Anda di halaman 1dari 20

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan unsur utama bagi hidup kita di planet ini. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Air merupakan elemen yang paling melimpah di atas bumi, yang meliputi 70% permukaannnya yang berjumlah kira kira 1,4 ribu juta km3. Apabila di tuang merata di seluruh permukaan bumi akan terbentuk lapisan dengan kedalaman rata rata 3 km. namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang benar benar dimanfaatkan yaitu kira kira hanya 0,0003 persen. Sebagian besar air ini, kira kira 97 % ada dalam samudera atau laut dan kadar garamnya terlalu tinggi untuk kebanyakan keperluan. Dari 3% sisanya yang ada, hampr semuanya kira kira 87%nya terpisah dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah. Dalam 1 tahun, rata rata jumlah tersebut tersisa lebih dari 40 ribu m3 air segar yang dapat diperoleh dari sungai- sungai yang diperoleh di dunia. Bandingkan dengan jumlah penyedotan yang kini hanya ada sedikit di atas 3 ribu Km3 tiap tahun. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7000 m3 untuk setiap orang) sepintas kelihatannya cukup untuk menjamin persediaan bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut sering kali tersedia di tempat tempat yang tidak tepat. Misalnya, lembah sungai Amazon memiliki sumber air yang cukup tetapi mengekspor air dari sini ke tempat tempat yang memerlukan adalah tidak ekonomis. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern kita, air juga merupakan hal utama untuk budi daya pertanian, industry, pembangkit tenaga listrik, & transportasi. Semua orang berharap bahwa seharusnya air di perlakukan sebagai bahan yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan dijaga terhadap pencemaran. Namun, kenyataannya air selalu dihamburkan, dicemari, dan disia siakan. Hampir separuh penduduk dunia, hampir seluruhnya di negara negera berkembang, menderita berbagai penyakit yang di akibatkan oleh kekurangan air atau oleh air yang tercemar. Menurut WHO, 2 Miliyar orang kini menyandang resiko menderita penyakit murus yang disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5 juta anak anak setiap tahun.

Hal ini cukuplah menggambarkan betapa pentingnya air bagi kehidupan terutama air bersih. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya untuk mengenal air bersih, dan cara cara untuk memperolehnya. Akan tetapi penyediaan sarana air bersih tidak akan lengkap tanpa diiringi dengan perbaikan kualitas air bersih. Perbaikan kualitas air ini dilakukan agar air bersih yang digunakan sesuai dengan buku mutu air yang di gunakan oleh masing-masing Negara/ daerah. Agar penggunaan air tersebut tidak menjadi sumber/penyebab dari timbulnya penyakit di suatu Negara/daerah.

1.2

Tujuan
Tujuan umum:
Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan fisik kualitas air yang berasal dari

sumber air bersih masyarakat

Tujuan khusus:
1. Diketahuinya pemeriksaan fisik bau air yang berasal dari sumber air bersih masyarakat. 2. Diketahuinya pemeriksaan fisik rasa air yang berasal dari sumber air bersih masyarakat. 3. Diketahuinya pemeriksaan fisik kekeruhan air yang berasal dari sumber air bersih masyarakat. 4. Diketahuinya pemeriksaan fisik warna air yang berasal dari sumber air bersih masyarakat. 5. Diketahuinya pemeriksaan fisik total solids (TS) air yang berasal dari sumber air bersih masyarakat

BAB II ISI
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan pelarut yang baik, oleh karena itu, air alam tidak pernah murni. Air alam mengandung berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut. Air alam juga mengandung microorganise. Apabila kandungan air tersebut tidak mengganggu kesehatan manusia, maka air tersebut dianggap bersih. Air yang tidak layak diminum masih bisa digunakan untuk keperluan yang lain, misalnya, irigasi, industri, maupun kepentingan rumah tangga seperti halnya memasak,mencuci, dan masih banyak yang lainnya. Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kUalitas air, sehingga air tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Air tercemar akibat masuknya makhuk hidup, zat, atau energi kedalam air, sehingga kwalitas air menurun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya atau kegunaannya.

2.2.1 Pengertian Air

2.2.2

Beberapa Parameter Kualitas Air


Komposisi air kotor ditentukan melalui berbagai macam analisis , dimaksudkan untuk menentukan kandungan zat pada BO,COD, dan PH. a. Kandungan Zat Padat Limbah padatan dalam air dapat dibedakan atas padatan tersuspensi dan padatan terlarut. Padatan tersuspensi adalah padatan yang tidak dapat melewati kerats sering, sementara padatan tersuspensi juga masih dapat dibedakan atas padatan yang dapat mengalami sedimentasi dan yang tidak dapat sedimentasi. b. Oksigen Terlarut (Dissolued Oxygen,DO) Air mengandung oksigen terlarut dengan kadar sekitar 10 ppm dalam air bersih pada suhu kamar. Oksigen terlarut diperlukan oleh makhluk hidup di dalam air. Misalnya, ikan, udang, kerang dan binatang yang lainnya, termasuk bakteri.Agar ikan dapat hidup, air harus mengandung sedikitnya 5 ppm oksigen. Oksigen terlarut juga digunakan bakteri ( mikroorganisme ) aerob untuk menguraikan sampah organik yang

terdapat di dalam air. Bakteri aerob, mengoksidasi sampel organik, C menjadi CO2, N menjadi nitrat dan S menjadi sulfat, serta fasforus, menjadi fosfor. OLeh karena itu, jika air mengandung banyak bahan organik, maka bakteri aerob di dalamnya akan berkembang. Akibatnya, kadar oksigen terlarut akan berkurang dengan cepat sehingga ikan dan udang akan mati. Selanjutnya, proses penguraian akan diambil oleh bakteri anaerob. Bakteri anaerob mereduksi karbon, nitrogen, dan bahan belerang dari bahan organik menjadi CH4, NH3, dan H2S. Gas NH3 dan H2S berbau tidak sedap itulah sebabnya got atau selokan,sungai yang tercemar berat berbau busuk. c. BOD dan COD BOD ( Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) menyatakan banyaknya limbah organik dalam air. BOD5 adalah banyaknya oksigen yang digunaka oleh microorganisme dalam lima hari untuk menguraikan sampah yang terdapat dalam air limbah. COD menyatakan jumlah oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi limbah organik dalam contoh air secara kimiawi. COD ditentukan dengan memasak (Marefluks) contoh air dengan kalium dikromat (K2Cr2O7) sebagai pengoksidasi. BOD dan COD dinyatakan dalam mg perliter (= ppm). Makin banyak limbah organik dalam air, makin besar nilai BOD dan COD. Nilai COD umumnya lebih besar dari nilai BOD . Hal itu terjadi karena berbagai senyawa karbon organik tidak dapat didegradasi oleh microorganisme, tetapi dapat dioksidasi secara kimiawi. Jika nilai COD berbeda secara nyata dari nilai BOD dapat memberi indikasi bahwa air mengandung zat beracun yang menghambat pertumbuhan microorganisme. d. PH Air murni mempunyai PH = 7. Air dapat dianggap bersih jika PHnya antara 6,5 - 8,5. Akan tetapi air yang mempunyai PH antara 6,5 - 8,5 sebelum tentu bersih. Bergantung pada parameter lainnya.

2.2.3 Air Bersih


a. Pengertian air bersih Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk keperluan keluarga atau rumah tangga karena telah memenuhi syarat. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan. Oleh karena itu, ketersediaan air dapat

menurunkan water borne disease sekaligus dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun sampai dengan tahun 2000, berdasarkan data Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, baru sekitar 19% penduduk Indonesia di mana 39% nya adalah penduduk perkotaan yang dapat menikmati air bersih dengan sistem perpipaan. Sedangkan di daerah perdesaan, berdasarkan data yang sama, hanya sekitar 5% penduduk desa yang menggunakan sistem perpipaan, 48% menggunakan sistem non-perpipaan, dan sisanya sebesar 47% penduduk desa menggunakan air yang bersumber dari sumur gali dan sumber air yang tidak terlindungi. b. Sumber air bersih Air Hujan

Penampungan Air Hujan (PAH) digunakan untuk daerah/lokasi yang tidak memiliki sumber air tetapi curah hujan yang cukup tinggi, kapasitas pembuatan bak penampungan:

Tinggi curah hujan minimal 1300 mm per tahun. Kebutuhan pokok pemakai air adalah 5-15 /orang/hari. Pelayanan setiap bak untuk 15 orang . Penampungan air hujan harus kedap air. Air hujan yang pertama setelah musim kemarau jangan langsung ditampung. Pengambilan air harus melalui kran. Lubang pemeriksaan harus terletak di atas bak penampungan yang harus ditutup. Air bersih yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan yang berlaku. Air Permukaan

Penampungan air hujan harus memenuhi syarat sebagai berikut:


SIPAS merupakan sistem pengelolaan air komunal dengan pengolahan lengkap ditentukan berdasarkan kualitas air baku yang tersedia dalam zona perumahan yang akan dilayani. Kriteria kualitas air baku: Keruhan air lebih kecil dari 300 NTU. Dalam hal kandungan kekeringan 300 NTU. Kandungan warna asli tidak lebih dari 80 TCU. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku mutu air baku.

Lokasi penempatan IPA (SIPAS) harus berdekatan dengan sumber air permukaan. Air Tanah

Adalah air yang didapat dari tanah dengan cara menggali tanah. Pada dasarnya air tanah ini lebih bersih bila dibandingkan dangan air permukaan. c. d. Jenis fasilitas air bersih Bangunan penangkap air (PMA) terdiri dari bangunan penangkap dan Sumur dangkal dan sumur dalam (air tanah). SIPAS (Sistem Pengelolaan Air Bersih/Air permukaan). Syarat Air Bersih Tersedia sepanjang tahun Tidak berbau Tidak berwarna (harus jernih) Tidak berasa asin/anyir/basa dan sebagainya Bebas dari pantogen organik. Tetap segar Tidak mengandung bahan zat-zat kimia yang beracun dan tak kekurangan (harus mengandung) zat-zat kimia dalam batas-batas tertentu yang diperlukan bagi tubuh manusia. Syarat bakteriologi : e. Agar tidak mengandung bakteri atau kuman berbahaya yang dapat menimbulkan berbagai penyakit perut/usus. Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih Kebutuhan air yang dimaksud adalah kebutuhan yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan manusia yang meliputi kebutuhan air domestic dan non domestic, air irigasi dan pengelontoran kota. Air bersih digunakan untuk memenuhi kebutuhan: Kebutuhan Air Domestik: keperluan rumah tangga bak penampung.

Syarat-syarat umum/fisik :

Syarat kimia :

Kebutuhan Air Non Domestik: Untuk industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, serta tempat-tempat komersial atau tempat umum lainnya.

2.2.4 Persyaratan Air Bersih


Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk keperluan rumah tangga karena telah memenuhi syarat. Jenis air bersih meliputi : Air yang didistribusikan melalui pipa utnuk keperluan rumah tangga; Air yang didistribusikan melalui tangki air; Air kemasan; Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman air yang disajikan kpada masyarakat; harus memenuhi syarat kualitas air minum.

2.2.5 Penilaian Kualitas Air


Standar air bersih disesuaikan dengan standar kesehatan yang dibawa pada standar uji laboratorium yang selanjutnya dilakukan analisis terhadap parameter air bersih, seperti : 1. Nilai Ph; 2. Suhu; 3. Warna, bau dan rasa; 4. Jumlah padatan (terendap, tersuspensi dan terlarut) dan kesadahan air;
5. Nilai biochemical oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand

(COD); 6. Pencemaran mikroorganisme patogen (bakteri); 7. Kandungan minyak dan lemak; 8. Kandungan logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Ni); 9. Kandungan bahan radioaktif. Sifat fisik air dapat dianalisis secara visual dengan pancaindra. Misalnya keruh atau berwarna dapat langsung dilihat, bau dapat dicium aromanya dan rasa dapat dirasakan dengan lidah. Penilaian tersebut tentu bersifat kualitataif, misalnya bila tercium bau yang berbeda maka rasa airpun berbeda. Atau bila warna berwarna merah maka bau yang dicium sudah dapat tertebak juga. Cara ini dapat digunakan untuk menganalisis ai secara sederhana karena sifat-sifat air saling berkaitan.

Analisis kualitas air dapat dilakukan di laboratorium maupun secara sederhana. Pemeriksaan sederhana mempunyai keuntungan karena murah dan mudah sehingga setiap orang dapat melakukannya tanpa memerlukan bahan-bahan yang mahal. Di laboratoirium, kualitas air diperiksa sifat, fisik, dan kimia. Secara fisik diperiksa derajat kekeruhan, daya hantar listrik, derajat warna dan derajat bau. Indikator kimia meliputi pH, kesadahan, dan kandungan bahan-bahan yang terlarut, 1. Analisis sifat fisik air dengan sederhana. 2. Analisis kualitas air secara kimia. 3. Analisis kualitas air secara biologis. Penilaian kualitas air harus memperhatikan sumber air dan lingkungan daerah yang dilalui, serta situasi sanitasi lingkungan daerah aliran sungai (DAS). Syarat air minum seharusnya tidak mengandung bahan radioaktif. Karena kandungan tersebut dalam air dapat dianalisis efeknya terhadap sinar alfa dan beta. Ambang yang diperbolehkan adalah 10-9 microcurie / cm3 / det untuk sinar alfa dan 10-8 microcurie / cm3 / det. Kualitas air dapat ditentukan dengan cara pengukuran nilai besaran fisika yaitu bau (odor), warna (color), kekeruhan (turbitity), rasa (taste), suhu (temperature), dan zat padat terlarut (residu), besaran kimia (inorganic chemical, organic chemical), mikrobiologi (biological standards), dan radio aktivitas (radioactivity) (Kashef, 1987; Permen Kesehatan RI No. 416/ MENKES/ PER/ IX/ 1990; Kep. Gubernur Jateng No. 660.1/ 26/ 1990). Badan Penelitian dan pengembangan Kimpraswil (2002) memberikan batasan bahwa uji kualitas air untuk sumber air bersih pedesaan hanya meliputi parameter fisik kekeruhan, warna, rasa, bau dan temperatur, sedangkan parameter kimia meliputi pH, Kandungan Besi (Fe), dan kandungan Mangan (Mn). (Sumber: Kimpraswil, 2002) Hasil pengukuran kualitas air dibandingkan dengan standar kualitas air sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tanggal 3 september 1990 seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Persyaratan kualitas air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990. Tabel 4 Persyaratan Kualitas Air Bersih Dan No. Parameter BAKTERIOLOGIS 1. Total bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel Perpipaan = 10 Non perpipaan = 50 Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih

KIMIA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1. 2. 3. 4. 5. pH Nitrat Nitrit Zat organik Mangan Besi Kesadahan Klorida Flouride Sisa Chlor FISIK Suhu Bau Rasa Warna mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l T
0

6.5 9.0 10 1.0 10 0.5 1.0 500 600 1.5 Skala NTU Suhu udara ( 30C) -

C -

Kekeruhan (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990) Nastain dkk (2004) mengatakan bahwa kualitas air mata air alami cukup baik.

Kualitas air mata air dapat dikatakan relatif konstan karena tidak tergantung oleh musim dan lingkungan (Budi dan Sulastoro, 1999). Kualitas air dapat dikategorikan sesuai standar yang berlaku. Penggolongan air menurut UU No: 20 TAHUN 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air menetapkan standar kualitas air baku yang dibedakan dalam 4 kategori sebagai berikut : a. b. sebagai air baku air minum; c. d. pembangkit listrik tenaga air Golongan C Golongan D : air yang dapat digunakan : air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan; untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, Golongan A Golongan B : air yang dapat digunakan : air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu;

2.2PENGAMBILAN SAMPEL AIR (SAMPLING)


2.2.1 ALAT
ALAT Botol Sampel (Botol Gelap) 150 ml JUMLAH 1 buah

2.2.2 CARA KERJA


1. Benamkan botol sampel ke dalam sungai, kira-kira 30 cm dari permukaan air sungai. 2. Arahkan mulut botol sesuai dengan arus air sungai. 3. Setelah botol terisi oleh air sungai, buang air tersebut gunanya sebagai pembilas botol sampel (pengisian pertama). 4. Benamkan lagi botol sampel ke dalam sungai, kira-kira 30 cm dari permukaan air sungai. 5. Arahkan mulut botol sesuai dengan arus air sungai. 6. Setelah botol terisi oleh air sungai, buang air tersebut gunanya sebagai pembilas tempat penyimpanan sampel air (pengisian kedua). 7. Benamkan lagi botol sampel ke dalam sungai, kira-kira 30 cm dari permukaan air sungai. 8. Arahkan mulut botol sesuai dengan arus air sungai. 9. Setelah botol terisi oleh air sungai sampai penuh, segera tutup botol sampel agar tidak terjadi kontak dengan udara. 10. Beri etiket pada sampel, dan segera dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan fisik air.

2.3PRATIKUM PARAMETER FISIK BAU dan RASA SAMPEL AIR


2.3.1 ALAT DAN BAHAN
ALAT Cawan Penguap JUMLAH 1 buah

10

Penjepit Tabung Reaksi Sumber Api (mencis) Gelas Ukur 100 ml BAHAN Sampel Air

1 buah 1 buah 1 buah BANYAK 150 ml

2.3.2 CARA KERJA


1. Tuangkan sampel air ke dalam gelas ukur sebanyak 20 ml. 2. Pindahkan ke cawan penguap. 3. Panaskan cawan penguap yang telah berisi sampel air. 4. Cium bau air menggunakan panca indra penciuman. 5. Untuk pemeriksaan rasa, sampel air dimasukkan ke dalam mulut dan diletakkan pada lidah dan tahan beberapa menit. 6. Rasakan sampel air tersebut dengan panca indra pengecap. 7. Catat hasil pemeriksaan

2.4PRATIKUM PARAMETER FISIK KEKERUHAN SAMPEL AIR


2.4.1 ALAT DAN BAHAN
ALAT Turbiditimeter Sumber Arus Listrik Tissu BAHAN Sampel Air JUMLAH 1 set 450 watt 3 lembar BANYAK 150 ml

2.4.2 CARA KERJA


1. Hubungkan turbiditimeter dengan arus listrik. 2. Hidupkan turbiditimeter dengan cara memutar tombol OF kea rah 20 atau 200, alatpun siap di operasikan.

11

3. Masukkan tabung kalibrasi 0 (nol) yang sebelumnya telah dibersihkan dengan tissue kedalam kamar tabung deteksi, tutup dengan penutup kamar tabung deteksi. 4. Paskan nilai/angka monitor = 0 dengan cara memutar tombol zero control sampai angka monitor menunjukkan angka 0. 5. Setelah tepat di angka 0, keluarkan tabung kalibrasi 0 dan masukkan tabung kalibrasi 10 yang sebelumnya telah dibersihkan dengan tissue kedalam kamar tabung deteksi, tutup dengan penutup kamar tabung deteksi. 6. Paskan nilai/angka monitor = 10 dengan cara memutar tombol zero control sampai angka monitor menunjukkan angka 10. 7. Setelah tepat di angka 10, keluarkan tabung kalibrasi 10 dan masukkan sampel air ke dalam taung sampel sampai batas garis. 8. Masukkan tabung sampel yang telah berisi sampel air tersebut (sebelumnya tabung dibersihkan dengan tissue) kedalam kamar tabung deteksi, tutup dengan penutup kamar tabung deteksi. 9. Kemudian baca angka monitor tanpa memutar tombol zero control, catat angka yang tertera pada monitor. 10. Keluarkan tabung sampel air, dan matikan turbiditimeter.

2.5PRATIKUM PARAMETER FISIK WARNA SAMPEL AIR


2.5.1 ALAT DAN BAHAN A. Persiapan Larutan Standar
ALAT Klem dan statif Buret 50 ml Gelas Kimia 50 ml Gelas Ukur 50 ml Pipet Tetes BAHAN Larutan Induk Warna 500 TCU Aquadest JUMLAH 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah BANYAK 100 ml 500 ml

12

B. Pengukuran Warna dengan Spektrofotometer


ALAT Spektrofotometer Cuvet Rak Tabung Reaksi Tissue Sumber Arus Listrik BAHAN Larutan Blanko (Aquadest) Larutan Standar (Yang sudah dibuat) Sampel Air JUMLAH 1 buah 7 buah 1 buah 7 lembar 450 watt BANYAK 50 ml 250 ml 150 ml

2.5.2 CARA KERJA A. Persiapan Larutan Standar


1. Persiapkan semua alat dan bahan. 2. Hitung penggunaan larutan induk untuk membuat larutan standar 5; 10; 20; 40; dan 70 TCU dari larutan induk warna 500 TCU sampai 50 ml larutan a. Untuk 5 TCU Rumus Pengenceran : (V x C) pekat = (V x C) encer (V x 500 TCU) pekat = (50 ml x 5 TCU) encer V pekat = 250 : 500 = 0,5 ml penggunaan larutan induk untuk 5 TCU b. Untuk 10 TCU Rumus Pengenceran : (V x C) pekat = (V x C) encer (V x 500 TCU) pekat = (50 ml x 10 TCU) encer V pekat = 500 : 500 = 1 ml penggunaan larutan induk untuk 10 TCU c. Untuk 20 TCU Rumus Pengenceran : (V x C) pekat = (V x C) encer (V x 500 TCU) pekat = (50 ml x 20 TCU) encer V pekat = 1000 : 500 = 2 ml penggunaan larutan induk untuk 20 TCU

13

d. Untuk 40 TCU (V x C) pekat = (V x C) encer (V x 500 TCU) pekat = (50 ml x 40 TCU) encer V pekat = 2000 : 500 = 4 ml penggunaan larutan induk untuk 40 TCU e. Untuk 70 TCU (V x C) pekat = (V x C) encer (V x 500 TCU) pekat = (50 ml x 70 TCU) encer V pekat = 3500 : 500 = 7 ml penggunaan larutan induk untuk 70 TCU 3. Tuangkan larutan induk dan aquades kedalam buret yang telah disusun dengan klem dan statif. 4. Masukkan larutan induk ke dalam labu ukur 50 ml sesuai dengan perhitungan penggunaannya (0,5 ml; 1 ml; 2 ml; 4 ml; 7 ml) menurut masingmasing konsentrasi larutan standar yang akan dibuat. 5. Tambahkan aquades sampai dengan 50 ml larutan, tutup labu ukur. 6. Homogenkan masing-masing larutan standar dengan balikkan labu ukur sebanyak 12 x. 7. Beri label pada masing-masing labu ukur sesuai dengan konsentras/penggunaan larutan induk nya. 8. Larutan standar siap untuk digunakan. cara membolak-

B. Pengukuran Warna dengan Spektrofotometer


1. Pindahkan masing-masing larutan standar ke dalam cuvet, sebelumnya cuvet dibilas dengan larutan yang akan diisikan sebanyak 3 x, susun di rak tabung reaksi, beri label pada rak tabung reaksi. 2. Masukkan larutan blanko (aquadest) ke dalam cuvet, sebelumnya cuvet dibilas dengan larutan yang akan diisikan sebanyak 3 x, susun di rak tabung reaksi, beri label pada rak tabung reaksi. 3. Masukkan larutan sampel ke dalam cuvet, sebelumnya cuvet dibilas dengan larutan yang akan diisikan sebanyak 3 x, susun di rak tabung reaksi, beri label pada rak tabung reaksi. 4. Hidupkan spektrofotometer, panaskan selama 15 menit. 5. Atur panjang gelombang sesuai dengan panjang gelombang warna yaitu 355 nm dengan % T = 0

14

6. Masukkan cuvet yang berisi larutan blanko ke dalam kamar cuvet, lap cuvet dengan tissu 7. Atur panjang gelombang sampai % T = 100.0. Catat penggunaan gelombang yang tercantum pada monitor. 8. Keluarkan cuvet yang berisi larutan blanko dari spektrofotometer. 9. Masukkan cuvet yang berisi larutan standar 5 TCU. 10. Tekan tombol MODE pada spektrofotometer untuk mencari nilai absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F). 11. Catat nilai Absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F) dari larutan standar 5 TCU. 12. Keluarkan cuvet yang berisi larutan standar 5 TCU dari spektrofotometer. 13. Masukkan cuvet yang berisi larutan standar 10 TCU. 14. Tekan tombol MODE pada spektrofotometer untuk mencari nilai absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F). 15. Catat nilai Absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F) dari larutan standar 10 TCU. 16. Keluarkan cuvet yang berisi larutan standar 10 TCU dari spektrofotometer. 17. Masukkan cuvet yang berisi larutan standar 20 TCU. 18. Tekan tombol MODE pada spektrofotometer untuk mencari nilai absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F). 19. Catat nilai Absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F) dari larutan standar 20 TCU. 20. Keluarkan cuvet yang berisi larutan standar 20 TCU dari spektrofotometer. 21. Masukkan cuvet yang berisi larutan standar 40 TCU. 22. Tekan tombol MODE pada spektrofotometer untuk mencari nilai absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F). 23. Catat nilai Absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F) dari larutan standar 40 TCU. 24. Keluarkan cuvet yang berisi larutan standar 40 TCU dari spektrofotometer. 25. Masukkan cuvet yang berisi larutan standar 70 TCU. 26. Tekan tombol MODE pada spektrofotometer untuk mencari nilai absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F). 27. Catat nilai Absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F) dari larutan standar 70 TCU. 15

28. Keluarkan cuvet yang berisi larutan standar 70 TCU dari spektrofotometer. 29. Masukkan cuvet yang berisi larutan sampel. 30. Tekan tombol MODE pada spektrofotometer untuk mencari nilai absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F). 31. Catat nilai Absorbance (A), Transmintancce (T), Consentration (C), dan Faktor (F) dari larutan sampel. 32. Keluarkan cuvet yang berisi larutan sampel dari spektrofotometer. 33. Matikan spektrofotometer. 34. Buatlah kurva kalibrasinya.

2.6PRATIKUM PARAMETER FISIK TOTAL SOLIDS (TS) SAMPEL AIR


2.6.1 ALAT DAN BAHAN
ALAT Cawan Penguap Oven Desikator Neraca Analitik Gelas Ukur 100 ml Sumber Arus Listrik BAHAN Sampel Air JUMLAH 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 450 watt BANYAK 150 ml

2.6.2 CARA KERJA


1. Tuangkan sampel air kedalam gelas ukur sampai 20 ml. 2. Timbang cawan penguap yang akan digunakan dengan neraca analitik (W0). 3. Pindahkan sampel air tersebut ke dalam cawan penguap tersebut. 4. Panaskan dengan oven dengan suhu 100 0C, sampai air yang terdapat pada cawan habis, dan tak bersisa. 5. Dinginkan cawan penguap dengan desikator selam 15 menit. 6. Timbang kembali cawan penguap tersebut dengan neraca analitik sampai beratnya konstan (W1). 7. Hitung zat padat terlarut pada sampel air dengan rumus: 16

mg/liter zat padat total = (W1 W0) x 1000 ml sampel yg dipanaskan

BAB III HASIL PENGAMATAN


17

3.1 PENGAMBILAN SAMPEL


Sampel
Air Sungai Tunggul Hitam Hari/ Tanggal Pukul Lokasi Nama Kolektor : Selasa/ 31 Mei 2011 : 08.20 WIB : Tunggul Hitam : Romi Sandika Putra

3.2 HASIL PEMERIKSAAN


PARAMETER FISIK
Rasa Bau Kekeruhan Warna Total Solids

AIR SAMPLING
Tidak Berasa Tidak Berbau 15,01 NTU 23 TCU mg/liter zat padat total = (W1 W0) x 1000 ml sampel yg dipanaskan mg/liter = (5318,31 mg 5303,79) x 1000 20 ml = 726 mg/liter

Parameter Fisik Warna Hasil Pengukuran Warna dengan Spektrofotometer Dengan larutan blanko (aquades) Panjang gelombang 545 nm dengan %T 100,00 didapatkan:

Larutan
Larutan Standar 5 TCU Larutan Standar 10 TCU Larutan Standar 20 TCU Larutan Standar 40 TCU Larutan Standar 70 TCU Sampel

%T
102,6 % 100,6 % 101,2 % 98,4 % 97,6 % 90,6 %

A
0,01 0,03 0,05 0,07 0,1 0,04

18

BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
19

4.1.

Dari hasil pemeriksaan, di dapatkan hasil bahwa air yang di periksa tidak berbau dan tidak berasa sehingga sesuai dengan PERMENKES 416 tahun 2002 dan 492 tahun 2010 sebagai standar kualitas air bersih. Tetapi, tingkat kekeruhan yang didapatkan 15,01 NTU tidak sesuai dengan standar kualitas air sebagai air bersih karena yang diperboleh hanya 5 NTU. Angka total solid dari air yang kami periksa 726 mg\liter dengan standar untuk total solid adalah 1000 mg/ liter. Jadi,dari hasil pemeriksaan tersebut dapat di simpulkan bahwa air tersebut tidak sesuai dengan standar kesehatan dan tidak layak untuk di konsumsi . Kadar maksimum untuk warna adalah 50 TCU, sedangkan dari hasil pemerikaan sampel air didapatkan kadar 23 TCU. Jadi, dari hasil pemeriksaan tersebut air sampel bisa digunakan untuk air bersih masyarakat.

4.2. SARAN
Pemerintah harus lebih cermat menangani masalah tentang perlindungan sumber air bersih Contoh : dengan cara melindungi hutan dari penebangan liar karena hutan sangat berperan penting dalam menunjang sumber air bersih Masyarakat harus memahami dan mengaplikasikan bagaimana ciri-ciri air bersih yang baik untuk di konsumsi dan sesuai dengan standar kesehatan Kita sebagai mahasiswa Kesehatan Lingkungan harus bisa mensosialisasikan kepada masyarakat tentang air bersih yang sesuai dengan standar kesehatan

20

Anda mungkin juga menyukai