Anda di halaman 1dari 32

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 VISKOSITAS Setiap

zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain.

Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter. Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer.

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat. Kita anggap gambar di atas sebagai aliran sebuah zat cair dalam pipa, sedangkan garis alirannya dianggap sejajar dengan dinding pipa. Karena adanya kekentalan zat cair yang ada dalam pipa, maka besarnya kecepatan gerak partikel yang terjadi pada penampang melintang tidak sama besar. Keadaan tersebut terjadi dikarenakan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental tersebut, dan pada titik pusat pipa kecepatan yang terjadi maksimum. Viskositas merupakan sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai "kekentalan", atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluid kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluid. Air memiliki viskositas rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas tinggi. Ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada sebuah benda padat, badan itu akan berubah bentuk sampai mengakibatkan gaya yang berlawanan untuk mengimbangkan, sebuah ekuilibrium. Namun, ketika sebuah tekanan shear diterapkan kepada sebuah fluid, seperti angin bertiup di atas permukaan samudra, fluid mengalir, dan berlanjut mengalir ketika tekanan diterapkan. Ketika tekanan dihilangkan, umumnya, aliran berkurang karena perubahan internal energy. D i d a l a m f l u i d a y a n g t i d a k d i i d e a l i s i r t e r d a p a t a k t i v i t a s m o l e k u l e r a n t a r a bagian-bagian lapisannya. Salah satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnyagesekan internal antara bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gayal u n c u r d i a n t a r a l a p i s a n - l a p i s a n f l u i d a t a d i . H a l i n i d a p a t d i l i h a t d a r i perbedaan kecepatan bergerak lapisan -lapisan fluida tersebut. Bi la

pengamatan dilakukan terhadap aliran fluida makin mengecil ditempat t e m p a t y a n g j a r a k n y a t e r h a d a p dinding pipa semakin kecil, dan praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar terdapat ditengahtengah pipa aliran. suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya tahan dalam fluida terhadap gesekan. Mekanika fluida dan hidrolika adalah bagian dari mekanika terpakai(Applied Mechanics) yang merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan dasar bag iteknik sipil. Mekanika fluida dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajar isifat-sifat dan hukum-hukum yang berlaku serta perilaku fluida (cairan dan gas), adapun Hidrolika didefinisikan sebagai ilmu

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 pengetahuan yang mempelajar isifat-sifat dan hukum-hukum yang berlaku, serta perilaku cairan terutama air baik dalam keadaan diam maupun bergerak atau mengalir.

Didalam kuliah ini diuraikan secara singkat prinsip-prinsip dasar dan contoh-contoh soal serta jawabannya yang meliputi hidrostatika dan hirodinamika dalam lingkup teknik pertanian. Hidrolika mempelajari gaya-gaya yang bekerja pada benda yang berada dalam cairan dalam keadaan diam, keseimbangan gaya-gaya yang mengapung dan melayang dalam cairan, serta keseimbangan relatif. Sedangkan hidrodinamika mempelajari cairandalam keadaan bergerak atau mengalir dalam dimensi waktu(t) dan tiga dimensi tempat (x,y,z). Namun didalam modul MekanikaFluida ini pembahasan terbatas padaaliran tetap (tidak berubah menurut waktu) satu dimensi (hanya berubah diarah aliran) saja.

Definisi dan sifat-sifat Fluida


FLUIDA ADALAH SUATU ZAT YANG MEMPUNYAI KEMAMPUAN BER-UBAH SECARA KONTINYU APABILA MENGALAMI GESERAN, ATAU MEMPUNYAIREAKSI TERHADAP TEGANGAN GESER SEKECILAPAPUN. DALAM KEADAAN DIAM ATAU DALAM KEADAAN KESEIMBANGAN, FLUIDA TIDAK MAMPU MENAHAN GAYA GESER YANG BEKERJA PADANYA,DAN OLEH SEBAB ITU FLUIDA MUDAH BERUBAHBENTUK TANPA PEMISAHAN MASSA.

Gas Tidak mempunyai permukaan bebas, dan Massanya selalu berkembang mengisi Seluruh volume ruangan, serta dapat dimampatkan. Cairan Mempunyai permukaan bebas, dan massanyaAkan mengisi ruangan sesuai dengan volumenya, Serta tidak termampatkan. Sampai di sini, yang telah dibahas adalah, cairan satu komponen, yakni cairan murni. Fasa cair yang berupa sistem dua atau multi komponen, yakni larutan juga sangat penting. Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat (pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat terlarut). Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut dengan zat terdispersi (dispersoid).

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecul dari pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2, dst. a. Konsentrasi Konsentrasi larutan didefinisikan dengan salah satu dari ungkapan berikut:

Ungkapan konsentrasi.

1. 2.

persen molaritas

massa

(%)

=(massa molar) (mol

zat

terlarut/ =(mol

massa zat

larutan) terlarut)/(liter

100 larutan)

(konsentrasi

dm-3)

3. molalitas (mol kg-1) =(mol zat teralrut)/(kg pelarut) b. Tekanan uap Tekanan uap cairan adalah salah satu sifat penting larutan. Tekanan uap larutan juga penting dan bermanfaat untuk mengidentifikasi larutan. Dalam hal sistem biner, bila komponennya mirip ukuran molekul dan kepolarannya, misalnya benzen dan toluen, tekanan uap larutan dapat diprediksi dari tekanan uap komponennya. Hal ini karena sifat tekanan uap yang aditif. Bila larutan komponen A dan komponen B dengan fraksi mol masing-masing adalah xA dan xB berada dala kesetimbangan dengan fasa gasnya tekanan uap masing-masing komponen sebanding dengan fraksi molnya dalam larutan. Tekanan uap komponen A, pA,diungkapkan sebagai: pA = pA0 xA (7.2) pA0 adalah tekanan uap cairan A murni pada suhu yang sama. Hubungan yang mirip juga berlaku bagi tekanan uap B, pB. Hubungan ini ditemukan oleh kimiawan Perancis Francois Marie Raoult (1830-1901) dan disebut dengan hukum Raoult. Untuk larutan yang mengikuti hukum Raoult, interaksi antara molekul individual kedua komponen sama dengan interaksi antara molekul dalam tiap komponen. Larutan semacam ini disebut larutan ideal. Gambar 7.6 menunjukkan tekanan uap larutan ideal sebagai fungsi konsentrasi zat teralrut. Tekanan total campuran gas adalah jumlah pA dan pB, masing-masing sesuai dengan hukum Raoult.

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036

Gambar 7.6 Tekanan total dan parsial larutan ideal. c. Larutan ideal dan nyata Sebagaimana juga perilaku gas nyata berbeda dengan perilaku gas ideal, perilaku larutan nyata berebeda dengan perilaku larutan ideal, dengan kata lain berbeda dari hukum Raoult. Gambar 7.7(a) menunjukkan kurva tekanan uap sistem biner dua cairan yang cukup berbeda polaritasnya, aseton Me2CO dan karbon disulfida CS2. Dalam hal ini, penyimpangan positif dari hukum Raoult (tekanan uap lebih besar) diamati. Gambar 7.7(b) menunjukkan tekanan uap sistem biner aseton dan khloroform CHCl3. Dalam kasus ini, penyimpangan negatif dari hukum Raoult diamati. Garis putus-putus menunjukkan perilaku larutan ideal. Peilaku larutan mendekati ideal bila fraksi mol komponen mendekati 0 atau 1. Dengan menjauhnya fraksi mol dari 0 atau 1, penyimpangan dari ideal menjadi lebih besar, dan kurva tekanan uap akan mencapai minimum atau maksimum.

Gambar 7.7 Tekanan total dan parsial larutan nyata (25C). Penyebab penyimpangan dari perilaku ideal sebagian besar disebabkan oleh besarnya interaksi molekul. Bila pencampuran komponen A dan B menyebabkan absorpsi kalor dari lingkungan (endoterm), interaksi molekul antara dua komponen lebih kecil daripada pada masing-

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 masing komponen, dan penyimpangan positif dari hukum Raoult akan terjadi. Sebaliknya, bila pencampuran menghasilkan kalor ke lingkungan (eksoterm), penyimpangan negatif akan terjadi. Bila ikatan hidrogen terbentuk antara komponen A dan komponen B, kecenderungan salah satu komponen untuk meninggalkan larutan (menguap) diperlemah, dan penyimpangan negatif dari hukum Raoult akan diamati. Kesimpulannya, penyebab penyimpangan dari hukum Raoult sama dengan penyebab penyimpangan dari hukum gas ideal.

d. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku Bila dibandingkan tekanan uap larutan pada suhu yang sama lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Jadi, titik didih normal larutan, yakni suhu saat fasa gas pelarut mencapai 1 atm, harus lebih tinggi daripada titik didih pelarut. Fenomena ini disebut dengan kenaikan titik didih larutan. Dengan menerapkan hukum Raoult pada larutan ideal, kita dapat memperoleh hubungan berikut:

pA = pA0 xA = pA0 *nA /(nA + nB)+ . (7.3) (pA0- pA)/ pA0 = 1 xA = xB (7.4)

xA dan xB adalah fraksi mol, dan nA dan nB adalah jumlah mol tiap komponen. Persamaan ini menunjukkan bahwa, untuk larutan ideal dengan zat terlarut tidak mudah menguap, penurunan tekanan uap sebanding dengan fraksi mol zat terlarut. Untuk larutan encer, yakni nA + nB hampir sama dengan nA, jumlah mol nB dan massa pada konsentrasi molal mB diberikan dalam ungkapan.

xB = nB/(nA + nB) = nB/nA= nB/(1/MA) = MAmB (7.5)

MA adalah massa molar pelarut A. Untuk larutan encer, penurunan tekanan uap sebanding dengan mB, massa konsentrasi molal zat terlarut B. Perbedaan titik didih larutan dan pelarut disebut dengan kenaikan titik didih, Tb. Untuk larutan encer, kenaikan titik didih sebanding dengan massa konsentrasi molal zat terlarut B.

Tb = Kb mB (7.6) Tetapan kesebandingan Kb khas untuk setiap pelarut dan disebut dengan kenaikan titik didih

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 molal.

Hubungan yang mirip juga berlaku bila larutan ideal didinginkan sampai membeku. Titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Perbedaan antara titik beku larutan dan pelarut disebut penurunan titik beku, Tf. Untuk larutan encer penurunan titik beku akan sebanding dengan konsentrasi molal zat terlarut mB

Tf = Kf mB (7.7) Tetapan kesebandingannya Kb khas untuk tiap pelarut dan disebut dengan penurunan titik beku molal. Tabel 7.3 Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku molal. pelarut titik didih (C) Kb pelarut titik beku (C) Kf CS2 46 2.40 H2O 0 1.86 aseton 55,9 1,69 benzen 5,1 5,07 benzen 79,8 2,54 asam asetat 16,3 3,9 H2O 100 0,51 kamfer 180 40

Dengan menggunakan nilai ini dan persamaan 7.6 dan 7.7 dimungkinkan untuk menentukan massa molar zat terlarut yang belum diketahui. Kini, penentuan massa molekul lebih mudah dilakukan dengan spektrometer massa. Sebelum spektrometer massa digunakan dengan rutin, massa molekul umumnya ditentukan dengan menggunakan kenaikan titik didih atau penurunan titik beku. Untuk kedua metoda, derajat kesalahan tertentu tak terhindarkan, dan keterampilan yang baik diperlukan agar didapatkan hasil yang akurat. e. Tekanan osmosis Membran berpori yang dapat dilalui pelarut tetapi zat terlarut tidak dapat melaluinya disebut dengan membran semipermeabel. Bila dua jenis larutan dipisahkan denga membran semipermeabel, pelarut akan bergerak dari sisi konsentrasi rendah ke sisi konsentrasi tinggi melalui membran. Fenomena ini disebut osmosis. Membran sel adalah contoh khas membran semipermeabel. Membran semipermeabel buatan juga tersedia.

Bila larutan dan pelarut dipisahkan membran semipermeabel, diperlukan tekanan yang cukup besar agar pelarut bergerak dari larutan ke pelarut. Tekanan ini disebut dengan tekanan osmosis.

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Tekanan osmosis larutan 22,4 dm3 pelarut dan 1 mol zat terlarut pada 0 C adalah 1,1 x 105 N m-2. Hubungan antara konsentrasi dan tekanan osmoisi diberikan oleh hukum vant Hoffs. V = nRT (7.8) adalah tekanan osmosis, V volume, T temperatur absolut, n jumlah zat (mol) dan R gas. Anda dapat melihat kemiripan formal antara persamaan ini dan persamaan keadaan gas. Sebagaimana kasus dalam persamaan gas, dimungkinkan menentukan massa molekular zat terlarut dari hubungan ini. f. Viskositas Gaya tarik menarik antar molekul yang besar dalam cairan menghasilkan viskositas yang tinggi. Koefisien viskositas didefinisikan sebagai hambatan pada aliran cairan. Gas juga memiliki viskositas, tetapi nilainya sangat kecil. Dalam kasus tertentu viskositas gas memiliki peran penting, misalnya dalam peawat terbang.

1. Viskositas cairan yang partikelnya besar dan berbentuk tak teratur lebih tinggo daripada yang partikelnya kecil dan bentuknya teratur.

2. Semakin tinggi suhu cairan, semakin kecil viskositasnya.

Dua poin ini dapat dijelaskan dengan teori kinetik. Tumbukan antara partikel yang berbentuk bola atau dekat dengan bentuk bola adalah tumbukan elastik atau hampir elastik. Namun, tumbukan antara partikel yang bentuknya tidak beraturan cenderung tidak elastik. Dalam tumbukan tidak elastik, sebagian energi translasi diubah menjadi energi vibrasi, dan akibatnya partikel menjadi lebih sukar bergerak dan cenderung berkoagulasi. Efek suhu mirip dengan efek suhu pada gas. Koefisien viskositas juga kadang secara singkat disebut dengan viskositas dan diungkapkan dalam N s m-2 dalam satuan SI.

Bila sebuah bola berjari-jari r bergerak dalam cairan dengan viskositas dengan kecepatan U, hambatan D terhadap bola tadi diungkapkan sebagai. D = 6hrU (7.9)

Hubungan ini (hukum Stokes) ditemukan oleh fisikawan Inggris Gabriel Stokes (1819-1903). g. Tegangan permukaan

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antarmuka cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada antarmuka cairan-cairan, atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antarmuka. Tarikan antarmolekul dalam dua fas dan tegangan permukaan di antarmuka antara dua jenis partikel ini akan menurun bila tempeartur menurun. Tegangan antarmuka juga bergantung pada struktur zat yang terlibat. Molekul dalam cairan ditarik oleh molekul di sekitarnya secara homogen ke segala arah. Namun, molekul di permukaan hanya ditarik ke dalam oleh molekul yang di dalam dan dengan demikian luas permukaan cenderung berkurang. Inilah asal mula teori tegangan permukaan. Bentuk tetesan keringat maupun tetesan merkuri adalah akibat adanya tegangan permukaan.

Cairan naik dalam kapiler, fenomena kapiler, juga merupakan fenomena terkenal akibat adanya tegangan permukaan. Semakin besar tarikan antar molekul cairan dan kapilernya, semakin besar daya basah cairan. Bila gaya gravitasi pada cairan yang naik dan tarikan antara cairan dan dinding kapiler menjadi berimbang, kenaikan akan terhenti. Tegangan permukaan diungkapkan sebagai.

= rhdg/2 . (7.10) h adalah tinggi kenaikan cairan, r radius kapiler dan g percepatan gravitasi. Jadi, tegangan permukaan dapat ditentukan dengan percobaan.

Viskositas dan Aliran Fluida Dalam Bagian 14.6 kita secara singkat membahas beberapa konsekuensi dari viskositas, yang gaya gesek yang bertindak dalam fluida bergerak. Mari kita lihat bagaimana untuk memberikan kuantitatif ukuran viskositas dari suatu fluida. Setelah kita memiliki ini, kita akan dapat memotivasi hubungan penting yang disebut persamaan Poiseulle yang mengatur aliran

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 viskos cairan dalam pipa. Kita juga akan melihat bagaimana viskositas mempengaruhi gerak benda padat melalui fluida.Untuk melihat bagaimana mengukur viskositas, mari kita pertimbangkan contoh sederhana kental aliran: gerakan cairan di antara dua pelat paralel (Gambar T4.1). Bagian bawah pelat stasioner, dan pelat atas bergerak dengan kecepatan konstan . Cairan dalam kontak dengan permukaan masing-masing memiliki kecepatan yang sama seperti permukaan itu. Kecepatan aliran. lapisan antara dari peningkatan cairan seragam dari satu permukaan ke yang lain, seperti ditunjukkan oleh anak panah, sehingga lapisan cairan geser mulus di atas satu sama lain; aliran laminar. Aportion dari cairan yang memiliki bentuk instan abcd di beberapa memiliki bentuk beberapa saat kemudian dan menjadi lebih dan lebih menyimpang sebagai gerak terus. Artinya, fluida dalam keadaan regangan geser terus meningkat. Untuk mempertahankan gerakan ini, kita harus menerapkan gaya konstan F ke kanan pada pelat atas untuk tetap bergerak dan kekuatan yang sama besarnya ke kiri pada pelat yang lebih rendah untuk menahannya stasioner. Jika A adalah luas permukaan setiap piring, rasio F / A geser stres diberikan pada fluida. Dalam Bagian 11.4 kita mendefinisikan regangan geser sebagai rasio perpindahan untuk l panjang (lihat Gambar T4.2). Dalam strain, yang solid geser adalah sebanding dengan geser stres. Dalam cairan regangan geser meningkat terus menerus dan tanpa batas sebagai . Selama stres diterapkan. Stres tidak tergantung pada regangan geser, namun pada perusahaan tingkat perubahan. Laju perubahan strain, juga disebut laju regangan, sama dengan laju perubahan. Alat yang dipakai untuk menentukan Viscositas dinamakan Viscometer . Ada beberapa jenis Viscometer, diantaranya : a)Viscometer Ostwald b)Viscometer Lehman c)Viscometer bola jatuh dari Stokes. Viscometer Ostwald: Cara penggunaannya :Jika air dipakai sebagai pembanding, mula-mula air dimasukkan melaui tabungA kemudian dihisap agar masuk ke tabung B tepatsampai batas a kemudiandilepaskan dan siapkanstopwatch sebagai pengukur waktu.Umpamanya waktuyang diperlukan air untuk bergerak dari permukaan asampai b sama dengan t 1,setelah itu percobaandiganti dengan zat cair laindengan cara yang sama seperti disamping.Umpamanya diperlukan t 2. dengan menggunakan rumus Poiseville karena V. Pada Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlahcairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkanoleh berat cairan itu sendiri, jadi waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk melalui batas a dan b dapat diukur menggunakan stop watch. VISCOMETER LEHMAN Nilai viscositas Lehman didasarkan pada waktu kecepatan alir cairan yangakan diuji atau dihitung nilai viscositasnya berbanding terbalik dengan waktukecepatan alir cairan pembanding, dimana cairan pembanding yang digunakan adalahair.

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 VISCOMETER BOLA JATUH STOKES Terhadap sebuah benda yang bergerak jatuh didalam fluida bekerja tigamacam gaya, yaitu :Gaya gravitasi atau gaya berat (W). gaya inilah yang menyebabkan benda bergerak ke bawah dengan suatu percepatan. Gaya apung (buoyant force) atau gaya Archimedes (B). arah gayaini keatas dan besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkanoleh benda itu.Gaya gesek (Frictional force) Fg. Alat ini terdiri dari sebuah tabung yang di bagian dinding luarnya diselubungidengan air agar suhu di dalamnya konstan. Digunakan untuk menentukan Viscositascairan yang kental tetapi yang tembus cahaya agar dapat mengamati jatuhnya bola peluru sampai ke dasar tabung. Hukum Stokes merupakan dasar viscositas bola jatuh. Viscositas ini terdiriatas gelas silinder dengan cairan yang akan diteliti dan dimasukkan kedalamtermostat. Hukum Pokok Hidrostatika Tekanan zat cair dalam keadaan tidak mengalir dan hanya disebabkan oleh beratnya sendiri disebut tekanan hidrostatika. Besarnya tekanan hidrostatika suatu titik dalam zat cair yang tidak bergerak dapat diturunkan sebagai berikut:

Tinjau zat cair dengan massa jenis berada dalam wadah silinder dengan luas alas A dan ketinggian h seperti pada Gambar 8.1. Volume zat cair dalam wadah V - Ah sehingga berat zat cair dalam wadah adalah:

Dengan demikian tekanan hidrostatika di sebarang titik pada luas bidang yang diarsir oleh zat cair dengan kedalaman h dari permukaan adalah

Dengan g : percepatan gravitasi, m/s2 dan h : kedalaman titik dalam zat cair diukur dari permukaan zat cair, m. Hukum Pascal

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036

Tekanan yang bekerja pada fluida statis dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama rata, hal ini dikenal sebagai prinsip PASCAL. Tinjau sistem kerja penekan hidrolik seperti pada Gambar 8.2. apabila dikerjakan tekanan p1 pada penampang A1 maka tekanan yang sama besar akan diteruskan ke penampang A2 sehingga memenuhi p1 = p2 dan diperoleh perumusan sebagai berikut :

Alat-alat teknik yang menggunakan sistem prinsip Pascal adalah rem hidrolik dan pengangkat mobil dalam bengkel. Hukum Archimedes

Prinsip Archimedes Di dalam fluida yang diam, suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruh volumenya akan mengalami gaya tekan ke atas (gaya apung) sebesar berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut, yang lazim disebut gaya Archimedes. Perhatikan elemen fluida yang dibatasi oleh permukaan s (Gambar 8.3)

Pada elemen ini bekerja gaya-gaya : - gaya berat benda W - gaya-gaya oleh bagian fluida yang bersifat menekan permukaan s, yaitu gaya angkat ke atas Fa. Kedua gaya saling meniadakan, karena elemen berada dalam keadaan setimbang dengan kata lain gaya-gaya keatas = gaya-gaya kebawah.Artinya resultante seluruh gaya pada permukaan s arahnya akan keatas, dan besarnya sama dengan berat elemen fluida tersebut dan titik tangkapnya adalah pada titik berat elemen. Dari sini diperoleh prinsip Archimedes yaitu bahwa

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 suatu benda yang seluruhnya atau sebagian tercelup didalam satu fluida akan mendapat gaya apung sebesar dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Diantara semua sifat-sifat fluida, viskositas memerlukan perhatian yang terbesar dalam telaahan tentang aliran fluida. Sifat serta ciri-ciri viskositas dibahas dalam pasal ini, juga dimensi dan faktor konversi bagi viskositas mutlak maupun viskositas kinematik. Viskositas adalah sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida tersebut.

Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan gesek berbanding lurus dengan viskositas. Gula tetes dan ter merupakan contoh cairan yang sangat viskos, air dan udara mempunyai viskositas yang kecil.
VISKOSITAS MOONEY KARET ALAM Salah satu kelemahan pokok karet alam dibandingkan dengan karet sintetis adalah nilai viskositas Mooneynya sangat bervariasi sehingga menyulitkan konsumen dalam membuat kompon barang jadi karet, khususnya ban. Sehingga perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa setiap konsumen (pabrik ban) menghendaki nilai viskositas Money dari SIR-20 (Standard Indonesian Rubber) pada jarak tertentu, misalnya Goodyear antara 65-75, Michelin 80-85, Yokohama 75-85, dan Aliance 62-72 (4). Hal ini menunjukkan bahwa setiap konsumen menginginkan konsistensi nilai viskositas Mooney dari produsen karet, atau dengan kata lain setiap konsumen menghendaki kemantapan nilai viskositas Mooney dari produsen karet. Beberapa kemungkinan alasan konsumen menghendaki nilai viskositas Mooney yang mantap adalah pengujian untuk mendapatkan nilai viskositas Mooney lebih mendekati processability di pabrik ban dibandingkan dengan nilai Po (plastisitas). Hal ini disebabkan pengujian viskositas Mooney dilakukan dengan proses shearing (gesekan) yang mirip dengan proses pencampuran karet dan bahanbahan lain dalam pembuatan kompon karet dibandingkan dengan pengujian Po yang hanya berdasarkan pampatan (tekanan) terhadap sampel karet dan hasilnya diperoleh dari perbandingan antara keping uji sesudah dan sebelum pemampatan. Juga dalam pembuatan kompon dikehendaki nilaiviskositas Mooney tertentu supaya pencampuran antara dua jenis karet atau lebih yang berbeda dapat dilakukan dengan mudah dan tidak memerlukan energi yang banyak. Karet viskositas Mooney mantap dikehendaki oleh konsumen sebab dengan viskositas mantap tidak diperlukan proses premastikasi yang memerlukan energi sebesar 33-35% dari total energi yang diperlukan untuk

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036
pembuatan kompon barang jadi karet. Dengan adanya proses tanpa premastikasi akan meningkatkan hampir duB kali hasil kapasitas (output) dalam pencampuran kompon. Disamping itu juga akan meningkatkan konsistensi dalam pencampuran kompon (masterbatch) dan viskositas dari karet komponnya. Dampaknya akan mengurangi kegagalan mutu (scrap) selama pengolahan menjadi barang jadi karet (5). Dengan adanya kecendrungan permintaan kensumen terhadap hasil pengujian terhadap nilai viskositas Mooney untuk jenis SIR-20, hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan permintaan konsumen terhadap karet viskositas mantap. Dalam tulisan ini dikemukakan tinjauan tentang viskositas Mooney sejak dari pengertian viskositas Mooney sampai pada cara pengukurannya, terjadinya reaksi storage hardening, kemungkinan-kemungkinan penyebab dan cara penanggulangan reakasi storage hardening. Pengertian Viskositas Mooney Viskositas Mooney karet alam (Hevea Brasiliensis) menunjukkan panjangnya rantai molekul karet atau berat molekul serta derajat pengikatan silang rantai molekulnya (7). Pada umumnya semakin tinggi berat molekul (BM) hidrokarbon karet semakin panjang rantai molekul dan semakin tinggi tahanan terhadap aliran dengan kata lain karetnya semakin viskous dan keras. Dalam pembuatan ban karet alam dengan 8 M tinggi cukup menarik karena sifat fisika ban yang dihasilkan seperti daya kenyal, tegangan tarik, perpanjangan putus dan sebagainya cukup baik. Tetapi energi yang dibutuhkan untuk melumat karet dengan BM tinggi cukup besar sehingga kurang menguntungkan. Sebaliknya hidrokarbon karet dengan BM rendah membutuhkan energi yang lebih sedikit jumlahnya pada proses pembuatan ban, tetapi sifat fisika yang dihasilkan kurang baik. Oleh karena itu karet alam dengan BM yang medium dapat memberikan titik temu antara energi yang hemat dengan sifat fisika yang unggul. Derajat pengikat silang rantai molekul yang tinggi menyatakan semakin banyak reaksi ikatan silang (cross linking reaction) yang terjadi, sehingga akan meningkatkan nilai viskositas Mooney karet alam. Cara Pengukuran Viskositas Mooney Pengukuran viskositas Mooney dilakukan dengan Mooney viscometer, yaitu berdasarkan pengukuran gesekan (shearing) rotor (torque) pada karet padat yang berfungsi sebagal tahanan dengan meletakkan sampel karet di atas dan di bawah rotor yang dapat berputar. Sebelum motor dijalankan dipanaskan selama 1 menit. Kemudian motor dijalankan den rotor akan berputar. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor di dalam sampel karet dapat dibaca pada skala. Pembacaan dilakukan setelah 5 menit. Bila pada skala tercatat 55 artinya viskositas Mooney adalah 55 dan ditulis viskositas karet = 55 ML. 1 (100C, 5'), dengan pengertian satuan sebagai berikut: M = Mooney L = Large rotor (rotor ukuran besar) 1 = pemanasan pendahuluan 1 menit 100C = suhu yang dipakai untuk pengujian 5' = pembacaan 5 menit setelah rotor dipanaskan dan dijalankan. Nilai viskositas Mooney yang didapat berlawanan dengan nilai plastisitas, sebab semakin plastis sampel karet yang diuji maka semakin cepat rotor berputar, yang berarti tenaga yang dibutuhkan untuk memutar rotor semakin kecil, hal ini menunjukkan viskositasnya rendah. Jadi pengukuran viskositas Mooney ini sama dengan pengukuran gesekan antara rotor oleh suatu tenaga dengan karet sebagai tahanannya. Di lain pihak jika viskositas tinggi berarti karet keras atau kurang plastis yang menghasilkan tahanan kuat akibatnya rotor berputar lambat dan memerlukan tenaga yang besar. Sebaliknya jika viskositas rendah berarti karet lunak atau lebih plastis, sehingga tahanan lemah akibatnya untuk memutar rotor hanya diperlukan tenaga yang kecil. Mooney viskomemer pada dasarnya adalah alat untuk mengukur aliran shear viscocity yang dirancang pada ML (1+4) dengan strain rate : 1,5/detik setelah pemanasan pendahuluan pada suhu 100C selama 1 menit, kemudian dilanjutkan periode shear selama 4 menit. Pengukuran aliran dilakukan selama kompresi sederhana pada suhu 1000C. Stress adalah intensitas pada suatu titik dalam suatu benda oleh gaya-gaya internal atau kompnen-konponen suatu gaya yang bekerja pada suatu bidang lewat titik tersebut. Stress dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Starin adalah perubahan satuan oteh gaya dalam ukuran atau bentuk dari suatu benda yang mengacu ke bentuk atau ukuran semula. Strain dinyatakan dalam perpanjangan dibagi panjangan semula. Mooney viscometer ini sebenamya mengukur aliran secara kasar berdasarkan sifat aliran dengan kecepatan strain rendah. Hubungan antara viskositas Mooney dan

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036
shear stress tergantung dari jenis mutu karet alam. Sampel dari jenis mutu karet yang berbeda dengan nilai viskositas Mooney yang sama ternyata menunjukkan sifat aliran pada kecepatan shear yang tinggi. Gesekan sampel karet oleh rotor dalam pengujian viskositas Mooney dapat juga digunakan untuk mengukur stress relaksasi (1). Dan dalam kejadian ini pengaruh thixotropy (breakdown dalam struktur) dapat dikurangi dengan lamanya perlakuan shearing. Stress relaksasi merupakan pengukuran langsunguntuk mengetahui respon sebagian elastisisitas dari suatu bahan. Stress relaksasi adalah bahan yang diberikan perlakuan shear stress dan stress tersebut dibiarkan relax pada strain yang konstan. Jadi secara tidak langsung pengukuran viskositas Mooney merupakan pengukuran respon sebagian elastisitas karet mentah.

Aliran Laminar dan Turbulen, Froud number dan Reynold number


Air yang mengalir, gas juga akan mengalir begitu juga substansi lain yang biasa d sebut fluida, yang disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan. Dalam kehidupan sehari2 banyak d jumpai fluida yang mengalir. Air dalam pipa PDAM kemudian keluar melalui keran , air d sungai2, sampai minuman dalam gelas yang diaduk dengan sendok. Kejadian2 seperti itu ada di sekitar kita. Dalam aliran fluida semacam itu terdapat fenomena yang bisa d pelajari. Ada hal2 yang berpengaruh satu sama lain. Jenis zat, kekentalan, kecepatan alir menjadi dasar tema pembicaraan. Berdasarkan karakteristik struktur internal aliran, aliran fluida dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu aliran laminer dan turbulen. ArusLaminer Merupakan aliran yang jarang terjadi pada air dan tidak begitu penting dalam aliran udara, tapi ini terjadi dalam viscosity fluida yang tinggi seperti campuran sediment dalamair,es&lava. Alirannya relatief mempunyai kecepatan rendah dan fluidanya bergerak sejajar (laminae)&mempunyai batasan-batasan yang berisi aliran fluida.Aliran laminar adalah aliran fluida tanpa arus turbulent ( pusaran air ). Partikel fluida mengalir atau bergerak dengan bentuk garis lurus dan sejajar. Laminar adalah ciri dari arus yang berkecepatan rendah, dan partikel sedimen dalam zona aliran berpindah dengan menggelinding (rolling) ataupun terangkat (saltation). aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan (lanima-lamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut d tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran laminer tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini mempunyai Bilangan Reynold lebih kecil dari 2300. Laminar aliran, kadang-kadang dikenal sebagai merampingkan aliran, terjadi ketika cairan mengalir dalam lapisan paralel, dengan tidak ada gangguan antara lapisan. [1] Pada kecepatan rendah cairan cenderung untuk mengalir tanpa pencampuran lateral, dan berdekatan geser lapisan melewati satu sama lain seperti kartu bermain . Tidak ada arus silang tegak lurus terhadap arah aliran, atau pusaran atau gumpalan cairan. [2] Pada aliran laminar gerakan partikel cairan sangat teratur dengan semua partikel bergerak dalam garis lurus sejajar dengan dinding pipa. [3 ] Dalam dinamika fluida , aliran laminar adalah sebuah rezim yang ditandai dengan tingginya aliran difusi momentum dan momentum rendah konveksi .Ketika fluida mengalir melalui saluran tertutup seperti pipa atau antara dua pelat datar, salah satu dari dua jenis aliran dapat terjadi tergantung pada kecepatan fluida: aliran laminar atau aliran turbulen . Aliran laminar adalah kebalikan dari aliran turbulen yang terjadi pada kecepatan yang lebih tinggi di mana pusaran atau paket kecil dari partikel fluida yang mengarah ke bentuk pencampuran lateral. [2] Dalam aliran laminar istilah non-ilmiah adalah "mulus", sementara aliran turbulen adalah "kasar."

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Jenis aliran fluida yang terjadi di dalam saluran adalah masalah penting dalam dinamika fluida. Para berdimensi bilangan Reynolds adalah parameter penting dalam persamaan yang menjelaskan apakah kondisi aliran laminer atau menyebabkan aliran turbulen. Dalam kasus aliran melalui pipa lurus dengan penampang lingkaran, pada bilangan Reynolds di bawah nilai kritis sekitar 2040 [4] gerakan fluida akhirnya akan laminar, sedangkan pada bilangan Reynolds aliran yang lebih besar dapat bergolak. Bilangan Reynolds pembatasan laminar dan aliran turbulen tergantung pada geometri aliran tertentu, dan terlebih lagi, transisi dari aliran laminar menjadi turbulensi dapat sensitif terhadap tingkat gangguan dan ketidaksempurnaan hadir dalam konfigurasi tertentu. Bila bilangan Reynolds jauh kurang dari 1, Merayap gerak atau aliran Stokes terjadi. Ini merupakan kasus ekstrim dari aliran laminar mana viskos (gesekan) efek yang jauh lebih besar daripada gaya inersia . Aplikasi umum dari aliran laminar akan berada di kelancaran arus cairan kental melalui tabung atau pipa. Dalam hal ini, kecepatan aliran bervariasi dari nol pada dinding maksimum sepanjang tengah kapal. Profil aliran aliran laminar dalam tabung dapat dihitung dengan membagi aliran ke silinder elemen tipis dan menerapkan gaya viskos kepada mereka. Sebagai contoh, perhatikan aliran udara di atas pesawat sayap . Para lapisan batas adalah lembaran sangat tipis dari udara berbaring di atas permukaan sayap (dan semua permukaan lain dari pesawat). Karena udara memiliki viskositas , lapisan udara cenderung untuk mematuhi sayap. Sebagai sayap bergerak maju melalui udara, lapisan batas pada aliran yang pertama lancar atas bentuk streamline dari airfoil . Berikut aliran laminar dan disebut lapisan batas adalah lapisan laminer . Prandtl menerapkan konsep lapisan batas laminar menjadi airfoil pada tahun 1904 >ArusTurbulent Aliran acak dan mempunyai kecepatan beraneka ragam. Aliran ini terjadi di air dan udara. Aliran ini lebih efficient dalam mengangkut dan menjalankan sediment karena beranekaragamnya gradient kecepatannya. Pada arus turbulen, massa air bergerak keatas, kebawah, dan secara lateral berhubungan dengan arah arus yang umum, memindahkan massa dan momentum. Dengan gerakan tidak beraturan seperti itu, massa atau gumpalan fluida akan mempunyai percepatan menyimpang yang hanya sedikit persentasinya dari kecepatan rata-rata, meskipun begitu arus turbulen bersifat menentukan arus, sebab turbulen menjaga patikel-partikel dalam suspensi, secara konstan, seperti clay dan silt pada sungai dan pasir pada arus turbidit, atau secara berangsur, seperti pada kebanyakan butir pasir disungai,pantaidanbukitpasir. Turbulen mentransport partikel-partikel dengan dua cara; dengan penambahan gaya fluida dan penurunuan tekanan lokal ketika pusaran turbulen bekerja padanya. Keduanya adalah penyebab terjadinya transportasi pasir sepanjang bawah permukaan. Di alam hampir semua mekanisme transport pasir terjadi secara turbulen. Turbulen terutama terjadi di sungai akibat penggerusan sepanjang batas arus air, dan meningkat akibat kekasaran bawah permukaan; sepanjang garis pantai dan laut penyebabnya adalah ombak, tekanan angin permukaan, dan penggerusan arus. Di udara turbulen yang

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 membawa bekas ledakan volkanis ditransport angin. Besarnya gerakan turbulen bervariasi dari mikro hingga makro, yang terakhir tadi sangat mudah dilihat di sungai dengan penampakkan pusaran yang kompleks atau dengan boil yang berbenturan dengan permukaan sungai, secara terus menerus. aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan. Oleh Osborne Reynold digambarkan sebagai bentuk yang tidak stabil yang bercampur dalam wamtu yang cepat yang selanjutnya memecah dan menjadi takterlihat. Aliran turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari 4000. Aliran yang mempunyai bilangan reynold antara 2300 4000 ada yang menyebut sebagai aliran dalam keadaan transisi. Perubahan dari kondisi laminer menuju aliran turbulen.

Kita dapat mengamati sifat aliran fluida dengan menyuntikkan filamen halus pewarna ke dalam aliran aliran dan mengambil catatan dari apa yang terjadi pada filamen ini. Ditemukan dalam percobaan bahwa pada kecepatan rendah pewarna filamen tetap utuh dan bahwa filamen membuat garis paralel dalam aliran aliran. Ini dikenal sebagai aliran Laminar (atau kental atau merampingkan).Jika kecepatan aliran secara bertahap meningkat, filamen pewarna pada akhirnya rusak dan tersebar di penampang pipa. Ini adalah aliran turbulen, di mana partikel-partikel fluida tidak bergerak dalam garis paralel tetapi bergerak di arah umum aliran.Jika partikel fluida di sungai terganggu, inersia akan cenderung bergerak dalam arah baru, namun pasukan kental dari cairan sekitarnya akan cenderung bergerak dalam arah aliran. Jika gaya geser yang cukup besar untuk mengatasi penyimpangan, maka kita harus kental atau aliran laminar. Namun, jika gaya geser yang relatif lebih lemah, dan tidak cukup untuk mengatasi inersia partikel, maka kita memiliki aliran turbulen. Oleh karena itu rasio inersia untuk pasukan viskos yang menentukan apakah aliran laminer atau akan bergolak. Rasio kekuatan inersia untuk pasukan viscour diberikan oleh:cl (Reynolds Number)Oleh karena itu, bilangan Reynolds yang menentukan apakah aliran laminer atau akan bergolak. Viskositas kinematikBilangan Reynolds juga dapat dinyatakan sebagai cl l adalah dimensi karakteristik dalam sistem misalnya diameter pipa di mana fluida mengalir. Percobaan telah menunjukkan bahwa jika bilangan Reynolds kurang dari 2000, maka aliran akan laminar. Jika di atas 2000 kemungkinan akan bergolak, aliran turbulen namun dapat eksis pada bilangan Reynolds yang jauh lebih tinggi. Resistensi terhadap aliran dalam pipa Ketika cairan mengalir melalui pipa kekasaran internal (e) dari dinding pipa dapat menciptakanlokal arus eddy dalam fluida menambahkan resistensi terhadap aliran fluida. Pipa dengandinding yang halus seperti kaca, kuningan tembaga, dan polietilen hanya memiliki dampak yang kecil terhadapperlawanan gesekan. Pipa dengan dinding kurang mulus seperti beton, besi cor danbaja akan membuat lebih besar arus eddy yang kadang-kadang akan memiliki dampak yang signifikan terhadapperlawanan gesekan. Profil kecepatan dalam pipa akan menunjukkan bahwa fluida di tengah sungai akan bergerak lebih cepat dari cairan menuju tepi sungai. Oleh karena gesekan akan terjadiantara lapisan dalam fluida.Cairan dengan viskositas tinggi akan mengalir lebih lambat dan umumnya akan tidak mendukung eddy arus dan karenanya kekasaran pipa

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 internal tidak akan berpengaruh pada gesekan perlawanan. Kondisi ini dikenal sebagai aliran laminar >.ReynoldNumber Bilangan Reynolds adalah angka berdimensi. Nilai-nilai tinggi dari parameter (d urutan 10 juta) mengindikasikan bahwa pasukan viskos kecil dan aliran pada dasarnya inviscid. Para persamaan euler kemudian dapat digunakan untuk model aliran. Nilai-nilai rendah dari parameter (diurutan 1 ratus) mengindikasikan bahwa pasukan viskos harus dipertimbangkan. Untuk membedakan antara arus turbulen dan laminar Reynold Number, R; digunakan dan digambarkanolehpersamaan*gambarrumus9 di mana L adalah panjang, kadang-kadang disebut radius hidrolik (biasanya diambil kedalaman sungai). Angka Reynolds adalah perbandingan gaya inersia fluida dan viscositasnya, dan menghadirkan perbandingan antara suatu gaya pemercepat dan lambat. Tuan Osborne Reynolds, suatu Ahli ilmu fisika Inggris, 1883 memberikan hubungan antara inersia dan viscosity dan memberikan persamaan tanpa dimensi ini. Karena geometri aliran yang diberikan adalah suatu Angka Reynolds, pastinya lebih dari 2000, menunjukkan bahwa arus itu adalah turbulen dan inersia tersebut melebihi gaya viscositasnya. Jadi semakin besar Reynold number, sedikit pengaruh dynamic viscosity dalam pola aliran. Sebaliknya, jika R kecil, kurang dari 500, viscosity dominan dan arus tersebut laminar. Pada setiap boundary, cairan, dan temperatur akan ada suatu zona yang menyatakan keadaan transisi aliran, antara turbulen dan laminar. Zona transisi itu juga bergantung pada geometri aliran juga bentuk permukaan dalam hal ini kekasaran permukaanboundarytersebut. Bilangan Reynolds dapat didefinisikan untuk sejumlah situasi yang berbeda di mana fluida berada dalam gerak relatif terhadap permukaan (definisi bilangan Reynolds tidak menjadi bingung dengan Persamaan Reynolds atau persamaan pelumasan). Definisi ini umumnya termasuk sifatsifat fluida kepadatan dan viskositas, ditambah kecepatan dan sebuah panjang karakteristik atau dimensi karakteristik. Dimensi ini adalah masalah konvensi - misalnya radius atau diameter samasama berlaku untuk lingkungan atau lingkaran, tapi satu yang dipilih oleh konvensi. Untuk pesawat atau kapal, panjang atau lebar dapat digunakan. Untuk aliran dalam pipa atau bola bergerak dalam cairan diameter internal yang umumnya digunakan saat ini. Bentuk lain (seperti pipa persegi panjang atau non-bola objek) memiliki diameter setara didefinisikan. Untuk cairan kepadatan variabel (gas kompresibel misalnya) atau variabel viskositas ( non-Newtonian cairan ) aturan khusus berlaku. Kecepatan juga dapat menjadi masalah konvensi dalam beberapa keadaan, terutama diaduk kapal. Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vs) terhadap gaya viskos (/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (18421912) yang mengusulkannya pada tahun 1883. Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula, memiliki nilai

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan dinamis.Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut

Bilangan Reynolds menetapkan skala terkecil dari gerakan turbulen Dalam aliran turbulen, ada rentang skala dari gerakan fluida waktu bervariasi. Ukuran skala terbesar gerakan fluida (kadang-kadang disebut pusaran) ditetapkan oleh geometri keseluruhan aliran. Sebagai contoh, dalam sebuah cerobong asap industri, skala terbesar gerakan fluida adalah sebagai besar sebagai diameter dari stack sendiri. Ukuran skala terkecil diatur oleh bilangan Reynolds. Dengan meningkatnya bilangan Reynolds, skala yang lebih kecil dan lebih kecil dari aliran yang terlihat. Dalam sebuah cerobong asap, asap mungkin tampak telah banyak gangguan kecepatan yang sangat kecil atau pusaran, di samping pusaran besar besar. Dalam pengertian ini, bilangan Reynolds merupakan indikator dari berbagai skala di aliran. Semakin tinggi bilangan Reynolds, semakin besar rentang skala. Pusaran terbesar akan selalu menjadi ukuran yang sama; pusaran terkecil ditentukan oleh bilangan Reynolds. Apa penjelasan untuk fenomena ini? Sebuah bilangan Reynolds yang besar menunjukkan bahwa pasukan viskos tidak penting pada skala besar aliran. Dengan dominasi yang kuat dari gaya inersia selama pasukan kental, skala terbesar gerakan fluida yang teredam-tidak ada viskositas cukup untuk mengusir gerakan mereka. Energi kinetik harus "cascade" dari skala ini besar untuk skala semakin kecil sampai tingkat yang tercapai skala cukup kecil untuk viskositas menjadi penting (yaitu, kekuatan kental menjadi urutan yang inersia). Hal ini di skala ini kecil dimana disipasi energi oleh tindakan kental akhirnya terjadi. Bilangan Reynolds menunjukkan apa yang skala ini terjadi disipasi viskos. Oleh karena itu, karena pusaran terbesar ditentukan oleh geometri aliran dan skala terkecil yang ditentukan oleh viskositas, bilangan Reynolds dapat dipahami sebagai rasio dari skala terbesar dari gerakan turbulen dengan skala terkecil. bilangan Reynolds dalam fisiologi Hukum Poiseuille yang pada sirkulasi darah dalam tubuh tergantung pada aliran laminar . Pada aliran turbulen laju alir sebanding dengan akar kuadrat dari gradien tekanan, sebagai lawan proporsionalitas langsung untuk gradien tekanan dalam aliran laminar. Menggunakan definisi bilangan Reynolds kita dapat melihat bahwa diameter besar dengan aliran cepat, di mana kepadatan darah tinggi, cenderung ke arah turbulensi. Perubahan yang cepat dalam diameter pembuluh dapat menyebabkan aliran turbulen, misalnya bila pembuluh sempit melebar untuk yang lebih besar. Selanjutnya, ateroma dapat menjadi penyebab dari aliran turbulen, dan turbulensi mendeteksi tersebut dengan stetoskop bisa merupakan tanda dari kondisi seperti ini. bilangan Reynolds dalam cairan kental Dimana viskositas secara alami tinggi, seperti solusi polimer dan polimer mencair, aliran laminar biasanya. Bilangan Reynolds sangat kecil dan Hukum Stokes ' dapat digunakan untuk

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 mengukur viskositas dari fluida. Spheres diperbolehkan untuk jatuh melalui fluida dan mereka mencapai kecepatan terminal dengan cepat, dari mana viskositas dapat ditentukan. Aliran laminar solusi polimer dimanfaatkan oleh hewan seperti ikan dan lumba-lumba, yang memancarkan solusi kental dari kulit mereka untuk membantu mengalir di atas tubuh mereka saat berenang. Telah digunakan dalam balap kapal pesiar oleh pemilik yang ingin mendapatkan keuntungan kecepatan dengan memompa larutan polimer seperti berat molekul rendah polioksietilena dalam air, di atas permukaan terbasahi lambung. Hal ini, bagaimanapun, suatu masalah bagi pencampuran polimer, karena turbulensi yang diperlukan untuk mendistribusikan pengisi halus (misalnya) melalui materi. Penemuan seperti "mixer mentransfer rongga" telah dikembangkan untuk menghasilkan beberapa lipatan ke dalam lelehan bergerak sehingga untuk meningkatkan pencampuran efisiensi. Perangkat dapat dipasang ke Pengekstrusi untuk membantu pencampuran.

>.Froudnumber Bilangan tanpa dimensi yang lainnya adalah Froud number, F, Perbandingan antara gaya inersia dan gaya gravitasi. Froude number didefinisikan sebagai *gambar rumus 10 Di mana U adalah kecepatan, h adalah kedalaman, dan g adalah kecepatan gravitasi. Karena froud number adalah perbandingan inersia dan kekuatan gaya berat, Froude number, digunakan dalam permasalahan aliran fluida ketika arus mempunyai suatu tidak terkurung atau muka-bebas seperti di suatu arus atau di muara pasang surut. Konsep free surface current telah diperluas dalam aplikasinya untuk submarine turbidity current, yang memiliki permukaan bebas dianggap memiliki interferensi antara arus turbit yang lebih pekat bagian bawah dan air bersih di atasnya. Dalam free surface flow gravitasi memiliki peranan penting tidak seperti, dalam pipa tertutup dimana tekanan adalah faktor dominan. Froude number juga membedakan dua tipe aliran, shooting atau super critikal (F>1) dan tranquil, kadang disebut streaming, atau subkritikal (F<1). Transisi antara keduanya disebut critical flow (F=1). Dalam shooting flow suatu gelombang permukaan akan dibawa kehilir oleh arus tersebut sedangkan dalam tranquil akan bergerak kemuara melawan arus. Shooting flow akan bergerak cepat, constriction, banjir, dan dimana breaker (hempasan gelombang) memunculkan suatu pantai. Kedua tipe tersebut baik tranquil atau shooting menjalankan peran yang penting dalam melipat mikro relief, bentuk-bentuk lapisan juga menimbulkan beberapa struktur sedimen pada bagian dasar. Kedua aliran akan sama jika Reynold dan Freud number sama. Kesamaan dinamis adalah konsep penting dalam studi model, oleh karenanya dibolehkan menurunkan skalanya sehingga system tersebut dapat dipelajari dalam laboratorium. Tegangan Permukaan Zat Cair dan Kapilaritas. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa kran yang bukan sebagai suatu aliran, mainan gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan air yang terapung, naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan benda lain. Fenomena itu dikenal dengan tegangan permukaan. Peristiwa adanya tegangan permukaan bisa pula ditunjukkan pada

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 percobaan sebagai berikut jika cincin kawat yang diberi benang seperti pada Gambar 8.5a dicelupkan kedalam larutan air sabun, kemudian dikeluarkan akan terjadi selaput sabun dan benang dapat bergerak bebas. Jika selaput sabun yang ada diantara benang dipecahkan, maka benang akan terentang membentuk suatu lingkaran. Jelas bahwa pada benang sekarang bekerja gaya-gaya keluar pada arah radial (Gambar 8.5b), gaya per dimensi panjang inilah yang dikenal dengan tegangan permukaan

Tegangan permukaan Pengamatan lain bisa dilakukan seperti pada Gambar 8.6. Kawat yang berbentuk U dan sepotong kawat lurus lain dipasang dapat bergerak bebas pada kaki kawat. Bila kawat tersebut dicelupkan pada larutan sabun, maka kawat lurus akan tertarik keatas. Untuk mebuat ia setimbang maka harus diberi gaya W2 sehingga dalam keadaan keseimbangan gaya tarik ke atas F = W1 + W2.

Persamaan Bernoulli merupakan persamaan dasar dari dinamika fluida di mana berhubungan dengan tekanan (p), kecepatan aliran (v) dan ketinggian (h), dari suatu pipa yang fluidanya bersifat tak kompresibel dan tak kental, yang mengalir dengan aliran yang tak turbulen. Tinjau aliran fluida pada pipa dengan ketinggian yang berbeda seperti Gambar 8.9. Bagian sebelah kiri pipa mempunyai luas penampang A1 dan sebelah kanan pipa mempunyai luas penampang A2. Fluida mengalir disebabkan oleh perbedaan tekanan yang terjadi padanya. Pada bagian kiri fluida terdorong sepanjang dl1 akibat adanya gaya F1 = A1p1 sedangkan pada bagian kanan dalam selang waktu yang sama akan berpindah sepanjang dl2.

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Aliran fluida pada pipa dengan ketinggian yang berbeda

C.4. Pemakaian Persamaan Bernoulli 1. Hidrostatika Persamaan dalam statika fluida adalah hal yang khusus dari persamaan Bernoulli, di mana kecepatannya sama dengannol.

Fluida statis dalam wadah Karena fluida diam, v1 = v2 = 0 Sehingga dari persamaan Bernoulli diperoleh hasil

2.Teorema Torricelli Teorema ini membahas tentang besarnya kecepatan aliran pada lubang kecil yang berada pada bagian bawah suatu silinder yang berisi fluida. Titik (1) dan (2) terletak pada permukaan atas dan bawah zat cair sehingga besarnya tekanan adalah sama dan ketinggian titik (2) adalah nol.

Gambar 8.11 Air dalam wadah yang dasarnya ada lubang.

Sehingga persamaan Bernoulli menjadi : (8.18)

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Dengan v2 : kecepatan air saat keluar dari lubang. 4. Alat Ukur Venturi Alat ini dipergunakan untuk mengukur besarnya kecepatan aliran fluida dalam suatu pipa. Ambil titik (1) dan (2) yang mempunyai ketingian yang sama, sehingga dari persamaan Bernoulli diperoleh hasil :

. Tabung Pitot Alat ini dipergunakan untuk mengukur kecepatan angin atau aliran gas. Misalkan gas mengalir dengan kecepatan v dan rapat massa gas adalah maka pada titik (1) dan (2) persamaan Bernoulli dapat dituliskan:

Pada titik (1) kecepatan alirannya sama dengan kecepatan aliran gas sedangkan titik (2) kecepatannya nol. Padahal bila dilihat dari hubungan statika fluida , dimana adalah rapat massa zat cair, dan h adalah beda ketinggian permukaan. KECEPATAN TERMINAL Kecepatan terminal adalah istilah untuk objek negara mencapai ketika gaya drag yang bekerja pada itu adalah sama dengan gaya gravitasi yang bekerja di atasnya. Ketika sebuah benda mencapai kecepatan terminal, tidak lagi melaju, yang tersisa di kecepatan apapun itu sudah bepergian atau melambat. Sebagai obyek mempercepat, jumlah drag diberikan di atasnya meningkat. Ini berarti bahwa kekuatan lebih lanjut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang sama percepatan. Jika kekuatan eksternal meningkat, seperti dalam mobil atau pesawat

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 terbang, maka objek dapat dipercepat baik melewati kecepatan terminal. Namun, jika satusatunya kekuatan yang diberikan pada itu adalah gaya gravitasi, kemudian akhirnya tarik akan menjadi sebagai besar sebagai kekuatan statis gravitasi, dan objek akan berhenti untuk mempercepat. Sebuah objek juga dapat melambat ke kecepatan terminal, apakah itu awalnya bergerak lebih cepat dari kecepatan terminal. Ini mungkin karena dimasukkan dari suatu tempat dengan drag kurang, seperti bagian atas atmosfer tipis, atau karena awalnya diluncurkan dengan beberapa kekuatan eksternal lain dari gravitasi pada kecepatan yang lebih besar. Dengan cara ini, kecepatan terminal dapat dilihat sebagai semacam titik ekuilibrium yang objek dalam terjun bebas secara alami tertarik pada. Sebenarnya, objek tidak pernah benar-benar mencapai kecepatan terminal, itu hanya mencapai keadaan yang mendekati itu. Sebaliknya, dalam cara yang mirip dengan paradoks Zeno gerak, objek lebih dekat dan lebih dekat dengan kecepatan terminal, mengurangi percepatan dalam jumlah sangat kecil, sampai percepatan adalah tidak lagi terukur atau fungsional, dan kecepatan terminal dikatakan telah dicapai . Objek yang berbeda akan memiliki kecepatan terminal yang berbeda secara drastis. Seseorang yang terjun bebas, misalnya, memiliki kecepatan terminal sekitar 184 ft / s (56,08 m / s) atau kira-kira 124 mph (200 kph). Sebuah hujan, sebaliknya, meskipun sangat aerodinamis, juga tidak terlalu padat, sehingga memiliki kecepatan terminal sekitar 25 ft / s (7.62 m / s) atau sekitar 17 mph (27 kph). Sebuah peluru tembakan mengarah tegak di udara, di sisi lain, memiliki kecepatan terminal sekitar 223 mph ft / s (67,97 m / s) atau 152 (245 kph). Menghitung kecepatan terminal benda berarti menghitung drag diberikan pada objek, dan kemudian membandingkan bahwa dengan berat objek untuk menentukan gaya netto. Untuk melakukan ini, Anda perlu mengetahui daerah frontal objek, kepadatan gas itu jatuh melalui, dan koefisien drag . Ini bukan perhitungan sangat mudah untuk membuat, meskipun ada kalkulator online yang dapat membantu Anda membuat perkiraan kasar untuk kecepatan terminal obyek. Aturan dasar praktis, meskipun, adalah bahwa benda akan memiliki kecepatan terminal lebih tinggi bila: ada lebih dari itu, membuat beban yang lebih berat, kepadatan dari gas itu jatuh melalui lebih rendah, seperti di atas atmosfer, objek memiliki koefisien drag lebih rendah, yang berarti telah dibangun untuk menjadi lebih ramping, seperti setetes air hujan, atau ada lebih sedikit area untuk drag, biasanya berarti objek lebih padat.
Dalam dinamika fluida objek bergerak pada kecepatan terminal jika kecepatan adalah konstan karena kekuatan menahan yang diberikan oleh cairan melalui yang bergerak. Sebuah benda jatuh bebas mencapai kecepatan terminal ketika gaya ke bawah dari gravitasi sama dengan gaya ke atas dari tarik Hal ini menyebabkan gaya netto pada objek yang akan nol, yang mengakibatkan percepatan nol. [1] Sebagai objek mempercepat (biasanya ke bawah karena gravitasi), gaya tarik yang bekerja pada objek meningkat, menyebabkan percepatan menurun. Pada kecepatan tertentu, kekuatan tarik yang dihasilkan akan sama dengan berat benda (m g). Pada titik ini objek berhenti untuk mempercepat sama sekali dan terus jatuh pada kecepatan konstan disebut terminal kecepatan (juga disebut menetap kecepatan). Kecepatan terminal bervariasi secara langsung dengan rasio berat untuk menyeret. Tarik lebih berarti kecepatan terminal lebih rendah, sementara berat badan meningkat berarti kecepatan terminal lebih tinggi. Sebuah benda bergerak ke bawah dengan lebih dari kecepatan terminal (misalnya karena itu dipengaruhi oleh gaya ke bawah atau jatuh dari bagian tipis dari atmosfer atau berubah bentuk) akan lambat sampai mencapai kecepatan terminal.

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Hukum aliran dari Newton Sebuah balok cairan yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul parallel bagaikan setumpuk kartu. Lapisan dasar dianggap menempel pada tempatnya. Jika bidang cairan paling atas bergerak dengan suatu keepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang diam. Perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali (dr) adalah perbedaan kecepatan atau rate of shear, dv/dr. Gaya per satuan luas F/A diperlukan untuk menyebabkan aliran, ini disebut shearing stress. Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan secaa kuantitatif. Dia menemukan bahwa makin besar viskositas suatu cairan, akan makin besar pula gaya per satuan luas (shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear tertentu. Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung dengan shearing stress atau F'/A=ndv/dr Dimana adalah Koefisien Viskositas, biasanya dinyatakan hanya sebagai viskositas saja.Viskositas kinematis Dalam U.S. Pharmacopeia dan the national Formulary diterangkan mengenai viskositas kinematis yang merupakan viskositas dibagi dengan kerapatan cairan tersebut. Viskositas kinematis = / Satuan dari viskositas kinematis adalah stoke(s) dan centistokes(cs) Ketergantungan temperature dan teori Viskositas: Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru menurun jika temperatur dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur. Sistem non-Newton Non-Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton; dispersi heterogen cairan dan padatan seperti larutan koloid,emulsi,suspensi cair, salep dan produk-produk serupa. Jika bahan-bahan non-Newton dianalisis dalam suatu viscometer putar dan hasilnya diplot, diperoleh berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya tiga kelas aliran yakni; plastis,pseudoplastis, dan dilatan. Aliran Plastis kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0)tapi memotong sumbu shearing stress (atau akan memotong, jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan harga yield. Bingham bodies tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak seperti bahan elastic. Ahlir rheologi menggolongkan Bingham bodie sebagai suatu bahan yang mempunyai/memperlihatkan yield value,seperti halnya zat padat. Sedang zat-zat yang mulai mengalir pada shearing stress terkecil didefinisikan sebagai cairan. Yield value adalah suatu sifat yang penting dari disperse-dispersi tertentu. Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikelpartikel yang terflokulasi dalam suspense pekat. Akibatnya, terbentuk struktur kontinu di seluruh sistem. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabbkan oleh gaya van der waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak suspense yang terflokulasi, makin tinggi yield valuenya.

Aliran Pseudoplastis Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, yang merupakan kebalikan dari sistem plastis, yang tersusun dari partikel-partikel yang terflokulasi dalam suspensi.

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Sejumlah besar produk farmasi term,asuk gom dan sintesis, misalnya: disperse caira dari tragacanth, natrium alginate, metilselulosa dan natrium karboksimetil selulosa,menunjukkna aliran pseudoplastis. Viskositas zat pseudoplastis berkurang dengan meningkatnya rate of shear. Viskositas nyata dapat diperoleh pada setiap haraga rate of shear dari kemiringan tangen (garis singgung) pada kurva pada tittik tertentu. Aliran Dilatan Suspense-suspensi tertentu dengan persentase zat padat terdispers yang tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir dengan meningkatnya rate of shear. Aliran dilatan adalah kebalikan dari aliran pseudoplastis. Bahan-bahan aliran dilatan dikenal dengan istilah shear-thickening system. Zat-zat yang mempunyai sifat-sifat aliran dilatan adalah suspense-suspensi yang berkonsentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari partikel-partikel kecil yang mengalami deflokulasi . Thiksotropi Sistem thiksotropi biasanya mengandung partikel-partikel asimetris yang melalui berbagai titik hubungan menyusun kerangka tiga dimensi di seluruh sampel. Pada keadaan diam, struktur ini menyebabakan suatu derajat kekakuan pada sistem dan menyerupai suatu gel. Rheogram yang diperoleh pada thiksotropik sangat bergatung pada laju yang meningkatkan dan mengurangi shear serta lamanya waktu sampel tersebut mengalami rate of shear.

Koofisien Viskositas Viskositas fluida dilambangkan dengan simbol (baca : eta). Ini hurufnya orang yunani. Hurufnya orang yunani aneh2, kakinya sebelah panjang, sebelahnya pendek= koofisien viskositas. Jadi tingkat kekentalan suatu fluida dinyatakan oleh koofisien viskositas fluida tersebut. Secara matematis, koofisien viskositas bisa dinyatakan dengan persamaan. Sekarang, siapkan amunisi secukupnya kita akan menurunkan persamaan si koofisien viskositas. Untuk membantu menurunkan persamaan, kita meninjau gerakan suatu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua pelat sejajar.Lapisan fluida tipis ditempatkan di antara 2 pelat. Gurumuda sengaja memberi warna biru pada lapisan fluida yang berada di bagian tengah, biar dirimu mudah paham dengan penjelasan gurumuda. Masih ingat si kohesi dan adhesi tidak ? kohesi tuh gaya tarik menarik antara molekul sejenis, sedangkan si adhesi tuh gaya tarik menarik antara molekul yang tak sejenis. Gaya adhesi bekerja antara pelat dan lapisan fluida yang nempel dengan pelat (molekul fluida dan molekul pelat saling tarik menarik). Sedangkan gaya kohesi bekerja di antara selaput fluida (molekul fluida saling tarik menarik). Mula-mula pelat dan lapisan fluida diam (gambar 1). Setelah itu pelat yang ada di sebelah atas ditarik ke kanan (gambar 2). Pelat yang ada di sebelah bawah tidak ditarik (pelat sebelah bawah diam). Besar gaya tarik diatur sedemikian rupa sehingga pelat yang ada di sebelah atas bergeser ke kanan dengan laju tetap (v tetap). Karena ada gaya adhesi yang bekerja antara pinggir pelat dengan bagian fluida yang nempel dengan pelat, maka fluida yang ada di sebelah bawah pelat juga ikut2an bergeser ke kanan. Karena ada gaya kohesi antara molekul fluida, maka si fluida yang bergeser ke kanan tadi narik temannya yang ada di sebelah bawah. Temannya yang ada di sebelah

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 bawah juga ikut2an bergeser ke kanan. Temannya tadi narik lagi temannya yang ada di sebelah bawah. begitu seterusnya Ingat ya, pelat yang ada di sebelah bawah diam. Karena si pelat diam, maka bagian fluida yang nempel dengan pelat tersebut juga ikut2an diam (ada gaya adhesi.. jangan pake lupa). Si fluida yang nempel dengan pelat nahan temannya yang ada di sebelah atas. Temannya yang ada di sebelah atas juga nahan temannya yang ada di sebelah atas demikian seterusnya. Karena bagian fluida yang berada di sebelah atas menarik temannya yang berada di sebelah bawah untuk bergeser ke kanan, sebaliknya bagian fluida yang ada di sebelah bawah menahan temannya yang ada di sebelah atas, maka laju fluida tersebut bervariasi. Bagian fluida yang berada di sebelah atas bergerak dengan laju (v) yang lebih besar, temannya yang berada di sebelah bawah bergerak dengan v yang lebih kecil, demikian seterusnya. Jadi makin ke bawah v makin kecil. Dengan kata lain, kecepatan lapisan fluida mengalami perubahan secara teratur dari atas ke bawah sejauh l (lihat gambar 2) Perubahan kecepatan lapisan fluida (v) dibagi jarak terjadinya perubahan (l) = v / l. v / l dikenal dengan julukan gradien kecepatan. Nah, pelat yang berada di sebelah atas bisa bergerak karena ada gaya tarik (F). Untuk fluida tertentu, besarnya Gaya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida yang nempel dengan pelat (A), laju fluida (v) dan berbanding terbalik dengan jarak l. Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut : Sebelumnya, gurumuda sudah menjelaskan bahwa Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, sebaliknya fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koofisien viskositas. Nah, jika fluida makin kental maka gaya tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding lurus dengan koofisien kekentalan. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut : Keterangan : Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m 2 = Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas adalah dyn.s/cm 2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca : pwa-zoo-yuh). 1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2 Fluida Air Temperatur (o C) 0 20 60 100 37 37 20 30 0 20 60 Koofisien Viskositas 1,8 x 10-3 1,0 x 10-3 0,65 x 10-3 0,3 x 10-3 4,0 x 10-3 1,5 x 10-3 1,2 x 10-3 200 x 10-3 10.000 x 10-3 1500 x 10-3 81 x 10-3

Darah (keseluruhan) Plasma Darah Ethyl alkohol Oli mesin (SAE 10) Gliserin

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Udara Hidrogen Uap air Persamaan Poiseuille Sebelumnya kita sudah mempelajari konsep2 viskositas dan menurunkan persamaan koofisien viskositas. Pada kesempatan ini akan berkenalan dengan persamaan Poiseuille. Disebut persamaan Poiseuille, karena persamaan ini ditemukan oleh almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (1799-1869). Seperti yang sudah gurumuda jelaskan di awal tulisan ini, setiap fluida bisa kita anggap sebagai fluida ideal. Fluida ideal tidak mempunyai viskositas alias kekentalan. Jika kita mengandaikan suatu fluida ideal mengalir dalam sebuah pipa, setiap bagian fluida tersebut bergerak dengan laju (v) yang sama. Berbeda dengan fluida ideal, fluida riil alias fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari mempunyai viskositas. Karena mempunyai viskositas, maka ketika mengalir dalam sebuah pipa, misalnya, laju setiap bagian fluida berbeda-beda. Lapisan fluida yang berada tengah-tengah bergerak lebih cepat (v besar), sebaliknya lapisan fluida yang nempel dengan pipa tidak bergerak alias diam (v = 0). Jadi dari tengah ke pinggir pipa, setiap bagian fluida tersebut bergerak dengan laju yang berbeda-beda. Untuk memudahkan pemahaman. Keterangan : R = jari-jari pipa/tabung v1 = laju aliran fluida yang berada di tengah/sumbu tabung v2 = laju aliran fluida yang berjarak r2 dari pinggir tabung v3 = laju aliran fluida yang berjarak r3 dari pinggir tabung v4 = laju aliran fluida yang berjarak r4 dari pinggir tabung r = jarak laju setiap bagian fluida berbeda-beda karena adanya kohesi dan adhesi (mirip seperti penjelasan sebelumnya, ketika kita menurunkan persamaan koofisien viskositas). Si viskositas bikin fluida Fluida dalam pipa (tabung). Agar laju aliran setiap bagian fluida sama, maka perlu ada perbedaan tekanan pada kedua ujung pipa atau tabung apapun yang dilalui fluida. Yang dimaksudkan dengan fluida di sini adalah fluida riil/nyata, jangan lupa ya. Contohnya air atau minyak yang ngalir melalui pipa, darah yang mengalir dalam pembuluh darah dkk Selain membantu suatu fluida riil mengalir dengan lancar, perbedaan tekanan juga bisa membuat si sluida bisa mengalir pada pipa yang ketinggiannya berbeda. 20 0 100 0,018 x 10-3 0,009 x 10-3 0,013 x 10-3

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Jean Louis Marie Poiseuille, mantan ilmuwan perancis yang tertarik pada aspek-aspek fisika dari peredaraan darah manusia, melakukan penelitian untuk menyelidiki bagiamana faktor-faktor, seperti perbedaan tekanan, luas penampang tabung dan ukuran tabung mempengaruhi laju fluida riil. (sstt.. pembuluh darah kita juga bentuknya mirip pipa, cuma ukurannya kecil sekali). Hasil yang diperoleh Almahrum Jean Louis Marie Poiseuille, dikenal dengan julukan persamaan Poiseuille. Sekarang mari kita oprek persamaan almahrum Poiseuille. Persamaan Poiseuille ini bisa kita turunkan menggunakan bantuan persamaan koofisien viskositas yang telah kita turunkan sebelumnya. Kita gunakan persamaan viskositas karena kasusnya mirip walau tak sama. Ketika menurunkan persamaan koofisien viskositas, kita meninjau aliran lapisan fluida riil antara 2 pelat sejajar dan fluida tersebut bisa bergerak karena adanya gaya tarik (F). Bedanya, persamaan Poiseuille yang akan kita turunkan sebenarnya menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran fluida riil dalam pipa/tabung dan fluida mengalir akibat adanya perbedaan tekanan. Karenanya, persamaan koofisien viskositas perlu dioprek dan disesuaikan lagi. Karena fluida bisa mengalir akibat adanya perbedaan tekanan (fluida mengalir dari tempat yang tekanannya tinggi ke tempat yang tekanannya rendah), maka F kita ganti dengan p1-p2 (p1> p2). Ketika menurunkan persamaan koofisien viskositas, kita meninjau aliran lapisan fluida riil antara 2 pelat sejajar. Setiap bagian fluida tersebut mengalami perubahan kecepatan teratur sejauh l. Untuk kasus ini, laju aliran fluida mengalami perubahan secara teratur dari sumbu tabung sampai ke tepi tabung. Fluida yang berada di sumbu tabung mengalir dengan laju (v) yang lebih besar. Semakin ke pinggir, laju fluida semakin kecil. Jari-jari tabung = jarak antara sumbu tabung dengan tepi tabung = R. Jarak antara setiap bagian fluida dengan tepi tabung = r. Karena jumlah setiap bagian fluida itu sangat banyak dan jaraknya dari tepi tabung juga berbeda-beda, maka kita cukup menulis seperti ini : v1 = laju fluida yang berada pada jarak r1 dari tepi tabung (r1 = R) v2 = laju fluida yang berada pada jarak r2 dari tepi tabung (r2< r1) v3 = laju fluida yang berada pada jarak r3 dari tepi tabung (r3< r2< r1) v4 = laju fluida yang berada pada jarak r4 dari tepi tabung (r4<r3< r2< r1) vn = laju fluida yang berada pada jarak rn dari tepi tabung (rn< < r4< r3< r2< r1) Jumlah setiap bagian fluida sangat banyak dan kita juga tidak tahu secara pasti berapa jumlahnya yang sebenarnya, maka cukup ditulis dengan simbol n. Setiap bagian fluida mengalami perubahan laju (v) secara teratur, dari sumbu tabung (r1 = R) sampai tepi tabung (rn). Dari sumbu tabung (r1 = R) ke tepi tabung (rn), laju setiap bagian fluida makin kecil (v1 > v2> v3> v4> . > vn). Cara praktis untuk menentukan jarak terjadinya perubahan laju aliran fluida riil dalam tabung adalah menggunakan kalkulus. Tapi kalau pakai kalkulus malah gak nyambung alias beribet.. Dari penjelasan di atas, kita bisa punya gambaran bahwa dari R ke r n, laju fluida semakin kecil. Ingat ya, panjang pipa = L. Jika dioprek dengan kalkulus, akan diperoleh persamaan : Ini adalah persamaan laju aliran fluida pada jarak r dari pipa yang berjari-jari R. Kalau bingung sambil lihat gambar di atas. Perlu diketahui bahwa fluida mengalir dalam pipa alias tabung, sehingga kita perlu

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 meninjau laju aliran volume fluida tersebut. Cara praktis untuk menghitung laju aliran volume fluida juga menggunakan kalkulus. Gurumuda jelaskan pengantarnya saja Di dalam tabung ada fluida. Misalnya kita membagi fluida menjadi potongan-potongan yang sangat kecil, di mana setiap potongan tersebut mempunyai satuan luas dA, berjarak dr dari sumbu tabung dan mempunyai laju aliran v. Secara matematis bisa ditulis sebagai berikut : dA1 = potongan fluida 1, yang berjarak dr1 dari sumbu tabung dA2 = potongan fluida 2, yang berjarak dr2 dari sumbu tabung dA3 = potongan fluida 3, yang berjarak dr3 dari sumbu tabung dAn = potongan fluida n, yang berjarak drn dari sumbu tabung Potongan2 fluida sangat banyak, sehingga cukup ditulis dengan simbol n saja, biar lebih praktis (n = terakhir). Laju aliran volume setiap potongan fluida tersebut, secara matematis bisa ditulis sebagai berikut : Setiap potongan fluida tersebut berada pada jarak r = 0 sampai r = R (R = jari-jari tabung). Dengan kata lain, jarak setiap potongan fluida tersebut berbeda-beda jika diukur dari sumbu tabung. Jika kita oprek dengan kalkulus (diintegralkan), maka akan diperoleh persamaan laju aliran volume fluida dalam tabung : Keterangan : Berdasarkan persamaan Poiseuille di atas, tampak bahwa laju aliran volume fluida alias debit (Q) sebanding dengan pangkat empat jari-jari tabung (R4), gradien tekanan (p2-p1/L) dan berbanding terbalik dengan viskositas. Jika jari-jari tabung ditambahkan (koofisien viskositas dan gradien tekanan tetap), maka laju aliran fluida meningkat sebesar faktor 16. Kalau dirimu mau kuliah di bagian teknik perledingan atau teknik pertubuhan, pahami persamaan almahrum Poiseuille ini dengan baik. Konsep dasar perancangan pipa, jarum suntik dkk menggunakan persamaan ini. Debit fluida sebanding dengan R4 (R = jari-jari tabung). Karenanya, jari-jari jarum suntik atau jari-jari pipa perlu diperhitungkan secara saksama. Misalnya, jika kita menggandakan jari-jari dalam jarum (r x 2), maka debit cairan yang nyemprot = menaikan gaya tekan ibu jari sebesar 16 kali. Persamaan almahrum Poiseuille juga menunjukkan bahwa pangkat empat jari-jari (r4), berbanding terbalik dengan perbedaan tekanan antara kedua ujung pipa. Misalnya mula-mula darah mengalir dalam pembuluh darah yang mempunyai jari-jari dalam sebesar r. Kalau terdapat penyempitan pembuluh darah (misalnya r/2 = jari-jari dalam pembuluh darah berkurang 2 kali), maka diperlukan perbedaan tekanan sebesar 16 kali untuk membuat darah mengalir seperti semula (biar debit alias laju aliran volume darah tetap). Coba bayangkan apa jantung gak copot gitu, kalau harus kerja keras untuk memompa biar darahnya bisa ngalir dengan debit yang sama makanya kalau orang yang mengalami penyempitan pembuluh darah bisa kena tekanan darah tinggi, bahkan stroke karena jantung dipaksa untuk memompa lebih keras. Demikian juga orang yang gemuk, punya banyak kolesterol yang mempersempit pembuluh darah. Pembuluh darah nyempit dikit aja, jantung harus lembur.

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 Pada umumnya, buah mengkudu diolah menjadi jus. Sedangkan daun, bunga dan akarnya dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan tradisional. Proses pembuatan jus buah mengkudu memerlukan data-data sifat transfer dari sifat reduksi transfer panas dan perubahan perpindahan panas dan proses fluida. Sifat-sifat termofisik dan rheologi yang diperlukan dalam mengevaluasi, merancang, dan memodelkan proses-proses perpindahan panas, yaitu densitas (), kapasitas panas spesifik (Cp), dan viskositas (). Viskositas sebagai salah satu sifat rheologi fluida merupakan sifat fisik yang turut menentukan kualitas makanan yang berbentuk cair. Pengaruh suhu dan konsentrasi terhadap viskositas harus diketahui untuk memahami satuan operasi, seperti perpindahan panas dan evaporasi pemekatan makanan berbentuk cair. Berdasarkan data yang diperoleh, semakin besar perbandingan cairan jus jernih maka semakin besar densitas. Selain itu, semakin tinggi viscositas maka semakin tinggi kadar padatan. Viskositas zat Cair Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pernah lihat air khan ? air apa dulu gurumuda air sumur, air leding, air minum, air tawar, air putih ini mah jenisnya sama, cuma nama panggilannya berbeda maksud gurumuda adalah zat cair yang jenisnya berbeda misalnya sirup dan air. Sirup biasanya lebih kental dari air. Atau air susu, minyak goreng, oli, darah, dkk. Tambahin sendiri Tingkat kekentalan setiap zat cair tersebut berbeda-beda. , pada umumnya, zat cair tuh lebih kental dari zat gas. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida (fluida tuh zat yang dapat mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas jangan pake lupa ya). Istilah gaulnya, viskositas tuh gaya gesekan internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dkk. Dirimu bisa membuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut. perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata tuh fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dkk. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari

IKATAN MAHASISWA TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA MULTI IDOLA TRICIA 05111006036 sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku. Tujuannya sama, biar analisis kita menjadi lebih sederhana alias tidak beribet.

Anda mungkin juga menyukai