Anda di halaman 1dari 49

Itulah slogan feminisme.

Dalam beberapa hal, feminisme secara historis muncul


sebagai gerakan yang menginginkan persamaan hak dalam pemungutan suara, namun
pada dekade 1960-1970, feminisme menjadi sebuah gerakan ekstrem yang dikenal
sebagai feminisme radikal yang dipelopori oleh kaum perempuan Amerika. Golongan
feminisme radikal benar-benar ingin merombak struktur masyarakat bahkan nekat
mengganti kata Bapa dalam Doa Bapa Kami atau/dan mengganti bentuk maskulin pada
kata Allah menjadi feminin atau neuter, karena mereka berpendapat bahwa bentuk
maskulin kata Allah dalam Alkitab merupakan turunan budaya patriarkal. Golongan
ini nantinya mempengaruhi munculnya bahasa inklusif dalam Alkitab yang mencoba
mengganti semua bentuk maskulin menjadi bentuk neuter (non-maskulin,
non-feminin). Apa saja yang diajarkan feminisme radikal (yang perlu dibedakan
dari feminisme {non-radikal})? Apa tujuan dan dampaknya? Bagaimana pandangan
iman Kristen?
PENGERTIAN FEMINISME
Feminisme atau yang sering dikenal dengan sebutan emansipasi berasal dari bahasalatin yang berarti perempuan.Menurut
Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, feminisme adalah suatu kesadaranakan penindasan dan pemerasan terhadap
perempuan dalam masyarakat, di tempat kerja dandalam keluarga, serta tindakan sadar perempuan maupun lelaki untuk
mengubah keadaantersebut.Sedangkan menurut Yubahar Ilyas, feminisme adalah kesadaran akan ketidakadilan jender
yang menimpa kaum perempuan, baik dalam keluarga maupun masyarakat, sertatindakan sadar oleh perempuan maupun
lelaki untuk mengubah keadaan tersebut.Ada tiga ciri feminisme, yaitu :1.

Menyadari akan adanya ketidakadilan gender2.

Memaknai bahwa gender bukan sebagai sifat kodrati3.

Memperjuangkan adanya persamaan hak.
B.

SEJARAH FEMINISME
Feminisme sebagai filsafat dan gerakan dapat dilacak dalam sejarah kelahirannyadengan kelahiran Era pencerahan di
Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary WortleyMontagu dan Marquis de Condorcet. perkumpulan masyarakat ilmiah
untuk perempuanpertama kali didirikan di Middelburg, sebuah kota di selatan Belanda pada tahun 1785.Menjelang abad
19 feminisme lahir menjadi gerakan yang cukup mendapatkan perhatiandari para perempuan kulit putih di Eropa.
Perempuan di negara-negara penjajah Eropamemperjuangkan apa yang mereka sebut sebagai universal sisterhood.Kata
feminisme dikreasikan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis,Charles Fourierpada tahun 1837. Pergerakan center Eropa
ini berpindah ke Amerika dan berkembang pesatsejak publikasi John Stuart Mill, the Subjection of Women (1869).
Perjuangan merekamenandai kelahiran feminisme Pada awalnya gerakan ini memang diperlukan pada masa itu,dimana
ada masa-masa pemasungan terhadap kebebasan perempuan. Sejarah duniamenunjukkan bahwa secara umum kaum
perempuan (feminin) merasa dirugikan dalamsemua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin)
khususnya dalam


masyarakat yang patriarki sifatnya. Dalam bidang-bidang sosial, pekerjaan, pendidikan, danlebih-lebih politik hak-hak
kaum ini biasanya memang lebih inferior ketimbang apa yangdapat dinikmati oleh laki-laki, apalagi masyarakat
tradisional yang berorientasi Agrariscenderung menempatkan kaum laki-laki didepan, di luar rumah dan kaum
perempuan dirumah. Situasi ini mulai mengalami perubahan ketika datangnya era Liberalisme di Eropadan terjadinya
Revolusi Perancis di abad ke-XVIII yang gemanya kemudian melandaAmerika Serikat dan ke seluruh dunia.Dari latar
belakang demikianlah di Eropa berkembang gerakan untuk menaikkanderajat kaum perempuan tetapi gaungnya
kurang keras, baru setelah di Amerika Serikatterjadi revolusi sosial dan politik, perhatian terhadap hak-hak kaum
perempuan mulaimencuat. Di tahun 1792 Mary Wollstonecraft membuat karya tulis berjudul Vindication of the Right of
Woman yang isinya dapat dikata meletakkan dasar prinsip-prinsip feminismedikemudian hari. Pada tahun-tahun 1830-
1840 sejalan terhadap pemberantasan praktek perbudakan, hak-hak kaum prempuan mulaidiperhatikan, jam kerja dan
gaji kaum ini mulai diperbaiki dan mereka diberi kesempatanikut dalam pendidikan dan diberi hak pilih, sesuatu yang
selama ini hanya dinikmati olehkaum laki-laki.Secara umum pada gelombang pertama dan kedua hal-hal berikut ini yang
menjadimomentum perjuangannya: gender inequality, hak-hak perempuan, hak reproduksi, hak berpolitik, peran gender,
identitas gender dan seksualitas
. Gerakan feminisme adalahgerakan pembebasan perempuan dari: rasisme, stereotyping, seksisme,
penindasan perempuan, dan phalogosentrisme.
Setelah berakhirnya perang dunia kedua, ditandai dengan lahirnya negara-negarabaru yang terbebas dari penjajah Eropa,
lahirlah Feminisme Gelombang Kedua pada tahun1960. Dengan puncak diikutsertakannya perempuan dalam hak suara
parlemen. Pada tahunini merupakan awal bagi perempuan mendapatkan hak pilih dan selanjutnya ikut mendiamiranah
politik kenegaraan.Dalam gelombang kedua ini dipelopori oleh para feminis Perancisseperti Helene Cixous (seorang
Yahudi kelahiran Algeria Yang kemudian menetap diPerancis) dan Julia Kristeva (seorang Bulgaria yang kemudian
menetap di Perancis)bersamaan dengan kelahiran dekonstruksionis, Derrida. Dalam the Laugh of the Medusa,Cixous
mengkritik Logosentrisme yang banyak didominasi oleh nilai-nilai maskulin.

Sebagai bukan white-Anglo-American-Feminist, dia menolak esensialisme yang sedangmarak di Amerika pada waktu
itu. Julia Kristeva memiliki pengaruh kuat dalam wacanapos-strukturalis yang sangat dipengaruhi oleh Foucault dan
Derrida. Secara lebih spesifik,banyak feminis-individualis kulit putih, meskipun tidak semua, mengarahkan
obyek penelitiannya pada perempuan-perempuan dunia ketiga. Meliputi Afrika, Asia dan AmerikaSelatan. Dalam
berbagai penelitian tersebut, telah terjadi pretensi universalisme perempuansebelum memasuki konteks relasi sosial,
agama, ras dan budaya. Spivak membongkar tigateks karya sastra Barat yang identik dengan tidak adanya kesadaran
sejarah kolonialisme.Mohanty membongkar beberapa peneliti feminis barat yang menjebak perempuan sebagaiobyek.
Dan Bell Hock mengkritik teori feminisme Amerika sebagai sekedar kebangkitananglo-white-american-feminism karena
tidak mampu mengakomodir kehadiran black-female dalam kelahirannya.Banyak kasus menempatkan perempuan dunia
ketiga dalam konteks "all women".Dengan apropriasi bahwa semua perempuan adalah sama. Dalam beberapa karya
sastranovelis perempuan kulit putih yang ikut dalam perjuangan feminisme masih terdapat lubanghitam, yaitu: tidak
adanya representasi perempuan budak dari tanah jajahan sebagai Subyek.Penggambaran pejuang feminisme adalah yang
masih mempertahankan posisi budak sebagaiyang mengasuh bayi dan budak pembantu dirumah-rumah kulit
putih.Perempuan dunia ketiga tenggelam sebagai Subaltern yang tidak memiliki politik agensi selama sebelum dan
sesudah perang dunia kedua. Selama sebelum PD II, banyak pejuang tanah terjajah Eropa yang lebih mementingkan
kemerdekaan bagi laki-laki saja.Terbukti kebangkitan semua Negara-negara terjajah dipimpin oleh elit nasionalis
darikalangan pendidikan, politik dan militer yang kesemuanya adalah laki-laki. Pada era itukelahiran feminisme
gelombang kedua mengalami puncaknya. Tetapi perempuan duniaketiga masih dalam kelompok yang bisu.Dengan
keberhasilan gelombang kedua ini, perempuan dunia pertama melihat bahwamereka perlu menyelamatkan perempuan-
perempuan dunia ketiga, dengan asumsi bahwasemua perempuan adalah sama. Dengan asumsi ini, perempuan dunia
ketiga menjadi obyek analisis yang dipisah dari sejarah kolonialisasi, rasisme, seksisme, dan relasi sosial.

C.

JENIS-JENIS FEMINISME
Para pelopor gerakan feminisme memandang kebebasan dan persamaan hak perempuan dan laki-laki sebagai
penyempurnaan dan pencapaian tujuan gerakan hak asasimanusia. Mereka percaya bahwa segala kesulitan di dalam
keluarga timbul, karena tidak adanya kebebasan perempuan, dan karena perbedaan hak mereka dengan laki-
laki.Bilapersamaan hak tersebut dipenuhi, maka seluruh kesulitan dalam keluarga akan terpecahkan.Perbedaan perspektif
tersebut melahirkan- sejauh ini- 4 aliran besar, yakni feminismeliberal, marxisme, radikal, dan sosialis, dan sejmulah aliran
feminisme lain, sepertifeminisme psikoanalisis dan gender, eksistensialis, anarkis, postmodern, multicultural danglobal,
teologis, feminisme kegemukan, dan ekofeminisme.1.

Feminisme LiberalAliran feminisme liberal berakal dari filsafat liberalisme yang memiliki konsepbahwa kebebasan
merupakan hak setiap individu sehingga dia harus diberi kebebasanuntuk memih tanpa terkekang oleh pendapat umum
dan hokum. Ketidaksetaraan dalammasyarakat terjadi, karena ada pelanggaran terhadap kebebasan individu yang
terjadimelalui proses sosialisasi peran atau dasar sexs. Oleh karena itu, kesetaraan hanya bisadicapai melalui pembaruan
peraturan atau hukum, dan proses pendidikan.Akar teori ini bertumpu pada kebebasan dan kesetaraan rasionalitas.
Perempuanadalah makhluk rasional, kemampuannya sama dengan laki-laki sehingga harus diberihak yang sama juga
dengan laki-laki. Oleh karena itu, mereka menuntut persamaankesempatan dibidang pendidikan, politik, sosial, ekonomi,
maupun personal. Dalamkonteks Indonesia, reformasi hukum melalui desakan 30% kuota bagi perempuan
dalamparlemen adalah kontribusi para feminis liberal.Teori ini dicetus oleh
Naomi Wolf
,menyatakan bahwa "Feminisme Kekuatan"merupakan solusi. Kini perempuan telah mempunyai kekuatan dari segi
pendidikan danpendapatan, dan perempuan harus terus menuntut persamaan haknya serta saatnya kiniperempuan bebas
berkehendak tanpa tergantung pada lelaki.2.

Feminisme Marxis


Aliran ini memandang masalah perempuan dalam kerangka kritik kapitalisme.Asumsinya, sumber penindasan
perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan caraproduksi. Teori Friedrich Engels dikembangkan menjadi landasan aliran
ini. Statusperempuan jatuh karena adanya konsep kekayaan pribadi
(private property).
Kegiatanproduksi yang semula bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri berubah menjadikeperluan pertukaran
(exchange)
. Laki-laki mengontrol produksi untuk keperluanpertukaran, dan sebagai konsekuensinya mereka mendominasi
hubungan sosial.Sedangkan perempuan direduksi menjadi bagian dari property.Untuk membebaskan perempuan dari
penindasan dalam keluarga itu, Engelsmengajak perempuan untuk memasuki sektor publik yang dapat membuat
perempuan juga produktif (menghasilkan materi atau uang). Bahkan institusi keluarga perludihapus karena dianggap
melahirkan kapitalisme. Sebagai gantinya, dibuatlah keluargakolektif, dimana pekerjaan rumah tangga dilakukan secara
kolektif, termasuk dalam halpengasuhan dan pendidikan anak.3.

Feminisme RadikalAliran ini bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuanterjadi akibat sistem
patriarki (sistem yang berpusat pada laki-laki). Mereka memandangbahwa patriarki merupakan system kekuasaan yang
seksis, yang menganggap laki-lakimemiliki superioritas atas perempuan. Kelemahan di hadapan laki-laki adalah
karenastruktur biologis fisiknya, dimana perempuan harus mengalami haid, menopause, hamil,sakit haid dan melahirkan,
menyusui, mengasuh anak, dan sebagainya. Semua itumembuat perempuan tergantungt pada laki-laki. Perbedaan fungsi
reproduksi inilahyang menyebabkan pembagian kerja atas dasar seks yang terjadi di masyarakat.Feminisme radikal
mempermasahkan, antara lain, tubuh serta hak-hak reproduksi,seksualitas (termasuk lesbianisme), seksisme, relasi kuasa
perempuan dan lski-laki dandikotomi privat-publik. Mereka berjuang agar perbedaan-perbedaan seksual laki-lakidan
perempuan dihapuskan. Bentuknya dapat berupa pemberian kesempatan padaperempuan untuk memilih melahirkan
sendiri, atau melahirkan anak secara buatan, ataubahkan tidak melahirkan sama sekali. Begitu juga ketergantungan anak
kepada ibunya,dan sebaliknya harus diganti dengan ketergantungan singkat terhadap sekelompok orangdari kedua jenis
kelamin.

Aliran ini berupaya menghancurkan sistem patriarki, yang fokusnya terkait fungsibiologis tubuh perempuan. Mereka
mencemooh perkawinan, menghalalkan aborsi,menyerukan lesbianism, dan revolusi seks. Bagi para feminis radikal,
menjadi seorangistri sama saja dengan disandera. Tinggal bersama suami dianggap sama dengan musuh.4.

Feminisme SosialisSebuah faham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa PembebasanPerempuan. Tak Ada
Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem kepemilikan.
Lembaga perkawinan yangmelegalisir kepemilikan pria atas harta dan kepemilikan suami atas istri dihapuskanseperti
ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender.Feminisme sosialis muncul
sebagai kritik terhadap feminisme Marxis. Aliran inimengatakan bahwa patriarki sudah muncul sebelum kapitalisme dan
tetap tidak akanberubah jika kapitalisme runtuh. Kritik kapitalisme harus disertai dengan kritik dominasiatas perempuan.
Feminisme sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami penindasan perempuan. Ia sepaham
dengan feminisme marxis bahwakapitalisme merupakan sumber penindasan perempuan. Akan tetapi, aliran
feminissosialis ini juga setuju dengan feminisme radikal yang menganggap patriarkilah sumberpenindasan itu.
Kapitalisme dan patriarki adalah dua kekuatan yang saling mendukung.Seperti dicontohkan oleh Nancy Fraser di
Amerika Serikat keluarga inti dikepalai olehlaki-laki dan ekonomi resmi dikepalai oleh negara karena peran warga negara
danpekerja adalah peran maskulin, sedangkan peran sebagai konsumen dan pengasuh anak adalah peran feminin.
Agenda perjuagan untuk memeranginya adalah menghapuskankapitalisme dan sistem patriarki. Dalam konteks
Indonesia, analisis ini bermanfaat untuk melihat problem-problem kemiskinan yang menjadi beban perempuan.5.

Feminisme TeologisTeori ini dikembangkan berdasarkan paham teologi pembebasan yangmenyatakan bahwa sistim
masyarakat dibangun berdasarkan ideology,agama, dannorma norma masyarakat. Mereka berpandangan bahwa
penyebab tertindasnyaperempuan oleh laki-laki adalah teologi atau ideology masyarakat yang menempatkanperempuan
di bawah laki-laki (subordinasi). Oleh karena itu , ideology yang bias jender


tersebut harus dirubah, antara lain,dengan cara mengkaji ulang sumber ideology tersebut.Kajian ulang ini diarahkan untuk
mendapatkan pijakan yang sah guna mengembangkansuatu ideology atau teologi yang menempatkan perempuan setara
dengan laki-laki.Dengan mengembangkan teologi semacam ini diharapkan perempuan tidak lagidianggap subordinasi
dari laki-laki. Melainkan mitra sejajar. Dengan demikian,penindasan terhadap perempuan dalam masyarakat akan hilang
dengansendirinya.Aliran feminisme teologis banyak dikembangkan oleh para feminis yangmengikatkan diri pada agama
tertentu, seperti Kristen,yahudi dan islam.6.

EkofeminismeEkofeminisme mengkritik pemikiran aliran-aliran sebelumnya yang menggunakanprinsip maskulinita-
ideologi untuk menguasai-dalam usaha untuk mengakhiripenindasan perempuanakibat system patriarki. Sebab prinsip
tersebut tidak hanya antiterhadap feminitas, melainkan juga ekologi. Ekofeminisme merupakan usahamengaitkan ekologi
dengan feminisme. Mereka berpendapat bahwa eksistensi alambekerja dengan prinsip feminitas sehingga bila
maskulintas menguasai alam, maka akanterjadi kehancuran alam di samping penindasan terhadap perempuan. Oleh
karena itu,u[aya memecahkan masalah hubungan jender dan menjaga lingkungan, mereka lakukanmelalui peran
perempuan sebagai ibu, pengasuh, dan pemelihara dalam keluarga danlingkungan dengan menggunakan prinsip
feminitas yang ramah
D.

RESPON MASYARAKAT MUSLIM TENTANG FEMINISME
Sebenarnya feminis Islam itu tidak ada, adanya feminis islam ini dikarenakan adanyaadopsi dari luar islam yang dibawa
oleh para akademisi yang melakukan penelitian terhadapfeminis islam. Dalam sejarah masyarakat Islam, sebenarnya
perjuangan mereka yang sadargender terhadap keadilan hak-hak telah menjadi sesuatu yang sangat penting. Mengingat
memang perlu dibangun suatu alarm yang dapat menyadarkan ketidakadilan dan
kesalahpahaman-kesalahpahaman yang telah lama menjamur di masyarakat mereka. Dalammenyikapi masalah
feminisme ini masyarakat islam memiliki pola-pola untuk meresponterhadap paham feminisme, ada tiga pola yang
diterapkan oleh masyarakat islam yaitu :1.

Feminisme apologetic

Aliran ini merupakan aliran yang mencoba mengadaptasikan agama agar cocok denganprinsip-prinsip feminis. Namun
yang perlu digarisbawahi bahwa aliran ini memberiporsi yang lebih besar pada prinsip-prinsip feminis. Dalam pengertian
lain, aliran inimenerima feminisme sebagai aliran yang tak terbantahkan.2. Feminisme Reaksioner (defensive)Aliran ini
merupakan aliran yang memandang bahwa perempuan sudah mendapatkankesetaraan dan posisi yang terhormat dalam
tradisi Islam. Sehingga dengan demikiantidak dibutuhkan lagi adanya reformasi dalam hal-hal yang terkait dengan
wanita.3. Pendekatan StrukturalisPendekatan ini melihat hak-hak dan posisi perempuan dalam keseluruhan
konteksstruktur masyarakat dan menghindari perpecahan masyarakat dalam terminologi
feminisme atau maskulinisme. Pendekatan ini menghubungkan antara pria dan
wanita dengan tanggung jawab sosial dan individual (tentunya dengan memperhatikanajaran-ajaran religius), tanpa
adanya tendensi monoseksual.
E.

KONSEP ISLAM TENTANG PEREMPUAN
Sebelum membahas tentang bagaimana islam memandang kedudukan perempuan,alangkah baiknya bila kita
mengetahui terlebih dahulu bagaimana pandangan sejumlahperadaban lain tentang kedudukan perempuan.Dalam
peradaban Yunani, Perempuan tidak begitu mendapat perhatian yang lebih.Bagi kalangan elite, perempuan disekap
dalam istana. Di kalangan bawah, mereka sangatlahdiperlakukan tidak baik, mereka diperjualbelikan, bagi yang sudah
berumah tangga merekaselalu dibawah bayang-bayang suaminya, dan tidak memiliki hak sama sekali. Namun padasaat
puncak kejayaan Yunani, mereka mendapatkan hak yang berlebihan, sampai merekalahyang menjadi sumber
kemaksiatan.Pada peradaban Romawi, sebelum adanya kekuasaan kaisar Constantine, para kaumperempuan sebelum
menikah dibawah kendali para ayahnya setelah mereka menikah kendaliberpindah ke tangan oara suaminya. Namun
setelah kepemimpinan kaisar Constantinemereka mendapata beberapa hak kepemilikan meskipun masih harus mendapat
persetujuandari pihak keluarga.

Dalam peradaban Hindu dan China, ketika suami para perempuan meninggal, paraperempuan juga harus dibakar hidup-
hidup. Lain lagi dalam peradaban Yahudi, martabatperempuan dianggap sama dengan kedudukan para pembantu. Bagi
para Nasrani,perempuan dianggap sebagai senjata Iblis untuk menyesatkan manusia.Ketika para perempuan selalu
dianggap remeh oleh banyak peradaban yang ada,muncullah islam sebagai agama yang menempatkan perempuan
sebagai makhluk yang samakedudukannya dengan laki-laki. Para perempuan dilepaskan dari perlakuan-perlakuan
yangburuk yang tidak selayaknya diberikan pada mereka.1.

Kesamaan Kedudukan Perempuan dengan Laki-lakiPada dasarnya, dalam islam tidak mengenal perbedaan kedudukan
antara laku-lakidan perempuan, mereka semua dianggap sama dimata Allah, meraka memiliki potensiyang sama untuk
menjadi Khalifah Allah.Pada saat penciptaan manusia pun, mereka berasal dari jenis yang sama dan darikeduanya Allah
mengembangbiakkan keturunannya, dalam sebuah hadits dijelaskan
Bahwasannya para wanita itu saudara kandung para pria
(HR. Ahmad, Abu Daud,dan Tirmidzi)Kesamaan lain antara perempuan dan laki-laki adalah kesamaan mereka
dalammenerima hukuman ketika mereka melakukan sebuah kesalahan dan kesamaan balasanketika mereka ada di
akhirat kelak. Dalam Q.S. al-
Mumin ayat 40 dijelaskan bahwa:

j

u
;


u
c

)
;
n
i
|
;
A

A
,
[
=

u
,
d

A

)

;
i
]

n
]

;
( j

u
;
u
,


u
c


)

]
}

;

]

n
,

,

,

{
|

u
{
m

u
,
]
n

;
n

;
;

i
[
{
c
,
]

,
|
,
,
[

]{
m

A

j

u
A
,
)
]



d


=
u
-c
m

A


)j

[
)
o

]
u

)


A
]


Barangsiapa
mengerjakan perbuatan jahat, maka ia tidak akan dibalas melainkansebanding dengan kejahatan itu.
Dan, barangsiapa mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam
keadaan beriman, maka mereka akanmasuk surge, diberi rizki di dala
mnya tanpa terhitung
Islam melarang kita semua untuk saling menyakiti baik laki-laki ataupunperempuan, dujelaskan dalam Q.S. al-Buruj
ayat 10 bahwa :
)
]
)

u
[S

(

=

=
{


u
u
,
[
u
[c

;
n


d
]

=

;
c

;
n


d
]

=
u
,


m
)
j
]
,
]

=
{

{

u
u
A
j
]

i
]

,
[
,
= A

)
u
c
u

s
;
i
;






u
,
,
= A

)
u
c
-
A
i
]


d


=
n


Sesungguhnya orang
-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yangmukmin laki-laki dan perempuan,
kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka
azab jahanam, dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar
Disamping pernyataan-pernyataan diatas. Islam juga memberikan kemuliaan yanglebih pada perempuan.2.

Perbedaan Perempuan dengan Laki-lakiTelah dijelaskan bada subbab sebelumnya bahwasnnya ada banyak
kesamaankedudukan antara laki-laki dan perempuan dari sudut pandang islam. Namun adabanyak perbedaan antara
perempuan dan laki-laki.Perbedaan antara perempuan dan laki-laki dapat dilihat dalam berbagai sudutpandang. Menurut
K.H. Ali Yafie, perbedaan tersebut terbagi menjadi dua hal, yaituperbedaan biologis dan perbedaan fungsional dalam hal
kehidupan sosial.Perbedaan biologis dari keduanya dapat muncul perbedaan fungsional. Biladikaitkan dengan proses
reproduksi, laki-laki berperan sebagai pemberi bibit, sedangkanperempuan berperan sebagai penampung dan
pengembang bibit tersebut. Dariperbedaan di atas muncul perbedaan kedudukan posisi mereka dalam berkeluarga. Laki-
laki diberi kedudukan sebagai kepala keluarga, laki-laki juga bertugas sebagai pencarinafkah untuk menafkahi kehidupan
istri dan anak-anaknya. Perempuan dalam keluargabertugas sebagai penanggung jawab dalam urusan rumah tangga dan
mendidik anak.Perasaan perempuan yang lembut, membuat mereka sangat berperan penting dalam halpemeliharaan dan
pengasuhan anak. Dijelaskan dalam al-
Quran surat A
t-Tahrim ayat 6bahwa :


)
;
m

,
{
c
u
A
u
[S

(

=

=
{


u
;
=
u
]

=
,
{
m


A

]

A

{


A

)

n

u
,
=

{Q
u
{

;

i
{
m

u
,

A
]
]

=
A
o
u
{Q
;
]


d


=
u
,


)

j
]

u
n
]
)
,

i
[
{
c
]

u
;
)
,

{
i=
;

u
-c

]
n
n
u
A
]
(

=
(

u
;

u
]
u
;

u
-c
m

;
n
d

u
A
u
,

u
;
u
-,

)
,
)
n

Q

Hai orang
-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yangkasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nyakepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Dalam hal aurat, batasan aurat antara laki-laki dan perempuan juga berbeda. Bagilaki-laki aurat mereka hanya antara
pusar sampai lutut. Sedangkan untuk perempuan,aurat mereka adalah seluruh tubuh mereka kecuali wajah dan telapak
tangannya.Dalam ibadah, laki-
laki diwajibkan untuk melaksanakan shalat jumat dan mereka
selalu menjadi imam saat melakukan shalat. Sedangkan perempuan, mereka hanya
disunnahkan saja untuk melakukan sholat jumat, dan apabila ada
laki-laki merekadiharamkan untuk menjadi imam dalam shalat. Dalam hak sipilhal pembagian hartawarisan, jatah laki-
laki lebih banyak daripada perempuan. Selain itu, dalam hukumislam mereka mendapatkan hukum-hukum yang
dikhususkan bagi mereka, sepertihukum tentang haid, iddah, kehamilan, dan sebagainya.Meskipun perempuan dalam
keluarga tidak mendapatkan kewajiban untuk mencari nafkah, namun islam memperbolehkan mereka untuk berkarir,
namun hasilpendapatan mereka tidak boleh digunakan untuk menghidupi keluarga. Namun dalamberkarier mereka tidak
boleh terlalu focus dalam berkarier sehingga membuat merekalupa akan mengurus rumah tangga yang seharusnya
menjadi kewajiban utama mereka.3.

Hak-hak PerempuanIslam memberikan hak-hak istimewa pada perempuan diberbagai bidang, antaralain :a.

Hak politik Banyak sekali pada jaman Rasulullah perempuan-perempuan yang terlibat dalamhal politik praktis, hal ini
diperbolehkan apabila perempuan yang terjun dalambidang politik tersebut dapat membawa keuntungan bagi negara
bukan malahmembawa kerugian bagi negara. Namun belakangan ini malah lebih banyak kerugian yang didapat ketika
perempuan banyak yang terjun dalam bidang politik.Dalam al-
Quran surat at
-Taubah ayat 71 dijelaskan :

-c

;
n


d
]

=
u
,
A
;
c

;
n


d
]

=
u
,

i
A
j
n
n
u

]
(

u
|

]
n
,

,

n
n
u

],

)
[
,
u
A

=,

]
n
n
;

d
]


)

u
-

{
;
i
n

u
A
u
,


u
c

]
,
a


d
]

=

]{

|
]

A
u
,
]
o
,
{
]

]
]

=

]{
m

n

A
u
,
]
o
,
{

,
]
,
]

=

]{

n
|

A
u
,
]
(

=
c
n


,
(
{

A
u
{
u
,

;

i
[
{
c
,
]

,
|

i

]


n
o
)
]
;
A

(

=
= ]
-
)

]
(

=
]
,
A
i

u
c
o
]|


;
{
Tn



Dan orang
-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka(adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. mereka menyuruh(mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat,menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akandiberi
rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.

b.

Hak profesiDalam pekerjaan perempuan juga mempuanyai hak didalamnya. Namun para ulamafikih memberikan
batasan-batasan untuk perempuan, dalam keadaan apa sajamereka dapat melakukan pekerjaan diluar rumah, yaitu :1)

Ketika rumah tangga memerlukan biaya untuk pengeluaran kebutuhan primerdan sekunder. Jika suami telah meninggal
dunia atau sedang sakit dan rumahtangga sudah tidak memiliki pendapatan lain selain dari suami, serta sudahtidak ada
lagi yang bisa menolong kebutuhan rumah tangga mereka, makaseorang istri diperbolehkan bekerja diluar rumah dengan
pekerjaan-pekerjaan
yang tentunya diperbolehkan menurut syara
2)

Ketika tenaga wanita benar-benar dibutuhkan oleh lingkungan sekitar ataumasyarakat dalam bidang-bidang yang sesuai
dengan kepribadian wanita.c.

Hak dan kewajiban belajarHak dan kewajiban belajar bagi semua manusia (tanpa terkecuali perempuan)banyak
dicantumkan dalam al-
Quran. Misaln
ya pada surat al-Alaq ayat 1-5 :
[

u
]
d


=
]
]
j
A


)

;

) ,

u
{

(

=
u

]

;
-
n
u

]

;
-
)
c
]


=
j

;


]

u
c
m
[

u
]
d


=
;

;

u
{
u
,

u
]
d
,


=
fn

(

=
)
]
{

u
n
]
]
]

,

d
]


)

)
]
{

u
n
)
c
]


=
u
;
j
]
,
]
n

,
,
n
n
u
m
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan. Dia Telahmenciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dalam sejarah islam, banyak sekali perempuan yang sangat menonjol dalam bidangilmu pengetahuan.d.

Hak sipil

Muhammad Utsman al-Husyt menyatakan bahwa perempuan juga memiliki hak-hak untuk mendapatkan kepemilikian,
mengatur hartanya sendiri, melakukanperjanjian, jual beli, dan hak-hak sipil lainnya.e.

Hak berpendapatPerempuan juga berhak mengeluarkan pendapat dan mempertimbangkanpendapatnya. Bahkan dalam
rumah tangga, ketika seorang istri tidak sanggup untuk meneruskan pernikahannya, mereka juga berhak untuk
mengajukan gugatan untuk bercerai
(khulu)
f.

Hak dalam rumah tanggaWanita diberi hak untuk menentukan pendamping hidupnya dan diperkenankanmenolak calon
suami yang diajukan orang tua atau kerabatnya bila tidak menyukainya. Beberapa hadits di bawah ini menjadi
bukti:Rasulullah
Shallallahu
alaihi
wa sallam
bersabda:
, A ( ; ]] ] u
A ( ; ] ] A ] u .
A =c : =c = u ] ) ]
= : ] ,
(
Tidak
boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah (dimintai pendapatnya), dan tidak boleh
seorang gadis dinikahkan hingga diminta
izinnya.
Para sahabat berkata:
Wahai
Rasulullah, bagaimanakah izinnya seorang
gadis?

Izinnya
adalah dengan ia
diam,
jawab Rasulullah.
(
HR. Al-Bukhari
dan
Muslim
)Banyak hak yang diberikan Islam kepada istri, seperti suami dituntut untuk bergauldengan baik terhadap istrinya, ia
berhak memperoleh nafkah, pengajaran, penjagaandan perlindungan, yang ini semua tidak didapatkan oleh para istri di
luar agamaIslam. Dalam surat An-
Nisa ayat 19 dijelaskan :


;
i

A

,
{
c
u
A
)
A

(

=

=
{


u
;
=
u
]

u
u


A

,
]-

=
{
m
)

]
,

u
]
(

]

]

=
]

]

,
(

u
,


m
c
m

A
j
n
n
,

=
{

]
;

)
u
u


n
n
u
]
)

(

u
;


m
c



u
n
j
,

u
]

u
[c


[
,
u
A

)
u
|


c


)


)


]
j
u

;


m
,

o

m
u
c
u
,

=,

]
n
n
;

d
]


)


-
)

,
[


m
c



u
n

]

,
=
}
]

;
n
,
[
-

=
{
m

u
]


,

]
d
d
}

u
;
n
d

,

u
,

(

=

]|

[=

]
;
=

o
]

ng

Hai orang
-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanitadengan jalan paksa dan janganlah
kamu menyusahkan mereka Karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang Telah kamu
berikan kepadanya,terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullahdengan
mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (makabersabarlah) Karena mungkin
kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Ketika seorang perempuan berperan sebagai ibu, maka islam menempatkankedudukan mereka lebih tinggi daripada
ayah, dalam menerima perbuatan baik darianaknya. Hal itu disebabkan seorang ibulah yang merasakan
kepayahanmengandung, melahirkan, dan menyusui. Ibulah yang bersendiri merasakan danmenanggung ketiga perkara
tersebut, kemudian nanti dalam hal mendidik baruseorang ayah ikut andil di dalamnya. Seorang anak diharamkan untuk
durhakakepada ibu mereka, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam haditsnya :
= [ A ] ) , ,]


Sesungguhnya
Allah mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada para
ibu
(
HR. Al-Bukhari
dan
Muslim
)4.

Hadis

hadis dan tafsir yang merendahkan PerempuanTidak dapat di pungkiri bahwa di kalangan masyarakat muslim beredar
sejumlahhadist dan tafsir al-
Quran yang di pandang merendahkan dan meremehkan perempuan.
Hadist-hadis itu antaralain:
Barang siapa menur
uti istrinya, maka ia
masuk neraka
Dalam hadis ini tidak dipaparkan sesuai konteks atau hanya di sampaikan sebagian.Sebab dalam hadist tersebut masih
ada kelanjutannya.
Yang di maksud menuruti menurut Rasulullah adalah mengi
zinkan perempuan untuk berbuat sesuatu yang melanggar syariat.
Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada kaum perempuan
(HR. al-Bukhari, Ahmad dan al-
Nasai)
Dalam hadis ini terkadang disampaikan tanpa menyebut konteks (sebab) munculnya.

Hadis ini ditujukan kepada masyarakat Persia, bukan terhadap semua masyarakatdan dalam semua urusan (Sulaeman).
Aku tidak menyaksikan orang yang kurang akal dan agamanya,di banding perempuan.lalu
,seseorang bertanya,Apa kekurangan kami?kekurangan akalnya
karena kesaksian dua orang wanita dinilai sama seperti kesaksian seorang pria.Kekurangan agamanya,
karena seseorang di antara kamu tak puasa di bulan
Ramadhan (akibat haid), dan beberapa hari diam tanpa shalat.
(HR. Abu Dawud).Adapun hadis yang perempuan kurang akal dan agamanya bisa di telusuri melalui sisispsikologis atau
konteks zaman,dan konteks konteks mun culnya hadist tersebut.Demikian tindakan yang selayaknya dilakukan bila di
temukan hadis-hadis atau tafsir
yang merendahkanperempuan.

Perempuan menghadap dalam bentuk setan,da
n membelakangi dalam bentuk setan.jika salah seorang dari kamu melihat perempuan, maka hendaklah
ia berkumpuldengan keluarganya. Sesungguhnya yang demikian itu dapat menolah gejolak
jiwanya
(HR.Muslim).Selain beberapa hadist di atas juga terdapat beberapa contoh penafsiran terhadapayat-ayat al-
Quran merendahkan ka
um perempuan diantaranya adalah dalam surat an-
Nisa ayat 34 :

]
]

=

]{

;,

{
,
(
]
u
u
c

]
(

]

]

=
;

)

j
,
[

(

=
j
]

j
n
n
u

,

]
u
u
c
,

n
n
u

(

;

)

u
,

=
{
A



{


)
i

],
u
{
d
;

A
;
c
;

)

]
]


,
[
}
;
c
u
u

c
,

{
;
c
,
d


c
;
{
]

d
}
u

[

]

;

)


;
{

(

=

}
]

c

]

=
u
,
u
-c
m
[Q
,
]

,
]
n
m

;

{
A
|
m

]
n
m
c

n
,
[


m
,

]
A
]
n


=
u
,(
)
m

j
;

d
]

=


m
c

)
o
j
j

=
u
,
( n
-
)

,
[


A

u

n
n
,

A
,
[

=
{
A

]
,


i
)

j
]

u
c

A
)

;
A
= ]
-
)

]
(

=

]


,

u
|
)

u
c=

o
]
)

f

Kaum laki
-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telahmelebihkan sebahagian mereka
(laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), danKarena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketikasuaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-
wanita

yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah merekadi tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha besar.

Dalam ayat tersebut di tafsirkan bahwa sebagai laki-laki harus memilki kedudukan lebihtinggi daripada perempuan
disegala bidang,dan perempuan dianggap tidak berhak untuk memimpin.
F.

PANDANGAN ISLAM TENTANG FEMINISME
Ide feminisme ternyata membuat ketertarikan umat muslim dan muslimah yangprogresif dan mempunyai
semangat,idealis yang tinggi untuk mengubah kenyataanyamenjadi lebih baik. Selain didukung teknik penyuguhan
secara ilmiah,ide-ide feminisme inidi buat dengan retorika dan jargon emosional yang dapat menyentuh lubuk perasaan
mereka.Kenyataan juga didukung dengan realitas masyarakat islam yang terjadi menampilkan sosok kaum wanita yang
memilukan. Bagaimana sebenarnya islam memandang ide dan gerakantersebut?Secara umum dapat dikatakan bahwa
ide dan gerakan feminism tidak sesuai denganajaran islam. Meski terdapat satu jenis feminism yang membutuhkan kajian
lebihlanjut,yaitu eko-feminisme. Dalam islam ketidaksesuaian tersebut antaralain adalah adanyapersamaan kedudukan
dan hak antara laki-laki dan perempuan, ide penindasan terhadapperempuan terutama dalam intuisi keluarga, metode
yang di tempuh untuk menghilangkanpenindasan terhadap maupun ide-ide feminisme muslim liberal.Sejarah munculnya
feminisme,memperlihatkan bahwa feminism lahir dalam kontekssosio-historis khas Negara barat yang secular dan
materealistik, terutama ketika saat ituperempuan tertindas oleh system masyarakat liberal-kapitalistikyang cenderung
eksploitatif.Maka dari itu, mentransfer ide ini ke tengah umat islam, yang memiliki sejarah dan nilaiyang unik dan jauh
berbeda, jelas merupakan generalisasi sosiologis yang terlalu dipaksakan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah.Menurut pandangan islam, ide dasar dan utama yang diperjuangkan oleh feminismeberupa keadilan antara laki-
laki dan perempuan dalam wujud kesetaraan kedudukan dan hak antara laki-laki dan perempuan adalah sesuatu yang
tidak benar dan menyalahi kodrat

kemanusiaan. Dalam pandangan islam membenarkan bahwa antaraperempuan dan laki-lakimemiliki kedudukan yang
setara dalam sejumlah aspek, terutama aspek kemanusiaan.Namun hal ini islam tidak memberikan hak-hak yang identik
kepada perempuan dan laki-laki dalam semua hal,sebagaimana islam juga menentukan kewajiban yang identik
kepadamereka dalam semua hal.Allah menciptakan manusia dengan keadaan fisik, biologis, dan psikologis yangberbeda.
Maka dari itulah perbedaan ini menimbulkan fungsi yang berbeda juga.Perkembangan ilmu pengetahuan, terutama
kedokteran dan fisiologis mencatat perbedaandiantara keduanya secara nyata, antaralain:
(

Bentuk tubuhnya
(

Berat otak
(

Sel darah
(

Susunan saraf
(

HormonYang secara biologis tidak sama. Perbedaan ini menimbulkan watak yang berbedapula, sehingga menimbulkan
watak perempuan yang lebih atau cenderung perasaimplusif(cepat merespon), sensitive, dan watak laki-laki yang
cenderung rasional dansistematis.Adapun isu tentang penindasan kaum perempuan oleh laki-laki yang menjadi titik awal
lahirnya femisme,dan ini terjadi diberbagai tempat sejak dulu hingga sekarang, baik diwilayah muslim maupun non
muslim. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslimmasih sering terjadi kekerasan dan pelecahan terhadap
perempuan di tempat kerja, sekolahmaupun dalam keluarga, begitu juga pelacuran dan lain sebagainya.Dalam konteks
keluarga, islam memandang seorang perempuan sebagai pasangan partner,dan sahabat laki-laki dalam menjalankan ugas
mengabdi kepada Allah dan menjadi khalifahdibumi melalui perdagangan pekerjaan diantara keduanya. Maka dari itu
masalah yangsesungguhnya menimpa perempuan adalah masalah laki-laki juga.Dalam keluarga tugas suami adalah
pemimpin keluarga dan pelindung sertamengayomi istri dan anaknya, tidak boleh membiarkan perempuan(istri dan
anakanya)ditindas oleh orang lain palagi oleh dirinya sendiri.Tentang tugas dan peran perempuan dalam lingkungan
keluarga(domestic), sebaiknya dari

sisi kesetaraan gender. Persoalan ini lebih tepat di pandang dari sisi hikmat al-
tasyri, yakni
Allah yang Maha Tahu memberikan tugas kepada suami dan istri dengan maksud tertentu(Q.S. al-Najm:45,al-
Taubah:71).Perempuan juga bukan penentu sebagai kualitas kehidupan seseorang, namun yangmenjadi tolak ukur
kemulian adalah ketakwaan yang diukur secara kualitatif yaitu sebaik apa-bukan sebanyak apa-seseorang bertakwa
kepada Allah SWT.Terkait dengan perbedaan peran inilah dalam Q.S. al-
Nisa:32, Al
lah SWTmengingatkan dan menyadarkan laki-laki dan perempuan, yang artinya:
Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih
banyak dari sebagian yang lain, karena bagi lelaki ada bagian dari apa yang mereka peroleh(usahakan), dan bagi
perempuan juga ada bagian dari apa yang mereka peroleh (usahakan).Bermohonlah kepada Allah dari karunia-
Nya.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu(Q.S.al
-
Nisa:32).
Sebenarnya jika diteliti lebih lanjut ide-ide feminisme muslim liberal akan ditemukanbahwa sebenarnya yang mereka
lakukan adalah mengambil asumsi-asumsi feminisme, lalumencari-
cari hadis atau ayat untuk membenarkannya bukan untuk dalil syarI sebagai
tumpuan ide feminisme, denan bukti jika ada ayat atau hadis yang tidak sesuai dengankonsep kesetaraan gender yang
mereka anut, maka ayat atau hadis itu di tafsirkan maknanyasedemikian rupa agar tunduk kepada konsep kesetaraan
gender(al-jawi,2005). Hal ini berartimereka menempatkan islam nomer dua setelah ide-ide feminism, ini sungguh
bertentangandan harus di tolak.Untuk menjustifikasikan penafsiran ini, para feminis muslim liberal menggunakan
metodehistoris-sosiologis khas kaum modernis untuk memahami teks-teks agama. Metode inisebenarnya berasal dari
system barat yang memandang kondisi masyarakat sebagai sumberhukum. Jika karena perkembangan jaman membuat
kondisi masyarakat berubah, makahukum juga harus mengikutinya dan ini sangat keliru. Sumber hukum islam tiada lain
adalahwahyu, yang termaktub dalam al-
quran dan sunnah, bukan realitas masyarakat yang ada.
Realitas social pada saat suatu ayat hukum turun, atau ketika suatu hukum disimpulkan dariayat atau hadis oleh seorang
mujtahid, adalah fakta yang kepadanya hukum diterapkan,bukan fakta yang darinya hukum di lahirkan (al-jawi,2005).
Kesalahan lain dari metodatafsir ini kemajuan, namun tidak selalu mengarah pada kebaikan. Penyebabnya adalah,

manusia sebagai agen perubahan zaman cenderung melakukan pelanggaran dan tidak lepasdari nafsu duniawi yang
senantiasa mengarah pada keburukan(Muthahhari,2003:56). Karenaperkembangan zaman sangat mungkin mengarah
pada kejelekan,bagaimana mungkinmenjadikan sebagai sumber hukum.
G.

KRITIK TENTANG FEMINISME
Gerakam feminisme telah banyak diakui oleh kalangan masyarakat dan jugamembawa perubahan positif pada
perempuan. Perempuan banyak yang telah masuk kesegala sector pekerjaan yang dulu banyak di monopoli oleh kaum
laki-laki. Dilain dampak positif yang dialami oleh perempuan namun juga menimbulkan dampak negatif.Dari sisi
negatife feminism juga terdapat kritik dan tanggapan negative dari sejumlahtokoh yang di tunjukan padafeminisme.
Kritik dan tanggapan tersebut antara lain adalah:1.

Berbagai eksperimen membuktikan bahwa pria dan perempuan sama-sama mengalamikegagalan.Sebagai contoh ketika
pada tahun 1997 pemerintah inggris memberlakukan
gender free approachdalam merekrut tentaranya dan memberlakukan ujian fisik
terhadap perempuan dan laki-laki ,maka tingkat cidera yang lebih tinggi di alami padaperempuan.Dan pada saat perang
teluk dilakukan,satu per 10 kru perempuan kapalperang Amerika USS Acadia di kembalikan karena hamil
diperjalanan,sementara tidak ada satupun tentara pria yang di kembalikan.2.

Eksperimen penerapan persamaan gender juga di lakukan dinegara skandinavia.Merekaberkampanye agar laki-laki tidak
malu bekerja di sector domestic dan perempuan didorong untuk bekerja diluar rumah dengan cara penitipan anak secara
besar-besaran.Umat islam perlu mengambil sisi positif munculnya gerakan feminisme di kalanganumat islam. Salah
satunya adalah keberadaan tatanan social masyarakat yang cenderungmerugikan perempuan di berbagai wilayah yang
mayoritas berpenduduk islam. Baik hal itudi sebabkan oleh pengaruh budaya setempat yang tidak sesuai dengan islam
maupun karenapengaruh politik local dan asing.Islam adalah agama yang sempurna, yang didalamnya terdapat konsep
yang utuhtentang perempuan. Namun kesempurnaan ajaran islam tidak ada artinya bila umat islamtidak menjadikannya
sebagai pedoman hidup. Menjadi tugas dan agenda penting umat islamuntuk mengetahui konsep yang benar tentang
perempuan menrut islam, dan yang lebih

penting adalah menerapkannya dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Dengandemikianlah masalah-masalah
social yang muncul terkait dengan perempuan dapat
diselesaikan dengan semestinya. Sehingga tak perlu bagi umat islam tidak perlu melirik
ideologi lain guna memecahkan masalah tersebut.
Feminisme
18Bagikan
Penulis : Bagus Pramono, Herlianto
Sampai hari ini sebagian kaum perempuan masih aktif dalam perjuangan persamaan hak dengan kaum
laki-laki atau yang lazim disebut kesetaraan gender. Sebenarnya sebagian besar perempuan yang
sedang berjuang itu adalah para perempuan yang sudah "merdeka". Biasanya mereka itu dari kalangan
Wanita Karir yang sukses, punya prestasi, punya background pendidikan yang tinggi. Dan mereka tetap
giat berjuang atas nama semua perempuan yang masih "terpasung/ tidak memiliki hak setara dengan
laki-laki/ perempuan yang tertindas".
Artikel Terkait
Cinderella dan Alkitab
Peran Seorang Isteri
Susanna Wesley
Wanita
Penolong Ideal
Keberhasilan serta Kegagalan Rahel dan Lea
Keberhasilan dan Kegagalan Hawa (1)
Masalah yang terus-menerus tentang emansipasi sebenarnya bukan karena laki-laki menjadikan wanita
sebagai objek, melainkan karena perempuan sendiri yang berlaku demikian. Selalu berteriak akan
persamaan hak. Dalam parlemen di Indonesia ada sekelompok pejuang perempuan yang meminta
"quota" 30% dalam keanggotaan legislatif, minta daftar nama perempuan di taruh di barisan atas dalam
pemilihan. Bahkan iklan tentang ini banyak diekspos di televisi. Ini justru sangat bertentangan dengan
perjuangan feminisme. Sebab kalau meminta "quota" artinya kaum perempuan ini yakin tidak mampu
bersaing secara normal/ fair dengan laki-laki dalam dunia politik, sehingga perlu "quota". Apabila para
aktivis perempuan ini yakin betul bahwa kaum kemampuan perempuan sejajar dengan laki-laki
mengapa tidak bersaing secara fair saja. Iklan tersebut menggambarkan unsur pemaksaan dan
mengarah kepada sifat KKN. Sehingga kemudian kita mendapati bahwa iklan tersebut merupakan
sebuah ironisme dari perjuangan perempuan yang selama ini digembar-gemborkan.
Sebenarnya di Indonesia, kesetaraan gender sudah sangat baik, lihat saja Megawati, beliau seorang
perempuan yang menjadi Presiden, sebuah sukses dalam peraihan karir yang paling tinggi di negeri ini.
Ada Rini Suwandi seorang professional handal yang menjabat sebagai menteri Perdagangan. Sangat
mengherankan bahwa kaum feminis Indonesia tidak merasa terwakili oleh prestasi yang diraih mereka
ini. Dilain sisi ada banyak sekali wanita karir di Indonesia yang merangkap menjadi ibu tetapi sukses
dalam pekerjaannya. Profil-profil tersebut sudah menggambarkan bahwa perempuan mempunyai andil
hebat dalam politik dan perekonomian Negara Indonesia.
Di negara Islam pun kita menjumpai banyak perempuan yang memegang kendali politik tertinggi
contohnya Benazir Butto pernah menjabat sebagai Perdana Meteri di Pakistan, Shirin Ebadi perempuan
Iran dengan kepribadian luar biasa memenangkan hadiah Nobel 2003. Chandrika Bandaranaike
Kumaratunga presiden Srilanka. Dua perempuan pintar di Philipina Cory Aquino & Gloria Arroyo. Di
belahan dunia lain juga kita kenal Margareth Tacher, Madeleine Albright, dan Madonna perempuan
genius dengan kepribadian yang kontraversial dan sangat sukses. Di masa lalu kita mengenal Evita
Peron dan masih banyak lagi. Selamat, kaum perempuan! Bahwa kaum perempuan mampu
membuktikan bahwa potensi karir dan intelektual antara perempuan dan laki-laki adalah setara.
Lalu apa lagi yang harus diperjuangkan? Sampai kapan kaum perempuan berjuang untuk kesetaraan
gender? Saya rasa jawabannya gampang saja "sampai pada saat mereka tidak teriak-teriak lagi soal
kesetaraan gender".
Kaum Perempuan di-lain sisi sudah menggeser peran-peran laki-laki, begitupun tidak ada golongan
yang mengatasnamakan diri mereka "Mans Lib" protes tentang hal-hal contohnya sebagai berikut :
Ada Ladies Bank (Bank Niaga sudah mempeloporinya) dimana semua staff dalam beberapa cabang
adalah perempuan. Ada Gereja yang semua/ sebagian besar pekerjanya adalah perempuan, dari
gembala sidang, majelis, pemusik dsb. Banyak pabrik-pabrik yang hanya menerima pekerja perempuan
daripada laki-laki, di pabrik rokok, sepatu, mainan anak-anak lebih suka menerima pekerja perempuan.
Kita lihat disini kaum lagi-laki sudah tergeser di ladang pekerjaan dan karir. Batapa banyak manager/
direktur/ pebisnis/ guru perempuan. Kadang juga saya sering mendapat keluhan dari laki-laki bahwa
mereka lebih sulit mendapat ladang pekerjaan dibanding perempuan.
Masalah kesetaraan gender yang gencar didengungkan kaum perempuan itu akan selalu ada jika kaum
perempuan tidak pernah merasa bahwa laki-laki adalah "mitra" melainkan sebagai pesaing dan musuh.
MACAM-MACAM ALIRAN FEMINISME
4.1. FEMINIS LIBERAL
Apa yang disebut sebagai Feminis Liberal ialah pandangan untuk menempatkan perempuan yang
memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Aliran ini menyatakan bahwa kebebasan dan
kesamaan berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia privat dan publik. Setiap manusia
-demikian menurut mereka- punya kapasitas untuk berpikir dan bertindak secara rasional, begitu pula
pada perempuan. Akar ketertindasan dan keterbelakngan pada perempuan ialah karena disebabkan oleh
kesalahan perempuan itu sendiri. Perempuan harus mempersiapkan diri agar mereka bisa bersaing di
dunia dalam kerangka "persaingan bebas" dan punya kedudukan setara dengan lelaki.
Tokoh aliran ini adalah Naomi Wolf, sebagai "Feminisme Kekuatan" yang merupakan solusi. Kini
perempuan telah mempunyai kekuatan dari segi pendidikan dan pendapatan, dan perempuan harus
terus menuntut persamaan haknya serta saatnya kini perempuan bebas berkehendak tanpa tergantung
pada lelaki.
Feminisme liberal mengusahakan untuk menyadarkan wanita bahwa mereka adalah golongan tertindas.
Pekerjaan yang dilakukan wanita di sektor domestik dikampanyekan sebagai hal yang tidak produktif
dan menempatkab wanita pada posisi sub-ordinat. Budaya masyarakat Amerika yang materialistis,
mengukur segala sesuatu dari materi, dan individualis sangat mendukung keberhasilan feminisme.
Wanita-wanita tergiring keluar rumah, berkarier dengan bebas dan tidak tergantung lagi pada pria.
4.2. FEMINISME RADIKAL
Trend ini muncul sejak pertengahan tahun 70-an di mana aliran ini menawarkan ideologi "perjuangan
separatisme perempuan". Pada sejarahnya, aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau
dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada tahun 1960an, utamanya melawan kekerasan
seksual dan industri pornografi. Pemahaman penindasan laki-laki terhadap perempuan adalah satu fakta
dalam sistem masyarakat yang sekarang ada. Dan gerakan ini adalah sesuai namanya yang "radikal".
4.3. FEMINISME POST MODERN
Ide Posmo - menurut anggapan mereka - ialah ide yang anti absolut dan anti otoritas, gagalnya
modernitas dan pemilahan secara berbeda-beda tiap fenomena sosial karena penentangannya pada
penguniversalan pengetahuan ilmiah dan sejarah. Mereka berpendapat bahwa gender tidak bermakna
identitas atau struktur sosial.
4.4. FEMINISME ANARKIS
Feminisme Anarkisme lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang mencita-citakan masyarakat
sosialis dan menganggap negara dan laki-laki adalah sumber permasalahan yang sesegera mungkin
harus dihancurkan.
4.5. FEMINISME SOSIALIS
Sebuah faham yang berpendapat "Tak Ada Sosialisme tanpa Pembebasan Perempuan. Tak Ada
Pembebasan Perempuan tanpa Sosialisme". Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem
pemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas
istri dihapuskan seperti ide Marx yang mendinginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan
gender.
Dan lain sebagainya.
V. MENGAPA ADA FEMINISME?
* Herlianto
Gerakan Feminisme lahir dari sebuah ide yang diantaranya berupaya melakukan pembongkaran
terhadap ideologi penindasan atas nama gender, pencarian akar ketertindasan perempuan, sampai upaya
penciptaan pembebasan perempuan secara sejati. Feminisme adalah basis teori dari gerakan
pembebasan perempuan.
Pada awalnya gerakan ini memang diperlukan pada masa itu, dimana ada masa-masa pemasungan
terhadap kebebasan perempuan. Sejarah dunia menunjukkan bahwa secara umum kaum perempuan
(feminin) merasa dirugikan dalam semua bidang dan dinomor duakan oleh kaum laki-laki (maskulin)
khususnya dalam masyarakat yang patriachal sifatnya. Dalam bidang-bidang sosial, pekerjaan,
pendidikan, dan lebih-lebih politik hak-hak kaum ini biasanya memang lebih inferior ketimbang apa
yang dapat dinikmati oleh laki-laki, apalagi masyarakat tradisional yang berorientasi Agraris cenderung
menempatkan kaum laki-laki didepan, di luar rumah dan kaum perempuan di rumah. Situasi ini mulai
mengalami perubahan ketika datangnya era Liberalisme di Eropah dan terjadinya Revolusi Perancis di
abad ke-XVIII yang gemanya kemudian melanda Amerika Serikat dan ke seluruh dunia.
Suasana demikian diperparah dengan adanya fundamentalisme agama yang cenderung melakukan
opresi terhadap kaum perempuan. Di lingkungan agama Kristen pun ada praktek-praktek dan kotbah-
kotbah yang menunjang situasi demikian, ini terlihat dalam fakta bahwa banyak gereja menolak adanya
pendeta perempuan bahkan tua-tua jemaat pun hanya dapat dijabat oleh pria. Banyak kotbah-kotbah
mimbar menempatkan perempuan sebagai mahluk yang harus tunduk kepada suami! dalam Efesus
5:22 dengan menafsirkannya secara harfiah dan tekstual seakan-akan mempertebal perendahan
terhadap kaum perempuan itu.
Efesus 5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan
Dari latar belakang demikianlah di Eropa berkembang gerakan untuk ";menaikkan derajat kaum
perempuan"; tetapi gaungnya kurang keras, baru setelah di Amerika Serikat terjadi revolusi sosial dan
politik, perhatian terhadap hak-hak kaum perempuan mulai mencuat. Di tahun 1792 Mary
Wollstonecraft membuat karya tulis berjudul Vindication of the Right of Woman yang isinya dapat
dikata meletakkan dasar prinsip-prinsip feminisme dikemudian hari. Pada tahun-tahun 1830-40 sejalan
terhadap pemberantasan praktek perbudakan, hak-hak kaum prempuan mulai diperhatikan, jam kerja
dan gaji kaum ini mulai diperbaiki dan mereka diberi kesempatan ikut dalam pendidikan dan diberi hak
pilih, sesuatu yang selama ini hanya dinikmati oleh kaum laki-laki.
Gelombang feminisme di Amerika Serikat mulai lebih keras bergaung pada era reformasi dengan
terbitnya buku "The Feminine Mystique"; yang ditulis oleh Betty Friedan di tahun 1963. Buku ini
ternyata berdampak luas, lebih-lebih setelah Betty Friedan membentuk organisasi wanita bernama
National Organization for Woman (NOW) di tahun 1966 gemanya kemudian merambat ke segala
bidang kehidupan. Dalam bidang perundangan, tulisan Betty Fredman berhasil mendorong
dikeluarkannya Equal Pay Right (1963) sehingga kaum perempuan bisa menikmati kondisi kerja yang
lebih baik dan memperoleh gaji sama dengan laki-laki untuk pekerjaan yang sama, dan Equal Right
Act (1964) dimana kaum perempuan mempuntyai hak pilih secara penuh dalam segala bidang.
Gerakan perempuan atau feminisme berjalan terus, soalnya sekalipun sudah ada perbaikan-perbaikan,
kemajuan yang dicapai gerakan ini terlihat banyak mengalami halangan. Di tahun 1967 dibentuklah
Student for a Democratic Society (SDS) yang mengadakan konvensi nasional di Ann Arbor kemudian
dilanjutkan di Chicago pada tahun yang sama, dari sinilah mulai muncul kelompok feminisme radikal
dengan membentuk Womens Liberation Workshop yang lebih dikenal dengan singkatan Womens
Lib. Womens Lib mengamati bahwa peran kaum perempuan dalam hubungannya dengan kaum laki-
laki dalam masyarakat kapitalis terutama Amerika Serikat tidak lebih seperti hubungan yang dijajah
dan penjajah. Di tahun 1968 kelompok ini secara terbuka memprotes diadakannya Miss America
Pegeant di Atlantic City yang mereka anggap sebagai pelecehan terhadap kaum wanita dan
komersialisasi tubuh perempuan. Gema pembebasan kaum perempuan ini kemudian mendapat
sambutan di mana-mana di seluruh dunia.
Gerakan ini adalah itikad baik kaum perempuan, dan semestianya mendapat dukungan bukan saja dari
kaum perempuan tetapi juga seharusnya dari kaum laki-laki, tetapi mengapa kemudian banyak kritik
diajukan kepada mereka?
5.A. SASARAN KRITIK TERHADAP FEMINISME
Sebenarnya awal bangkitnya gerakan kaum perempuan itu banyak mendapat simpati bukan saja dari
kaum perempuan sendiri tetapi juga dari banyak kaum laki-laki, tetapi perilaku kelompok feminisme
radikal yang bersembunyi di balik "womens liberation" telah melakukan usaha-usaha yang lebih
radikal yang berbalik mendapat kritikan dan tantangan dari kaum perempuan sendiri dan lebih-lebih
dari kaum laki-laki. Organisasi-organisasi agama kemudian juga menyatakan sikapnya yang kurang
menerima tuntutan "Womens Lib" itu karena mereka kemudian banyak mengusulkan pembebasan
termasuk pembebasan kaum perempuan dari agama dan moralitasnya yang mereka anggap sebagai
kaku dan buah dari agama patriachy atau agama kaum laki-laki.
Memang memperjuangkan kesamaan hak dalam memperoleh pekerjaan, gaji yang layak, perumahan
maupun pendidikan harus diperjuangkan, dan bahkan pemberian hak-suara kepada kaum perempuan
juga harus diperjuangkan, tetapi kaum perempuan juga harus sadar bahwa secara kodrati mereka lebih
unggul dalam kehidupan sebagai pemelihara keluarga, itulah sebabnya adalah salah kaprah kalau
kemudian hanya karena kaum perempuan mau bekerja lalu kaum laki-laki harus tinggal di rumah
memelihara anak-anak dan memasak.
Bagaimanapun kehidupan modern, kaum perempuan harus tetap menjadi ibu rumah tangga. Ini tidak
berarti bahwa kaum perempuan harus selalu berada di rumah, ia dapat mengangkat pembantu atau
suster bila penghasilan keluarga cukup dan kepada mereka dapat didelegasikan beberapa pekerjaan
rumah tangga, tetapi sekalipun begitu seorang isteri harus tetap menjadi ibu rumah tangga yang
bertanggung jawab dan rumah tangga tidak dilepaskan begitu saja.
Bila semula gerakan kaum perempuan "feminisme" itu lebih mengarah pada perbaikan nasib hidup
dam kesamaan hak, kelompok radikal "Womens Lib" telah mendorongnya untuk mengarah lebih jauh
dalam bentuk kebebasan yang tanpa batas dan telah menjadikan feminisme menjadi suatu "agama
baru."
Sebenarnya halangan yang dihadapi feminisme bukan saja dari luar tetapi dari dalam juga. Banyak
kaum perempuan memang karena tradisi yang terlalu melekat masih lebih senang diperlakukan
demikian, atau bahkan ikut mengembangkan perilaku maskulinisme dimana laki-laki dominan
Sebagai contoh dalam soal pembebasan kaum perempuan dari pelecehan seksual banyak kaum
perempuan yang karena dorongan ekonomi atau karena kesenangannya pamer justru mendorong
meluasnya prostitusi dan pornografi. Banyak kaum perempuan memang ingin cantik dan dipuji
kecantikannya melalui gebyar-gebyar pemilihan Miss ini dan Miss" itu, akibatnya usaha
menghentikan yang dianggap pelecehanitu terhalang oleh sikap sebagian kaum perempuan sendiri
yang justru senang berbuat begitu.
Halangan juga datang dari kaum laki-laki. Kita tahu bahwa secara tradisional masyarakat pada
umumnya menempatkan kaum laki-laki sebagai penguasa masyarakat, (male dominated society)
bahkan masyarakat agama dengan ajaran-ajarannya yang orthodox cenderung mempertebal perilaku
demikian.
Dalam agama-agama sering terjadi pelacuran kuil dimana banyak gadis-gadis harus mau menjadi
pengantin para pemimpin agama seperti yang dipraktekkan dalam era modern oleh Children of God
dan Kelompok David Koresy, dan di kalangan Islam fundamentalis banyak dipraktekkan disamping
poligami juga bahwa kaum perempuan dihilangkan identitas rupanya dengan memakai kerudung
sekujur badannya atau bahwa kaum perempuan tidak boleh menjadi pemimpin yang membawahi laki-
laki, dan bukan hanya itu ada kelompok agama di Afrika yang yang mengharuskan kaum perempuan di
sunat hal mana tentu mendatangkan penderitaan yang tak habis-habisnya bagi kaum perempuan. Di
segala bidang jelas kesamaan hak kaum perempuan sering diartikan oleh kaum laki-laki sebagai
pengurangan hak kaum laki-laki, dan kaum perempuan kemudian menjadi saingan bahkan kemudian
ingin menghilangkan dominasi kaum laki-laki di masyarakat!
Kritikan prinsip yang dilontarkan pada feminisme khususnya yang radikal (Womens Lib) adalah
bahwa mereka dalam obsesinya kemudian mau menghilangkan semua perbedaan yang ada antara
perempuan dan laki-laki. Jelas sikap radikal yang mengabaikan perbedaan kodrat antara kaum
perempuan dan laki-laki itu tidak realistis karena faktanya toh berbeda dan menghasilkan dilema, sebab
kalau kaum perempuan dilarang meminta cuti haid karena kaum laki-laki tidak haid pasti timbul protes,
sebaliknya tentu pengusaha akan protes kalau kaum laki-laki diperbolehkan ikut menikmati cuti haid
dan hamil padahal mereka tidak pernah haid dan tidak mungkin hamil.
Dalam etika kehidupan-pun, sebagian besar masyarakat kita masih menganggap kaum perempuan
adalah kaum yang lebih lemah. Kita jumpai dalam setiap kejadian emergency, kebakaran, kecelakaan
dan bencana lainnya. Para "team penolong" selalu akan menolong "women and children" lebih dahulu.
Ini sebenarnya didasari atas rasa kemanusiaan saja bukan atas diskriminasi gender.
Kesalahan fatal feminisme radikal ini kemudian menjadikan laki-laki bukan lagi sebagai mitra atau
partner tetapi sebagai saingan (rival) bahkan musuh (enemy)! Sikap feminisme yang dirusak
citranya oleh kelompok radikal sehingga menjadikannya sangat eksklusif itulah yang kemudian
mendapat kritikan luas.
Kritikan lain juga diajukan adalah karena dalam membela kaum perempuan dari sikap pelecehan
seksual; mereka kemudian ingin melakukan kebebasan seksual tanpa batas, seperti Womens Lib
mendorong kebebasan seksual sebebas-bebasnya termasuk melakukan masturbasi, poliandri, hubungan
seksual antara orang dewasa dan anak-anak, lesbianisme, bahkan liberalisasi aborsi dalam setiap tahap
kehamilan. Kebebasan ini tidak berhenti disini karena ada kelompok radikal yang menolak peran
kaum perempuan sebagai ibu rumah tangga dan menganggap perkawinan sebagai belenggu. Andrea
Dworkin bahkan menganggap &380361hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan tidak beda
dengan perkosaan!. Dalam hal yang demikian sikap Womens Lib sudah melenceng jauh terhadap
hubungan normal cinta-kasih antara laki-laki dan perempuan.
Di kalangan agama Kristen, feminisme itu lebih lanjut mempengaruhi beberapa teolog-perempuan yang
menghasilkan usulan agar sejarah Yesus yang sering disebut sebagai History diganti dengan
Herstory dan lebih radikal lagi agar semua kata Bapa untuk menyebut Allah dalam Alkitab harus
diganti dengan kata Ibu. Ibadah dan pengakuan iman (Credo) tidak lagi menyebut Allah Bapa tetapi
Allah Ibu atau the Mother Goddess, bahkan lambang salib perlu diganti dengan meletakkan tanda O
(bulatan) tepat diatas lambang salib Kristus sehingga menjadi lambang kaum perempuan.
Kita sekarang menghadapi era informasi dimana kedudukan kaum perempuan dibanyak segi bisa lebih
unggul dari kedudukan kaum laki-laki. Dalam hal dimana kedudukan isteri lebih baik daripada suami
memang keadaanya bisa sukar dipecahkan, tetapi keluarga Kristen tentunya harus memikirkan dengan
serius pentingnya peran ibu rumah tangga demi menjaga kelangsungan keturunan yang takut akan
Tuhan (Maz.78:1-8), dan disinilah pengorbanan seorang ibu perlu dipuji. Dalam hal seorang ibu
berkorban untuk mendahulukan keluarga sehingga bagi mereka karier dinomor duakan atau dijabat
dengan paruh waktu lebih-lebih selama anak-anak masih kecil, seharusnya para suami bisa lebih
toleran menjadi penolong bagi isteri dalam tugas ini.
Sungguh sangat disayangkan bahwa banyak tokoh-tokoh perempuan sendiri tidak mengakui "pekerjaan
ibu rumah tangga sebagai profesi" dan menganggapnya lebih inferior daripada misalnya pekerjaan
sebagai dokter, pengacara atau pengusaha, dalam sikap ini kita dapat melihat sampai dimana kuku
feminisme radikal sudah pelan-pelan menusuk daging.
Pernah ketika ada kunjungan Gorbachev, presiden Rusia waktu itu, yang berkunjung ke Amerika
Serikat, isterinya "Raisa" bersama "Barbara", isteri presiden Amerika Serikat George Bush Sr. ,
diundang untuk berbicara disuatu "Universitas perempuan yang terkenal." Ketika keduanya berbicara,
sekelompok perempuan yang bergabung dengan "women"s lib" meneriakkan yel-yel bahkan membawa
poster yang mencemooh mereka karena mereka hanya menjadi ibu rumah tangga yang tidak bisa
mempunyai karier sendiri. Bahkan, beberapa profesor perempuan menolak hadir karena merasa
direndahkan bila mendengar pembicara perempuan yang hanya seorang ibu rumah tangga. Pembawa
Acara, menanggapi kritikan-kritikan itu kemudian berkomentar bahwa "memang keduanya adalah ibu
rumah tangga, tetapi karena dampingan keduanya, dua orang paling berkuasa di dunia dapat
menciptakan kedamaian di dunia, suatu profesi luhur yang tiada taranya!"
5.B.SEBUAH INTROSPEKSI
Dibalik kritikan yang ditujukan terhadap "Women"s Lib" khususnya dan "Feminisme" umumnya, kita
perlu melakukan introspeksi karena sebenarnya "feminisme" itu timbul sebagai reaksi atas sikap kaum
laki-laki yang cenderung dominan dan merendahkan kaum perempuan. Ini terjadi bukan saja di
kalangan umum tetapi lebih-lebih di kalangan yang meng "atas namakan" agama memang sering
berperilaku menekan kepada kaum perempuan.
Dalam menyikapi "feminisme" sebagai suatu gerakan, kita harus berhati-hati untuk tidak menolaknya
secara total, sebab sebagai "gerakan persamaan hak" harus disadari bahwa usaha gerakan itu baik dan
harus didukung bahkan diusahakan oleh kaum-laki-laki yang dianggap bertanggung jawab atas
kepincangan sosial-ekonomi-hukum-politis di masyarakat itu khususnya yang menyangkut gender.
Yang perlu diwaspadai adalah bila feminisme itu mengambil bentuk radikal melewati batas kodrati
sebagai "gerakan pembebasan kaum perempuan" seperti yang secara fanatik diperjuangkan oleh
"Women"s Lib."
Bagi umat Kristen, baik umat yang tergolong kaum perempuan maupun kaum-laki-laki, keberadaan
"sejarah Alkitab" harus diterima sebagai "History" dan data-data para patriach (bapa-bapa Gereja) tidak
perlu diubah karena masa primitif dan agraris memang mendorong terjadinya dominasi kaum laki-laki,
tetapi sejak masa industri lebih-lebih masa informasi, kehadiran peran kaum perempuan memang
diperlukan dalam masyarakat selain peran mereka yang terpuji dalam rumah tangga dan Alkitab tidak
menghalanginya. Tetapi sekalipun begitu, Alkitab dengan jelas menyebutkan adanya perbedaan kodrati
dalam penciptaan kaum laki-laki dan kaum perempuan. Kaum laki-laki memang diberi perlengkapan
otot yang lebih kuat dan daya juang yang lebih besar, tetapi kaum perempuan diberi tugas sebagai
"penolong" yang sejodoh yang sekaligus menjadi ibu anak-anak yang dilahirkan dari rahimnya.
Kita harus sadar bahwa arti "penolong" bukanlah berarti "budak" tetapi sebagai "mitra" atau "tulang
rusuk yang melengkapi tubuh." Kesamaan hak harus dilihat dalam rangka tidak melanggar kodrat
manusia. Kita harus sadar bahwa kotbah-kotbah yang sering menyalahgunakan ayat-ayat Efesus fasal 5
tentang "hubungan suami dan isteri" (yang juga dilakukan oleh banyak penginjil perempuan) harus
diletakkan dalam konteks bahwa "suami harus mengasihi isterinya" (Efs.5:25). Tunduk dalam ayat-22
bukan sembarang tunduk (seperti kepada penjajah atau majikan) tetapi seperti kepada Tuhan (Kristus),
dan "kasih" bukanlah sekedar cinta tetapi dalam pengertian "kasih Kristus" yang "rela berkorban demi
jemaat" (Efs.5:25) dan seperti "laki-laki mengasihi" dirinya sendiri" (Efs.5:33). Tentu kita sadar bahwa
"berkorban" itu jauh lebih besar dan sulit dilakukan daripada "tuntuk" bukan?
Gerakan feminisme sudah berada di tengah-tengah kita, peran kaum perempuan yang cenderung
dimarginalkan dalam masyarakat "patriachy" sekarang sudah mulai menunjukkan ototnya. Semua perlu
terbuka akan kritik kaum perempuan yang dikenal sebagai penganut "feminisme" tetapi feminisme
harus pula mendengarkan kritikan dari kaum perempuan sendiri maupun kaum laki-laki agar
"persamaan" (equality) tidak kemudian menjurus pada "kebebasan" (liberation) yang tidak bertanggung
jawab.

Anda mungkin juga menyukai