Anda di halaman 1dari 3

Menghormati Orang Tua (Birrul Walidain)

a. Tujuan Instruksional 1. Mentee menghormati, menghargai, dan mengasihi orang tua 2. Mentee menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua b. Titik Tekan Materi Memberikan gambaran tentang kehidupan manusia yang tidak berbakti kepada kedua orang tua dan juga menggambarkan kehidupan manusia yang berbakti kepada kedua orang tua. Bagaimana ibroh yang didapat dari kedua manusia tadi? c. Pokok-Pokok Materi 1. Apa saja hak ibu-bapak (4:36; 17:23; H: anak-anak tidak mungkin bisa membalas kepadanya (orang tua), kecuali kalau ia menemukan ayahnya itu sebagai budak, lalu ia beli dan membebaskannya (memerdekakannya) [HR Muslim dan Abu Daud]) 2. Anjuran berbakti kepada orang tua (19:32; 12:100) 3. kewajiban berbakti kepada Ibu-bapak 4. keutamaan berbakti kepada orangtua (H: perbuatan yang disenangi Alloh) 5. Berkah Birrul Walidain (H: dipanjangkan usia dan dilimpahkan rejeki) 6. Ridho Alloh, Ridho Orangtua (Hadits) 7. Beberapa hal yang dapat membangkitkan bakti anak (46:15; explore perjuangan orangtua dalam proses hamil, melahirkan dan mendidik anak, merawat anak sampai besar, dll) 8. Contoh seorang anak yang berbakti : Nabi Ismail 9. Contoh seorang anak yang tidak berbakti : Malin Kundang, Diri sendiri 10. Durhaka kepada orangtua (Uququl Walidain); (46:17; H: Durhaka = Dosa besar) 11. Anak merupakan penangkal orangtua dari Api Neraka d. Maraji 1. Al Ustadz Ahmad Isa Asyur, Berbakti Kepada Ibu Bapak, 1988, Jakarta: GIP 2. Super Mentoring Senior 3. Silabus SMA 31

e. Uraian Singkat Materi Sebelum itu tanya terlebih dahulu apakah terdapat mentee yang sudah ditinggalkan orangtuanya, baik ayah, ibu maupun keduanya? Diharapkan tutor dapat mengeksplor kisah mentee agar dapat berkisah tentang kisah yang dialaminya ketika tidak memiliki orangtua. Anak merupakan titipan Alloh SWT yang dititipkan kepada kedua orangtua kita. Orangtua wajib membesarkan anak bagaimanapun adanya, tapi anak juga hendaknya menyadari akan hak dan kewajibannya pula terhadap kedua orang tua, jangan sampai kita sebagai anak hanya meminta hak kita sebagai anak tanpa memperdulikan kewajiban kita sebagai anak terhadap kedua orang tua. Anak merupakan tumpuan orangtua ketika orangtua sudah lagi tidak berdaya. Ingatkah kita ketika orangtua kita sedang hamil, dibawanya kita dengan berat kurang lebih 3 kilogram selama 4 bulan, capainya orangtua ketika membawa kita tanpa dapat menaruh terlebih dahulu kita ditempat lain (kita bukan barang portable yang bisa diletakkan dimana saja), merasakankah kita ketika ibu kita berjuang melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya demi lahirnya kita didunia, merasa pulakah kita ketika ayah capai-capai membeli oleh-oleh tapi kita campakkan begitu saja. Ingatkah kita tentang legenda malin kundang yang dilaknat ibunya menjadi batu, walaupun hanya legenda, apakah kita ingin sampai orangtua kita marah besar dan melaknat kita tanpa kita ingin tahu apa kesalahan kita, sedangkan ego kita lebih besar dibandingkan kita mengaku merasa bersalah kepada kedua orangtua kita. RENUNGKANLAH......... Sewaktu kita berumur 1 tahun, ibu menyuapkan makanan dan memandikan kita. Kita membalas budinya dengan menangis sepanjang malam. Sewaktu kita berumur 3 tahun, ibu menyiapkan makanan istimewa dan bergizi untuk kita. Kita membalas budinya dengan menumpahkan makanan ke atas lantai. Sewaktu kita berumur 4 tahun, ibu membelikan crayon. Kita membalas budinya dengan mencoret dinding rumah. Sewaktu kita berumur 5 tahun, ibu membelikan kita baju baru untuk hari raya. Kita membalas budinya dengan mengotori baju dengan bermain di tempat kotor. Apabila kita berumur 7 tahun, ibu antar kita ke sekolah, kita membalas budinya dengan menjerit,"gak mau sekolah" Sewaktu kita berumur 10 tahun, ibu mengantar kita ke tempat les, membawa kita pergi belanja, mengantar kita ke rumah kawan dan sebagainya. Kita tidak langsung menoleh ke belakang dan mengucapkan terima kasih setiap kali ibu mengantar kita.

Sewaktu kita berumur 12 tahun, ibu menasihatkan kita supaya tidak terlalu banyak menonton tv. Kita membalas budinya dengan asyik menonton ketika ibu keluar dari rumah. Apabila kita berumur 13 tahun, ibu menegur model rambut kita yang kurang sopan. Kita membalas budinya dengan berkata ibu kuno, gak ngerti model sekarang. Apabila kita berumur 16 tahun, ibu ingin berpelukan karena pusing dan baru balik bekerja seharian . Kita mengunci diri dan bersendirian dalam kamar. Apabila kita berumur 17 tahun dan lulus SMA, ibu menangis gembira. Kita membalas budinya dengan tidak balik ke rumah hingga larut malam karena asyik pesta dengan kawan-kawan. Apabila kita berumur 19 tahun, ibu membelanjakan uang yang banyak untuk mengantar kita ke universitas, mengangkat tas sampai ke hotel/ kostan. Kita membalas budi ibu dengan bersalaman hanya di luar pagar karena malu dilihat kawan-kawan. Apabila berumur 20 tahun, ibu tanya kita dengan rasa prihatin, adakah kita ada 'boyfriend' atau 'girlfriend'. Kita membalas budinya dengan berkata, "ibu ni kepohlah". Apabila kita berumur 23 tahun, kita mendapat kerja yang pertama dan tinggal di rumah sendiri. Ibu membelikan baju untuk hari pertama kerja baru. Kita membalas budi ibu dengan memberitahu kawan-kawan bahwa baju tidak cantik karena ibu yang belikan. Apabila kita 25 tahun, kita berumahtangga. Ibu menangis gembira dan berkata betapa ibu kasih dan sayang pd kita. Kita membalas budinya dengan berpindah 300km jauhnya dari ibu. Apabila kita berumur 40 tahun, ibu telepon dan memberitahukan tentang hajatan yang ada kampung. Kita membalas budi ibu dengan berkata "saya sibuk". Apabila kita berumur 50 tahun, ibu jatuh sakit dan diperlukan penjagaan dan kasih sayang. Kita membalas budi ibu dengan datang melawat ibu sekali dengan membawa sedikit buah dan menggerutu tentang kesibukan bekerja dan terpaksa balik cepat. Kemudian pada suatu hari, ibu meninggal dunia dan kita tidak sempat membalas segala jasa ibu. Ingat! Selagi ibu masih hidup, kasihi dan sayangilah ibu dan jika ibu sudah meninggal dunia, ingatlah jasa ibu. Ibu! Saya sayang ibu....

Anda mungkin juga menyukai