Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam Saringan Pasir Lambat Terhadap

Penurunan
Kadar Besi (V. Darsono dan Teguh Sutomo)
Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam
Saringan Pasir Lambat Terhadap Penurunan Kadar
Besi
V. Darsono dan Teguh Sutomo
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta
Jl. Babarsari 43 Yogyakarta 55281
Email: cinde@mail.uajy.ac.id.
Abstract
The water from Maguwoharjo well contain Fe which exceed drinking
water standard, that inhibitants can not use the water as drinking
water. This research is done to reduce Fe with slow sand filter.
The methood can reduce Fe from 1.170 ppm (above drinking
water standard) to 0.127 ppm (below drinking water standard)
using sand layer diameter 0.297 mm and sand thicness 90 cm.
Keyword: slow sand filter, sand diameter, sand layer thickness

1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Desa Maguwuharjo yang terletak di kawasan timur kota Yogyakarta
cukup strategis bagi pemukiman dan industri perhotelan, karena didukung oleh
infrastruktur yang baik yaitu dekat pusat perbelanjaan, pusat pendidikan,
bandara, dan jalan yang baik. Namun kawasan ini memiliki kelemahan berupa
jeleknya kualitas air tanah. Secara fisik air tanah di kawasan tersebut
berwarna kuning, berbau amis dan meninggalkan noda kuning pada pakaian
bila digunakan untuk mencuci. Penduduk sering kali harus mendatangkan air
bagi pemenuhan kebutuhan dari tempat lain. Hal tersebut merupakan suatu
tindakan yang kurang ekonomis karena akan meningkatkan biaya hidup.
Pengolahan air baku adalah salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
mengatasi kesulitan mendapatkan air bersih. Salah satu sistem yang dapat
dipergunakan untuk mengolah air yang mengandung Fe adalah saringan pasir
lambat. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan saringan
pasir lambat adalah: biaya relatif murah, cara pembuatan mudah, dan
pengoperasiannya sederhana.
1.2. Perumusan Masalah
213
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 4, Oktober 2002: 213 - 224
Air sumur di desa Maguwoharjo berwarna kuning sehingga tidak dapat
digunakan untuk keperluan air minum oleh masyarakat setempat tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
1.3. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi kandungan
unsur besi dalam air sehingga dapat digunakan sebagai air minum.
Adapun tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui kemampuan diameter butir pasir dan ketebalan media pasir
untuk menurunkan kandungan unsur besi dalam air.
b. Mengetahui hubungan antara variabel dependen berupa kandungan Fe
dengan variabel independen yang berupa diameter butir pasir dan
ketebalan media pasir dalam menurunkan kandungan Fe.
1.4. Metode Penelitian
1.4.1.Peralatan dan bahan yang digunakan
Dalam penelitian ini peralatan dan bahan yang digunakan adalah:
a. Miniatur saringan pasir lambat
b. Sampel air
1.4.2.Diameter pasir dan ketebalan yang digunakan
Dalam penelitian ini ukuran diameter pasir yang digunakan adalah :
0,297 mm, 0,420 mm, dan 0,590; sedangkan ketebalan pasir yang
dipergunakan 60 cm, 75 cm, dan 90 cm.
1.4.3.Tahap Penelitian
a. Mempersiapkan dan membuat miniatur saringan pasir lambat
b. Mempersiapkan media penyaring berupa pasir dan kerikil yang memenuhi
angka keseragaman
c. Mengukur kandungan besi sebelum diolah.
d. Melakukan penelitian dengan mengalirkan air yang akan diolah (sampel) ke
dalam miniatur saringan pasir lambat
e. Mengukur kandungan besi setelah diolah
2. Landasan Teori
2.1. Saringan pasir lambat
2.1.1. Kemampuan saringan pasir lambat
Saringan pasir lambat dibuat pertama kali oleh John Gibb di Paisley
Skotlandia tahun 1804 dalam skala yang kecil. Kemudian pada tahun 1829
James Simpson membuat saringan pasir lambat dalam skala yang besar untuk
perusahaan air Chilsea di Inggris (Birdi, 1979).
214
Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam Saringan Pasir Lambat Terhadap
Penurunan
Kadar Besi (V. Darsono dan Teguh Sutomo)
Saringan pasir lambat merupakan instalasi pengolahan air yang mudah,
murah, dan efisien. Saringan pasir lambat mempunyai derajad keefisiennan
yang tinggi untuk menghilangkan kekeruhan, rasa, dan bau pada air, bahkan
mampu menghilangkan bakteri dengan sangat baik. Untuk menghilangkan rasa
dan bau pada air kadang-kadang perlu dilengkapi dengan karbon altif, dan
untuk menghilangkan bakteri sering dipergunakan kaporit (Reynold, 1982).
Kelebihan saringan pasir lambat telah dibuktikan secara meyakinkan
dalam kaitannya dengan kualitas air minum yang aman untuk dikonsumsi dari
segi bakterologis pada tahun 1892 di kota Hamburg dan Altona, yang air
minumya tercemar sehingga mengakibatkan epidemi penyakit kolera. Di kota
Altona yang menggunakan instalasi pengolahan air dengan saringan pasir
lambat terhindar dari epidemi penyakit itu, sedangkan kota Hamburg yang
tidak menggunakan instalasi pengolahan air dengan saringan pasir lambat,
terjangkit wabah dengan kematian warganya sebanyak 7582 orang (Huisman,
1975).
Kelemahan dari saringan pasir lambat adalah daya penyaringannya yang
rendah, sehingga dalam konstruksinya memerlukan area yang luas. Rendahnya
daya penyaringan ini disebabkan karena kecepatan air mengalir melalui
saringan pasir lambat sangat kecil. Saringan pasir lambat sangat cocok
digunakan dalam skala kecil (Birdi, 1979).
2.1.2. Spesifikasi saringan pasir lambat
Beberapa kriteria desain saringan pasir lambat:
a. Kecepatan filtrasi 0,1 meter/jam 0,4 meter/jam
b. Tinggi permukaan air yang diukur dari media saringan pasir 1 meter 1,5
meter, ini untuk menciptakan head penyaringan yang cukup
c. Tebal filter yang baik antara 1 meter 1,4 meter, tapi masih diizinkan
antara 0,5 meter 0,8 meter
d. Diameter efektif pasir antara 0,15 mm 0,36 mm dengan koefisien
keseragaman yang dianjurkan adalah 2, tapi masih diizinkan antara 1,5
3,0.
e. Kerikil penyaring dipilih dengan bahan batu kerikil yang mampu
menghalangi masuknya pasir ke dalam rongga penampung air. Diameter
kerikil (dari alas bawah) untuk lapisan pertama, kedua, ketiga, dan keempat
masing-masing adalah: 0,4 mm 0,6 mm, 1,5 mm 2,0 mm, 5 mm 8 mm,
15 mm 25 mm. Ketebalan untuk masing-masing lapisan = 10 cm
(Tjokrokusumo, 1998).
Fair (1070) dalam bukunya berjudul element of water supply and
wastewater disposel, menguraikan spesifikasi dari sistem saringan pasir
sebagai berikut:
Keterangan Jenis filter
Filter lambat Filter cepat
Kecepatan filtrasi 1 3 10 meter/hari 100-125-300
215
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 4, Oktober 2002: 213 - 224
meter/hari
Kedalaman media Kerikil : 0,3048 m
Pasir : 1,07 m
Kerikil : 0,475 m
Pasir : 0762 m
Ukuran pasir 0,250 0,35 mm 0,45 mm atau lebih
Sedangkan Birdi (1979) menyebutkan spesifikasi saringan pasir lambat
adalah sebagai berikut:
a. Ketinggian instalasi 2,5 m hingga 4 m
b. Luas 100 m
2
hingga 200 m
2

c. Tebal pasir 60 cm 90 cm
d. Diameter butir kerikil 0,3mm 3,5 mm
e. Koefisien keseragaman pasir 1,75
f. Kecepatan filtrasi 34 liter per m
2
per hari

2.2. Uji klasifikasi dua arah dengan interaksi
Pengamatan dalam sel ke-ij merupakan suatu contoh acak berukuran n
dari suatu populasi yang diasumsikan menyebar normal dengan nilai tengah
ij

dan ragam
2
. Semua rc populasi diasumsikan mempunyai ragam yang
sama
2
.
Tabel 2.1. Klasifikasi dua arah dengan beberapa pengamatan per
sel
Baris
Kolom Nilai
Tengah 1 2 . . . c total
1
2
.
.
.
r
x
111
x
112
.
.
.
x
11n
x
211
x
212
.
.
.
x
21n
.
.
.
x
r11
x
121
x
122
.
.
.
x
12n
x
221
x
222
.
.
.
x
21n
..
.
.

. . .
.
.
.
x
21n
..
.
.
x
1c1
x
1c2
.
.
.
x
1cn
x
2c1
x
2c2
.
.
.
x
21n
.
.
.
.. 1
T
.. 2
T
.
.
.
.. r
T
.. 1 x
.. 2 x
.
.
.
.. r x
216
Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam Saringan Pasir Lambat Terhadap
Penurunan
Kadar Besi (V. Darsono dan Teguh Sutomo)
x
r12
..
.
.
x
r1n
x
r11
x
r12
.
.
.
x
r1n
x
r11
x
r12
.
. . .
x
r11
x
r12
.
.
.
x
r1n

Total
nilai
tengah
. 1 .
T
. 1 . x
. 1 .
T
. 1 . x
. . .
. . .
. .c
T
. .c x
...
T
... x
Keterangan:
. ij
T
= jumlah pengamatan dalam sel ke-ij,
.. i
T
= jumlah pengamatan dalam baris ke-i
. . j
T
= jumlah pengamatan dalam kolom ke-j,
...
T
= jumlah semua rcn pengamatan
. ij
T
= rata-rata pengamatan dalam sel ke-ij
.. i x
= rata-rata pengamatan dalam baris ke-i
. . j x = rata-rata pengamatan dalam kolom ke-j,
... x
= rata-rata semua rcn pengamatan
Setiap pengamatan dalam Tabel 2-1 dapat dituliskan dalam bentuk:
ijk ij ijk
x +
Sedangkan dalam hal ini ijk

mengukur simpangan nilai ijk


x
yang teramati
dalam sel ke-ij dari nilai tengah populasi ij

. Bila dimisalkan ij
) (

melambangkan pengaruh interaksi baris ke-i dan kolom ke-j ,
i

pengaruh
baris ke-i, j

pengaruh kolom ke-j, dan

nilai tengah umum, maka :



ij +
+ +
j i

ij
) (

sehingga

ijk

+
+ +
j i

ij
) (
+ ijk

dan kemudian dikenakan syarat :


0
1

r
i
i

c
j
j
1

= 0 0 ) (
1

ij
r
i

0 ) (
1

ij
c
j

tiga hipotesis yang akan diuji adalah:
a. H0 :
2 1
. . . =
x

= 0
H1 : sekurang-kurangnya satu
1
tidak sama dengan nol
b. H0 :
2 1
= . . . =
c

= 0
H1 : sekurang-kurangnya satu
1
tidak sama dengan nol
c. H0 :
12 11
) ( ) ( . . . =
0 ) (
rc

H1 : sekurang-kurangnya satu ij
) (
tidak sama dengan nol
217
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 4, Oktober 2002: 213 - 224
Masing-masing uji tersebut akan didasarkan pada perbandingan nilai dugaan
yang bebas bagi
2
, yaitu dengan cara menguraikan jumlah kuadrat total
menjadi 4 komponen melalui identitas :
JKT = JKB + JKK + JK(BK) + JKG
Sedangkan dalam hal ini
JKT =
( )



r
i
c
j
n
k
ijk
x x
1 1 1
2
... jumlah kuadrat total
JKB = ( )
2
1
.. ..

r
i
x x cn = jumlah kuadrat bagi nilai tengah baris
JKK = cn ( )

r
i
j x x
1
2
.. .. = jumlah kuadrat bagi nilai tengah kolom
JK(BK) = n ( )


+
r
i
c
j
j i ij x x x x
1
2
1
. .. .. = jumlah kuadrat bagi interaksi baris dan
kolom
JKG = ( )

r
i
c
n
n
k
ij
ijk
x x
1 1 1
2
= jumlah kuadrat galat
Banyaknya derajat bebas juga diuraikan menurut identitas :
rcn 1 = ( r 1 ) + ( c 1 ) + ( r 1 ) ( c 1 ) + rc ( n 1 )
Dengan membagi setiap jumlah kuadrat pada ruas kanan dari identitas jumlah
kuadrat di atas dengan derajat bebasnya masing-masing, maka diperoleh
empat nilai dugaan:

1
2
1

r
JKB
S
1
2
2

c
JKK
S
) 1 )( 1 (
) (
2
3

c r
BK JK
S

) 1 (
2
4

n rc
JKG
S
bagi
2
yang semuanya merupakan pendugaan takbias hipotesis nol nya
benar.
Untuk menguji hipotesis H0 bahwa pengaruh baris semuanya sama, dihitung
rasio:
2
4
2
1
1
S
S
f
yang merupakan nilai bagi peubah acak F
1
yang mempunyai sebaran F dengan
( r 1 ) dan
rc ( n 1 ) derajat bebas bila H0 benar. Hipotesis nol ini ditolak pada taraf
nyata bila:

1
f > ( ) ( ) [ ] 1 , 1 n rc r f

.
Begitu pula untuk menguji hipotesis H0 bahwa pengaruh kolom semuanya
sama, dihitung rasio:
2
4
2
2
2
S
S
f
yang merupakan nilai peubah acak F
2
yang mempunyai sebaran F dengan ( c
1 ) dan
218
Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam Saringan Pasir Lambat Terhadap
Penurunan
Kadar Besi (V. Darsono dan Teguh Sutomo)
rc( n 1 ) derajat bebas bila H0 benar. Hipotesis ini ditolak pada taraf nyata
bila:
2
f
>
( ) ( ) [ ] 1 , 1 n rc c f

Untuk menguji hipotesis H0 bahwa pengaruh interaksi semuanya sama,


dihitung rasio:
2
4
2
3
3
S
S
f
yang merupakan nilai suatu peubah acak F
3
yang mempunyai sebaran F
dengan (r-1) (c-1) dan
rc(n-1) derajat bebas.
Tabel 2.2. Tabel jumlah
Baris Kolom Jumlah
1 2 . . . c
1
. 11
T
. 12
T . . .
. 1c
T
.. 1
T
2
. 21
T
. 22
T . . .
. 2c
T
.. 2
T
. . .
. . .
. . .
R
. 1 r
T
. 2 r
T . . .
. rc
T
.. r
T
Jumlah
. 1 .
T
. 2 .
T . . .
. .c
T
...
T
Adanya interaksi dalam suatu percobaan dapat menyembunyikan atau
menutupi beda yang nyata antar pengaruh baris atau pengaruh kolom. Karena
alasan inilah maka setiap uji yang menghasilkan penerimaan hipotesis tersebut
dianggap tidak sah bila interaksi nyata (Walpole, 1997). Jumlah kuadrat
biasanya diperoleh dengan membentuk tabel jumlah (Tabel 2.2)
Rumus perhitungan yang digunakan berikutnya adalah :
JKT =
rcn
T
x
r
i
c
j
n
k
ijk
2
...
1 1 1
2



JKB =
rcn
T
cn
T
r
2
... 1 1
2
.. 1

JKK =
rcn
T
rn
T
c
j
j
2
...
1
2
. .

rcn
T
rn
T
cn
T
n
T
BK JK
c
j
j
r
i
i
r
i
c
j
ij
2
...
1
. .
1
2
..
1 1
2
.
) ( +


JKG = JKT - JKB - JKK - JK(BK)
219
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 4, Oktober 2002: 213 - 224
2.3. Analisis Korelasi
Data yang telah didapatkan terdiri dari beberapa variabel, antara lain
kandungan besi, tebal media filter dan diameter pasir. Dari ketiga variabel
yang didapat ingin diketahui kekuatan hubungan untuk masing-masing
variabel terhadap yang lainnya, atau dengan kata lain perlu ditentukan derajat
hubungan antara variabel-variabel. Studi yang membahas derajat hubungan
antara variabel-variabel dikenal dengan nama analisis korelasi, ukuran yang
dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama data kuantitaif,
dinamakan koefisien korelasi (Sudjana, 1989).
Untuk keperluan perhitungan koefisien korelasi r berdasarkan
sekumpulan data (x
i
, y
i
) berukuran n dapat digunakan rumus:
r =
1
1
]
1

,
_

1
1
]
1

,
_

,
_

,
_





n
i
n
i
i i
n
i
n
i
i i
n
i
n
i
i
n
i
i i i
y y n x x n
y x y x n
1
2
1
2
2
1 1
2
1 1 1
Keterngan:
r : koefisien korelasi
x : nilai variabel x
y : nilai variabel y
n : jumlah data.
2.4. Analisis Regresi Linier
Data yang didapat terdiri dari beberapa variabel, dan ingin diketahui
cara variabel-variabel tersebut berhubungan. Hubungan yang didapat pada
umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan
hubungan fungsional antara variabel-variabel. Studi yang menyangkut hal
tersebut dikenal dengan analisis regresi.
Variabel analisis regresi dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: variabel bebas
predikator dan variabel tak bebas atau respon. Setelah data diperoleh,
persamaan regresi ditentukan dengan metode tangan bebas atau metode
kuadrat terkecil.
Metode tangan bebas digunakan dengan menempatkan titik-titik data
pada sebuah diagram dengan sumbu datar menyatakan x dan sumbu tegak
menyatakan y. Dari data yang diplot akan terbentuk sebuah diagram pencar.
Dengan melihat letak titik-titik dalam diagram, bentuk regresi dapat
diperkirakan.
Metode tangan bebas dapat dipakai untuk menolong dugaan bentuk
regresi linier atau tidak. Jika persamaannya tidak meyakinkan, maka akan lebih
baik bila menggunakan cara kuadrat terkecil. Rumus yang digunakan adalah y
= a + bx, dengan:
220
Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam Saringan Pasir Lambat Terhadap
Penurunan
Kadar Besi (V. Darsono dan Teguh Sutomo)
a =
2
1 1
2
1 1 1
2
1

,
_

,
_

,
_


,
_

,
_





n
i
i
n
i
i
n
i
i i
n
i
i
n
i
i
n
i
i
x x n
y x x x y
b =



,
_

,
_

,
_

n
i
n
i
i i
n
i
i
n
i
i
n
i
i i
x x n
y x y x n
1
2
1
2
1 1 1
3. Data
Dari laboratorium diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.1. Kadar Fe sebelum dan sesudah percobaan
Diameter
butir pasir
(mm)
Kadar Fe
awal rata-
rata
X y z
0,590 1,240
0,413 0,340 0,269
0,418 0,355 0,271
0,421 0,361 0,277
0,420 1,110
0,291 0,239 0,170
0,322 0,244 0,177
0,330 0,250 0,180
0,297 1,180
0,273 0,188 0,127
0,277 0,198 0,136
0,298 0,213 0,136
Keterangan:
x, y, dan z adalah kadar Fe setelah pengujian (dalam mg/l)
dengan tebal filter masing-masing 60 cm, 75 cm, dan 90
cm.
Tabel 3.2. Berat pasir yang tertahan oleh saringan pasir
No. saringan
(mesh)
Diameter saringan
(mm)
Berat pasir (gram)
20 0,84 27,2
30 0,59 105,1
40 0,42 133,3
50 0,297 215,7
70 0,210 12,3
Total 493,6
Keterangan:
Berat awal pasir sebelum penyaringan = 500 gram
221
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 4, Oktober 2002: 213 - 224
4. Analisis Data dan Pembahasan
4.1 Analisis data
4.1.1. Menentukan Koefisien keseragaman pasir
Dari Tabel 3.2, koreksi berat total x = 6,4 g
Mencari koreksi berat parsial untuk pasir 27,2 g
Koreksi berat = ) (x
beratawal
beratpasir

= 0,34816 gram
berat terkoreksi = berat pasir + koreksi berat
= 27,54816 gram
Perhitungan yang lain sama, dan hasilnya disajikan dalam Tabel 4-1 sebagai
berikut:
Tabel 4-1 : Tabel berat terkoreksi
No.
saringan
(mesh)
Diameter
saringan
(mm)
Berat
pasir
(gram)
Berat
terkoreksi
(gram)
Persen
berat
Persen
kumulatif
20 0,84 27,2 27,54816 5,5 5,5
30 0,59 105,1 106,44528 21,3 26,8
40 0,42 133,3 135,00624 27 53,8
50 0,297 215,7 218,46096 43,7 97,5
70 0,210 12,3 12,53936 2,5 100
Total 493,6 500 100
Derajat sama rata / koefisien keseragaman =
90
40
d
d
8 , 26 8 , 53 (
) 42 , 0 59 , 0 )( 40 8 , 53 (
42 , 0
40


+ d
mm
= 0,507 mm
8 , 53 5 , 97 (
) 297 , 0 42 , 0 )( 90 5 , 97 (
297 , 0
90


+ d
mm
= 0,3181 mm
Koefisien keseragaman =
mm
mm
3181 , 0
507 , 0
= 1,594
4.1.2. Analisis klasifikasi dua arah dengan interaksi
Tabel 3.1 diuji menggunakan alnalisis klasifikasi dua arah dengan
interaksi. Sebelum data diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dikonversi ke dalam
satuan persen mengingat data tersebut memiliki sampel awal yang berbeda.
Setelah dikonversi data tersebut menjadi:
222
Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam Saringan Pasir Lambat Terhadap
Penurunan
Kadar Besi (V. Darsono dan Teguh Sutomo)
Tabel : 4.2. penurunan kandungan Fe dalam %
Diameter butir pasir
(mm)
x y z
0,590
65 71,19 77,20
64,58 69,92 77,03
64,32 69,40 76,52
0,420
73,78 78,47 84,68
70,99 78,02 84,05
70,09 77,48 83,78
0,297
77,98 84,83 89,76
77,66 84,03 89,03
75,99 82,82 89,03
Analisis klasifikasi dua arah dengan interaksi
Diameter
pasir
(mm)
Tebal filter (cm) analisis
60 75 90 total mean
0,297 231,63 251,68 267,82 751,15 250,38
0,42 214,86 233,97 252,51 701,34 233,78
0,59 193,9 210,51 230,75 635,16 211,72
Total 640,39 696,16 751,08 2807,6
3
Nilai
tengah
213,46 232,06 250,36 695,88
a. H0 :
2 1

3

= 0
b. H0 :
2 1
=
3

= 0
c. H0 :
12 11
) ( ) ( . . . =
0 ) (
33

d. H1 : sekurang-kurangnya satu
1
tidak sama dengan nol
e. H1 : sekurang-kurangnya satu
1
tidak sama dengan nol
f. H1 : sekurang-kurangnya satu ij
) (
tidak sama dengan nol
g. = 0,05 r = 3 n = 3 c = 3
h. wilayah kritik
1
f
>
( ) ( ) [ ] 1 , 1 n rc r f

,
1
f
> 3,55
2
f
>
( ) ( ) [ ] 1 , 1 n rc c f

,
2
f
>3,55
3
f
>
( ) ( ) [ ] 1 ), 1 ( 1 n rc c r f

, 3
f
> 2,93
4.1.3. Perhitungan
JKT = 752,143611
JKB = 752,143611
JKK = 680,695389
223
Jurnal Teknologi Industri, Vol. VI, No. 4, Oktober 2002: 213 - 224
JK(BK) = 1,764633
JKG = JKT - JKB - JKK - JK(BK)
= 15,189867
Sumber
keragaman
Jumlah kuadrat
Derajat
bebas
Kuadrat
tengah
F hitung
Nilai tengah baris 752,143611 22 376,0718055 f
1
= 445,6355
Nilai tengah
kolom
680,695389 2 340,3476945 f
2
=
403,303347
Interaksi 1,764633 4 0,44115825 f
3
=
0,522761286
Galat 15,189867 18 0,8439
Total 1449,7935 26

Keputusan :
a. f
1
= 445,6355 > 3,55
maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan penurunan kadar Fe yang
disebabkan oleh variasi diameter butir pasir
b. f
2
= 403,303347 > 3,55
maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan penurunan kadar Fe yang
disebabkan variasi ketebalan filter pasir
c. f
3
= 0,522761286 < 2,93
maka H0 diterima, artinya tidak ada interaksi antara diameter butir pasir
dan ketebalan media filter terhadap penurunan kadar Fe.
4.2. Pembahasan
Pasir yang dapat digunakan sebagai penyaring harus memenuhi
persyaratan, yaitu mempunyai koefisien keseragaman lebih kecil dari 3.
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diperoleh koefisien
keseragaman 1,594.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil bahwa penggunaan
saringan pasir lambat dapat menurunkan kandungan Fe sampai 89,76 %. Hasil
ini dicapai dengan menggunakan diameter butir pasir 0,297 mm dan
ketebalan media 90 cm (Tabel : 4-2).
Menggunakan uji klasifikasi 2 arah dengan interaksi didapatkan
keputusan bahwa ketebalan media penyaringan berpengaruh terhadap
penurunan kandungan Fe. Demikian juga dengan ukuran diameter butir pasir
secara nyata mampu menurunkan kandungan Fe. Dari uji tersebut didapatkan
bahwa tidak ada inertaksi / hubungan yang kuat antara kombinasi ketebalan
media dengan diameter butir pasir terhadap kemampuan penurunan
kandungan Fe.
Secara kuantitatif, dengan bantuan software SPSS, diperoleh angka
korelasi Pearson 0,719 pada hubungan antara persen penurunan kandungan Fe
dengan diameter butir pasir, angka ini berada di atas 0,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara keduanya.
224
Pengaruh Diameter dan Ketebalan Pasir Dalam Saringan Pasir Lambat Terhadap
Penurunan
Kadar Besi (V. Darsono dan Teguh Sutomo)
Angka korelasi Pearson dari hubungan ketebalan media dan persen penurunan
kandungan Fe sebesar 0,685 (berada di atas 0,5), maka terdapat korelasi
antara keduanya.
Angka korelasi Pearson antara media penyaring dengan diameter butir pasir
menghasilkan angka korelasi Pearson sebesar 0,0000 (lebih kecil 0,5),
sehingga dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara keduanya.
5. Kesimpulan:
a. Variasi diameter butir pasir dan variasi ketebalan pasir mampu menurunkan
kandungan Fe hingga 89,76 % atau dari rata-rata 1,17 ppm menjadi 0,127
ppm pada diameter butir pasir 0,297 mm dan ketebalan 90 cm
b. Diameter butir pasir dan ketebalan pasir berpengaruh terhadap penurunan
kandungan Fe, tetapi tidak ada interaksi antara diameter butir pasir dan
ketebalan pasir terhadap penurunan kandungan Fe.
Daftar Pustaka
Birdi, G.S., 1979, Water Supply and Sanitary Engineering, Dhanpat ray & Sons,
Nai-Sarak Delhi.
Fair,G.M., Geyer, J.C., Okun, D.A.,1970, Elements of Water Supply and
Wastewater Disposal, John Wiley & Son, Inc, Newyork.
Huisman, 1975, Slow and Filter, Lecture Delft University of Technology,
Nederland.
Reynold, D.T., 1982, Unit Operation & Processes in Environmental Engineering,
Brooks/cole Engineering Division, Monterey, California.
Sudjana, 1989, Metode Statistika, Tarsito, Bandung
Tjokrokusumo, KRT, 1998, Pengantar Engineering Lingkungan, STTL YLH,
Yogyakarta.
Walpole, RE., 1997, Pengantar Statistika, Gramedia, Jakarta.
225

Anda mungkin juga menyukai