Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gonad merupakan kelenjar endokrin.

Kelenjar seks ikut dalam sekresi steroid, hal ini sangat penting dalam pemijahan, pembuatan sarang, dan aspek-aspek tingkah laku reproduksi lainnya. Estrogen mengontrol pertumbuhan dan perkembangan dari sistem genital betina, dan mengatur sifat-sifat seksual sekunder. Sel-sel interstisial dari testis menghasilkan hormon-hormon jantan dan secara keseluruhan dinamakan Androgen. Gonad akan berkembang menjadi semakin matang. Tingkat kematangan gonad sangat diperlukan untuk mempelajari reproduksi ikan. Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini akan dipelajari tingkat kematangan gonad pada ikan patin,barakuda,kakatua. 1.2 Permasalahan Permasalahan dalam praktikum ini adalah bagaimana cara untuk mengetahui Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan membedakan antara gonad jantan dan betina pada ikan patin,barakuda,kakatua . 1.3 Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan membedakan antara gonad jantan dan betina pada ikan patin,barakuda,kakatua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Kematangan Gonad Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum pemijahan. Selama itu terdapat proses yang dinamakan vitellogenesis yaitu terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap-tiap individu telur. Hal ini menyebabkan perubahan-perubahan dalam gonad. Umumnya pertambahan gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5-10%. Dalam Biologi Perikanan, pencatatan perubahan atau tahaptahap pematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Faktor utama yang mempengaruhi kematangan gonad ikan di daerah bermusim empat antara lain ialah suhu dan makanan. Tetapi untuk ikan di daerah tropic factor suhu secara relative perubahannya tidak besar dan umumnya gonad dapat masak lebih cepat (Effendie, 2002). Pengamatan kematangan gonad dengan dua cara, yang pertama secara histology dilakukan di laboratorium, yang kedua cara pengamatan morfologi dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan. Dari penelitian secara histology akan diketahu anatomi perkembangan gonad tadi lebih jeas dan mendetail (Effendie, 2002). Dasar yang digunakan untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan cara morfologi adalah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna, dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan daripada ikan jantan

karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat daripada sperma yang terdapat dalam testes (Effendie, 2002). 2.2 Pembagian Tahap Kematangan Gonad Tingkat Kematangan Gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum) 1968 : a. Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung. Testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa. b. Dara Berkembang. Testes dan ovarium jernih, abuabu merah. Panjangnya atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu per satu dapat terlihat dengan kaca pembesar. c. Perkembangan I. Testes dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat seperti serbuk putih. d. Perkembangan II. Testes berwarna putih kemerahmerahan. Tidak ada sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna oranye kemerahmerahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira 2/3 ruang bawah. e. Bunting. Organ sexual mengisi ruang bawah. Testes berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bulat, beberapa daripadanya jernih dan masak. f. Mijah. Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan ke perut. Kebanyakan telur berwarna jernih

dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tertinggal di dalam ovarium. g. Mijah/Salin. Gonad belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur. h. Salin. Testes dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap kembali. i. Pulih Salin. Testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah. 2.3 Pembagian Telur a. Type A Telur Primitif, belum berkembang, tertanam di dalam jaringan ovarium, garis tengahnya berkisar dari 0,01-0,10 mm dengan garis tengah yang terbanyak ialah 0.05 mm sebagai puncak distribusinya. Telur tipe ini umumnya transparan kecuali telur yang intinya relative tidak jernih. Telur macam ini terdapat pada setiap tingkat kematangan ovarium dan merupakan telur cadangan untuk tingkat berikutnya. b. Type B Telur yang berkembang, sebagian atau seluruhnya tertanam di dalam jaringan ovarium. Ukurannya berkisar dari 0,1-0,5 mm dengan puncak distribusi lebih dari sebuah dan berlainan untuk tiap-tiap spesies ikan. Telurtelur ini seluruhnya berisi kuning telur yang belum jelas. c. Type C Telur masak atau hamper masak, terletak bebas di dalam lumer ovarium. Garis tengahnya sekitar 0,5-0,9 mm dan telur yang terbanyak bergaris tengah 0,7 dan 0,8 mm. Di dalam telur ini terdapat ruang diantara masa kuning telur dengan dinding telur.

d. Type D Telur sisa di dalam berbagai tingkat kemunduran, terdapat bebas di dalam lumen. Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan telur masak kecuali isinya hampir seperti susu warnanya dan tidak ada ruang di antara masa kuning telur dengan dinding telur. Dinding telur mengkerut dan kemudian pecah pada tingkat berikutnya. Telur macam ini adalah telur matang yang tidak dikeluarkan pada waktu pemijahan dan akhirnya dihisap kembali oleh dinding ovarium (Effendie 2002). 2.4 Analisis Kematangan Gonad Semakin berkembangnya gonad, telur yang terkandung di dalamnya semakin membesar garis tengahnya, sebagai hasil dari pengendapan kuning telur, hidrasi dan pembentukan butir-butir minyak berjalan secara bertahap terliput dalam perkembangan tingkat kematangan gonad. Nicolsky (1969) menggunakan tanda utama untuk membedakan kematangan gonad berdasarkan berat gonad. Secara alamiah hal ini berhubungan dengan ukuran dan berat tubuh ikan secara keseluruhannya atau tanpa berat gonad. Perbandingan antara berat gonad dan berat tubuh dinamakan Nikolsky koefisien kematangan yang dinyatakan dalam persen. Johnson (1971) menamakannya Index of Maturity, namun diantara banyak peneliti menamakan indeks tadi adalah Gonado Somatic Index. Index ini diterima oleh para peneliti reproduksi ikan sebagai salah satu pengukur aktifitas gonad.

2.5 Indeks Kematangan Gonad (IKG) Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada gonad, tingkat perkembangan ovarium, secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu Indeks Kematangan Gonad (IKG) yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan dikalikan 100 persen (Effendie, 1979 dalam Hadiaty, 2000).
IKG = Wg / W x 100%

Keterangan: Wg = berat gonad (gr) ; W = berat tubuh ikan (gr) Namun demikian, nilai IKG saja tidak cukup memberikan informasi karakteristik aktivitas reproduksi. Pengamatan yang diperoleh dari gambaran histologis dari bentuk oosit dan ukuran oosit dapat memberikan informasi lebih jelas tentang tingkatan aktivitas reproduksi (Tyler et al., 1991). Indeks Kematangan Gonad atau Gonado somatic Index (GSI) akan semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada saat terjadi pemijahan. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Adakalanya IKG dihubungkan dengan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) yang pengamatannya berdasarkan ciri-ciri morfologi kematangan gonad, sehingga akan tampak hubungan antara perkembangan di dalam dengan di luar gonad. Nilai IKG akan sangat bervariasi setiap saat tergantung pada macam dan pola pemijahannya. Berikut ini contoh IKG pada tiap tingkat kematangan gonad dari ikan patin,barakuda,kakatua di muara sungai Cimanuk.

Tabel 2.1. Nilai GSI ikan patin,barakuda,kakatua (Liza subviridis) dewasa pada berbagai TKG ( Effendie, 1997)

Penghitungan indeks kematangan gonad selain menggunakan perbandingan antara berat gonad dengan berat tubuh ikan, dapat juga dengan mengamati perkembangan garis tengah telur yang dikandungnya hasil dari pengendapan kuning telur selama proses vitellogenesis. Perkembangan gonad akan diikuti juga dengan semakin membesarnya pula garis tengah telur yang dikandung di dalamnya. Sebaran garis tengah telur pada tiap tingkat kematangan gonad akan mencerminkan pola pemijahan ikan tersebut. Perbandingan lain yang dapat digunakan untuk menentukan nilai indeks kematangan gonad adalah Gonado Index (GI) oleh Batts (1972) dalam Effendie (2002) yaitu perbandingan antara berat gonad segar (gram) dengan panjang ikan (mm), dengan menggunakan rumus :
Gonade Index (GI) = Wg x 108 L3

Keterangan:

Wg = berat gonad (gr) ; L = panjang total tubuh ikan (mm) Harga 108 merupakan suatu faktor agar didapatkan nilai GI mendekati harga satuan sehingga mudah melihat dan mendeteksi perubahan-perubahan yang terjadi.

BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu neraca analitik, papan lilin, alat bedah, cawan petri, kertas label, plastik, tisu, kain lap, dan penggaris. 3.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu ikan patin,barakuda,kakatua (. sp.). 3.2 Cara Kerja Ikan patin,barakuda,kakatua dipilih sebanyak lima ekor. Berat masing-masing ikan diukur panjang total tubuhnya dan ditimbang menggunakan neraca analitik. Sampel ikan yang telah diukur panjang tubuhnya dan ditimbang, kemudian dibedah bagian abdomennya. Diambil gonadnya dan dibedakan apakah jantan atau betina. Gonad tersebut ditimbang menggunakan neraca analitik. Tingkat kematangan gonad dari masing-masing ikan ditentukan. Gonad diambil dan diawetkan dalam formalin.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Pengamatan 4.1.1 Data Perlakuan dan Pengamatan No. Perlakuan 1. Dipilih ikan baracuda,kakatua,patin Pengamatan

2.

Diukur panjang total masing-masing ikan

3.

Ditimbang berat masing-masing ikan

4.

Sampel ikan dibedah pada bagian abdomen

5.

Dibuka isi perutnya dan dicari gonadnya Diidentifikasi gonad yang ditemukan

6.

7.

Ditimbang berat gonad masing-masing ikan dan diukur panjang gonad

8.

Ditentukan tingkat kematangan gonadnya

Berat gonad patin 1 = 0,78 gr Berat gonad patin 2 = 0,99 gr Berat gonad barakuda1 = 420 gr Berat gonad barakuda2 = 400 gr Berat gonad kakatua1 = 0,03 gr Berat gonad kakatua2 = 0,07 gr Patin 1= tahap III (betina) Patin 2= tahap V (betina) Baracuda 1= tahap II (jantan) Baracuda 2 = tahap II (jantan) Kakatua 1= tahap II (jantan) Kakatua 2 = tahapII (jantan)

9.

Diambil gonad dan diawetkan dalam formalin

IKAN Patin 1 Patin 2 Barakuda 1 Barakuda 2 Kakaktua 1 Kakaktua 2

Panajang total gonad 5 6,5 12,4 dan 10,1 12 dan 16,5 0,7 dan 0,5 2,5 dan 2

Berat Ikan (gram) 550 650 420 400 20 20

Berat gonad (gram ) 0,78 0,99 1,19 2,7 0,03 0,07

GSI / TKG 0,41% 0,15% 0,28% 0,68% 0,15% 0,35%

Kelamin Betina Betina Jantan Jantan Jantan Jantan

Warna gonad Kuning kemerehan Kuning kemerehan putih putih putih putih

Level TKG tahap 3 tahap 5 tahap 2 tahap 2 tahap 3 tahap 4

4.1.2 Data Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad pada Ikan 4.1.3 Hubungan Panjang Ikan dengan Berat Gonad
Panjang Total Ikan (mm) Berat Gonad Ikan (gr)

35,5
0,78

36,5
0,78

45,4
0,78

42,1
0,78

13,3
0,78

13
0,78

4.2 Pembahasan Praktikum tingkat kematangan gonad ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan gonad ikan (TKG) dan membedakan antara gonad jantan dan betina pada ikan patin,barakuda,kakatua. TKG adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah (Effendie, 2002). Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah memilih ikan patin,barakuda,kakatua. Kemudian diukur panjang total masing-masing ikan. Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung ekor (Kotellat et all, 1993). Hasil pengukuran panjang total masing-masing ikan dapat dilihat pada tabrl. Berat masing-masing ikan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Penggunaan neraca analitik dikarenakan neraca analitik memiliki tingkat ketelitian yang tinggi sampai 0,0001. Hasil penimbangan seperti yang terdapat pada tabel. Kemudian sampel ikan dibedah pada bagian abdomen. Dibuka isi perutnya dan dicari gonadnya. Langkah selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap gonad yang ditemukan. Gonad adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet). Gonad yang terdapat ditubuh ikan jantan disebut testis berfungsi menghasilkan spermatozoa, sedangkan gonad yang terdapat dalam ikan betina dinamakan ovari berfungi menghasilkan telur (ovum) (Pulungan, 2004). Setelah diidentifikasi, gonad masing-masing ikan ditimbang untuk mengetahui beratnya. Penimbangan berat gonad ini nantinya akan berguna dalam proses

penghitungan Gonade Somatic Index (GSI) dan Gonade Index (GI) dari ikan patin,barakuda,kakatua. Contoh perhitungan GSI : Ikan I : Berat Badan = 190.59 gr Berat Gonad = 1.22 gr GSI = Berat Gonad (gr) x 100% Berat Badan (gr) = 1.22 gr x 100 190.59 gr = 0.64% Contoh perhitungan GI : Ikan I : Panjang total = 279 gr Berat Gonad = 1.22 gr GI = Berat Gonad (gr) x 108 Panjang Total (mm) = 1.22 gr x 108 279 mm = 5617 Setelah gonad ditimbang, ditentukan Tingkat Kematangan Gonad, kemudian diambil gonad dan diawetkan dalam formalin. Hasil praktikum menunjukkan bahwa Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ikan patin,barakuda,kakatua adalah sebagai berikut: Patin 1= tahap III (betina) Patin 2= tahap V (betina)

Baracuda 1= tahap II (jantan) Baracuda 2 = tahap II (jantan) Kakatua 1= tahap II (jantan) Kakatua 2 = tahapII (jantan)

TKG diamati dengan menggunakan klasifikasi Casie TKG Gonad ikan betina Gonad ikan jantan I Ovary seperti benang, Testes seperti benang, panjang sampai ke lebih pendek, ujungnya depan tubuh, warna di rongga tubuh, warna jernih permukaan licin jernih II Ukuran lebih besar, Ukuran testes lebih pewarnaan gelap besar, pewarnaan putih kekuningan, telur susu, bentuk lebih jelas belum terlihat jelas dari TKG I III Ovary berwarna Permukaan testes kuning, secara Nampak bergerigi, morfologi telur sudah warna makin putih, terlihat butirnya dalam keadaan dengan mata diawetkan mudah putus IV Ovary makin besar, Seperti TKG III tampak telur berwarna kuning, lebih jelas, testes mudah dipisahkan, semakin pejal dan butir minyak tidak rongga tubuh semakin tampak, mengisi 1/2 - penuh, warna putih 2/3 rongga tubuh, usus susu. terdesak V Ovary berkerut, Testes bagian belakang dinding tebal, butir kempis dan bagian telur sisa terdapat di dekat pelepasan masih dekat pelepasan terisi

(Effendie, 2002). Berikut ini adalah beberapa faktor lainnya yang saling mempengaruhi dengan tingkat kematangan gonad pada ikan: a. Hubungan Tingkat Kematangan dengan Garis Tengah Telur Umumnya sudah dapat diduga bahwa semakin meningkat tingkat. Kematangan, garis tengah telur yang ada dalam ofarium semakin besar pula. Namun bagaimana perkembangan garis tengah telur itu sebenarnya. Penelitian mengenai hal ini akan memberikan jawaban di antaranya bahwa tiap tingkat kematangan, garis tengah telur itu mempunyai kisaran nilai, dengan nilai tertentu yang terbanyak (Wahyuningsih, 2006).

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah TKG ikan patin,barakuda,kakatua: Patin 1= tahap III (betina) dengan TKG 0,41% Patin 2= tahap V (betina) dengan TKG 0,152% Baracuda 1= tahap II (jantan) dengan TKG 0,283% Baracuda 2 = tahap II (jantan) dengan TKG 0,675% Kakatua 1= tahap II (jantan) dengan TKG 0,15% Kakatua 2 = tahapII (jantan) dengan TKG 0,35% Perbedaan antara gonad jantan dengan gonad betina berdasarkan morfologi gonadnya, dimana gonad jantan berbentuk gepeng memanjang dan berwarna transparan hingga putih kemerahan, sedangkan untuk gonad betina berbentuk lebih membulat dan berwarna putih hingga kuning.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Andi Iqbal. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika Dan Pemahaman System Organ Ikan Yang Berbasis Scl Pada Matakuliah Ikhtiologi. Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanuddin: Makasar Effendie, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama: Bogor Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N. Kartikasari dan S. Wirdjoatmodjo. 1993. Freswater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi). Periplus Editions Limited: Munich Pulungan, C. P., et al. 2006. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univesitas Riau: Pekanbaru Wahyuningsih. 2007. Buku Ajar Iktiologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatra Utara: Medan.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD

SYAMSUL ARIFUDIN KELOMPOK 4 ASISTEN : SILKA

LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

Anda mungkin juga menyukai