PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI
PENDEKATAN DALAM
BELAJAR MATEMATIKA
Nuralam
Dosen tetap Fakultas Tarbiyah LAIN Ar-Raniry Banda Aceh
(Alamat: Sektor Sederhana Kopelma Darussalam )
ABSTRACT
This research describes about problem solving as an approach in studying
mathematics. There is not all about mathematics questions is problem. It
depends on individual who views whether or not the questions become a
problem for the individual. A certain mathematics question which becomes
a problem will motivate student to think and use knowledge to solve the
problem. The complication is the difficulty of how to solve the problem in
mathematics. The education Iscientists especially in mathematics offer
several strategy which focus on students’ skill development in order to be
a good mathematics problem solving persons..
Kata Kunci: Pemecahan masalah, belajar matematika
A. Pendahuluan
Pemecahan masalah berawal dari kita dihadapkan pada
suatu situasi yang menunjukkan adanya kesukaran untuk
Mencapai sesuatu yang kita inginkan. Kebanyakan situasi yang
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari pada dasarnya
mempunyai situasi pemecahan masalah. Meskipun banyak
orang senantiasa berusaha dan berharap dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapinya, namun kenyataannya tidak
demikian. Kadang-kadang orang berhasil menyelesaikan
masalah yang dihadapinya, kadang-kadang tidak berhasil.
Begitu juga siswa dalam mempelajari matematika
seringkali menghadapi masalah, karena kebanyakan mereka
tidak berhasil menyelesaikannya. Padahal memecahkan
masalah matematika merupakan cara yang paling baik untuk
meningkatkan penguasaan matematika siswa. Oleh karena itu,
banyak usaha yang telah dilakukan oleh para ahli pendidikan
142 | Pemecahan Masalah Sebagai Pendekatan dalam... (Nuralam)matematika maupun guru matematika untuk meningkatkan
ketrampilan siswa dalam menyelesaikan masalah. Usaha-usaha
tersebut dapat dilihat dari banyaknya tulisan dan penelitian
yang mengkaji pemecahan masalah ini.
Salah satu pelajaran yang sarat dengan pemecahan
masalah adalah pelajaran matematika. Sejak tahun 1980-an,
berdasarkan rekomendasi yang diterbitkan oleh National
Council of Teachers of Mathematics of the 1980's yang antara lain
menyatakan bahwa pemecahan masalah harus menjadi fokus
bagi matematika sekolah di Amerika Serikat (Dolan dan
Williamson, 1983). Dalam perkembangan selanjutnya NCTM
(1989) menyatakan bahwa pemecahan masalah bukan saja
dipandang sebagai fokus utama dari kurikulum matematika,
namun juga merupakan tujuan utama dari pembelajaran
matematika dan bagian integral dari semua kajian matematika.
Di Indonesia, pentingnya pembelajaran pemecahan
masalah dapat dikaji dalam setiap kurikulum pendidikan yang
berlaku pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Dalam
kurikulum SMU tahun 1994, misalnya, ditetapkan bahwa
sasaran utama pembelajatan matematika di SMU diarahkan
pada kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah yang
menyangkut matematika, baik dalam matapelajaran
matematika maupun dalam bidang ilmu lain (Depdikbud,
1993). Hal ini berarti, secara implisit pemecahan masalah juga
merupakan fokus dari kurikulum matapelajaran matematika
SMU.
Adanya keinginan bahwa pemecahan masalah
merupakan fokus dari pembelajaran matematika harus
dimaknai sebagai adanya permintaan akan penggunaan
pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika. Demikian pentingnya pemecahan masalah
tersebut, penulis mencoba untuk membahas lebih lanjut tentang
pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika berikut
ini.
Jurnal Edukasi, Vol, V, No.1 Juni 2009 | 143B. Pembahasan
1. Masalah dan Pemecahan Masalah dalam Matematika
Ada beberapa tulisan yang mendefinisikan tentang
masalah, antara lain Grouws (1992) menyatakan bahwa
masalah dalam matematika adalah segala sesuatu yang
menghendaki untuk dikerjakan. Dalam pengertian tersebut,
kata segala sesuatu dapat menunjukkan sesuatu pertanyaan.
Sehingga dapat dikatakan masalah sebagai suatu pertanyaan
yang menghendaki suatu penyelesaian. Newell dan Simon
(1997) berpendapat bahwa masalah didefinisikan sebagai suatu
pertanyaan dimana seseorang ingin pertanyaan tersebut dapat
dipecahkannya tetapi dia tidak mengetahui secara serta merta
bagaimana cara untuk menyelesaikannya. Suatu pertanyaan
akan menjadi masalah jika siswa tidak mengetahui aturan atau
hukum tertentu yang segera dapat dipergunakannya untuk
menyelesaikan soal itu. Namun demikian tidak setiap
pertanyaan merupakan masalah. Masalah itu bersifat subjektif
bagi setiap orang, artinya suatu pertanyaan mungkin
merupakan masalah bagi individu namun belum tentu menjadi
masalah bagi orang lain (Hudojo, 1990).
Beberapa pendapat di atas memberi gambaran bahwa
masalah dalam matematika berangkat dari adanya kemauan
untuk menjawab pertanyaan itu, namun pada awalnya terdapat
kesulitan untuk menyelesaikannya, karena belum diketahui
langkah-langkah untuk memecahkan masalah tersebut.
Kesulitan tersebut menjadi tantangan dan pemicu siswa untuk
melakukan kegiatan eksplorasi dari pengetahuan yang telah
dimilikinya yang dapat menuntunnya menjawab pertanyaan
tersebut.
Kegiatan mengeksplorasi tersebut merupakan langkah
pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Polya
(1981) bahwa pemecahan masalah merupakan suatu usaha
untuk menemukan jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai
tujuan yang tidak dapat dicapai dengan segera. Lebih lanjut
Bell (1978) mendefinisikan bahwa pemecahan masalah
144 | Pemecahan Masalah Sebagai Pendekatan dalam... (Nuralam)