IRENE FITRIA ROSITA (108114054) YOHANES STEVAN ARIANTO (108114055) MARIA REZTI DAFRIDA (108114056) NELLY WULANDARI (108114057) LELO SUSILO (108114058) AGNES KURNIA (108114059)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya yang dilimpahkan kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas Praktikum Kimia Dasar sebagai salah satu syarat untuk penilaian. Dalam makalah ini berisi tentang perbedaan senyawa kovalen dengan senyawa ionik serta pemanasan senyawa organik. Dimana didalamnya kami juga mengambil beberapa teori dari beberapa sumber guna menunjang pembahasan. Kami ucapkan terima kasih atas bantuan dari asisten dosen serta pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Semoga makalah ini bisa berguna bagi para pembaca terutama mahasiswa fakultas farmasi. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah kami di masa mendatang.
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN PRAKTIKUM Tujuan percobaan praktikum ini adalah membandingkan senyawa kovalen dengan senyawa ionik serta mengamati reaksi pemanasan senyawa organik. 1.2 DASAR TEORI Ikatan kimia adalah daya tarik-menarik antara atom yang menyebabkan suatu senyawa kimia dapat bersatu. Macam-macam ikatan kimia yang dibentuk oleh atom tergantung dari struktur elektron atom. Misalnya, energi ionisasi dan kontrol afinitas elektron dimana atom menerima atau melepaskan elektron. Ikatan kimia dapat dibagi menjadi dua kategori besar : ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan ion terbentuk jika terjadinya perpindahan elektron di antara atom untuk membentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik menarik di antara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion. Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara atom-atom. Dengan perkataan lain, daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antara elektron itu merupakan suatu ikatan kovalen (Brady, 1999). Ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dan negatif. Atom yang melepaskan elektron akan menjadi ion positif, sebaliknya yang menerima akan menjadi ion negatif. Senyawa ion yang terbentuk dari ion positif dan negatif tersusun selang seling membentuk molekul raksasa (Syukri, 1999). Beberapa sifat senyawa ion yang penting adalah sebagai berikut: larutan atau leburannya dapat menghantarkan arus listrik, mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi, sangat keras dan getas, pada umumnya larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar (Baroroh, 2004). Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar dan banyak yang berbau (Syukri, 1999). Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis ekstrim, yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi (Syukri, 1999).
1.3 ALAT DAN BAHAN A. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, gelas piala, gelas ukur, bunsen, pengaduk, penjepit tabung reaksi, kaki tiga,cawan porselen, almari asam dan pipet tetes. B. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air suling, NaCl, CCl4, AgNO3, As.oksalat dan gula tebu.. 1.4 PROSEDUR KERJA A. Membandingkan senyawa ionik dengan senyawa kovalen 1. Mengambil 2 tabung reaksi dan diberi tanda 1 dan 2 2. Mengisi tabung reaksi 1 dengan 1 ml air suling dan 5 tetes larutan NaCl 3. Mengisi tabung reaksi 2 dengan 5 tetes larutan CCl4 4. Mengamati apa yang terjadi dan catat B. Mengamati reaksi pemanasan senyawa organik 1. Memasukkan sedikit kristal asam oksalat kedalam cawan porselen 2. Memanaskan diatas kaki tiga didalam almari asam 3. Mencatat perubahan yang terjadi (bau, pembentukan kristal dan sebagainya) 4. Mengulang percobaan dengan mengganti asam oksalat dengan gula tebu.
2.2 PEMBAHASAN Tujuan praktikum kali ini adalah membandingkan senyawa kovalen dengan senyawa ionik, dan mengamati reaksi pemanasan senyawa organk. Pada percobaan yang pertama, terjadi ikatan ion yang senyawanya dapat bereaksi dan membentuk senyawa baru. Tabung satu diisi terlebih dahulu dengan air suling 1 ml yang berfungsi agar NaCl tidak terlalu pekat, saat dicampurkan dengan senyawa lain, kemudian air suling ditambah dengan 5 tetes NaCl kemudian ditetesi AgNO3 1 kali. Terbukti bahwa keduanya dapat bereaksi sehingga terjadi perubahan warna yang semula bening menjadi keruh setelah ditetesi AgNO3. Reaksi kimia yang terjadi : NaCl (aq) + AgNO3(aq) NaNO3(aq) + AgCl(aq) Pada reaksi tersebut, selain berubah menjadi keruh terdapat endapan putih AgCl yang terbentuk. Pada tabung yang ke dua, diisi dengan 5 tetes CCl4 kemudian ditetesi AgNO3 1 kali. Setelah diamati, tidak terjadi reaksi atau perubahan apa-apa. Hal itu disebabkan karena senyawa-senyawa tersebut bersifat kovalen, sehingga sukar berikatan dan diganti atom lain yang jadinya tidak dapat terbentuk reaksi apapun. Warnanya pun setelah dicampur AgNO3 tetap bening. Reaksi kimia yang terjadi : CCl4(aq) + AgNO3(aq) TIDAK TERJADI REAKSI Pada percobaan yang kedua yaitu pemanasan senyawa organik, senyawa yang pertama kali dipanaskan adalah asam oksalat. Asam oksalat bersifat pirolisis, yaitu dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis ekstrim, yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi. Pada saat asam oksalat dipanaskan, terbentuk Kristal yang sudah agak lembek dan berwarna putih, namun karena terlalu lama dipanaskan warnanya ada sebagian yang kehitaman,namun itu merupakan cirri khas senyawa organik. Pemanasan harus dilakukan di dalam lemari asam,karena akan terbentuk karrbon monoksida, yang baunya juga sangat asam dan dapat menyebar kemana-mana.Reaksi kimia yang terjadi : C2H2O4 (s) H2O(aq)+ CO(g) + CO2(aq) Pada pemanasan gula tebu, reaksi yang terjadi bersifat cair dan berbentuk caramelReaksi pemanasan gula tebu : C12H22O11(s) H2O(aq) + CO2(g) + caramel Setelah dipanaskan gula tebu yag semula padat berubah agak cair seperti caramel, dan berwarna kuning kecoklatan, serta beraroma manis.
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkura, Banjarbaru Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara, Jakarta Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB, Bandung