Anda di halaman 1dari 40

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Menurut Kotler (1997), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana baik individu maupun kelompok yang terlibat dalam proses tersebut memperoleh apa (produk atau jasa) yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk atau jasa yang bernilai dengan pihak lain. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial. Menurut kelompok kami pada intinya pemasaran dilakukan untuk memperoleh keuntungan dan untuk memenuhi kebutuhan konsumen atau dengan kata lain yaitu memberi kepuasan dalam bentuk barang dan jasa yang diberikan kepada konsumen. Terdapat enam macam pendekatan yang biasa digunakan untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran hasil-hasil pertanian, yaitu pendekatan komoditi (commodity approach), pendekatan kelembagaan (institutional approach), pendekatan analitis atau efisiensi pemasaran (analytical approach), pendekatan struktur tingkah laku dan penampilan pasar (SCP approach), dan pendekatan manajemen pemasaran (marketing management approach) (Nugroho, 2010). Masing-masing pendekatan tersebut tidak dapat berdiri sendiri sehingga memerlukan pendekatan lainnya agar dapat memberikan manfaat yang lebih menyeluruh. Alasan alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien adalah Investor adalah penerima harga (price takers),yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dan harga untuk memeproleh informasi tersebut murah. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang

lainnya. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat,sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. Dan yang menyebabkan pasar tidak efisien adalah Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga dari sekuritas. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnyaterhadap suatu informasi yang sama. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku-pelaku pasar Investor adalah individual-individual yang lugas dan tidak canggih (Anonymous, 2011). Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya (Anonymous,2011). Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. perencanaan, Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, yang implementasi, dan pengendalian dari program-program

dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan. 1.2 Perumusan Masalah Gambaran umum usaha ini adalah usaha yang memasarkan produk olahan ikan, produk ini cara pemasarannya dengan cara lewat pintu ke pintu, pasar dinoyo. Sementara belum menetap karena usaha ini hanya memproduksi sedikit produk.

Karakteristik konsumen pada usaha ini, konsumen lumayan peminatnya, rata rata para konsumen lebih suka produk olahan tuna.

Efisiensi pemasaran ini cukup efisien karena investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Informasi tidak tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan. Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat,sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru. AGM dari pemasaran cukup laba, kenapa dikatakan cukup karena proses pemasaran tidak mencari keuntungan terlalu banyak tapi mencari pelangganan, dan usaha ini memasarkanny barang jumlahny tidak terlalu banyak hanya sedikit. Saluran pemasarannya melalui mulut ke mulut dan anggota pemasaran itu sendiri karena usaha ini masih tergolong kecil. Lembaga pemasaran yang berjalan pada usaha ini adalah koperasi mahasiswa yang ada di laboratorium Sosek Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya.

Menurut kelompok kami strategi usaha yang tepat di dalam proses pemasaran disesuaikan dengan produk yang akan dijual, lokasi pemasaran, harga produk yang akan dijual dan promosi pemasaran yang bagus, hanya itu strategi yang bagus untuk pemasaran.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Menurut Adhyzalkandary ( 2011), pengertian secara sempit, pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transasksi jual beli dan jasa. Pengertian secara luas, pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk membli barang dengan harga tertentu. Syarat-syarat terjadinya pasar adalah : 1. Ada tempat untuk berniaga 2. Ada barang dan jasa yang akan diperdagangkan. 3. Terdapat penjual barang tertentu 4. Adanya pembeli barang 5. Adanya hubungan dalam transaksi jual beli. Menurut Kotler (2007), pengertian pasar secara khusus, yaitu: 1. Sebagai sarana distribusi, dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen. 2. Sebagai pembentuk harga di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga terbentuklah harga.

3. Sebagai sarana promosi, dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil produksi kepada konsumen sehingga para konsumen berniat membeli barang tersebutkan. 4. Pasar secara tradisional, pasar adalah tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpuluntuk membeli dan menjual barang. Para ahli ekonomi menggambar pasar sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sebuah produk atau kelompok produk tertentu (misalnya, pasar perumahan atau bahan makanan). Ekonomi modern penuh dengan pasar semacam itu. Di pihak lain, para pemasar sering menggunakan istilah pasar untuk meliput berbagai pengelompokan pelanggan. Mereka memandang para penjual sebagai membentuk industri dan pembeli sebagai yang membentuk pasar. Mereka berbicara tentang pasar kebutuhan (pasar yang mengupayakan diet), pasar produk (pasar sepatu), pasar demografik (pasar remaja), dan pasar geografis (pasar Prancis) atau mereka memperluas konsep untuk meliputi pasar lain. 2.2 Permintaan dan Penawaran Menurut Organisasi(2011), Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand) adalah : 1. Perilaku konsumen / selera konsumen Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno. 2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya. 3. Pendapatan/penghasilan konsumen Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli. 4. Perkiraan harga di masa depan Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.

5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen


Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya. Menurut Organisasi (2011), Pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply) 1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan. Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga. 2. Tujuan Perusahaan Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen. 3. Pajak Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun. 4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi. 5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan

bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor. Secara makro perekonomian suatu negara dapat kita terdiri dari 3 (tiga) jenis pasar, yaitu pasar barang, pasar uang dan pasar faktor produksi, khususnya pasar tenaga kerja. Pasar adalah pertemuan antara pembeli dan penjual atau pertemuan antara permintaan dan penawaran dan disitulah terbentuk harga keseimbangan. Jadi harga keseimbangan adalah harga yang disetujui oleh pembeli dan penjual bersama-sama. Untuk pasr barang akan ada pertemuan antara permintaan dan penawaran terhadap barang, di pasar uang akan terdapat pertemuan antara permintaan dan penawaran akan uang dan di pasar faktor produksi akan terjadi pertemuan antara permintaan dan penawaran faktor produksi. Di pasar barang akan ditemui harga barang di pasar uang akan ditemui harga uang yaitu tingkat bunga dan di pasar tenaga kerja akan ditemui harga tenaga kerja yaitu tingkat upah. (Nopirin, 1988) 2.3 Saluran Pemasaran Banyak produsen yang membuat suatu produk tidak menjual secara langsung produknya kepada konsumen akhir (end user), pertimbangan biaya distribusi biasanya menjadi faktor utama perusahaan memilih tidak mendistribusikanya sendirian ke konsumen akhir terutama untuk wilayah pemasaran yang belum tercover oleh perusahaan. Diantara produsen dan konsumen ada sekelompok perantara yang menyalurkan produk diantara mereka. Perantara ini sering disebut dengan saluran pemasaran. Saluran pemsaran adalah organisasi organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk dan jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen. Perangkat ini lah yang menjadi alur lintas produk dari produsen ke konsumen setelah diproduksi. Keputusan memilih saluran pemasran adalah salah satu keputusan penting dalam pemasaran. Saluran pemasaran salah satu yang mementukan keputusan pemasaran yang lainnya seperti dalam hal penetapan harga produk (pricing) sangat ditentukan keputusan ini. Ketika perusahaan memilih memasarkan di toko terbatas pasti harganya pun tinggi karena ada nilai eksklusifitas. Berbeda ketika perusahaan memasarkan di toko secara massal pasti

harganya pun lebih murah Perlu diingat juga saluran pemasaran tidak hanya melayani pasar tetapi juga menciptakan pasar. (Sopyan, 2011) Saluran pemasaran, untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran pemasaran. Saluran komunikasi digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi ini meliputisurat kabar, majalah, radio, televisi, pos, telepon, papan iklan, poster, pamflet, CD, audiotape, dan internet. Lebih jauh dari itu, komunikasi disalurkan melalui ekspresi wajah dan pakaian, penampilan toko-toko eceran, dan banyak media lain. Pemasar semakin banyak menambah saluran dialog (e-mail dan nomor-nomor bebas pulsa) untuk mengimbangi saluran monolog yang lebih lazim (seperti iklan). Pemasar menggunakan saluran distribusi untuk memamerkan atau menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna. Termasuk disini distributor, gosir, pengecer dan agen. Pemasar juga menggunakan saluran jasa untuk melakukan transaksi dengan pembeli potensial. Saluran jasa mencakup pergudangan, perusahaan angkutan, bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi. Para pemasar jelas menghadapi masalah perancangan dalam rangka memilih bauran yang terbaik atas komunikasi terbaik, distribusi, dan saluran penjualan untuk tawaran-tawaran mereka. (Kotler, 2007). 2,4 Bauran/Strategi Pemasaran Salah satu satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran itu sendiri, atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran.Bauran pemasaran sendiri didefinsikan sebagai suatu strategi yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang dapat meliputi menentukan master plan dan mengetahui serta menghasilkan pelayanan (penyajian) produk yang memuaskan pada suatu segmen pasar tertentu yang mana segmen pasar tersebut telah di jadikan sasaran pasar untuk produk yang telah diluncurkan untuk menarik konsumen sehingga terjadi pembelian. Dalam melakukan dan merencanakan pemasaran strategi, beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, untuk jenis strategi pemasaran dalam hal inilebih akrab dikenal dengan istilah Marketing mix. Marketing mix dapat didefinisikan sebagai perpaduan berbagai strategi yang

berupa kegiatan atau faktor-faktor penting yang merupakan hal-hal yang menjadi inti dari strategi pemasaran itu sendiri. (Endi, 2011) Akuntabilitas pemasaran juga berarti bahwa para pemasar dapat lebih tepat mengestimasikan efek dari investasi pemasaran yang berbeda. Model bauran pemasaran menganalisis data dari berbagai sumber, seperti data pemindai pengecer, data pengiriman perusahaan, penetapan harga, media dan data pengeluaran promosi, untuk memahami lebih tepat efek-efek dari kegiatan pemasaran khusus. Untuk memperdalam pemahaman, analissi multivariasi dilakukan untuk memilah melalui bagaimana setiap unsur pemasaran memengaruhi hasil pemasaran dari kepentingan-kepentingan seperti penjualan merek atau pangsa pasar. Terutama popular dengan pemasar barang kemasan, seperti Procter dan Gamble, Clorox dan Colgate, temuan-temuan dari model bauran pemasaran untuk mengalokasi atau merelokasi pengeluaran. Analisis mengeksplorasi bagian mana dari anggaran iklan diboroskan, level pengeluaran apa yang optimal dan level investasi minimum apa yang seharusnya ada. Walaupun model bauran pemasaran membantu mengisolasi efek-efek, adalah kurang efektif untuk menilai berapa bedanya unsur-unsur pemasaran bekerja dalam kombinasi. (Kotler, 2007) 2.5 Analisis Margin Pemasaran Margin pemasaran atau margin tataniaga menunjukkan selisih harga dari dua tingkat rantai pemasaran. Margin tataniaga adalah perubahan antara harga petani dan harga eceran (retail). Margin tataniaga hanya merepresentasikan perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima petani, tetapi tidak menunjukkan jumlah quantitas produk yang dipasarkan. Margin tataniaga merupakan penjumlahan antara biaya tataniaga dan margin keuntungan. Nilai margin pemasaran adalah perbedaan harga di kedua tingkat sistim pemasaran dikalikan dengan quantitas produk yang dipasarkan. Cara perhitungan ini sama dengan konsep nilai tambah (value added). Pengertian ekonomi nilai margin pemasaran adalah harga dari sekumpulan jasa pemasaran /tataniaga yang merupakan hasil dari interaksi antara permintaan dan penawaran produkproduk tersebut. Oleh karena itu nilai margin pemasaran dibedakan menjadi dua yaitu marketing costs dan marketing charges. Biaya pemasaran terkait dengan tingkat pengembalian dari faktor produksi, sementara marketing charges berkaitan dengan

berapa yang diterima oleh pengolah, pengumpul dan lembaga tataniaga. Margin tataniaga terdiri dari tiga jenis yaitu absolut, persentase dan kombinasi. Margin pemasaran absolut dan persentase dapat menurun, konstan dan meningkat dengan bertambahnya quantitas yang dipasarkan. Hubungan antara elastisitas permintaan di tingkat rantai tataniaga yang berbeda memberikan beberapa kegunaan analisis. Hubungan bergantung pada perilaku dari margin pemasaran. (Agribisnis, 2011) Analisis selisih penjualan (sales variance analysis) mengukur kontribusi relatif faktor-faktor yang berbeda terhadap kesenjangan kinerja penjualan. Andaikan rencana tahunan meminta penjualan 4.000 perkakas pada kuartal pertama dengan harga $1 per perkakas, dengan pendapatan total $4.000. pada akhir kuartal hanya 3.000 perkakas terjual dengan harga $0,80 per perkakas, dengan pendapatan total $2.400. berapa banyak diantara kinerja penjualan tersebut terjadi karena penurunan harga dan berapa banyak terjadi karena penurunan volume? Perhitungan berikut menjawab pertanyaan ini : Selisih karena penurunan harga = ($1,00 - $0,80) (3000) = $600 37,5% Selisih karena penurunan volume = ($1,00) (4000 3000) = $1000 62,5% $1600 100,0% Hampir dua pertiga selisih tersebut disebabkan oleh kegagalan mencapai sasaran volume. Perusahaan tersebut seharusnya mempelajari dari dekat mengapa gagal mencapai penjualan yang diharapkan. (Kotler, 2007). 2.6 Efisiensi pemasaran Istilah efisiensi pemasaran sering digunakan dalam menilai prestasi kerja (performance) proses pemasaran. Hal ini mencerminkan konsensus bahwa pelaksanan proses pemasaran harus berlangsung secara efisien. Teknologi atau prosedur baru hanya boleh diterapkan bila dapat meningkatkan efisiensi proses pemasaran (Downey dan Erickson, 1989). Untuk mendapatkan pemasaran yang lebih efisien menurut Mubyarto (1985) ada dua persyaratan yang harus dipenuhi yaitu : (a) mampu menyampaikan hasilhasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurahmurahnya, dan (b) mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta didalam kegiatan produksi dan pemasaran barang itu. Kriteria yang dapat dipakai untuk

mengukur efisiensi pemasaran adalah margin, harga di tingkat konsumen, tersedianya fasilitas fisik pemasaran, dan pesaing pasar. Efisiensi pemasaran dapat diukur dari konsep analisa struktur perilaku, dan penampilan pasar (Saefuddin, 1983). Abbon (1990) mendefinisikan efisiensi pemasaran sebagai perpindahan barang dari produsen ke konsumen dengan biaya ymg rendah yang sesuai dengan besar jasa yang ingin dan sanggup dibayar oleh konsumen. Efisiensi pemasaran ini diukur dengan harga, jasa yang diberikan, dan pengukuran struktur, perilaku dan penampilan pasar. Thakur (1974) secara empiris mengukur efisiensi (harga) pemasaran bahan makanan di Gujarat dengan menggunakan korelasi harga antar pasar dan perilaku margin pemasaran. Menurut Calkins dan Wang (1978) dalam Melania (2007), mengukur efisiensi pemasaran dari sudut efisiensi teknis, yang mana efisiensi ini diukur dengan indeks efisiensi teknis. Efisiensi ekonomis diukur dari indeks efisiensi ekonomis, dengan cara: Indeks efisiensi teknis: T=V/W/d Dimana: T : indeks efisiensi teknis V : biaya pemasaran W : volunle traneaksi d : jarak Indeks efisiensi ekonomis:

E=P/V Dimana : E : indeks efisiensi ekonomi Menurut Raju (1980) dan Open (1982) dalam Asmarantika(l983), ada dua efisiensi pemasaran yaitu efisiensi operasional dan efisiensi harga. Efisiensi operasional dicerminkan oleh biaya dan margin pemasaran sedang efisiensi ekonomi dicerminkan oleh korelasi harga antar pasar yang satu dengan pasar yang lainnya. Bila telah diketahui bahwa suatu system pemasaran tidak efisien ada

beberapa usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan efisiensi pemasaran tersebut yakni: 1. 2. 3. 4. Menghilangkan persaingan yang tidak bermanfaat Mengurangi jumlah middle man pada saluran vertical Memakai metode cooperative Memberi bantuan kepada konsumen Standardisasi an simplikasi Menurut Danfar (2009), efisiensi pemasaran akan terjadi jika : Biaya pemasaran bisa ditekan sehingga ada keuntungan Pemasaran dapat lebih tinggi Prosentase pembedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran. Salah satu cara yang paling umum dipakai untuk melihat efisiensi pemasaran adalah dengan margin pemasaran. Menurut Tomek dan Robinson (1977) margin pemasaran adalah perbedaan harga antara harga yang dibayar oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Atau merupakan pungutan harga oleh lembaga pemasaran. Berdasarkan definisi yang pertama, margin pemasaran merupakan perbedaan antara permintaan primer dan permintaan turunan dari suatu produk atau komoditi. Estimasi empiris fungsi permintaan primer didasarkan atas harga dan kuantitas di pengecer. Permintaan turunan didasarkan atas hubungan harga-kuantitas yang berada pada titik dimana petani menjual produknya atau pada titik dimana pedagang besar atau pengecer menjual produknya. Jadi PD (primary demand = permintaan primer) merupakan permintaan konsumen, sedangkan DD (derived demand = permintaan turunan) bisa merupakan permintaan terhadap petani produsen atau permintaan terhadap pedagang pengecer. Demikian pula DS (derived supply = penawaran turunan) mempakan penawaran terhadap konsumen, baik dilakukan oleh pedagang maupun pengecer.

Gambar Margin Pemasaran Pada keadaan tertentu margin pemasaran dapat konstan walaupun kuantitas yang dipasarkan berubah, tetapi pada kondisi lain pemasaran dapat bervariasi (berubah). Jika fungsi penawaran elastis sempurna (forizontal) maka margin pemasaran akan konstan walaupun permintaan meningkat. Bila fungsi penawaran positif dan margin pemasaran berubah mengecil misalnya, maka permintaan turunan DD akan bergeser ke kanan sedangkan penawaran turun juga dan akan bergeser ke kanan. Sebaliknya jika margin pemasaran membesar maka DD akan bergeser ke kiri/turun, sedangkan DS bergerak ke kiri/naik. Besar kecilnya pembahan harga di tingkat petani maupun di tingkat eceran tergantung dari elastisitas harga atas permintaan atau elastisitas harga atas penawaran. Bila elastisitas permintaan lebih kecil dari elastisitas penawaran, menyebabkan perubahan harga eceran lebih kecil dari pada perubahan harga di tingkat petani. Demikian pula sebaliknva, bila kurva penawaran lebih elastis dari pada kurva permintaannya perubahan harga di tingkat eceran lebih besar dari pada perubahan harga di tingkat petani. Dalam perhitungan margin pemasaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti: Waktu, sering pada suatu saat terjadi pembahan harga yang mendadak di tingkat pengecer tetapi perubahan ini belum sampai kepada petani produsen mungkin karena jauhnya. Sehingga margin yang dihitung tidak sesuai dengan margin yang sebenarnya. Adanya kerusakan atau kehilangan atau penyusutan barang. Umum terjadi dalam bidang pertanian. Keadaan ini akan dapat rnenurunkan kualitas, sehingga kualitas barang tersebut berbeda dengan kualitas dari produsen. Karena adanya

penurunan kualitas tentu saja harga yang diperoleh akan lebih kecil dari yang semestinya. Pengukuran margin pemasaran dapat dilakukan dengan cara antara lain: Cara persentase: M = k x Pe M : margin pemasaran Cara tetap: M = a Sehingga a = Pe - Pp Dimana a : merupakan konstanta Pp : harga di petani Pe : harga di konsumen Linear dengan jumlah yang dipasarkan: M=a+bQ Dimana Q : jumlah yang dipasarkan Linear dengan harga eceran: Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya margin pemasaran, yaitu: biaya tataniaga; keuntungan yang ingin diambil oleh lembaga tataniaga; sifat barang komoditi yang diperdagangkan; tingkat pengolahan barang. 2.7 Analisa Pelanggan Menurut Maddy (2009), dalam pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa, secara terus menerus. Pelanggan atau pemakai suatu produk adalah orang-orang yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan-perusahaan bisnis. Adapun pihak-pihak yang berhubungan dan bernegosiasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis sebelum tahap menghasilkan produk dinamakan pemasok.Dilihat dari segi perbaikan kualitas, definisi pelanggan adalah setiap orang yang menuntut pemberian jasa (perusahaan) untuk memenuhi suatu standar kualitas pelayanan tertentu, sehingga dapat memberi pengaruh pada performansi (performance) pemberi jasa (perusahaan) tersebut. Dengan kata lain, pelanggan adalah orang-orang atau pembeli yang tidak tergantung pada suatu M=a+bPe Dimana k : persentase tertentu dari harga eceran (Pe)

produk, tetapi produk yang tergantung pada orang tersebut. Oleh karena pelanggan ini pembeli atau pengguna suatu produk maka harus diberi kepuasan.Secara garis besarnya terdapat tiga jenis pelanggan, yaitu pelanggan internal, pelanggan perantara, dan pelanggan eksternal. Ketiga jenis pelanggan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a. Pelanggan internal Pelanggan internal (internal costumer), adalah orang-orang atau pengguna produk yang berada di dalam perusahaan dab memiliki pengaruh terhadap maju mundurnya perusahaan.Berdasarkan keanggotaannya, pelanggan internal ada dua macam, yaitu pelanggan internal organisasi dan pelanggan internal pemerintah. Pelanggan internal organisasi Adalah setiap orang yang terkena dampak produk dan merupakan anggoata dari organisasi yang menghasilkan produk tersebut.Pelanggan internal pemerintah adalah setiap orang yang terkena dampak produk dan bukan anggota organisasi penghasil produk, tetapi masih dalam lingkungan atau instansi pemerintah. b. Pelanggan perantara Pelanggan perantara (intermediate costumer) adalah setiap orang yang berperan sebagai perantara produk, bukan sebagai pemakai. Komponen distributor, seperti agen-agen Koran yang memasarkan Koran, atau toko-toko buku merupakan contoh pelanggan perantara.Misalnya Penerbit Armico Bandung memerima pesanan buku dari toko buku untuk dijual kepada siswa SMK maka dalam hal ini Penerbit Armikco bertindak sebagai pemasok, toko buku sebagai pelanggan perantara, dan siswa SMK sebagai pelanggan akhir atau pelanggan nyata (real costumer). c. Pelanggan eksternal Pelanggan eksternal (external costumer), adalah setiap orang atau kelompok orang pengguna suatu produk (barang/jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan bisnis. Pelanggan eksternal inilah yang berperan sebagai pelanggan nyata atau pelanggan akhir. Menurut Bandarmasih (2009), faktor faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan adalah : 1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal hal yang dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/ pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya

besar, harapan atau ekspektasi pelanggan juga akan tinggi, demikian pula sebaliknya. 2. Pengalaman masa lalu ( terdahulu ) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing pesaingnya. 3. Pengalaman dari teman teman, di mana mereka akan menceriterakan mutu produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk produk yang dirasakan berisiko tinggi. 4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan. Orang orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi pelanggan. Kampanye yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi pelanggan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap persepsi pelanggan tentang produk itu. 2.8 Segmentasi pasar Menurut Gregoriusandy (2009), Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar. Segmentasi pasar sangatlah penting di dalam bisnis dan pemasaran. Walaupun kita tidak boleh mengiris-iris pasar terlalu kecil, segmentasi pasar tetaplah suatu hal yang harus dipelajari dalam membangun usaha. Peranan segmentasi dalam marketing : 1. Memungkinkan kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita. 2. Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar. 3. Merupakan basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya. 4. Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda. Menurut Jurnalsdm (2009), pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masingmasing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.

Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Variabel-Variabel Segmentasi Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab itu perlu dipelajari. Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut: 1.Segmentasi Geografi Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan. 2. Segmentasi Demografi Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anakanak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya. 3. Segmentasi Psikografi Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan: a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah. b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya. c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk. 4. Segmentasi Tingkah Laku

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

III. Metode Penelitian 3.1 Lokasi dan Objek Praktikum Lokasi praktikum Pemasaran Hasil Perikanan di daerah pasar Dinoyo Karena di daerah tersebut merupakan tempat orang-orang berbelanja kebutuhan sehari-hari Sehingga akan menjadi peluang untuk memudahkan dalam memasarkan produk. 3.2 Teknik pengumpulan data Data yang diambil dalam pelaksanaan praktikum Pemasaran Hasil Perikanan ini meliputi data primer dan data sekunder.. 3.2.1. Observasi Menurut Arikunto (1996), observasi pengamatan meliputi kegiatan pemuatan terhadap suatu obyek menggunakan seluruh alat indra. Observasi dilakukan melalui alat penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan dan pengerap (kata lain dari pengamatan langsung). Observasi adalah suatu fakta dalam kehidupan sehari-hari. Kita secara tepat mengamati orang lain dan berbagai peristiwa sebagai suatu alat untuk memperoleh informasi tentang dunia disekitar kita.Observasi meliputi: Pengamatan tingkah laku pembeli Mencatat hasil produk yang terjual Mengamati lingkungan penjualan

3.2.2 Wawancara Wawancara adalah suatu proses tanya jawab secara lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang salah satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya (Nawawi, 1983). Informasi diperoleh melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak yang memberikan keterangan/jawaban (responden). Datanya berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Disebut juga questionnaire method, karena untuk memperoleh data itu biasanya diajukan serentetan pertanyaanpertanyaan yang tersusun dalam suatu daftar (Marzuki, 1986). Wawancara adalah cara yang dipergunakan seseorang untuk suatu tujuan tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian Kualitas produk bagi konsumen Pendapat mengenai produk 3.2.3 Teknik Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara secara lisan dari seorang responden (Koentjaraningrat, 1981). Wawancara meliputi :

dokumentasi

mengumpulkan gambar. Teknik ini berguna untuk memperkuat data-data yang telah diambil dengan menggunakan teknik pengambilan data sebelumnya (Arikunto, 1996). Teknik dokumentasi berupa pengambilan : Hasil penjualan terhadap kosumen Sistem pemasaran

3.3.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan identifikasi kebutuhan terlebih dahulu. identifikasi dapat dilakukan dengan cara

membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah kita memerlukan data sekunder dalam menyelesaikan masalah yang akan diteliti? 2) Data sekunder seperti apa yang kita butuhkan? Identifikasi data sekunder yang kita butuhkan akan membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya. Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut: a. Pemahaman Masalah:Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami masalah yang akan kita teliti. Sebagai contoh apabila kita akan melakukan penelitian dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company profile atau data administratif lainnya yang dapat kita gunakan sebagai pemicu untuk memahami persoalan yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan kita gunakan sebagai masalah penelitian. b. Penjelasan Masalah: Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita dapat mengetahui komponenkomponen situasi lingkungan yang mengelilinginya. Hal ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti c. Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa alternative lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah. d. Solusi Masalah: Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja. 3.4 Tekhnik Analisis Data 3.4.1 Analisis Deskriptif kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapang yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan program perkuatan serta kondisi lingkungan sosial ekonomi dan daerah sample. Hasil analisis kualitatif berupa perbandingan kondisi riil dilapang yang diperoleh dari pendapat-pendapat berbagai unsur yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program perkuatan UMKM dengan kondisi ideal yang diperoleh dari studi pustaka.

3.4.2 Analisis Deskriptif Kuantitatif Analisis evaluatif (kuantitatif ) diperlukan untuk mengetahui tingkatkeberhasilan bantuan program perkuatan dari tiga aspek keluaran yaitu : 1) Y1 2) Dampaknya terhadap peningkatan pendapatan (keuntungan bersih) UKM yang dalam analaisis regresi akan dilambangkan dengan Y2 3) Dampak terhadap penyerapan tenaga kerja dengan output akhir pengurangan angka pengangguran, melalui tambahan keperluan tenagakerja karena adanya peningkatan kapasitas produksi UMKM (Y3) 4) Prediksi dampak terhadap peningkatan pendapatan kotor daerah, melaluipeningkatan nilai tambah yang dihasilkan UMKM dari adanya peningkatan produksi UMKM. Oleh karena keterbatasan sumberdaya dalam pengkajian ini maka dampak kebelakang (back word) dan dampak kedepan dari adanya peningkatan kegiatan UMKM belum dapat dihitung.(harus dengan model analisis Input output 5) Dampak pelaksanaan program perkuatan terhadap pemberdayaan koperasi penyalur yang diindikasikan dari pertumbuhan volume dan sisahasil usaha koperasi dari kegiatan penyaluran kredit program perkuatanserta pertumbuhan jumlah anggota dan partisipasi anggota 6) Dampak pelaksanaan program perkuatan terhadap beberapa indicator keberhasilan lainnya yang bersifat non parametrik, yang akan dilihatdengan Dampaknya terhadap peningkatan pendapatan yang diindikasikan daripeningkatan omset usaha UMKM. Dalam analisis regresi dilambangkandengan

menggunakan pendekatan tertentu seperti peningkatan etos kerja (melalui pendekatan pertambahan jam kerja UMKM). Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Deskripsi Usaha Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi.

4.1.2

Karakteristik Konsumen Berdasarkan praktikum pemasaran hasil perikanan yang kami laksananakan

karakter konsumen cenderung labih ramah, memiliki perencanaan yang matang ketika membeli produk dikarenakan sebagian besar pembeli adalah ibu-ibu rumah tangga yang memerlukan olahan ikan untuk konsumsi keluarga, selain itu pembeli tidak banyak melakukan penawaran dikarenakan kisaran harga yang kami tawarkan relatif murah. Terdapat 5 karakter khas konsumen Indonesia menurut Irawan (2008),yaitu : 1. Berpikir Jangka Pendek Ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit diajak berpikir jangka panjang salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba Instan. Sebaliknya masih sangat susah sekali memasarkan asuransi pada sebagian besar penduduk indonesia karena konsumen cenderung enggan melakukan investasi (dalam bentuk apapun) yang hasilnya bisa dinikmati mungkin belasan tahun ke depan. 2. Tidak Terencana Konsumen Indonesia termasuk konsumen yang tidak terbiasa merencanakan sesuatu. Sekalipun sudah, tapi mereka akan mengambil keputusan pada saat-saat terakhir. kebiasaan ini mirip dengan kebiasaan konsumen nomer satu. Namun jika kebiasaan pertama tidak melihat jauh ke depan,kebiasaan kedua ini tidak menyiapkan sesuatu jauh di belakang.

3. Suka Berkumpul Kebiasaan suka berkumpul sudah melekat dalam budaya konsumen kita,sampai adalah istilah mangan ora mangan ngumpul dalam masyarakat jawa. Strategi paling efektif untuk karakter ini adalah strategi komunikasi Word of mouth. 4. Gagap Teknologi Rendahnya penetrasi teknologi tinggi di indonesia menunjukkan bahwa mayoritas konsumen kita relatif masih gaptek sehingga adopsi terhadap suatu teknologi relatif jauh lebih lambat.

5. Orientasi Pada Konteks Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya.Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri. Tiga ciri spesifik konsumen kita dalam menyerap informasi. Pertama, memiliki minat baca yang rendah. Kedua, memilih segala sesuatu baik dari membaca atau menonton- yang ringan dan menghibur. Ketiga, mudah diubah persepsinya. 4.1.3 Analisa Pelanggan Berdasarkan hasil dari praktikum Pemasaran Hasil Perikanan yang kami laksanakan konsumennya adalah orang yang berada disekitar pasar diniyo dengan gaya hidup yang sederhana, serta sifat yang ramah. Konsumen tidak banyak melakukan penawaran barang, ini kemungkinan dikarenakan harga yang kami tawarkan tidak teralalu mahal atau masih relatif sesuai dengan haraga pasar pada umumnya. Menurut Kotler (1991), tingkah laku pelanggan mengacu pada tingkah laku pembelian pada pelanggan akhir. Gabungan semua pelanggan akhr ini disebut pasar pelanggan. Para pelanggan terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Menurut Kotler (1991), perilaku pelanggan dipengaruhi oleh 4 faktor utama. Seluruh faktor ini memberikan isyarat mengenai bagaimana menjangkau dan pelayani para pelanggan secara labih efektif. Keempat factor ini memberikan isyarat mengenai bagaimana menjangkau dan manjangakau para pelanggan secara lebih efektif. Keempat factor tersebut antara lain : 1. social. 2. status. 3. 4. Kepribadian, terdiri atas usia dan tahap siklus hidup, jabatan, Psikologis, terdiri atas motivasi, persepsi, proses belajar, dan keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri. kepercayaan serta sikap. Social, terdiri ata kelompok referensi, keluarga, peran dan Kebudayaan, terdiri atas kebudayaan, sub-budaya dan kelas

4.2

Analisis Deskriptif Kuantatif Dalam praktikum Pemasaran hasil perikanan menggunakan metode

deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan secara fakta apa yang terjadi di lapangan, menjelaskan bagaimana situasi praktikum saat melakukan pemasaran produk olahan perikanan. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya (Anonymous, 2011) Tujuan dari pelaksanaan metode deskriptif adalah untuk memaparkan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat dari suatu populasi tertentu dan data dikumpulkan sesuai tujuan dan secara rasional kesimpulan diambil dari data yang berhasil dikumpulkan (Marzuki, 1986). 4.2.1 Efisiensi Pemasaran Menurut Hafiah dan Saefidin (2006), ditinjau dari sudut pandangan penguasa swasta, efisiensi tataniaga dapat dibedakan atas efisiensi teknis dan efesiansi ekonomis. Efisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Efisensi teknis berarti pengendalian fisik daripada produk dalam term in mencakup hal-hal : prosedur, teknis dan besarnya (skala) operasi, dengan tujuan penghematan fisik seperti mengurangi kerusakan (waste), mencegah merosotnya mutu produk dan menghemat tenaga kerja. Penghematan fisik mengakibatkan pengurangan ongkos berupa uang (money cost) yang tergantung pada economic envinment dalam tataniaga berlangsung. Sedangkan efisiensi ekonomis berarti bahwa perusahaan atau industri dengan teknik, skill dan pengetahuan yang ada, dapat bekerja atas dasar biaya rendah dan memperoleh profit. Menurut Sheperd (1962) dalam Soekartawi (1990), untuk mengetahui besarnya nilai efisiensi pemasaran dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 100 % Dimana :

Total cost = merupakan biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel (Rp) Total value = merupakan jumlah keseluruhan produk yang terjual (Rp)

4.2.2 Margin pemasaran Margin pemasaran adalah persentase rata akhir harga jual rata-rata yang diambil oleh masing-masing tahap dari rantai pemasaran. Margin harus menutupi biaya yang terlibat dalam mentransfer menghasilkan dari satu tahap ke depan dan memberikan kembali masuk akal untuk mereka yang melakukan pemasaran. 4.2.3 Saluran dan Lembaga Pemasaran Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen ke konsumen akhir, serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya.Lembaga pemasaran muncul karena adanya keinginan konsumen untuk memperoleh komoditi yang sesuai dengan waktu (time utility), tempat (place utility), dan bentuk (form utility).Lembaga pemasaran bertugas untuk menjalankan fungsifungsi pemasaran serta memenuhi keinginan konsumen semaksimal mungkin. Imbalan yang diterima lembaga pemasaran dari pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran adalah margin pemasaran (yang terdiri dari biaya pemasaran dan keuntungan). Bahagian balas jasa bagi lembaga pemasaran adalah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan pemasaran. Golongan lembaga pemasaran: 1. Menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual belikan, lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu: lembaga yang tidak memiliki komoditi, tetapi menguasai komoditi, seperti agen dan perantara, makelar (broker, selling broker, dan buying broker) lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi-komoditi yang dipasarkan, seperti: pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importir. lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditi yang dipasarkan, seperti perusahaan-perusahaan yang menyediakan fasilitas

transportasi, auransi pemsaran, dan perusahaan yang menentukan kualitas produk pertanian (surveyor). 2. Berdasarkan keterlibatan dalam proses pemasaran, yaitu: tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani. Tengkulak melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian. pedagang pengumpul, yaitu lembaga pemasaran yang menjual komoditi yang dibeli dari beberapa tengkulak dari petani. Peranan pedagang pengumpul adalah mengumpulkan komoditi yang dibeli tengkulak dari petani-petani, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran seperti pengangkutan. pedagang besar, untuk lebih meningkatkan pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran maka jumlah komoditi yang ada pada pedagang pengumpul perlu dikonsentrasikan lagi oleh lembaga pemasaran yang disebut pedagang besar. Pedagang besar juga melaksanakan fungsi distribusi komoditi kepada agen dan pedagang pengecer. agen penjual, bertugas dalam proses distribusi komoditi yang dipasarkan, dengan membeli komoditi dari pedagang besar dalam jumlah besar dengan harga yang realtif lebih murah. pengecer (retailers), merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer merupakan ujung tombak dari suatu proses produksi yang bersifat komersil. Artinya kelanjutan proses produksi yang dilakukan oleh produsen dan lemabaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dengan aktivitas pengecer dalam menjual produk ke konsumen. Oleh sebab itu tidak jarang suatu perusahaan menguasai proses produksi sampai ke pengecer. Seluruh lembaga-lembaga pemasaran tersebut dalam proses penyampaian produk dari produsen ke konsumen berhubungan satu sama lain yang membentuk jaringan pemasaran. Arus pemasaran (saluran pemasaran) yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya: produsen berhubungan langsung dengan konsumen akhir

produsen tengkulak pedagang pengumpul pedagang besar pengecer konsumen akhir Produsen tengkulak pedagang besar pengecer konsumen akhir Produsen pedagang pengumpul pedagang besar pengecer konsumen akhir dll Hubungan antar lembaga-lembaga tersebut akan membentuk pola-pola pemasaran yang khusus. Pola pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus komoditi pertanian dari petani ke konsumen akhir disebut sistem pemasaran.

Fungsi-Fungsi Lembaga Pemasaran 1. Pengecer (Retailer) Fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan adalah: mengkombinasikan beberapa jenis barang tertentu melaksanakan jasa-jasa eceran untuk barang tersebut menempatkan diri sebagai sumber barang-barang bagi konsumen menciptakan keseimbangan antara harga dan kualitas barang yang diperdagangkan menyediakan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen melaksanakan tindakan-tindakan dalam persaingan Klasifikasi pedagang pengecer: a. Berdasarkan luasnya product line (jenis produk), terdiri dari: speciality store, yaitu pengecer yang menjual hanya satu macam produk. Misalnya toko pakaian anak-anak, pakaian wanita, dll. Toko Serba Ada (TOSERBA) atau department store, yaitu golongan pengecer yang menjual berbagai macam product line. Biasanya toserba memiliki volume usaha yang besar, kondisi keuangan kuat, dan beroperasi sebagai perusahaan, Single line store,yaitu pengecer yang hanya menjual satu macam product line, seperti toko buah, toko makanan, toko bangunan, dll. b. Berdasarkan bentuk pemilikan, terdiri atas: independent store, yaitu kepemilikan perorangan, yang sekaligus berfungsi sebagai pimpinan, corporate chain store, yaitu beberapa toko yang berada dibawah satu organisasi, dan dimiliki oleh sekelompok orang. Masing-masing toko menjual product line yang sama dan struktur distribusinya juga sama. c. Berdasarkan penggunaan fasilitas, dibedakan atas: store retailer atau toko pengecer, yaitu pengecer yang memiliki toko sendiri, atau tempat menjual barang-barang, non store retailer atau pengecer tanpa toko, yaitu pengecer yang menjual produknya dengan menggunakan fasilitas lain, seperti: menjajakan produk dari

rumah ke rumah, penjualan melalui pos, penjualan melalui internet, penjualan melalui mesin otomatis, dll. d. Berdasarkan ukuran toko, dibedakan atas: pengecer kecil (small scale retailer) pengecer besar (large scale retailer) 2.Pedagang besar (wholesaler) Menurut fungsi yang dilakukan pedagang besar dapat digolongkan menjadi: a. pedagang besar dengan fungsi penuh (full function wholesaler), yaitu: pedagang besar yang melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran secara keseluruhan, mulai dari: fungsi pembelian penjualan pengangkutan penyimpanan fungsi keuangan fungsi pengambilan resiko, dll. Dalam menjalankan aktivitasnya pedagang besar dalam ketegori ini biasanya selalu menjaga persediaan yang cukup dan lengkap, menggunakan beberapa penjual (salesman), dan melakukan hubungan-hubungan secara teratur dengan pengecer. b. Pedangan besar dengan fungsi terbatas (limited function wholesaler), yaitu: pedagang besar yang hanya menjalankan fungsi atau jasa yang terbatas. Dasar pertimbangan meninggalkan fungsi lain adalah untuk efisiensi dan mengurangi resiko dalam pemsaran. Dalam hal ini fungsi-fungsi tersebut terbagi pada produsen, dan pedagangn pengecer. 3.Agen Penunjang (Facilitating Agent) Agen merupakan salah satu perantara yang penting dalam saluran distribusi, karena dapat membantu dalam pelaksanaan fungsi pemasaran secara baik dan lebih efisien, karena agen membantu pedagang dalam memindahkan produk. Agen penunjang dapat dikategorikan berdsarkan fungsi yang dilakuan, yaitu: a. agen pembelian dan penjualan (purchasing and sales agent), yaitu: lembaga pemasaran yang bekerja atas kontrak tertentu untuk melakukan pembelian barang, dengan menerima sejumlah komisi atas penggunaan jasa pembelian, tidak berhak atas barang yang dibeli atau dijual, dan tidak dapat bertindak menyaingi pedagang yang pengontrak. Jenis-jenis agen pembelian dan penjualan adalah: - free lance broker (makelar), yaitu: pelaku pemasaran yang tidak memiliki daerah yang tetap, dan dapat merundingkan penjualan untuk siapapun, tidak

ada batasan wilayah, terikat masalah harga, syarat, dan kondisi penjualan dengan pengontrak. - agen pabrik (manufacturers agent), yaitu: agen yang mengadakan perundingan untuk menjual barang-barnag dari pengontraknya. Agen pabrik mempunyai ikatan dengan pengontrak dalam hal wilayah, harga, syarat, dan kondisi penjualan. - Agen penjual (sales agent), yaitu: agen yang dikontrak oleh perusahaan untuk menjualkan produk perusahaan dalam wilayah yang tidak terbatas. - Agen pembelian (purchasing agent), yaitu: agen yang bertindak sebagai pembeli (kadang disebut pembeli tetap), dan mencari sumber-sumber persediaan (supply) untuk beberapa pedagang pengontrak. Biasaya dilakukan oleh chain store dan toko serba ada. b. agen pengangkutan, terdiri dari dua kategori, yaitu: 1) bulk transportation agencies (agen pengangkut borongan), dan 2) specialty shippers (agen pengangkutan khusus). c. agen penyimpanan (storage agent), terdiri dari: 1) pedagang komisi, 2) gudang umum (public warehouse) d. franchise, yaitu: seorang penjual memberikan hak kepada seorang pembeli untuk memasarkan barang-barangnya, tetapi pembeli harus bersedia mengikuti kebijaksanaan yang ditetapkan oleh penjual dan tidak menjual barang-barang saingan. Dalam franchising biasanya terdapat adanya kerjasama mengenai soal harga, periklanan, dan kebijaksanaan-kebijaksanaan lainnya. Franchising ada 2 bentuk, yaitu 1) product franchising, yaitu: kerjasama penjualan barang secara individual, missal pengecer yang menjual bermacam-macam barang tetapi bukan barang saingan, dan 2) business franchising yaitu: meningkatkan kerjasama dan komunikasi dalam saluran (kamaludin,2011). 4.2.4 Strategi pemasaran Dalam melakukan dan merencanakan pemasaran strategi, beberapa perusahaan telah menggunakan berbagai cara yang kemudian dikombinasikan menjadi satu, untuk jenis strategi pemasaran dalam hal inilebih akrab dikenal dengan istilah Marketing mix. Marketing mix dapat didefinisikan sebagai perpaduan

berbagai strategi yang berupa kegiatan atau faktor-faktor penting yang merupakan hal-hal yang menjadi inti dari strategi pemasaran itu sendiri. Berikut beberapa hal penting yang sangat mempengaruhi keberhasilan marketing mix, dalam memasarkan suatu produk: A. Produk sebagai Objek Pemasaran Produk adalah objek yang sangat vital yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam mendatangkan keuntungan atau laba yang akan tetap menjaga operasional dan kesehatan suatu perusahaan. Dengan melalui produk, produsen dapat memanjakan konsumen. Karena dari produk akan dapat diketahui, seberapa besar kepuasan dan kebutuhan akan produk itu sendiri dalam kehidupan konsumen. Sedangkan produk itu sendiri memilki sifat dan karakteristik yang amat beragam, dan suatu produk yang potensial adalah suatu produk yang sering diburu konsumen, bahkan tidak perlu melakukan promosi dalam manjemen pemasaran. Berikut beberapa hal karakterisitik dari produk yang berupa jasa yang mungkin harus Anda ketahui dalam menetapkan strategi pemasaran: 1. Produk jasa adalah produk yang dipasarkan di pasaran yang memiliki sifat yang tidak berwujud. Karena biasanya produk jasa adalah tidak bisa dilihat, namun dapat dirasakan. Selain itu, produk jasa juga tidak bisa diraba, dicium namun bisa sangat dirasakan manfaatnya dalam menunjang aktivitas konsumen. 2. Produk jasa yang ditawarkan ke konsumen sifatnya tidak bisa dipisahkan dari perihal faktor yang mendukung dari terciptanya produk berupa jasa itu sendiri. Sebagai contoh produk dari jasa penginapan yang ditawarkan dari suatu wisma, maka produk jasa itu sendiri tidak akan bisa dipisahkan dari bangunan wisma itu sendiri, tempat produk jasa itu dipasarkan. 3. Produk jasa juga memiliki sifat yang dinamis yang mengikuti perkembangan pola hidup konsumen yang menjadi target pemasaran. Karena mengikuti tuntutan update dari strategi pemasaran itu sendiri, maka produk jasa yang ditawarkan juga akan mengalami perubahan untuk menunjang pemasaran dengan hasil yang maksimal yang akan didapatkan oleh perusahaan. Perubahan dari produk jasa ini akan menciptakan persaingan usaha baik dari segi kualitas maupun dari segi harga. Sebagai contoh harga penginapan dari

suatu wisma akan berbeda tarifnya dengan jasa produk yang ditawarkan oleh hotel dengan kelas berbintang. 4. Produk jasa biasanya memilki dan bersaing dengan berpacunya waktu, sehingga memiliki daya tahan tertentu. Dalam hal ini dapat juga dibilang produk jasa tidak dapat disimpan, oleh karena itu manfaatnya biasanya hanya dapat dirasakan pada saat melakukan transaksi pembelian dari produk jasa itu sendiri. B. Analisis terhadap Harga untuk Sebuah Produk Penentuan dari harga dari suatu produk adalah suatu hal yang juga sangat krusial. Penentuan harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan oleh suatu perusahaan. Penentapan dari suatu produk, akan sangant dipengaruhi dari seberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk itu sendiri. Semakin besar pengorbanan yang dilakukan maka akan semakin besar dan tinggi harga yang dibandrol dari produk itu sendiri. Kebijakan dalam menentukan harga dari suatu produk, maka kelak akan sangat mempengaruhi dari pelayanan harus dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumen. Dan ini tentunya juga membutuhkan biaya budget yang juga harus diperhitungkan dengan menentukan nilai harga dari produk itu sendiri yang sangat diharapkan dan telah dirancang agar dari harga produk itu sendiri dapat menutupi semua biaya produksi sehingga akan menghasilkan profit bagi perusahaan. Harga sangat mempengaruhi penjual dari suatu produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Penentuan harga sangat dibutuhkan strategi pemasaran yang amatlah matang agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Menetapkan harga yang murah adalah bukan solusi diatas segalanya. Namun penetapan harga dengan cerdas akan sangat membatu untuk mendobrak penjualan. Strategi dalam menetapkan harga produk dapat dilakukan dengan menganalsis kelebihan, keunggulan dan kekurangan dari produk yang dimiliki. Dengan jalan ini maka kelak dikemudian hari tidak akan ditemukan istilah harga yang seharusnya lebih mahal atau lebih murah dari kualitas barang yang dimiliki. Penentuan harga barang juga dapat dianalisis dengan melihat persaingan dan seberapa besar kebutuhan produk yang akan dicari oleh konsumen.

C. Kegiatan Distribusi yang Dijalankan Distribusi adalah juga merupakan bagian yang vital dari bagian strategi pemasaran itu sendiri. Pemilihan strategi dengan tepat akan dapat membantu produk sampai ke konsumen dengan harga yang sesuai dengan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karena tak jarang suatu produk yang telah dibandrol dengan harga sekian, namun karena kesalahan ditribusi ketika sampai ke tangan konsumen, harga yang terjadi ketika transaksi jual beli adalah lebih mahal dari harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang sebelumnya. Salah satu strategi pemasaran yang sebaiknya harus diperhatikan agar aktivitas jalannya distribusi dapat berjalan dengan lancer, adalah dengan memperhatikan perihal channel of ditribusi atau jika diterjemahkan mengandung arti saluran distribusi. Saluran ditribusi dapat membantu perusahaan dalam proses pemasaran terutama untuk menganalisis berbagai kendala yang terjadi di lapangan, sehingga dapat diambil kebijakan strategi yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan distibusi kembali akan dapat berjalan dengan normal dan baik demi tercapainya kepuasan konsumen. Salah satu unit yang sangat membantu dalam jalannya proses distribusi adalah unit distributor. Distributor sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam membantu pemasaran objek produksi. Dalam menunjuk distributor yang tepat dan juga menetapkan kebijkan yang benar tentang saluran distribusi dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan riset dan analisis yang lebih mendalam terhadap pihak-pihak lembaga yang terkait dalam menunjang proses pemasaran, terutama seabagai contoh adalah pihak-pihak terkait seperti pedagang perantara antara pihak perusahaan dengan konsumen di daerah tertentu. 2. Mempertimbangkan karakteristisk dari segmen pasar yang telah dibidik, dan secara geografis bagaimana lokasi pembali, apakah mudah dijangkau atau keadaan yang terjadi adalah sebaliknya. 3. Memperhitungkan seberapa besar persediaan produk yang dipasok yang disesuaikan dengan seberapa besar dengan kebutuhan konsumen. Hal ini bertujuan untuk menganailisis efektifitas proses distribusi yang akan dilakukan dalam jangka panjang.

4. Memikirkan dengan segala jaringan pemasaran yang dimiliki agar dapat didaya upayakan secara maksimal sehingga hasil pemasaran yang disokong dari proses distribusi dapat memberikan hasil yang optimal. Pola distribusi yang harus dipertimbangkan dan selalu diamati adalah dengan melakukan penyesuaian dengan perkembangan pola dinamika gaya hidup masyarakat. Jika hal ini dapat dilakukan dengan baik, maka proses distibusi dapat berjalan dengan baik dan akan mensuport untuk menghasilkan nilai penjualan yang memuaskan.

D. Melakukan Kegiatan Promosi Kegiatan promosi biasanya merupaka komponen prioritas dari kegiatan pemasaran. Dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang akan menggoda konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian. Kegiatan promosi banyak yang mengatakan identik dengan dana yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka umumnya akan menghasilkan tingkatan promosi yang juga sangat gencar untuk dapat dilakukan. Namun dana bukan diatas segala-galanya. Dana yang terbatas dapat diatasi dengan inovasi yang lebih pintar dan tepat. Salah satu solusi yang dapat dilakukan dengan menganalisis keungulan produk, modal lain yang dimiliki oleh perusahaan, dan segmen pasar yang dibidik. Dengan mempertimbangkan faktor strategi pemsaran diatas, maka promosi dapat dilakukan lebih pintar dan efisien serta tepat sasaran. Kegiatasn promosi sangat erat kaitannya dengan penyebaran informasi untuk disampaikan ke konsumen. Dalam penyampaian strategi informasi ini ada beberapa hal penting yang hendaknya diperhatikan, yaitu sebagai berikut: 1. Program periklanan yang dijalankan, kegiatan periklanan merupakan sebagai media utama bagi perusahaan untuk menunjangan kegiatan promosi dimana promosi memiliki tujuan utama untuk menarik konsumen agar mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan. Saat ini periklanan yang sering digalakan adalah melalui kegiatan media cetak dan elektronik.

Dunia iklan sendiri telah mengalami perkembangan yang amat pesat. Salah satunya adalah dengan mulai maraknya iklan dengan melalui media internet. 2. Promosi dengan mengutamakan penjualan yang dilakukan secara pribadi atau lebih dikenal dengan istilah Personal Selling. Kegiatan promosi yang satu ini bisa dikatakan sebagai ujung tombak dari kegiatan promosi. Karena kegiatan personal selling adalah kegiatan promosi yang mengharuskan berhadapan dengan konsumen dengan secara langsung. Melalui kegiatan promosi personal selling secara professional akan sangat membantu untuk tercaipanya penjualan yang secara fantastis. Personal selling yang dilakukan secara besar meruapakan salah satu alternative solusi yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan jika memilki modal yang cukup besar. 3. Promosi penjualan. yang dilakukan dengan mengedepankan kualitas promosi Promosi penjualan mengedepankan aspek penambahan

intensitas terhadap strategi dalam pemasaran produk. Penambahan intensitas disini dalam meliputi berbagai aspek manajemen pemasaran, meliputi peningkatan kualitas produk, kualitas pelayanan distribusi, menambah kualitas pelayanan agar menjadi lebih baik dan masih banyak aspek lainnya yang dapat ditingkatkan demi tercapainya kepuasan pelanggan atas produk yang telah dipasarkan. 4. Promosi dengan cara meningkatkan publisitas, cara ini lebih condong untuk membentuk sebuah image yang lebih positif terhadap produk yang ditawarkan. Pembentukan image positif ini dapat dilakukan dengan iklan atau promosi yang memiliki karakteristik tertentu yang tidak dapat dimiliki oleh strategi pemasaran produk lainnya. Bisa saja dapat dilakukan dengan cara menciptakan suatu produk yang memiliki poin lebih, karakteristik unik, dan mempunyai manfaat lebih yang dapat menjadi pemikiran positif dihadapan konsumen. Jika hal ini dapat dilakukan maka image atau gambaran positif yang berkembang di masyarakat akan terbentuk dan mendatangkan beberapa faktor positif untuk mendongkrak penjualan. Keempat komponen pemasaran yang telah dipaparkan diatas harus dapat dilakukan secara singkron agar menghasilkan strategi pemasaran yang baik dalam jangka panjang, sehingga keuangan perusahaan dapat berjalan dengan sehat dan

kesejahteraan dapat ditingkatkan baik bagi perusahaan itu sendiri atau bagi karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. 4.2.5 Analisis Pelanggan Berdasarkan hasil dari praktikum Pemasaran Hasil Perikanan yang kami laksanakan konsumennya adalah orang yang berada di pasar Dinoyo, dengangaya hidup yang sederhana, serta sifat yang ramah. Konsumen tidak banyak melakukan penawaran barang, ini kemungkinan dikarenakanharga yang kami tawarkan tidak teralalu mahal atau masihrelatif sesuai dengan harag apasar pada umumnya. Menurut Kotler (1991), tingkah laku pelanggan mengacup ada tingkah laku pembelian pada pelanggan akhir. Gabungan semua pelanggan akhr ini disebut pasar pelanggan. Para pelanggan terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan barang dan jasa untuk keperluan pribadi. Menurut Kotler (1991), perilaku pelanggan dipengaruhi oleh 4 faktor utama. Seluruh factor ini memberikan isyarat mengenai bagaimana menjangkau dan pelayani para pelanggan secara labih efektif. Keempat factor ini memberikan isyarat mengenai bagaimana menjangkau dan manjangakau para pelanggan secara lebih efektif. Keempat factor tersebut antara lain : 1. Kebudayaan, terdiriataskebudayaan, sub-budayadankelas social. 2. Social, terdiriatakelompokreferensi, keluarga, perandan status. 3. Kepribadian, terdiriatasusiadantahapsiklushidup, jabatan, keadaanekonomi, gayahidup, kepribadian, dankonsepdiri. 4. Psikologis, terdiriatasmotivasi, persepsi, proses belajar, dankepercayaansertasikap. 4.2.6 Segmentasi Pasar Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Berdasarkan definisi diatas diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah homogen, akan tetapi pada kenyataannya adalah heterogen. Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber

daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Ada empat ktiteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses segmentasi pasar dapat dijalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi perusahaan, yaitu: erukur (Measurable), artinya segmen pasar tesebut dapat diukur, baik T besarnya, maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut. Terjangkau (Accessible), artinya segmen pasar tersebut dapat dicapai sehingga dapat dilayani secara efektif. Cukup luas (Substantial), sehingga dapat menguntungkan bila dilayani. Dapat dilaksanakan (Actjonable), sehingga semua program yang telah disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif. Kebijakan segmentasi pasar haruslah dilakukan dengan menggunakan ktiteria tertentu. Tentunya segmentasi ini berbeda antara barang industri dengan barang konsumsi. Namun dengan demikian secara umum setiap perubahan akan mensegmentasikan pasarnya atas dasar: a. Segmentasi atas dasar Geografis, Segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara membagi pasar kedalam unit-unit geografis seperti negara, propinsi, kabupaten. kota, desa, dan lain sebagainya. Dalam hal ini perusahaan akan beroperasi disemua segmen, akan tetapi, harus memperhatikan perbedaan kebutuhan dan selera yang ada dimasing-masing daerah. b. Segmentasi atas dasar Demografis, Segmentasi pasar ini dapat dilakukan dengan cara memisahkan pasar kedalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variabel-variabel demografis, seperti umur, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, agama, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain. c. Segmentasi atas dasar psychografis, Segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara membagi-bagi konsumen kedalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, berbagai ciri kepribadian, motif pembelian, dan lain-lain.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan 5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai