Anda di halaman 1dari 9

Materi ( Bahan Ajar Ke : 5, 6, 7 ) Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

TIM MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN BANDAR LAMPUNG TAHUN AKADEMIK 2009/2010

Sila Pertama : KETUHANAN YANG MAHA ESA

Menjunjung tinggi dan menghormati agama dan kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa Menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya Hormat-menghormati antar pemeluk agama Bekerja sama antar pemeluk agama untuk membangun kerukunan Menghormati pemeluk agama yang sedang menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain

Agama adalah hak azasi. Agama adalah urusan pribadi (individu) apakah Pemerintah boleh ikut campur..? Dalam hal apa campur tangannya..? Dalam implementasi nilai-nilai Pancasila, ada peran negara dan ada peran warga negara Urusan aqidah vs Urusan Kerukunan Agama vs Politik (Hubungan Agama dengan Negara) Keyakinan Beragama vs Religiositas Beragama Pemaknaan ajaran agama yang beragam vs Kitab suci yang sama (Ekstrimisme Ritual) Agama vs Pendidikan

Sila Kedua : KEMANUSIAAN YANG ADIL & BERADAB

Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara warga negara Saling mencintai sesama manusia Mengembangkan sikap tenggang rasa atau menghormati perasaan orang lain Tidak sewenang-wenang, berat sebelah dan tidak berimbang terhadap orang lain Menghormati nilai kemanusiaan dengan mengakui adanya kemajemukan, pertimbangan moral dan agama, perbuatan jujur atau iktikad baik. Gemar membantu orang yang membutuhkan bantuan Berani membela kebenaran dan keadilan Saling menghormati dengan bangsa-bangsa lain

Hak Azasi Manusia Kuno


Latar belakang sejarah HAM muncul karena kesadaran manusia terhadap harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya akibat dari tindakan sewenang-wenang penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan dan kezaliman atau tirani
Nabi Ibrahim (2500-1000 SM) melawan Namrudj Nabi Musa melawan Firaun Socrates, Plato & Aristoteles (527-632 M) mengkritik pemerintah yang sewenang-wenang Nabi Muhammad SAW membebaskan para budak dan perempuan di zaman Kurais

Hak Azasi Manusia Kuno

(lanjutan)

Hak azasi manusia kuno ditandai dengan lahirnya :


Magna Charta di Inggris Tahun 1215 Habeas Corpus Act (1679) Bill of Rights (1689) Declaration of Independence (1776) di Amerika Bill of Rights di Amerika (1791) Declaration des Droits de Lhome et du Citoyen (1789) di Prancis sebagai hasil revolusi Prancis, dengan ciri :
Mengupayakan perlindungan terhadap hak individu Perlindungan individu dari tindakan sewenang-wenang penguasa Menuntut diselenggarakannya kebebasan, keadilan dan kedamaian

Hak Azasi Kontemporer


Rintisan HAM kontemporer ditandai dengan kehadiran Rights of Determination, suatu naskah perdamaian adil yang diusulkan oleh Presiden Amerika Theodore Woodrow Wilson (1918), pernyataan Presiden Amerika Franklin D. Roosevelt (1941) mengenai empat kebebasan (Atlantic Charter) :
Kebebasan Kebebasan Kebebasan Kebebasan berbicara dan berekspresi beragama dari hidup berkekurangan dari ketakutan

Hak Azasi Kontemporer

(lanjutan)

Deklarasi tersebut diikuti dengan ditetapkannya Covenant on Human Rights (perjanjian ekonomi, sosial dan budaya, serta perjanjian sipil dan politik serta protokol) oleh PBB. Diterima PBB tanggal 10 Desember 1966 melalui Resolusi No. 2200A (XXI) dinyatakan berlaku sejak tanggal 31 Desember 1972. Ciri-ciri HAM kontemporer :
Lebih bersifat egalitarian atau kesetaraan (gender, warna kulit, jenis kelamin, dan opini publik) HAM dijadikan kepedulian internasional sejak lahirnya Universal Declaration of Human Rights oleh PBB tahun 1948.
HAK SIPIL HAK POLITIK HAK MENIKMATI HASIL PEMB. HAK EKONOMI & KESOS

Hakekat & Ciri HAM


Hakekat HAM adalah konsep moral, sehingga penerapannya sangat dipengaruhi oleh kesadaran manusia. Ciri-ciri HAM
Merupakan hak yang berisi norma yang sudah pasti dan memiliki prioritas tinggi yang penegakannya bersifat wajib Bersifat universal Dianggap ada dengan sendirinya Dipandang sebagai norma yang penting Mengaplikasikan kewajiban bagi individu dan pemerintah Menetapkan standar minimal bagi praktek kemasyarakatan dan kenegaraan yang baik

KONSEP HAM
Menurut konsep negara-negara Barat :
Berkehendak meninggalkan konsep negara yang mutlak Berkehendak untuk mendirikan federasi rakyat yang bebas, negara sebagai koordinator dan pengawas Filosofi Dasar : hak azasi tertanam dalam diri individu Hak azasi lebih dulu ada dibanding tatanan negara

KONSEP HAM
Menurut konsep Sosialis:
Hak azasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam masyarakat Hak azasi manusia tidak ada sebelum negara ada Negara berhak membatasi hak azasi manusia apabila situasi menghendaki

KONSEP HAM
Menurut konsep bangsa Asia-Afrika:
HAM tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama/sesuai dengan kodratnya Masyarakat sebagai keluarga besar dengan penghormatan utama untuk kepala keluarga Individu tunduk kepada kepala adat yang menyangkut tugas dan kewajiban anggota masyarakat

KONSEP HAM
Menurut konsep Pancasila :
Manusia adalah mahluk Tuhan, berperan sebagai pengelola dan pemelihara alam semesta secara seimbang Hak dan kewajiban azasi manusia bersumber dari ajaran agama HAM meliputi hak hidup, hak keluarga, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan Perumusan HAM dilandasi oleh pemahaman adanya hubungan manusia dengan tuhan, manusia dan lingkungannya Bangsa Indonesia menyadari, mengakui, menghormati, dan menjamin HAM orang lain sebagai suatu kewajiban NKRI memiliki hak azasi yang harus dihormati dan ditaati oleh setiap warga negara. Sebagai anggota PBB, bangsa dan negara Indonesia memiliki tanggung jawab dan kewajiban menghormati deklarasi HAM PBB sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila.

HAM dalam Filsafat Pancasila


Secara filsafati, Pancasila memandang bahwa manusia dianugerahi oleh Tuhan akal budi dan nurani yang memberi kemampuan untuk membedakan yang baik dan buruk yang akan membimbing dan mengarahkan perilaku manusia HAM dalam nilai dasar Pancasila tidak saja berisi kebebasan dasar tetapi juga berisi kewajiban dasar yang melekat secara kodrati. Hak dan kewajiban azasi ini tidak dapat diingkari. HAM menajdi dasar berbangsa & bernegara Pancasila sebagai dasar negara mengandung konsep bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan bersifat monodualistik, yakni sebagai mahluk individu yang bersifat perorangan sekaligus mahluk sosial Kewajiban menjunjung tinggi HAM tercermin dalam pembukaan UUD 1945

HAM dalam UUD 1945


Hak atas kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan (Ps. 27 ayat 1) Hak atas penghidupan yang layak (Ps. 27 ayat 2) Hak atas bela negara (Ps. 27 ayat 3) Hak atas kebebasan berserikat/berkumpul (Ps. 28) Hak atas kebebasan beragama (Ps. 29 ayat 2) Hak atas pertahanan dan keamanan (Ps.30 ayat 1) Hak atas pendidikan (Ps. 31 ayat 1)

HAM DALAM AJARAN AGAMA


Tak seorangpun diantara kamu benar-benar orang beriman sebelum dia menginginkan bagi saudarasaudaranya apa yang dia inginkan bagi dirinya sendiri (Sunnah-Islam) Perbuatlah terhadap orang lain apa yang kamu kehendaki mereka perbuat terhadap kamu, karena demikianlah ajaran hukum Taurat dan Firman yang disampaikan Alla melalui para Nabi (Kristen) Janganlah menyakiti orang lain dengan cara-cara yang akan mendapati dirimu sendiri disakiti (Budha) Jangan lakukan kepada orang lain apa yang kamu sendiri tidak suka dilakukan pada dirimu. Maka tidak akan ada kepahitan/kemarahan melawanmu, baik dalam keluargamu maupun di dalam negeri (Konfusius)

HAM
Bersifat Universal Bersifat Konstekstual

-Teori Relativitas berpandangan bahwa ketika berbenturan dengan nilai-nilai lokal, maka HAM harus dikontektualisasikan -Teori Radikal Universalitas berpandangan bahwa semua nilai termasuk nilai-nilai HAM adalah bersifat universal dan tidak bisa dimodifikasi sesuai dengan perbedaan budaya dan sejarah tertentu

Lembaga Penegak HAM di Indonesia Komnas HAM Komnas Perlindungan Anak Indonesia
Komisi Nasional Perlindungan Anak Komisi Perlindungan Anak Indonesia

Komnas Perempuan Pengadilan HAM

Anda mungkin juga menyukai