Anda di halaman 1dari 48

TUGAS TEKNIK PELABUHAN

OLEH :
NUR KUMALA IDA AYU MITA YONI KADEK DYAH MIRA LESTARI 0904105061 0904105071 0904105081

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 5 OKTOBER 2011

TEKNIK PELABUHAN
BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan atau maritim. Oleh karena itu, pelayaran merupakan sektor penting bagi kehidupan sosial, ekonomi, pemerintahan, pertahanan/keamanan, budaya dan sebagainya. Kegiatan pelayaran meliputi bidang yang sangat luas antara lain angkutan penumpang dan barang, penjagaan pantai, hidrografi, pariwisata, olah raga danlain sebagainya. Secara garis besar, kegiatan pelayaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pelayaran niaga dan pelayaran bukan niaga. Pelayaran niaga adalah usaha pengangkutan barang terutama barang dagangan melalui laut antar tempat/pelabuhan. Pelayaran bukan niaga meliputi pelayaran kapal patroli, survey kelautan dan sebagainya. Kapal sebagai sarana pelayaran mempunyai peran penting dalam sistem angkutan laut. Hampir semua barang impor, ekspor dan muatan dalam jumlah sangat besar diangkut dengan kapal laut. Kapal mempuyai kapasitas yang jauh lebih besar daripada sarana angkutan lainnya. Pengangkutan minyak yang mencapai puluhan bahkan ratusan ribu ton, misalnya, apabila harus diangkut dengan truk tangki diperlukan ratusan kendaraan. Untuk muatan dalam jumlah besar, angkutan dengan kapal akan memerlukan waktu lebih singkat, tenaga kerja lebih sedikit, dan biaya lebih murah. Untuk mendukung sarana angkutan laut tersebut diperlukan prasarana yang berupa pelabuhan. Pelabuhan merupakan tempat pemberhentian (terminal) kapal setelah melakukan pelayaran, serta sebagai tempat untuk melakukan kegiatan menaik-turunkan penumpang, bongkar-muat barang, pengisian bahan bakar dan air tawar, reparasi, pengadaan perbekalan, dan lain sebagainya. Pelabuhan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pemecah gelombang, dermaga, peralatantambatan, peralatan bongkar-muat barang, gudang, halaman untuk menimbunbarang, perkantoran baik untuk pengelola pelabuhan maupun untuk maskapaipelayaran, ruang tunggu bagi penumpang, perlengkapan pengisian bahan bakardan penyediaan air bersih, dan lain sebagainya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memerlukan sektor pelabuhan yang berkembang dengan baik dan dikelola secara efisien. Daya saing 1

TEKNIK PELABUHAN
produsen baik dalam pasar nasional maupun internasional, efisiensi distribusi internal dan yang lebih umum, kepaduan dan integritas ekonomi nasional sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor pelabuhan. Meskipun pelabuhan nyata-nyata memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian nasional, Indonesia tidak memiliki sistem pelabuhan dengan kinerja yang baik menurut sudut pandang para penggunanya. Keseluruhan sistem pelabuhan sangat tidak efisien dan sangat memerlukan peningkatan. Maka daripada itu, teknik pelabuhan sangat penting untuk dipelajari dan dipahami mengingat peran pelabuhan sangat signifikan bagi perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Makalah ini menyajikan informasi tentang pelabuhan secara umum seperti definisi, fasilitas, klasifikasi, perkembangan pelabuhan, pengaturan dan juga pembiayaan dari suatu pelabuhan.

TEKNIK PELABUHAN

BAB II ISI 2.1 Pengertian Pelabuhan 2.1.1 Definisi Pelabuhan Kata Pelabuhan dapat diartikan dalam dua istilah, yaitu Bandar dan Pelabuhan. 1. Bandar ( harbour ), Bandar adalah suatu fasilitas di daerah per-air-an (estuari atau muara sungai, teluk) dengan kedalaman air yang memadai dan terlindung dari gempuran gelombang, angin dan arus untuk berlabuh, bertambat maupun tempat singgah kapal untuk mengisi bahan bakar, reparasi dan sebagainya. 2. Pelabuhan ( port ) Pelabuhan adalah suatu daerah per-air-an (di samudera, estuari/muara sungai, dan teluk) dengan kedalaman yang memadai dan terlindung dari gempuran gelombang, angin dan arus, serta dilengkapi dengan fasilitas terminal laut dan darat. Dalam Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. Pengertian secara umum, pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga disediakan oleh pihak 3

TEKNIK PELABUHAN
pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Ditinjau dari sub sistem angkutan (transport), maka pelabuhan adalah salah satu simpul dari mata rantai kelancaran angkutan muatan laut dan darat. Jadi secara umum pelabuhan adalah suatu daaerah perairan yang terlindung terhadap badai/ombak/arus, sehingga kapal dapat berputar (turning basin), bersandar/membuang sauh, sedemikian rupa sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan; guna mendukung fungsifungsi tersebut dibangun dermaga (piers or wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju pelabuhan selanjutnya dapat dilaksanakan. 2.1.2 Arti Penting Pelabuhan Arti penting Pelabuhan bagi suatu daerah atau negara dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu : a. dari aspek transportasi b. dari aspek pelayanan c. dari aspek Hinterland Connection 2.1.2.1 Dari aspek transportasi Pelabuhan sebagai : interface atau titik temu antara moda transportasi laut dan moda transportasi darat gateway atau pintu gerbang utama untuk arus keluar masuknya barang perdagangan dari atau ke daerah belakang pelabuhan (hinterland) yang bersangkutan, industry estate atau industri estat untuk pengembangan industri di daerah pelabuhan yang berorientasi ekspor. 2.1.2.2 Dari aspek pelayanan Pelabuhan akan melayani, antara lain :

TEKNIK PELABUHAN
kebutuhan perdagangan terutama perdagangan internasional dari daerah belakang pelabuhan tersebut, membantu berjalannya roda perdagangan dan pengembangan industri nasional, menampung pangsa pasar yang semakin meningkat guna melayani perdagangan internasional baik transhipment maupun transit traff, menyediakan fasilitas transit untuk tujuan daerah belakang atau daerah/negara tetangga, menyediakan fasilitas pengembangan industri di sekitar Pelabuhan bagi industri yang berorientasi eksport. 2.1.2.3 Dari aspek Hinterland Connection Antara Pelabuhan dan hinterland terjadi hubungan yang saling mempengaruhi dan saling ketergantungan. Pelabuhan tidak akan ada artinya bila tidak didukung oleh hinterland yang berpotensi untuk berkembang Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, hinterland connection berarti semua fasilitas yang memungkinkan terlaksananya hubungan antara pelabuhan dengan seluruh lokasi industri, pertanian dan perdagangan dalam arti luas yang berada di hinterland di mana pelabuhan tersebut berada.

TEKNIK PELABUHAN

Gambar 2.1 Pelabuhan Tanjung dengan Hinterland Connection 2.2 Fasilitas-Fasilitas Pelabuhan Fasilitas pelabuhan pada dasarnya dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. Pembagian ini dibuat berdasarkan kepentingannya terhadap kegiatan pelabuhan itu sendiri. 2.2.1 Fasilitas Pokok Pelabuhan Fasilitas Pokok Pelabuhan terdiri dari alur pelayaran (sebagai jalan kapal sehingga dapat memasuki daerah pelabuhan dengan aman dan lancar), penahan gelombang (breakwater untuk melindungi daerah pedalaman pelabuhan dari gelombang, terbuat dari batu alam, batu buatan dan dinding tegak), kolam pelabuhan (berupa perairan untuk bersandarnya kapal-kapal yang berada di pelabuhan) dan dermaga (sarana dimana kapal-kapal bersandar untuk memuat dan menurunkan barang atau untuk mengangkut dan menurunkan penumpang).

TEKNIK PELABUHAN
2.2.2 Fasilitas Penunjang Pelabuhan Fasilitas penunjang pelabuhan terdiri dari gudang, lapangan penumpukan, terminal dan jalan. 1. Gudang Gudang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan barangbarang yang berasal dari kapal atau yang akan dimuat ke kapal. Gudang dibedakan berdasarkan: a. Jenis (lini-I, untuk penumpukan sementara dan lini-II sebagai tempat untuk melaksanakan konsolidasi/distribusi barang, verlengstuk bangunan dalam lini-II, namun statusnya lini-I, enterpot bangunan diluar pelabuhan, namun statusnya sebagai lini-I), b. Penggunaan (gudang umum, gudang khusus untuk menyimpan barang-barang berbahaya, gudang CFS untuk stuffing/stripping). 2. Lapangan Penumpukan Lapangan penumpukan adalah lapangan di dekat dermaga yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang tahan terhadap cuaca untuk dimuat atau setelah dibongkar dari kapal. 3. Terminal Terminal adalah lokasi khusus yang diperuntukan sebagai tempat kegiatan pelayanan bongkar/muat barang atau petikemas dan atau kegiatan naik/turun penumpang di dalam pelabuhan. Jenis terminal meliputi terminal petikemas, terminal penumpang dan terminal konvensional. 4. Jalan Jalan yang dimaksud adalah suatu lintasan yang dapat dilalui oleh kendaraan maupun pejalan kaki, yang menghubungkan antara terminal/lokasi yang lain, dimana fungsi utamanya adalah memperlancar perpindahan kendaraan di pelabuhan.

TEKNIK PELABUHAN
2.3 Klasifikasi Pelabuhan Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari sudut tinjauannya, yaitu dari : 2.3.1 Ditinjau dari segi penyelenggaraannya Pelabuhan Umum Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah danpelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yangdidirikan untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang untuk mengelola pelabuhan umum diusahakan. Keempat badan usaha tersebut dalah : PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di Medan, Pelabuhan Indonesia II berkedudukan di Jakarta, Pelabuhan Indonesia III berkedudukan di Surabaya dan Pelabuhan Indonesia IV berkedudukan di Ujung Pandang. Pelabuhan Khusus Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi perusahaan tersebut. Sebagai contoh adalah pelabuhan LNG Arun di Aceh yang digunakan untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah atau negara lain. Pelabuhan pabrik alumunium Asahan di Kuala Tanjung Sumatra Utara digunakan untuk melayani import bahan baku bauksit dan exort alumunium ke daerah/negara lain. 2.3.2 Ditinjau dari segi kegunaannya Pelabuhan Ikan Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan 8

TEKNIK PELABUHAN
tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan relatif masih sederhana yang dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu kecil. Jenis kapal ikan ini bervariasi, dari yang sederhana berupa jukung sampai kapal motor. Jukung adalah perahu yangdibuat dari kayu dengan lebar sekitar 1 meter dan panjang 6 7 meter. Perahu ini dapat menggunakan layar atau motor tempel, dan bisa langsung mendarat di pantai.Kapal yang lebih besar terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,0 2,5 m dan panjang 8 12 meter, digerakkan oleh motor. Kapal Ex-Trawl mempunyai lebar 4,0 5,5 m dan panjang 16-19 meter digerakkan oleh motor. Ada pula kapal lebih besar dengan panjang mencapai 30-40 meter. Pelabuhan ikan dibuat di sekitar daerah perkampungan nelayan. Pelabuhan ini harus dilengkapi dengan pasar lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar, dan juga tempat cukup luas untuk perawatan alat alat penangkap ikan. Pelabuhan ikan Cilacap berada di Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke Samudera Indonesia dengan gelombang cukup besar. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan dalam yang dibuat dengan mengeruk daerah daratan untuk digunakan sebagai perairan pelabuhan. Dengan membuat kolam pelabuhan di daerah darat, akan dapat mengurangi panjang pemecah gelombang. Tetapi, dengan demikian dibutuhkan pengerukan yang lebih besar. Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan batu dengan lapis pelindung dari tetrapod. Biaya pembuatan pemecah gelombang dilaut dengan gelombang sangat besar akan mahal. Pemecah gelombang ini hanya berfungsi untuk melindungi mulut pelabuhan (bukan perairan pelabuhan) sehingga bisa lebih pendek dan murah. Pelabuhan ini direncanakan dapat menampung 250 kapal dengan ukuran kapal maksimum 40 GRT, dengan dimensi panjang 30 meter, lebar 5 meter dan draft maksimum 2,3 m. Produksi ikan yangdiharapkan adalah 36 ton/hari. Fasilitas-fasilitas yang ada pada pelabuhan ini adalah kantor pelabuhan, kantor syahbandar, pemecah gelombang, dermaga (pier/jetty), tempat pelelangan ikan, penyedian air tawar, persediaan bahan bakar minyak, 9

TEKNIK PELABUHAN
pabrik es, tempat pelayanan/reparasi kapal (spilway), rambu suar, tempatpenjemuran ikan dan perawatan jala. Pelabuhan Barang Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada di pantai atau estuari dari sungai besar. Daerah perairan pelabuhan harus cuku tenang sehingga memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk keperluan transport hasil produksinya seperti baja, alumunium, pupuk, batu bara, minyak dan sebagainya. Sebagai contoh, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara adalah pelabuhan milik pabrik alumunium Asahan. Pabrik pupuk Asean dan Iskandar Muda juga mempunyai pelabuhan sendiri. Pelabuhan minyak Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan pipa-pipa dan pompa-pompa. Pipa-pipa penyalur diletakkan di bawah jembatan agar lalu lintas di atas jembatan tidak terganggu. tetapi pada tempat-tempat di dekat kapal yang merapat, pipa-pipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan penyambungan pipa-pipa. Biasanya, di jembatan tersebut juga ditempatkan pipa uap untuk memebersihkan tangki kapal dan pipa air untuk suplai air tawar. Karena jembatan tidak panjang, maka pada ujung kapal harus diadakan penambatan dengan bolder atau pelampung pengikat agar kapal tdak bergerak. Perkembangan ukuran kapal tangker yang cukup pesat mempunyai konsekuensi draft kapal melampaui kedalaman air pelabuhan sehingga kapal tidak bisa berlabuh. Untuk itu kapal tangker membuang 10

TEKNIK PELABUHAN
sauh di laut dalam dan mengeluarkan minyak dengan menggunakan pipa bawah laut, atau memindahkan minyak ke kapal yang lebih kecil dan mengangkutnya ke pelabuhan. Pelabuhan Penumpang Pelabuhan penumpang tidak banyak berbeda dengan pelabuhan barang. Pada pelabuhan barang di belakang dermaga terdapat gudang-gudang, sedang untuk pelabuhan penumpang dibangun stasiun penumpang yang melayani segala kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan orang yang bepergian, seperti kantor imigrasi, duane, keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dansebagainya. Barang-barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang barang tidak perlu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang dan barang, sebaiknya jalan masuk/keluar dipisahkan. Penumpang melalui lantai atas dengan menggunakan jembatan langsung ke kapal, sedang barang-barang melalui dermaga. Pelabuhan Campuran Pada umumnya percampuran pemakaian ini terbatas untuk penumpang dan barang, sedangkan untuk keperluan minyak dan ikan biasanya tetap terpisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf perkembangan, keperluan untuk bongkar muat minyak juga menggunakan dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang. Pada dermaga dan jembatan juga diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak. Pelabuhan Militer Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah. Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang, hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barang letak/kegunaan bangunan harus seefisien

11

TEKNIK PELABUHAN
mungkin, sedang pada pelabuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan. 2.3.3 Ditinjau dari segi geografisnya Pelabuhan Alam Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk, estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil. Pelabuhan cilacap yang terletak di selat antara daratan Cilacap dan Pulau Nusa Kambangan merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah perairannya terlindung dari pengaruh gelombang yaitu oleh pulau Nusa Kambangan. Contoh dari pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak, New York, San Fransisco, London, dsb yang terletak di muara sungai (estuari). Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung dibuang ke laut. Dengan demikian di estuari terjadi penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada waktu surut, air tersebut akan keluar ke laut. Karena volume air yang dikeluarkan sangat besar, maka kecepatan aliran cukup besar yang dapat mengerosi endapan di dasar sungai. Lama periode air pasang dan surut tergantung pada tipe pasang surut. Untuk pasang surut tipe diurne periode air pasang dan surut masing-masing adalah sekitar 12 jam. Sedang tipe semi diurne periode adalah 6 jam. Karena adanya pasang surut tersebut maka kedalaman air di estuari cukup besar, baik pada waktu air pasang maupun surut, sehingga memungkinkan kapal-kapal untuk masuk kedaerah perairan tersebut. Di estuari ini tidak dipengaruhi oleh gelombang, tetapi pengaruh arus dan sedimentasi cukup besar. Pelabuhan Buatan Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruhgelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang 12

TEKNIK PELABUHAN
(breakwater). Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya dihubungkan oleh suatu celah atau mulut pelabuhan untuk keluar masuknya kapal. Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat. Bagunan ini dibuat mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang yang menjalar kepantai terhalang oleh banguan tersebut. Contoh dari pelabuhan ini adalah pelabuhan Tanjung priok, Tanjung Mas dsb. Pelabuhan Semi Alam Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya padaalur masuk. Pelabuhan bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini. Pelabuhan bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk kolam pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk saluran sebagai jalan masuk/keluar kapal. Contoh lainnya adalah muara sungai yang kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan masuknya transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai, yang dapat menyebabkan terjadinya pendangkalan. 2.4 Sejarah Perkembangan Pelabuhan Dari penemuan-penemuan Archaeologists (hasil survey, penggalianpenggalian dan berdasarkan pada dokumen-dokumen tua) maka dapat diketahui bahwa sejarah dari perkembangan pelabuhan pada hakekatnya sudah mulai pada waktu Kekaisaran Romawi, sekitar tahun 3500 SM. Bangunan-bangunan pelabuhan tersebut banyak dijumpai di lautan Tengah dan lautan Merah Teluk Persia. Dari hasil penemuan-penemuan tersebut telah membuktikan kepada kita bahwa teknik pembuatan pelabuhan sudah cukup maju dan sudah direncanakan dengan baik sehingga sampai sekarangpun banyak dipakai dalam perencanaan dan desain konstruksi pelabuhan seperti dalam menentukan letak bangunan penangkis gelombang yang efisien dan efektif.

13

TEKNIK PELABUHAN
Tapi oleh karena banyak sebab seperti jatuhnya kekaisaran Romawi, bencana alam (gempa bumi,banjir,dan sebagainya). Kurangnya perawatan akibatnya banyak bangunan-bangunan pelabuhan yang hancur atau lenyap. Mulai abad ke XVIII, perhatian dalam pekerjaan-pekerjaan pelabuhan muncul kembali berkenaan dengan keinginan dari bangsa-bangsa di dunia untuk menjelajah lautan serta pencaharian jalur perdagangan dan pencaharian tanah-tanah atau daerah baru dalam memperluas imperiumnya. Perluasan koloni oleh kerajaan Inggris, Spanyol dan Portugis, semuanya ini mempunyai andil dalam perkembangan pelabuhan apalagi setelah ditemukannya mesin uap,kapal tidak lagi digerakkan oleh layar tetapi sudah digerakkan oleh mesin uap. Dimulai saat itu pekerjaan konstruksi pelabuhan berkembang pesat. Jumlah kapal-kapal bertambah pesat kebutuhan untuk semua kapal-kapal menjadi jelas kelihatan sehingga fasilitas-fasilitas pelabuhan menjadi perlu. Perkembangan pelabuhan menjadi lebih meningkat lagi setelah adanya pelabuhan bebas (free port,bounded ware house) yang merupakan indikasi bahwa pelabuhan merupakan suatu unit dalam system ekonomi secara keseluruhan dan tidak dapat dipisahkan dengan kondisi ekonomi daerah yang dilayani oleh pelabuhan tersebut. Peningkatan perkembangan perdagangan dunia yang cepat mengakibatkan banyak prasarana harus disesuaikan untuk memberikan pelayanan pelabuhan yang lebih baik sehingga diperlukan biaya atau investasi yang besar. Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pada tahun 1920 ada 500 pelabuhan,tapi sekarang justru berkurang dan sekarang terdapat 336 pelabuhan yang disinggahi oleh kapal-kapal secara regular yang terdiri atas: Pelabuhan laut 51 buah Pelabuhan pantai yang terbuka untuk ekspor-impor 38 buah Pelabuhan pantai umum 164 buah Pelabuhan pantai khusus 67 buah Pelabuhan khusus 26 buah, Pada waktu penjajahan Belanda, walaupun bangunan-bangunan pelabuhan berkembang sangat pesat namun hal ini tidak lebih untuk kepentingan penjajah 14

TEKNIK PELABUHAN
sendiri sehingga bangsa dan rakyat Indonesia sendiri sangat ketinggalan dalam membangun pelabuhan. Baru setelah Indonesia merdeka bangsa dan rakyat Indonesia sudah mulai bisa membuat pelabuhan sendiri, bahkan saat ini tenaga-tenaga ahli Indonesia banyak membangun pelabuhan tidak saja di negara sendiri. Dan saat ini diseluruh Indonesia terdapat 336 pelabuhan besar dan kecil dengan panjang dermaga (tahun 1993) adalah 55.155 meter. Tabel 2.1 Perum Pelabuhan Indonesia: Cakupan Geografis PERUM PELABU HAN Pelindo I Pelindo II CAKUPAN (PROVINSI) Aceh, Sumatera Utara, Riau Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jakarta PELABUHAN-PELABUHAN YANG DIATUR Belawan, Pekanbaru, Dunai, Tanjung Pinang, Lhokseumawe Tanjung Priok, Panjang, Palembang, Teluk Bayur, Pontianak, Cirebon, Jambi, Bengkulu, Banten, Sunda Kelapa, Pangkal Balam, Tanjung Pandan Pelabuhan-pelabuhan yang diatur Tanjung Perak, Tanjung Emas, Banjarmasin, Benoa, Tenau/Kupang Makassar, Balikpapan, Samarinda, Bitung, Ambon, Sorong, Biak, Jayapura

Perum Pelabuhan Pelindo III

Pelindo IV

Cakupan (Provinsi) Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (sebelumnya Timor Timur) Sulawesi (S,SE,Tengah dan Utara), Maluku, Irian Jaya

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pelabuhan 2.5.1 Faktor-Faktor Umum (General Factors) a) Penduduk dunia membutuhkan sandang, pangan dan tempat tinggal yang layak. Akan tetapi tidak semua negara di dunia diberkati oleh tingkat kesuburan yang sama. Oleh karena akibat kebutuhan yang sama, penyebaran penduduk dunia yang tidak merata mengakibatkan banyak negara-negara di 15

TEKNIK PELABUHAN
dunia untuk memenuhi kebutuhan penduduknya mendatangkan barangbarang yang dibutuhkan itu dari negara-negara lain (import). b) Disamping itu banyak juga negara-negara yang kelebihan barang-barang misalnya bahan mentah yang sebagian besar negara berkembang belum mampu untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi sehingga bagaimanapun harus mengekspor barang-barang mentah tersebut dan mengimport barang-barang yang sudah jadi dan sangat dibutuhkan oleh penduduknya. c) Dengan adanya pertualangan pelaut-pelaut yang gagah berani seperti Columbus, Drake, Releigh, Cook, Magellan dan lain-lain yang memelopori pelayaran dengan menggunakan kapal-kapal besar dengan crew yang besar mengarungi lautan yang luas dari benua ke benua. Keberanian yang dilakukan oleh mereka itu menghapuskan ketakyulan dan ketakutan akan lautan dan daratan di seberang. Selanjutnya yang tadinya pelayaran yang hanya dilakukan dalam jarak dekat yang umumnya sepanjang sungai atau pantai serta dengan kapal-kapal kecil dengan muatan sedikit sudah mulai berganti dengan kapal-kapal yang besar dengan crew yang besar segera berlayar mengangkut penumpang dan barang dari benua ke benua menyebabkan munculnya pelabuhan-pelabuhan modern. Dari hasil-hasil ekspedisi tersebut melahirkan pertumbuhan lalu lintas, perkembangan pembangunan fasilitas-fasilitas pelabuhan seperti dermaga, dibuatkan terusan-terusan dan sebagainya. 2.5.2 Pertambahan Jumlah Penduduk Untuk membangun pelabuhan dan fasilitas-fasilitas pelabuhan apakah itu membangun pelabuhan-pelabuhan yang baru atau pengembangan pelabuhanpelabuhan dan fasilitas-fasilitas pelabuhan yang sudah ada. Jumlah penduduk harus benar-benar dipertimbangkan, pertambahan penduduk merupakan pertambahan menghasilkan untuk permintaan barang-barang pelayaran. dan itu berarti akan pertambahan jumlah Sehingga diperlukan

pertambahan jumlah akomodasi yang harus disediakan seperti luas pelabuhan 16

TEKNIK PELABUHAN
dan fasilitas-fasilitas pelabuhan supaya kapal-kapal dapat berlabuh dengan aman dan lancar. 2.5.3 Pertumbuhan Industri Dengan adanya sumber daya yang sangat besar khususnya sumber daya manusianya, serta didukung oleh fasilitas-fasilitas penelitian yang serba modern dan canggih, menyebabkan kelompok industri saat ini menjadi sangat maju dengan pesat. Dengan sumber daya seperti yang disebutkan di atas menyebabkan kelompok industri dapat menghasilkan barang-barang dengan biaya yang rendah dan dalam jumlah yang besar agar dicapai economic of scale. Itu berarti jumlah pelayaran akan meningkat dan juga ukuran kapal-kapal akan lebih besar serta penanganan barang-barang akan meningkat sehingga dibutuhkan fasilitasfasilitas untuk mengatasi perkembangan-perkembangan industri tersebut. Di samping itu persaingan di antara produk yang sama akan terjadi untuk samasama merebut pasar. Hanya dengan biaya transport yang relatif murah akan mendorong produksi berskala besar pada suatu daerah tertentu, agar barang yang dipasarkan dapat dihasilkan secara ekonomis. Apabila biaya transportasi lebih murah akan mengakibatkan biaya produksi lebih rendah dan harga produk lebih rendah, sehingga menambah daya saing produk dan memperluas lokasi daerah pemasaran. Hal-hal tersebut mendorong pemerintah suatu negara untuk berlomba-lomba menyediakan angkutan yang murah dan terjangkau agar produksi di dalam negerinya sendiri bisa bersaing di pasaran internasional tidak terkecuali negara-negara yang hanya mempunyai bahan mentah termasuk Indonesia berlomba-lomba membangun fasilitas-fasilitas pelabuhannya agar dapat menjual hasil buminya di pasaran Internasional. Hubungan antara biaya produksi di dalam negeri dengan harga penawaran di luar negeri yang meliputi harga produk ditambah dengan biaya transportasi, akan menentukan apakah suatu barang akan diekspor, diimpor, atau dipasarkan di dalam negeri sendiri. Indonesia saat ini yang sedang gencar17

TEKNIK PELABUHAN
gencarnya melaksanakan ekspor khususnya non migas, apalagi dalam dalam era globalisasi dan perdagangan bebas yang sebentar lagi akan diberlakukan, maka mau tidak mau Indonesia harus meningkatkan fasilitas-fasilitas pelabuhannya karena dalam fenomena tersebut akan mempengaruhi dermaga untuk kapalkapal dan selanjutnya fasilitas-fasilitas pelabuhan dalam bentuk bangunanbangunan fisik seperti dermaga, gudang, alur pelayaran, kolam pelabuhan dan sebagainya. 2.5.4 Pertumbuhan Industri Minyak Mungkin tak ada satupun komoditi yang berpengaruh begitu luar biasa terhadap perkembangan pelayaran di dunia dan fasilitas-fasilitas pelabuhan selain industri minyak. Perluasan dalam industri ini telah menyebabkan perubahan besar dalam ukuran kapal dan terutama sekali dalam pekerjaanpekerjaan bangunan teknik sipil menyangkut desain konstruksi pelabuhan yang telah menghasilkan perkembangan yang luar biasa tidak saja dalam pembangunan konstruksi lepas pantai tapi juga pembangunan fasilitas-fasilitas di pantai (di darat). Indonesia merupakan salah satu negara di dunia sebagai pengekspor minyak dunia. Eksportir minyak dunia yang kira-kira 85% dari semua produksi dunia datangnya dari dua tempat yaitu Timur Tengah dan Amerika Latin. Sedangkan Amerika Serikat sebagai importir terbesar dunia, walaupun cadangan minyaknya justru yang terbesarsaat ini. Bangunan-bangunan fasilitas pelabuhan untuk mendukung industri minyak akan banyak kita jumpai di negara-negara tersebut termasuk Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor minyak serta banyak bangunan-bangunan di daerah-daerah yang tumbuh pesat untuk melayani dan memperlancar distribusi bahan bakar minyak yang sangat dibutuhkan oleh penduduknya yang terbesar di 1.708 buah pulaupulaunya. 2.5.5 Perkembangan Pelabuhan-Pelabuhan Khusus Pelabuhan khusus adalah salah satu pelabuhan yang dibangun dengan fasilitas-fasilitas khusus untuk menangani bongkar muat barang yang khusus 18

TEKNIK PELABUHAN
diperuntukkan untuk itu agar bongkar muat barang lebih efisien. Seperti misalnya untuk barang-barang cair yang diangkut dengan kapal-kapal tangker dan curah, seperti gula, pupuk, semen, batubara. Semua barang-barang tersebut harus menggunakan peralatan-peralatan khusus untuk bongkar muatnya, sehingga membutuhkan fasilitas-fasilitas yang khusus juga, termasuk fasilitasfasilitas gudangnya. Disamping itu juga harus menyediakan area yang luas untuk menampung barang-barang tersebut. Pelabuhan-pelabuhan khusus di Indonesia seperti Pelabuhan Petrokimia Gresik, Pelabuhan Ikan, Pelabuhan Batubara Paiton, Suralaya dan banyak lagi pelabuhan-pelabuhan khusus lainnya. 2.5.6 Modernisasi Pelabuhan Rehabilitas dan modernisasi pelabuhan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan pelabuhan. Seperti misalnya modernisasi menyangkut penanganan muatan peti kemas menyebabkan rehabilitasi serta modernisasi fasilitas-fasilitas pelabuhan yang telah ada dengan pembangunan yang baru maupun perluasan terminal-terminal peti kemas serta peralatanperalatan modern yang juga mau tidak mau dalam pembangunan bangunanbangunan fisiknya akan harus mengikuti persyaratan yang dibutuhkan seperti beban-beban yang diperhitungkan. Sebelum Perang Dunia II sangat sedikit sekali pembangunan yang dilakukan dalam bidang konstruksi bangunan. Baru setelah berakhirnya perang dunia II banyak pekerjaan pembangunan konstruksi pelabuhan yang dilakukan, hal ini disebabkan karena banyaknya fasilitas-fasilitas pelabuhan yang rusak atau hancur akibat perang. Program utama yang perlu dilakukan adalah membangun pelabuhan-pelabuhan dalam bentuk yang baru, modernisasi pelabuhan-pelabuhan akibat meningkatnya muatan serta permintaan akan pelayanan yang cepatdan sudah tentu mengadakan rehabilitasi pelabuhanpelabuhan yang rusak akibat perang. Disini perkembangan pembangunan pelabuhan dibagi menjadi dua kategori yaitu untuk fasilitas general cargo dan untuk fasilitas barang-barang 19

TEKNIK PELABUHAN
khusus, masing-masing dibagi lagi menjadi dua grup yaitu pembangunan konstruksi yang baru yang kedua modernisasi dan rehabilitasi. Fasilitas untuk general cargo termasuk dermaga pier, wharve dan termasuk juga untuk peralatan bongkar muat. Fasilitas-fasilitas untuk pelabuhan khusus meliputi bulk terminal, grain elevator, industrial pier dan konstruksi-konstruksi khusus guna menangani barang-barang tersebut seperti fasilitas-fasilitas untuk barangbarang container atau terminal-terminal khusus untuk sistem bongkar muat. Konstruksi pelabuhan yang baru saat ini sudah mulai dengan desain untuk melayani kapal-kapal yang besar dengan metode bongkar muat yang baru. Penerapan Teknologi Moderen dalam Rangka Mempercepat Pekerjaan Bongkar/Muat Barang (Unitisasi dalam Angkutan Laut) 1. Cargo unitization dalam angkutan laut Penerapan teknologi modern dalam rangka untuk mempercepat pekerjaan bongkar/muat diwujudkan dalam penggunaan sistem muatan kesatuan (unit load system atau unitization). Unitization muatan meliputi pelbagai cara agar sejumlah muatan berukuran kecil digabung jadi satu kesatuan dan dapat dikerjakan (bongkar/muat) sebagai satu kesatuan pallets dan/atau containers dengan demikian merupakan kapal guna ganda (multi purpose vasels). Muatan yang diikat menjadi kesatuan (Preslung Cargo) tidak memerlukan kapalkapal khusus dan dapat diangkut dalam kapal-kapal Break bulk. Untuk muatan di atas pallets yang diangkut dengan kapal-kapal Break bulk usaha guna untuk mempertinggi kecepatan bongkar/muat dicapai dengan cara bongkar/muat melalui pintu lambung (Side-port loading) dengan penggunaan forklift dalam palka. Dibandingkan dengan angkutan break-bulk bisa dihasilkan penghematan dalam biaya angkutan apabila muatan dijadikan kesatuan (unit-ized). Walaupun unitization dapat memberikan penghematan dalam tiap mata rantai angkutan intermodal, namun untuk mengetahui sepenuhnya tentang biaya dan 20

TEKNIK PELABUHAN
keuntungan, hal ini hanya bisa didapatkan apabila biaya keseluruhan dari pintu ke pintu (door to door) dengan menggunakan pelbagai cara unitization. Dalam mata rantai, kegiatan-kegiatan dari pintu dermaga pelabuhan, penghematan disebabkan karena muatan kesatuan dapat dimuat/dibongkar dengan cepat dan murah dibandingkan dengan muatan break-bulk. Apabila volume muatan dapat dijadikan kesatuan-kesatuan besar, maka penghematan dalam biaya bongkar/muat serta kerugian dalam kapasitas ruang angkut yang efektif (revenue-earning cubic capacity), sehingga dapat menurunkan biaya transport secara keseluruhan. Kerugian dalam kapasitas mengangkut adalah terbesar pada kapal-kapal Ro-Ro karena ruangan di sekitar roda-roda dan chassis dari alat-alat angkut jalan tidak dapat digunakan untuk angkutan muatan. Walaupun demikian, pengalaman di beberapa bagian dunia, telah membuktikan bahwa angkutan-angkutan Ro-Ro adalah sistem angkutan yang sangat ekonomis apabila struktur perdagangan sejalan dengan pertumbuhan angkutan. Walaupun unitization dapat meredusir biaya bongkar/muat barang, perlu ditekankan bahwa penghematan yang diciptakan oleh sistem unitization sangat peka terhadap sifat dan volume dari muatan pada suatu trayek. Tingkatan sampai batas mana economic vasility dari pelbagai metode unitization dipengaruhi olehnya, tergantung sebagian besar kepada versality dari pelbagai metode : kalau metode yang dipakai sangat khusus dengan demikian kurang versalitynya, maka lebih banyak biaya-biaya akan mempengaruhi struktur perdagangan. Walaupun lebih sedikit jenis muatan yang dapat dimuat di atas pallets daripada yang diangkut dengan containers, namun kapal-kapal pallets lebih ekonomis dan serba guna daripada kapal container.

21

TEKNIK PELABUHAN
Pallets yang tidak dikembalikan (non-returnable) dapat

digunakan dimana harganya murah. Pallets yang digunakan lagi (reusable) dapat ditumpuk di dalam ruangan kecil di kapal. Karena intensitas kapital dari metode ini fakta menunjukkan bahwa alat-alat bongkar/muat yang digunakan di pelabuhan tidak terlalu capital intensive maka kapal-kapal pallets akan dapat menyinggahi lebih banyak pelabuhan untuk mendapatkan muatan. Selanjutnya palka-palka dapat digunakan untuk muatan break-bulk, walaupun tidak seefisien seperti palka kapal-kapal konvensional. Kapal-kapal roll-on/roll-off adalah sangat versatile, karena kapalkapal ini dapat membongkar/muat di setiap pelabuhan dimana terdapat kedalaman air yang cukup. Kapal-kapal demikian memerlukan lapangan parkir yang luas yang tidak selalu tersedia pada dermaga-dermaga general cargo. Ruangan roll-on/roll-off dapat digunakan untuk dimuat dengan general cargo, container dan pallet atau alat-alat angkut di atas roda lainnya. Kapal roll-on/roll-off guna ganda memiliki juga ruangan muatan untuk container dan pallet yang dibongkar/muat oleh keran darat. Kapal angkut tongkang adalah paling versatile, karena tidak memerlukan fasilitas pelabuhan yang khusus. Operasi untuk menurunkan tongkang dari kapal induk terpisah dari operasi untuk membongkar muatan dari tongkang. Kapal induk hanya memerlukan perairan dalam yang terlindung untuk lego-jangkar guna bongkar/muat tongkang. Tongkang-tongkang yang dapat dimuat dengan muatan breakbulk, pallets atau container, hanya memerlukan dermaga dan alat bongkar/muat yang diperlukan untuk jenis cargo tersebut. Karena ukurannya besar, tongkang-tongkang ini dapat mengangkut lebih banyak jenis cargo daripada kapal-kapal container atau kapal-kapal pallets. Selanjutnya tongkang-tongkang dengan mudah dapat diturunkan di

22

TEKNIK PELABUHAN
pelabuhan-pelabuhan dengan volume muatan yang kecil, bagi kapal container tidak ekonomis untuk dikunjunginya. 2. Economics dan Cargo Unitization Untuk mendapatkan gambaran mengenai economics of unitization di bawah ini diberikan perbandingan biaya angkutan dengan menggunakan kapal konvesional dan kapal-kapal untuk unitized cargo. Angka-angka perbandingan sekretariat 1. 2. 3. 4. berikut: Jarak satu perjalanan p.p (round voyage) adalah 10.000 mil bagi semua jenis kapal. Broken stowage factor,yaitu perbandingan antara ukuran ton dari ruang muat kapal penuh dan ukuran ton keseluruhan dari muatan yang diangkut. Kapal konvesional dan kapal pallets menyinggahi 6 pelabuhan dalam satu round-voyage,sedangkan kapal container dan kapal LASH singgah 4 pelabuhan. Frekuensi adalah 1 x tiap minggu (weekly service). Dengan asumsi-asumsi ini maka dapat dilihat daya angkut dan lamanya perjalanan dari kapal-kapal model tersebut. Angka-angka perbandingan biaya yang dihasilkan adalah sebagai berikut: UNCTAD,dengan hiptotesis,sebagai berikut: Model kapal konvesional dari 11.000 dwt dan 16 knot; Model kapal pallet dari 11.000 dwt dan 16 knots; Model kapal container dari 15.000 dwt dan 22 knots; Model kapal LASH dari 43.000 dwt dan 18,5 knots; didasarkan atas model laporan dari menggunakan kapal-kapal

Asumsi-asumsi lain dalam kalkulasi biaya yang dihitung sebagai

23

TEKNIK PELABUHAN
Tabel 2.2 Biaya angkutan dalam US $ tiap ton atau m Kapal Konvesional Biaya Kapital Biaya Operasi Biaya Bongkar Jumlah 2,30 3,81 17,00 23,11 Kapal Pallet 2,22 3,16 7,40 12,78 Kapal Container 2,50 2,47 5,90 10,87 Kapal LASH 2,48 1,61 7,40 11,49

Hasil-hasil angka-angka di atas didasarkan atas: 1. 2. 3. Perkiraan harga kapal pada tahun 1968; Biaya lainnya berdasarkan angka-angka tahun 1969; Biaya bongkar/muat didasarkan atas angkutan dari pintu (on door) di Negara maju (dengan biaya tertinggi) sampai dermaga di pelabuhan Negara berkembang (dengan biaya terendah). Mengenai struktur biaya angkutan (space cost) dapat dilihat dalam table di bawah ini: Tabel 2.3 :Strukur dari biaya muatan tiap ton atau m (dalam satuan per seratus)
Kapal Konvensional Kapal Pallet Kapal Container Kapal LASH

Biaya kapital terhadap investasi Kapal Kontainer Tongkang Jumlah Kapital Biaya Operasi ABK Pemeliharaan ,asuransi dan persediaaan (kapal,kontainer dan tongkang)

37.7 37.7 28 6.7

41.3 41.3 22 7.3

29.9 21.3 50.3 8.3 9.3

43.6 17.1 60.7 6.2 10.7

24

TEKNIK PELABUHAN
Bahan bakar Biaya Pelabuhan Biaya Administrasi Jumlah Biaya Operasi Jumlah Seluruhnya 9.6 8.7 9.3 62.3 100 11.8 8.3 9.3 58.7 100 12.2 3.3 16.6 49.7 100 9.6 3.4 9.4 39.3 100

Perlu diperhatikan bahwa perhitungan di atas tidak memberikan gambaran menyeluruh tentang feasibility ekonomis dari berbagai tipe system unitization,hanya memberikan indikasi umum dari tingkatan kebesaran yang serupa. Sehubungan dengan itu perlu diingat bahwa estimasi di atas mempengaruhi hasil-hasil perhitungan. Dalam hal kapasitas bongkar/muat dari tiap jenis kapal digunakan angka-angka yang bisa dihasilkan dalam kondisi-kondisi yang ideal,angka-angka ini akan berubah kalau operasi normal terhalang oleh sesuatu sebab. Angkaangka broken stowage factor,terutama bagi kapal container merupakan angka yang idialistis,sedangkan angka-angka praktek menunjukkan variasi antara 1,5 dan 2,0. Ini berarti bahwa space cost untuk kapal container yang diperhitungkan di atas harus dinaikkan dengan 50 sampai 100% kalau space cost keseluruhan dibagi kepada muatan yang diangkut sesungguhnya. Dalam perbandingan ekonomis dari berbagai tipe system unitization perlu ditekankan,bahwa mengenai tipe mana yang paling sesuai untuk sesuatu perdagangan sangat tergantung pada sistem perdagangan. 2.5.7 Perkembangan Dunia Armada Terdapat kecenderungan penggunaan kapal-kapal niaga yang semakin besar dengankecepatan yang semakin tinggi. Mengingat tingginya biaya investasi kapal-kapal tersebut, maka tuntutan akan efisiensi dalam pengoperasian kapal serta meningkatkan waktu berlayar kapal menjadi semakin tinggi. Ke depan teknologi angkutan laut akan terus berkembang, seiring dengan peningkatan penduduk dunia, terbukanya negara/daerah perekonomian yang 25

TEKNIK PELABUHAN
baru/perdagangan internasional, berkembangnya teknologi kepelabuhanan dan kecenderungan merger/ akuisisi dari perusahaan-perusahaan pelayaran dunia. Akibat daripada ini adalah bahwa biaya investasi kapal-kapal bertambah besar,sehingga efisiensi operation perlu ditingkatkan agar keuntungan penerapan economics of scale dapat dimanfaatkan. Terdapat beberapa jenis perkembangan armada kapal sebagai berikut: 1. Kapal-kapal muatan cair curah (Liquid Bulk Cargo Transport) Perkembangan kapal tanker menunjukkan kecenderungan Kapal-kapal semakin besar Kecepatan semakin tinggi Pada tahun 1952 pembangunan kapal Tina Onasis berkapasitas 48.000 dwt oleh galangan Howdtwerkehamburg dianggap sebagai suatu fantastis,maka saat sekarang kapal-kapal tanki terbesar yang digunakan sudah mencapai ukuran 372.000 dwt. (Nissiki Maru),sedangkan sudah ada pesenan mengenai kapal tanki berukuran 500.000 dwt,yang sudah dioperasikan pada akhir tahun 1974. Perlu dicatat bahwa sudah terdapat pemikiran untuk membangun kapal tanki berukuran 1.000.000 dwt. Selain kapal-kapal tanki untuk mengangkut bahan bakar cair juga sudah digunkan kapal 12 tanki untuk mengangkut gas yang dicairkan (liquefied natural gas). Kapal tanki LNG terbesar yang dibangun berkapasitas 200.000 m 3 LNG dengan kecepatan KI.23 knot dengan tenaga motor 85.000 TK. Nampaknya perkembangan teknologi dalam pembuatan kapalkapal besar memungkinkan pembangunan kapal-kapal raksasa yang tidak terbatas dalam ukuran. Namun ada factor-faktor lain yang menyebabkan pembatasan ukuran kapal-kapal raksasa ini antara lain kekhawatiran tentang keterbatasan persediaan minyak/bahan-bahan bakar lainnya,kekhawatiran tentang kemungkinan terjadinya kecelakaan dari kapal-kapal tanki raksasa,keterbatasan kedalaman perairan lautan/selat yang dilalui kapal-kapal raksasa. 26

TEKNIK PELABUHAN

Gambar 2.2 Kapal Muatan Cair Curah di Pelabuhan Tanjung Priok 2. Kapal-kapal Barang Kering Curah (Drybulk Cargo Transport) Kapal-kapal dry bulk menunjukkan tendensi perkembangan yang cepat,tetapi tidak begitu menyolok sperti kapal-kapal tanki dilihat dari sudut ukurannya. Armada kapal bulk,selain kapal tanki,dibagi dalam golongan sebagai berikut: a. Kapal-kapal untuk muatan campur (Combined Carrier): o Ertsh/minyak (OCO=Ore Cum Oil) o Ertsh bulk/minyak (OBO=Ore Bulk Oil) b. Kapal drybulk: o Ertsh (Ore Carrier) o Bulkcarries lainnya. Perkembangan di dalam kapal-kapal bulk ini menunjukkan peningkatan dalam ukuran-ukuran. Pada Januari 1972 telah dibuat sebanyak 142 cobinedcarriers dengan kapasitas keseluruhan 21.638 x 103 dwt, atau tiap kapal dengan tonase rata-rata sebesar 152.000 dwt dan 589 bulkcarries untu ertsa dan barang bulk lainnya dengan kapasitas 27

TEKNIK PELABUHAN
keseluruhan 24.726 x 103 dwt atau tiap kapal rata-rata berukuran 42.000 dwt. Diperkirakan bahwa ukuran rata-rata dari kapal-kapal bulk akan menunjukkan tendensi yang meningkat,ukuran-ukuran maksimal dari bulkcarries yang diperkirakan akan mencapai ukuran 200.000 sampai 250.000 dwt dan kapal-kapal bulk melebihi 250.000 dwt.

Gambar 2.3 Kapal Barang Kering Curah di Tanjung Pandan 3. Kapal Container Angkutan yang menggunakan container sejak tahun lima puluhan berkembang dengan sangat cepat. Kapal container penuh (Fullcontainer ship) pertamaadalah kapal Sea Land Ideal-X,sebuah kapal tanki yang dirombak menjadi kapal container,dan melakukan perjalanan container pertama tahun 1956 dari Fort Newark ke Houston,Texas. Servis container-transport pertama dari Amerika Serikat ke Eropa telah dibuka oleh Sea Land tahun 1966 dengan kecepatan rendah menggunakan kapal-kapal yang telah dirombak,kebanyakan berukuran 10.000 dwt dan dapat memuat kurang lebih 500 container. Container transport antara negara-negara industri berkembang sangat cepat,dan begitu pula pembangunan kapal-kapal khusus container 28

TEKNIK PELABUHAN
mulai berkembang dengan ukuran-ukuran dan kecepatan yang terus ditingkatkan seperti terlihat pada table di bawah ini. Tabel 2.4 Kecepatan Kapal Kontainer Tahun 1968 1969 1971 1972 D DWT 22,000 29,000 35,000 35,000 Container* 1,200 1,300 1,800/2,300 1,100 Kecepatan 20 22,5 26 33 Service North Atlantic EuropeAustralia Europe-jepang North Atlantic

Dalam tahun 1972 kapal terbesar dan tercepat yang dipergunakan untuk Sea Land North Atlantic Route adalah Sea Land Galloway dan Sea Land Mac Lean dengan kecepatan 38 Mil/jam (knot) dengan tenaga motor 120.000 TK . Displacement kapal ini kurang lebih kecil 51.000 ton dengan syarat 10,36 m. Jumlah container yang dapat diangkut: 896 container berukuran 8 x 8 6 x 35 200 container berukuran 8 x 8 6 x 40 Dalam sejarah container transport kapal-kapal yang memiliki kapasitas angkut besar dan tenaga besar ini disebut kapal-kapal generasi ke-3 (third generation type). Kemungkinan besar mengingat tenaga yang dibutuhkan sangat besar,kapal-kapal container generation ke-4 akan memiliki kecepatan yang lebih tinggi dengan menggunakan generator uap dan tenaga atom (Nuclear steam generators). Hal ini akan sangat tergantung pada break even point untuk penggunaan energy atom guna pergerakan kapal yang berkisar pada 100.000-120.000 SHP dengan jarak kira-kira 10.000 mil.

29

TEKNIK PELABUHAN
Pengaruh kenaikkan harga minyak (bahan bakar) secara pasti akan mempercepat proses pemikiran penggunaan energi atom sebagai tenaga gerak walaupun masih banyak kesulitan-kesulitan yang masih perlu diatasi,antara lain kekhawatiran berbagai negara mengenai keamanaan terhadap bahaya-bahaya yamg dapat diakibatkan dalam penggunaan atom.

Gambar 2.4 Kapal Kontainer di Tanjung Perak 4. Kapal Angkut Tongkang Kapal-kapal besar untuk mengangkut tongkang atau container kembang telah mulai beroperasi sejak tahun 1969. Dari sistem angkutan tongkang (Barge Carrying System) yang telah dikembangkan terdapat beberapa sistem. Dibawah ini diuraikan lebih lanjut: a. Sistem LASH (Linghter Aboard Ship) yang dikembangkan oleh LASH Inc. dari New Orleans USA. b. Sistem Seabee dirancang oleh J.J Henry co. Inc. dari New York, USA.

30

TEKNIK PELABUHAN
c. Sistem BACAT dirancang oleh Frederikshan Shipyard dan G. Drocse, Denmark. Sistem terakhir ini dirancang khusus untuk kapal-kapal kecil guna memenuhi kebutuhan angkutan tongkakng pada trayek-trayek pendek dengan kapal-kapal yang harganya relative lebih murah. Pemesanan kapal-kapal sejak tahun 1967 dan tipe LASH dan kapal Arcadia Forest adalah kapal pertama yang telah dioperasikan pertama kali pada tahun 1969 oleh Central Gulf SS. Corp. nrw Orleans USA untuk trayek US. Gulf Ports ke Inggris dan Eropa Barat. Kapal pertama pembuatannya telah disusun oleh kapal-kapal tipe LASH lainnya, yaitu kapal LASH nBilderdijk dan Muchen yang dioperasikan oleh perusahaan joint venture H.A.L dan Hapag Llyod A.G. Kapal-kapal ini dapat mengangkut 83 tongkang yaitu 49 di ruang palka dan 34 di atas dek. Tiap tongkang memiki grain capacity 20.100 cft dan bale capacity 19.600 cft dan berukuran 18,8 x 9,5 x 4,4 m dengan bobot 93 tpon. Tongkang-tongkang diangkut dan diturunkan/diangkat pada bagian belakang daripada kapal oleh sebuah gantry crane yang dapat berpindah-pindah dengan kapasitas angkat 500 ton. Pada dasarnya tipe Seabee adalaha serupa dengan tipe LASH. Kapal tipe Seabee pertama adalah Doctor Wykes yang dioperasikan pertama kali pada bulan Agustus 1972. Pada kapal ini tongkangtongkang dimuat/diturunkan pada bagianbelakang oleh sebuah alat angkat (Elevator) yang menggantikan LASH Gantry crane. Platform dari elevator berukuran 31,8 x 32 m. Dalam arah memanjang tongkang-tongkang diangkut oleh sebuah alat transport tongkang khusus. Tongkang-tongkang yang ditempatkan di bawah geladak berukuran 29,8 x 10,7 dengan barge capacity 40.000 cft, jadi lebih besar dari tongkang-tongkang LASH. Dalam keadaan penuh kappa Seabee ini dapat mengangkut 38 tongkang.

31

TEKNIK PELABUHAN
Sistem BACAT (Barge Aboard Catamaran) meliputi kapal tipe Cataram yang hanya dapat mengangkut 18 tongkang berukuran 17 x 4,7 m dengan kapasitas muat 140 ton tiap tongkang. Kapal ini lebih kecil dibandingkan dengan kapal-kapal tipe LASH dan Seabee. Perbandingan dari kedua tipe kapal angkut tongkang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2.5 Perbandingan Kapal LASH dan Seabee Sistem Angkutan Spesifikasi Panjang seluruh Panjang b.p.p Lebar Tinggi Sarat Bobot Mati Gross Ton Mesin Utama Tenaga Propeller Putaran Kecepatan (service) Menit Jumlah Tongkang Ukuran Tongkang Kapasitas tiap Tkng. ton 375 850 m4, 4 per 18 18,6 83 18, 8x9, 5x 4,9 13 38 29,8x10,7 X Type tk LASH m m m m m ton LASH 261,40 234,00 32,20 18,29 11,25 43,000 39,000 26,100 2 122 Seabee 268,50 226,00 32,00 22,80 11,90 38,410 21,668 36,000 2 120

Diesel Turbin Uap

Yang perlu diperhatikan pada sistem angkutan adalah ukuranukuran tongkang yang berada antara ketiga tipe, walaupun pada asasnya 32

TEKNIK PELABUHAN
sistem angkutannya serupa. Perkembangan armada LASH dapat dilihat pada lampiran II (1969-1976).

Gambar 2.5 Kapal Angkut Tongkang di Pelabuhan Belawan

5. Kapal Roll-on/Roll-off

33

TEKNIK PELABUHAN
Prinsip pada Kapal Roll-on/Roll-off (RoRo) adalah bahwa barang yang diangkut ditempatkan di atas trailer atau rolling stock lainnya, dan trailer rolling stock berikut barang di atasnya (biasanya barang dalam container) ditarik oelh sebuah traktor ke adalam kapal dan sebaliknya melalui sebuah tranp pada bagian belakang kapal. Keuntungan dari angkutan ini adalah bahwa waktu muat/bongkar dapat dipersingkat. Kapal-kapal Ro-Ro dioperasikan untuk ferry service pada trayek-trayek jarak pendek dengan waktu berlayar 24 jam. Walaupun presentasidaya muat dalam palka sangat rendah, kapal-kapal ini memberikan hasil yang terbaik untuk mengangkut barang dari produsen sampai ke konsumen tanpa mengalami hambatan dalam prosedur bongkar/muat di pelabuhan. Kapal Ro-Ro adalah kapal yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk kedalam kapal dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga sehingga disebut sebagai kapal roll on - roll off disingkat Ro-Ro, untuk itu kapal dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung ke dermaga. Kapal Roro selain digunakan untuk angkutan truk juga digunakan untuk mengangkut mobil penumpang, sepeda motor serta penumpang jalan kaki. Angkutan ini merupakan pilihan populer antara Jawa dengan Sumatera di Merak - Bakauheni, antara Jawa dengan Madura dan antara Jawa dengan Bali. Kapal yang termasuk jenis RoRo antara lain: kapal penyeberangan/ferry yang melayani lintasan tetap seperti Lintas Merak-Bakauheni, Lintas Ujung-Kamal, Lintas Ketapang-Gilimanuk, Lintas Padangbay-Lembar dan berbagai lintas lainnya. kapal pengangkut mobil (car ferries), kapal general cargo yang beroperasi sebagai kapal RoRo.

34

TEKNIK PELABUHAN

Gambar 2.6 Kapal Ro-Ro di Pelabuhan Bakauheni Merak 6. Kapal Konvensional Di Negara-negara maju, kapal-kapal konvensional digunakan untuk pengangkutan barang-barang khusus. Lambat laun tugas dari general cargo liner diambil alih kapal-kapal container. Pembangunan kapal-kapal untuk muatan-muatan khusus (special purpose cargo ships) berkembang sangat cepat. Di bawah ini diberikan beberapa contoh dari kapal-kapal untuk muatan khusus : Kapal-kapal untuk muatan sangat berat atau dengan ukuran yang sangat besar seperti lokomotif, wagon-wagon, kereta api, kapalkapal kecil dan lain-lain, kapal-kapal ini dilengkapi dengan alat-alat angkat dengan kapasitas angkat yang sangat besar. Kapal-kapal untuk muatan yang sangat enteng tetapi memerlukan ruangan besar, seperti kendaraan-kendaraan bermotor. Kapal-kapal untuk muatan di atas pallets (palletized cargo) atau diikat menjadi satu-satuan tertentu (presling cargo). Kapal-kapal demikian dilengkapi dengan pintu-pintu pada lambung, lubang palka, tipe terbuka dan ramp kecil untuk memungkinkan forklift dapat bergerak ke dalam dan dari kapal. 35

TEKNIK PELABUHAN
Mengenai perkembangan angkutan laut dapt diramalkan bahwa: Angkutan samudera akan terus berkembang selama 25 tahun mendatang. Tendensi perkembangan ini bergantung pula pada meningkatnya penduduk dunia. Angkutan samudera juga bergantung dari lokasi dan perkembangan daerah-daerah ekonomi yang telah ada dan atau berkembang di kemudian hari. Pelabuhan-pelabuhan samudera baru. Penyempurnaan alat-alat bongkar/muat di darat dan di laut perlu diusahakan dan disesuaikan dengan muatan. Sistem container transport lambat laun akan mengambil alih muatan dari sistem convencional cargo linier. Kapal-kapal khusus container akan memiliki ukuran-ukuran kecepatan dan tenaga penggerak yang meningkat. Di kemudian hari tenaga atom dapat digunakan sebagai tenaga penggerak. Kapal-kapal akan menjadi sangat mahal dan ini akan membawa perusahaan-perusahaan pelayaran untuk melakukan penggabungan (groupings) yang lebih kuat. Terminal-terminal container akan terkonsentrasi pada beberapa pelabuhan. Trayek-trayek peeder dengan kapal-kapal container yang lebih kecil akan menghubungkan pelabuhan-pelabuhan container besar dengan pelabuhan-pelabuhan container kecil. Pada trayek dekat (short sea routes) kapal-kapal Ro-Ro akan memiliki masa depan yang baik. Kapal-kapal pengangkut tongkang akan terus dibangun tetapi kemungkinan relative lebih sedikit daripada kapal-kapal container. yang ada akan mengalami perubahanperubahan strukturil yang disebabkan oleh sistem angkutan

36

TEKNIK PELABUHAN
Ukuran-ukuran dari kapal-kapal tanki akan terus meningkat dan kapal dari 1 mega ton (1.000.000) ton atau mungkin lebih besar merupakan suatu pertumbuhan baru. Kapal-kapal penumpang pada masa yang akan datang akan dibangun utntuk trayek-trayek pendek. Perlu pula diperhatikan bahwa di dalam 3 dekade yang akan datang bisa terjadi perkembangan baru dalam angkutan samudera mulai sekarang dipikirkan lebih lanjut.

Gambar 2.7 Kapal Konvensional di Pelabuhan Hongkong 37

TEKNIK PELABUHAN
2.5.8 Kemajuan Dalam Perancangan Konstruksi Pelabuhan Kemajuan dalam perancangan dan pelaksanaan pembangunan konstruksi pelabuhan sangat mendorong dalam perkembangan pembangunan pelabuhan di dunia maupun di Indonesia. Dalam tahun-tahun terakhir ini banyak kita jumpai kemajuan yang menakjubkan dalam perancangan pelabuhan. Hal ini disebabkan oleh penelitian yang terus menerus di laboratorium dengan menggunakan model-model konstruksi pelabuhan yang berskala besar dan konstruksi disimulasikan menerima beban sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Beberapa kemajuan yang paling penting dalam perancangan konstruksi pelabuhan dapat kita lihat seperti berikut ini. Mekanika Tanah Perkembangan dalam ilmu mekanika tanah terutama sekali dapat dilihat pada ketentuan-ketentuan dalam perancangan pondasi dan strukturstruktur yang umumnya berhubungan dengan tanah telah berkembang dengan sangat pesatnya tidak saja membuat perencanaan menjadi lebih ekonomis namun juga menghilangkan banyak asumsi dalam menganalisis pondasi laboratorium dan di lapangan. Angin, Arus (pasang-surut) dan Gelombang Banyak yang dihasilkan dan dikerjakan dalam penelitian pada bidang ini. Dengan telah diketemukannya alat-alat yang serba canggih untuk mengukur kecepatan angin, arus dan gelombang, hasilnya, pengertian yang lebih baik tentang kelakuan dari pengaruh angin, arus dan gelombang pada struktur bangunan pelabuhan yang sangat banyak mendorong dalam perkembangan perencanaan konstruksi bangunan pelabuhan. Pemecah Gelombang Tipe-tipe baru yang telah diciptakan untuk melindungi bangunan serta kolam pelabuhan terhadap gaya-gaya gelombang seperti yang diciptakan oleh/bentuk Tetrapod beton, Quadripod, Hexapod, Tribar, modifikasi 38

TEKNIK PELABUHAN
kubus dan banyak lagi bentuk-bentuk baru yang diciptakan untuk melindungi pelabuhan dari gaya-gaya gelombang yang dapat disesuaikan dengan keadaan. Beton Pratekan Beton pratekan telah digunakan untuk tiang pancang, kolom serta balok untuk dermaga dann ternyata lebih aman dan cdepat dalam pelaksanaannya pada konstruksi-konstruksi di atas air. Hal ini juga merangsang dalam perencanaan dan pembangunan pelabuhan. Sistem Fender Banyak system-sistem dan tipe-tipe baru yang dikembangkan untuk melindungi dermaga dan kapal-kapal sewaktu merapat di dermaga.Dan sekarang telah diciptakan berbagai fender karet dari berbagai bentuk, seperti Rankin, steel spring dan gravity fender dan masih banyak lagi tipetipe yang kita jumpai di lapangan yang tentunya juga mendorong dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pelabuhan. Perlindungan terhadap Korosi Penemuan-penemuan dalam perlindungan terhadap konstruksi-konstruksi pelabuhan seperti baja maupun beton memungkinkan konstruksi pelabuhan menjadi lebih ekonomis. Metode-metode baru dalam penanganan barang Banyak terjadi perubahan-perubahan dalam bongkar muat barang di pelabuhan sehingga menjadi lebih lancer dan ekonomis. Dengan menggunakan system kesatuan (unit load system atau unitization) yaitu sejumlah muatan berukuran kecil digabung menjadi satu kesatuan dan dapat dikerjakan bongkar muatnya sebagai satu kesatuan dengan ukuran tertentu sehingga dapat menyederhanakan proses bongkar muat dengan menghilangkan pekerjaan bongkar koli-koli kecil sehingga dapat mengurangi biaya transportasi secara menyeluruh. Metode-metode yang biasa digunakan seperti pengikatan muatan, penggunaan pallet, kontainersasi, penggunaan kapal-kapal RORO (Roll-on/Roll-off). 39

TEKNIK PELABUHAN
Kemajuan dalam bidang Industri konstruksi Industry mengahasilkan banyak pilihan dalam perancangan. Dengan kemajuan peralatan kerja di lapangan maupun dalam kemampuan pekerjaan betondi lapangan, perancangan dan pengawasan campuran beton memberikan nilai tambah dalam workability, durability, density, dan strength. Pencampuran bahan khusus yang sekarang banyak dilakukan memungkinkan untuk memperkecil penyusutan. aggregate dapat diseleksi secara hati-hati dan dites sebelum digunakan serta perbandingan air semen dikontrol secara cermat. Penggunaan vibrator sekarang digunakan pada hamper untuk semu pekrjaan beton. Peralatan-peralatan yang lebih effisien sudah digunakan hamper pada semua pekerjaan konstruksi pelabuhan. 2.6 Pengusahaan Pelabuhan Perencanaan,pelaksanaan/pembangunan dan pengoperasian pelabuhan pada dasarnya adalah sangat komplek, tidak saja menyangkut panjang dermaga ,lebar dermaga tapi, menyangkut banyak hal khususnya untuk pelabuhan-pelabuhan besar. Untuk pengawasan semua faktor-faktor yang perlu untuk membuat pelabuhan berfungsi dengan lancar adalah suatu tanggung jawab yang besar. Kompleknya masalah akan menjadi bertambah berkenaan dengan kepemilikan pelabuhan, karena kadang-kadang meliputi banyak institusi yang berbeda. Banyak instansi maupun prusahaan yang terkait antara lain: Instansi Administrator Pelabuhan Instansi Bea & Cukai Instansi PT.Pelabuhan Instansi Karantina Instansi Keamanaan Instansi Kesehatan Perusahaan pelayaran Perusahaan bongkar muat

40

TEKNIK PELABUHAN
Oleh karenanya pengusahaan pelabuhan kadang-kadang meliputi banyak lembaga-lembaga yang berbeda seperti misalnya: Dikelola oleh Pemerintah Pusat Dikelola oleh Pemerintah Daerah Dikelola oleh Jawatan Kereta Api (seperti pelabuhan penyebrangan Gilimanuk-Ketapang tempo dulu) Dikelola oleh badan swasta Dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara

Seperti telah diuraikan di atas bahwa organisasi pelabuhan berada langsung di bawah Pemerintah Pusat.di bawah Pemerintah Daerah dan sebagainya. Untuk organisasi di lapangan di tiap pelabuhan terdapat satu badan yang lazim disebut Port Authority dengan wewenang yang memadai,agar tercipta kesatuan komando atau perintah (unity of command). Kriteria yang lazim dipakai di negara-negara maju untuk memberikan dan melimpahkan wewenang kepada port authority yaitu: 1. Wewenang yang berkaitan dengan kelancaran operasional pelabuhan,termasuk lalu-lintas kapal di pelabuhan,bongkar muat barang dan lalu-lintas darat di dalam daerah pelabuhan. 2. Wewenang yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan pelabuhan termasuk penguasaan tanah pelabuhan serta menetapkan tata guna (land use) areal tanah pelabuhan. 3. Tugas-tugas pemerintah yang dilakukan oleh instansi vertikal yang tidak dapat dilimpahkan kepada Port authority,dalam pelaksanaanya dikoordinasikan oleh Port authority Pengelolaan yang dilakukan meliputi: a. Penyediaan dan pengusahaan kolam-kolam dan luas perairan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat kapal berlabuh. b. Pengusahaan jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal-kapal (pilotage) dan pemberian jasa penundaan kapal laut. c. Penyediaan dan pengusahaan dermaga untuk bertambat,bongkar muat barang dan hewan serta penyediaan fasilitas naik turun penumpangg. 41

TEKNIK PELABUHAN
d. Penyediaan dan pengusahaan gudang-gudang dan tempat penimbunan barangbarang,angkutan bandar,alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan. e. Penyediaan dan pengusahaan tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan sehubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut dan industri. f. Penyediaan jaringan jalan dan jembatan,saluran pembuangan air,saluran listrik,saluran air minum,pemadam kebakaran dan lain-lain. g. Pengusahaan jasa terminal (operasi terminal) h. Usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang pengusahaan kepelabuhan yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Dengan berlandaskan peraturan tentang kepelabuhan,setiap kapal yang memasuki atau meninggalkan pelabuhan harus memenuhi ketentuan yang berlaku,yang dikoordinasikan oleh Adpel (Administrator Pelabuhan). Tugas Administrator pelabuhan adalah mengkoordinasikan kegiatan teknis dalam bidang: a. Kesyahbandaaran untuk mengawasi keselamatan pelayaran b. Kesehatan pelabuhan/Dinas karantina (bertanggung jawab tentang kesehatan pelabuhan dikaitkan dengan muatan ke luar dan masuk serta orang-orang yang diangkut oleh kapal) c. PT. Pelabuhan yang mengelola fasilitas pelabuhan. d. Direktorat Imigrasi yang bertanggung jawab tentang keluar masuk penumpang melalui pelabuhan e. Pelabuhan yang mengawasi keluar masuk barang melalui pelabuhan 2.7 Bentuk Bentuk Pengaturan Selain dari kepemilikan atau institusi-institusi yang berbeda yang membangun dan mengoperasikan suatu pelabuhan, ada juga fungsi-fungsi yang berkenaan dengan pengaturan navigasi dan pemeliharaan di bawah kontrol berbagai departemen pemerintah seperti: Instansi administrator pelabuhan Instansi bea dan cukai Instansi pengusahaan pelabuhan (PT Pelabuhan Indonesia) 42

TEKNIK PELABUHAN
Instansi Kesehatan Pelabuhan Instansi Karantina Instansi Keamanaan Perusahaan pelayaran Perusahaan bongkar muat Freight forwarder Tenaga kerja bongkar muat.

2.8 Pembiayaan Otonomi Port Authorities menghasilkan dana untuk membangun konstruksi pelabuhan yang baru untuk modernisasi konstruksi-konstruksi pelabuhan yang sudah tua dan tidak memenuhi syarat. Apabila konstruksi suatu pelabuhan tidak mungkin bisa dibiayai oleh Pemerintah. Dalam kasus dimana biaya tidak tersedia dan proyek sangat esensial, pembiayaan dimungkinkan dari sponsor atau swasta dengan system sewa. Kontrak penyewaan konstruksi pelabuhan biasanya dengan jangka waktu minimal 20 tahun. Dengan perubahan status Perum Pelabuhan menjadi Persero (PT),akan membawa pengaruh terhadap keuangan perusahaan yaitu anggaran perusahaan disusun menurut anggaran Persero. Oleh karena itu PT. Pelabuahn bertugas selain mengelola keuangan dan yang terpenting sekali adalah PT.Pelabuhan bertugas untuk penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelabuhan. Dan karena letak pelabuhan terpencar-pencar, kemampuan jenjang pengawasan, perkembangan sistem pengelolaan serta misi dari pelabuhan adalah untuk pelayanan,maka berdasarkan hal diatas maka pengelolaan Pelabuhan berlandaskan Desentralisasi terbatas dimana:Kantor Pusat (Direksi) melaksanakan perencanaan,pengendalian dan pengawassn sedangkan cabang-cabang PT.Pelabuhan sebagai pelaksanaan kegiatan operasional (manajemen Operasional).

43

TEKNIK PELABUHAN
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Pelabuhan adalah suatu sehingga daaerah kapal perairan dapat yang berputar terlindung (turning terhadap basin), badai/ombak/arus,

bersandar/membuang sauh, sedemikian rupa sehingga bongkar muat atas barang dan perpindahan penumpang dapat dilaksanakan; guna mendukung fungsi-fungsi tersebut dibangun dermaga (piers or wharves), jalan, gudang, fasilitas penerangan, telekomunikasi dan sebagainya, sehingga fungsi pemindahan muatan dari/ke kapal yang bersandar di pelabuhan menuju pelabuhan selanjutnya dapat dilaksanakan. 2. Fasilitas pelabuhan pada dasarnya dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. 3. Pelabuhan diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung dari sudut tinjauannya, yaitu: a. Ditinjau dari segi penyelenggaraannya Pelabuhan Umum Pelabuhan Khusus Pelabuhan Ikan Pelabuhan Barang Pelabuhan minyak Pelabuhan Penumpang Pelabuhan Campuran Pelabuhan Militer Pelabuhan Alam Pelabuhan Buatan 44

b. Ditinjau dari segi kegunaannya

c. Ditinjau dari segi geografisnya

TEKNIK PELABUHAN
Pelabuhan Semi Alam

4. Pelabuhan-Pelabuhan Indonesia dibagi menurut cakupan geografisnya, seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini: PERUM PELABUH AN Pelindo I Pelindo II Aceh, Sumatera Utara, Riau Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jakarta Belawan, Pekanbaru, Dunai, Tanjung Pinang, Lhokseumawe Tanjung Priok, Panjang, Palembang, Teluk Bayur, Pontianak, Cirebon, Jambi, Bengkulu, Banten, Sunda Kelapa, Pangkal Balam, Tanjung Pandan Perum Pelabuhan Pelindo III Cakupan (Provinsi) Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (sebelumnya Timor Timur) Pelindo IV Sulawesi (S,SE,Tengah dan Utara), Maluku, Irian Jaya Makassar, Balikpapan, Samarinda, Bitung, Ambon, Sorong, Biak, Jayapura 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pelabuhan a. Faktor-Faktor Umum (General Factors) Pertambahan Jumlah Penduduk Pertumbuhan Industri Pelabuhan-pelabuhan yang diatur Tanjung Perak, Tanjung Emas, Banjarmasin, Benoa, Tenau/Kupang CAKUPAN (PROVINSI) PELABUHAN-PELABUHAN YANG DIATUR

b. Pertumbuhan Industri Minyak c. Perkembangan Pelabuhan-Pelabuhan Khusus 45

TEKNIK PELABUHAN
d. Modernisasi Pelabuhan Penerapan Teknologi Moderen dalam Rangka Mempercepat Pekerjaan Bongkar/Muat Barang (Unitisasi dalam Angkutan Laut) Cargo unitization dalam angkutan laut Economics dan Cargo Unitization

e. Perkembangan Dunia Armada 6. Apabila konstruksi suatu pelabuhan tidak mungkin bisa dibiayai oleh Pemerintah. Dalam kasus dimana biaya tidak tersedia dan proyek sangat esensial, pembiayaan dimungkinkan dari sponsor atau swasta dengan system sewa. organisasi pelabuhan berada langsung di bawah Pemerintah Pusat.di bawah Pemerintah Daerah dan sebagainya. Untuk organisasi di lapangan di tiap pelabuhan terdapat satu badan yang lazim disebut Port Authority dengan wewenang yang memadai,agar tercipta kesatuan komando atau perintah (unity of command). 3.2 Saran Jadi pada dasarnya Indonesia telah memiliki jaringan perhubungan yang cukup baik bila terurus dengan baik. Akan tetapi karena pertumbuhan penduduk, keterbatasan anggaran untuk pengurusan, serta mobilitas satuan-satuan ekonomi yang lebih cepat, tepat, selamat, maka sektor perhubungan masih dianggap sektor yang harus terus dibenahi karena memegang peranan strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Untuk itu pemerintah diharapkan memberi prioritas penting pada sektor perhubungan khususnya perhubungan laut.

46

TEKNIK PELABUHAN
DAFTAR PUSTAKA Budiartha, Nyoman, R.M. dan Arnatha, I Made. 2000. Pelabuhan Edisi Pertama. Guna Widya : Surabaya. http://www.google.co.id/search?q=bolder+pelabuhan&tbm=isch&hl=id&gbv=2&gs_sm= e&gs_upl=10281l12328l0l13234l6l6l0l0l0l0l281l718l0.1.2l3l0 http://www.pp3.co.id/sejarahb.php http://www.scribd.com/doc/18189841/Teknik-Pelabuhan-Pelabuhan http://ariesaksono.wordpress.com/2007/11/27/pelabuhan-sunda-kelapa/ http://www.sejarahbanyuwangi.com/sekelumit-sejarah-pelabuhan-internasionalpanarukan.html http://pelangiholiday.wordpress.com/2010/09/26/sejarah-pelabuhan-teluk-bayuremmahaven/ http://inaport1.co.id/page_sejarah.asp http://www.modusaceh.com/html/read/utama/2838/sabang_dalam_arus_perkembangan_p elabuhan_dunia.html/ http://mydipblog.blogspot.com/2009/06/sejarah-pelabuhan.html http://www.scribd.com/doc/21687902/PELABUHAN

47

Anda mungkin juga menyukai