Anda di halaman 1dari 2

108CSR.

com - Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengingatkan bahwa program corporate sosial responsibility( CSR) harus dijadikan sebagai salah satu strategi bisnis perusahaan yang berkelanjutan dalam menuai kesuksesan bersama dengan komponen lainnya yang turut andil seperti masyarakat sekitar. Menurut dia, perusahaan yang ramah lingkungan, memiliki kepekaan sosial tinggi, dan memiliki imej positif akan lebih unggul dalam kompetisi bisnis. "Meningkatnya tuntutan para pihak terhadap praktik usaha yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan membuat perusahaan harus lebih bersikap proaktif untuk tetap mempertahankan daya saingnya," ujar Hatta di Jakarta, Selasa (27/9). Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tahun ini baru saja meluncurkan pedoman CSR bidang lingkungan bekerja sama dengan Center for Entrepreneurship, Change,and Third Sector (CECT) Universitas Trisakti. Dalam pedoman ini, kata Hatta, tertuang bahwa konsep CSR berkaitan dengan konsep pemberdayaan masyarakat atau community development (comdev) yang merupakan bagian penting dalam proses implementasi kegiatan CSR. "Comdev merupakan suatu proses yang dirancang untuk menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat melalui partisipasi aktif di mana pada akhirnya akan menumbuhkan prakarsa dan kemandirian masyarakat itu sendiri,"jelasnya. Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim KLH, Arief Yuwono mengungkapkan, sejak ikut menandatangani Protokol Montreal pada 1987 lalu yang dilanjutkan dengan ditetapkannya Keputusan Presiden No 23/1992 tentang Ratifikasi Konvensi Wina dan Protokol Montreal beserta AmendemenLondonsertapenetapan beberapa peraturan perundang-undangan terkait, Indonesia telah sukses menghentikan konsumsi BPO jenis chlorofluoro carbon (CFC),metil bromida,halon,carbon tetra chloride (CTC), dan methyl chloroform (TCA). Sementara itu, PT Bata Kuo Shin (BKS), salah satu pabrik batu bata terbesar yang menyuplai kebutuhan bahan utama bangunan di Jabodetabek, terus menggencarkan berbagai program CSR, termasuk di bidang lingkungan, seperti penghijauan. Memasuki dua triwulan terakhir 2011, perusahaan yang berlokasi di Desa Tamanmekar, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang,Jawa Barat itu meningkatkan cakupan target area penghijauan di sekitar pabriknya menjadi sekitar 3 hektar. Menurut Kepala Personalia BKS Tri Pujiatmoko, pihaknya juga terlibat dalam pembangunan Sekolah Dasar Negeri Taman Mekar dengan biaya sekitar Rp500 juta.

"Kami juga memberikan dana pembangunan dan stimulus usaha kepada 392 KK (kepala keluarga) secara rutin setiap triwulan.Semua ini adalah bentuk pertanggungjawaban sosial dan kepedulian kami kepada masyarakat di sekitar pabrik,"ujar Tri. PT BKS adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang berdiri tahun 2000.Dalam sehari, BKS mampu memproduksi 500.000 batu bata kualitas nomor satu dengan mesin dan peralatan modern dari awal hingga akhir produksi. Meski PMA, kata Tri, BKS sangat menjaga komitmen lingkungan, pendidikan, dan sosial terhadap kemasyarakatan di sekitar perusahaan. Bahkan, 90 persen dari sekitar 600 pegawainya adalah warga setempat. Salah satu konsultan PT BKS untuk bidang hukum, Eny Maryana menambahkan, iklim hubungan yang kondusif antara perusahaan dan masyarakat setempat yang didukung berbagai kegiatan pro-lingkungan membuat BKS tak sulit untuk mendapat perpanjangan izin dari KLH untuk lima tahun ke depan atas pemanfaatan bahan berbahaya dan beracun (B3). Pihaknya juga telah mengantongi hasil analisis dampak lingkungan (amdal) dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat. "Jadi kami clean. Pengelolaan limbah PT BKS sangat memadai dengan cerobong asap setinggi 90 meter, lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku, yakni 60 meter. Kami juga tak membuang limbah cair ke sungai," tegasnya. Eny menekankan, lokasi pabrik ke sungai cukup jauh. Limbah batu bara hanya dimanfaatkan sebagai campuran bahan batu bata dengan pembakaran di atas 1.000 derajat Celsius sehingga menetralisasi semua zat kimia berbahaya. Tidak ada celah bagi pihak lain untuk menuding ada pencemaran lingkungan oleh BKS, termasuk dari desa tetangga seperti Desa Tamansari. Abduloh, seorang warga Desa Tamansari yang lokasinya relatif jauh dengan Desa Tamanmekar di mana pabrik PT BKS berada,menyatakan bahwa isu adanya warga terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) tidak benar. "Di sini kan banyak perusahaan lain. Apalagi PT BKS jauh dari Desa Tamansari,"ungkapnya. (jek/sin)

Anda mungkin juga menyukai