Anda di halaman 1dari 6

2.5.

Preparasi Sayatan Poles Tipis Sayatan Tipis Batuan Sebuah sayatan tipis adalah dasar dari semua analisis geologi yang berhubungan dengan identifikasi mineral. Begitu pentingnya hingga kesempurnaan sebuah sayatan tipis menandai keberhasilan suatu penelitian. Begitu pentingnya hingga seorang ahli geologi selayaknya mampu membuat sebuah sayatan tipis sendiri. Dalam pembuatan sayatan tipis, banyak pertimbangan yang harus diperhatikan. Sayatan tipis tersebut harus dapat memberikan informasi yang jelas mengenai tekstur dalam suatu batuan. Selain itu kondisi sampel dari lapangan sangat mempengaruhi kualitas suatu sayatan. Kondisi suatu sampel yang akan dibuat sayatan sebaiknya: Segar, agar warna mineral dapat diamati dengan baik. Kompak, agar dalam pengerjaannya tidak mudah rusak. Volume conto jangan terlalu kecil. Agar dalam pengerjaannya tidak menyulitkan pekerja.

Tahapan pembuatan sayatan tipis: Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan

Persiapan merupakan hal yang paling pertama yang harus dilakukan alam melakukan pembuatan sayatan tipis, tanpa persiapan yang bagus dan cukup, maka akan terjadi proses pembuatan sayatan tidak akan maksimal. Persiapkan segala alat dan bahan yang akan dibutuhkan saat proses berlangsung. Alat dan bahan yang dibutuhkan diantaranya adalah: Mesin pemotong Mesin gerinda penghalus Mesin Hot Plate Kaca

Sampel batuan Kaca preparat Lem epoxy atau balsam kanada Bubuk karborundum Resin dan katalis (bila diperlukan)

Pemotongan sampel

Sampel pada umumnya memiliki ukuran yang beragam, namun untuk dapat dijadikan suatu sayatan tipis, sebuah sampel harus dipotong hingga ukuran tertentu, atau disesuaikan dengan ukuran preparat yang akan dibuat. Pekerjaan memotong sampel ini adalah pekerjaan yang sederhana tetapi beresiko tinggi. Mesin pemotong ini memiliki cakram gergaji dengan diameter 40 cm dan mata yang terbuat dari intan atau korundum, sehingga memiliki kekerasan yang sangat tinggi dan mampu memotong batuan apa saja. Karena itu dibutuhkan kehati-hatian ekstra saat memotong sampel, usahakan berhati hati dan memperhatikan posisi cakram gergaji tersebut, jika tidak berhati-hati jari tangan bisa hilang. Selain itu usahakan agar sampel tetap diposisi saat dipotong, jangan sampai bergerak atau berpindah posisi. Dalam menentukan bagian mana dari suatu sampel yang akan dipotong hendaknya melakukan orientasi terlebih dahulu. Bagian sampel yang akan dipotong dan dijadikan sayatan tipis dari sampel batuan tersebut sebaiknya adalah bagian yang mewakili identitas dan karakteristik batuan secara keseluruhan, baik pada sampel maupun pada singkapan di lapangan atau disesuaikan dengan kebutuhan analisis yang akan dilakukan.

Penghalusan permukaan

Permukaan sampel yang telah dipotong tersebut harus dihaluskan terlebih dahulu salah satu sisinya dengan menggunakan gerinda dan butiran karborundum. Butiran karborundum ini adalah semacam bubuk yang sering digunakan pada kertas ampelas. Penghalusan permukaan dimulai dari butiran karborundum dengan nomor terkecil atau dari yang paling kasar hingga paling halus. Butiran korundum ini terbagi atas berbagai ukuran, diataranya yaitu ukuran 100, 200, 400, 1000 dan 2000. Penghalusan yang menggunakan karborundum ukuran 100-200 ini dilakukan pada mesin gerinda. Jadi, bubuk karborundum ini ditabur diatas mesin gerinda, lalu dibasahi dengan air untuk meredam panas, kemudian mesin gerinda dihidupkan untuk mengasah sampel yang telah dipotong hingga permukaannya rata dan halus. Setelah dirasa cukup, proses boleh dihentikan. Penempelan sampel pada kaca preparat

Setelah penghalusan salah satu sisi selesai, maka bagian ini akan ditempelkan atau dilekatkan pada kaca preparat. Perekatan atau penempelan ini menggunakan media lem tertentu seperti lem epoxy namun lem yang paling baik adalah balsam kanada. Pengeleman atau penempelan ini harus dilakukan dengan cepat dan timing yang pas, agar tidak terbentuk gelembung udara atau buih. Buih ini adalah hal yang sangat menggagu pada sayatan, keberadaan buih dapat merusak sayatan dan membuatnya mudah terkelupas selain itu buih juga akan menyulitkan saat pengamatan dilakukan. Setelah dipastikan sampel telah melekat dengan baik dan tidak ada gelembung udara yang terbentuk, lalu masukkan sampel ini ke mesin hot plate. Mesin ini berguna untuk menghilangkan sisa molekul air yang ada di dalam batuan, sehingga lem yang digunakan untuk merekatkan batuan dapat merekat dengan sempurna. Penghalusan tahap akhir

Setelah sampel benar-benar telah merekat sempurna, lalu lanjutkan penghalusan kembali pada bagian sampel yang satunya. Penghalusan tetap dimulai dari ukuran karboundum yang paling kecil hingga yang paling halus. Diawali dengan menggunakan mesin gerinda, karborundum ukuran 100-400 dan dibasahi dengan air, lalu setelah dirasa cukup rata, penghalusan dilanjutkan di kaca, diakukan secara manual menggunakan karborundum dengan ukuran yang lebih halus yaitu pada ukuran 1000 dan 2000 dan tidak lupa tetap dibasahi dengan air sebagai peredam panas. Ketika mengasah secara manual ini, hal yang harus diperhatikan adalah kerataan dan kehalusan permukaan sampel, perhatikan bagian susut-sudutnya. Kerataan permukaan ini akan sangat mempengaruhi saat pemasangan cover glass nantinya. Pemasangan cover glass ini adalah untuk penutup, atau finishing. Cover glass berguna untuk melindungi sayatan batuan dari faktor luar yang dapat merusak sayatan. Setelah dipasang cover glass sebaiknya sayatan tipis didiamkan selama waktu tertentu.

Daftar pustaka:

http://scribd.com/rivhdal saputra (1 januari 2011, 19.46) http://bos.fkip.uns.ac.id/materi/118.98.214.237/23.Teknik%20geologi%20pertambangan/powerpoint%20 gp%20asli/paleontologi/teknik%20pembuatan%20sayatan%20tipis2.ppt (1 januari 2011, 19.00) http://digilib.batan.go.id/e-prosiding/File%20Prosiding/Geologi/Laporan_Pen._20042006_PPGN_berkas_A//artikel/subagyo_es_472.pdf (30 November 2011, 23.56) Tanya jawab: 1. Muh. Ikhsan Indrajaya Mengapa dalam pembuatan sayatan tipis, harus ketebalan 0,03 mm? Jawab: Ketebalan 0,03 mm merupakan standar ketebalan internasional yang juga telah lama digunakan. Adapun pertimbangan pemakaian ketebalan 0,03 mm sebagai standar internasional adalah: - Bila kurang dari 0,03 mm, sayatan yang dibuat akan lebih rentan terhadap kerusakan.

- Ukuran 0,03 mm dipilih agar dalam pengamatannya, mineral yang diamati akan lebih jelas terlihat dan dapat tembus cahaya. 2. Dian Ekawati - Coba jelaskan kembali mengenai alat-alat grinding dan polishing! - Dalam oxide polishing, apakah sample perlu dibersihkan kembali agar komposisi kimianya tidak terganggu? Jawab: 3. Imam Taufiq Faqih - Mengapa buih bisa terjadi pada pembuatan sayatan tipis? - Kesalahan apa saja yang bisa terjadi pada saat pembuatan sayatan tipis? Jawab: - Buih bisa terjadi karena pada saat penempelan sayatan ke kaca, ada gelembung udara pada kanada balsam sehingga terjadi buih atau gelembung udara di dalam preparat. - Tiap langkah dalam pembuatan sayatan tipis memiliki resiko atau kesalahan yang dapat terjadi,yaitu: - Pada saat pemotongan, hal yang paling penting harus diperhatikan adalah keselamatan kerja. Pada saat pemotongan usahakan jagan sampai terkena alat potong pada mesin. - Pada saat menghaluskan permukaan, ketebalan yang diinginkan agak sulit tercapai.pada proses ini, penghalusan permukaan sebaiknya tidak langsung menghaluskan sayatan sampai 0,03 mm. - Pada saat penempelan kaca preparat biasanya muncul buih akibat adanya kandungan udara pada perekat yang dipakai. - Pada saat penghalusan tahap akhir, hal yang harus diperhatikan adalah kerataan dan kehalusan permukaan sampel, perhatikan bagian susut-sudutnya. Jangan sampai permukaan tidak rata dan ketebalan tidak tercapai.

Anda mungkin juga menyukai