Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMPN 21 SAMARINDA MELALUI TULIS SUSUN ~urdaliana'), Ariantje ~ i r n ~ n d u& ~ u r n a r n o ~ ) s ) Abstract: The

purpose of this study is to see the effectiveness of learning mathematics through note taking and arranging methods. A three-cycle classroom action research is used as the design of the recent study. The subject of this study was 33 students of SMPN 21 Samarinda learning in the grade 7-G. Besides observation throughout three cycles of this study, the researchers used test and document to complete the data. Data in terms of scores were analyzed using descriptive statistics, which implemented mean, rate percentage, and graphs. The study revealed that the mean scores after treatments in the cycles increased from 51,79 to 65,35 and 78,74 respectively in the cycle 1, cycle 2, and cycle 3. Learning behavior in the consecutive cycles also indicated progress substantially as seen on the quality of participation of the whole class sessions and quality of the notearrange results. Key-words: note-taking and arranging method, learning behavior. MENCATAT dapat meningkatkan daya ingat, dengan kata lain mencatat adalah suatu cara untuk memudahkan kita mengingat atau mempelajari kembali detail suatu bacaan. Mencatat dapat mernbantu mendapatkan dan mengingat kembali gagasan-gagasan baru (Hemowo, 2004). Selain itu keterbatasan otak kita untuk mengingat semua karena otak terfokus pada apapun yang bersaing untuk menarik perhatiannya pada saat-saat tertentu. Membuat catatan yang baik dan mudah dimengerti merupakan suatu upaya perbaikan kebiasaan belajar dan hasil belajar. Di SMF'N 21 Samarinda terdapat sekitar 30% siswa memiliki skor matematika yang rendah yakni mempunyai skor di bawah 60. Penyebab rendahnya skor matematika siswa adalah kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika, catatan siswa kurang bervariasi dan tidak menarik untuk dipelajari sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari kembali catatan mata pelajaran matematika yang diperoleh di sekolah yaitu catatan bentuk outline tradisional. Sebagian besar siswa menganggap bahwa mempelajari kembali catatan yang dibuat di sekolah adalah suatu pekerjaan yang sangat membosankan dan hanya menyita waktu karena pada catatan tersebut kurang jelas kaitan antara materi yang satu dengan materi lainnya serta tidak menemukan sesuatu yang menarik untuk dipelajari pada catatan tersebut, apalagi ditambah dengan banyaknya aktivitas yang menarik perhatian siswa sehingga melupakan begitu saja catatan pelajaran yang diperoleh di sekolah. Keadaan

')Nurdaliana adalah " Sumamo DimpudusDosen FKIP Universitas Mulawarman Samarinda Ariantje adalah Dosen FKIP Universitas Mulawarman Samarinda adalah Dosen FKIP Universitas Mulawarman Samarinda
' )

Nurdaliana, Ariantje Dimpudus & Sumarno, Peningkatan H a d

63

membosankan yang dialami oleh siswa dapat mengurangi minat belajar siswa. Hal tersebut tentu mempengaruhi hasil belajar siswa terutama pada pelajaran matematika. Tulis susun sebagai salah satu cara untuk dapat menambah motivasi siswa supaya terbiasa dalam membuat catatan yang rapi, menarik, teratur, mudah dipelajari dan dipahami sehingga dapat mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa serta menumbuhkan semangat dalam belajar. Menurut Hernowo (2005) tulis susun sesuai dengan bekerjanya dua belahan otak kiri dan otak kanan. Berdasarkan riset terakhir, diketahui bahwa otak merekam informasi campuran gambar, bunyi, aroma, pikiran dan perasaan yang menimbulkan emosi positif yang dapat mengoptimalkan otak kiri dan otak kanan (Sarbana dan Diana, 2004). Tulis susun ini didasari hasil riset bahwa cara otak mengolah informasi dan menyimpan informasi tidak secara linear, setahap demi setahap, tetapi otak menyimpan dan memproses informasi secara acak. Di samping itu, otak menyimpan informasi dalam bentuk gambar, bukan dalam bentuk huruf atau tulisan (Gunawan, 2004). Tulis susun ini sangat berguna untuk melakukan pencatatan, brainstorming, dan untuk mengingat kembali materi yang dipelajari. Jadi, apabila ingin mengingat kembali seluruh materi yang telah dipelajari maka hanya perlu melihat catatan tulis susun yang telah dibuat. Tulis susun memudahkan siswa untuk mencatat pemikiran dan kesimpulan pribadi bersama-sama dengan bagian-bagian kunci pembicaraan (DePorter dan Hernacki, 2000). Dalam tulis susun dikenal penulisan catatan dan penyusunan catatan. Penulisan catatan adalah mendengarkan apa yang dibicarakan oleh seorang gum sambil menuliskan skor-skor utamanya. Penyusunan catatan berarti menuliskan pemikiran dan kesan sendiri sambil mendengarkan materi yang disampaikan. Tulis susun membuat siswa mampu melakukan keduanya sekaligus mencatat informasi dan tetap mengikuti jalannya pemikiran kita. Melalui tulis susun siswa mencatat fakta dari pelajaran maupun asosiasi, pikiran dan perasaan yang menghantarkan mereka ke pejalanan mental mereka (DePorter, dkk. 2004). Seringkali dalam mengikuti pelajaran di kelas apa yang disampaikan oleh guru membawa ke lamunan sehingga pikiran tidak terfokus pada materi yang disampaikan oleh guru. Tulis susun merupakan catatan supaya dapat menggunakan kemampuan lamunan untuk memusatkan perhatian pada saat di kelas (Sarbana dan Diana, 2004). Jadi ketika mencatat pelajaran yang diberikan di kelas, sambil menuliskan lamunan-lamunan pada catatan. Menuliskan pikiran pada daerah penyusunan catatan dapat membantu siswa memusatkan konsentrasi pada materi yang diberikan. Mengingat perasaan atau emosi dan asosiasi (hubungan) yang dialami saat belajar juga memudahkan mengingat informasi @ePorter, dkk.2004). Tulis susun membantu menumbuh-kan emosi positif. Emosi positif akan membuat otak dapat bekerja secara optimal. Emosi positif akan memperluas pikiran dan tindakan serta membangun sumberdaya personal (Hemowo, 2005). Emosi positif dapat dimunculkan dalam suasana belajar yang menyenangkan dan tidak di bawah tekanan. Oleh karena itu dengan tulis susun siswa bebas menuliskan kesan, perasaan dan asosiasi pada catatan yang dibuat. Mengganti gambar yang biasa dan membosankan dengan gambar yang memiliki arti meningkatkan kemungkinan ingatan (Buzan, 2004). Menuliskan simbol

64

Didaktika, Volume 8, Nomor I , Januari 2007

dapat menciptakan emosi dengan informasi yang mereka pelajari, yang akan membantu melekatkan pada benak siswa. Pemberian warna-wama untuk membuat ide-ide lebih benvarna. Mewarnai dan menggarisbawahi dengan wama-wama tertentu akan membantu saat membaca kembali. Penonjolan wama dan simbol memudahkan mengingat inforrnasi. Saat tiba waktunya untuk ujian, siswa hanya perlu melihat bagian-bagian yang diwamai atau diberi simbol tertentu. Simbol-simbol dapat berarti apa saja sesuai dengan keinginan. Ada beberapa ide untuk memulai membuat simbol antara lain: ! = masalah penting. Anak panah = hubungan hal lain di halaman ini. Wajah gembira @ = positif, senanglgembira, mengertilmemahami informasi baru. Wajah sedih @ = negatif, sedih, tidak mengerti/memahami informasi baru. 3x = diulangi tiga kali (pasti penting) Pada pembuatan tulis susun diperlukan beberapa spidol atau pulpen benvama. Pemakaian beberapa pulpen benvama yang berbeda untuk membuat bermacammacam hubungan dan jenis gagasan. Adapun langkah-langkah membuat tulis susun yaitu: 1. Mulailah dengan menggambar garis vertikal kira-kira seperempat bagian dari sisi kanan kertas, membentuk dua kolom, satu besar dan satu kecil. 2. Di kolom kin ditu1iskan"Informasi Penting" yaitu daerah untuk menulis catatan. 3. Di kolom kanan dituliskannPikiran, Perasaan, dan Pertanyaan" yaitu daerah untuk menyusun catatan. 4. Di sebelah kin, siswa menuliskan tanggal, nama, d m informasi penting lainnya sambil mendengarkan pembelajaran. 5 . Bila mengganti skor atau topik, siswa mengganti wama sehingga siswa dapat membedakan jenis informasi ketika mereka melihat catatan. 6 . Di sebelah kanan, siswa menuliskan pemikiran asosiasi yang muncul di benak. Berupa pendapat, respon dari apa yang didengar, atau pertanyaan dll. 7. Membuat sirnbol untuk menuliskan perasaan mereka pada saat itu. 8. Berikan waktu 90 detik bagi siswa untuk melihat catatan secara sekilas. 9. Siswa menonjolkan fakta penting dengan stabilo dan memberi simbol-simbol tertentu dapat membantu otak menyerap informasi dengan lebih efektif (DePorter, dkk. 2004).

Nurdaliana, Ariautje Dimpudus & Sumamo, Peningkatan H a d Tabel 1. Contoh Tulis Susun (TS) Jajargenjang

65

Jajargenjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi Temyata dengan melihat gambar yang sejajar dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar. Sifat-sifat jajargenjang: Tiap pasang sisi yang berhadapan dm =
ITP

saya dapat menyimpulkan pengertian jajargenjang. Wah...saya perlu banyak latihan


IIIII .....

yang saling berhadapan = Diagonal = dan membagi 2 sama panjang


L !

Keliling jajargenjang = K ????????


K = 2 x (sisi panjang + ski pendek)!

Luas = L ????? L = alas x tinggi

.........................

Jadi semangat nich

Kelebihan tulis susun antara lain: (1) Lebih mudah menkngat suatu subiek - " ketika membaca apa yang sedang dipikirkan pada saat itu, (2) Memusatkan perasaan (emosi) dan membantu untuk masuk ke dalam memori emosional sehingga lebih mudah mengingat materi yang diberikan, (3) Merupakan impian yang konstruktif karena lebih mudah mengingat suatu masalah, (4) Merekam peskoran-peskoran sambil mendengarkan materi yang disampaikan oleh pembicara. Berdasarkan uraian di atas muncul oermasalahan vaitu bagaimana tulis susun davat meningkatkan hasil belaiar siswa keias VII-G SWN 21 ~ k a r i n d a
> ,

METODOLOGI Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian dengan melakukan tindakan tertentu berupa penggunaan tulis susun kepada siswa agar dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIG SMPN 21 Samarinda dan objek dalam penelitian ini adalah tulis susun. Teknik pengumpulan data terdiri dari dokumentasi skor, tugas, tes hasil belajar, dan observasi. Data yang dikumpulkan dianalis dengan menggunakan statistik deskriktif yaitu rata-rata, persentase, dan grafik.

66

Didaktika, Volume 8, Nomor I , Januari 2007

HASIL PENELITIAN Hasil penelitian yang diperoleh diasjikan dalam dua bentuk. Pertama, hasil penelitian berupa skor akhir hasil proses belajar setelah semua siklus dalam penelitian dilaksanakan. Kedua, hasil berupa perilaku perkembangan siswa dalam setiap siklus. Tabel 2. Aktivitas Guru dan Siswa pada Siklus I, 1 d m II 1 I Aspek yang diamati Aktivitas Guru a. Penyajian materi b. Kemampuan guru mengajar siswa c. Pembinaan guru terhadap siswa d. Pengelolaan kelas Aktivitas siswa a. Perhatian siswa b. Partisipasi siswa c. Pemahaman siswa Keterangan: 1: Sangat kurang 2: Kurang 3: Cukup
B

I
Siklus I
4: Baik 5: Sangat baik

Siklus 1 Siklus 111 1

4
-

Tabel 3. Rata-rata Skor Dasar, Skor Tugas, Skor Tes, dan Skor Akhir Hasil Belajar Siswa dan Peningkatan Skor Tugas Dasar Siklus I Siklus I1 Siklus

Skor Tes 68,82 77,12 87,70

Skor Akhir
51,79 65,35 78,74 82,89

Skor Peningkatan
23,33 24,85 25,76

68,41 81,97 73,27

Tabel 4. Nilai Hasil Belajar dan Nilai Skor Peningkatan Rata-rata Skor
80-100 70-79 60-69 50-59 0-49

Nilai Rata-rata Skor Peningkatan Baik Sekali X 225 Baik 20 25 C ~ P 15 <20 Kurang Kurang Sekali

SF<

Nilai Sangat Baik Baik Cukup

Analisis dan Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran pada siklus ini, aktivitas guru yaitu pembinaan guru terhadap siswa dan pengelolam kelas tergolong

68

Didaktika, Volume 8, Nornor 1, Januari 2007

dan bimbingan dari guru sehingga tercipta pengelolaan kelas yang baik. Selain penyajian materi, aktivitas guru dalam membimbing siswa sangat diperlukan dalam pembuatan catatan dalam bentuk tulis susun karena siswa belum mengenal dengan baik cara mencatat tersebut. Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik. Perhatian siswa diskor baik karena siswa dapat memahami indikator ketercapaian, mencatat atau hanya mendengarkan penjelasan guru, mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, serta memperhatikan penjelasan guru dan bertanya apabila ada penjelasan yang kurang jelas. Partisipasi dan pemahaman siswa diskor baik karena siswa sebagian besar siswa mampu menyelesaikan yang diberikan dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan tulis susun mengalami 1 kendala dan hambatan yang diperbaiki pada siklus 1 . Adapun kendala yang dihadapi pada siklus I yaitu siswa belurn mengerti cara membuat tulis susun sehingga catatan yang dibuat masih terpaku pada contoh yang diberikan. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dalam menggunakan tulis susun. Selain itu, siswa masih ada keinginan untuk menggunakan cara mencatat tradisional yang selalu digunakan setiap hari. Sebagian siswa sudah mampu membuat tulis susun dengan baik walaupun masih kata-kata yang dibuat masih berpedoman pada contoh tetapi sudah menambahkan wama dan kreasi sendiri pada catatan yang dibuat. Tulis susun melibatkan kinerja dua belahan otak kanan dan otak kiri sedangkan tidak semua siswa marnpu menggunakan kedua otak tersebut secara bersamaan dalam waktu yang singkat. Cara mengatasi kendala yaitu menjelaskan kembali cara pembuatan tulis susun secara lebih terperinci terutama dalam penulisan kesan-kesan, pemikiran, asosiasi, simbol maupun gambar. Serta menjelaskan bahwa tulis susun yang dibuat berbeda antara siswa yang satu dengan lainnya karena pemikiran dan kreativitas setiap siswa berbeda. Serta memotivasi siswa untuk tetap membuat tulis susun dengan demikian siswa terbiasa. Walaupun mengalami kendala pada proses pembelajaran tetapi h a d belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari ratarata skor tes dan skor akhir hasil belajar siswa. Rata-rata skor tes akhir siklus I dibandingkan dengan rata-rata skor dasar yang diperoleh dari skor tes awal kemudian diperoleh rata-rata skor peningkatan. Setelah pembelajaran dengan menggunakan tulis susun dilaksanakan maka terjadi peningkatan rata-rata skor tes hasil belajar dari rata-rata skor dasar sebesar 51,79 naik menjadi 63,82 dengan rata-rata skor peningkatan sebesar 23,33 nilai baik. Rata-rata skor tugas sebesar 68,41 dan rata-rata skor akhir hasil belajar siswa sebesar 65,35 nilai cukup dengan persentase sebesar 26,18%. Berdasarkan skor tes hasil belajar dapat diketahui bahwa siswa yang membuat tulis susun dengan baik dapat meningkat hasil belajamya. Hal ini disebabkan karena siswa lebih mudah mengingat materi serta lebih bersemangat dalam belajar. Rata-rata skor akhir hasil belajar siklus I sudah tergolong cukup. Peneliti dan observator sepakat untuk melanjutkan ke siklus I1 karena masih terdapat sekitar 13 siswa yang memiliki skor di bawah 60 atau belum tuntas.

Nurdaliana, Ariantje Dimpudus & Sumamo, Peningkatan H a d

69

Siklus II Aktivitas guru pada siklus I tergolong baik. G r mampu menyajikan materi 1 uu dengan baik, yaitu menggunakan bahan pembelajaran sesuai dengan kurikulum, merumuskan indikator ketercapaian sesuai dengan materi yang dijelaskan, pengorganisasian materi pelajaran dengan memperhatikan respodtanggapan yang berkembang pada din siswa, serta menyampaikan materi pelajaran dengan tepat dan jelas dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung guru telah mampu mengorientasikan siswa untuk mencatat materi dengan tulis susun serta memotivasi siswa untuk tetap menggunakan tulis susun dalam mencatat materi yang diberikan di sekolah. Sehingga tulis susun yang dibuat oleh siswa mulai mengalami peningkatan dan sudah bervariasi. Hal tersebut tentu saja akan mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong baik karena dapat memahami indikator ketercapaian, mendengarkan penjelasan dan pengarahan dari guru serta mencatat materi dengan tulis susun. Sebagian siswa tidak membawa pulpen atau spidol benvama sehingga harus meminjam pada temannya tetapi catatan siswa semakin baik dan menarik untuk dipelajari, siswa mulai terbiasa menggunakan tulis susun dalam mencatat materi walaupun tidak diarahkan lagi.. Siswa sudah menampilkan kreasinya pada catatan tentu saja sangat bermanfaat dalam pembelajaran. Mengganti gambar yang biasa dan membosankan memiliki arti meningkatkan kemampuan ingatan (Buzan, 2004). Pemberian wama dan simbolsimbol pada catatan menambah daya ingat siswa terhadap materi serta pada saat tiba ujian siswa hanya melihat catatan mereka yang sudah ditandai. Kendala yang dihadapi pada siklus I1 ini tidak begitu berarti karena dapat diatasi dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran siklus I mengalami perubahan I menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata-rata skor tes hasil belajar dari rata-rata skor tes hasil belajar siklus I sebesar 63,82 naik menjadi 77,12 dengan rata-rata skor peningkatan sebesar 24,85 nilai baik. Rata-rata skor tugas sebesar 81,97 dan rata-rata skor akhir hasil belajar siswa sebesar 78,74 nilai baik dengan persentase sebesar 20,49%. Secara keseluruhan siswa sudah mengalami kemajuan dan lebih bersemangat dalam belajar karena dalam pembuatan catatan siswa bisa menampilkan kreasi dan membuat catatan dengan kata-kata sendiri yang lebih dimengerti atau sesuai dengan kemampuan siswa mencema kata-kata yang disampaikan oleh guru sehingga siswa lebih mudah mengingat materi yang diterima dari guru. Siklus III Aktivitas guru pada siklus I1 tergolong baik. G r mampu menyajikan materi uu dengan baik, yaitu menggunakan bahan pembelajaran sesuai dengan kurikulum, merumuskan indikator keteroapaian sesuai dengan materi yang dijelaskan, pengorganisasian materi pelajaran dengan memperhatikan respodtanggapan yang berkembang pada diri siswa, serta menyampaikan materi pelajaran dengan tepat dan jelas dan memberi lcesempatan bertanya kepada siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung guru telah mampu mengorientasikan siswa untuk mencatat materi dengan

70 Didaktika, Volume 8, Nomor I , Januari 2007 tulis susun serta memotivasi siswa untuk tetap menggunakan tulis susun dalam mencatat materi yang diberikan di sekolah. Aktivitas siswa dalam pembelajaran tergolong baik karena dapat memahami indikator ketercapaian, mendengarkan penjelasan dan pengarahan dari guru serta mencatat materi dengan tulis susun. Tulis susun yang dibuat siswa semakin baik dan bervariasi. Hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa yang semakin meningkat. Siswa sudah terbiasa menggunakan tulis susun dan merasakan manfaatnya. Siswa tidak memerlukan waktu yang banyak dalam mempelajari catatan mereka saat tiba waktu ujian. Catatan yang dibuat siswa hanya terdiri dari ide-ide utama, simbol dan singkatan yang dibuat sendiri, serta menandai setiap informasi penting dan mencatat dengan menggunakan kata-kata sendiri. Sehingga siswa rnudah mengingat kembali materi, ha1 tersebut sesuai dengan kinerja otak bahwa otak menyimpan informasi secara acak (Gunawan, 2004). 1 Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 1 mengalami peningkatan yang baik jika dibandingkan dengan siklus II. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ratarata skor tes dan rata-rata skor akhir hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Terjadi peningkatan rata-rata skor tes hasil belajar dari rata-rata skor dasar sebesar 63,82 naik menjadi 87,70 dengan rata-rata skor peningkatan sebesar 25,76 nilai sangat baik. Rata-rata skor tugas sebesar 73,12 dan rata-rata skor akhir hasil belajar siswa sebesar 82,89 nilai baik sekali dengan persentase sebesar 5,27%. Hasil belajar siswa sudah maksimal dan materi bangun segiempat sudah selesai serta siswa sudah terbiasa dalam membuat tulis susun yang lebih menarik dan bervariasi sehingga peneliti bersama observator memutuskan untuk menghentikan 1. pembelajaran sampai siklus 1 1

SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa mlalui tulis susun, ha1 tersebut tampak peningkatan rata-rata skor h a d belajar dari rata-rata skor dasar sebesar 51,79 naik pada siklus I menjadi 65,35 1 dengan rata-rata skor peningkatan sebesar 23,33 dan naik pada siklus 1 menjadi 78,74 dengan rata-rata skor peningkatan sebesar 24,85 serta naik pada siklus 111 menjadi 8239 dengan rata-rata skor peningkatan sebesar 25,76. SARAN
1.

2. 3.

Bagi siswa supaya membiasakan membuat catatan tulis susun karena dapat menambah kreativitas serta meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran. Bagi guru matematika agar selalu berupaya untuk membangkitkan kreativitas siswa dalam belajar dan memberi kebebasan kepada siswa dalam mencatat materi pelajaran sesuai dengan kreasinya sendiri. Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang cara mengorganisasikan informasilmateri pelajaran yang diperoleh siswa.

Anda mungkin juga menyukai