Anda di halaman 1dari 3

Review Jurnal oleh Ari Permadi 10/298130/TK/36601 Tugas Mata Kuliah Perancangan Sistem Kerja

Hui, Chi Leung Patrick dan Ng, Sau Fun Frency. (1999). A study of the effect of time variations for assembly line balancing in the clothing industry. International Journal of Clothing Science and Technology. Vol 11(4). 181-188.

Hui dan Ng membahas mengenai assembly line balancing dalam kaitannya dengan industri garmen. Industri garmen ini adalah salah satu jenis industri manufaktur yang kompleks dengan banyaknya variasi terhadap barang jadi yang dihasilkan. Oleh karena itu diperlukan desain terhadap assembly line yang tepat untuk dapat mencapai efisiensi produksi. Desain yang dimaksud adalah seberapa baik dan tepatnya penempatan tiap-tiap task dan operator terhadap masing-masing workstation yang ada sehingga akhirnya diperoleh balance delay dan process time yang seimbang antar workstation yang pada akhirnya dapat meminimalisir production cost. Untuk mencapai keseimbangan yang baik, perlu untuk ditentukan terlebih dahulu lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tiap task. Idealnya tiap-tiap workstation pada assembly line harus memiliki jumlah work-in-time unit yang sama untuk menghindari bottleneck. Masalah yang diangkat disini adalah kebanyakan industri garmen dalam menentukan perkiraan production time-nya menggunakan Standard Minute Value atau SMV. SMV ini pada dasarnya bersifat deterministik dan diperoleh dari Methods Time Study (MTS). Masalahnya terletak pada sifat dasar industri garmen itu sendiri yang banyak memiliki variasi pada waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap task karena faktor seperti sifat material yang kadang berubah-ubah, kinerja mesin, ataupun faktor lingkungan kerja sehingga SMV ini kurang mampu untuk mensimulasikan keadaan sebenarnya pada assembly line. Variasi-variasi pada task time inilah yang membuat assembly line balancing pada industri garmen menjadi lebih rumit. Beberapa teknik yang digunakan untuk menentukan standar waktu produksi mencakup time study, work sampling, predetermined motion time system dan standard data development. Teknik yang umumnya dipakai untuk industri pakaian adalah predetermined motion time system (PTS). Beberapa PTS yang telah dikembangkan dan biasa dipakai dalam industri pakaian misalnya adalah Singer Data, Stamp dan Garment Making Data (GMD) yang menggunakan perhitungan Methods Time Measurement (MTM), General Sewing Data (GSD) yang juga menggunakan MTM, dan Clothing Methods Engineering (CME). Pembuatan pakaian dianggap sebagai proses yang termasuk rumit karena banyaknya faktor yang memungkinkan munculnya varians pada task time di assembly line seperti jenis kain yang digunakan, kondisi emosi dan keahlian pekerja saat proses pengerjaan berlangsung,

quality level dari produk, dan lain-lain. Akibatnya, actual time untuk menyelesaikan tiap task menjadi berbeda-beda untuk tiap operator dan perbedaan waktu ini juga muncul pada satu operator yang sama yang mengerjakan repeated products. Variasi waktu yang muncul untuk pengerjaan tiap task ini yang menjadi penting dalam pertimbangan assembly line balancing. Selain itu, karena sulitnya menentukan skill level dari pekerja, maka lebih praktis jika mempertimbangkan varians waktu yang muncul di tiap workstation untuk digunakan dalam pertimbangan assembly line balancing. Karena adanya variasi pada waktu produksi seperti yang disebut sebelumnya, industri garmen pada dasarnya memiliki sifat waktu produksi yang non-deterministik. Karena adanya beberapa jenis model pakaian yang akan diproduksi di assembly line yang sama, assembly line balancing di industri pakaian jika merujuk kepada sistem klasifikasi Bhattacharjee termasuk pada jenis assembly line multi mixed model line stochastic task time. Oleh karena itu untuk menentukan efektif tidaknya keseimbangan pada assembly line ini Hui dan Ng menggunakan smoothness index (SI) yang dikembangkan oleh Moodie dan Young dalam A heuristic method of assembly line balancing for assumptions of constant or variable work element times dalam Journal of Industrial Engineering no XVI halaman 23-9 tahun 1965. Smoothness Index yang digunakan Hui dan Ng adalah sebagai berikut:

SI = (k=1(Smax Sk)2)1/2

k = 1, 2, , Nstns

Sk = Smean + (Svar)1/2

Dimana Smax adalah maximum station time, Nstns adalah jumlah workstation dan Sk adalah individual station time. adalah confidence coefficient untuk work element times yang terdistribusi normal sedangkan Smean dan Svar adalah jumlah total mean dan varians dari total semua waktu task yang dialokasikan ke sebuah workstation. Nilai dari dapat diubah-ubah tergantung keinginan manajer produksi. Dalam penelitian Hui dan Ng ini, confidence coefficient yang digunakan adalah 1. Hui dan Ng mengumpulkan data dari sebuah pabrik pembuat pakaian pria di Hong Kong. Jumlah workstation yang ada sebanyak 87 workstation dan jumlah task yang diperlukan untuk menyelesaikan produk adalah sebanyak 40 task. Menurut Hui dan Ng di jurnal ini, sifat dasar dari industri garmen adalah stochastic (bukan deterministik) karena seringnya muncul variasi pada task time. Mereka mendapatkan kesimpulan bahwa Smoothness Index (SI) yang dikembangkan oleh Moody dan Young merupakan alat yang cocok dalam mementukan tingkat efektifitas dalam keseimbangan assembly line. Berdasarkan data yang mereka peroleh, didapat bahwa SI dengan varians waktu lebih kecil daripada SI tanpa varians waktu. Semakin kecil nilai SI, maka semakin

efektif kinerja sebuah teknik line balancing. Hal ini mengimplikasikan bahwa varians dalam task time dalam proses produksi pakaian lumayan signifikan dalam assembly line balancing sehingga penting untuk dipertimbangkan dalam peningkatkan efektifitas line balancing. Penelitian ini juga menunjukkan kalau menggunakan varians waktu untuk tiap workstation lebih menguntungkan dalam assembly line balancing dibandingkan jika menggunakan varians waktu untuk tiap task secara sendiri-sendiri. Penelitian ini juga dapat membantu dalam pertimbangan assembly line balancing pada industri selain industri garmen yang juga menghasilkan produk yang bervariasi dengan task time yang bervariasi juga. Hal yang perlu dibedakan adalah cara perhitungan PTS yang harus disesuaikan dengan bidangnya masing-masing. Tetapi analisa yang digunakan untuk mengambil kesimpulan dari varians yang didapat sama-sama dapat menggunakan smoothness index dari Moodie dan Young seperti yang disebut sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai