Anda di halaman 1dari 19

EVOLUSI INVERTEBRATA

BAB I A. Pendahuluan

2011

Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan didertifikassi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan sekitar 35 filum, namun jumlah sebenarnya tergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika. Habitat darat menimbulkan masalah khusus bagi hewan, seperti halnya juga pada tumbuhan dan beberapa filum hewan telah berhasil melakukan perjalanan evolusi menuju daratan. Cacing tanah (filum annelid) dan bekicot (filum mollusca) umumnya hanya hidup ditanah dan vegetasi lembap. Hanya vertebrata dan arthopoda, termasuk serangga dan laba-laba/yang mewakili oleh keanekaragaman spesies hewan yang sangat besar, yang telah beradaptasi ke berbagai lingkungan darat.

Kelompok 6

Page 1

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

pohon filogenetik hewan

Menjalankan hidup didarat yang kita lakukan menyebabkan pemahaman kita lakukan member pamahaman kita mengenai keanekaragaman hewan menjadi subjektif sehingga kita lebih menyukai vertebrata. Tetapi, vertebrata hanya menyusun satu subfilum dalam filum chordate yang berjumlah kurang dari 5% dari semua spesies hewan. Namun banyak sekali hewan-hewan invertebrate yang

Kelompok 6

Page 2

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

terdapat pada bebatuan, seperti karang-karangan yang juga mengikuti pola percabangan pohon filogenetik. B. Latar belakang

contoh beberapa hewan yang berevolusi selama ledakan kambrium. Lukisan ini didasarkan pada fosil yang dikumpulkan dari Burgess shale di british Columbia, kanada

Catatn fosil dan kajian molekuler menunjukkan bahwa divertifikasi yang menghasilkan banyak filum hewan berlangsung secara cepat pada rentang waktu geologis yang amat panjang, episode evolusi yang relative singkat tersebut kemungkinan berlangsung sekitar 40 juta tahun (sekitar 565-525 juta tahun silam) Para ahli paleontology telah menamai periode terakhir masa prakambrium sebagai masa ediakaras, dari namabkit Ediacara di Australia. Dimana fosil hewan prakambrium pertama kali ditemukan sebagian besar fosil dari masa Ediakaran tampak seperti cnidaria (hewan yang mirip dengan hydra) ditemukan juga moluska dan sebagian besar lubang sarang dan jejak terfosilisasi menandakan aktifitas beberapa kelompok cacing. Apakah hewan purba ini termasuk kedalam filum modern atau ke garis keturunan yang punah pada awal masa kambrium? Para ahli paleontology masih memperdebatkan hubungan filogenetik antar hewan dari sisi yang berlawanan pada perbatasan masa kambrium.

Kelompok 6

Page 3

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

Suatu pandangan berbeda muncul dari sistematika molekuler dan genetika perkembangan. Gen yang mengarahkan perkembangan bangun filum yang sangat beragam dan mungkin telah ada pada nenek moyang bersama hewan bilateral. Jika demikian halnya, sangat mungkin bahwa nenek moyang itu secara structural sangat kompleks, dengan cirri tubuh yang berhubungan dengan ekspresi gen-gen yang mengatur perkembangan diasosiasikan dengan beberapa perbedaan bangun tubuh, yang membedakan filum-filum. Barangkali plastisitas perkembangan ini juga berkaitan dengan asal mula hewan bilateral yang beranekaragam, yang relative cepat selama masa kambrium. Beberapa peneliti yang lebih memilih hipotesis ini juga berpikir bahwa filum menjadi terkunci dalam perkembangan yang membatasi evolusi, sehingga tidak ada filum tambahan yang berkembang setelah ledakan kambrium. Tentunya hal ini tidak berarti bahwa evolusi hewan menjadi terhenti, variasi dalam pola perkembangan terus berlangsung hinggga memungkinkan sedikit perubanhan dalam struktur dan fungsi tubuh, yang mengarah ke spesiasi dan asal mula taksa dibawah tingkatan filum.

Kelompok 6

Page 4

EVOLUSI INVERTEBRATA BAB II

2011

hipotesis asal mula hewan dari protista berflagela. (1)protista berkoloni, kumpulan sel-sel yang identik. (2)bola berlubang yag tersusun atas sel-sel yang belum mengalami spesialisasi (ditunjukkan dalam sayatan melintang). (3)permulaan spesialisai sel.(4)pelipatan kedalam.(5)protohewan yang mirip gastrula (sayatan melintang)

A. Parazoa Filum porifera spons Spons adalah hewan yang menempel, tidak memiliki saraf atau otot tetapi masing-masing sel dapat mengindera dan bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Sebuah hipotesis menyebutkan bahwa spons berasal dari suatu nenk moyang bersama dengan koanoflagellata

Kelompok 6

Page 5

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

koanoflagelata

Air disedot melalui pori-poriketengah (spongosel)kemudian akan mengatur keluar spons itu melalui oskulum.

Kelompok 6

Page 6

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

Spons yang lebih kompleks memiliki dinding tubuh yang melipat, dan banyak diantaranya mengandung saluran air bercabang dan beberapa oskula Pada kondisi tertentu, sel-sel yang berada disekitar pori dan oskulum berkontraksi dan menutup pembukaan atau lubang itu.

Hampir semua spons adalah pemakan suspense (cara memfilter) Melapisi bagian dalam spongosel atau ruangan air internal adalah koanosit berflagela Flagella itu akan membangkitkan suatu arus aliran air, collar akan menjerat partikel makanan, dan koanosit akan memfagosistosinya. Kemiripan di antara koanosit mendukung hipotesis bahwa spons memiliki nenek moyang yang sama dengan koanoflagellata B. Radiata Mewakili garis keturunan lain ang berkembang sangat awal dalm sejarah hewan (eumatazoa), hewan radiate adalah hewan diploblastik (hanya memiliki ectoderm dan endoderm) dan memiliki simetri radial. Kedua filum cabang radiate adalah Cnidaria dan Clenophora.

Kelompok 6

Page 7

EVOLUSI INVERTEBRATA
1. Radiata dan bilateria adalah cabang utama eumatozoa

2011

Eumatazoa dibagi cabang utama, sebagian berdasarkan simetri tbuh. Anggota filum Cnidaria (hydra:ubur-ubur dan kerabatnya) dan filum Clenophora (ubur-ubur sisir) memiliki simetri radial dan secara keseluruhan disebut radiate.
oral dorsal posterior anterior

ventral aboral (b)simetri bilateral (a)simetri radial


simetri tubuh: (a)bagian suatu hewan radial, seperti hydra, tersusun seperti jari-jari roda yang memancar dari pusat. Setiap irisan imajiner melalui sumbu tengahnya akan membagi hewan itu menjadi bayangan cerminnya. (b)suatu hewan bilateral memiliki sisi kiri & sisi kanan, dan hanya satu potongan imajiner yang akan membagi hewan itu menjadi dua paruhan bayangan cermin.

Suatu hewan radial memiliki bagian atas dan bagian bawah, atau bagian oral (mulut) dan bagian aboral, akan tetapi tidak ada ujung kepala dan ujung belakang serta tidak mempunyai sisi kanan dan sisi kiri. Cabang utama dalm eumatazoa adalah hewan simetri bilateral (dua sisi) suatu hewan tidak hanya memiliki sisi dorsal (atas) dan sisi ventral (bawah), tetapi juga ujung anterior (kepala) dan ujung posterior (ekor) dan sisi kanan dan kirinya. Hewan ini disebut dengan bilateria. Berhubungan dengan simetri bilateral itu adalah sefalisasi suatu kecendrungan (tren) evolusi yang mengarah pada pemusatan alat sensor pada ujung anterior, bangun ujung pada hewan yangbergerak pertama kali untuk mendekati makanan, bahaya, dan terhadap rangsangan lainnya. Pada sebgian besar hewan bilateral, pada sebagian besar hewan bilateral. Sefalisasi juga meliputi perkembangan suatu system saraf pusat yang terpusat pada kepala dan memanjang sampai ekor sebagai suatu tali saraf

Kelompok 6

Page 8

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

longitudinal. Ujung kepala adalah suatu adaptasi untuk pergerakan . seperti merangkak, menggali lubang, atau berenang. Simetri pada hewan pada umumnya sesuai dengan gaya hidupnya. Banyak diantara hewan radial adalah sesil (melekat pada substrat) atau plankton (bentuk akuatik yang terbawa arus atau berenang dengan perlahan). Simetri tersebut memperlengkapi hewan untuk dapat menghadapi lingkungan sama baiknya dari semua sisi. Hamper semua hewan yang bergerak secara aktif dari satu tempat ketempat lain adalah bilateral. Kedua jenis simetri yang secara mendasar bebeda ini kemungkinan besar muncul sangat awal dalam sejarah kegidupan hewan. C. ASELOMATA Aselomata mewakili suatu percabangan awal hewan bersimetri bilateral, aselomata tidak memiliki rongga tubuh,yaitu ruang antara dinding tubuh dan saluran pencernaan. Aselomata mewakili beberapa perkembangan evolusi dibandingkan dengan radiata. Sama dengan hewan bilateral, aselomata adalah tripoblastik (memiliki ectoderm, mesoderm, dan endoderm) sebagai hewan bilateral, aselomata menunjukkan pergerakan maju depan dan sefalisasi dalam sejumlah tingkatan. 1. Evolusi rongga Diantara hewan dengan rongga tubuh, terdapat perbedaan bagaimana cara rongga itu berkembang. Jika rongga itu tidak sepenuhnya dilapisi oleh jaringan yang diturunkan dari mesoderm, ia disebut pseudoselom. Selomata adalah hewan dengan selom (coelom) sejati, yaitu rongga tubuh yang penuh dengan cairan yang sepenuhnya dilapisi dengan jaringan yang diturunkan dari mesoderm. Lapisan jaringan bagian dalam dan bagian luar yang mengelilingi rongga itu berhubungan secara dorsal dan ventral untuk membentuk mesentri, yang mengandung organ-organ internal.

Penutup tubuh (dari ectoderm) Daerah yang dipenuhi dengan jaringan dari mesoderm Saluran pencernaan (dari mesoderm)

Kelompok 6

Page 9

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

Bangun tubuh hewan bilateria. Berbagai aselomata tidak memiliki rongga tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh bagian luar.

Hewan tripoblastik tanpa rongga di antara saluran dan dinding tubuh disebut aselomata; kelompok filum platyhelminthes, cacing pipih Hewan selomata kemudian mempunyai bangun tubuh pipa-di-dalam-pipa, dengan suatu rongga tubuh, yaitu dipisahkan oleh cairan yang memisahkan saluran pencernaan dari dinding tubuh bagian luar. Aselomata tidak memiliki saluran pencernaan yang sempurna dan juga tidak memiliki sirkulasi pembuluh darah 2. Filum platyhelminthes : cacing pipih adalah hewan aselomta yang pipih secara dorsoventral Lapsisan embrionik ketiga, mesoderm, memberikan sumbangan kepada perkembangan organ yang lebih kompleks dan system organ, dan jaringan otot sejati. Dengan demikian, cacing pipih secara structural lebih kompleks dibandingkan dengan hewan Cnidaria dan Ctenophora. a. Kelas turbellaria Planaria dan cacing pipih alinnya tidak memiliki organ khusus untuk pertukaran gas dan sirkulasi. Bentuk tubuhnya yang pipih itu menempatkan semua sel-sel berdekatan dengan air sekitarnya dan percabangan halus rongga gastrovaskuler mengedarkan makanan keseluruh tubuh hewan tersebut.

Seekor cacing pipih. Kelas turbellaria terutama terdiri atas cacing tubuh yang hidup bebas dilaut, seperti spesies yang bewarna-warni seperti ini.

Kelompok 6

Page 10

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

Evolusi struktur osmoregulasi merupakan factor utama yang memungkinkan beberapa cacing turbellaria memasuki ekosistem air tawar bahkan lingkungan darat yang lembap. Planaria bergerak menggunakan silia pada epidermis ventral, bergeser disepanjang lapisan lender tipis yang mereka sekresikan sendiri. Beberapa cacing turbellaria juga menggunakan ototnya untuk berenang melalui air dengan gerakan yang mengombak naik turun.

Rongga gastrovaskuler

Tali saraf ventral

faring Bintik mata ganglia

Simetri bilateral

Anatomi seekor planaria. Mulut berada pada faring berotot yang menjulur dari pertengahan sisi ventral hewan itu. Getah pencernaan dimuntahkan ke magsa, dan faring akan menyedot makanan sepotong demi sepotong kedalam rongga gastrovaskuler, dimana pencernaan terus berlangsung. Pencernaan berlangsung didalam sel-sel yang melapisi rongga gastrovaskuler, yang bercabang tiga, masing-masing dengan cabang-cabang kecil dan halus yang menyediakan luas permukaan yang sangat ekstensif. Buangan yang tidak tercerna dikeluarkan melaui mulut. Berlokasi pada ujung anterior cacing itu. Dekat sumber utama masukan sensoris, adalah sepasang ganglia, kumpulan padat sel-sel saaf ventral terdapat disepanjang tubuhnya.

Kelompok 6

Page 11

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

D. PSEUDOSELOMATA Bangun tubuh pseudoselomata telah dievolusikan pada beberpa filum hewan kecil. Hubungan evolusionernya dengan kmplek lain dan di antara mereka sendiri masih belum jelas.

biru = ectoderm, merah = mesoderm, kuning = endoderm, pseudoselomata memiliki rongga tubuh yang diturunksn dari mesoderm Kemungkinan, kondisi pseudoselomata muncul secara ndependen beberapa kali.

penyedot

kait

Proglotid dgn struktur reproduktif

Skoleks (kepala)

Anatomi seekor cacing pita

Kelompok 6

Page 12

EVOLUSI INVERTEBRATA
E. SELOMATA : PROTOSTOMA

2011

Garis keturunan protostoma hewan selomata terbagi menjadi beberapa filum, yang meliputi mollusca, Annelida, dan arthopoda.

1. Selomata bercabang menjadi 2 garis evolusi, yaitu hewan-hewan moluska, annelid, arthropoda, dan garis beberapa filum. Hewan-hewan echinodermata, chordata, dan beberapa filum lain, disebut deutrostoma. Deutrostoma dan protostoma dibedakan oleh beberapa perbedaan yang mendasar dalam perkembangannya. 1.1 pembelahan (cleavage) banyak protostoma mengalami pembelahan spiral, dimana sumbu pembelahan sel adalah diagonal terhadap sumbu vertical embrio tersebut. Seperti terlihat pada tahapan delapan sel yang dihasilkan dari pembelahan spiral, selsel kecil terletak pada celah diantara sel-sel besar yang mendasarinya. Lebih jauh lagi, yang disebut dengan pembelahan determinant beberapa protostoma dengan kaku menentukan nasib perkembangan setiap sel embrionik secara sangat dini. Suatu sel yang diisolasi pada tahapan

Kelompok 6

Page 13

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

empat sel dari suatu protostoma, seperti keong. Akan membentuk suatu embrio yang tidak dapat hidup dan tidak memiliki bagian-bagian yang seharusnya ada.

Perbandingan perkembangan awal pada protostoma dan deutrostoma. (a) protostoma memiliki pembelahan spiral determinant, deutrostoma memiliki pembelahan radial determinant. (b) pembentukan selom dimulai pada tahapan gastrula. Pada perkembangan skizoselus protostoma, selom terbentuk dari pembagian mesoderm. Pada perkembangan enteroselus deutrostoma, selom terbentuk kea rah luar pada arkenteron (biru=ectoderm, kuning=endoderm, merah=mesoderm) (c) blastoporimembentuk mulut pada protostoma; mulut terbentuk dari suatu lubang sekunder pada deutrostoma.

Berbeda dari pola protostoma, zigot pada banyak deutrostoma mengalami pembelahan radial. Pada pembelahan radial, bidang pembelahan parallel atau tegak lurus dengan sumbu vertical telur tersebut; seperti yang terlihat pada tahapan delapan sel, sel-sel itu mengatur diri, secara langsung diatas sel yang lainnya. Sebagian besar deutrostoma dicirikan lebih jauh dalam pembelahan determinant, yang berarti bahwa masing-masing sel yang dihasilkan oleh pembelahan awal mempertahankan kemapuan untuk berkembang menjadi suatu embrio sempurna. Jiika sel-sel suatu embrio bintang laut, misalkan dipisahkan pada tahapan empat sel, masing-masing akan terus membentuk larva normal. Pembelahan tak terbatas inilah yang memungkinkan terjadinya kembar identik pada zigot manusia.

Kelompok 6

Page 14

EVOLUSI INVERTEBRATA
1.2 pembentukan selom

2011

perbedaan lain antara protostoma dan deutrotoma menjadi jelas dalam perkembangannya keudian. Pada gastrulasi, saluran pencernaan yang sedang berkembang pada embrio, pada mulanya terbentuk sebagai kantung buntu, arkenteron terbentuk dari protostoma, kumpulan mesoderm yang sebelunya padat terbagi membentuk rongga selomik; inilah yang disebut perkembangan skizoselus. Perkembangan rongga tubuh deutrostoma disebut enteroselus. Mesoderm akan menggelembung dari dinding arkenteron dan lubangnya menjadi rongga selomik. 1.3 naib blastopori suatu perbedaan mendasar ketiga antara protostoma dan deutrostoma adalah nasib blastopori. Setelah arkenteron berkembang, ada bukaan kedua terbentuk pada ujung yang berlawanan dan gastrula. Akhirnya, blastopori an bukaan kedua ini menjadi kedua ujung saluran pencernaan (mulut dan anus). Mulut pada banyak protostoma berkembang dari lubang atau bukaan pertama, blastopori dank arena karakteristik inilah garis keturunan protostoma diberi nama demikian. Sebaliknya, mulut deutrostoma diturunkan dari bukaan kedua, dan blastopori umumnya membentuk anus, bukan mulut. 2. Filum-filum lophophorata; memiliki tentakel bersilia disekeliling mulutnya

(a)

(b)

Hewan latoforata. Karakteristik filum ini yang paling khas adalah lofofor, suatu organ yang berfungsi dalam pengambilan makanan suspense. (a) anggota kelas Bryozoa, seperti membranipora membranacaea, adalah hewan lafoforata yang hidup berkoloni, banyak diantaranya memiliki eksoskeleton keras. (b) Brachiopoda adalah hewan lafoforata dangan cangkang yang

Kelompok 6

Page 15

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

berengsel. Kedua bagian cankang itu terdiri dari cangkang dorsal dan ventral, berlawanan dengan cangkang lateral, berlawanan dengan cangkang lateral moluska kelas bivalvia

F. SELOMATA : DEUTROSTOMA Pada pandangan pertama bintang laut dan hewan echinodermata lainnya kemungkinan tampak memiliki sedikit kesamaan dengan filum chordate, yang meliputi vertebrata : ikan, amfibia, reptilian, burung dan mamalia. Namun, demikian cirri-ciri yang khas pada hewan deutrostoma: pembelahan secara radial, perkembangan selom dari arkenteron, dan pembentukan mulut pada ujung embrio yang berlawanan arah dengan blastopori.

Kelompok 6

Page 16

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

(a) Bintang laut

(b) bintang laut yg sedang makan

(c) bintang mengular

(d) bulu babi

(e) lili laut

(f) ketimun laut

Kelompok 6

Page 17

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

BAB III PENUTUP Lebih ari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, kehidupan hewan dimulai pada di laut prakambrium seiring dengan terjadinya evolusi bentuk multiseluler yang hidup dengan memakan organisme lain. Namun, masalah evolusi pada hewan invertebrate masih banyak menimbulkan perdebatan pada setiap hipotesis. Namun, pada bab yang telab dibahas sebelumnya adalah pembahasan yang masih diperdebatkan kebenarannya.

Kelompok 6

Page 18

EVOLUSI INVERTEBRATA

2011

DAFTAR PUSTAKA Campbell-Recee-Mitchel.2003.biologi.fiiith edition.jakarta:Erlangga. www.the-evolution-of-invertebratae-diversity.com

Kelompok 6

Page 19

Anda mungkin juga menyukai