Anda di halaman 1dari 18

PENGENDALIAN HAMA TERPADU

PENGENALAN PESTISIDA

MARDIANTINO 0906114442

KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU 2011

I.

PENDAHULUAN

Pestisida (sida, cide = racun) sampai kini masih merupakan salah satu cara utama yang digunakan dalam pengendalian hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan (Diana, 2009).

Di Indonesia pestisida banyak digunakan baik dalam bidang pertanian maupun kesehatan. Di bidang pertanian pemakaian pestisida dimaksudkan untuk meningkatkan produksi pangan. Banyaknya frekuensi serta intensitas hama dan penyakit mendorong petani semakin tidak bisa menghindari pestisida. Di bidang kesehatan, penggunaan pestisida merupakan salah satu cara dalam pengendalian vektor penyakit. Pengguaan pestisida dalam pengendalian vektor penyakit sangat efektif diterapkan terutama jika populasi vektor penyakit sangat tinggi atau untuk menangani kasus yang sangat menghawatirkan penyebarannya (Munawir, 2005).

Pestisida merupakan racun yang mempunyai nilai ekonomis terutama bagi petani. Pestisida memiliki kemampuan membasmi organisme selektif (target organisme), tetatpi pada praktiknya pemakian pestisida dapat menimbulkan bahaya pada organisme non target. Dampak negatif terhadap organisme non target meliputi dampak terhadap lingkungan berupa pencemaran dan menimbulkan keracunan bahkan dapat menimbulkan kematian bagi manusia (Tarumingkeng, 2008). Pernyataan serupa diungkapkan oleh Quijano at all (2001), penggunaan pestisida memang memberikan keuntungan secara ekonomis, namun juga memberikan kerugian diantaranya residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara, Penggunaan terus-menerus akan mengakibatkan efek resistensi berbagai jenis hama. Hal tersebut di atas dapat terjadi terutama jika pestisida digunakan secara tidak tepat baik pada cara, dosis maupun organisme sasarannya. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam tentang pestisida.

Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering dipakai adalah carbon, hydrogen, oxigen, nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur. Sedangkan yang berasal dari logam atau semi logam adalah ferum, cuprum, mercury, zinc dan arsenic.

1. Sifat pestisida Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas, rumus empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul dan titik didih. 2. Tata Nama Pestisida Pengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara pemberian nama atau dikenal dengan tata nama. 3. Cara Kerja Pestisida * Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh jasad terkena sasaran. * Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran terkena uap atau gas * Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman melalui jaringan. * Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad sasaran memakan pestisida. Pestisida dapat digolongkan menjadi bermacam-macam dengan berdasarkan fungsi dan asal katanya. Penggolongan tersebut disajikan sbb.: * Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung. * Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri. * Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.

* Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu). * Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga. * Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput. * Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda (semacam cacing yang hidup di akar). Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).

II. 1. Apa Defenisi Pestisida ?

ISI

Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama..Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia (Sartono, 2001). USEPA dalam Soemirat (2005) menyatakan pestisida sebagai zat atau campuran zat yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama dalam bentuk hewan, tanaman, dan mikroorganisme penggangu. Pengertian pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam Kementrian Pertanian (2011) dan Permenkes RI No.258/Menkes/Per/III/1992 adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : 1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian. 2. Memberantas rerumputan 3. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan 4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak 5. Memberantas atau mencegah hama-hama air 6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam bangunan rumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian 7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman, tanah dan air Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman. Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan bukan untuk memberantas atau

membunuh hama, namun lebih dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.

2. Apa beda Kosentrasi dan dosis ? -Dosis pestisida Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum dalam label pestisida. -Konsentrasi pestisida Konsentrasi adalah persentase kandungan bahan di dalam sebuah larutan (komposisi zatnya) atau banyaknya larutan pengenceran yang diperlukan untuk melarutan suatu cairan, contoh : glifosat 2% artinya dibutuhkan 2 ml glifosat dalam 100 ml air ( 20 ml/L air) Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida * Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur dengan air. * Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap liter air. * Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan jadi.

3. Arti kalibrasi dan rumusnya ? Tehnik kalibrasi pestisida dilakukan untuk mengkalibrasi/ mengestimasi atau memperkirakan kebutuhan larutan pestisida/ ZPT dan pupuk daun yang diperlukan untuk diaplikasikan pada lahan kita. Jika kita mengetahui kebutuhan total air yang diperlukan untuk menyemprot (aplikasi) kita akan mudah menentukan konsentrasi pestisida/ ZPT atau pupuk daun yang akan kita gunakan. Hal ini sangat erat kaitanya dengan penggunaan pestisida yang ketentuan kebutuhannya menggunakan dosis bukan konsentrasi. Cara tehnik kalibrasi pestisida: 1. Siapkan pengukur waktu (jam atau stopwatch) 2. Siapkan tangki berisi air bersih dan pompa sampai penuh. 3. Ukur lama waktu penyemprotan yang akan kita lakukan 4. Lakukan penyemprotan pada satuan luas terkecil lahan kita (misalnya: 1 bedeng, 2 m persegi, 2 meter bedeng dll) 5. Catat lama waktu penyemprotan satuan luas terkecil lahan kita, 6. Lakukan lagi penyemprotan dengan jumlah waktu yang sama hanya saja tidak pada tanaman tetapi tampung air tersebut dalam ember. 7. Ukur berapa ml larutan tersebut 8. Untuk mengetahui jumlah total larutan semprot, kalikan air yang anda tampung tadi dengan berapa kali luas lahan sample yang kita semprot tadi dibanding dengan luas lahan kita . Kalau dirumuskan mungkin seperti ini:

Rumus kalibrasi Vt = Vs X ( Lt : Ls) Keterangan : - Vt : Kebutuhan Volume total untuk menyemprot suatu lahan - Vs : Volume air hasil kalibrasi (yg ditampung di ember) - Lt : Luas lahan total - Ls : Luas lahan sample Contoh aplikasi: Sebuah POC harus diaplikasikan dengan dosis 2 liter/ hektar, berapa ml per tangki harus kita aplikasikan? POC tersebut akan diaplikasikan ke tanaman padi umur 2 bulan. Dengan contoh seperti itu kita harus mengetahui kebutuhan larutan pestisida yang kita perlukan untuk diaplikasikan pada tanaman kita. Sebagai contoh larutan yang kita perlukan untuk menyemprot padi umur 2 bulan dalam setiap hektar adalah 10 tangki 14 liter . Berarti kita memerlukan larutan semprot 140 liter untuk per hektarnya. Konsentrasi yang diperlukan adalah 2000 ml POC : 140 = 14, 28 ml POC/ liter air. Sehingga tiap tangki kita perlu memberi konsentrasi 14,28 X 14 = 200 ml POC tersebut. Atau lebih ringkasnya juga bisa dihitung dengan cara : 2000 ml POC : 10 Tangki semprot = 200 ml POC / tangki semprot.

4. Defenisi sediaan cair dan sediaan padat! Bahan terpenting dalam pestisida yang bekerja aktif terhadap hama sasaran disebut bahan aktif. Dalam pembuatan pestisida di pabrik, bahan aktif tersebut tidak dibuat secara murni (100%) tetapi bercampur sedikit dengan bahan-bahan pembawa lainnya. Produk jadi yang

merupakan campuran fisik antara bahan aktif dan bahan tambahan yang tidak aktif dinamakan formulasi.

Formulasi sangat menentukan bagaimana pestisida dengan bentuk dan

komposisi

tertentu harus digunakan, berapa dosis atau takaran yang harus digunakan, berapa frekuensi dan interval penggunaan, serta terhadap jasad sasaran apa pestisida dengan formulasi tersebut dapat digunakan secara efektif. Selain itu, formulasi pestisida juga menentukan aspek keamanan penggunaan pestisida dibuat dan diedarkan dalam banyak macam formulasi, sebagai berikut : Sediaan Padat a. Wettable Powder (WP), Merupakan sediaan bentuk tepung (ukuran partikel beberapa mikron) dengan kadar bahan aktif relatif tinggi (50 80%), yang jika dicampur dengan air akan

membentuk suspensi. Pengaplikasian WP dengan cara disemprotkan. b. Soluble Powder (SP), merupakan formulasi berbentuk tepung yang jika dicampur air akan membentuk larutan homogen. Digunakan dengan cara disemprotkan. c. Butiran umumnya merupakan sediaan siap pakai dengan konsentrasi bahan aktif rendah (sekitar 2%). Ukuran butiran bervariasi antara 0,7 1 mm. Pestisida butiran umumnya digunakan dengan cara ditaburkan di lapangan (baik secara manual maupun dengan mesin penabur). d. Water Dispersible Granule (WG atau WDG), berbentuk butiran tetapi penggunaannya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan terlebih dahulu dengan air dan digunakan dengan cara disemprotkan. e. Soluble Granule (SG), mirip dengan WDG yang juga harus diencerkan dalam air dan digunakan dengan cara disemprotkan. Bedanya, jika dicampur dengan air, SG akan membentuk larutan sempurna. f. Tepung Hembus, merupakan sediaan siap pakai (tidak perlu dicampur dengan air) berbentuk tepung (ukuran partikel 10 30 mikron) dengan konsentrasi bahan aktif rendah (2%) digunakan dengan cara dihembuskan (dusting).

Sediaan Cair a. Emulsifiable Concentrate atau Emulsible Concentrate (EC), merupakan sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengan kandungan bahan aktif yang cukup tinggi. Oleh karena menggunakan solvent berbasis minyak,

konsentrat ini jika dicampur dengan air akan membentuk emulsi (butiran benda cair yang melayang dalam media cair lainnya). Bersama formulasi WP, formulasi EC merupakan formulasi klasik yang paling banyak digunakan saat ini. b. Water Soluble Concentrate (WCS), merupakan formulasi yang mirip dengan EC, tetapi karena menggunakan sistem solvent berbasis air maka konsentrat ini jika dicampur air tidak membentuk emulsi, melainkan akan membentuk larutan homogen. Umumnya formulasi ini digunakan dengan cara disemprotkan. c. Aquaeous Solution (AS), merupakan pekatan yang bisa dilarutkan dalam air. Pestisida yang diformulasi dalam bentuk AS umumnya berupa pestisida yang memiliki kelarutan tinggi dalam air. Pestisida yang diformulasi dalam bentuk ini digunakan dengan cara disemprotkan. d. Soluble Liquid (SL), merupakan pekatan cair. Jika dicampur air, pekatan cair ini akan membentuk larutan. Pestisida ini juga digunakan dengan cara disemprotkan. e. Ultra Low Volume (ULV), merupakan sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yaitu volume semprot antara 1 5 liter/hektar. Formulasi ULV umumnya berbasis minyak karena untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah digunakan butiran semprot yang sangat halus.

5. Cari label pestisida minimal 4 dalam 1 lembar !

Merk dagang Nama umum Nama formulasi Bentuk Formulasi Sasaran

: Mesurol : Mesurol : Wettable Powder (WP) : Padat : Serangga penghisap dan mites (Insektisida)

Dosis Bahan Aktif

: Cabai 1-2 g/l : Mercaptodimethur 50%

Merk dagang Nama umum Nama formulasi Bentuk Formulasi Sasaran Dosis Bahan Aktif

: Folicur : Folicur : EC (Emulsifiable Cocentrate) : Cair : jamur (fungi) : Padi 250 g/ha : Tebuconazole 250 g/l

Merk dagang Nama umum Nama formulasi Bentuk Formulasi Sasaran Dosis Bahan Aktif

: Antracol : Antracol : Wettable Powder (WP) : Padat : jamur (fungi) : 3 g/l : Propineb 70%

Merk dagang Nama umum Nama formulasi Bentuk Formulasi Sasaran Dosis Bahan Aktif

: Biocis : Biocis : Emulsifiable Cocentrate (EC) : Cair : Spodoptera sp : 0.5-1 ml/air : Deltametrin 25 g/l

Merk dagang Nama umum Nama formulasi Bentuk Formulasi Sasaran Dosis Bahan Aktif

: Starban : Starban : Emulsifiable Cocentrate (EC) : Cair : Ulat grayak : 1ml/air : sipermetrin 55 g/l + klorpirifos 530 g/l

Merk dagang Nama umum Nama formulasi Bentuk Formulasi Sasaran Dosis Bahan Aktif

: Dagger : Dagger : Soluble Liquid (SL) : Cair : Wereng coklat : 0.25-0.51 ml/air : Imidakloprid 200 g/l

Merk dagang Nama umum Nama formulasi Bentuk Formulasi Sasaran Dosis Bahan Aktif

: Scud : Scud : Emulsifiable Cocentrate (EC) : Cair : Helopalltis antonii : 2-4 ml/L air : Sipermetrin 50 g/l

6. 5 pestisida nabati yang bias diterapkan di PHT dan jelaskan cara pembuatan serta sasaran dan aplikasinya !

Ada dua cara mudah untuk membuat pestisida nabati, yaitu:


Perendaman untuk menghasilkan produk ekstrak Penumbukan, pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk berupa pasta atau tepung

a. Ekstrak Nimba OPT sasaran: wereng batang coklat, penggerek batang, dan nematode Bahan dan alat:

Air 1 liter Alcohol 70% 1 cc Biji nimbi 50 gr Penumbuk/penghalus Baskom/ember Sprayer

Cara membuat: 1. Biji nimba ditumbuk halus dan diaduk dengan alcohol 2. Encerkan dengan 1 liter air 3. Larutkan diendapkan semalam lalu disaring 4. Larutan siap diaplikasikan ke tanaman 5. Serangga akan mati setelah 2 3 hari

b. Ekstrak Daun Sirsak OPT sasaran: wereng batang coklat Bahan: 1. 50 lembar daun sirsak 2. Satu gemgam (100 gr) rimpang jaringau 3. Satu suing bawang putih 4. Sabun colek 20 gr Cara membuat: 1. Daun sirsak, jaringau, dan bawang putih di haluskan 2. Seluruh bahan dicampur dan direndam dengan air selama 2 hari 3. Larutan disaring 4. Untuk aplikasi 1 liter larutan dicampur dengan 10 15 liter air 5. Larutan siap diaplikasikan c. Ekstrak Sirtem (Sirih dan Tembakau) OPT sasaran: Belalang dan ulat Bahan: 1. 50 lembar daun sirsak 2. 5 lembar daun tembakau atau satu genggam tembakau 3. 20 liter air 4. 20 gr sabun colek/detergen

Cara membuat: 1. Daun sirsak dan daun tembakau ditumbuk halus 2. Bahan dicampur dengan air dan diaduk hingga rata 3. Bahan didiamkan selama satumalam 4. Larutan disaring kemudian diencerkan (ditambah dengan 50 60 air) 5. Larutan siap digunakan d. Daun Pepaya OPT Sasaran : Daun papaya mengandung bahan aktif Papain, sehingga efektif untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap. Cara Pembuatannya: - 1 kg daun papaya segar di rajang - Hasil rajangan di rendam dalam 10 liter air, 2sendok makan minyak tanah, 30 gr detergen, diamkan semalam. - Saring larutan hasil perendaman dengan kainhalus. - Semprotkan larutan hasil saringan ketanaman. e. Pacar Cina Pacar Cina mengandung minyakatsiri, alkaloid, saponin, flavonoin, dantanin. OPT sasaran : Hama ulat Cara Pembuatan: - Tumbuk 50 -100 gr ranting atau kulit batang pacar cina, tambah 1 liter air, tambah 1 gr detergen kemudian direbus selama 45-75 menit dan diaduk agar menjadi larutan. - saring dengan kain halus. - siap disemprotkan ketanaman.

III. KESIMPULAN
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata caedo berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama..Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Dan Konsentrasi adalah persentase kandungan bahan di dalam sebuah larutan (komposisi zatnya) atau banyaknya larutan pengenceran yang diperlukan untuk melarutan suatu cairan. Tehnik kalibrasi pestisida dilakukan untuk mengkalibrasi/ mengestimasi atau

memperkirakan kebutuhan larutan pestisida/ ZPT dan pupuk daun yang diperlukan untuk diaplikasikan pada lahan kita. Rumus kalibrasi Vt = Vs X ( Lt : Ls) Ada dua cara mudah untuk membuat pestisida nabati, yaitu:

Perendaman untuk menghasilkan produk ekstrak Penumbukan, pembakaran, pengerusan, dan pengepresan untuk menghasilkan produk berupa pasta atau tepung

DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati. Hubungan Model Pakaian Pelindung dengan Penurunan Cholinesterase pada Petani Penyemprot Hama Sayuran. Thesis FKM-UI, Jakarta. 1997.

Anderson S., Lorraine McC. W. Alih Bahasa Peter Anugerah. Fisiologi Proses- Proses Penyakit. Egc. Jakarta. 2002. P : 230 240.

Sudarmo, S. Pestisida. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 1991. Djojosumarto, P. Pestisida dan Aplikasinya. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 2008.

Koesnaedi. 2001. Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Penebar swadava. Matsumura. F. 1976. Toxicology Insecticides. Plenum Press. New York. Tarumingheng, R dan R.T.M. Sutamihardja. 1980. Toksikologi Industri. IPB. Bogor. Untung, k.1993. Pengantar Hama Terpadu. Fakultas Pertanian UGM. Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai