Anda di halaman 1dari 6

Nama NIM

: Nashinda S : K11108314

UJI KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH ANAK JALANAN KOTA MAKASSAR AKIBAT TERPAPAR EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR Muzakkir Baits Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia, Makassar

Masalah: Dalam penelitian ini,dapat kita lihat bahwa anak jalanan yang juga merupakan bagian kelompok profesi dari sekian banyak kelompok profesi lainnya beresiko tinggi akan terpaparnya timbal (Pb). Hal ini berkaitan dengan adanya interaksi merekan di lokasi udara ambient, yaitu jalan raya tempat mereka bekerja, yang telah tercemar partikulat timbal yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar bensin bertimbal. Timbal sendiri atau yang biasa kita kenal dengan timah hitam dengan symbol unsure kimia (Pb) adalah termasuk logam berat yang sangat berbahaya dan juga sangat berguna sebagai bahan aditif pada bensin, namun apabila terserap ke dalam sirkulasi darah, dapat menimbulkan penurunan tingkat kecerdasan (IQ) pada anak serta gangguan organ vital tubuh lainnya sampai pada kematian. Timbal memiliki sifat yang persisten dalam tubuh manusia yang bersifat neurotoksik dan karsinogenik, menganggu system saraf pusat, system fungsi ginjal, dan pertumbuhan tulang.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar timbal (Pb) dalam darah anakan jalanan Kota Makassar akibat terpapar emisi gas buang kendaraan bermotor.

Metode Penelitian: Dalam penelitian ini, lokasi pengambilan sampel adalah tempat-tempat yang diduaga kandungan timbal pada udara ambient sudah tinggi, yaitu persimpangan Jl. A.P.Pettarani-Jl.Urip Sumoharjo dan persimpangan Jl.Veteran-Jl.Masjid Raya. Penelitian ini dilaksanakan pada buulan September 2005. Untuk pengambilan dan pengukuran sampel darah anak jalanan yang berumur kurang dari 10 tahun dan bertempat tinggal di Kota Makassar. Sampel darah anak jalanan diambil secara acak sebanyak 12 orang dari dua lokasi penellititan. Untuk desain penelitian, metode yang digunakan adalah yang bersifat observasional dengan pendekatan deskriptif yang bermaksud untuk menggambarkan tingkat pemaparan timbal dalam darah anak jalanan Kota Makassar hubungannya dengan umur, masa kerja, lama terpapar, jarak rumah dari sumber polutan dan dibandingkan dengan standar pencemaran timbal daral darah yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO). Untuk metode pengolahan datanya, data primer diperoleh dari wawancara di lapangan dengan kuesioner dan kadar maksimum timbal dalam darah responden ditentukan denga bantuan alat Lead Care ( Blood Lead Testing System). Data kemudian diolah dengan program Statistical Package For Social Science (SPSS) melalui tiga tahap analisis, yaitu analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariate. Untuk pemeriksaan kadar timbal (Pb), sampel darah sebanyak 50l diambil dari pembuluh darah tepi pada jari telujuk dengan menggunakan mikropipet lalu dimasukkan ke

dalam botol yang berisi larutan HCL 0,1M (treatment reagent) dan dikocok perlahan-lahan sampai homogen, lalu dilakukan pengukuran dengan Lead Care dan akan terbaca nilai kadar timbal darah dalam satuan g/dl. Variablel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: a. Variabel pengaruh (independent variable) / variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterpaparan emisi gas buang kendaraan bermotor dilihat dari kelompok umur, masa kerja, lama terpapar, dan jarak rumah dari sumber polutan. b. Variabel terpengaruh (dependent variable) / variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar timbal dalam darah anak jalalan kota Makassar .

Hasil Penelitian: Pada analisis univariat, pada variable umur responden dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok umur dibawah 5 tahun (balita) sebanyak 2 orang (16,7%) dan kelompok umur 5 tahun ke atas (anak-anak) sebanyak 10 orang (83,3%) dengan jangkauan umur responden antara 4 sampai 8 tahun. Variable masa kerja responden terdiri dari dua kelompok, yaitu masa kerja kurang dari 1 tahun sebanyak 2 orang (16,7%) dan masa kerja lebih dari 1 tahun sebanyak 10 orang (83,3%). Adapun jangkauan masa kerja responden antara 1 bulan sampai dengan 6 tahun. Untuk variable lama terpapar atau durasi jam kerja setiap hari terdiri dari dua kelompok, yaitu bekerja selama 8 jam kebawah (< 8jam/hari) terdapat 4 orang (33,3%) dan bekerja di atas 8 jam (>8jam/hari) sebanyak 8 orang (66,7%) dengan jangkauan lama terpapar responden setiap hari antara 5jam sampai dengan 14 jam. Variable jarak rumah (tempat tinggal) responden dengan sumber polutan (jalan raya) terdiri dari dua kelompok, yaitu dekat (<200m) sebanyak 10 orang (83,3%) dan jauh (>200 m) sebanyak 2 orang (16,7%). Pada kadar timbal dalam darah responden

terdiri dari dua kategori, yaitu kategori terpapar apabila kadar timbal dalam darah responden lebih dari 9g/dl (>10 g/dl) sebanyak 11 orang (91,7%) dan terdapat 1 orang (8,3%) termasuk kategori normal, dimana kadar timbal dalam darah responden kurang dari 10 g/dl. Pada analisis bivariat untuk mencari korelasi antara variable bebas dan variable terikat meliputi uji Chi Square (X2) dan Fisher Exact Test serta perkiraan resiko relative dari variable bebas terhadap variable tergantung. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa hubungan umur dengan pemaparan timbal dalam darah terdapat hubungan yang signifikan diperoleh nilai p<0,05 (p=0,043). Pada table Risk estimate dapat dilihat variable umur akan memberikan pengaruh pada variable lainnya terhadap kasus pemapran timbal dalam darah responden. Sesuai nilai OD (Odds Ratio) dijelaskan bahwa umur >5 tahun memiliki resiko relative terpapar timbal 2.000 kali dibandingkan umur <5tahun pada taraf kepercayaan 95% dan interval 0,5000-7,997 dari pemaparan normal. Untuk hubungan masa kerja dengan tingkat pemaparan timbal dalam darah, yaitu nilai p<0,05 (p=0,043). Pada table risk estimate diperoleh nilai OD 2,000 pada taraf kepercayaan 95%. Untuk masa kerja >1tahun berpeluang 2 kali terpapar timbal dalam darah dari paparan masa kerja <1 tahun. Untuk hubungan variable lama terpapar dengan tingkat pemaparan timbal dalam darah tidak ada perbedaan signifikan antara responden yang bekerja >8 jam/hari dengan yang bekerja <8 jam/hari dengan nilai p>0,05 (p=0,157). Adapun tingkat keterkaitan anardua variable menunjukkan OR table risk estimate sebesar 1,333, artinya respomden yang bekerja lebih atau kurang dari 8 jam/hari berpeluang terpapar timbal 1,333 kali dari pemaparan normal. Untuk kategori hubungan jarak rumah dari sumber polutan dengan kadar timbal darah responden menunjukkan nilai p<0,05 (p=0,043) pada taraf kepercayaan 95% terdapat perbedaan yang signifikan persentase hubungan jarak rumah dari sumber polutan dengan tingkat pemaparan dalam darah dan sesuai table risk estimate dimana responden tinggal yang dekat dari sumber

polutan akan terpapar timbal dalam darahnya sebanyak 2,000 kali (95% Cl : 1,621-23,368) dibandingkan responden yang jarak rumahnya jauh dari sumber polutan. Pada analisis multivariate pada ketiga variable yang memenuhi (umur, masa kerja, dan jarak rumah dari sumber polutan) tanpa mengikutkan variable lama terpapar, maka hasilnya dapat dijelaskan bahwa variable umur, masa kerja, dan variable jarak rumah dari sumber polutan memenuhi kriteria yang signifikan rasio log-likelihood dengan nilai p wald< 0,05 (p wald ketiga variable adalah 0,000), sementara p value > 0,05 (p=0,076). Dengan demikian, ketiga variable mempunyai pengaruh yang sama terhadap kasus pemaparan timbal dalam darah responden. Demikian pula hasil uji interaksi tidak menunjukkan adanya interaksi umur, masa kerja, dan jarak rumah dari sumber polutan juga memberikan pengaruh yang sama terhadap kasus pemaparan timbal dalam darah responden tanpa adanya keterkaitan langsung dalam bentuk interkasi antara variable terhadap tingkat pemaparan timbal dalam darah.

Kesimpulan dan Saran: Kesimpulan Berdasarkan hasil uji kadar timbal (Pb) dalam darah anak jalanan Kota Makassar akibat terpapar emisi gas buang kendaraan bermotor, diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Kasus pemaparan timbal dalam darah kelompok masyarakat terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya cemaran partikulat timbal di udara ambient Kota Makassar. 2. Sebanyak 91,7% dari 12 responden anak jalanan yang diteliti terpapar timbal dalam darahnya. 3. Terdapat hubungan antara umur, masa kerja, dan jarak rumah dari sumber polutan terhadapt kejadian pemaparan timbal dalam darah anak jalanan. Dengan bertambahnya umur dan masa

kerja serta semakin dekatnya rumah dari sumber polutan akan meningkat pula kadar timbal dalam darah anak jalanan yang diteliti. 4. Lama terpapar tidak berhubungan langsung dengan peningkatan kadar timbal dalam darah anak jalanan, namun berhubungan langsung dengan umur dan masa kerja. Saran Setelah dilakukan penelitian uji kadar timbal (Pb) dalam darah anak jalanan Kota Makassar akibat terpapar emisi gas buang kendaraan bermotor ini, Peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan suatu upaya untuk mengurangi kuantitas sepeda motor dan sebaiknya digantikan dengan kendaraan yang memuat penumpang lebih banyak terangkut sehingga pemakaian sepeda motor berkurang. 2. Perlu diberlakukan pemeriksaan efisiensi proses pembakaran kendaraan bermotor secara berkala sebagai upaya pencegahan emisi yang lebih besar. 3. Perlu dilakukan upaya pengurangan kandungan timbal (Pb) pada bahan bakar. 4. Penegakan regulasi yang dibuat oleh pemerintah perihal jumlah kendaaran bagi pengguna jalan.

Anda mungkin juga menyukai