4.1.
Hasil Penelitian Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh dari
data primer dan sekunder penelitian. Data primer penelitian adalah hasil kuisioner yang disebarkan kepada 199 orang. Data tersebut merupakan data pokok dimana analisisnya ditunjang oleh data-data sekunder yang analisisnya didapat dari hasil observasi di lapangan dan beberapa sumber pustaka untuk memperkuat dan memperdalam hasil analisis. Data yang diperoleh dari hasil kuisioner terdiri dari dua macam, yaitu data responden dan data penelitian. Data responden adalah seluruh identitas yang dipandang relevan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah skor yang diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaan atau pertanyaan mengenai variabel penelitian. Data-data responden yang diperoleh melalui kuisioner dianalisis secara deskriptif. Data lain yang diperoleh dari studi pustaka akan digunakan sebagai data sekunder untuk melengkapi dan mendukung data primer.
4.1.1
Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden No. 1 2 Umur 9-10 11-12 Jumlah 120 79 % 60.30 39.69
Dari tabel 4.1 menunjukan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur, hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden sebanyak 120 orang (60,30%) berumur 9 10 tahun, dan sisanya sebanyak 79 orang berumur 9 10 tahun sebesar (40%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Mendapatkan Informasi Tentang Pubertas No. 1 2 Mendapatkan Informasi Ya Tidak Jumlah 144 55 % 72.36 27.63
Dari
tabel
4.2
menunjukkan
bahwa
karakteristik
responden
berdasarkan mendapatkan informasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 144 orang (72.36 %) menjawab Ya, dan sebanyak 55 orang (27.63 %) menjawab Tidak.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Memperoleh Informasi Tentang Pubertas No. 1 2 3 4 Memperoleh Informasi Guru Baca buku Media elektronik Keluarga Jumlah 53 58 6 27 % 36.80 40.27 4.16 18.75
Dari
tabel
4.3
menunjukkan
bahwa
karakteristik
responden
berdasarkan memperoleh informasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 53 orang (36.80 %) diperoleh dari guru, sebanyak 58 orang (40.27 %) diperoleh dengan membaca buku, sebanyak 6 orang (4.16 %) diperoleh dari media elektronik, dan sebanyak 27 orang (18.75 %) diperoleh dari keluarga.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Mendapatkan Menstruasi No. 1 2 Mendapatkan Menstruasi Sudah Belum Jumlah 50 149 % 25.12 74.87
Dari
tabel
4.4
menunjukkan
bahwa
karakteristik
responden
sebanyak 50 orang (25.12 %) sudah mendapatkan menstruasi, dan sebanyak 149 orang (74.87 %) belum mendapatkan menstruasi.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Mendapatkan Menstruasi No. Umur Mendapatkan Menstruasi 9 tahun 10 tahun 11 tahun Jumlah %
1 2 3
5 25 20
10 50 40
Dari
tabel
4.5
menunjukkan
bahwa
karakteristik
responden
berdasarkan umur mendapatkan menstruasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 5 orang (10 %) mendapatkan menstruasi pada umur 9 tahun, sebanyak 25 orang (50 %) pada usia 10 tahun, dan sebanyak 20 orang (40 %) pada umur 11 tahun.
4.2 Pengetahuan dan Sikap Remaja Usia 9-12 Tahun Tentang Pubertas 4.2.1 Pengetahuan Remaja Usia 9-12 Tahun Tentang Pubertas Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja
Usia 9-12 Tahun Tentang Pubertas Di SDN Banjarsari No. 1 2 3 kategori Baik Cukup Kurang Jumlah (f) 62 93 44 % 31.15 46.73 22.11
Total
199
100
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa kelas IV yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 15 orang (32.60 %), pengetahuan cukup sebanyak 22 orang (47.82 %), dan pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (19.56 %). Kelas V yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 27 orang (35.52 %), pengetahuan cukup sebanyak 31 orang (40.78 %), dan pengetahuan kurang sebanyak 18 orang (23.68 %). Kelas VI yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 20 orang (25.97 %), pengetahuan cukup sebanyak 40 orang (51.94 %), dan pengetahuan kurang sebanyak 17 orang (22.07 %).
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa sebagian siswi yang mempunyai sikap favorable sebanyak 95 orang (47.74 %), sedangkan sebagian besar mempunyai sikap unfavorable sebanyak 104 orang (52.26 %).
4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengetahuan Remaja Usia 9-12 Tahun Tentang Pubertas Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan remaja usia 9-12 tahun tentang pubertas, diketahui bahwa Pengetahuan remaja usia 9-12 tahun tentang pubertas, 44
orang (22.11 %) mempunyai pengetahuan kurang, 93 orang (46.73 %) mempunyai pengetahuan yang cukup, dan sebanyak 62 orang (31.15 %) mempunyai pengetahuan yang baik.
Tingkat pengetahuan adalah kemampuan peserta didik untuk menghayati dan memperdalam perhatian terhadap sesuatu hal, misalnya bagaimana memecahkan masalah konsep-konsep yang baru (Notoatmodjo, 2007). Tingkat pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, sosial ekonomi dan kepribadian seseorang (Soekanto, 2002). Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka informasi tentang pubertas bisa dengan mudah didapat. Pengalaman juga mempengaruhi pengetahuan seseorang, sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan orang tersebut. Selain itu tingkat sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap pengetahuan misalnya mereka yang tingkat ekonomi menengah ke atas maka
akan dengan mudah memperoleh informasi dibanding dengan mereka yang tingkat ekonomi rendah. Cara pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan dua cara langsung dan tidak langsung. Secara langsung bisa dengan wawancara dan secara tidak langsung biasa menggunakan kuesioner. Dari hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang pubertas. Hal ini dikarenakan dengan banyaknya jumlah siswi yang telah mendapatkan informasi mengenai pubertas dari keluarga, media elektronik, guru, dan sudah terdapat pada kurikulum pembelajaran responden khususnya siswi kelas VI yaitu dalam mata pelajaran biologi tentang perkembangan manusia. Berdasarkan hasil analisis data distribudi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan kelas. diketahui bahwa kelas IV yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 15 orang (32.60 %), pengetahuan cukup sebanyak 22 orang (47.82 %), dan pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (19.56 %). Kelas V yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 27 orang (35.52 %), pengetahuan cukup sebanyak 31 orang (40.78 %), dan pengetahuan kurang sebanyak 18 orang (23.68 %). Kelas VI yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 20
orang (25.97 %), pengetahuan cukup sebanyak 40 orang (51.94 %), dan pengetahuan kurang sebanyak 17 orang (22.07 %). Hasil ini juga tidak sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoadmojo (2007), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah usia, yaitu pada kelompok usia yang lebih tua akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok usia yang muda.
Dari hasil analisis didapat bahwa sebagian siswi yang mempunyai sikap favorable sebanyak 95 orang (47.74 %), sedangkan sebagian besar mempunyai sikap unfavorable sebanyak 104 orang (52.26 %).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmojo, 2003). Sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objekobjek psikologis (Azwar S, 2005). Sikap juga dapat diartikan sebagai kecenderungan yang relatif stabil, dimiliki seseorang dalam bereaksi (baik reaksi positif maupun negatif) terhadap dirinya sendiri, orang lain, benda, situasi atau kondisi sekitarnya (Mappiare, 1999). Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersifat negatif (Azwar S, 2005). Sikap positif remaja dalam menghadapi perubahan fisik ditunjukkan dengan mempergunakan dan melindungi tubuh sendiri secara efektif disertai dengan rasa kepuasan personal, percaya diri (Mappiare, 1999). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pengetahuan, semakin tinggi pengetahuan akan semakin baik sikap yang ditunjukkan orang tersebut, sebaliknya bila
pengetahuan rendah maka terbentuk sikap yang negatif. Pengetahuan dapat terbentuk dari pengalaman pribadi, maka pengalaman pribadi juga salah satu faktor terbentuknya sikap. Selain pengetahuan dan pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan, lembaga pendidikan dan lembaga agama, media masa dan faktor emosional juga merupakan faktor terbentuknya sikap baik sikap positif maupun negatif. Tetapi dalam penelitian ini, faktor pengaruh sikap yang diteliti adalah faktor pengetahuan. Hasil analisis distribusi frekuensi berdasarkan sikap, hasil ini tidak sesuai dengan faktor yang mempengaruhi sikap yaitu tingkat pengetahuan yang baik maka sikap ynag ditunjukkan akan baik pula. Sebagian besar mempunyai sikap unfavorable sebanyak
104 orang (52.26 %), mereka tidak pernah menyadari dengan perubahan fisik maupun psikologis yang sedang terjadi dalam dirinya. Permasalahannya adalah mereka dapat membentuk sikap negatif dalam menghadapi perubahan fisik ditunjukkan dengan tidak
percaya diri, raguragu dalam mengambil tindakan, takut dan cemas (Suryobroto,2000).