TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - 13 Partai Politik dinyatakan lolos verifikasi yang dilakukan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Satu-satunya partai yang lolos verifikasi adalah partai NasDem. Partai yang didirikan Yenny Wahid, putri (alm) Presiden Abdurrahman Wahid yakni Partau Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN) dan partai yang akan mengusung Sri Mulyani menjadi capres, yakni Partai Serikat Rakyat Independen (SRI) tidak lolos verifikasi. Berikut 13 partai politik yang dinyatakan tidak lolos verifikasi Kemenkumham: 1. Partai Demokrasi Pancasila 2. Partai Independen 3. Partai Indonesia Rakyat Bangkit 4. Partai Karya Republik 5. Partai Kekuatan Rakyat Indonesia 6. Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN) 7. Partai Nasional Republik 8. Partai Penganut Thariqot Islam Negara Islam Indonesia 9. Partai Persatuan Nasional 10. Partai Republik Perjuangan 11. Partai Republik Satu 12. Partai Satria Piningit 13. Partai Serikat Rakyat Independen (SRI).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN) berencana akan menggugat Kemenkum HAM setelah dinyatakan tak lolos verifikasi parpol peserta Pemilu 2014. Ketua Umum DPP PKBN, Yenny Wahid, atau putri Presiden ketiga RI, KH Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur ini meminta kepada seluruh simpatisan di daerah untuk tenang. Dalam press realease yang diterima Tribun, Sabtu (17/12/2011), diungkap Yenny Wahid mengaku terkejut dengan tidak diloloskannya PKBN dalam verifikasi parpol menjadi badan hukum karena PKBN sudah melengkapi seluruh persyaratan sesuai dengan UU No 2 Tahun 2011 tentang Perubahan UU No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. DPP PKBN menilai ada konspirasi dalam proses verifikasi dan penentuan partai politik yang lolos. "Indikasi konspirasi ini antara lain, DPP PKB melakukan intervensi dengan mengirimkan surat Nomor: 8927/DPP-03/V/B.1/VIII/2011 tertanggal 25 Agustus 2011 kepada Kementerian
Hukum dan HAM yang meminta Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara tidak disahkan," ujar Yenny Wahid. Kemudian, menggunakan oknum Kementerian Hukum dan HAM menghilangkan sebagian berkas asli persyaratan verifikasi Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara di Kementerian Hukum dan HAM. Untungnya DPP PKBN masih menyimpan copy arsip dokumen yang hilang tersebut. Yenny Wahid menuturkan, patut diduga, ada upaya untuk tetap tidak meloloskan PKBN menjadi badan hukum meskipun PKBN telah melengkapi berkas pada tanggal 25 November 2011 dan sudah dinyatakan lengkap oleh Tim Verifikasi Subdit Tata Negara yang dilengkapi dengan tanda tangan petugas penerima dan stempel Kementerian Hukum dan HAM. "Dengan tidak diloloskannya PKBN menjadi badan hukum, meskipun PKBN menggugat keputusan tersebut ke PTUN dan memenangkannya, PKBN tetap dijegal tidak dapat berpartisipasi pada Pemilu 2014 karena melampaui batas waktu pendirian partai politik sebagaimana amanat UU No 2 Tahun 2011 tentang Perubahan UU No 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik," papar Yenny Wahid. DPP PKBN kemudian meminta kepada pendukung Gus Dur di seluruh Indonesia untuk tetap tenang dan menunggu langkah-langkah yang akan ditempuh DPP PKBN dalam merespon keputusan Menkum HAM hari ini. "DPP PKBN sedang mempertimbangkan beberapa opsi agar wasiat Gus Dur yaitu para pengikutnya dapat berjuang melalui Pemilu 2014 dapat tercapai," ujar Yenny Wahid.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu hari menjelang diumumkannya partai politik peserta pemilu yang dinyatakan lolos verifikasi oleh Kemenkumham, Ketua Umum PKBN mengirimkan pesan singkat, melalui SMS kepada Menkumham Amir Syamsuddin. Yenny, menyampaikan beberapa kejanggalan terkait proses verifikasi yang dilakukan. Berikut isi pesan singkat Yenny Wahid kepada Menkumham Amir Syamsuddin; 'Assalamualaikum Pak Amir yang terhormat, semoga bapak selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Selama ini Bapak dikenal sebagai pemimpin yang obyektif dan independen dalam mengambil keputusan, karena itu perkenankan kami menyampaikan empat kejanggalan substansial dalam proses verifikasi Parpol sebagai bahan masukan bagi Bapak dalam membuat keputusan yang adil: 1.Berkas kami ada yang dihilangkan, untunglah kami masih menyimpan sebagian besar copy arsipnya. 2.Dokumen kami yang bersifat rahasia (misal akta notaris) jatuh ke tangan orang-orang yang tidak berhak. Demikian juga dokumen internal Kemenkumham menyangkut keputusan verifikasi kami dapati beredar di luar. 3.Standar verifikasi yang rancu dan berubah-ubah sehingga menyulitkan kerja kami bahkan membuat kami seolah merasa tertipu.
Misal soal basis data kabupaten/kota dan kecamatan yang berbeda, di mana Kemenkumham masih menggunakan data yang di up to date (Data Tahun 2008) dan tidak memasukkan beberapa daerah pemekaran terbaru (Data Depdagri 2011), sehingga sangat merugikan Parpol yang menggunakan data terkini. Demikian juga diperbolehkannya dokumen diserahkan dalam bentuk print out e-mail/fax (copy-an), namun tiba-tiba hal ini sekarang dipermasalahkan. 4. Adanya pengkondisian sejak awal agar PKBN menuntut Kemenkumham. Kami sejak awal seperti dianjurkan dan didorong bahkan digaransi apabila menempuh jalur hukum (PTUN) akan dibantu. Kuat dugaan bahwa anjuran ini mempunyai motif agar PKBN kehilangan waktu untuk menjadi peserta Pemilu 2014 karena ketinggalan verifikasi KPU. Kejanggalan-kejanggalan tersebut memperkuat kekhawatiran kami bahwa ada kalangan yang merasa terancam dengan lahirnya PKBN dan melakukan konspirasi untuk melakukan penjegalan. Pak Amir yang terhormat, kami tidak ingin menjadi beban bagi Bapak, atau memperoleh perlakuan istimewa dari Bapak. Sms ini kami kirimkan adalah dalam upaya kami untuk mendapatkan perlakuan yang adil. Malam ini para Kyai dan ulama pengikut Gus Dur di seluruh Indonesia mendoakan agar Pak Amir diberi kekuatan oleh Allah Swt untuk membuat keputusan yang seadil-adilnya. Amin. Wassalam, Hormat kami, Yenny Wahid Mewakili segenap keluarga besar PKBN.