Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

Bagi bangsa Indonesia Pancasila merupakan Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa yang mengandung nilai-nilai fundamental, nilai essensial, substansial, menyeluruh dan mendalam, yang pada akhirnya dijadikan Dasar, Tujuan, dan Cara untuk mewujudkan Tujuan Nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945; Oleh karena itu kita sebagai bangsa yang ingin Maju dan Berdiri Kokoh harus mentaati dan melaksanakan Pancasila secara Konekuen dan Konisten. Setiap warga negara Indonesia sudah seharusnya memiliki pola pikir, sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan menempatkan Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka setiap warga negara Indonesia diberikan kebebasan untuk memilih dan menentukan sikap dalam memeluk salah satu agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia. Dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan sifat ideologi Pancasila yang terbuka, maka sikap dan perilaku kita harus senantiasa mendudukkan manusia lain sebagai mitra sesuai dengan harkat dan martabatnya. Hak dan kewajibannya dihormati secara beradab. Dengan demikian tidak akan terjadi penindasan atau pemerasan. Segala aktivitas bersama berlangsung dalam keseimbangan, kesetaraan dan kerelaan.

BAB II PEMBAHASAN A. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka 1. Pengertian dan Rumusan Ideologi Pancasila Istilah ideologi pertama kali diintrodusir oleh A. Destult de Tracy (1836). Ideologi bagian dari filsafat, yaitu ilmu tentang cita-cita, gagasan atau buah pikiran. Menurut asal katanya, istilah ideologi berasal dari kata Idea / Idein artinya gagasan, cita-cita, dan Logos/Logia artinya kata, ilmu, ajaran atau gagasan. 2. Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli Dr. Alfian Ideologi adalah pandangan hidup atau filsafat yang berisi serangkaian nilai-nilai atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh mendalam yang dimiliki suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan pandangan hidup mereka. As. Hornby Ideologi merupkan seperangkat gagasan ynag membentuk landasan teori ekonomi dan politik yang dipegang seseorng atau sekolompok orang. Soejono Soemargono Ideologi sebagi kumpulan gagasan, ide, keyakinan, serta kepercayaan menyeluruh dan sistematik yang menyagkut :

Bidang politik Bidang social Bidang kebudayaan dan

Bidang agama Istilah pancasila telah dikenal sejak zaman Majapahit abad XIV, yaitu

terdapat dalam buku Negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Panca berarti Lima dan sila berarti berbatu sendi, alas, dasar. Jadi Pancasila berarti Lima sendi atau alas ataupun dasar. Juga berarti Pelaksanaan kesusilaan yang lima, yaitu :

Tidak melakukan kekerasan Tidak mencuri Tidak berjiwa dengki Tidak berbohong Tidak mabok atau minuman keras Bagi suatu bangsa dan Negara, ideologi adalah wawasan, pandangan hidup

atau falsafah kebangsaan dan kedengarannya. Oleh karena itu ideologi mereka menjawab secara meyakinkan pertanyaan mengapa dan untuk apa mereka menjadi suatu bangsa dan mendirikan Negara. Dengan demikian, maka ideologi akan menjadi landasan dan sekaligus tujuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari rumusan tersebut diatas, dapatlah dikatakan bahwa ideologi mempunyai fungsi:

Menjadi tujuan dan cita-cita yang hendak dicapai bersama oleh suatu masyarakat atau Negara. Dengan demikian, maka ideologi menjadi pedoman dalam membuat keputusan politik dan menjadi patokan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan keputusan politik.

Sebagai pemersatu masyarakat, dan karenanya menjadi prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat atau Negara.

Dari fungsi ideologi tersebut, kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa ideologi sangat penting bagi suatu bangsa:

Pertama bahwa ideologi akan menjadi pedoman yang membimbing suatu Kedua akan dapat menyatukan masyarakat, apalagi bangsa kita yang

bangsa dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan hidupnya.

beranekaragam dan majemuk. Istilah Pancasila yang telah lama dikenal bangsa Indonesia, kemudian diperkenalkan kembali oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, yang kemudian menjadi popular dalam kehidupan bangsa Indonesia. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945. PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) menetapkan dan mengesahkan Pancasila (Lima Dasar Negara) yang rumusnya terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang disyahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Tujuan bangsa Indonesia merumuskan Pancasila adalah untuk dijadikan sebagai Dasar Negara dan juga merupakan Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Dari kedua pengertian dasar ini, fungsi Pancasila berkembang menjadi sangat luas apalagi kedudukannya sebagai pedoman untuk mengatur penyelenggaraan Negara dan kehidupan bangsa Indonesia.

B. Sikap Positif Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka Sikap positif warga Negara terhadap nilai-nilai Pancasila terlihat dalam sejarah perjuangan bangsa dan Negara Republik Indonesia. Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 telah terbukti bahwa Pancasila yang merupakan ideology, pandangan hidup bangsa, dan dasar Negara Kesatuan RI benar-benar sesuai dengan kepribadian bangsa dan jiwa bangsa Indonesia serta merupakan sarana untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh bangsa dan Negara Indonesia. Pertama, Pancasila hanya akan berkembang kalau segenap komponen masyarakat bersedia bersikap proaktif, terus-menerus melakukan reinterpretasi 4

(penafsiran ulang) terhadap Pancasila dalam suasana dialog kritis konstruktif. Bila masyarakat bersikap pasif, Pancasila akan makin kehilangan relevansinya. Atau, bias pula Pancasila berubah menjadi ideology tertutup, karena penafsirannya didominasi oleh penguasa atau kelompok masyarakat tertentu. Kedua, karena terbuka untuk ditafsirkan oleh siapa saja, bisa terjadi Pancasila semata-mata ditafsirkan sesuai dengan kepentingan si penafsir. Sikap positif itu terutama adalah kesediaan segenap komponen masyarakat untuk aktif mengungkapkan pemahamannya mengenai Pancasila. Sikap positif lain adalah kesediaan segenap komponen bangsa menjadikan nilai-nilai Pancasila makin tampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehari-hari. Sikap positif yang paling dibutuhkan untuk menjadikan Pancasila sebagai ideology terbuka yang berwibawa adalah terus menerus secara konsisten berjuang memperkecil kesenjangan antara ideal-ideal Pancasila dengan kenyataan kehidupan berbangsa sehari-hari. Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara menggunakan berbagai jalur dan penciptaan suasana yang menunjang, perlu dimasyarakatkan dan dibudayakan dengan cara antara lain sebagai berikut. 1. Jalur Pendidikan Pasal 6 ayat (1) menyatakan Setiap warga Negara yang berusia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. a. Pendidikan Informal Pemerintah berusaha meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan system pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan secara mandiri. Setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar

nasional pendidikan, yang PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama bagi semua anak. Keluarga harus menjadi wadah pembentukan insane Pancasila dan sekaligus menjadi pangkal pembentukan masyarakat Pancasila. b. Pendidikan Formal Pemerintah harus mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia, menuju terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti. Pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Terciptanya suasana belajar yang didasari oleh nilai luhur Pancasila sangat diperlukan di sekolah. Di sekolah terjalin hubungan yang harmonis dan penuh rasa kekeluargaan antara guru, karyawan dan siswa. c. Pendidikan Nonformal Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan serta berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. 2. Jalur Media Massa Media massa dapat dijadikan wahana bagi pendidikan Pancasila yang demokrasi, baik media modern seperti pers, radio, televise, dan internet maupun media tradisional, seperti aneka macam kesenian rakyat, wayang, ludruk, ketoprak,

dan dolanan anak-anak. Penampilan media massa diarahkan untuk membawa misi permasyarakatan dan pancasila sebagai dasar Negara dan nilai-nilai demokrasi. Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, peranan pers nasional adalah a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokratis, mendorong terwujudnya supremasi hokum dan hak asasi manusia, serta menghormati kebhinekaan; c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar; d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum; e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran. 3. Jalur Organisasi Politik, Organisasi Sosial Kemasyarakatan, dan Pranata Sosial Khusus bagi partai politik seperti dalam pasal 6 Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 tentang Partai Politik, ditegaskan tujuan partai politik adalah : a. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 b. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan RI; c. Mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Fungsi partai politik antara lain adalah mendidik politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi warga Negara Republik Indonesia yang sadar akan

hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu, partai politik juga berfungsi sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan masyarakat. BAB III KESIMPULAN Ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakatnya sendiri. Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan perkembangan zaman dan adanya dinamika secara internal. Sumber semangat ideologi terbuka itu sebenarnya terdapat dalam Penjelasan Umum UUD 1945, yang menyatakan, terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang yang lebih mudah cara membuatnya, mengubahnya dan mencabutnya. Pancasila sebagai ideologi terbuka karena dapat berinteraksi dengan

perkembangan zaman dan adanya dinamika secara intenal. Perwujudan etos nasional kita dalam bentuk perumusan formal yang sistematik mengahasilkan ideologi , khususnya d zaman modern ini. Berkenaan dengan bangsa kita Pancasila dapat dipandang sebagai perwujudan etos nasional kita dalam bentuk perumusan formal itu, sehingga sudah sangat lazim dan semestinya bahwa Pancasila disebut sebagai ideologi nasional.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/59859981/34/D-SIKAP-POSITIF-TERHADAPPANCASILA-SEBAGAI-IDEOLOGI-TERBUKA http://www.scribd.com/doc/21380704/Sikap-Positif-Terhadap-Pancasila-SebagaiIdeologi-Terbuka-2 http://kulimijit.blogspot.com/2009/07/sikap-positif-terhadap-pancasila.html

Anda mungkin juga menyukai