BAB 5
REKOMENDASI
Setelah melalui proses identifikasi isu-isu strategis, identifikasi kebijakan, rencana dan program, penelaahan isu dan KRP, kajian pengaruhnya, mitigasi terbaik dan bagi hingga alternatif KRP memunculkan solusi pencegahan, KRP pengendalian, Kabupaten Adapun dampak RTRW
Kotawaringin Barat, maka selanjutnya disusun rekomendasi kebijakan dalam pembangunan berkelanjutan. rekomendasi ini akan dituangkan secara menyeluruh mulai tahap awal penyusunan KLHS sebagai berikut:
Laporan Akhir
V-1
Tabel 5. 1 Pencegahan, Pengendalian dan Mitigasi KRP KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o 1. Kebijakan/ Rencana/ Program Perencanaan sistem jaringan prasarana Transportasi wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat Pembangunan terminal penumpang Tipe C Natai Suka (Antar Kota dalam Provinsi) di Pangkalan Bun;
Alternatif KRP
Rekomendasi
Secara umum berkurangnya daerah resapan air (RTH), disamping kemungkinan meningkatnya timbunan sampah
Rencana pembangunan dan peningkatan status terminal Tipe B pada bundaran GM Arsyad menuju Kabupaten Sukamara dan Kab. Lamandau;
Meningkatnya aktivitas di terminal baik aktivitas transportasi dan perekonomian di sekitar terminal sekaligus berdampak meningkatnya timbunan sampah disamping selama proses pengembangan dan pembangunan
Pembangunan terminal penumpang Tipe C Natai Suka (Antar Kota dalam Provinsi) di Pangkalan Bun; dengan memperhatikan kajian AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL serta sistem pengelolaan sampah/limbah 3R sehingga proses pembangunan tetap berwawasan lingkungan Rencana pembangunan dan peningkatan status terminal Tipe B pada bundaran GM Arsyad menuju Kabupaten Sukamara dan Kab. Lamandau; dengan memperhatikan kajian AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL ; daya dukung dan daya tampung kawasan pengembangan serta
Pengembangan prasarana berupa terminal, pelabuhan maupun bandar udara perlu penjelasan rinci mengenai kegiatan-kegiatan penunjang program/ rencana sehingga kawasan pengembangan dan sekitarnya (yang terimplikasi) dapat diantisipasi dampaknya. Beberapa kegiatan pendukung tersebut diantaranya meliputi proses :
Laporan Akhir
V-2
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
Pengembangan Terminal Tipe C pengumpul yang berlokasi di Simpang Runtu, Amin Jaya, dan Kumai;
akan mengurangi luasan resapan air hujan Secara umum berkurangnya daerah resapan air dan Ruang Terbuka Hijau (RTH), disamping kemungkinan akan meningkatnya timbunan sampah
pengelolaan sampah/limbah 3R Pengembangan Terminal Tipe C pengumpul yang berlokasi di Simpang Runtu, Amin Jaya, dan Kumai; dengan memperhatikan kajian AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL termasuk luas area resapan, serta sistem pengelolaan sampah/limbah 3R Pengembangan Terminal Tipe C untuk mendukung fungsi PPK yang berlokasi di Kotawaringin Lama; dengan memperhatikan kajian AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL, zona regulation serta daya dukung dan daya tampung kawasan pengembangan Kotawaringin Lama dan -
sehingga dampak lingkungan yang mungkin terjadi dapat ditekan Kontrol kebijakan, yaitu pengendalian fungsi lahan baik lokasi program maupun kawasan sekitar sehingga tetap singkron dengan kebijakan tata ruang. pengelolaan sampah/limbah 3R (reduce, reuse, recycle) sehingga proses pembangunan tetap berwawasan lingkungan.
- Penerapan sistem
Pengembangan Terminal Tipe C untuk mendukung fungsi PPK yang berlokasi di Kotawaringin Lama;
Secara umum pengembangan akan mengurangi daerah resapan air dan Ruang terbuka hijau (RTH), disamping secara khusus berpotensi meningkatnya timbunan sampah. Selain itu pengembangan
Laporan Akhir
V-3
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
sedikitnya akan mengkonversi lahan pertanian. Pembangunan Terminal Tipe C yang berlokasi di Arut Utara;
sekitarnya.
Secara umum
berkurangnya daerah resapan air dan Ruang terbuka hijau (RTH), disamping berpotensi meningkatnya timbunan sampah dan limbah cair di sungaisungai Aruta
Terminal barang berupa terminal truk angkutan barang yang lokasinya di dekat pergudangan, pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan yaitu
Secara umum
menyebabkan degradasi kawasan sempadan sungai, berkurangnya daerah resapan air dan Ruang terbuka hijau (RTH), disamping berpotensi
Pembangunan Terminal Tipe C yang berlokasi di Arut Utara; dengan penerapan instrumen pengendalian terkait pengendalian lingkungan hidup seperti AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL dan penerapan sistem pengelolaan sampah/limbah 3R sehingga proses pembangunan tetap berwawasan lingkungan. Pengembangan terminal angkutan barang di Kumai berlokasi di dekat pergudangan, pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan; dengan penerapan instrumen pengendalian terkait
Laporan Akhir
V-4
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program di Kumai;
Alternatif KRP
Rekomendasi
meningkatnya pencemaran sungai, timbunan sampah, dan makin meningkatkan munculnya bangunan sarang walet
Proses pengembangan
dan pembangunan akan mengurangi luasan resapan air hujan disamping berpotensi meningkatnya timbunan sampah dan polusi
Proses pengembangan
dan pembangunan akan mengurangi luasan resapan air hujan disamping
pengendalian lingkungan hidup seperti AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL termasuk penerapan zona regulation kawasan pelabuhan dan sekitarnya; penyediaan sumur resapan dan pengolahan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) pada lokasi pembangunan. Pengembangan Jembatan Timbang di Simpang Runtu; dengan memperhatikan penerapan instrumen pengendalian kawasan dalam Zona Regulation, termasuk penyediaan RTH, sumur resapan, dan pengelolaan sampah secara 3R. Pengembangan Gedung Uji Kendaraan bermotor di Bundaran Pangkalan Lima; dengan memperhatikan penetapan garis sempadan
Laporan Akhir
V-5
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
Pengembangan
dermaga yang tak terencana dengan baik akan menurunkan kualitas air sungai dan permukaan, degradasi kawasan sempadan sungai, juga berpotensi meningkatnya pencemaran sampah di sungai, dan potensi makin meningkatnya bangunan walet dan mengancam
bangunan dan dilanjutkan dengan penerapan instrumen pengendalian kawasan dalam Zona Regulation, termasuk penyediaan RTH, sumur resapan, dan pengelolaan sampah secara 3R di kawasan Pangkalan Lima Pengembangan dermaga LLASDP di Pangkalan Bun, Kumai dan Kotawaringin Lama; dengan Penerapan instrumen pengendalian terkait pengendalian lingkungan hidup seperti AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL kawasan sempadan sungai; Penekanan daya dukung dan daya tampung kawasan pengembangan dan sekitarnya dan ; Penerapan Zonasi atau zona Regulation dan penerapan sistem
Laporan Akhir
V-6
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
perlindungan thd mangrove. Pengembangan pelabuhan multi purpose Tanjung Kalap di Bumiharjo
Pengembangan
dermaga yang tidak terencana dengan baik akan menurunkan kualitas air sungai dan permukaan, degradasi kawasan sempadan sungai, berpotensi meningkatnya pencemaran sampah di sungai, dan potensi makin meningkatnya bangunan walet serta mengancam perlindungan thd mangrove.
Pengembangan
dermaga yang tidak
pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan pengembangan. Pengembangan pelabuhan multi purpose Tanjung Kalap di Bumiharjo; dengan Penerapan instrumen pengendalian terkait pengendalian lingkungan hidup seperti AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL kawasan sempadan sungai; Penekanan daya dukung dan daya tampung kawasan pengembangan dan sekitarnya; Penerapan Zonasi atau zona Regulation serta penerapan sistem pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan pengembangan dan kawasn mangrove. Pengembangan Pelabuhan Roro (ASDP) di Kecamatan
Laporan Akhir
V-7
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program (ASDP) di Kecamatan Kumai
Alternatif KRP
Rekomendasi
terencana dengan baik akan menurunkan kualitas air sungai dan permukaan, degradasi kawasan sempadan sungai, berpotensi meningkatnya pencemaran sampah di sungai, dan potensi makin meningkatnya bangunan walet serta mengancam perlindungan thd mangrove.
Peningkatan dermaga yang tak terencana dengan baik akan mendukung degradasi kawasan sempadan sungai, potensi meningkatnya
Kumai; dengan penekanan pada daya dukung dan daya tampung kawasan pengembangan dan sekitarnya; Penerapan Zona Regulation (sempadan bangunan, sempadan sungai) serta penerapan instrumen pengendalian terkait pengendalian lingkungan hidup seperti AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL sempadan sungai, termasuk pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan pengembangan. Peningkatan dan pengembangan sarana prasarana pelabuhan penumpang Kumai; dengan memperhatikan Zona regulation; penetapan garis sempadan
Laporan Akhir
V-8
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
Peningkatan dermaga
yang tidak terencana dengan baik akan mendukung degradasi kawasan sempadan sungai, potensi meningkatnya pencemaran sungai dan bantaran sungai
sungai dan bangunan serta penerapan instrumen pengendalian terkait pengendalian lingkungan hidup seperti AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL sempadan sungai dan pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan pelabuhan. Peningkatan dan pengembangan sarana prasarana pelabuhan pengumpul Pangkalan Bun; dengan memperhatikan Zona regulation (penetapan garis sempadan sungai dan bangunan) serta penerapan instrumen pengendalian terkait pengendalian lingkungan hidup seperti AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL sempadan sungai dan
Laporan Akhir
V-9
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
Perencanaan
pengembangan pelabuhanyang tak terencana dengan baik akan mendukung degradasi kawasan sempadan sungai, potensi meningkatnya pencemaran sampah di sungai Pengembangan berpotensi berkurangnya daerah resapan air, degradasi dan alih fungsi kawasan hutan untuk kepentingan non hutan
pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan pelabuhan. Rencana pengembangan pelabuhan niaga berada di Kecamatan Kumai dengan memperhatikan Zona regulation (intensitas bangunan dan garis sempadan sungai) serta pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan pelabuhan. Pengembangan Bandar Udara baru di Bogam Raya sebagai bandar udara pengumpul di Kecamatan Kumai diikuti dengan instrumen pengendalian lingkungan, zona regulation, serta pengelolaan sampah 3R di kawasan bandar udara. Pengembangan perumahan baru dengan
Pengembangan Bandar Udara baru di Bogam Raya sebagai bandar udara pengumpul di Kecamatan Kumai
2.
Proses pengembangan
dan pembangunan
Laporan Akhir
V-10
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program permukiman wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat
Alternatif KRP
Rekomendasi
akan mengurangi luasan resapan air hujan disamping berpotensi meningkatnya timbunan sampah
Proses pengembangan
dan pembangunan akan mengurangi luasan resapan air hujan disamping alih fungsi kawasan hutan (non hutan),berpotensi meningkatnya timbulan sampah
Proses pengembangan
dan pembangunan akan mengurangi luasan resapan air hujan disamping alih
memperhatikan kelestarian lingkungan dan sesuai batas intensitas bangunan yang telah ditetapkan serta pengelolan sistem persampahan 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan pengembangan. Perencanaan sarana pendidikan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sesuai batas intensitas bangunan yang telah ditetapkan (RTH, sumur resapan) dan pengelolan sistem persampahan 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan perencanaan. Perencanaan sarana kesehatan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sesuai batas intensitas
permukiman Kabupaten Kotawaringin Barat perlu adanya penegasan terkait: Penetapan intensitas bangunan berupa KDB, KLB, tinggi bangunan dan sempadan bangunan sehingga dapat dijadikan sebagai instrumen pengendali pembangunan lahan bagi sarana permukiman melalui zoning regulation sehingga dapat menekan pertumbuhan permukiman dengan guna lahan yang diambangkan (mix use)
Laporan Akhir
V-11
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
fungsi kawasan hutan (non hutan), berpotensi meningkatnya timbulan sampah Perencanaan sarana peribadatan
Proses pengembangan
dan pembangunan akan mengurangi luasan resapan air hujan disamping alih fungsi kawasan hutan (non hutan), berpotensi meningkatnya timbulan sampah
Proses perencanaan
dan pembangunan akan mengurangi luasan resapan air hujan disamping alih fungsi kawasan hutan (non hutan), berpotensi
bangunan yang telah ditetapkan (RTH, sumur resapan) dan pengelolan sistem persampahan 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan perencanaan. Perencanaan sarana peribadatan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sesuai batas intensitas bangunan yang telah ditetapkan (RTH, sumur resapan) dan pengelolan sistem persampahan 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan perencanaan. Perencanaan sarana perdagangan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sesuai batas intensitas bangunan yang telah ditetapkan (RTH, sumur resapan) dan pengelolan
menimbulkan dampak lingkungan yang juga diatur dalam zoning regulation dan atau rencana guna lahan.`
- Penerapan sistem
pengelolaan sampah/limbah 3R (reduce, reuse, recycle) sehingga proses pembangunan tetap berwawasan lingkungan.
Laporan Akhir
V-12
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
Proses perencanaan
dan pembangunan akan mengurangi luasan resapan air hujan disamping alih fungsi kawasan hutan (non hutan), berpotensi meningkatnya timbunan sampah Proses penyediaan dengan pembukaan lahan berpotensi adanya kebakaran lahan, serta perlindungan terhadap lahan dengan kelerengan <25.
3.
sistem persampahan 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan perencanaan. Perencanaan sarana olahraga dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan sesuai batas intensitas bangunan yang telah ditetapkan (RTH, sumur resapan) dan pengelolan sistem persampahan 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan perencanaan. Penyediaan jaringan transmisi telekomunikasi sesuai peraturan yang berlaku dan tidak mengganggu kestabilan kegiatan pembangunan wilayah perkotaan melalui pemetaan jalur jaringan telekomunikasi, dan penetapan jalur transmisi dalam tata ruang.
Perencanaan sistem utilitas (prasarana permukiman) di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat perlu adanya ketegasan mengenai langkah-langkah praktis penanganan terhadap kerentanan lingkungan pada lokasi yang dilalui jaringan utilitas dan lokasi pengolahan sumber daya untuk pemenuhan
Laporan Akhir
V-13
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
Menurunnya kualitas
air sungai dan permukaan karena polutan, degradasi kawasan hutan, pembukaan lahan yang berpotensi adanya kebakaran lahan, pencemaran lingkungan (timbunan sampah), dan potensi pelanggaran mekanisme perijinan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) terdapat di Pangkalan Bun dan Kumai;
Menurunnya kualitas
air sungai dan permukaan karena polutan, degradasi kawasan hutan, pembukaan lahan berpotensi adanya kebakaran lahan, dan pencemaran sungai (timbulan sampah).
Pembangunan PLTU Batubara di Kecamatan Pangkalan Banteng dengan memperhatikan Zona regulation (penetapan garis sempadan sungai dan bangunan) serta penerapan instrumen pengendalian lingkungan seperti AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL dan pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan PLTU. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan mempertimbangkan Zona regulation (penetapan garis sempadan sungai dan bangunan) serta penerapan instrumen pengendalian lingkungan seperti AMDAL/ ANDAL/
Laporan Akhir
V-14
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
Menurunnya kualitas
air sungai dan permukaan karena polutan, degradasi kawasan hutan, pembukaan lahan yang berpotensi adanya kebakaran lahan, dan pencemaran sungai (timbulan sampah)
Potensi pelanggaran
pemanfaatan daerah rawan/ medan listrik bagi masyarakat.
UKL/ UPL dan pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan Pangkalan Bun dan Kumai Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan mempertimbangkan Zona regulation (penetapan garis sempadan sungai dan bangunan) serta penerapan instrumen pengendalian lingkungan seperti AMDAL/ ANDAL/ UKL/ UPL dan pengelolaan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) di kawasan Kumai Pembangunan Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sesuai peraturan jarak minimum jaringan dan tetap memperhatikan Zona regulation (guna lahan, tinggi bangunan dll) lingkungan sekitar.
sebaliknya
- Penerapan sistem
pengelolaan sampah/limbah 3R (reduce, reuse, recycle) sehingga proses pembangunan tetap berwawasan lingkungan.
Laporan Akhir
V-15
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program Pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan Menengah 150 KV Sampit Pangkalan Bun; Pangkalan Bun Nanga Bulik;
Alternatif KRP
Rekomendasi
Potensi pelanggaran
pemanfaatan daerah rawan/ medan listrik bagi masyarakat.
Pembangunan Kabel Bawah Laut dari Pangkalan Bun ke Kudus Jawa Tengah lokasi di Kecamatan Kumai;
Potensi pelanggaran
pelaksanaan (kerusakan ekosistem laut)
Potensi pelanggaran
pemanfaatan daerah rawan/ medan listrik bagi masyarakat.
Pembangunan Jaringan Transmisi Tegangan Menengah 150 KV sesuai peraturan jarak minimum jaringan dan tetap memperhatikan Zona regulation (guna lahan lingkungan sekitar) antara Sampit Pangkalan Bun Pembangunan Jaringan Kabel Bawah Laut dari Pangkalan Bun ke Kudus Jawa Tengah dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan/ ekosistem laut yang berlokasi di Kecamatan Kumai; Pembangunan Gardu Induk (GI) di Pangkalan Bun sesuai peraturan jarak minimum jaringan dan tetap memperhatikan Zona regulation (guna lahan lingkungan sekitar)
Laporan Akhir
V-16
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program Depo BBM di Pangkalan Bun dan Kumai
Alternatif KRP
Rekomendasi
Peningkatan
pencemaran sampah dan limbah cair di sungai-sungai utama, dan degradasi rawa gambut
4.
Pengembangan hutan rakyat pada kawasan hutan dan tanah milik masyarakat Pembangunan kawasan industri dan kegiatan industri di Bumiharjo, Kumai
konversi lahan
pertanian produktif, dapat berpotensi kebakaran lahan
Menurunnya kualitas
air sungai dan permukaan, konversi lahan pertanian produktif, Peningkatan pencemaran sampah dan limbah cair di sungai-sungai utama, alih fungsi kawasan hutan untuk kepentingan non
Pengembangan depo BBM di Pangkalan Bun dan Kumai yang memperhatikan kelestarian lingkungan dan sesuai kebijakan Zona regulation kawasan sekitar. Pengembangan hutan rakyat pada kawasan hutan dan tanah milik masyarakat dengan penetapan Zona regulation (batas pengembangan) Pembangunan kawasan industri dan kegiatan industri di Bumiharjo, Kumai yang berbasis lingkungan, mengutamakan zonasi (zona regulation), penerapan instrumen pengendalian lingkungan dan sistem pengelolaan sampah/limbah 3R
Perlu adanya ketegasan dalam penetapan zona ruang kawasan dan guna lahan perkotaan yang dapat diakomodir melalui zoning regulation disertai dengan ketegasan penegakan hukum sehingga alih fungsi lahan yang tidak sesuai dapat dicegah. Selain itu penetapan kawasan Ruang Terbuka Hijau permanen merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan di tiap zona perkotaan sehingga dapat dijadikan sebagai buffer
Laporan Akhir
V-17
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program
Alternatif KRP
Rekomendasi
hutan, pencemaran lingkungan (timbulan sampah) Melakukan kegiatan perencanaan, pengembangan, dan promosi objek wisata yang dilakukan di Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting dan Pangkalan Bun; Kawasan Pantai Kubu-Pantai Keraya dan Kawasan Kotawaringin Lama; dan Kawasan Pangkut-KerabuPanahan
Berpotensi terjadi
degradasi kawasan hutan, alih fungsi kawasan hutan untuk kepentingan non hutan, pencemaran lingkungan (timbunan sampah), degradasi kawasan pantai
5.
Berkurangnya resapan
air, konversi lahan pertanian produktif,
Melakukan kegiatan perencanaan, pengembangan, dan promosi objek wisata yang dilakukan di Kawasan Taman Nasional Tanjung Puting dan Pangkalan Bun; Kawasan Pantai KubuPantai Keraya dan Kawasan Kotawaringin Lama; dan Kawasan Pangkut-Kerabu-Panahan dengan proses pengembangan yang berwawasan lingkungan/ ekologi (zonasi hutan lindung, zonasi pantai, dan pengelolaan limbah/sampah 3R) Pengembangan fasilitas angkutan udara dan pelabuhan dengan
- Penerapan sistem
pengelolaan sampah/limbah 3R (reduce, reuse, recycle) sehingga proses pembangunan tetap berwawasan lingkungan.
Merupakan rencana pola ruang pada kawasan dengan pertumbuhan cepat di wilayah
Laporan Akhir
V-18
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program Strategis
Alternatif KRP
Rekomendasi
dan alih fungsi kawasan hutan untuk kepentingan non hutan, tetapi juga berpotensi peningkatan pencemaran sampah dan limbah cair di sungai-sungai utama, degradasi kawasan pantai, degradasi rawa gambut, degradasi kawasan hutan mangrove Peningkatan dan penyediaan fasilitas prasarana kota
mempertimbangkan kelestarian lingkungan melalui penerapan zonasi (zona regulation), penerapan instrumen pengendalian lingkungan dan sistem pengelolaan sampah/limbah 3R
perkotaan. Perlu adanya program/ kegiatan pendukung berupa instrumen pengendalian sehingga dampak terhadap lingkungan sekitar khususnya yang terimplikasi dapat diminimalisir. Diantaranya adalah:
Berpotensi
berkurangnya resapan air, konversi lahan pertanian produktif, degradasi lingkungan kawasan sungai, pencemaran lingkungan (sampah)
Peningkatan dan penyediaan fasilitas prasarana kota dengan memperhatikan zona regulation (guna lahan serta intensitas pembangunannya), penerapan instrumen pengendalian lingkungan dan sistem pengelolaan sampah/limbah 3R
Laporan Akhir
V-19
KRP Sesuai Yang Tertuang Dalam RTRW Kabupaten Kotawaringin Barat N o Kebijakan/ Rencana/ Program Pengembangan objek wisata alam dan pendidikan
Alternatif KRP
Rekomendasi
Peningkatan
pencemaran sampah dan limbah cair di sungai-sungai utama, alih fungsi kawasan hutan (non hutan), pencemaran lingkungan (timbunan sampah)
Pengembangan objek wisata alam dan pendidikan yang berwawasan lingkungan dengan memperhatikan zona regulation, penerapan instrumen pengendalian lingkungan dan sistem pengelolaan sampah/limbah 3R.
obyek wisata alam, sehingga terdapat buffer/ pembatas antara area wisata dan konservasi.
- Penerapan sistem
pengelolaan sampah/limbah 3R (reduce, reuse, recycle) sehingga proses pembangunan tetap berwawasan lingkungan.
Laporan Akhir
V-20
Laporan Akhir
V-21