Anda di halaman 1dari 7

WAFATNYA RASULULLAH SAW Peristiwa wafatnya Rasulullah SAW adalah pada hari Senin.

Tepatnya pada tanggal 13 Rabiul Awwal. Diriwayatkan dari Ibnu Masud r.a. ia berkata : Ketika sudah dekat kematian Rasulullah SAW maka kami berkumpul di rumah Ibu kami Aisyah r.a. Rasulullah SAW memandang kami (agak lama) tiba-tiba air matanya mengalir, kemudian Nabi SAW bersabda : Semoga Allah membahagiakanmu, dalam hidupmu, semoga Allah juga mengasihimu, menyayangimu, menunjukkanmu (ke jalan yang lurus), aku berwasiat kepadamu : Bertaqwalah kepada Allah, Allah telah memberikan wasiat kepadamu, dan aku memohon kepada Allah agar adanya pengganti (diriku) untuk kamu, sesungguhnya aku ini adalah orang yang memberi peringatan nyata, dan engkau jangan merasa besar diri di hadapan Allah, bahwasanya Allah itu bagiku dan bagimu mempunyai rumah Akhirat (yakni surga), rumah tersebut diperuntukkan orang-orang yang tidak menghendaki kesombongan semasa di dunia, dan juga tidak melakukan kerusakan, akhir hayatnya termasuk orang-orang yang bertaqwa. Lalu kami bertanya kepada Rasulullah SAW : Kapan ajalmu datang ya Rasulullah?. Rasulullah SAW menjawab : Ajalku telah dekat, tempat kembaliku kepada Allah, ke Sidratul Muntaha, ke surga sebagai tempat kembali dan Arasy yang tinggi. Lalu kami bertanya lagi : Ya Rasulullah, siapa yang akan memandikanmu?. Rasulullah SAW menjawab : Yaitu orang yang menjadi ahli baitku. Kemudian kami bertanya : Ya Rasulullah begaimana cara mengkafanimu?. Rasulullah SAW menjawab : (Kafanilah) dengan menggunakan pakaianku ini jika kamu menghendaki, atau dengan selimut Yaman. Kami bertanya lagi : Ya Rasulullah, siapa orang yang menshalatimu dari kami ini ?, kami bertanya demikian dengan menangis, lalu Rasulullah juga menangis, kemudian beliau bersabda : Semoga Allah memaafkan kepadamu, berbuatlah pelan-pelan ketika kamu memandikanku, dan ketika mengkafaniku, meletakkanku di atas tempat tidurku ini di atas tepi liang kuburku, setelah itu kemudian keluarlah dariku sesaat. Adapun orang yang pertama kali menshalati aku adalah orang yang duduk di dekatku dan menjadi kekasihku yaitu Jibril, dan Mikail, kemudian Israfil, Izrail, dan Malaikat Maut beserta pembantu-pembantunya, (setelah para malaikat itu menshalati diriku) maka masuklah kalian semua dengan berkelompok-kelompok, lalu shalatilah aku dan (sebelumnya ucapkanlah) salam, hendaknya yang mengawali menshalatiku adalah orang yang menjadi Ahli Baitku, kemudian wanita-wanitanya, terus kalian semua. Rasulullah SAW dalam sakitnya itu selama 18 hari, sedangkan para sahabat silih berganti menjenguknya. Rasulullah SAW sakit itu pada hari Senin, beliau wafat juga pada hari Senin. Ketika pada hari Ahad sakit Rasulullah SAW semakin bertambah. Pada waktu shalat telah tiba Bilal berdiri di depan pintu mempersilahkan Rasulullah SAW untuk mengimami shalat, seraya berkata : Assalaamualaika Ya Rasulullah, mohon Rasulullah menjadi imam shalat, semoga Allah memberi rahmat kepadamu. Maka Fatimah berkata kepada Bilal : Sesungguhnya Rasulullah SAW terbebani oleh sakitnya yang parah. Bilal lalu masuk ke dalam masjid. Dan tatkala remang-remang sudah tampak, Bilal datang lagi ke rumah Rasulullah, berdiri di depan pintu seraya memohon

kepada Rasulullah untuk mengimami shalat subuh, sebagaimana permohonannya yang pertama. Di dalam Rasulullah SAW mendengar suara Bilal, maka beliau mempersilahkan Bilal untuk masuk ke kamarnya : Masuklah hai Bilal. Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal : Wahai Bilal, sesungguhnya aku ini terbebani oleh penyakitku yang parah, maka perintahkan kepada Abu Bakar untuk menjadi imam shalat. Selanjutnya Bilal keluar dari rumah Rasulullah SAW dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya, seraya memanggil : Aduh. orang yang menolongku.Aduh orang yang menolongku kesedihanku hari ini seperti memutuskan punggungku dan memecahkan tulang-tulangku, jikalau ibuku tidak melahirkan aku maka aku tidak melihat sakitnya Rasulullah SAW yang parah pada hari ini. Bilal terus masuk ke dalam masjid dan berkata kepada Abu Bakar : Rasulullah SAW telah memerintahkanmu untuk mengimami shalat bersama orang banyak. Tatkala Abu Bakar melihat ke tempat Rasulullah SAW yang tampak sunyi (tidak terdengar suara beliau lagi), Abu Bakar itu adalah orang yang tipis hatinya melihat kejadian itu ia tidak mampu menahan gejolak batinnya, maka ia langsung menjerit dan pingsan. Kaum muslimin yang ada di dalam masjid mendengar peristiwa itu gemuruh. Rasulullah SAW yang ada di dalam rumah mendengar hiruk pikuk di dalam masjid bertanya kepada Fatimah : Wahai Fatimah ada hiruk pikuk apa di dalam masjid ?. Fatimah menjawab : Kegaduhan kaum muslimin di dalam masjid itu karena tiada kehadiranmu. Maka Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan Abbas r.a. Lalu Rasulullah berusaha keluar menuju masjid dengan dibantu jalannya oleh dua orang sahabat ini. Terus beliau mengimami shalat (subuh) dengan dua rakaat yang ringan. Setelah selesai melakukan shalat, beliau langsung menghadapkan wajahnya ke arah para sahabat, seraya berkata : Wahai kaum muslimin, kalian akan dipisahkan Allah (denganku), yang masih dalam perlindungan Allah, serta penjagaan Allah, sesungguhnya Allah (menempatkan) pengganti diriku setelah aku meninggal, aku berwasiat kepadamu : Bertaqwalah kepada Allah Taala, aku ini adalah orang yang memisah dunia, pada hari ini adalah awal hariku di akhirat dan akhir hariku di dunia. Ketika pada hari Senin, Allah Taala memberikan wahyu kepada Malaikat Maut : Cabutlah ruh kekasih-Ku dengan baik dan pelan-pelan, jika ia memerintahkan kepadamu untuk masuk maka masuklah, jika ia melarangmu maka janganlah kamu masuk, dan kembalilah kamu. Kemudian Malaikat Maut datang kepada Nabi SAW dengan bentuk seorang lelaki yang rupawan, seraya memberi salam : Assalamualaikum ya Ahli Bait Nabi, yang menjadi sumber wahyu dan risalah. Maka Fatimah keluar dan berkata kepada tamunya itu : Wahai hamba Allah, sesungguhnya Rasulullah SAW pada hari ini terbebani oleh sakitnya yang parah. Malaikat Maut lalu bekata kepada Fatimah : Semoga kesejahteraan tetap tercurahkan kepadamu, aku akan masuk ke rumahmu dan harus masuk. Rasulullah SAW mendengar pembicaraan Fatimah dengan Malaikat Maut, maka beliau bertanya : Wahai Fatimah, siapa orang yang ada di depan pintu itu ?.

Fatimah menjawab : Dia adalah seorang lelaki yang mohon izin untuk masuk ke rumah, maka aku katakan kepadanya : Bahwa Rasulullah SAW pada hari ini sedang terbebani oleh sakitnya yang parah, kemudian ia tetap (ngotot) mohon izin untuk masuk ke dalam rumah yang kedua kalinya dengan suara yang bisa menggetarkan tubuhku dan melepas ruas-ruas tulangku sehingga wajahku berubah. Mendengar hal itu Rasulullah SAW terus bertanya : Apakah kamu mengerti siapa dia ?. Fatimah menjawab : Tidak, aku tidak mengerti dia. Maka Rasulullah berkata : Dia adalah orang yang memutuskan kenikmatan, yang memutuskan syahwat (keinginan), yang memisahkan kelompok, yang merusak rumah, dan yang meramaikan kubur. Kemudian Rasulullah SAW berkata : Wahai Malaikat Maut masuklah. Malaikat Maut terus masuk ke rumah Rasulullah SAW seraya memberi salam : Assalamualaika Ya Arsulullah. Rasulullah SAW menjawab : Walaikas salam ya Malaikat Maut. Selanjutnya Rasulullah SAW bertanya : Apakah kedatanganmu ini sebagai orang yang sedang mengunjungiku atau sebagai yang mencabut nyawa ?. Malaikat Maut menjawab : Kedatanganku ini sebagai orang yang berkunjung dan sebagai yang mencabut nyawa, ini jika engkau mengizinkan kepadaku, jika tidak maka aku akan kembali. Nabi SAW lalu bertanya kepada Malaikat Maut : Wahai Malaikat maut, apakah engkau melihat kekasihku Jibril ?. Malaikat Maut menjawab : Aku melihat Jibril berada di langit dunia yang senantiasa dihibur oleh para malaikat yang lain, dan para malaikat itu tak henti-hentinya terus menghibur Jibril sampai Jibril turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah SAW. Setelah itu Rasulullah SAW berkata kepada Jibril : Wahai Jibril, bukankah engkau telah mengerti sesungguhnya perkaraku ini telah dekat ?. Jibril menjawab : Ya, aku mengerti. Maka Rasulullah berkata : Gembirakanlah aku dengan apa yang akan aku miliki di dekat Allah. Jibril lalu berkata : Sesungguhnya pintu-pintu langit telah dibuka, malaikat semua berbaris untuk menyambut ruhmu. Nabi SAW berkata : Semua itu untuk Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur kepada-Nya, wahai Jibril gembirakanlah aku dengan apa yang akan aku miliki di dekat Allah. Jibril berkata : Sesungguhnya pintu-pintu langit telah dibuka, bidadari-bidadarinya telah bersolek diri, sungai-sungainya telah mengalir, buah-buahannya telah didekatkan dan para malaikat menanti kedatangan ruhmu. Nabi SAW lalu berkata : Itu semua untuk diriku dari Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur. Wahai Jibril gembirakanlah aku dengan apa yang akan aku miliki di dekat Allah. Jibril berkata : Aku menggembirakanmu, bahwa engkau adalah orang pertama kali diberi syafaat besok pada hari kiamat. Nabi SAW berkata : itu semua untuk diriku dari Tuhanku, segala puji bagi Allah dan aku bersyukur. Nabi SAW melanjutkan perkataannya : Wahai Jibril, gembirakanlah aku. Lalu Malaikat Jibril kembali bertanya : Tentang apa yang engkau minta ya rasulullah. Nabi SAW menjawab : Tentang perkara yang bias membuat keprihatinanku dan kesedihanku, yaitu bagian apa yang akan diberikan pada orang yang membaca Al Quran setelah kematianku nanti, dan apa yang akan diberikan kepada orang yang berpuasa bulan Ramadhan setelah kematianku nanti, apa yang akan diberikan kepada orang yang mengunjungi Baitul Haram setelah kematianku nanti, dan apa yang akan diberikan kepada umatku yang bersih hatinya setelah kematianku nanti. Jibril menjawab : Aku akan menggembirakan kepadamu,sesungguhnya Allah Taala telah berfirman :

Bahwa Aku mengharamkan surga atas para Nabi yang lain dan umatnya sehingga engkau dan umatmu masuk lebih dahulu. Kemudian Nabi berkata : Sekarang hatiku telah bergembira, wahai Malaikat Maut mendekatlah engkau kepadaku. Sahabat Ali r.a. bertanya : Wahai Rasulullah, siapa yang akan memandikanmu dan mengkafanimu ?. Rasulullah SAW menjawab : Orang yang memandikanku nanti adalah kamu, sedangkan Ibnu Abbas menuangkan air, Jibril akan datang kepadamu dengan membawa kayu cendana dari surga. Ketika kamu sudah selesai memandikanku dan mengkafaniku, maka keluarlah sesaat. Setelah berkata kepada Ali r.a. kemudian Malaikat Maut mendekati Nabi SAW lalu mencabut ruhnya dengan pelan sekali. Disaat ruhnya itu sampai pusarnya, Nabi SAW berkata kepada Jibril : Wahai Jibril sangat panas sekali rasa kematian ini. Jibril tidak tahan melihat (rintihan) Nabi, ia lalu memalingkan mukanya. Maka Nabi SAW berkata kepada Jibril : Wahai Jibril, apakah engkau benci melihat wajahku. Jibril berkata : Wahai kekasih Allah, hati siapa yang tidak merasa tenang melihat wajahmu sedangkan engkau dalam keadaan sakaratul maut. Hingga akhirnya Rasulullah SAW meninggal. Anas r.a. berkata : Ketika aku lewat di depan pintu rumah Aisyah, (kulihat) Aisyah sedang menangis, dalam tangisnya itu ia berkata : Aduh.orang yang memakai sutera, yang tidak pernah tidur di atas permadani yang halus, Aduh.orang yang keluar dari dunia yang tidak pernah kenyang perutnya dari roti san syair, Aduh.orang yang memilih tikar daripada tidur di atas ranjang, Aduh.orang yang tidak pernah tidur malam karena dari takutnya kepada neraka Sair. Diceritakan dari Said bin Ziyad, ia menerima kabar dari Khalid bin Saad : Sesungguhnya Muadz bin Jabal pernah berkata : Rasulullah SAW pernah mengutusku untuk pergi ke Yaman, maka aku tinggal di rumah penduduk Yaman selama 12 tahun. Pada suatu malam dalam tidurku aku bermimpi : wahai Muadz apakah engkau masih bias tidur sedangkan Rasulullah SAW berada dalam ambang kematian. Muadz langsung terkejut dan bangun dari tidurnya, seraya berkata : Audzu billahi minasy syaithanirrajiim (Aku mohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk). Kemudian Muadz melakukan shalat di malam itu juga. Ketika dalam malam yang kedua Muadz bermimpi lagi : Tiba-tiba datanglah seseorang yang pernah datang dalam mimpinya yang pertama, seraya berkata : Wahai Muadz, sesungguhnya kalimat itu datangnya bukan dari setan. Muadz terus bangun dan menjerit, sehingga penduduk Yaman mengetahui (apa yang dialami pleh Muadz). Ketika pada pagi harinya, orang-orang berkumpul pada Muadz (menanyakan apa yang ia alami), maka Muadz berkata : aku bermimpi dalam tidurku, maka ambilkan Mushhaf untukku, sesungguhnya Rasulullah SAW ketika mengalami mimpi yang berat mengharapkan dengan Al Quran. Kemudian Muadz bin Jabal membuka Al Quran, maka ia membaca dalam firman Allah Taala yang berbunyi (artinya): Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula) (S. Az-Zumar : 20)

Setelah membaca ayat di atas Muadz bin Jabal menjerit dan langsung pingsan. Ketika telah sadar dari pingsannya ia mengambil mushhaf lagi untuk yang kedua kalinya, lalu ia membaca ayat dari mushhaf yang dibukanya itu berbunyi(artinya): Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad) ? (S. Ali Imran : 144) Muadz bin Jabal langsung menjerit setelah membaca ayat tadi seraya berkata : Wahai Abul Qasimku.wahai Muhammadku.. Kemudian ia keluar dari Yaman menuju kota Madinah dengan meninggalkan penduduk Yaman, (Sebelumnya) ia berkata kepada penduduk Yaman : Jika apa yang aku impikan itu benar, maka rusaklah para janda, anak-anak yatim dan orangorang miskin jadilah kita-kita ini seperti kambing tanpa ada yang mengembala. Lalu Muadz mengeraskan suaranya seraya memanggil : Aduh kerusakanku sebab berpisah dengan Nabi Muhammad SAW. Kemudian Muadz bin Jabal berpisah dengan penduduk Yaman, dalam perjalanannya itu ia membaca Syair, diantara baitnya adalah :

Wahai Muhammad, semoga engkau mengetahui diriku. Dimana saja engkau berada, baik diatas dunia maupun dibawahnya.
Ketika sudah mendekati kota Madinah, dalam perjalanannya selama tiga hari, tiba-tiba ada suara tanpa rupa yang berasal dari tengah jurang, suara itu berbunyi : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (S. Ali Imran : 185). Sewaktu Muadz melihat seseorang lalu ia mendekatinya seraya bertanya : Siapa engkau ?. Orang itu menjawab : aku adalah orang dari golongan Anshar, orang banyak menyebutku Abdullah. Lalu Muadz bertanya lagi : Wahai Abdullah, bagaimana keadaan Muhammad SAW sekarang ?. Abdullah menjawab : Wahai Muadz, Rasulullah SAW telah meninggal dunia. Mendengar berita itu Muadz bin Jabal langsung pingsan, ketika sudah sadar dari pingsannya, lelaki tadi memberikan surat dari Abu Bakar kepadanya yang ada stempelnya Rasulullah SAW. Setelah membaca isi surat dari Abu Bakar ia menciumi stempel Rasulullah yang ada dalam surat tersebut dan meletakkan surat tadi di kedua matanya kemudian ia menangis dengan tangisan yang kuat sekali. Muadz terus melanjutkan perjalannya menuju Madinah, ia tiba di Madinah pada waktu pagi hari, dan langsung disambut oleh Bilal dengan ucapan : Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah. Muadz menjawabnya dengan ucapan : Aku bersaksi sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, sesudah mengucapkan kalimat tersebut ia menangis, lalu adzan dengan suara yang keras sekali, terus pingsan. Sedangkan Salmah Al-Farisiy yang berada di dekat Bilal berkata kepadanya : Wahai Bilal, keraskan suaramu dengan

menyebut Muhammad SAW, sebab orang ini (yang dimaksudkan adalah Muadz) dalam keadaan pingsan. Setelah Muadz siuman Bilal datang kepadanya seraya berkata : Assalamualaika, angkatlah kepalamu wahai Muadz, sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW berkata : Sampaikanlah salamku kepada Muadz. Muadz lalu mengangkat kepalanya dan menjerit, sehingga orang banyak menyangka bahwa nyawa Muadz telah lepas dari tubuhnya, Muadz bin Jabal berkata : Aduh bapakkuaduh ibuku.siapa yang akan menunjukkanku ke kubur orang yang meninggal dunia, wahai Bilal ?. Akhirnya kami semua berangkat menuju makam Nabi kita Muhammad SAW dan ke ribu kita Aisyah r.a. Muadz lalu memberi salam kepada Ahli Bait : Assalamualaikum Ya Ahlal Bait, semoga Allah mencurahkan rahmat dan berkahnya. Maka keluarlah Richanah seraya berkata : Bahwa Aisyah telah pergi ke rumahnya Fatimah r.a.. Kemudian Muadz berangkat ke rumahnya Fatimah, sesampainya di sana ia memberi salam : Assalamualaikum ya Ahlal bait. Fatimah lalu berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : Orang yang lebih mengerti diantara kalian tentang barang halal dan haram adalah Muadz bin Jabal ini menjadi kekasih Rasulullah SAW. Fatimah melanjutkan perkataannya : Wahai Muadz masuklah. Tatkala Muadz masuk ke dalam rumah ia melihat Fatimah dan Aisyah ia langsung pingsan, sewaktu Muadz siuman Fatimah berkata kepadanya : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW berkata : Sampaikanlah salamku kepada Muadz dan beritahukan kepada Muadz sesungguhnya dia besok pada hari kiamat akan berada di depan para ulama. Kemudian Muadz keluar dari rumah Fatimah terus menuju ke kubur Rasulullah. Ali menceritakan kepadanya bahwa Fatimah telah mengambil segenggam tanah dari kubur rasulullah, lalu tanah itu diletakkan di atas hidungnya seraya melagukan bait syair diantara baitnya adalah :

Apa yang diinginkan oleh orang yang mencium debu (kubur) Ahmad. Sebab ia tidak akan bias menciumnya sepanjang zaman yang merusakkan. Ini jika musibah itu ditimpahkan kepadaku, kalau musibah itu ditimpahkan pada hari-hari yang lain maka akan tetap kembali malm-malam yang lain.

(RAHASIA DI BALIK TUJUH NAMA HARI : Syekh Abi Muhammad bin Abdurrahman AlHamdany)

Anda mungkin juga menyukai