Anda di halaman 1dari 15

DASAR TEORI SINYAL WAKTU-DISKRIT, SAMPLING dan REKONTRUKSI SINYAL Sinyal adalah besaran yang berubah dalam waktu

dan atau dalam ruang, dan membawa suatu informasi. Sinyal disini biasanya berupa Sinyal Elektrik. Sinyal adalah suatu isyarat untuk melanjutkan atau meneruskan suatu kegiatan. Biasanya sinyal ini berbentuk tanda-tanda, lampu-lampu, suara-suara, dll. Dalam kereta api, misalnya, sinyal berarti suatu tanda untuk melanjutkan atau meneruskan perjalanan ke tempat/stasiun berikutnya, dan biasanya sinyal ini dikirimkan oleh stasiun yang terkait. Menurut Rec ITU - T G.701 , sinyal adalah suatu gejala fisika dimana satu atau lebih dari karakteristiknya melambangkan informasi. Dalam dunia elektronika, dikenal dua macam sinyal yaitu sinyal analog dan sinyal digital. Sinyal juga bisa diartikan tampilan data secara elektrik atau elektromagnetik. Sedangkan pensinyalan adalah penyebaran sinyal secara fisik melalui suatu media yang sesuai. Sinyal analog Sinyal analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/ karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitude dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus. Dengan menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Gelombang pada sinyal analog yang umumnya berbentuk gelombang sinus memiliki tiga variable dasar, yaitu amplitudo, frekuensi dan phase. Amplitudo merupakan ukuran tinggi rendahnya tegangan dari sinyal analog.

Frekuensi adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam satuan detik. Phase adalah besar sudut dari sinyal analog pada saat tertentu. Proses pengiriman suara, misalnya pada teknologi telepon, dilewatkan melalui gelombang elektromagnetik ini. Satu komplit gelombang dimulai dari voltase nol kemudian menuju voltase tertinggi dan turun hingga voltase terenda h dan kembali ke voltase nol. Kecepatan dari gelombang ini disebut dengan hertz (Hz) yang diukur dalam satuan detik. Misalnya dalam satu detik, gelombang dikirimkan sebanyak 10, maka disebut dengan 10 Hz. Contohnya sinyal gambar pada televisi, atau suara pada radio yang dikirimkan secara berkesinambungan. Gelombang analog ini disebut baud. Sinyal Digital Sinyal digital merupakan sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau/noise, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah. Komputer mengolah data yang ada adalah secara digital, melalui sinyal listrik yang diterimanya atau dikirimkannya. Pada prinsipnya, komputer hanya mengenal dua arus, yaitu on atau off, atau istilah dalam angkanya sering juga dikenal dengan 1 (satu) atau 0 (nol). Kombinasi dari arus on atau off inilah yang yang mampu membuat komputer melakukan banyak hal, baik dalam mengenalkan

1.

2. 3. 4.

huruf, gambar, suara, bahkan film-film menarik yang anda tonton dalam format digital. Sinyal digital ini memiliki berbagai keistimewaan yang unik yang tidak dapat ditemukan pada teknologi analog, yaitu: * Mampu mengirimkan informasi dengan kecepatan cahaya yang dapat membuat informasi dapat dikirim dengan kecepatan tinggi. * Penggunaan yang berulang-ulang terhadap informasi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi itu sendiri, * Informasi dapat dengan mudah diproses dan dimodifikasi ke dalam berbagai bentuk, * Dapat memproses informasi dalam jumlah yang sangat besar dan mengirimnya secara interaktif. Pengolahan sinyal digital memerlukan komponenkomponen digital, register, counter, decoder, mikroprosessor, mikrokontroler dan sebagainya. Saat ini pengolahan sinyal banyak dilakukan secara digital, karena kelebihannya antara lain : untuk menyimpan hasil pengolahan, sinyal digital lebih mudah dibandingkan sinyal analog. Untuk menyimpan sinyal digital dapat menggunakan media digital seperti CD, DVD, Flash Disk, Hardisk. Sedangkan media penyimpanan sinyal analog adalah pita tape magnetik. lebih kebal terhadap noise karena bekerja pada level 0 dan 1. lebih kebal terhadap perubahan temperatur. lebih mudah pemrosesannya. Nah, Sinyal digital inilah yang bisa dibaca oleh perangkat digital kita (mikrokontroler,komputer). Agar sinyal analog dapat diolah oleh komputer, maka harus dirubah dulu menjadi sinyal digital. Kesimpulan: Dalam komunikasi data harus dibedakan antara DATA dan SINYAL. Data didefinisikan sebagai besaran yang mempunyai atau membawa pengertian sedangkan sinyal adalah representasi data tersebut dalam bentuk besaran listrik seperti tegangan atau arus. Besaran listrik inilah yang dapat diolah, diukur ataupun dikirimkan ke tempat lain. Pengembalian sinyal menjadi data kembali memungkinkan penyebarluasan dari data tersebut. Data bila dirangkai akan menghasilkan informasi. Baik data maupun

sinyal dapat berbentuk analog ataupun digital. Data digital bukan berarti bahwa sinyalnya harus digital. Representasi data menjadi sinyal merupakan proses yang tidak saling bergantung akan tetapi ditentukan oleh pertimbangan teknik dan ekonomik. Data analog ialah data yang mempunyai nilai yang kontinu untuk selang waktu tertentu. Contoh data analog misalnya temperatur, tekanan, kecepatan, suara, video dan lain sebagainya. Data digital akan mempunyai nilai diskrit yang besarnya tertentu dan tetap untuk selang waktu tertentu misalnya jumlah huruf dalam satu kata, bilangan, dan sebagainya. Sinyal analog merupakan sinyal listrik yang besarnya berubah-ubah setiap saat misalnya tegangan yang berubah tiap saat. Sinyal analog dapat digambarkan sebagai sinyal yang mempunyai bentuk gelombang sinus. Sinyal digital adalah sinyal yang besaran listriknya berbentuk pulsa yaitu gelombang yang misalnya tegangannya tetap selama jangka waktu tertentu. Sinyal digital biasanya merepresentasikan bilangan biner 1 dan ditandai dengan kehadiran pulsa serta bilangan biner 0 yang ditandai dengan tidak adanya pulsa atau pulsa yang lain bentuknya dari pulsa untuk bilangan biner 1..Secara teknik data analog akan direpresentasikan dengan sinyal analog melalui transducer yang sesuai demikian pula data digital akan direpresentasikan ke dalam sinyal digital melalui proses yang dikenal sebagai encoding. Sampling dan Rekontruksi Proses sampling adalah Proses mengubah representasi sinyal yang tadinya berupa sinyal kontinyu menjadi sinyal diskrit. Dapat juga diibaratkan sebagai sebuah saklar on/off yang membuka dan menutup setiap periode tertentu(T)

Sinyal sampling ideal (r*(t)) dapat kita nyatakan dalam bentuk perkalian sinyal input r(t) dan sinyal delta pulse train P(t).

Kecepatan pengambilan sampel (frekuensi sampling) dari sinyal analog yang akan dikonversi haruslah memenuhi kriteria Nyquist yaitu:

dimana frekuensi sampling (Fs) minimum adalah 2 kali frekuensi sinyal analog yang akan dikonversi (Finmax). Misalnya bila sinyal analog yang akan dikonversi mempunyai frekuensi sebesar 100Hz maka frekuensi sampling minimum dari ADC adalah 200Hz. Atau bila dibalik, bila frekuensi sampling ADC sebesar 200Hz maka sinyal analog yang akan dikonversi harus mempunyai frekuensi maksimum 100Hz. Apabila kriteria Nyquist tidak dipenuhi maka akan timbul efek. Disebut aliasing karena frekuensi tertentu terlihat sebagai frekuensi yang lain (menjadi alias dari frekuensi lain). Transformasi fourier Trasformasi matematis digunakan terhadap suatu sinyal untuk mengetahui informasi lain yang terkandung dalam sinyal tersebut yang tidak dapat terbaca pada sinyal aslinya. Ada banyak metode yang digunakan untuk melakukan tranformasi. Dua diantaranya adalah Transfomasi Fourier dan Transformasi Wavelet. Dalam prakteknya kebanyakan sinyal berada dalam domain waktu, sehingga sinyal selalu dinyatakan dalam fungsi waktu. Dengan kata lain ketika kita menggambarkan grafik sinyal, hasilnya selalu dalam koordinat waktu dan amplitude. Representasi ini tidak selalu merupakan representasi terbaik untuk pemrosesan sinyal. Dalam beberapa kasus, informasi yang diperlukan tersembunyi dalam frekuensi sinyal. Spektrum frekuensi suatu sinyal menunjukkan frekuensi apa saja yang ada dalam sinyal. Tranformasi wavelet merupakan perbaikan dari transformasi Fourier. Transformasi Fourier hanya dapat menangkap informasi apakah suatu sinyal memiliki frekuensi tertentu ataukah tidak, tapi tidak dapat menangkap dimana frekuensi itu terjadi. Sebagai ilustrasi

seperti pada konser musik. Trasformasi Fourier hanya bisa mengatakan apakah suatu nada tertentu muncul, tapi tidak dapat mengatakan kapan nada itu muncul dan berapa kali. Jika Transformasi Fourier hanya memberikan informasi tentang frekuensi suatu sinyal, maka transformasi wavelet memberikan informasi tentang kombinasi skala dan frekuensi. Selain itu, Transformasi Fourier berdasarkan pada basis sin-cos yang bersifat periodik dan kontinu, sehingga sulit bagi kita jika ingin melakukan perubahan hanya pada posisi tertentu (pasti akan mempengaruhi posisi-posisi lainnya) Filter Yang perlu diingat disini bahwa infinite inpulse response (IIR) dalam hal ini bukan berarti filter yang bekerja dari nilai negatif tak hingga sampai positif tak hingga. Pengertian sederhana untuk infinite impulse respon filter disini adalah bahwa output filter merupakan fungsi dari kondisi input sekarang, input sebelumnya dan output di waktu sebelumnya. Konsep ini kemudian lebih kita kenal sebagai recursive filter, yang mana melibatkan proses feedback dan feed forward. Dalam bentuk persamaan beda yang menghubungkan input dengan output dinyatakan seperti persmaaan (1) berikut ini.

Untuk merealisasikan ke dalam sebuah program simulasi atau perangkat keras maka bentuk persamaan diatas dapat disederhanakan ke dalam diagram blok Gambar 1. Untuk implementasi sebuah low pass filter bersifat narrowband menggunakan sebuah filter IIR merupakan pilihan yang sangat sulit tetapi masih mungkin dilakukan. Satu alasannya adalah penentuan orde yang tepat sehingga menghasilkan bentuk yang tajam pada respon frekuensi relative sulit. Pada domain unit circle bidang-z sering ditandai dengan letak pole-pole yang ada diluar lingkaran, hal ini secara fisis memberikan arti bahwa filter yang dihasilkan tidak stabil.

Sumber http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan/files/2009/03/bab7b.pdf http://p3m.amikom.ac.id/p3m/dasi/des06/07%20%20STMIK%20AMIKOM%20Yogyakarta%20Makalah%20KRI SNAWATI.pdf http://abdulmail.blogspot.com/

DASAR TEORI SISTEM WAKTU-DISKRIT LINIER dan TIME-INVARIANT Sistem waktu diskrit Sistem dapat diartikan sebagai suatu proses dimana isyarat masukan akan diubah menjadi isyarat keluaran. Suatu sistem terdiri atas komponen-komponen, pirantipiranti, atau bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut subsistem. Pada sistem waktu diskrit, masukan berupa isyarat waktu diskrit dan akan dihasilkan keluaran yang merupakan isyarat waktu diskrit pula. Isyarat masukan sistem waktu diskrit biasanya dinotasikan dengan x[n], dan isyarat keluarannya dinotasikan dengan y[n]. Hubungan masukan-keluaran dalam sistem waktu diskrit akan dinotasikan dengan pernyataan: x[n] y[n] Sistem LTI Dua sifat sistem yang sangat penting adalah sifat linearitas dan sifat waktu invarian. Sistem yang mempunyai kedua sifat penting ini disebut dengan sistem linear waktu invarian (Linear Time Invariance atau LTI). Berbagai pemrosesan fisik dapat dinyatakan sebagai sistem LTI. Pada subbab berikut akan dibahas tentang sistem LTI, baik untuk waktu kontinyu maupun waktu diskrit. Berikut akan dipelajari beberapa sifat-sifat penting yang melekat pada sistem LTI, baik sistem LTI waktu kontinyu maupun sistem LTI waktu diskrit. 1. Sifat komutatif Sistem LTI mempunyai sifat komutatif, yaitu:

untuk sistem LTI waktu kontinyu. Sedangkan untuk sistem waktu diskrit berlaku

2. Sifat Distributif Sistem LTI mempunyai sifat distributif, yaitu: x(t) { h (t) + h (t) } = x(t) h (t) + x(t) h (t) untuk sistem LTI waktu kontinyu. Sedangkan untuk sistem LTI waktu diskrit berlaku x[n] { h [n] + h [n] } = x[n] h [n] + x[n] h [n] Dan sebagai akibat sifat komutatif dan distributif sistem LTI, maka berlaku pula { x (t) + x (t) } h(t) = x (t) h(t) + x (t) h(t) untuk sistem LTI waktu kontinyu. Sedangkan untuk sistem LTI waktu diskrit berlaku { x [n] + x [n] } h[n] = x [n] h[n] + x [n] h[n] 3. Sifat Asosiatof Sistem LTI mempunyai sifat asosiatif, yaitu: x(t) { h (t) h (t) } = { x(t) h (t) } h (t) untuk sistem LTI waktu kontinyu, atau x[n] { h [n] h [n] } = { x[n] h [n] } h [n] untuk sistem LTI waktu diskrit.
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

4. Sistem LTI dengan dan tanpa memori Sistem LTI tanpa memori mempunyai ciri: h(t) = 0 untuk t 0 (sistem LTI waktu kontinyu) atau h[n] = 0 untuk n 0 (sistem LTI waktu diskrit) sehingga tanggapan impulsnya akan berbentuk: h(t) = k (t) (sistem LTI waktu kontinyu) atau h[n] = k [n] (sistem LTI waktu diskrit) dengan k adalah konstanta yang besarnya sama dengan h(0) atau h[0]. Dengan demikian, maka keluaran sistem LTI tanpa memori adalah: y(t) = k x(t) (sistem LTI waktu kontinyu) atau y[n] = k x[n] (sistem LTI waktu diskrit)

Jika k = 1, maka sistem LTI menjadi sistem identitas dimana keluaran sama dengan masukannya. Sistem LTI dengan memori tidak mempunyai ciri seperti pada sistem LTI tanpa memori, karena sistem LTI dengan memori mempunyai keluaran yang juga bergantung pada masukan yang telah lalu maupun yang akan datang. 5. Incertibilitas sistem LTI Sistem LTI disebut invertibel jika terdapat sistem inversinya. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut.

Gambar 3.3 Sistem invertibel waktu kontinyu Jika suatu sistem dengan tanggapan impuls h(t) mempunyai sifat invertibel, maka terdapat sistem inversinya (yaitu dengan tanggapan impuls h (t)). Jika kedua sistem disusun seperti pada gambar 3.3, maka akan diperoleh keluaran akhir yang sama dengan masukannya, yaitu x(t). Hal yang sama juga berlaku pada sistem LTI waktu diskrit. Pada gambar 3.3, agar w(t) = x(t) maka harus dipenuhi syarat: h(t) h (t) = (t) Dengan cara yang sama, maka untuk sistem LTI waktu diskrit juga harus dipenuhi syarat h[n] h [n] = [n] dimana
1 1 1

h(t) : tanggapan impuls sistem LTI waktu kontinyu h[n] : tanggapan impuls sistem LTI waktu diskrit h (t) : tanggapan impuls sistem inversi waktu
1

kontinyu h [n] : tanggapan impuls sistem inversi waktu diskrit 6. Kasualitas sistem LTI Sistem kausal merupakan sebuah sistem yang keluarannya bergantung pada masukan saat ini dan masukan yang telah lalu. Untuk sistem LTI, maka
1

kausalitas menghendaki y[n] yang tidak bergantung pada x[k] untuk k > n atau dapat dinyatakan dengan h[nk] = 0 untuk k > n atau h[n] = 0 untuk n < 0 Sedangkan untuk sistem LTI waktu kontinyu harus dipenuhi: h(t) = 0 untuk t < 0 Dengan demikian, untuk sistem LTI kausal berlaku:

untuk sistem LTI waktu diskrit, dan untuk sistem LTI waktu kontinyu berlaku:

7. Stabilitas sistem LTI Sistem LTI stabil jika untuk setiap masukan terbatas maka akan dihasilkan keluaran yang terbatas pula. Untuk sistem LTI waktu diskrit dengan masukan x[n] terbatas sebagai berikut x[n] < B untuk semua n harus menghasilkan keluaran yang terbatas. Keluaran sistem dengan masukan yang terbatas tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dari persamaan di atas, supaya mempunyai nilai yang terbatas maka

keluaran

y[n]

Dengan cara yang sama, maka untuk sistem LTI waktu kontinyu, stabilitas mensyaratkan Atau

Transformasi Z Operasi konvolusi berlaku juga untuk sistem linier diskret yang disebut penjumlahan konvolusi:

dengan x[n] masukan, y[n] keluaran dan h[n] respon impuls. Rumusan konvolusi ini diperoleh dari kenyataan bahwa setiap sinyal diskret sembarang dapat dinyatakan sebagai penjumlahan sinyal-sinyal impuls. Dengan kata lain setiap sinyal diskret sembarang dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier impuls-impuls atau

Untuk sistem diskret, dikembangkan juga bentuk transformasi. Banyak sekali sinyal diskret dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier sinyal eksponensial kompleks z k atau

Dalam rumusan ini, k adalah bilangan bulat, z adalah bilangan kompleks, dan integral dilakukan dalam sebuah lingkaran/kontur tertutup. H(z) merupakan faktor pengali/bobot yang disebut transformasi Z dari h(t) dan dapat dihitung dengan rumusan

Bagaimanakah jika masukan sistem linier diskret berupa sinyal x[n]=zn? Mengikuti rumusan konvolusi, keluaran sistem adalah:

Ternyata keluaran sistem terhadap masukan x[n]=zn sama dengan zn dikalikan dengan H(z) yaitu transformasi Z dari respon impuls h[n]. Jadi zn adalah eigenfunction pada sistem linier diskret dengan eigenvalue H(z). Jika sinyal masukan dapat dinyatakan dalam bentuk transformasi Z yaitu X(z), maka sinyal keluaran adalah X(z) dikalikan dengan H(z) atau Y(z)=X(z)H(z). Contoh. Sebuah filter digital mempunyai respon impuls h[n]=(d[n] + d[n-1])/2 yang transformasi Z-nya adalah H(z)=(1+z-1)/2. Filter tersebut diberi masukan x[n]=0.8nu[n] dengan transformasi Z-nya X(z)=z/(z-0.8). Keluaran filter adalah Y(z) = z(1+z-1)/2(z-0.8) = (z+1)/2(z-0.8) yang invers transformasi Z-nya adalah y[n]=(0.5)0.8nu[n]+(1.25)0.8nu[n-1]. Transformasi Z banyak dipakai dalam analisis dan desain pemroses sinyal digital seperti penapisan (filtering), identifikasi, estimasi sinyal, dan kontroler digital. Transfer function sistem linier diskret berbentuk transformasi Z dari respon impuls, yang juga merupakan perbandingan antara transformasi Z keluaran dengan transformasi Z masukan. Transfer function sistem diskret = H(z) = Y(z)/X(z) = transformasi Z dari h[n]

Sumber http://www.oocities.org/husni_ums/sislin/sislin06.htm http://student.eepisits.edu/~makhsun/semester5/prakpsinyal/Transformasi-Z.pdf http://meandmyheart.files.wordpress.com/2009/09/kuliah-5bab-3-sistem-lti.pdf http://sururudin.wordpress.com/2008/09/25/transformasi-z/

Anda mungkin juga menyukai