Anda di halaman 1dari 7

Gerakan Politik Rasulullah Saw Posted by ameeratuljannah under Knowledge [3] Comments Meluruskan Makna Politik Hubungan agama

dengan politik terus menjadi perbincangan yang tak bosan dibahas. Ada yang menyatakan bahwa dakwah Rasulullah saw. hanyalah merupakan gerakan keagamaan yang bersifat ritual, spiritual dan moral belaka. Namun, realitas menunjukkan bahwa dakwah Nabi saw. juga merupakan dakwah yang bersifat politik. Lantas, bagaimana duduk perkaranya? Sebelum berbicara lebih jauh tentang hal tersebut, penting dipahami apa yang disebut politik. Memang, politik dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Namun, bagaimanapun ia didefinisikan, satu hal sudah pasti, bahwa politik menyangkut kekuasaan dan cara penggunaan kekuasaan. Dalam pengertian seharihari, politik juga berhubungan dengan cara dan proses pengelolaan pemerintahan suatu negara (Amien Rais, Cakrawala Islam, hlm. 27). Dalam sistem sekular, politik lebih didasarkan pada politik Machiavellis yang ditulis dalam buku The Prince. Machiavelli mengajarkan bahwa: (1) kekerasan (violence), brutalitas, dan kekejaman merupakan cara yang diperlukan penguasa; (2) penaklukan total atas musuh-musuh politik dinilai sebagai kebajikan puncak (summum bonum); (3) dalam menjalankan kehidupan politik seseorang harus dapat bermain seperti binatang buas. Karenanya, praktik politik sistem sekular merupakan homo homini lupus; manusia menjadi serigala terhadap manusia yang lain. Slogannya pun adalah, Kiranya dapat diterima akal bila demi tuntutan profesionalnya, seorang serdadu harus membunuh dan seorang politikus harus menipu (It is thought that by the necessities of his profession a soldier must kill and politici on lie). Fakta politik seperti inilah yang menjadikan sebagian kalangan Muslim tertipu hingga menyimpulkan bahwa politik itu kotor. Karenanya, Islam tidak boleh mencampuri politik; Islam harus dipisahkan dari politik. Dakwah Nabi saw. pun didudukkan sebagai dakwah spiritualitas dan moral belaka, bukan dakwah yang bersifat politik. Islam berbeda dengan itu. Politik dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siysah, artinya: mengurusi urusan, melarang, memerintah (Kamus al-Muhth, dalam kata kunci ssa). Nabi saw. menggunakan istilah politik (siysah) dalam salah satu hadisnya: Bani Israil itu diurusi urusannya oleh para nabi (tassu hum al-anbiy). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak khalifah. (HR Muslim). Jadi, politik artinya adalah mengurusi urusan umat. Berkecimpung dalam dunia politik berarti memperhatikan kondisi kaum Muslim dengan cara menghilangkan kezaliman penguasa dan melenyapkan kejahatan kaum kafir atas mereka. Politik Islam berarti mengurusi urusan masyarakat melalui kekuasaan, melarang dan memerintah, dengan landasan hukum/syariah Islam (MR Kurnia; Al-Jamaah, Tafarruq dan Ikhtilaf, hlm. 33-38). Islam: Gerakan Keagamaan dan Politik Sebagai gerakan keagamaan, Islam sudah disepakati oleh semua kalangan. Artinya, Islam merupakan ajaran ritual, spiritual dan moral. Islam mengandung ajaran ritual seperti shalat, zikir, puasa, dll. Islam juga mengajarkan spiritualitas dan moral seperti sabar, tawaduk, istiqamah, berpegang pada kebenaran, amanah, dll. Siapapun yang menelaah sirah Nabi saw., baik yang ada dalam as-Sunnah maupun al-Quran akan menyimpulkan, bahwa dakwah yang dilakukan oleh Beliau dan para Sahabat, selain bersifat ritual, spiritual dan moral, juga merupakan dakwah yang bersifat politik. Di antara hal-hal yang menunjukkan hal tersebut adalah: Pertama, sebelum diangkat sebagai nabi dan rasul, Muhammad ber-tahanuts di Gua Hira. Namun, setelah dipilih sebagai utusan Allah, Beliau langsung diperintahkan untuk memberikan peringatan di tengah-tengah masyarakat mulai dari keluarga terdekat dan kawan-kawannya. Nabi saw. pun menyebarkan dakwah di tengah-tengah mereka. Beliau bergerak di masyarakat. Kedua, Rasulullah saw. melakukan pemantapan akidah. Sejak awal, Nabi saw. Memproklamirkan: L ilha ill Allh, Muhammad Raslullh. Dengan syahadat tersebut berarti tidak ada yang wajib disembah, diibadahi dan dipatuhi selain Allah. Menaati Allah haruslah dengan mengikuti utusan-Nya, Muhammad saw. Jadi, syahadat merupakan pengingkaran terhadap thght serta keimanan kepada Allah dan Rasul. Ini merupakan deklarasi politik. Karenanya, dapat dipahami mengapa Abu Jahal dan Abu Lahab, misalnya, tidak mau mengucapkannya. Bukan tidak bisa, melainkan mereka tahu apa isi kandungan dan konsekuensinya: kekuasaan mereka untuk menetapkan hukum hilang; hak mereka menetapkan baikburuk, benar-salah, dan terpuji-tercela yang selama ini mereka miliki pun tidak ada lagi. Semuanya harus ditetapkan oleh wahyu. Ketiga, dakwah Nabi saw. menyerukan pengurusan masyarakat (riyah syun al-ummah). Ayat-ayat Makiyyah banyak mengajari akidah seperti takdir, hidayah dan dhallah (kesesatan), rezeki, tawakal kepada Allah, dll. Ratusan ayat berbicara tentang Hari Kiamat (kebangkitan manusia dari kubur, pengumpulan manusia di padang mahsyar, pahala dan dosa, surga dan neraka, dll); tentang pengaturan terkait akhirat seperti nasihat dan bimbingan, membangkitkan rasa takut terhadap azab Allah, serta memberikan semangat untuk terus beramal demi menggapai ridla-Nya. Selain itu, ratusan ayat al-Quran dan hadits di Makkah dan Madinah diturunkan kepada Nabi tentang pengaturan masyarakat di dunia. Misal: jual-beli, sewa-menyewa, wasiat, waris, nikah dan talak, taat pada ulil amri, mengoreksi penguasa sebagai seutama-utama jihad, makanan dan minuman, pencurian, hibah dan hadiah kepada penguasa, pembunuhan, pidana, hijrah, jihad, dll. Semua ini menegaskan bahwa apa yang didakwahkan Nabi saw. bukan hanya persoalan ritual, spiritual dan moral. Dakwah Nabi

saw. berisi juga tentang hal-hal pengurusan masyarakat. Artinya, dilihat dari isinya dakwah Rasulullah saw. juga bersifat politik. Keempat, Rasulullah melakukan pergulatan pemikiran. Pemikiran dan pemahaman batil masyarakat Arab kala itu dikritisi. Terjadilah pergulatan pemikiran. Akhirnya, pemikiran dan pemahaman Islam dapat menggantikan pemikiran dan pemahaman lama. Konsekuensinya, hukum-hukum yang diterapkan di masyarakat pun berubah. Rasulullah saw. dengan al-Quran menyerang kekufuran, syirik, kepercayaan terhadap berhala, ketidakpercayaan akan Hari Kebangkitan, anggapan Nabi Isa as. sebagai anak Tuhan, dll. Hikmah, nasihat, dan debat secara baik terus dilakukan oleh Nabi saw. Al-Quran mengabadikan hal ini: Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah (argumentasi yang kuat) dan nasihat yang baik serta bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia pula yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS an-Nahl [16]:125). Jelas, ini merupakan aktivitas politik karena merupakan aktivitas riyah syun al-ummah, mengurusi urusan rakyat. Kelima, para pembesar Quraisy banyak menzalimi rakyat, kasar, menghambur fitnah, dan banyak bersumpah tanpa ditepati. Rasulullah saw. dengan tegas menyerang mereka karena kesombongan dan penentangan mereka. Di antara pembesar yang diserang langsung oleh Beliau adalah Abu Lahab dan istrinya (Ummu Jamil). Sementara itu, Walid bin Mughirah diserang dengan menyebutkan ciri, perilaku, dan tindakannya terhadap masyarakat. Misalnya, Nabi saw. menyerang Walid dengan ayat: Janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah, yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku (kasar), selain dari itu yang tidak diketahui siapa bapaknya karena dia mempunyai banyak harta dan anak. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami (Allah), ia berkata, Ini adalah dongengan orang-orang terdahulu. Kelak akan Kami beri tanda di belalainya (hidungnya). (QS al-Qalam [68]: 10-16). Selain itu, Nabi saw. menyampaikan wahyu dari Allah yang berisi pembongkaran terhadap tipudaya para penguasa Quraisy itu (QS ath-Thariq [86]: 15-17; al-Anfal [8]: 30). Semua ini merupakan perjuangan politik. Arahnya adalah menghentikan kezaliman pembesar terhadap rakyatnya, seraya menyerukan Islam sebagai keadilan yang menggantikannya. Keenam, Nabi saw. menentang hubungan-hubungan rusak di masyarakat dan menyerukan Islam sebagai gantinya. Pada saat itu, kecurangan dalam takaran dan timbangan sudah merupakan hal lumrah dalam jual-beli. Rasulullah menentang keras sistem masyarakat seperti ini (QS al-Muthaffifin [83]: 1-6). Sistem masyarakat yang diterapkan penguasa/pembesar kala itu membiarkan pembunuhan terhadap anak-anak karena takut miskin, khawatir tidak terjamin makan dan kehidupannya. Rasul saw. justru berteriak lantang bahwa tindakan tersebut adalah dosa besar. Beliau menyerukan: tidak perlu takut dan khawatir miskin karena Allahlah yang mengatur rezeki. Perzinaan pun merajalela. Di tengah masyarakat yang mengagungkan pergaulan bebas itu, Nabi saw. mencela perzinaan. Beliau juga menentang keras pembunuhan yang ketika itu merupakan kebiasaan masyarakat yang dilegalkan oleh hukum penguasa. Perilaku para pembesar yang biasa mengambil harta anak yatim ditentang habis-habisan. Kebiasaan rakyat dan penguasa yang sering tidak memenuhi janji pun dilawannya; diluruskan. Lalu diserukan perubahan semua itu dengan syariah Islam (QS al-Isra [17]: 31-34). Jelas, Rasul saw. bergerak di tengah masyarakat, membela kepentingan mereka, menentang aturan dan sistem yang rusak, serta mendakwahkan ajaran Islam sebagai gantinya. Semua ini merupakan aktivitas politik. Ketujuh, setelah berhijrah dari Makkah ke Madinah, Beliau mendirikan institusi politik berupa negara Madinah. Beliau langsung mengurusi urusan masyarakat. Misal: dalam bidang pendidikan Beliau menetapkan tebusan tawanan Perang Badar dengan mengajari baca-tulis kepada sepuluh orang kaum Muslim pertawanan. Dalam masalah pekerjaan Nabi saw. mengeluarkan kebijakan dengan memberi modal dan menyediakan lapangan pekerjaan berupa pencarian kayu bakar untuk dijual (HR Muslim dan Ahmad). Nabi saw. pernah menetapkan kebijakan tentang lebar jalan selebar tujuh hasta (HR al-Bukhari). Beliau juga mengeluarkan kebijakan tentang pembagian saluran air bagi pertanian (HR al-Bukhari dan Muslim). Begitulah, Nabi saw. sebagai kepala pemerintahan telah memberikan arahan dalam mengurusi masalah rakyat. Secara langsung, Rasulullah saw. menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai penulis (ktib) setiap perjanjian dan kesepakatan, Harits bin Auf sebagai pemegang stempel kepala negara (berupa cincin) Nabi saw., Muaiqib bin Abi Fatimah sebagai pendata rampasan perang (ghanmah), Hudzaifah bin Yaman sebagai kepala pusat statistik hasil buah-buahan di Yaman, dll. Berdasarkan perilaku dakwah Nabi saw. dan para Sahabatnya di atas, jelaslah, dakwah Beliau tidak sekadar mencakup ritual, spiritual dan moral. Dakwah Beliau juga bersifat politik, yakni mengurusi urusan umat dengan syariah. Karenanya, dakwah Islam haruslah diarahkan seperti yang dilakukan Beliau. Politik tidak dapat dan tidak boleh dipisahkan dari Islam. Tentu, sekali lagi, politik yang dimaksud bukanlah politik Machiavellis atau sekular. Penutup Dari apa yang dilakukan oleh Nabi saw. jelas terlihat bahwa tujuan gerakan politik Beliau bukanlah untuk diri sendiri atau kelompok. Buktinya, Beliau menolak tawaran utusan Quraisy, Abu Jahal dkk. Padahal

segala hal ditawarkan: harta, tahta, wanita, dan kekuasaan. Syaratnya, Beliau menghentikan dakwah untuk menerapkan Islam. Namun, ketika di Madinah Beliau dapat meraih kekuasaan untuk menerapkan seluruh hukum Islam maka Beliau pun menegakkan pemerintahan Islam dengan momentum Baiat Aqabah II. Berbeda dengan saat ditawari Quraisy, kali ini kekuasaan tidak Beliau tolak. Ini menggambarkan dengan terang, bahwa gerakan dakwah politik Rasulullah saw. ditujukan untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan Jahiliah menuju penerapan Islam yang penuh cahaya dengan diraihnya kekuasaan dan kekuatan untuk itu. Muara dakwah Nabi saw. adalah penerapan Islam secara total di tengah-tengah masyarakat melalui kekuasaan. Dengan gerakan dakwah politik, umat dapat meraih kembali kejayaannya. Tanpa gerakan dakwah yang bercorak politik, umat akan terus dininabobokan dan dizalimi oleh pihak lain. Hukum-hukum yang sifatnya pribadi memang masih bisa dilaksanakan sekalipun tanpa kekuasaan; sekalipun tidak sempurna. Namun, hukum-hukum selainnya (sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, dll) tidak dapat diterapkan. Tanpa gerakan dakwah politik kekuasaan untuk menerapkan syariah Islam tidak dapat diraih. Konsekuensinya, penerapan Islam secara kffah pada individu, keluarga, masyarakat dan negara sulit dibayangkan terlaksana. Wallhu alam bi ash-shawb. C:\Users\Akhwat\Documents\Gerakan Politik Rasulullah Saw . Enlighten Thinking ..htm

Puncak Kemerosotan Politik Islam

Apr 24, '08 untuk semuanya

3:15

PM

Pada saat penghapusan sistem Khalifah oleh Kemal Attaturk 1924 -berakhirnya kekhalifahan Turki Utsmani- merupakan klimaks kemerosotan politik Islam. Kekhalifahan yang telah berumur 1300 tahun berakhir pada kesultanan Utsmaniyah pada Perang Dunia Pertama. Kemal Attaturk ingin membangun suatu negara modern yang berkiblat pada bangsa Barat. Ia mengganggap bahwa kekhalifahan adalah identik dengan "nilai-nilai lama" dan pada 3 Maret 1924, Majlis besar Nasional Turki mengeluarkan sebuh hukum, yang artikel satunya berbunyi :" Kekhalifahan telah dihapuskan. lembaga kekhalifahan ditutup, karena kekhalifahan pada hakikatnya terdiri atas makna dari pengertian dari kata-kata pemerintah (hukumah) dan republik (jumhuriyah). Lenyapnya sistem kekhalifahan di dunia merupakan pukulan politik telak bagi seluruh Muslimin, walaupun kesultanan Utsmaniyah itu tidak mencerminkan sepenuhnya moralitas Islam. Hal ini lah yang menjadikan kebingungan diantara umat Islam, tidak mengetahui siapa pemimpin Islam di muka bumi ini. Islam tampa kekuasaan di bumi Allah ini bagaikan kebun ynag penuh tanaman subur dan bunga-bunga indah tetapi tanpa pagar pelindung dan penjaga kebun yang bertanggung jawab. Kondisi seperti ini seperti yang telah diisyaratkan Rasulullah saw, " Kamu sekalian akan dikerumuni oelh umat-umat manusia seperti halnya santapan dikerumuni orang-orang lapar. Karena kamu semua ibarat buih, jumlahnya banyak tetapi tidak mempunyai kualitas" Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Baihaqi memberi isyarat tentang periodisasi perjalanan sejarah umatnya : Pertama, periode Nubuwah, yaitu masa dimana Muslimin hidup bersama Rasulullah. Kedua, periode Khilafah atas minhaj Nubuwah, yaitu masa Khulafaur Rasyidin yang berlangsung kira-kira 30 tahun. Ketiga, periode Mulkan 'Adhon yaitu masa dimana para araja atau penguasa suka menindas, seski sistem pemerintahannya secara formal berlandaskan Islam. Menurut sebagian ahli sejarah Islam, dimulai sejak berakhirnya Khulafaur Rasyidin sampai berakhirnya Kesultanan Utsmaniyah. Pada masa ini hidup para raja dari berbagai dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyyah. Keempat periode Mulkan Jabbariyah yaitu masa dimana Muslimin hidup dalam suasana sistem penguasa atau raja-raja yang sekuler. Setelah berakhirnya periode keempat ini, sejarah akan berulang kembali ke masa Islam seperti pada periode Khilafah 'ala Manhaj Nubuwwah. Dan masa sekarang dikategorikan sebagai periode Mulkan Jabbariyah, raja-raja yang diktator. Masa ini adalah masa dimana kita sebagai umat Islam harus berusaha untuk mencapai kembali khilafah 'ala Manhaj Nubuwwah. Kita sekarang dalam masa perjuangan untuk mencapai kembali khilafah, denyut perjuangan telah mulai terasa, sebagai umat Muslim kita harus selalu optimis. Optimisme tersebut bukanlah tanpa alasan, terutama berkaitan dengan potensi besar yang dimiliki kaum Muslimin, yaitu : 1. Potensi Syari'ah, sebagai warisan kemanusiaan yang diberikan oleh Allah swt. Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang masih terpelihara orisinalitasnya (asholah) , kecuali Islam 2. Potensi Penduduk Muslim yang berjumlah sekitar seperlima penduduk dunia adalah muslim, sebagai agama paling muda jumlah pengikutnya melebihi agama-agama tua seperti Nasrani dan Yahudi. 3. Potensi sumber kekayaan alam yang melimpah dinegara muslim. Seperti minyak bumi berada di negara-negara teluk, bahkan di wilayah Sovyet dan RRC pun ditemukan sumber minyak diwilayah yang ditempati kaum muslimin Sovyet atau RRC. 4. Potensi warisan sejarah, Islam telah memegang kendali peradaban lebih dari 7 abad, belum ada ideologi yang mampu mengembangkan peradabannya melebihi Islam. 5. Janji Allah swt, yang tidak pernah diingkari. bahwa Allah akan memberikan khilafah di muka bumi kepada orang-orang yang beriman. Kata kunci: islam Sebelumnya: Ahmad Heryawan, calon Pemimpin Jawa Barat Selanjutnya : Tujukan smua aktifitasmu hanya untukNya C:\Users\Akhwat\Documents\Green Leaves - Puncak Kemerosotan Politik Islam.htm

Ikhwanul Muslimin: Sekuler No, Politik Islam Yes Kamis, 15 September 2011 17:19 Dwi Hardianto Cyber Sabili-London. Ikhwanul Muslimin, menekankan bahwa fase berikutnya di negara Afrika Utara adalah menerapkan "politik Islam." Mohamed Ghanem yang juga wakil Ikhwanul Muslimin Inggris mengatakan, bahwa Mesir setelah revolusi akan mengambil metode politik Islam yang baik bagi demokrasi. Pernyataan itu disampaikan Ghanem mereaksi apa yang disampaikan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang meminta Mesir untuk mengadopsi sebuah konstitusi sekuler. Erdogan mengatakan pada hari Rabu bahwa sekularisme tidak berarti penolakan agama, menambahkan bahwa ia adalah perdana menteri muslim untuk negara sekuler. Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Mahmoud Ghuzlan, menilai pernyataan Erdogan itu sebagai interferensi terhadap hubungan internal Mesir. Ditambahkannya bahwa pengalaman dari negara lain tidak harus "dikloning." Demikian dilaporkan al-Arabiya Rabu (14/9/2011). "Kondisi di Turki memaksanya untuk menerapkan konsep sekuler," kata Ghuzlan Sebelum kunjungannya ke Mesir, Erdogan dalam wawancaranya dengan sebuah televisi satelit swasta Mesir menegaskan, "Sebuah negara sekuler menghormati seluruh agama. Jangan takut terhadap sekulerisme. Saya berharap akan terbentuk pemerintahan sekuler di Mesir." Ditekankannya bahwa rakyat berhak untuk memilih menjadi relijius atau tidak dan bahwa dirinya adalah perdana menteri Muslim dari sebuah negara sekuler. Ikhwanul Muslimin tengah bersiap-siap berpartisipasi pada pemilu yang akan digelar November mendatang dengan membentuk Partai Kebebasan dan Keadilan. Partai tersebut menyatakan yakin akan memperoleh separuh kursi di parlemen. Para kandidat independen Ikhwanul Muslimin memenangi seperlima kursi di parlemen pada pemilu tahun 2005. (PressTV/al-Arabiya). C:\Users\Akhwat\Documents\Ikhwanul Muslimin Tegas dan Diperhitungkan.htm Sekuler No, Politik Islam Yes - Cyber Sabili Ramah

Hasan Al Banna dan Ikhwanul Muslimin oleh Tim Kajian Dakwah Al Hikmah A. Pendahuluan Islam adalah satu sistem yang menyeluruh serta merangkumi semua aspek kehidupan. Ia adalah negara dan tanah air ataupun pemerintahan dan rakyat. Ia adalah akhlak dan kekuatan ataupun rahmat dan keadilan. Ia adalah kebudayaan dan undang-undang ataupun keilmuan dan kehakiman. Ia juga adalah materi dan harta benda ataupun kerja dan kekayaan. Ia adalah jihad dan dakwah ataupun ketenteraan dan fikrah. Sebagaimana juga ia adalah akidah yang lurus dan Ibadah yang benar, semuanya sama. Itu adalah sekelumit pemahaman dan pemikiran Hasan Al Banna dalam mendefinisikan Islam, ini merupakan hal yang baru dalam dunia Islam yang dilakukan Hasan Al Banna dalam menterjemahkan Islam dalam kehidupan. Pemikiran beliau sangat jauh berbeda dengan cara berfikir penguasa dunia Islam saat itu, dimana seruan agar mencontohi cara barat oleh Kamal Attaturk bertiup kencang dan tidak ada henti. bukan hanya itu, bahkan majalah-majalah dan surat khabar yang membuat propaganda dengan slogan Mesir adalah sebahagian dari Eropa telah membanjiri pasaran. Para nasionalis mendesak pemerintahan Mesir agar kembali ke puncak kejayaan Firaun dan mencungkil adat-adat bangsa Mesir purba. Melihat fenomena ini membuat Hassan al Banna merasa sedih, sebab sebahagian besar orang terhormat dan berpengaruh menyertai barisan modernis yang menyesatkan umat Islam. Dalam keadaan sedih dan pilu ini, beliau berusaha merapatkan diri dengan Sayyid Rashid Rida serta murid-muridnya. Di sinilah titik permulaan berdirinya satu harakah Islam yang besar dan tersusun untuk menghancurkan Jahilliah Modern dengan segala pemikirannya. Beliau mulai mendidik orang-orang dengan penuh sabar tentang pentingnya Islam dalam kehidupan individual dan masyarakat. B. Pembahasan 1. Sejarah Singkat Hasan Al Banna (1906 M 1949 M) Hassan Al Banna lahir pada tahun 1906, di sebuah kota Mahmudiah propinsi Buhairah di Mesir, beliau dibesarkan dalam keluarga yang amat kuat berpegang pada Islam. Ayahnya seorang ulama yang sangat hebat dalam bidang keilmuan dan ketaqwaan. Kerjanya memperbaiki jam, pekerjaan inilah yang menjadi sumber rezeki bagi menghidupi keluarganya. Masa kerjanya pada waktu malam. Pada siang harinya menjadi Imam di sebuah masjid di kampungnya, disinilah ayahnya mengajar prinsip-prinsipIslam dan berdakwah. Diantara karyanya kitab Tafsir Musnad Imam Ahmad bin Hambal. Hassan Al Banna berguru pada ayahnya sehingga bisa menghafal Quran 30 juz. Pada usia remaja, ayahnya mengizinkan menggunakan kitab-kitab simpanan ayahnya untuk dibaca hingga akhirnya Hassan Al Banna dapat memahami Islam dan bahasa Arab dengan baik. Semangat perjuangan Islam dan sifat kepimpinan telah mulai nampak pada umur yang masih muda. Pada usia 16 tahun, ayahnya menghantarkannya ke Darul Ulum, sebuah pusat latihan perguruan di Kairo. Ketika sampai di sana beliau terkejut melihat kerusakan moral orang-orang Islam di kota Kairo. Pada tahun 1927, di usia 21 tahun Hassan Al Banna lulus dan meninggalkan Darul Ulum, Beliau adalah pelajar yang pintar dan mendapat tempat pertama dalam kelasnya. Kemudian setelah beberapa bulan beliau mengajar di Ismailiah, di sebuah sekolah menengah pemerintahan, disitu beliau dengan rasmi mendirikan Harakah Islamiah Al-Ikhwanul Muslimin. Beliau didukung para pengikut dan pelajar-pelajar yang setia.

Setelah harakah Ikhwanul Muslimin terkenal dan berpengaruh, rezim yang ada mulai menganggap harakah Islam itu sebagai sebuah subversif yang mengancam keamanan negara. Pada tahun 1948, pemerintahan Mesir tunduk pada Inggris dan mengharamkan harakah Ikhwanul Muslimin. Maka setelah itu ribuan anggota Ikhwan dijebloskan ke dalam penjara serta harta benda mereka dirampas. Dua bulan kemudiannya Hassan Al Banna ditembak mati oleh seorang penembak yang tidak dikenal di jalan raya Kairo pada tanggal 12 februari 19497. 2. Sekilas Sejarah Berdiri Jamaah Ikhwan Muslimin A. sejarah Berdiri Ikhwanul Muslimin Setelah runtuhnya khilafah Islamiyah di Turki yang di bubarkan oleh bapak sekuler Kamal Atarturk pada tahun 1924 M. dunia Islam hidup dalam kegelapan bagaikan anak ayam kehilangan induknya, maka bermunculan gerakan sekulerisme di setiap Negara Islam bagaikan jamur di musim hujan, tiada yang dapat menghentikannya, maka tampilah tokoh-tokoh masyarakat yang berkiblat ke barat. Selepas Perang Dunia Pertama, golongan yang berkiblat ke barat bergerak sangat aktif mempropagandakan pemahaman mereka di Mesir. Seiring dengan itu fahaman nasionalisme di dunia Islam mencapai puncaknya. Sementara Pergerakan Emanspasi Wanita semakin bertambah kuat, para wanita kelas atas Mesir memberontak; enggan memakai purdah. Mereka justru memakai fesyen ala Eropa, menghadiri acara-acara bercampur bebas antara lelaki dan perempuan, baik secara tertutup ataupun terbuka. Mereka juga mendesak supaya wanita diberi hak yang setara dengan lelaki. Para ulama tidak berdaya menahan serangan dari puak Modernis kecuali hanya sekedar melabelkan murtad pada mereka. Keadaan ditambah parah dengan para ulama jahat yang begitu mudah dipermainkan oleh pemerintah taghut. Kondisi seperti ini telah mengenapkan kecelaruan sebahagian umat Islam dalam kejahiliahan. Ulama Kairo saat itu jatuh ke lembah yang paling hina, kerena mereka menyetujui fatwa yang diberi oleh Rektor Universiti al Azhar bahwa Presiden Faruk layak untuk memerintah dan digelar Khalifatul Mumin dengan alasan Faruk merupakan seorang Islam yang datang dari keturunan Rasulullah Saw. Hassan Al Banna dan para sahabatnya merasa gelisah mengenai situasi kritis ini, di dalam buku hariannya beliau mencatat: Hanya Allah yang mengetahui berapa malam kita akan berbincang tentang kondisi negara dan hubungannya dengan kehidupan rakyat. dan pengaruhnya terhadap masyarakat kelas bawah serta cara penyelesaiannya? Kami diskusi hal tersebut dengan penuh perhatian sehingga meneteskan airmata. Dalam buku tersebut, Hassan Al Banna mengakui bahwa keputusannya mendirikan Jamaah Ikhwanul Muslimin merupakan manifestasi dari sikap beliau dan sahabat yang anti terhadap kejahilan Ummat Islam. Beliau menganggap bahwa masjid dan khutbah saja tidak cukup untuk menyelesaikan masalah penyakit umat ini. Pada tahun 1928 Ikhwanul Muslimin resmi didirikan dengan tujuan untuk menyelesaikan nasib malang yang menimpa umat Islam saat itu. Hasan Al Banna jauh berbeda dengan tokoh Islam lainnya seperti Jamaluddin Al-Afghani, Sheikh Muhammad Abduh dan Sayyid Rashid Ridha, mereka lebih mengutamakan penulisan dan dakwah billisan dalam kiprahnya. Ini disebabkan Harakah Islam yang dipimpin Hasan Al Banna sangat syumul dan komplit sehingga menyentuh berbagai aspek kehidupan seperti ibadah, akidah, muamalah, akhlah, politik, kebudayaan, ekonomi, social, olah raga dan sebagainya. Hassan Al Banna mulai mengunjungi kedai kopi untuk melakukan dakwah secara halus, tausiah beliau ini mulai menusuk hati para pendengar dan cukup untuk menyadarkan orang yang khilaf. Beginilah cara beliau berdakwah dan mentarbiyah masyarakat hingga larut malam. Pada musim liburan di musim panas, beliau menjelajah seluruh Mesir dengan jalan kaki atau naik kereta api buruk kelas tiga yang penuh sesak. Beliau tidak melalui sebuah kampung dan kota melainkan berhenti dan bermalam di situ, guna menyampaikan dakwah Islam kepada orang kampung di masjid-masjid dan di rumah-rumah. Beliau sangat bersemangat dalam menyampaikan dakwah sehingga menyentuh hati mereka yang mendengarkannya, mulai dari buruh rendah dan kasar hingga para ulama yang mulia mengelilinginya untuk mendengar dakwahnya yang berapi-api. Pada tahun 1933, kantor Ikhwanul Muslimin dipindahkan dari Ismailiah ke Kairo. Dalam masa tiga tahun di sana, Harakah Ikhwanul Muslimin membuat penekanan yang berat dalam mendidik umat islam supaya menghayati islam, yaitu melalui cara menggerakkan masjid-masjid, mendirikan sekolah-sekolah dan pusat-pusat kebajikan di seluruh Mesir. Begitulah Hasan Al Banna membuat gebrakan baru yang belum di buat oleh para ulama besar di Al Azhar saat itu. Kota Kairo saat itu berkiblat ke Eropa. Umat Islam malu untuk sholat di tempat umum. Murid-murid di sekolah belajar membenci apa saja perkara yang berkaitan dengan Islam. Di kota besar inilah Hassan Al Banna berhasil mengajak ratusan pelajar didikan Barat kembali mencintai Islam dan menjadi muridnya yang gigih berjuang. Jamaah Ikhwanul Muslimun bercita-cita untuk menjalankan tanggung jawabnya ke seluruh Mesir. tujuananya ialah menggantikan masyarakat Mesir secara menyeluruh kepada masyarakat yang berlandaskan syariah Islam. b. Ikhwanul Muslimin Menasehati Pemerintah Pada tahun 1936, kegiatan Ikhwanul Muslimin mulai diperhatikan oleh pemerintah. Hassan Al Banna telah mengutus sepucuk surat kepada raja Faruk dan menteri-menterinya, menyeru mereka untuk menggantikan undang-undang Barat dan menjalankan undang-undang Islam. Beliau juga meminta pemimpin pemerintah menunjukkan contoh yang baik kepada Umat Islam di Mesir dengan cara: 1)Mengharamkan pergaulan bebas antara perempuan dan lelaki 2)Mengharamkan meminum arak di upacara-upacara resmi 3)Janganlah mereka berjudi khususnya di tempat-tempat judi 4)Mereka hendaklah berhenti dari berjudi lumba kuda 5)Mereka hendaklah berhenti dari bersuka-suka di kelab-kelab malam dan panggung hiburan 6)Mereka hendaklah berhenti dari memperlihatkan tubuh anak-anak dan isteri-isteri mereka dalam surat

khabar 7)Mereka hendaklah mendirikan shalat 8)Mereka hendaklah berbicara Bahasa Arab, menggantikan percakapan Inggris dan Perancis 9)Mereka hendaklah berhenti dari menggunakan pengasuh Inggris untuk menjaga anak-anak mereka 10)Mereka hendaklah berhenti dari menghantar anak mereka ke sekolah asing yang membahayakan akidah. Dari semua aspek kegiatan, Hassan Al Banna cukup menekankan masalah mendidik generasi muda di Mesir. Berulang kali Hassan Al Banna mendesak kerajaan untuk menyusun kembali kurikulum sekolahsekolah yang ada berdasarkan Islam. Mengharamkan sistem pendidikan campuran antara lelaki dan perempuan, Pelajaran sains juga mestilah dibersihkan dari paham materialistik. c. Penangkapan Ikhwanul Muslimin Pada Desember 1954 Presiden Gamal Abdul Nasser menjadi sasaran pembunuhan tapi gagal, ini menjadi alasan yang ditunggu-tunggu oleh pemerintah Mesir untuk menghancurkan Ikhwan Muslimin. Maka Ikhwan dituduh melakukan penembakan tersebut walaupun Ikhwan berkali-kali menampiknya. Ribuan anggota Ikhwan telah ditangkap, dipenjara dan 6 orang telah digantung hingga mati. Sementara protes dari dunia Islam pada peristiwa ini tidak dilayaninya sama sekali. Pada tahun 1961, Ikhwanul Muslimin difitnah sekali lagi sebagai penyebab kegagalan dan kemunduran negara. Akhirnya Presiden Nassir telah membuat satu komite Khusus untuk menghapus pengaruh gerakan Ikhwanul Muslimin dari Mesir. Beliau mengusulkan supaya digunakan kekuatan undang-undang dan militer untuk menghancurkan Harakah Islam ini. Sebahagian usulan yang dibentangkan oleh komite Khusus itu disiarkan dalam An-Nadwah. Akibat dari kebijakan ini, ribuan Ikhwan termasuk Muslimat ditangkap dengan tidak diberi kesempatan membela diri di pengadilan. Hassan Ismail Hudaybi, seorang hakim dan ulama terkenal yang menggantikan Hassan Al Banna sebagai Ketua Ikhwan juga disiksa walaupun umurnya sudah tua dan uzur. Pada tanggal 29 Agustus, 1966 tiga orang pemimpin Ikhwan telah dihukum mati. Yang paling terkenal di antara tiga itu ialah Ash-Syahid Sayyid Qutb yang juga seorang ulama dan penulis terkenal di dunia Arab. Adiknya Muhammad Qutb yang juga seorang penulis yang terkenal, dua orang adik perempuannya, Aminah dan Hamidah Qutb pun turut dikurung dalam penjara bertahun-tahun lamanya. 3. Karakter Ikhwanul Muslimin a. Organisasi dan Tarbiyah Ikhwanul Muslimin Ikhwanul Muslimin merupakan satu-satunya harakah Islamiyah yang terorganisir dengan rapi, dimana para pengikutnya dikelompokkan dalam tingkatan dan tahapan tertentu dengan spealisasi masing-masing, maka terdapat anggota tingkat pertama, kedua dan seterusnya. Seseorang tidak dinaikkan tingkat sebelum dinilai layak atau tidak layak. Setiap anggota membuat baiah atau sumpah setia. Para anggota di beri tarbiyah agar menghafal Quran, setia pada shalat berjamaah, mempelajari Al Quran, Hadith serta ilmu syariah lainya. Mereka diajar menggunakan bermacam-macam senjata dan pertolongan pertama pada kecelakaan. Pada akhir tarbiyah mereka akan di saring untuk tahapan selanjutnya, hal ini berjalan secara alami tanpa ada hal-hal yang memberatkan anggotanya. Diatara hal yang sering dilakukan adalah tarbiyah mingguan, bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan dan tahunan. Dalam tarbiyah mingguan disebut jilsah, bulanan disebut katibah, 3 bulanan disebut mukhaiyam, 6 bulanan disebut muaskar dan tahunan disebut muktamarat dan musabaqat. Hassan Al Banna berpendapat bahwa tarbiyah sesebuah harakah itu mestilah mendapat dukungan masyarakat yang kuat sebelum dapat menggantikan pemerintahan yang zalim yang masih ada. Al Ikhwan berpendapat bahwa kekuatan bersenjata hanya perlu digunakan apabila semua cara yang lain gagal. Beliau juga menafikan bahawa Ikhwan mau melakukan Revolusi bunuh diri. Bahkan mengatakan langkah tersebut tidak memberi penguruh yang positif. b. Konsep Pembentukan Jamaah Ikhwanul Muslimin 1)Pembentukan pribadi muslim 2)Pembentukan Keluarga Muslim 3)Pembentukan Masyarakat Muslim 4)Pembentukan Negara Muslim serta penyatuan Muslim Dunia c. Manhaj Dakwah Ikhwanul Muslimin Konsep dakwah Ikhwanul Muslimin adalah persaudaran dibawah sistem tanzim, saling melengkapi, jauh dari perselisihan fiqh, jauh dari intervensi penguasa, bertahap dalam melangkah, dakwah rabbaniyah, dakwah secara global dan sebagainya. Manhaj Ikhwanul Muslimin banyak mengadopsi semua nilai positif dari manhaj dakwah salafiah, tariqat sunniah, hakikat sufiah, siasah syariah, nadi riadhah, al buhus ilmiah, syikah iqtisadiah, fikrah ijtimaiah. d. Sepuluh Unsur Tetap Dakwah 1. Nama jamaah sebagai fikrah, sejarah dan lambang kesetiaan. 2. Amal jamai ialah wasilah kita. 3. Tarbiyah dan menjauhi kekerasan adalah jalan kita. 4. Usrah adalah pilar tarbiyah kita 5. Risalah Taalim, Sepuluh Rukun khususnya Usul 20 dan Risalah Aqaid19 merupakan asas dan sumber pelajaran kita. 6. Syumul dan umum ialah asas pandangan dan fahaman kita yang menyeluruh. 7. Syura yang mulzim pemutus perselisihan antara kita. 8. Menghormati sistem dan peraturan ialah akhlak baiah kita. 9. Pilihan fiqhiah ialah hak jamaah menentukannya 10. Allah ialah matlamat dalam semua unsur tetap dan berubah, dalam setiap perkataan dan perbuatan kita. e. Jihad Ikhwanul Muslimin

Di antara ciri yang menonjol dalam Harakah Ikhwanul Muslimin adalah penekanannya yang terus-menerus terhadap Jihad. Namun Jihad yang diajar oleh Ikhwan ialah Jihad yang dipahami oleh semua orang Islam yaitu Jihad yang sesungguhnya, bukannya konsep Jihad yang direka oleh Puak Modernis. Ikhwan menganggap bahwa ibadah dan amal shaleh orang Islam sia-sia jika ia tidak bersedia untuk mengorbankan nyawanya demi untuk mempertahankan Agama Islamnya. Harakah Ikhwanul Muslimin berkali-kali mengajak masyarakat supaya berjihad menumpas penjajahan Inggris dan mengusir mereka dari Mesir untuk selama-lamanya. Hassan Al Banna sangat tegas dalam hal ini, beliau tidak mempercayai sedikitpun pendapat yang mengatakan bahwa masalah penjajahan ini dapat diselesaikan melalui dialog dan mesyawarah. Banyak pasukan relawan Ikhwan Muslimin ketika peperangan melawan Yahudi di Palestina pada tahun 1948. Hassan Al Banna menyeru semua negara Islam meninggalkan PBB dan berjihad melawan Yahudi. Hasan Al Banna berkata: Kami mengajak kalian pada Islam, ajaran Islam, undang-undang Islam dan petunjuk Islam. Kalau ini kalian anggap politik maka inilah politik yang kami perjuangkan. Beliau dan pengikutnya berkeyakinan bahwa tiada satu pun partai politik Mesir yang wujud di zaman Raja Faruk benar-benar ingin melaksanakan undang-undang Islam atau cinta pada Islam. Oleh karena itu beliau mendesak pemerintah supaya membubarkan semua partai politik, Sistem Parlimen karena ini semua tidak menghasilkan apapun untuk Islam melainkan keruntuhan moral dan perebutan kekuasaan. 4. Media Massa Ikhwanul Muslimin Selain itu Ikhwan juga sangat aktif dalam bidang penerbitan surat kabar, majalah, tabloid baik bulanan atau mingguan dan sebagainya. Hampir semua terbitan Ikhwan laris di pasaran, mungkin hal ini disebabkan oleh beberapa faktor: 1)Menerangkan Islam sebagai cara hidup yang paling mulia yang disampaikan dengan cara yang paling sesuai untuk zaman moden. 2)Mematahkan serangan-serangan pemikiran yang ditujukan pada Agama Islam. 3)Mendamaikan perselisihan pendapat diantara Mazhab-mazhab Islam demi untuk persatuan Umat Islam. Tulisan Hassan Al Banna dikeluarkan tiap-tiap hari dalam koran Ikhwan. Tulisannya dengan ayat-ayat Quran, Hadith dan syair-syair Arab Klasik amat memikat hati para pembaca. Melalui risalah-risalah dan riwayat hidup Hassan al Banna. Penutup Pada akhir perang dunia pertama, pengaruh Ikhwan sangat besar di seluruh Mesir sehingga harakah itu bisa disebut sebagai pemerintahan dalam pemerintahan. Hampir tidak dijumpai kampung atau kota yang ada di Mesir melainkan terdapat cabang Ikhwanul Muslimin. Fikrah harakah ini telah tersebar ke sekolahsekolah, masjid-masjid dan pusat-pusat kebajikan seluruh Mesir. Majalah, risalah, surat khabar dan bukubuku mereka tersebar luas. Bukan hanya itu pengaruh Ikhwanul Muslimin tersebar luas hingga di luar negara Mesir. Maka pemudapemuda di negara-negara Islam mulai membuka Cabang Ikhwanul Muslimin di Syria, Lubanon, Yordania, Palestina, Maroko, Iraq dan Sudan. Bahkan kini Ikhwanul Muslimin telah tumbuh dengan suburnya di Indonesia, Malaysia dan di seluruh dunia. Pengaruh Ikhwanul Muslimin di seluruh dunia kini mulai dirasakan getarannya, kini para aktivisnya ingin mewujudkan secara nyata konsep dasar Ikhwanul Muslimin didirikan. tujuan didirikan Ikhwanul Muslimin adalah untuk membangun masyarakat dan negara Islam yang menjalankan undang-undang Islam. Hassan Al Banna berkata: Kita tidak akan berdiam diri dan merasa senang atau berhenti selagi Quran belum benar-benar melembaga di negara. Kita akan hidup untuk mencapai tujuan ini atau mati karenanya. Demikianlah sekelumit pemikiran Hasan Al Banna beserta kiprahnya dalam dunia Islam Moderen, pemikirannya telah menjalar kemana-mana sehingga sangat ditakuti oleh musuh Islam. Hasan Al Banna telah melahirkan banyak ulama dan pemikir seperti Dr. Yusuf Qaradhawi, Sayid Sabiq dan banyak lagi, kini Ikhwan hadir dalam satu khazanah baru pergerakan dan keilmuan yang membawa arus modernisasi keislaman. C:\Users\Akhwat\Documents\Hasan Al Banna dan Ikhwanul Muslimin Kampus dakwah Al-Hikmah.htm

Anda mungkin juga menyukai