Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Mata pelajaran pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang

menggunakan aktivitas fisik sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas fisik ini dapat berupa kegiatan permainan yang dapat berbentuk pertandingan, perlombaan, dan pelatihan, yang kesemuanya diorientasikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Menurut (LPMP 2006 dalam Jafar, 2008:141) Untuk mengembangkan pembelajaran yang efektif, guru pendidikan jasmani harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa dalam proses pembelajaran penjaskes terutama di Sekolah Dasar yang karakter siswanya masih dalam tahap ingin memperoleh kesenangan dan kegembiraan, maka seorang guru harus mengelola proses pembelajaran dengan banyak melakukan inovasiinovasi agar dapat menunjang partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani. Untuk memahami karakter siswa dengan berbagai macam kaakteristik maka bagi guru penjasorkes sangat diperlukan suatu ilmu yang dapat mengatasi berbagai persoalan yang ada pada siswa dan mempermudah bagi guru tersebut untuk memahami berbagai macam karakter, sifat, watak dan kepribadian anak supaya dapat mengelola proses pembelajaran baik dikelas maupun dilapangan dengan efektif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Sesuai dengan latar belakang tersebut maka judul dalam makalah ini adalah: Manfaat Mempelajari Psikologi Perkembangan Gerak Bagi Guru Penjas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses perkembangan gerak anak ?

2. Sejauh mana manfaat psikologi perkembangan gerak bagi guru penjas ? C. Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penulisan ini adalah : 1. Mahasiswa dapat memahami proses perkembangan gerak anak 2. Mahasiswa dapat memahami manfaat psikologi perkembangan gerak bagi guru penjas D. Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini nantinya adalah sebagai berikut : 1. Menambah pengetahuan bagi penulis khususnya mengenai manfaat mempelajari psikologi perkembangan gerak bagi guru penjas 2. Merekomendasikan hasil penulisan kepada guru-guru dan mahasiswa penjas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Psikologi Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan). Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV, yang berarti lembaga hidup (levensbeginsel), atau daya hidup (levenscracht). Oleh karena jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari jiwa yang memateri atau gejala jiwa yang meraga/menjasmani, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat. Perkataan tingkah laku/perbuatan mempunyai pengertian yang luas sekali. Yaitu tidak hanya mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara, berjalan, berlarilari, berolah-raga, bergerak dan lain-lain, akan tetapi juga membahas macam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, mengingat, berpikir, fantasi, pengenalan kembali, penampilan emosi-emosi dalan bentuk tangis, senyum dan lai-lain. Kegiatan berpikir dan berjalan adalah sebuah kegiatan yang aktif. Setiap penampilan dari kehidupan bisa disebut sebagai aktivitas. Seseorang yang diam dan mendengarkan musik atau tengah melihat televisi tidak bisa dikatakan pasif. Maka situasi dimana sama sekali sudah tidak ada unsur keaktifan, disebut dengan mati. Pada pokoknya, psikologi itu menyibukkan diri dengan masalah kegiatan psikis, seperti berpikir, belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan lain-lain. Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1) pengenalan atau kognisi, 2) perasaan atau emosi, 3) kemauan atau konasi, 4) gejala campuran. B. Konsep Gerak 3

Pengajaran konsep gerak dalam pengajaran penjas sudah semakin penting dan sudah menjadi tren di negara-negara maju. Tren ini didasari kepercayaan bahwa pengajaran konsep akan membantu siswa dalam pelajaran penjas secara keseluruhan, terutama dengan memilih isi atau materi yang dapat ditransfer pada situasi-situasi lain yang identik. Misalnya, jika anak sudah menguasai konsep tentang bagaimana menerima data dalam satu situasi, maka mereka akan mampu menerapkan konsep itu pada situasi lain seperti pada saat menangkap, menyetop atau menghentikan bola, atau mendarat dari ketinggian. Kemampuan mentransfer tersebut adalah faktor yang sangat penting baik dalam pembelajaran mandiri maupun pemecehan masalah. Istilah konsep gerak menunjuk pada gagasan-gagasan kognitif yang memiliki nilai transfer. Konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat berupa sebuah label atau nama suatu kelompok respon gerak, seperti menangkap, melempar, atau perpindahan tempat (lokomotor), yang benar-benar hanya sebuah nama dari keterampilan gerak yang bisa digunakan dalam berbagai situasi. Misalnya, melempar menunjuk pada pola gerak tertentu yang bisa ditemui pada softball, kasti, basket, atletik dan sebagainya. Untuk mengenal label atau nama ini siswa akan dihadapkan pada keharusan memahami ciri, jenis, serta syarat yang harus dipenuhi agar gerak itu layak disebut sesuatu. Dipihak lain, konsep gerak dapat juga berupa gagasan dan prinsip yang berhubungan dengan gerak. Gagasan dan prinsip ini benar-banar bersifat kognitif dan dapat diterapkan pada konteks atau situasi yang berbeda, seperti konsep penyerapan daya yang disinggung diatas. Terdapat enam kategori konsep gerak yang berguna dalam pendidikan jasmani yang harus tercakup dalam pengajaran konsep, yaitu: Rangkaian aksi (action words) Kualitas gerak (movement qualities) Prinsip gerak (movement principles) Strategi gerak (movement strategies) Pengaruh gerak (movement effects) Emosi gerak (movement affect)

C. Perkembangan Gerak Anak

Perkembangan gerak anak usia dini dipengaruhi oleh perkembangan gerak pada masa bayi, seorang anak mulai dapat berjalan memegang suatu objek dan memainkannya secara sederhana. Dengan mulainya anak dapat berjalan dan memainkan suatu objek meskipun masih secara sederhana, kemampuan tersebut merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan kemampuan gerak yang sederhana tersebut, telah memungkinkan bagi anak untuk melakukan aktivitas fisik yang menuntut kemampuan menjelajahi ruang yang lebih luas. Anak dapat berpindah dari suatu tempat ketempat yang lain, dapat menangkap suatu objek seperti bola, kemudian menggunakannya untuk bermain-main dengan teman sebaya. Kesempatan melakukan aktivitas, seperti tersebut sangat menentukan perkembangan pola gerak selanjutnya. Pada masa usia dini, perkembangan gerak yang terjadi adalah berupa peningkatan kualitas pola gerak yang telah dikuasai pada masa bayi, serta peningkatan variasi berbagai macam pola-pola gerak dasar. Kemampuan berjalan dan memegang akan semakin baik dan dan dapat dilakukan dengan berbagai macam variasi gerakan. Peningkatan kemampuan gerak seiring dengan meningkatnya kemampuan koordinasi mata, tangan, dan kaki. Perkembangan gerak akan berkembang lebih optimal apabila anak memiliki kesempatan cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang melibatkan keseluruhan bagian anggotaanggota tubuh itu.

D. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi (Samsudin, 2008:2). Berdasarkan pengertian tersebut maka pendidikan jasmani tergolong kedalam proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematis berfungsi untuk

mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial, dan emosional (Depdiknas, 2004:3-4). E. Tujuan Pendidikan Jasmani

Amir (2006:6) menyatakan Secara operasional tujuan pendidikan jasmani meliputi: pengembangan kebugaaran fisik, pengembangan keterampilan dasar motorik, pengembangan kognitif dan pengembangan afeksi. Lebih jauh beliau mengungkapkan bahwa dalam kurikulum yang berlaku sekarang ini dirumuskan tujuan pendidikan jasmani di sekolah, yaitu membantu siswa meningkatkan derajat kesegaran jasmani, keterampilan gerak, dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, pematangan sikap mental yang diimplementasikan dalam berbagai aktivitas jasmani, agar dapat yakni: (1) mencapai pertumbuhan jasmani, khususnya tinggi dan berat badan yang ideal, secara harmonis dan perkembangan jasmani yang memiliki ketahanan yang memadai; (2) meningkatkan sikap dan perilaku yang positif, seperti disiplin, kejujuran, kerjasama, menghargai orang lain, berjiwa kompetitif yang sehat, dan patuh terhadap ketentuan yang berlaku; (3) menyenangi aktivitas jasmani dan olahraga yang dapat dipakai untuk mengisi waktu luang dan kebiasaan hidup sehat; (4) meningkatkan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dasar dalam berbagai cabang olahraga, dan kesehatan yang baik; dan (5) mengerti manfaat pendidikan jasmani guna tercapainya kemampuan kehidupan yang seimbang. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2004:2) menyebutkan bahwa Tujuan Pendidikan jasmani yaitu: a. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar pendidikan jasmani d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani e. Mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani

g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. Bucher (1979) dalam Samsudin (2008:7) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan jasmani di SD adalah: a. Anak harus dipandang sebagai individu dengan kebutuhan fisik, mental, emosional dan sosial yang berbeda. b. Keterampilan gerak dan kognitif harus mendapat penekanan. c. Anak harus meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, kelenturan, kemampuan dan koordinasi serta harus belajar bagaimana faktor-faktor tersebut memainkan peran dalam meningkatkan kebugaran jasmani d. Pertumbuhan sosial dalam olahraga harus menjadi bagian penting dari semua program. e. F. Fungsi Pendidikan Jasmani Menurut Samsudin (2008:3-5) fungsi pendidikan pendidikan jasmani yaitu: a) Aspek Organik 1) menjadikan fungsi sistem tubuh lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan, 2) meningkatkan kekuatan, yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarkan oleh otot, 3) meningkatkan daya tahan, yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama, 4) meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama, 5) meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi cedera.

b) Aspek Neuromuskuler 1) meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot, 2) mengembangkan keterampilan lokomotor, seperti berjalan, berlari, melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong, menderap/mencongklang,

bergulir, dan menarik, 3) mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti mengayun, melengok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung, dan membongkok, 4) mengembangkan menendang, kemampuan dasar manipulatif, arah, seperti dan memukul,

berhenti,

melempar,

mengubah

memantulkan

memantulkan, bergulir, dan mem-voli, 5) mengembangkan faktor-faktor gerak seperti ketepatan, irama, rasa gerak, power, waktu reaksi dan kelincahan, 6) mengembangkan keterampilan olahraga, seperti sepakbola, softball, bola voli, bola basket, atletik dan sebagainya, 7) mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti menjelajah, mendaki,

berkemah, berenang, dan lain-lain. c) Kemampuan Perseptual 1) mengembangkan keseimbangan tubuh yaitu keterampilan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis, 2) mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu kemampuan

mengkoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang melibatkan tangan, tubuh dan kaki, 3) mengembangkan menerima dan membedakan isyarat, 4) mengembagkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di depan, belakang, bawah, sebelah kanan,atau sebelah kiri dari dirinya, 5) mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu konsistensi dalam

menggunakan tangan atau kaki kanan atau kiri dalam melempar atau menendang, 6) mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu kemampuan membedakan antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan atau kiri tubuhnya sendiri, dan

7) mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang. d) Aspek Kognitif 1) mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan, 2) meningkatkan pengetahuan bagaimana fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani, 3) meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem perkembangan melalui gerakan, 4) meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika, 5) mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi, 6) menghargai kinerja tubuh, penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya. e) Aspek Sosial 1) menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan dimana kita berada, 2) mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan dalam situasi kelompok, 3) belajar berkomunikasi dengan orang lain, 4) mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat 5) mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide dalam kelompok, 6) mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat, 7) mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif, 8) belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif, dan 9) mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik. f) Aspek Emosional 1) mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton, 2) melepaskan ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat, 3) mengembangkan respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani,

4) memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas, dan 5) menghargai pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan. 6) G. Peranan Pendidikan Jasmani Menurut Syarifuddin (1993:6-12) peranan pendidikan jasmani adalah sebagai berikut: a) Pembentukan Tubuh Dengan melakukan pendidikan jasmani secara teratur, terbimbing dan terarah, maka organ-organ tubuh akan bekerja sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsi masing-masing. Dengan memiliki dasar tubuh yang kuat, peserta didik akan lebih meningkatkan lagi keterampilan geraknya. Selain itu, pendidikan jasmani memberikan kontribusi terhadap peserta didik dalam: 1. Memenuhi keinginan untuk bergerak dan mempertahankan gerakan, 2. Mengembagkan perasaan terhadap gerak dan irama, 3. Menganalisa kemungkinan gerak untuk dirinya sendiri, 4. Memiliki keyakinan terhadap gerakan yang dilakukannya serta perasaan terhadap sikapnya, 5. Mengembangkan kemampuan gerak dan penyempurnaan gerak dengan melalui latihan-latihan yang teratur, sesuai dengan kemampuannya. b) Pembentukan Prestasi Telah kita ketahui bersama, untuk mencapai prestasi yang diinginkan dalam pelajaran pendidikan jasmani diperlukan adanya kekuatan, kecepatan, kelentukan, keuletan, kedisiplinan, percaya diri, pemahaman, dan penguasaan gerakan serta konsep melakukan gerakan. Keampuhan pendidikan jasmani untuk membantu ketercapaian tujuan pendidikan antara lain: 1. Membentuk dan mengembangkan anak kepada suatu bentuk kerja yang optimal melalui aktivitas jasmani, 2. Mengarahkan, membimbing, dan mengembangkan diri anak terhadap pencapaian prestasi melalui kedisiplinan, pemusatan pikiran, kewaspadaan, percaya diri, tanggung jawab, dan peningkatan kemampuan diri,

10

3. Belajar untuk dapat mengendalikan emosi, 4. Menanamkan sikap untuk dapat mengenal kemampuan diri dan keterbatasan diri, 5. Meningkatkan sikap dan tindakan yang tepat terhadap nilai-nilai prestasi yang diraihnya ke dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan masyarakat maupun didalam pendidikan jasmani dan olahraga. c) Pembentukan Sosial Melalui pendidikan jasmani, peserta didik akan diberikan pengertian dan bimbingan terhadap pergaulan hidup agar sesuai dengan norma dan peraturan hingga akan membantu mereka agar lebih aktif dan kreatif. Peranan pendidikan jasmani dalam pembentukan sosial anak-anak antara lain: 1. Menanamkan pembinaan terhadap pengakuan dan penerimaan akan norma-norma dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat, 2. Menanamkan kebiasaan untuk selalu berperan aktif dalam suatu kelompok agar dapat bekerjasama, 3. Membina dan memupuk perasaan sosial peserta didik, 4. Menanamkan sikap bertanggungjawab, memberikan pertolongan atau bantuan dan perlindungan, 5. Menanamkan kebiasaan untuk terus belajar aktif dalam berbagai kegiatan baik dalam belajar, bekerja maupun dalam mengisi waktu luang. d) Keseimbangan Mental Pendidikan jasmani membantu siswa untuk memupuk kestabilan emosi. Anakanak akan memperoleh pengalaman langsung dalam dunia nyata, karena mereka saling berkompetisi dengan sesama dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Dalam praktik tersebut, tentunya anak-anak akan mendapatkan berbagai pengalaman mengenai perasaan yang mereka alami secara langsung. Dengan demikian anak-anak akan memperoleh bekal untuk berpikir jernih dan terarah, menyesuaikan diri dengan keadaan, selalu mau belajar, dan menerima keadaan yang seharusnya dengan oapang dada. e) Kecepatan Proses Berpikir Dalam berbagai pembelajaran pendidikan jasmani tentunya anak-anak akan berlatih untuk berpikir cepat dan mengambil keputusan dengan dengan cepat.

11

Pengalaman tersebut diperoleh melalui materi pembelajaran permainan yang pada umumnya saling adu kecepatan dan strategi. f) Kepribadian Anak Pendidikan jasmani merupakan media untuk membentuk dan mengembangkan sifat-sifat kepribadian pada anak-anak secara positif. Selain dari pembentukan tubuh, prestasi, sosial, mental, kecepatan proses berpikir, dan kepribadian yang telah dikemukakan diatas, peranan pendidikan jasmani juga sangat besar pengaruhnya terhadap: 1. Pembinaan dan peningkatan kesegaran jasmani serta keterampilan, 2. Pengembangan bakat dan minat dalam aktivitas jasmani, 3. Membentuk sikap dan jiwa sportivitas, serta akhlak yang sesuai dengan kepribadian bangsa, 4. Membangkitkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta mendinamisasikan kehidupan sekolah, 5. Mengembangkan kebiasaan untuk bergerak dan hidup sehat, 6. Membantu dalam menyesuaikan, menginterpretsikan, dan mengembangkan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap individu secara optimal, dengan melalui pelajaran dan partisipasi dalam latihan-latihan yang terbimbing dan terarah, serta yang dipilih sesuai dengan norma-norma sosial dan kesehatan.

BAB III PEMBAHASAN A. Proses Perkembangan Gerak Anak

12

Perkembangan gerak merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya. Selama tahun pertama, anak mengembangkan keterampilan-keterampilan baru. Mereka dapat meletakkan botol didalam dan diluar mulutnya, kadang-kadang memegang sebuah piring dan mengambil sendok untuk digunakan makan. Kemudian, bayi belajar untuk memukul dengan sendok di atas meja membawa suara, menemukan balok yang tersembunyi di bawah selimut, menggunakan sendok untuk tujuan tertentu. Setelah belajar meraih, mencengkeram, dan memegang, bayi belajar duduk dan kemudian merangkak, berdiri dan memanjat. Sebelum bayi dapat berjalan, mereka dapat memanjat tangga (tetapi biasanya tidak dapat turun). Setelah bayi berumur kira-kira 18 bulan, mereka mulai terampil berjalan secara sempurna. Sebelum umur 2 tahun, mereka dapat berjalan menyamping dan kebelakang dan berdiri dengan satu kaki dengan dibantu. Sekali anak kecil dapat berjalan, tangan mereka mereka bebas mengeksplorasi lingkungan mereka selanjutnya, mendapatkan dan menemukan perasaan mengontrol seluruh dunia mereka.

B. Manfaat Mempelajari Penjaskes

Psikologi Perkembangan

Gerak bagi Guru

Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani saja, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga. Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani tersebut terutama di Sekolah Dasar yang anak-anaknya masih dalam tahap proses perkembangan mental, maka seorang guru sangat perlu mempelajari psikologi perkembangan gerak agar dapat mengelola proses pembelajaran baik di kelas maupun di lapangan secara efektif dengan memperhatikan keadaan jiwa anak.

13

Guru penjas dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan jasmani di sekolah. Dengan memahami psikologi perkembangan gerak, maka seorang guru pendidikan jasmani akan mempunyai beberapa manfaat, seperti: a) Merumuskan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani secara tepat b) Memilih strategi atau metode pembelajaran gerak yang sesuai c) Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling d) Memfasilitasi atau memotivasi belajar peserta didik e) Menciptakan iklim belajar yang kondusif terutama pada belajar gerak di lapangan f) Berinteraksi secara tepat dengan siswanya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas, maka kesimpulannya adalah bahwa seorang guru penjaskes sangat perlu mempelajari ilmu psikologi perkembangan gerak agar dapat mengelola dan mengevaluasi proses pembelajaran baik di kelas maupun di lapangan secara efektif dan efisien. B. Saran Dari kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan bahwa seorang guru penjaskes supaya berkewajiban dan memiliki kesadaran untuk mempelajari ilmu psikologi perkembangan gerak bagi dirinya agar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran penjaskes baik di kelas maupun di lapangan sehingga mencapai tujuan pendidikan jasmani seperti yang diharapkan.

14

DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini. (1996). Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju Amir, Nyak. (2006). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Konsep dan Praktik. Cetakan Pertama. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press. Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SD/MI. Jakarta. Jafar, Muhammad. (2008). Strategi dan Partisipasi Guru Pendidikan Jasmani terhadap Peningkatan Minat Siswa dalam Berprestasi Olahraga. Wacana Kependidikan Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Syiah kuala, (3): 141. Wuryani, Sri. (2005). Konseling dan Terapi dengan Anak dan Orang Tua. Jakarta: PT Grasindo Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Cetakan Pertama. Jakarta: Prenada Media Group. Syarifuddin, Aip. (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Jakarta. 15

Sujiono, Bambang. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka

16

Anda mungkin juga menyukai