Anda di halaman 1dari 16

Investment Analysis (Wizard Team)

Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

NATIONAL CONFERENCE THE 11TH ICMSS INVESTMENT ANALYSIS (WIZARD TEAM) (UNIVERSITAS MA CHUNG MALANG)

(PT BANK RAKYAT INDONESIA TBK.)

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Company name Ticker Industry Price Target price Recommendation 52 Week price range Average daily volume Beta

: Bank Rakyat Indonesia : BBRI : Perbankan : Rp6500 : Rp13.202,74 : BUY : (4500 7100) 5800 : 29618000 : 1.18

Dividend yield Shares outstanding Market capitalization Institutional holdings Insider holdings Book value per share Debt to equity ratio Return on equity

: Rp132,08 : 12334581000 : Rp162.82T : Pemerintah Indonesia : Pemerintah Indonesia : 1821.42 : 30.72% : 43,83 %

Highlights
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero merupakan salah satu bank yang listing di Bursa Efek Indonesia dengan mengeluarkan Intial Public Offering (IPO) pada tanggal 10 November 2003 dengan kode saham BBRI. Sejak pertama listing di BEI, saham BBRI terus diburu oleh investor. Hal ini dibuktikan dengan masuknya saham BBRI ke dalam saham LQ45 yang merupakan jenis saham paling aktif volume perdagangannya dan termasuk dalam saham bluechip. Alasan lain yang membuat saham ini terus diburu adalah BBRI mengeluarkan sinyal positif kepada investor dengan adanya stocksplit dan pembagian dividen tunai disetiap tahunnya yang dapat diketahui pada laporan keuangannya. Dari segi fundamental perusahaan yang dihitung dengan menggunakan analisis rasio perusahaan yang ditunjang dengan penghitungan dengan menggunakan metoda CANSLIM didapatkan kesimpulan bahwa saham BBRI layak untuk dibeli sebagai investasi jangka panjang.

Industry Overview
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI, Bank, atau Perseroan) merupakan salah satu bank terbesar dan tertua di Indonesia yang berdiri sejak 16 Desember 1895. BRI berkantor pusat di Gedung BRI I, Jl. Jenderal Sudirman Kav.44-46, Jakarta 10210, Indonesia.Sejak awal didirikan, focus usaha BRI adalah pada pelayanan perbankan di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebagai salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia, sebagian besar saham BRI dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh masyarakat. Nilai kapitalisasi pasarsaham BRI pada akhir tahun 2010 mencapai Rp129,57 triliun atau sekitar 4,13% dari total nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia. Melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, pada tanggal 22 Februari 1946 Pemerintah Indonesia mengubah nama SyominGinko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saat itu BRI, sebagai bank Pemerintah, menjadi ujung tombak dalam pembangunan perekonomian nasional. Kemudian pada tahun 1960, nama BRI kemudian diubah lagi oleh Pemerintah menjadi Bank Koperasi Tani Nelayan (BKTN). Pada tahun 1968, Pemerintah kembali menetapkan nama Bank Rakyat Indonesia sesuai dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968. Pada tahun 1992, BRI berubah status badan hukumnya menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) berdasarkan Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992.Kemudian pada tahun 2003, BRI menjadi Perseroan Terbuka pada tanggal 10 November 2003 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, kini Bursa Efek Indonesia (BEI),dengan kode

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

BBRI. Saham BRI sampai saat ini tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan (blue chip) di BEI. Pada tahun 2007, PT. BRI mengakuisisi Bank Jasa Artha yang kemudian dikonversi menjadi PT Bank BRI Syariah. Pada tahun 2010, diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BRI pada 24 November 2010 telah memberikan persetujuan untuk melakukan akuisisi saham PT. Bank Agroniaga Tbk. dan persetujuan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:2. Sejak tanggal 11 Januari 2011, transaksi saham BRI di BEI telah menggunakan nilai nominal baru. Pada tanggal 3 Maret 2011, BRI secara efektif telah menjadi Pemegang Saham Pengendali PT. Bank Agroniaga Tbk. Sebagai perusahaan terbuka, PT. BRI berkomitmen mematuhi seluruh ketentuan perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional bank maupun pasar modal. Hal tersebut telah mendorong BRI untuk selalu mengutamakan prudential banking dan kepentingan stakeholders. Komitmen ini juga diwujudkan dalam bentuk tata kelola perusahaan sebagai berikut: 1. Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja di seluruh unit kerja; 2. 3. Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja; Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan kedalam rencana tindakan yang terukur dan dapat dipertanggung jawabkan oleh setiap unit kerja; 4. Menerapkan kebijakan reward dan punishment yang tegas dan adil.

Investment Summary

Valuation
Metoda penilaian investasi dapat menggunakan metoda Can Slim. Metoda ini diperkenalkan dalam buku karangan William J. ONeill yang berjudul How to Make Money in Stock. Metoda ini merupakan suatu cara untuk menentukan keputusan bertransaksi (jual atau beli saham), yang berdasarkan dari analisis ekstensif terhadap saham-saham unggulan yang berpredikat baik dan menghasikan gain setiap tahun. Berikut merupakan hasil analisa menggunakan metoda Can Slim: a. C Current Quarterly Earnings per Share

Tabel 1: Earning Per Share BBRI (million Rupiah) 2010 2011 Q1 179.38 135.95 Q2 360.17 282.92 Q3 555.25 434.93 Sumber :Bank BRI, Quarterly report http://www.ir-bri.com/, 2011 Dari Q1 ke Q2 pada tahun 2010 naik hampir 50% sedangkan dari Q2 k3 Q3 pada tahun 2010 naik hampir 60%. Pada tahun 2011, dari Q1 ke Q2 naik 48% sedangkan Q2 ke Q3 naik 65%. Pada tiap kuarter baik pada tahun 2010 dan 2011 earning per share BBRI naik lebih dari 25%.

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

b. A Annual earnings increases over the last five years Tabel 2 : Annual Earning BBRI 2005 Annual Earning (miliar Rp) Peningkatan Annual Earning 3598 2006 4243 17,93 % 2007 4489,252 5,80% 2008 5958, 37 32,72 % 2009 7308, 29 22,66 % 2010 11472, 39 56,98%

Sumber : Laporan Keuangan Bank Rakyat Indonesia (www.idx.co.id), 2011

Selama 5 tahun terakhir yakni mulai tahun 2006 hingga tahun 2010, annual earning BBRI selalu mengalami peningkatan. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi antara tahun 2007-2008 dan 2009-2010 yakni sebesar 32.72 % dan 56,98 %. Hal ini menunjukkan kemampuan BBRI dalam menghasilkan annual earning sangat baik, terlebih BBRI mampu meningkatkan annual earning di setiap tahunnya.

c. N New products, management, and other new events. In addition, the company's stock has reached new highs. Bank BRI pada 2011 kuartal tiga meluncurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp14.43 T (outstanding) dengan debitu sebanyak 1.92 juta. Pencapaian ini sudah 145% dari target Bank BRI di 2011, dana pihak ketiga (DPK) 20.5% dari Rp257.02T di kuartal ke tiga, menjadi Rp309.71T. Bank BRI sudah lama berkomitmen untuk menjadi pioneir sebagai bank yang melayani masyarakat ekonomi rendah, sangat cocok untuk Indonesia. Semisal dengan program Tabunganku untuk penyaluran dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang di lakuakn pada sekitar 116 ribu rumah tangga sangat miskin. Program ini mulai berjalan pada 2011 dan di kelola oleh BRI unit dan BRI teras di seluruh Indonesia. Pada 2011 BRI juga melakukan ekspansi pada nasabah premium yaitu dengan BRI Prioritas yang telah sukses di Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Semarang dan Malang dan di lanjutkan ke Medan pada 2011 ini. BRI meluncurkan kartu kredit baru yang menargetkan nasabah muda perkotaan, yaitu Kartu Kredit BRI Torch. Dengan ini BRI menargetkan kenaikan nasabah hingga 100 ribu sampai 2012. Platform kartu kredit ini antara Rp3jt-Rp50jt per bulan dengan bunga 3.2% (menyesuaikan). Dengan ini diharapkan pendapatan non bunga (fee based income) BRI bertumbuh 10%. Untuk tahun 2012 BRI berencana mengakuisisi perusahaan sekuritas, karena selama ini BRI belum memiliki unit bisnis brokerage. Rencana ini sudah di masukkan dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan disiapkan Rp2.5T. Untuk sektor perkebunan BRI siap menyalurkan kredit untuk revitalisasi perkebunan. Sebelumnya BRI melakukan revitalisasi perkebunan dengan cara refinancing, namun sekarang dengan cara project financiing, dalam sektor industri kreatif BRI juga berkomitmen untuk memajukan dunia fashion di Jakarta khususnya dengan menjadi sponsor utama untuk Jakarta Fashion Week 2012. BRI sampai September baru memiliki 3 sampai 4 persen dari portofolio kredit atau sekita Rp8T namun potensi industri kreatif masih sangat besar.

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

d.

S Small supply and large demand for a stock creates excess demand, and an environment in which stock prices can soar Saham BBRI sangat diminati pelaku pasar modal di karenakan GCG dan kinerja bank yang baik. Para

investor terutama yang bermain di sektor perbankan banyak yang mengidolakan BBRI. Terbukti untuk meningkatkan likuiditas saham dan memecah overvalue BRI melakukan stock split pada 11 Januari 2011 nominal saham di pecah menjadi Rp 500 per saham menjadi Rp 250 per saham. Pada Desember 2010 harga rata-rata saham BRI Rp 10.724 dan setelah stock split pada Januari 2011 menjadi rata-rata Januari ada pada poin Rp 6.457 dan rata-rata Februari 2011 di Rp 4.769 sampai Sepetember 2011 rata-rata harga sama BRI di Rp 6.230 dan Oktober pada Rp 6.266.

e.

L Choose leaders over laggard stocks within the same industry. Use the relative strength index as a guide Di Indonesia saham perbankan di dominasi oleh tiga bank besar yaitu Bank BRI (BBRI), Bank BCA

(BBCA) dan Bank Mandiri (BMRI) ketiganya merupakan primadona saham perbankan. Ketiga bank tersebut adalah market leader perbankan dengan kapitalisasi cukup besardi pasar modal. Berikut data saham ketiga bank pada akhir 2011: BBRI : kisaran harga Rp 6.600,- dengan market cap 162,82 T dan return 24.70%

BBCA : kisaran harga Rp 7.900,- dengan market cap 194.77 T dan return 23.40% BMRI : kisaran harga Rp 6.450,- dengan market cap 150.50T dan return 1.47%

f.

I Pick stocks who have institutional sponsorship by a few institutions with recent above average performance. Be cautious of stocks that are over owned by institutions. BRI adalah bank BUMN. Data 2011 sekitar 57& saham BRI dikuasai pemerintah Indonesia, 43% sisanya di

miliki publik dan dari 43% tersebut sekitar 85%nya di kuasai asing baik individu maupun perusahaan. Disini dapat dilihat bahwa meski pemerintah Indonesia menguasai 50% lebih saham, namun sisanya mutlak di miliki publik, cukup merata. Dengan proporsi demikian maka BRI masih di kuasai pemerintah Indonesia, segi positifnya adalah pemerintah Indonesia masih mutlak menguasai BRI akan memberikan perlindungan ekstra untuk sebuah bank yang merupakan industri vital dalam perekonomian.

g.

M Determining market direction by reviewing market averages daily

Jika di tinjau dari rata-rata harga index IHSG maka harga saham BBRI jauh di atas harga index IHSG. Harga index IHSG berkisar antara 3.700 hingga 4.200 sedangkan harga saham BBRI berkisar antara 6500.

keterangan: CAN SLIM investment analysis ini juga memperhatikan stock split BRI pada Januari 2011.

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Selain menggunakan metoda Can Slim dalam penentuan keputusan investasi, metoda lain yang dapat digunakan yaitu menghitung nilai intrinsic saham. Salah satu cara untuk menghitung nilai intrinsic yakni menggunakan pendekatan Price Earning Ratio (PER). PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. Nilai ini diperoleh dengan membagi harga saham dengan earning per share. Tabel 3 : Perhitungan Nilai Intrinsik Saham BBRI 2007 Harga saham EPS Asli Pertumbuhan EPS Rata-rata pertumbuhan Karena rata-rata pertumbuhan> 15 %, jadi rata-rata yang digunakan untuk estimasi EPS=15% PER Asli Pertumbuhan PER Rata-rata pertumbuhan Karena rata-rata pertumbuhan<20, jadi rata-rata yang digunakan untuk estimasi PER=12 Sumber : Diolah (2011) 15,3 4X 6191 ,67 403, 64 2008 5510 ,42 496, 99 0.23 0.34 2009 6281 ,25 609, 5 0.23 2010 9291 ,67 956, 72 0.57 Proy eksi 1100, 29 Intrin sik 1320 2,74

11,0 9X 0,27 8 -0,14

10,3 1X -0,07

9,71 X -0,05

12 X

Tabel 4 : Pedoman Analisis

Sumber : Lastari (2004) Berdasarkan penghitungan, diketahui nilai intrinsik saham sebesar Rp13.202,74 dan harga penutupan saham BRI pada hari Kamis, 15 Desember 2011 sebesar Rp6.500 (http://www.duniainvestasi.com/). Hal ini menunjukkan bahwa harga pasar saham < nilai intrinsik atau undervalued, sehingga saham ini layak dibeli (BUY).

Financial Analysis
Salah satu cara dalam melakukan analisis keuangan yakni menggunakan metoda CAMEL. Metoda ini digunakan untuk melihat tingkat kesehatan perusahaan bidang perbankan. Berikut adalah hasil perhitungan metoda CAMEL selama 3 thaun yakni 2008, 2009, dan 2010:

Tabel 3 : Perhitungan Metoda CAMEL

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Proksi Capital Asset Quality Asset Qualit Managemen Earning Earning Earning Earning Liquidity Liquidity KEPATUHAN CAR RORA NPL NPM ROA ROE BOPO/OR NIM LDR CMR GMW

2008 0,1318 0,0501 0,028 0,2686 0,0418 0,345 0,7265 0,1018 0,7993 0,3044 0,0557

2009 0,132 0,0452 0,0352 0,2777 0,0373 0,3522 0,7764 0,0914 0,8088 0,4146 0,059

2010 0,1376 0,0543 0,0278 0,2978 0,0464 0,4383 0,7086 0,1077 0,7517 0,4567 0,0805

Sumber : Diolah (2011)

Penjelasan tabel di atas: 1. Capital (CAR/Capital Adequancy Ratio) Rasio kecukupan modal (CAR) dari tahun 2008 ke tahun 2009, mengalami penurunan nilai dari 13,18% menjadi 13,20%. CAR BRI pada tahun 2010 sebesar 13,76% mengalami peningkatan dari 13,20% pada tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya laba bersih yang signifikan pada tahun 2010 hingga memperkuat permodalan BRI. Nilai ini menunjukkan bahwa dalam dalam 3 tahun berturut-turut, rasio kecukupan modal Bank Rakyat Indonesia di atas CAR minimum yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia sebesar 8%. Realisasi CAR tersebut merupakan hasil akhir dari pertumbuhan ATMR dan modal yang cukup seimbang. Dengan penyaluran kredit yang memiliki bobot risiko relatif rendah dan kebijakan pengetatan penyaluran kredit terutama untuk segmen Ritel Komersial dan Menengah, maka outstanding kredit pada akhir tahun 2010 dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya mengalami kenaikan 21,32%. Di lain pihak, dengan dividen pay out ratio atas laba tahun buku 2009 yang dibagi pada tahun 2010 sebesar 30% dapat memperbesar retained earning yang diperhitungkan sebagai komponen modal dalam perhitungan CAR.

2. Asset Quality (RORA & NPL) Asset Quality merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Darmawan, 2004). Asset Quality diproksikan dengan RORA dan NPL.

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Untuk rasio RORA (Risk of Return Asset), merupakan alat untuk mengukur kemampuan bank dalam berusaha mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh laba. RORA merupakan rasio antara laba sebelum pajak dengan risked asset. Risked asset merupakan penjumlahan antara kredit yang diberikan ditambah dengan penempatan pada surat berharga. Nilai RORA pada tahun 2008 sebesar 50,10% dan menurun pada tahun 2009 menjadi sebesar 45,20%. Non Performing Loan (NPL) merupakan salah satu pengukuran dari rasio resiko usaha bank yang menunjukkan besarnya resiko kredit bermasalah yang ada pada suatu bank. Restrukturisasi dan/atau penyelesaian kredit bermasalah termasuk kredit yang telah dihapusbuku pada pokoknya telah diupayakan secara maksimal sehingga realisasi NPL gross pada akhir tahun 2010 menjadi sebesar 2,78% dan NPL net sebesar 0,74%. Nilai NPL BRI tahun 2010 sebenarnya turun apabila dibandingkan dengan NPL tahun 2009 sebesar 3,52% dan pada tahun 2008 sebesar 2,8%. Realisasi penghapusbukuan sebesar Rp4,96 triliun, lebih besar dibandingkan anggarannya sebesar Rp2,51 triliun. Di lain pihak, realisasi recovery atas kredit hapus buku sebesar Rp1,14 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan anggarannya sebesar Rp1,45 triliun dan pada tahun 2010 sebesar 27,8%. 3. Net Profit Margin (NPM) Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas manusianya dalam bekerja, juga dapat dilihat dari pendidikan serta pengalaman karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi. Unsur-unsur penilaian dalam kualitas manajemen adalah manajemen permodalan, aktiva, umum, rentabilitas dan likuiditas, yang didasarkan pada jawaban dari pertanyaan yang diajukan. NPM merupakan rasio antara laba bersih terhadap pendapatan operasional. Pada tahun 2008, nilai NPM BRI sebesar 26,86% dan pada tahun 2009 menjadi 27,77%. 4. Return on Asset (ROA) ROA BRI tahun 2010 sebesar 4,64% meningkat dari 3,73% pada tahun 2009 seiring dengan peningkatan laba bersih yang signifikan. Nilai ROA BRI pada tahun 2008 sebesar 4,18%. ROA BRI telah memenuhi dibanding persyaratan minimum ROA yang ditetapkan oleh BI yakni sebesar 1,5%. 5. Return on Equity (ROE) ROE BRI pada tahun 2008 sebesar 34,5%, pada tahun 2009 sebesar 35,22%, dan pada tahun 2010 sebesar 43,83%. 6. Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya). Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Bank yang sehat rasio BOPO nya kurang dari 1 sebaliknya bank yang kurang sehat (termasuk BBO dan Take Over) rasio BOPO nya lebih dari 1. BOPO BRI pada tahun 2008 sebesar 72,65%, pada tahun 2009 sebesar 77,64%, dan pada tahun 2010 sebesar 70,86%. 7. Net Interest Margin (NIM) NIM yaitu rasio antara pendapatan bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan (outstanding credit). Pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. NIM suatu bank dikatakan sehat apabila mempunyai NIM diatas 2%. NIM BRI ditahun 2010 adalah 10,77% sedikit meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar 9,14%. Sedangkan NIM pada tahun 2008 sebesar 72,65%. Hal ini sejalan dengan meningkatnya produktifitas pinjaman dan juga pengaruh penerapan PSAK 50/55, dimana perhitungan pendapatan bunga pinjaman dengan suku bunga flat dikonfersi menggunakan suku bunga efektif. 8. Loan To Deposit Ratio (LDR) LDR merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga, yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi pembayaran kembali deposito yang telah jatuh tempo kepada deposannya serta dapat memenuhi permohonan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. LDR BRI mengalami penurunan dari 79, 93% pada tahun 2008, sebesar 80,88% pada tahun 2009 menjadi 75,17% pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh tingkat pertumbuhan DPK yang melampaui tingkat pertumbuhan kredit. 9. Call Money Ratio (CMR) CMR merupakan rasio call money terhadap current assets, yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi dengan segera kewajiban keuangannya. CMR BRI pada tahun 2008 sebesar 30,44%, pada tahun 2009 sebesar 41,46%, dan pada tahun 2010 sebesar %. 10. Giro Wajib Minimum (GWM) Berdasarkan kebijakan Bank Indonesia, Bank BRI wajib memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah dan GWM valas. Pada Desember 2010 posisi GWM rupiah BRI adalah sebesar 8,05%, pada tahun 2009 sebesar 5,90% dan sebesar 5,57% pada tahun 2008.

Dari hasil perhitungan metoda CAMEL di atas, menunjukkan bahwa BBRI memiliki tingkat kesehatan yang baik dari sisi permodalan, kepatuhan, maupun aspek lainnya. Dalam waktu jangka panjang, investasi di BBRI sangat menguntungkan karena aspek fundamental BBRI sudah sangat kuat dan mampu memberikan jaminan investasi di masa yang akan datang.

Investment Risks
Dengan beta sebesar 1.18 maka BBRI memiliki resiko cukup tinggi, namu hal ini berbanding lurus dengan keuntungan yang dapat diperoleh investor. 1.18 merupakan angka yang baik ditinjau dari kinerja saham dan beta perusahaan dalam industri yang sama yaitu perbankan yang ada di pasar modal Indonesia. Resiko juga dipengaruhi oleh aksi profit taking dalam saham perbankan. Dengan profit taking maka harga saham akan turun, karena banyak trader yang akan menjual saham BBRI mereka, namu dengan turunnya harga trader bisa memanfaatkannya untuk aksi beli. Profit taking tidak akan mempengaruhi proyeksi saham BBRI dalam jangka panjang ke depan, para investor berkualitas dapat mengandalkan BBRI untuk long term investment karena kinerja perusahaan yang baik, good corporate governance dan fundamental yang kuat.

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Appendix 1: Financial Summary


Income Statement and Balance Sheet

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Investment Analysis (Wizard Team)


Investment analysis ini dibuat untuk mengikuti selesksi Nasional Conference ICMSS. Tanggal. 15 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai