Anda di halaman 1dari 18

PEMISAHAN ZAT TERLARUT

Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu
campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agent.
Dalam sistem immiscible extraction, hanya solut yang terdistribusi di kedua Iase.
Keseimbangan solute dinyatakan dalam kadar solute dalam Iase diluen/raIinat
berkeseimbangan dengan kadar solut dalam solven/ekstrak.
Kadar solut dalam raIinat X
Kadar solut dalam ekstrak Y
Countercurrent immiscible extraction
Misal:
Data diketahui: kecepatan dan komposisi umpan dan kecepatan dan komposisi
solven.
Data ditentukan : recovery solut atau komposisi dalam raIinat.
Data dicari: jumlah stage ideal.
Penyelesaian :



ubungan arus-arus di alat ini mengambil asumsi :
1. isotermal, isobar
2. panas pencampuran dapat diabaikan
3. Diluen ( D ) dan solven ( S ) tidak saling larut.
4. FD dan FS adalah tetap sepanjang menara.
5. Keadaan seimbang telah tercapai di setiap stage.
Berdasarkan asumsi di atas, maka kecepatan D bebas solut ( FD ) dan
kecepatan pelarut S bebas solut ( FS ) adalah konstan. Kadar solut dinyatakan
perbandingan ( rasio ) banyaknya solut dan banyaknya bahan bebas solut. Banyaknya
bahan dapat dinyatakan dalam satuan massa atau satuan mol.
Contoh:
X

, mol solute/(mol diluen bebas solute)


Y

, mol solute/( mol solven bebas solute)


Jika data yang tersedia adalah Iraksi mol atau Iraksi massa, maka data itu harus
dirubah menjadi rasio mol atau rasio massa.
X


dengan,
x Iraksi mol ( atau massa ) di Iase raIinat, mol solute/(mol raIinat total).
y Iraksi mol di Iase ekstrak, mol solute/( mol ekstrak total).
menentukan jumlah stage ideal secara analitis :
perhitungan stage dimulai dari j1 :
data : FD, FS, X0, Y1,XN,YN1



J 1 : hitung: X1 I ( Y1; keseimbangan), Y2 I ( X1; GOP ).
J 2 : hitung : X2 I( Y2; keseimbangan ), Y3 I( X2; GOP)
Dan seterusnya sampai diperoleh JN dengan XN.


menentukan jumlah stage secara graIis:
GOP dapat disajikan dalam graIik Y-X ( McCabe Thiele) dengan beberapa cara
yaitu :
1. Diketahui slope GOP FD/FS Intersep GOP Y1 (FD/FS). X0, dengan
mengetahui slope dan intersept, maka GOP dapat diplotkan.
2. dari GOP, jika Xj XN diketahui, maka titik (XN, YN1) terletak di GOP.
Demikian pula titik (X0,Y1) juga terletak di GOP. GOP diplot menggunakan dua
titik ini.




Ekstraksi ada 2 macam, yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.
Ekstraksi padat-cair dideIinisikan sebagai operasi pemisahan zat padat
yang dapat larut melalui kontak dengan pelarut. Setelah terjadi kontak padatan
dengan pelarut maka perbedaan konsentrasi aktivitas kimia solute di dalam Iasa
padatan dengan Iasa pelarut menjadi gaya pendorong berlangsungnya perpindahan
massa solute dari Iasa padatan ke Iasa pelarut.
Ekstraksi padat-cair merupakan operasi yang melibatkan perpindahan
massa antar Iasa. Perbedaan aktivitas kimia antara Iasa padatan dan Iasa pelarut
mencerminkan sebarapa jauh sistem berada dari kesetimbangan, sehingga akan
menentukan pula laju solut antar Iasa.

Kesetimbangan Iasa dalam sistem padatan solute pelarut ini mengikuti prinsip-
prinsip sebagai berikut :



1. Pada kondisi termodinamika tertentu (P,T tertentu) terdapat hubungan
kesetimbangan yang dapat digambarkan dalam bentuk kurva kesetimbangan.
2. Pada sistem yang telah setimbang tidak terjadi diIusi netto komponen-
komponen diantara kedua Iasa. Ini berarti laju diIusi dari Iasa padatan ke Iasa
pelarut sama dengan laju diIusi dari Iasa pelarut ke Iasa padatan.
3. Untuk sistem yang belum tercapai kesetimbangannya, diIusi komponen-
komponen mendorong sistem menuju kesetimbangan.
Secara mikroskopik proses diIusi antara Iasa sering dapat diwakili oleh teori
dua Iilm Whitman. Asumsi yang diterapkan dalam metode ini adalah :
1. ambatan perpindahan massa hanya terdapat dalam masing-masing Iasa. Ini
berarti bahwa di dalam setiap Iasa terbentuk gradien konsentrasi.
2. Pada antar muka Iasa terjadi kesetimbangan secara seketika. Laju perpindahan
massa solut dari Iasa padatan ke Iasa pelarut dinyatakan dengan persamaan Iick
berikut ini :
n
A
k
S
(x
AS
x
Al
) massa / (luas x wakLu) = k
L
(x
Al
x
AL
) berdasarkan kekekalan
massa
dengan :
N
A
Iluks komponen A
K
S
koeIisien diIusi pada Iasa padatan



K
L
koeIisien solut A pada Iasa pelarut
X
AI
, X
AL
, X
AS
: konsentrasi solut A pada Iasa padatan, antar Iasa dan Iasa pelarut.
Dari hitungan di atas dapat diketahui bahwa laju perpindahan massa dipercepat
dengan peningkatan koeIisien diIusi dan/atau beda konsentrasi diantara kedua
Iasa(sebagai suku gaya pendorong Iasa).
Keberhasilan proses ekstraksi padat-cair dipengaruhi oleh persiapan
umpan, langkah-langkah persiapan padatan, karakteristik padatan serta tujuan dan
kendala proses yang berlaku.
a. Pada beberapa kasus dijumpai solut yang dilengkapi matrik padatan tak larut
untuk mempermudah kontak solute dengan padatan. Pelarutan dilakukan
dengan penggilingan padatan, sehingga solute yang semula ditangkap oleh
padatan.
b. Pengaruh temperatur
Pada umumnya temperatur yang lebih tinggi akan lebih menguntungkan
sebagian proses ekstraksi padat cair, karena akan meningkatkan harga diIusivitas
perpindahan massa sebagai perpindahan solute, kelarutan solute dan pelarut.
Prinsip ekstraksi padat-cair
Sistem ekstraksi yang digunakan untuk mengekstraksi NaO dalam media
padatan arang adalah dianggap system ekstraksi silang, karena solven dalamhal



ini air dikontakkan secara berulang sampai kandungan NaO dalam arang
terambil semaksimal mungkin. Umpan yang diekstraksi pada tahap dua
merupakan raIinat dari tahap satu, sedangkan solven yang dipakai diusahakan
berupa air murni dengan cara menguapkan solven pada titik didih air. Proses
penggunaan umpan dan solven untuk tahap tiga dan selanjutnya sama dengan
tahap dua, yaitu menggunakan raIinat tahap sebelumnya.
Apabila ditinjau dari operasi alat ekstraksi padat-cair dapat dibagi dua
aliran yaitu aliran solven dan NaO. Solven (air) akan turun masuk melewati
pemanas dengan media pemanas steam (saturated steam), dengan suhu yang
berada pada suhu yang cukup untuk menguapkan air sehingga solven yang
dipakai merupakan air murni. Uap air ini selanjutnya masuk dari bagian atas
wadah umpan dan terjadi kontak dengan granular umpan. Solven dan NaO yang
terambil akan bergabung dan keluar dari bagian bawah sebagai ekstrak. Sebagian
ekstrak diambil sebagai sample dan sebagian lagi dikembalikan ke labu utama,
sehingga solven akan berubah konsentrasinya seiring dengan bertambahnya waktu
ekstraksi.
Analisa kurva produk terhadap waktu
Dilihat dari kurva di atas pada laju pertama (16 menit) terdapat kenaikan
perolehan produk, pada saat awal diperoleh produk yang sangat besar karena
NaO yang diambil merupakan NaO dari lapisan terluar arang, sehingga daya
diIusi NaO semakin besar dan mudah terambil oleh adanya aliran air.



Pada laju kedua (33 menit) terdapat penurunan perolehan produk yang
turun drastic, hal ini terjadi karena solven yang kontak tidak kontak dengan arang
yang mengandung NaO yang banyak atau kontaknya tidak sempurna. Faktor
penyebab yang lain dikarenakan kecepatan air yang terlalu tinggi sehingga
kurangnya kontak yang baik dengan umpan. Kecepatan air yang besar ini
disebabkan uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terlalu banyak.
Pada laju ketiga sampai laju keenam, terdapat turun naik persen perolehan
produk, tetapi penyimpangnnya tidak terlalu besar. Kondisi turun naik tersebut
menunjukkan adanya dinamika system operasi ekstraksi. Dimana tidak akan
terjadi kondisi yang benar-benar steady state 100 tanpa penyimpangna
sedikitpun. Tetapi kondisi pada laju dua sampai laju enam dianggap sebagai
kondisis steady state. Pada kondisi ini dianggap terjadi kesetimbangan antara
NaO di raIinat dengan NaO di ekstraks.
Pada laju terakhir terjadi penurunan lagi persen perolehan mendekati 1.
Ini berarti solven sudah tidak cukup mampu lagi untuk menarik NaO dari dalam
arang, walaupun jumlah NaO dalam arang masih cukup banyak.
Ketidakmampuan solven ini dikarenakan letak NaO berada pada bagian yang
terlalu dalam pada arang, sehingga daya diIusi NaO untuk keluar lebih lemah
atau dengan kata lain kandungan NaO tidak terikat sudah habis. Jadi NaO
yang tersisa merupakan NaO yang terikat dalam arang.
Analisa kurva energi terhadap waktu



Pada saat awal operasi ekstraksi energi yang dugunakan cukup tinggi
seperti terlihat pada kurva saat run 1 dan 2. Tingginya energi yang digunakan
karena pada saat awal kondisi air berada pada suhu kamar sehingga untuk
mencapai titik didihnya memerlukan panas dengan energi tinggi. Setelah kondisi
mendidih dan penguapan pertama tercapai, maka untuk penguapan selanjutnya
tidak diperlukan energi yang tidalk terlalu tinggi lagi.
Seharusnya dengan adanya peningkatan jumlah pengembalian ekstrak ke
labu utama otomatisakan meningkatkan konsentrasi solven, sehingga untuk
mengupkan diperlukan energi yang tinggi. Tetapi pada kenyataannya energi yang
diperlukan relatiI konstan, hal ini karena peningkatan konsentrasi air oleh NaO
hanya sedikit. Apalagi apabila dibandingkan dengan kondisis umpan NaO yang
mempunyai kemurnian yang kecil.
Perbandingan kedua kurva
Pada laju pertama terdapat perbandingan yang berbanding lurus antara
kebutuhan rnergi yang besar yang diikuti oleh besarnya perolehan produk.
Tetapi pada laju kedua besarnya energi yang tinggi tidak diikuti oleh besarnya
perolehan, hal ini karena energi hanya digunakabn untuk menuapkan air sehingga
menghasilkan solven denga laju besar. Sedangkan NaO dipermukaan arang
sudah terambil, sehingga laju solven yang besar tidak akan kontak dengan baik
untuk mengambil NaO di bagian dalam arang atau dengan kata lain kurangnya
waktu untuk kontak untuk terjadinya pelepasan NaO terikat. Pada kondisi



perolehan yang dianggap steady state diiringi dengan kebutuhan energi yang
relatiI konstan pula
Jika dibandingkan dengan ekstraksi cair-cair, ekstraksi Iase padat yang
biasa disebut Solid Phase Extraction (SPE) merupakan teknik yang relatiI baru
akan tetapi SPE cepat berkembang sebagai alat yang utama untuk pra-perlakuan
sampel atau untuk clean-up sampel-sampel yang kotor, misal sampel-sampel yang
mempunyai kandungan matriks yang tinggi seperti garam-garam, protein,
polimer, resin, dll.
Keunggulan ekstraksi Iase padat dibandingkan dengan ekstraksi cair-cair adalah:
Proses ekstraksi lebih sempurna
Pemisahan analit dari penganggu yang mungkin ada menjadi lebih eIisien
Mengurangi pelarut organik yang digunakan
Fraksi analit yang diperoleh lebih mudah dikumpulkan
Mampu menghilangkan partikulat
Lebih mudah diotomatisasi
Karena ekstraksi Iase padat merupakan proses pemisahan yang eIisien maka untuk
memperoleh recovery yang tinggi (~99) pada ekstraksi Iase padat lebih mudah
dari pada ekstraksi cair-cair. Dengan ekstraksi cair-cair diperlukan ekstraksi
beberapa kali untuk memperoleh recovery yang tinggi, sedangkan dengan SPE
hanya dibutuhkan satu tahap saja untuk memperolehnya.
Sementara itu kerugian ekstraksi Iase padat adalah banyaknya jenis cartridge
(berisi penjerap tertentu) yang beredar di pasaran sehingga reprodusibilitas hasil



bervariasi jika menggunakan cartridge yang berbeda dan juga adanya adsorpsi
yang bolak-balit pada cartridge ekstraksi Iase padat.
Ada 2 strategi untuk malakukan penyiapan sampel menggunakan ekstraksi
Iase padat ini. Strategi pertama adalah dengan memilih pelarut yang mampu
menahan secara total analit yang dituju pada penjerap yang digunakan, sementara
senyawa-senyawa yang mengganggu akan terelusi. Analit yang dituju yang
tertahan pada penjerap ini selanjutnya dielusi dengan sejumlah kecil pelarut
organik yang akan mengambil analit yang tertahan ini. Strategi ini bermanIaat jika
analit yang diutuju berkadar rendah.
Diagram skematik prosedur ekstraksi Iase padat sebagai berikut :



Strategi lain adalah dengan mengusahakan supaya analit yang tertuju
keluar (terelusi), sementara senyawa pengganggu tertahan pada penjerap. Tahap
pertama menggunakan ekstraksi Iase padat adalah dengan mengkondisikan
penjerap dengan pelarut yang sesuai. Untuk penjerap non polar seperti C18 dan
penjerap penukar ion dikondisikan dengan mengalirinya menggunakan metanol
lalu dengan akuades. Pencucian yang berlebihan dengan air akan mengurangi
recovery analit. Penjerap-penjerap polar seperti diol, siano, amino, dan silika
harus dibilas dengan pelarut nonpolar seperti metilen klorida.

al yang perlu diperhatikan ada 4 Iaktor pada ekstraksi :

1. Ukuran partikel
Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal.
Semakin kecil ukurannya, semakin besar lusa permukaan antara padat dan cair;
sehingga laju perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan kata lain, jarak
untuk berdiIusi yang dialami oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil.
2. Zat pelarut
Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya merupakan
pelarut pilihan yang terbaik dan viskositasnya harus cukup rendah agar dapat
dapat bersikulasi dengan mudah. Biasanya, zat pelarut murni akan diapaki pada
awalnya, tetapi setelah proses ekstraksi berakhir, konsentrasi zat terlarut akan naik
dan laju ekstraksinya turun, pertama karena gradien konsentrasi akan berkurang
dan kedua zat terlarutnya menjadi lebih kental.



3. temperatur
Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi) di
dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk
memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.
4. Pengadukan Iluida
Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan proses
diIusi, sehingga menaikkan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat
pelarut.
Pemilihan juga diperlukan tahap-tahap lainnya. pada ektraksi padat-cair
misalnya, dapat dilakukan pra-pengolahan (pengecilan) bahan ekstraksi atau
pengolahan lanjut dari raIinat (dengan tujuan mendapatkan kembali sisa-sisa
pelarut).
Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh Iaktor-Iaktor berikut ini :
Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama pada
ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut
dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan
ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya di ekstraksi
lagi dengan menggunakan pelarut kedua.
Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang
besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).



Kemampuan tidak saling bercampur
Pada ekstraksi cair-cair pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas)
larut dalam bahan ekstraksi.
Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaaan
kerapatan yaitu besar amtara pelarut dan bahan ekstraksi. al ini dimaksudkan
agar kedua Iasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran
(pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatan kecil, seringkali pemisahan
harus dilakukan dengan menggunakan gaya sentriIugal (misalnya dalam
ekstraktor sentriIugal).
#eaktiIitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-komponen bahan ekstraksi. Sebaliknya dalam hal-hal tertentu
diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk
mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali ekstraksi juga disertai dengan
reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada
dalam bentuk larutan.
Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektiIikasi, maka titik didih kedua bahan it tidak boleh
terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk aseotrop. ditinjau dari segi
ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak
terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).



Kriteria yang lain
Pelarut sedapat mungkin harus :
- murah
- tersedia dalam jumlah besar
- tidak beracun
- tidak dapat terbakar
- tidak eksplosiI bila bercampur dengan udara
- tidak korosiI
- tidak menyebabkan terbentuknya emulsi
- memilliki viskositas yang rendah
- stabil secara kimia dan termis.
Karena hampir tidak ada pelarut yang memenuhi syarat di atas, maka
untuk setiap proses ekstraksi harus dicari pelarut yang paling sesuai.
Beberapa pelarut yang terpenting adalah : air, asam-asam organik dan anorganik,
hidrokarbon jenuh, toluen, karbon disulIit, eter, aseton, hidrokarbon yang
mengandung khlor, isopropanol, etanol
Gaya pendorong pada ekstraksi adalah perbedaan konsentrasi ekstrak
didalam bahan ekstraksi dan pelarut. Gaya ini sedapat mungkin besar. Untuk
mencapainya, yang paling baik adalah dengan menggunakan pelarut segar yaitu
yang tidak mengandung ekstrak, atau dengan segera mengeluarkan larutan ekstrak
dari permukaan perpindahan.
Dengan satu tahap ekstraksi tunggal, yaitu mencampur bahan ekstraksi
dengan pelarut satu kali, umumnya tidak mungkin seluruh ekstrak terlarutkan. al



ini disebabkan adanya keseimbangan antara eksktrak yang terlarutkan dan ekstrak
yang masih tertinggal dalam bahan ekstraksi (hukum distribusi). Pelarutan lebih
lanjut hanya mungkin dengan cara memisahkan larutan ekstrak dari bahan
ekstraksi dan mencampurkan bahan ekstraksi tersebut dengan pelarut yang baru.
Proses ini harus dilakukan berulang-ulang, hingga derajat ekstraksi yang
diharapkan 9atau konsentrasi ekstrak dalam raIinat yang diizinkan) tercapai.
Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilakukan dalam jumlah tahap
yang banyak setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah
konsentrasi larutan ekstrak makin lama makin rendah, dan jumlah total pelarut
yang dibutuhkan menjadi besar, sehingga untuk mendapatkan pelarut kembali
biayanya menjadi mahal. yang lebih ekonomis adalah menggunakan proses
dengan aliran yang berlawanan.
Dalam hal ini bahan ekstraksi mula-mula dikontakkan dengan pelarut yang
sudah mengandung ekstrak (larutan ekstrak), dan baru pada tahap akhir proses
dikontakkan dengan pelarut yag segar. Operasi dapat dilakukan baik secara tak
kontinu ataupun kontinu. Dengan metode ini pelarut dapat dihemat dan
konsentrasi larutan ekstrak yang lebih tinggi dapat diperoleh. Meskipun demikian,
perbedaan konsentrasi yang cukup besar yang merupakan gaya pendorong untuk
unjuk kerja ekstraksi yang tinggi masih dapat dipertahankan.

Permukaan, yaitu bidang antarmuka untuk perpindahan massa antara
bahan ekstraksi dan pelarut, harus sebesar mungkin. Pada ekstraksi padat-cair hal
tersebut dapat dicapai dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi dan pada



ekstraksi cair-cair dengan mencerai-beraikan salah satu cairan menjadi tetes-tetes
(dengan bantuan perkakas pengaduk).
Tahanan yang menghambat pelarutan ekstrak sedapat mungkin bernilai
kecil. Tahanan tersebut terutama tergantung pada ukuran dan siIat partikel dari
bahan ekstraksi. Semakin kecil partikel ini, semakin pendek jalan yang harus
ditempuh pada perpindahan massa dengan cara diIusi, sehingga semakin rendah
tahanannya. Pada ekstraksi bahan padat, tahanan semakin besar jika kapiler-
kapiler bahan padat semakin halus dan jika ekstrak semakin terbungkus didalam
sel (misalnya pada bahan-bahan alami).
Disamping Iaktor-Iaktor diatas, suhu juga seringkali memainkan peranan
penting dalam unjuk kerja ekstraksi. semakin tinggi suhu, semakin kecil viskositas
Iasa cair dan semakin besar kelarutan ekstrak dalam pelarut. Selain itu
kecenderungan pembentukan emulsi berkurang pada suhu yang tinggi.
Biasanya proses leaching berlangsung dalam tiga tahap, yaitu:
1. Pertama perubahan Iase dari zat terlarut yang diambil pada saat zat pelarut
meresap masuk.
2. Kedua terjadi proses diIusi pada cairan dari dalam partikel padat menuju
keluar.
3. Ketiga perpindahan zat terlarut dari padatan ke zat pelarut.
Untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada
ekstraksi padat-cair, syarat-syarat brikut harus dipenuhi :
Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara Iasa
padat dan Iasa cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas



mungkin. Ini dapat dicapai dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi. Dalam
hal itu lintasan-lintasan kapiler, yang harus dilewati dengan cara diIusi, menjadi
lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Pada ekstrak terkurung dalam sel-
sel sering kali perlu dibentuk kontak langsung dengan pelarut melalui dinding sel
yang dipecahkan. Pemecahan dapat dilakukan misalnya dengan menekan atau
menggerus bahan ekstraksi. Untuk alat-alat ekstraksi tertentu harus dijaga
agarpada pengecilan bahan ekstraksi, ukuran partikel yang diperoleh tidak
menjadi terlalu kecil. Bila hal itu terjadi,tidak dapat dipastikan bahwa bahan
ekstraksi cukup permeabel untuk pelarut.
Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju
alir bahan ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari
permukaan bahan padat. tergantung pada jenis ekstrakto yang digunakan, hal
tersebut dapat dicapai baik dengan pengadukan secara turbulen, atau dengan
pemberian laju alir pelarut yang tinggi.
Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.

Anda mungkin juga menyukai