER B KOMPUTER C 0,6583 0,2819 0,0598 SOFTWARE 0,0874 0,1622 0,7504 VENDOR 0,4967 0,3967 0,1066
0,6816 0,2364
0,2275 0,5416
Hasil akhir menunjukkan bahwa setelah melakukan evaluasi secara keseluruhan, kita akan memilih komputer C pada prioritas pertama, disusul komputer A dan terakhir komputer B
Fakultas Ekonomi - UNP
Penilaian Konsistensi
Penilaian Konsistensi
Cari vektor jumlah bobot (weighted sum vector) dengan mengalikan pada sel-sel tabel perbandingan berpasangan dengan vektor evaluasi faktor seperti halnya dilakukan perkalian matriks Misal jika kita mencari konsistensi berdasarkan kriteria hardware
KOMPUTER A (1) (0,6583) (1/3) (0,6583) (1/9) (0,6583) KOMPUTER B (3) (0,2819) (1) (0,2819) (1/6) (0,2819) KOMPUTER C (9) (0,0598) (6) (0,0598) (1) (0,0598) VEKTOR JUMLAH BOBOT 2,0423 0,8602 0,1779
Penilaian Konsistensi
Menghitung konsistensi vektor, yang dilakukan dengan membagi sel-sel vektor jumlah bobot dengan vektor prioritas
Penilaian Konsistensi
Menghitung nilai eigen ( ) yang merupakan rata-rata dari vektor konsistensi = (3.1025 + 3.0512 + 3.0086) : 3 = 3.0541 Menghitung indeks konsistensi (CI) CI = ( n ) / (n-1) n = ukuran matriks : 3x3, maka n = 3 = (3.0541 3) / (3 1) = 0.0270
Penilaian Konsistensi
Menghitung rasio konsistensi (CR) CR dihitung dengan melakukan pembagian antara CI dengan indeks random (RI) RI didapat dari tabel
n 2 3 4 5 6 RI 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24
Fakultas Ekonomi - UNP
n 7 8 9 10
CR = CI /RI = 0.0466
= 0.0270/0.58
Penilaian Konsistensi
Bandingkan hasil CR dengan nilai CR standar yaitu (0,1) Jika CR hitung < 0,1 maka telah dilakukan perbandingan yang konsisten, dan sebaliknya Dari kasus diketahui CR < 0,1 : berarti perbandingan yang kita lakukan telah konsisten Berarti perbandingan berpasangan antar alternatif dengan acuan kriteria hardware dianggap sudah konsisten Selanjutnya lakukan analisis konsistensi untuk perbandingan antar alternatif dengan kriteria software dan vendor, dan antar kriteria.
Kasus 2
Sebuah pemasok (supplier) akan dipilih dari 3 calon pemasok yang memasukkan penawarannya. Pemilihan pemasok terbaik dilakukan dengan menggunakan 3 kriteria: kualitas, harga penawaran, dan layanan Diketahui hasil perbandingan berpasangan diantara ketiga kriteria tersebut adalah:
Kriteria Kualitas Kualitas Harga Penilaian 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria Harga Layanan Layanan
Kasus 2
Alternatif Pemasok A Pemasok A Pemasok B Penilaian Berdasarkan Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 Alternatif Pemasok B Pemasok C Pemasok C
Kasus 2
Alternatif Pemasok A Pemasok A Pemasok B Penilaian Berdasarkan Layanan 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 Alternatif Pemasok B Pemasok C Pemasok C
Kasus 3
Seorang manajer operasi akan menentukan mesin produksi baru yang akan dibeli. Ada 2 pilihan mesin, yaitu mesin A dan mesin B. Ada 4 kriteria yang digunakan dalam menganalisis kedua mesin tersebut, yaitu biaya, kinerja, kemudahan operasi dan keamanan operasi. Sang manajer menggunakan AHP sebagai alat analisisnya. Hasil perbandingan berpasangan terhadap kriteria dan pilihan mesin sebagai berikut:
Kriteria Biaya Biaya Biaya Kinerja Kinerja Kemudahan 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 9 8 7 6 5 4 3 2 Penilaian 1 1 1 1 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria Kinerja Kemudahan Keamanan Kemudahan Keamanan Keamanan
Kasus 3
Alternatif Mesin A Alternatif Mesin A Alternatif Mesin A Alternatif Mesin A Penilaian Berdasarkan Biaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Alternatif Mesin B Alternatif Mesin B Alternatif Mesin B Alternatif Mesin B
Fakultas Ekonomi - UNP