Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT YANG MENDUDUKI TOP TAND di PUSKESMAS DAHLIA KECEMATAN MARISO 2010 2011 Berdasarkan data penyakit yang

g kami dapat dari puskesmas dahlia kecematan mariso, ada 3 penyakit yang menduduki posisi top tand tahun 2010 - 2011. Adapun penyakit tersebut adalah Penyakit influenza Penyakit ISPA Penyakit infeksi kulit

Adapun frekuensi atau jumlah penderita penyakit yang menduduki posisi top tand tersebut dapat di lihat pada diagram berikut;
6000

5000

4000 Tahun 2010 Tahun 2011 2000

3000

1000

0 Influenza ISPA Infeksi Kulit

Pada tahun 2010 penyakit influenza menduduki posisi pertama dengan frekuensi sebesar 5259 penderita, kemudian posisi kedua ditempati oleh penyakit ISPA dengan frekuensi sebesar 4282 dan posisi ketiga adalah penyakit infeksi kulit dengan frekuensi sebesar 2407 penderita. Pada tahun 2011, penyakit influenza di geser oleh penyakit ISPA keposisi kedua dengan frekuensi sebesar 1993, dan penyakit ISPA menduduki posisi pertama dengan frekuensi sebesar 3811 dan posisi ketiga tetap ditempati penyakit infeksi kulit dengan frekuensi sebesar 1474.

Berdasarkan diagram diatas, kita dapat melihat bahwa penyakit penyakit tersebut frekuensinya menurun dari tahun 2010 ke tahun 2011. Penyakit yang mengalami Penurunan yang paling drastis adalah penyakit influenza, dengan selisih frekuensi antara tahun 2010 dan 2011 adalah sebesar 3266. Ini salah satu hal yang dapat menunjukan bahwa peranan tenaga kesehatan dan fungsi puskesmas di kecematan Mariso teraplikasi dan terealisasikan.

PENYAKIT ISPA a. Frekuensi Frekuensi penyakit ISPA tahun 2010 - 2011


600 500 400 300 200 100 0 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Jumlah Penderita ISPA Tahun 2010 Jumlah Penderita ISPA Tahun 2011

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Penyakit ISPA adalah penyakit saluran pernapasan akut, yang menyerang saluran napas mulai dari hidung samapai alveoli. Berdasarkan diagram diatas penyakit ISPA terbanyak terjadi pada bulan

September 2010 yaitu sebesar 553 penderita dan frekuensi penyakit ISPA terendah terjadi pada bulan januari 2010 yaitu sebesar 200 penderita Tahun 2010, frekuensi penyakit ISPA mengalami peningkatan dari bulan ke bulan meskipun pada bulan april sampai bulan mei mengalami sedikit penurunan, namun mengalami peningkatan drastic pada bulan September. Sedangkan pada bulan oktober sampai desember frekuensi penyakit ISPA relatif sama. Tidak terjadi peningkatan maupun penurunan yang drastic. Tahun 2011, frekuensi penyakit ISPA relative tidak stabil. Frekuensi penyakit ISPA terbanyak adalah pada bulan januari dengan frekuensi sebesar 513 penderita. Penyakit ISPA pada tahun 2011 mengalami penurunan drastic pada bulan September. b. PENYEBAB PENYAKIT ISPA

c. PENYEBARAN PENYAKIT ISPA

World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di Negara berkembang, dimana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan membunuh 4 juta anak balita setiap tahun (Depkes, 2000 dalam Asrun, 2006). Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survei mortalitas yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita (Anonim, 2008). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses infeksi akut berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah), termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Anonim, 2007).

Gejala awal yang timbul biasanya berupa batuk pilek, yang kemudian diikuti dengan napas cepat dan napas sesak. Pada tingkat yang lebih berat terjadi kesukaran bernapas, tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun dan meninggal bila tidak segera diobati. Usia Balita adalah kelompok yang paling rentan dengan infeksi saluran pernapasan. Kenyataannya bahwa angka morbiditas dan mortalitas akibat ISPA, masih tinggi pada balita di negara berkembang.

Anda mungkin juga menyukai