Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pembangunan bangsa Indonesia tidak terlepas dari sektor pembangunan kesehatannya, pengembangan dan pembangunan terhadap bidang kesehatan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang akan berdampak baik terhadap bangsa Indonesia. Karena kemajuan suatu bangsa juga dipengaruhi oleh baik atau tidaknya derajat kesehatan masyarakat, dan semua itu juga dipengaruhi oleh pengadaan tenaga kesehatan serta fasilitas yang dapat dirasakan oleh setiap golongan masyarakat. Ada banyak permasalahan kesehatan yang terjadi di Indonesia, seperti masih adanya masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan secara baik dan benar, masih adanya instansi kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, rumah bersalin, dll) dengan fasilitas yang kurang memadai, serta sampai biaya dari administrasi yang terlalu mahal. Hal-hal tersebut hanya sebagian yang terlihat dan masih banyak lagi masalahmasalah dari instansi kesehatan didalam melakukan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini letak permasalahannya masih banyak terjadi kesimpangsiuran didalam manajemen instansi kesehatan atau rumah sakit,hal ini lah yang perlu diperhatikan dan di awasi dari setiap bidang yang ada didalam rumah sakit, baik dari tenaga kerjanya serta fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh suatu rumah sakit, agar setiap orang mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik sebagai mana semestinya.
1

Keterbatasannya fasilitas kesehatan dan tenaga medis menjadi faktor yang utama dan terbesar yang dimiliki oleh rumah sakit, dan hanya sebagian rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan serta tenaga medis yang lengkap, pada umumnya hanya rumah sakit dari pemerintah ataupun rumah sakit besar. Ketidak ramahan para tenaga kesehatan juga menjadi masalah yang sering terjadi di rumah sakit, sehingga para pasien merasa enggan untuk berobat kembali. Oleh karena itu perlu dilakukannya pemberdayaan rumah sakit yang bertujuan agar setiap rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik yang dilengkapi oleh fasilitas-fasilitas kesehatan yang berkualitas serta tenaga kesehatan dan tenaga medis yang professional. 1.2. Tujuan 1. Agar dapat menjadi suatu gambaran bagaimana yang seharusnya dari keadaan suatu rumah sakit yang berfungsi untuk melayani para pasien. 2. Sebagai acuan untuk menentukan rumah sakit yang baik dan benar sesuai dengan fungsinya. 3. Untuk meningkatkan pengetahuan dan serta dapat juga diterapkan dirumah sakit dengan sebagai mana mestinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pemberdayaan Pada dasarnya pengertian pemberdayaan adalah suatu cara untuk mendaya gunakan sumber daya yang ada di kehidupan baik dari makhluk hidup ataupun dari benda mati secara efektif dan efisien. Pendaya gunaan dilakukan untuk pencapaian tujuan yang sebagaimana mestinya dari suatu kegiatan ataupun proses yang sedang dijalankan. Kemampuan didalam pemberdayaan sangat diperlukan guna memperoleh hasil yang diinginkan. Tujuan dari pemberdayaan adalah memanfaatkan segala sesuatu yang ada untuk mendapatkan hasil dari tujuan kegiatan atau proses dengan baik. 2.2. Rumah Sakit Rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh, (Integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial. Menurut surat keputusan Menteri Kesehatan RI no. 983/ Menkes / 17/ 1992 tentang pedoman organisasi rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spsialistik,dan sub spesialistik, sedangkan klasifikasi didasarkan pada perbedaan tingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan
3

yang dapat disediakan yaitu rumah sakit kelas A, Kelas B, ( Pendidikan dan Non Pendidikan ) kelas C dan Kelas D. Pada dasarnya pengertian rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Serta dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan Pemulihan (rehabilitatisi pasien) (Depkes R.I. 1989). Maka sesuai dengan fungsi utamanya tersebut perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan berdaya guna dan berhasil guna (Ilyas : 2001). 2.1.1. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit, yaitu :

Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis tambahan, Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman, Melaksanakan pelayanan medis khusus, Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan, Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi, Melaksanakan pelayanan kedokteran sosial, Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan,

Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal (observasi),

Melaksanakan pelayanan rawat inap, Melaksanakan pelayanan administratif, Melaksanakan pendidikan para medis, Membantu pendidikan tenaga medis umum, Membantu pendidikan tenaga medis spesialis, Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan, Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi, Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan type rumah sakit yang di

Indonesia terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, kelas a, b, c, d. berbentuk badan dan sebagai unit pelaksana teknis daerah. perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadi sehubungan dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri kesehatan indonesia melalui keputusan dirjen pelayanan medik. 2.2. Jenis-jenis rumah sakit 1. Rumah sakit umum Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya.

Melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama. Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan modern. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit. 2. Rumah sakit terspesialisasi Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain. Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba. 3. Rumah sakit penelitian/pendidikan Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.

4. Rumah sakit lembaga/perusahaan Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum. 5. Klinik Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.

BAB III PEMBAHASAN


3.1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit di Indonesia Sejarah perkembangan rumah sakit di Indonesia pertama sekali didirikan oleh VOC tahun 1626 dan kemudian juga oleh tentara Inggris pada zaman Raffles terutama ditujukan untuk melayani anggota militer beserta keluarganya secara gratis. Jika masyarakat pribumi memerlukan pertolongan, kepada mereka juga diberikan pelayanan gratis. Hal ini berlanjut dengan rumah sakit-rumah sakit yang didirikan oleh kelompok agama. Sikap karitatif ini juga diteruskan oleh rumah sakit CBZ di Jakarta. Rumah sakit ini juga tidak memungut bayaran pada orang miskin dan gelandangan yang memerlukan pertolongan. Semua ini telah menanamkan kesan yang mendalam di kalangan masyarakat pribumi bahwa pelayanan penyembuhan di rumah sakit adalah gratis. Mereka tidak mengetahui bahwa sejak zaman VOC, orang Eropa yang berobat di rumah sakit VOC (kecuali tentara dan keluarganya) ditarik bayaran termasuk pegawai VOC. 3.2. Pemberdayaan Rumah Sakit. Dalam melakukan pembangunan dibidang kesehatan tidak hanya dilihat dari satu sektor saja, akan tetapi harus juga dilihat dari segi tenaga kesehatan/medis, fasilitas kesehatan, lingkungan, serta sistem manajemen yang baik. Dalam melakukan hal ini memang tidak semudah membalikan telapak tangan, karena untuk mencapai tujuan yang

baik tidak hanya dari satu sektor saja yang diselesaikan tetapi semuanya harus tersedia dengan baik. Hal ini lah yang menjadi fokus utama dengan melakukan pemberdayaan rumah sakit, pemberdayaan rumah sakit ditujukan agar suatu instansi rumah sakit dapat menjalankan fungsinya sabagaimana seharusnya sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Serta diharapkan rumah sakit mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang kurang mampu dan tidak membeda-bedakan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap seluruh pasien. Salah satu hal yang harus diperhatikan didalam manajemen rumah sakit adalah melengkapi fasilitas-fasilitas kesehatan dan pengadaan tenaga kesehatan/medis yang professional dalam menangani masalah kesehatan yang terjadi. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan didalam pemberdayaan rumah sakit, antara lain sebagai berikut : 1. Sistem manajemen. Yang paling utama didalam melakukan pemberdayaan rumah sakit yaitu pembenahan pada system manajemen di rumah sakit tersebut. Pengadaan tenaga kerja yang profesional untuk mengisi dibidang-bidang yang telah dibuat oleh dan ditentukan oleh pihak rumah sakit agar mampu untuk mengelola system rumah sakit yang baik dan benar. Hal ini ditujukan unutk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelanyanan kesehatan dengan baik serta tidak mempersulit pasien dalam mengurus administrasinya.

Pengawasan dan pengontrolan harus dilakukan secara sistematis dan terus menerus oleh pihak atau bidang yang telah ditunjuk oleh kepala rumah sakit dengan memiliki tanggung jawab terhadap pengawasan yang dilakukannya, agar tidak ada terjadi kesalahan kinerja oleh para tenaga kesehatan/medis dalam melayani keluhan para pasien dirumah sakit tersebut. Penerapan dan pemberian sangsi yang tegas oleh kepala rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku terhadap pegawai ataupun tenaga kesehatan/medis yang melanggar ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan. Hal ini berfungsi agar setiap pegawai ataupun tenaga kesehatan/medis dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar, agar masyarakat/pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik sebagaimana mestinya. Kemampuan manajemen didalam mengelola segala aktifitas dari suatu rumah sakit yang sedang berjalan dapat berdampak kepada perkembangan dari rumah sakit tersebut, artinya kemajuan dan kemunduran dari suatu rumah sakit ditentukan oleh baik atau buruknya manajemen yang berjalan didalamnya. 2. Pengadaan fasilitas dan tenaga kesehatan/medis. Setiap rumah sakit harus mampu melengkapi segala fasilitas kesehatan yang dibutuhkan dalam melakukan pengobatan terhadap pasien. Karena fasilitas yang baik dapat mendukung jalannya proses pengobatan yang baik pula. Kelengkapan dan kualitas dari fasilitas yang dimiliki oleh suatu rumah sakit akan menggambarkan tipe dari rumah sakit tersebut, apakah tipe A, B, C atau D.

10

Penyediaan sarana dan prasana kesehatan tidak semata hanya untuk meningkatkan tipe dari rumah sakit tersebut, melainkan untuk mempermudah proses perawatan dan penyembuhan penyakit seorang pasien. Berikut merupakan fasilitas-fasilitas yang harus dimiliki oleh suatu rumah sakit umum :

A. Fasilitas Pelayanan Spesialis Urology dan Nephrology a. Uroflowmetri. Yaitu alat yang dapat mendeteksi pancaran air kemih secara akurat untuk mengetahui ada tidaknya gangguan penyempitan pada saluran kemih. b. ESWL (Extracorporeal Short Wave Lithotripsy) Yaitu suatu alat yang dapat mengetahui latak batu saluran kemih secara tepat dan mengehancurkannya dengan gelombang kejut tanpa harus operasi.

B. Instalasi Rawat Darurat (IRD) a. Kamar Operasi kebersihan dan kenyaanan serta kesterilan kamar bedah menjadi perhatian. Ini dilakukan untuk menekan angka infeksi nosokomial yang terjadi di kamarr bedah. Setiap kamar bedah dilengkapi dengan AVA filter, sentral O2, sentral N2O, dan sentral suction.

11

b. Laparascopy Adalah tindakan pembedahan dimana pasien tidak perlu lagi dibedah perutnya tetapi cukup melalui lubang kecil untuk memasukan kabel yang dilengkapi dengan lensa untuk melihat organ tubuh pasien, sehingga dokter bisa mengangkat jaringan tubuh melalui alat tersebut dengan memperhatikan monitor komputer tanpa menyentuh organ tubuh pasien bagian dalam. c. Intensive Care Unit (ICU) d. Medical Check Up Terdiri dari : -

MCU Kesehatan Pelajar, Anak MCU Kesehatan Pranikah, Ibu MCU Khusus Cardiovascular

C. Laboratorium Medik a. Radiologi Merupakan bagian dari rumah sakit yang dilengkapi dengan alat X-Ray, USG, CT Scan, ESWL (Extracorporeal Short Wave Lithotripsy). b. MS CT Scan (Multi slice CT Scan) 4 Sline

12

CT Scan tupe Helical merupakan alat yang mampu mendeteksi kelainan organ diseluruh tubuh baik kepala, dada, perut, serta anggota tubuh pasien dengan cepat dan tingkat akurasi yang tinggi. c. Panoramic Pemeriksaan gigi secara keseluruhan untuk melihat adanya kelainan gigi, dimana bila ronsen gigi hanya melihat satu gigi yang difoto. Kegunaannya untuk pemasangan kawat gigi bila diperlukan, atau foto untuk tambal atau cabut gigi sedangkan waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan hanya sepuluh detik.

d. USG DOPPLER

Untuk

pemeriksaan

Ultrasound

Vascular

Arteri

Carotis,

pemeriksaan

Echocardiography. Kelebihan alat ini dibandingkan dengan USG biasa adalah alat ini mampu mendeteksi kelainan-kelainan organ abdomen serta analisa vasculernya kelainan jantung yang merupakan kelainan bawaan, penyakit jantung rematik, penyakit jantung koroner, mendeteksi organ-organ lain seperti Thyroid, Mamma (payudara), Scrotum, Prostat, Kandungan dan kelainan-kelainan pembuluh darah. Masing-masing organ tersebut diperiksa dengan probe (alat deteksi) yang khusus untuk organ-organ tersebut.

13

D. Alat Penguji Jantung


e. TREADMILL

Treadmill merupakan alat uji latih jantung dengan beban untuk melihat perubahan rekaman EKG saat jalan/lari, sehingga dapat diketahui penyempitan pembuluh darah koroner yang menyebabkan nyeri dada, adanya gangguan irama jantung serta dapat mengetahui jenis olah raga yang aman bagi seseorang.
f. ELEKTROCARDIOGRAPGY (EKG)

Adalah alat rekam jantung untuk mengetahui bagaimana aktifitas listrik jantung pasien.
g. ECHOCARDIOGRAPHY

Merupakan alat untuk memeriksa apakah ada kelainan pada organ jantung berupa adanya : -

penebalan dinding jantung pembesaran rongga-rongga jantung penyempitan atau kebocoran katup jantung gangguan gerakan otot jantung akibat penyempitan pembuluh darah

jantung gangguan fungsi pompa jantung kelainan jantung bawaan kelainan jantung rematik dll.

14

h. ELECTROENCHEPHALOGRAPHY (EEG)

Merupakan alat untuk merekam aktifitas listrik pada otak manusia sehingga kelainan yang terjadi seputar listrik pada otak dapat terdeteksi dengan akurat.
i.

AUDIOMETRY

Adalah alat untuk mengetahui kelainan pada pendengaran. Dengan alat ini akan diketahui terganggu atau tidaknya pendengaran seseorang serta dimana letak gangguan tersebut Untuk pengadaan tenaga kesehatan juga diperlukan didalam mencapai kinerja dari rumah sakit untuk melayani para pasien didalam pengobatan penyakit yang sedang dialami seorang pasien. Tenaga kesehatan yang profesional sangat diperlukan dalam hal pelayanan kesehatan, keramahan serta ketelitian juga dituntut ketika melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kesehatan/medis. 3. Pelayanan Didalam pemberdayaan rumah sakit yang sangat diperhatikan adalah sistem pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien. Pengadaan fasilitas yang baik sangat mempengaruhi pelayanan kesehatan disuatu rumah sakit. Karena dengan adanya fasilitas yang baik disuatu rumah sakit sangat mendukung dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Peningkatan pelayanan yang memenuhi aturan serta kode etik harus diterapkan oleh suatu rumah sakit, yang dilakukan secara sistematis dengan kemampuan yang

15

dimiliki oleh manajemen dari rumah sakit tersebut. Pelayanan yang baik sangat dirasakan oleh para pasien yang mendapatkan perawatan, dan hal ini juga yang dapat mempengaruhi seorang pasien mempercayai disuatu rumah sakit tempat ia berobat. Bentuk pelayanan yang baik dapat dilihat dari cara tenaga kesehatan/medis dalam melayani (merawat) seorang pasien, dengan keramahannya terhadap pesien dapat membuat seorang pasien merasa nyaman. Selain keramahan yang dituntut dari tenaga kesehatan, kemampuan atau profesionalisme seorang tenaga kesehatan juga sangat diperlukan dalam melayani pasien agar kesehatan dari pasien tersebut lebih cepat sembuh ketika dirawat dan mengalami gangguan kesehatan setelah dirawat. Setiap rumah sakit sebaiknya harus memiliki pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang kurang mampu, seperti Jamkesmas, Askes, Jamsostek agar setiap orang dari berbagai golongan dimasyarakat mendapatkan perawatan dirumah sakit dengan baik tanpa membeda-bedakan didalam memberikan pelayanan. 4. Pengelolaan limbah rumah sakit Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang sangat potensial. Oleh karena itu air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran umum. Masalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan limbah rumah sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk membangun fasilitas pengolahan limbah serta operasinya, khususnya untuk rumah sakit tipe kecil dan menengah.

16

Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah rumah sakit yang murah, mudah operasinya serta harganya terjangkau, khususnya untuk rumah sakit dengan kapasitas kecil sampai sedang. Selain itu perlu menyebarluaskan informasi teknologi khususnya untuk pengolahan air limbah rumah sakit, sehingga dalam memilih teknologi pihak pengelola rumah sakit mendapatkan hasil yang optimal. Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi: limbah domistik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah air limbah laboratorium, dan lainya. Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senyawa polutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah dengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk air limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium biasanya banyak mengandung logam berat yang mana bila air limbah tersebut dialirkan ke dalam proses pengolahan secara biologis, logam berat tersebut dapat menggagu proses pengolahannya. Oleh karena itu untuk pengelolaan air limbah rumah sakit, maka air limbah yang berasal dari laboratorium dipisahkan dan ditampung, kemudian diolah secara kimia-

17

fisika, Selanjutnya air olahannya dialirkan bersama-sama dengan air limbah yang lain, dan selanjutnya diolah dengan proses pengolahan secara biologis. Di dalam pengelolaan air limbah rumah sakit, maka yang perlu diperhatikan adalah sistem saluran pembuangan air. Saluran air limbah dan saluran air hujan harus dibuat secara terpisah. Air limbah rumah sakit baik yang berasal dari buangan kamar mandi, air bekas cucian, air buangan dapur serta air limbah klinis dikumpulkan ke bak kontrol dengan saluran atau pipa tertutup, selanjutnya dialirkan ke unit pengolahan air limbah. Setelah dilakukan pengolahan, air hasil olahannya dibuang ke saluran umum. Untuk air hujan dapat langsung dibuang kesaluran umum melalui saluran terbuka.

18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan Pemberdayaan rumah sakit sangat perlu dilakukan dengan bertujuan untuk mendapatkan hasil yang baik yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa melihat golongan dimasyarakat tersebut. Pemberdayaan rumah sakit dapat meliputi dari sektor manajemen, pelayanan kesehatan, pengadaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang profesional, serta pengelolaan limbah rumah sakit yang baik dan benar. Tujuan dari pemberdayaan rumah sakit adalah pemanfaatan berbagai sumber daya yang baik dari makhluk hidup maupun dari benda mati secara efektif dan efisien. Kemampuan untuk mengelola suatu rumah sakit harus dimiliki oleh manajemen secara baik agar kemanfaatannya dapat tercapai. Kegiatan-kegiatan rumah sakit juga harus di kontrol atau di awasi agar segala bentuk kegiatan atau praktek yang terjadi di suatu rumah sakit tidak menyalahi aturanaturan yang berlaku, serta penerapan hukum atau sangsi yang tegas juga diperlukan agar arah dan tujuan tercapai dengan kinerja atau kegiatan dari rumah sakit tidak melanggar hukum yang berlaku. 4.2. Saran

19

Pemberdayaan rumah sakit harus dilakukan oleh setiap rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan yang baik terhadap masyarakat, dan untuk melakukan hal tersebut juga harus dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dibidangnya. Penempatan tenaga kerja sesuai dengan kemampuannya agar kinerja dari rumah sakit dapat berjalan dengan baik. Perbaharuan sistem manajemen secara sistematis dan terarah tanpa

mengenyampingkan kepentingan dan hak dari seorang pasien, pemberian kewenangan yang baik dan penerapan batasan terhadap kinerja para petugas juga dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan dari rumah sakit, artinya pempatan para tenaga kesehata ataupu pegawai harus sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

20

DAFTAR PUSTAKA
http://astaqauliyah.com/2008/01/pengertian-dan-fungsi-rumah-sakit/ http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit
http://www.enviro.bppt.go.id/~Kel-1/

21

Anda mungkin juga menyukai